Anda di halaman 1dari 11

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS

PAKET PEMBANGUNAN PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)


PENGADAAN WILAYAH PT. PLN (Persero) UPJ/ULP KEDIRI KOTA KAB. KEDIRI
TAHUN 2022
PPK AINUR ROZI, ST. MAP.
ID SIRUP 35683586

SPESIFIKASI Terbangunnya Ornamen PJU di


FUNGSI
UMUM No Ruas Keterangan
- Ornamen Setang PJU Dia. 2.00" Panjang 2.00 m
RUAS JONG BIRU -
1 - Ornamen Setang PJU Dia. 2.00" Panjang 3.00 m
KWADUNGAN
- Jaringan Baru
- Ornamen Setang PJU Dia. 2.00" Panjang 6.00 m
RUAS KRANGGAN -
2 - Tiang Independent Bulat Pjg. 7.00 m
PLOSOKLATEN
- Jaringan Baru
- Ornamen Setang PJU Dia. 2.00" Panjang 6.00 m
RUAS PAGU - BOGO
3 - Tiang Independent Oktagonal Pjg. 7.00 m (S.
(LANJUTAN)
Tee)
RUAS PAGU - BOGO
4 - Ornamen Setang PJU Dia. 2.00" Panjang 6.00 m
(PADANGAN)
- Ornamen Setang PJU Dia. 2.00" Panjang 6.00 m
- Tiang Independent Oktagonal Pjg. 7.00 m (S.
5 RUAS GUMUL - PARE
Tee)
- Jaringan Baru
RUAS JALAN - Ornamen Setang PJU Dia. 2.00" Panjang 3.00 m
6
SUKOREJO - PAGU - Ornamen Setang PJU Dia. 2.00" Panjang 6.00 m

Spesifikasi Lulus uji mutu beton minimal K-200


Pondasi Beton
Tiang
Independent

1. Uraian Spesifikasi Teknis


A. SPESIFIKASI SETANG PENERANGAN JALAN UMUM :
1. Setang Ornament menggunakan Pipa Besi Galvanis (GIP) Ø 2.00” kelas medium A, Ex.
BSA Spindo dengan ukuran disesuaikan gambar (disesuaikan dengan jarak antar tiang
PLN dengan lebar badan jalan), pembengkokan dengan sistem roll dengan sudut 110˚;
2. Setang ornamen PJU yang akan dilaksanakan terdapat tipe, antara lain :

Jumlah
Panjang Profil Setang Ornamen Sudut Tekukan
No. Panjang PipaGIP Beugel
PJU Setang Ornamen
Med. A Ø2.00” Setang
1. Panjang 2.00 m 2.00 meter 110º 2 Buah
2. Panjang 3.00 m 3.00 meter 110º 2 Buah
3. Panjang 6.00 m 6.00 meter 110º 3 Buah

3. Setang Ornament dengan tipe 3.00 meter menggunakan Pipa Besi Galvanis (GIP) Ø 2.00”
pada bagian ujung yang potongan dilapisi cat supaya tidak terjadi korosi;
4. Beugel atau pengikat Profil setang Ornamen PJU terbuat dari plat baja strip dengan ukuran
Tebal 4.70mm dan Lebar 38.00mm. Sedangkan untuk Klem (Stut) penggantung Setang
ukuran Tebal 4.70mm dan Lebar 38.00mm, dibentuk sesuai dengan ukuran disesuaikan
gambar (disesuaikan dengan Diameter tiang PLN);
5. Baut pengikat beugel Ornamen Setang menggunakan Baut, Mur dan Ring Jenis BH 12M
dengan Ukuran 12.00 x 70.00mm dan 12.00 x 50.00mm. Sedangkan untuk klem (stut)
penggantung menggunakan 12.00 x 40.00mm, jenis baut, mur dan ring terbuat dari Baja
Putih anti karat;
6. Untuk besi penyangga menggunakan besi beton Ø6.00mm yang berfungsi sebagai
penggantung dan penguat profil setang. Dan panjangnya menyesuaikan dengan gambar
rencana;

B. SPESIFIKASI TIANG INDEPENDENT PJU :


1. Bentuk penampang tiang utama PJU yaitu Tiang oktagonal Single Tee cabang 1, Parabola
cabang 1. Tinggi disesuaikan dengan gambar pada masing - masing lokasi,
2. Standart Kualitas bahan Standart Nasional Indonesia (SNI) dan ASTM A36.
3. Ketebalan tiang lampu PJU Tipe Singel Tee Oktagonal maupun Parabolik minimal 3.00
mm;
4. Material tiang utama dan lengan Baja dengan Proteksi korosi Hot Deep Galvanic coating;
5. Diameter tiang utama Mengecil ke atas (Tapered);
6. Memiliki Kekuatan tarik tiang 35.000 psi (2.460,74 kg/cm2);
7. Kekuatan tarik plat 35.000 psi (2.460,74 kg/cm2);
8. Bentuk penampang lengan Pipa bulat atau kotak;
9. Top of Pole dengan Diameter 63,00 s/d. 96 mm;
10. Bottom of Pole dengan Diameter 128,00 s/d. 136 mm;
11. Tabel proteksi Minimal 0,75 g (micron);
12. Segment System Slip Joint, Panjang sambungan slip joint ±300mm;
13. Baut Angkur (Anchore Bolt) Diameter 16 mm;
14. Ukuran Base Plate 300 x 300 mm dengan tebal 16 mm;
15. Pabrikan Tiang PJU memiliki ISO 9001 : 2018;
16. Melampirkan surat dukungan dari pabrikan tiang;
17. Dibuktikan dengan melampirkan foto kopi sertifikat;
18. Melampirkan salinan Tanda Daftar Badan Usaha Pembuat Perlengkapan Jalan (TD-
BUPPJ) dari Dirjen perhubungan darat;
19. Finishing pada alas sambungan menggunakan Hot dip Galvanized;

C. SPESIFIKASI KABEL JARINGAN PJU :


1. Kabel yang digunakan harus memenuhi standar SNI, LMK dan SPLN
2. Mampu dialiri tegangan 500 V

D. SPESIFIKASI PERALATAN DAN MATERIAL KONSTRUKSI

No. Peralatan / Material Jumlah (unit) Spesifikasi Status Kepemlikan


1 Mesin Roll Pipa 1 Milik sendiri/sewa
2 Bar Cutter 1 Milik sendiri/sewa
3 Genset Portable 1 Milik sendiri/sewa
4 Mesin Las Listrik 1 Milik sendiri/sewa

Melampirkan bukti kepemilikan atau sewa alat

B. SPESIFIKASI PROSES/KEGIATAN

1. Pekerjaan 1.1 Pekerjaan Persiapan


Persiapan a. Koordinasi dengan instansi terkait PEMBANGUNAN
PENERANGAN JALAN UMUM (PJU) WILAYAH PT.
PLN (Persero) UPJ/ULP KEDIRI KOTA KAB. KEDIRI
TAHUN 2022 antara lain :
- Direksi / Pengawas Lapangan /Tim Teknis Kegiatan;
- Perangkat Kelurahan / Desa dan Masyarakat setempat.
b. Survey lokasi dan Pengkuran di lokasi PEMBANGUNAN
PENERANGAN JALAN UMUM (PJU) WILAYAH PT.
PLN (Persero) UPJ/ULP KEDIRI KOTA KAB. KEDIRI
TAHUN 2022 yang mengacu pada gambar rencana;
c. Peralatan ukur dan perlengkapannya disediakan oleh
kontraktor dan alat tersebut harus dalam keadaan baik yang
telah disetujui oleh Direksi /Pengawas Lapangan /Tim Teknis
Kegiatan;
d. Apabila terdapat perbedaan antara hasil survey dan
pengukuran dari pihak Kontraktor dengan gambar
perencanaan, Kontraktor segera berkoordinasi dengan Direksi
/Pengawas Lapangan/Tim Teknis Kegiatan;
1.2 Mobilisasi
a. Transportasi Tenaga kerja dan peralatan yang akan
digunakan dari titik awal keberangkatan sampai dengan
lokasi pekerjaan;
b. Angkutan Bahan - Bahan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan dan ditempatkan pada tempat yang
telah ditentukan / dikoordinasikan oleh pemberi tugas, dan
penempatan barang/material tersebut harus rapi sehingga
tidak mengganggu lingkungan disekitar pekerjaan;
c. Kontraktor harus menjaga kebersihan dan menjaga keamanan
barang/material beserta peralatannya yang akan digunakan,
d. Untuk pembuatan Direksi Keet / penyewaan tempat
penyimapanan barang/material beserta peralatan pekerjaan
sepenuhnya atas biaya dari kontraktor sendiri tanpa
memasukkan biaya tersebut dalam penawaran;
e. Yang berkaitan dengan pekerjaan PJU ini, apabila kontraktor
memanfaatkan atau menggunakan fasilitas yang ada seperti
Listrik PLN, Air dari PDAM maupun fasilitas lain yang ada
dalam lingkungan pekerjaan, harus mendapatkan ijin terlebih
dahulu dari pihak yang berwenang tentang aturan - aturan
yang harus dipenuhi.
2. Pekerjaan 2.1 Galian Tanah
Tanah a. Galian tanah dikerjakan setelah pemasangan papan patok
dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai dilaksanakan;
b. Ukuran galian tanah sesuai dengan gambar perencanaan;
c. Dasar galian dikerjakan secara teliti dan dibersihkan dari
segala kotoran;
d. Tanah hasil galian dikumpulkan disekitar galian dan keluar
dari badan jalan agar tidak mengganggu kelancaran lalu
lintas.
2.2 Urugan Tanah
a. Pekerjaan urugan mencapai titik peil sesuai gambar
perencanaan. Pekerjaan tersebut dilaksanakan sesudah
pekerjaan pondasi selesai dilaksankan;
b. Tanah yang digunakan untuk urugan merupakan tanah,
pilihan, dipadatkan sehingga memberikan gaya topang yang
baik bagi pondasi;
c. Pekerjaan urugan dilaksanakan setelah Pondasi diperiksa
Pengawas Lapangan dan Tim Teknis Kegiatan;
d. Urugan pasir sesuai ukuran dalam gambar perencanaan,
diletakan dibawah lantai kerja pondasi dan dipadatkan;
e. Pemadatan urugan dilakukan dengan penyiraman.
3. Pekerjaan 3.1 Baja dan Batang Tulangan
Pondasi Tiang a. Baja yang dipergunakan pada Tulangan Beton bertulang yaitu
PJU baja tulangan yang terdapat di pasaran Negara Indonesia yang
Independent mempunyai mutu dalam (PBBI - NI - II 1971) Bab III Pasal 3.7
Tabel 3.7.1
b. Dalam pekerjaan ini menggunakan Tulangan utama 8Ø12 mm,
dan Tulangan sengkang Ø8,00 mm – 15 cm (Sesuaikan dengan
Gambar rencana)
c. Plat pengaku terpasang sebanyak 2 lapis (Atas dan bawah)
dalam tulangan dengan Masing – masing Dimensi Panjang 25
cm x 4 sisi dengan ketebalan plat besi ≥2,5 mm yang ikatan
penyambungannya menggunakan las listrik
3.2 Pondasi Beton Beton Bertulang
a. Ketentuan Umum
- Mutu beton yang digunakan adalah Beton Ready Mix dengan
mutu beton K 200 untuk pondasi tiang independent dengan
ketinggian tiang 5, 6 dan 7 meter¹
b. Pemeriksaan Bahan – bahan (Material)
- Sebelum dilaksanakan pengecoran beton, Kontraktor harus
mengadakan Trial test atau mixed design berbentuk kubus
silinder Ukuran diameter 15cm x tinggi 30cm dengan jumlah
sample benda uji per ruas 3 buah, yang dapat membuktikan
bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai. Dari hasil
test tersebut diserahkan dan disimpan oleh Direksi /Pengawas
Lapangan /Tim Pengelola Teknis Kegiatan, deviasi standart -
standart yang akan dipergunakan untuk menilai mutu beton
selama pelaksanaan.
c. Pembuatan Pondasi menggunakan Beton Mutu ≥ K 200 (Pondasi
untuk Tiang Independent dengan Tinggi 5, 6 dan 7 m), dengan
nilai Slump sebagai berikut :

Slump (Cm)
Uraian
Maksimum Minimum

Dinding, Plat Pondasi dan Pondasi Telapak Bertulang 12,5 5,0


Pondasi Telapak Tidak Bertulang, Kaison dan 9,0 2,5
Konstruksi Di bawah tanah
Plat, Balok, Kolom dan Dinding 15,0 7,5
Pengerasan Jalan 7,5 5,0
Pembetonan Massal 7,5 2,5
d. Bahan beton tercampur dalam adukan beton dengan spesifikasi :
- Semen yang digunakan adalah Semen Portland yang sesuai
dengan persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia
(PBBI - NI - II 1971) Bab III Pasal 3.2; atau setara Gresik,
Tiga Roda, Holcim
- Agregat Halus untuk beton yaitu bisa berupa pasir alam yang
sesuai yang sesuai dengan persyaratan Peraturan Beton
Bertulang Indonesia (PBBI - NI - II 1971) Bab III Pasal 3.3;
- Agregat Campuran untuk beton bisa berupa batu yang telah
mengalami desintegrasi alami atau dari berupa batu pecah
yang diperoleh dari pemecahan batu yang sesuai dengan
persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI - NI
- II 1971) Bab III Pasal 3.5; dan
- Air yang sesuai dengan persyaratan Peraturan Beton
Bertulang Indonesia (PBBI - NI - II 1971) Bab III Pasal 3.6
e. Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor
mendapat ijin secara tertulis (Berita Acara yang menyertakan
hasil Slump Test Beton dan Dokumentasinya) dari Direksi
/Pengawas Lapangan /Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
f. Persetujuan Direksi untuk mengecor beton berkaitan dengan
pelaksaan pekerjaan stekan dan pemasangan besi serta bukti
bahwa Kontraktor dapat melaksanakan pengecoran tanpa
gangguan. Persetujuan tersebut di atas tidak mengurangi
tanggung jawab Kontraktor atas pelaksanaan pekerjaan beton
secara menyeluruh.
g. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya
air pada semen dan agregat atau semen pada agregat telah
melampaui 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika Direksi
menganggap perlu didasarkan pada kondisi tertentu.

h. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan


terjadinyapemisahan material (segregation) dan perubahan letak
tulangan.
i. Alat‐alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya
harus selalu bersih dan bebas dari lapisan‐lapisan beton yang
mengeras.
3.3 Cetakan Beton / Bekesting
a. Bekisting harus dibuat dari kayu lapis dengan tebal min. 9.00
mm dan kayu kelas II tebal 3 cm dengan permukaan yang
rata dan diketam halus, sehingga diperoleh permukaan beton
yang baik.
b. Agar bekisting kuat, tidak bergoyang dan tidak melendut,
harus dipasang penopang dari kayu ukuran 5 x 7 cm.
c. Bekisting harus bebas dari kotoran‐kotoran, potongan -
potongan serta serbuk gergaji, tanah dan lain‐lain.
d. Semua bekisting yang dibangun harus kuat dan kokoh, alat‐
alat dan usaha‐usaha membuka cetakan - cetakan harus
sesuai dan cocok tanpa merusak permukaan dari beton yang
telah selesai.
e. Bekas cetakan beton untuk bagian‐bagian konstruksi yang
terpendam dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan
sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali.
3.4 Pembuatan dan Pemeriksaan Uji Karakteristik Kekuatan Mutu
Beton
a. Sebelum pembuatan dan pengujian benda uji beton
dilaksanakan, koordinasikan dan konsultasikan terlebih
dahulu dengan Direksi /Pengawas Lapangan /Tim Pengelola
Teknis Kegiatan, apabila diperlukan mintalah dampingan
atau bimbingan dari konsultan pengawas.
b. Benda uji berbentuk kubus dengan ukuran 20 x 20 x 20 cm,
dicetak pada bidang yang rata yaitu cetakan yang terbuat dari
plat besi, alumunium atau kaca (kayu tidak diperbolehkan),
permukaan tersebut harus dibersihkan dan dilapisi dengan
minyak bekisting yang bertujuan untuk memudahkan pada
waktu pelepasan beton dari cetakan, kemudian diletakkan
pada bidang yang rata yang tidak menyerap air.
c. Adukan beton yang digunakan sebagai benda uji harus
diambil langsung dari mesin ready mix dengan menggunakan
ember atau alat lain yang tidak menyerap air.
d. Kubus – kubus uji yang baru dicetak harus disimpan di
tempat yang bebas dari dari getaran dan ditutupi dengan
karung basah selama 24 jam, apabila beton belum cukup
mengeras harus dilakukan perpanjangan waktu penyimpanan.
Setelah itu kubus diberi tanda seperlunya dan selanjutnya
disimpan dalam suhu yang sama (suhu udara luar).
e. Jumlah benda uji beton dengan jumlah yang telah ditentukan
dalam RAB, yang dapat membuktikan bahwa mutu beton
yang disyaratkan dapat tercapai.
f. Sebelum kubus - kubus uji diperiksakan kekuatannya,
ukurannya harus dilakukan ketelitian sampai dengan mili
meter. apabila berat isi dari beton harus diperhitungkan,
maka berat beton harus diperhitungkan dengan ketelitian
sampai dengan puluhan gram.
g. Pada saat pengujian tekanan dilakukan pada bidang - bidang
dari sisi kubus yang didalam cetakannya telah menempel
(beralaskan) pada bidang yang rata, dan tekanan dinaikkan
secara berkala dengan kecepatan 6 ± 4 kg/cm² per detik.
h. Sebagai beban penghancur dari kubus berlaku pada beban
tertinggi yang ditunjukkan oleh pesawat penguji, dan pesawat
penguji tidak boleh mempunyai kesalahan yang melampaui
(Batas toleransi) ± 3% pada setiap pembebanan di atas 10%
dari kapasitas maksimum.
i. Dari hasil test tersebut diserahkan dan disimpan oleh Direksi
/Pengawas Lapangan /Tim Pengelola Teknis Kegiatan,
sebagai bukti/dokumen pengujian kekuatan beton.

4. Pekerjaan 4.1 Ketentuan Umum


Plesteran dan a. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang‐bidang yang
acian akan diplester harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian
dibasahi dengan air agar plesteran tidak cepat kering dan
tidak retak‐retak;
b. Semua permukaan beton yang diplester permukaanya harus
dikasarkan terlebih dahulu;
c. Adukan untuk plesteran dan acian harus benar‐benar halus
sehingga plesteran tidak terlihat pecah pecah;
d. Tebal plesteran 1,5 cm;
e. Plesteran supaya digosok berulang‐ulang sampai mantap
dengan acian PC sehingga tidak terjadi retak‐retak dan pecah
dengan hasil halus dan rata;
f. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata, vertikal dan
tegak lurus dengan bidang lainnya;
g. Semua pekerjaan plesteran dan acian harus menghasilkan
bidang yang tegak lurus, halus, tidak bergelombang. Sedang
sponeng/tali air harus lurus dan baik.
5. Pemasangan 5.1 Ketentuan Umum
Tiang a. Pastikan kondisi pondasi tiang PJU yang terbuat dari beton
Independent bertulang dengan Mutu yang telah ditentukan dalam syarat -
PJU syarat dan telah berusia minimal 28 (dua puluh delapan) hari,
terpasang dengan kuat dan tegak lurus;
b. Pemasangan tiang PJU dapat dilaksanakan secara manual
dan/atau dengan menggunakan alat bantu crane;
c. Pemasangan tiang PJU dapat dilakukan secara terpisah (per-
section) atau keseluruhan;
d. Pada saat menempatkan base plate ke baut angkur,
Kontraktor memastikan agar penempatan tersebut tidak
merusak pondasi maupun baut angkur yang melekat pada
pondasi;
e. Setelah Base‐plate terpasang pada baut angkur, dilakukan
pengencangan mur, dengan tekanan kekencangan pada batas
kewajaran sehingga tidak mengakibatkan kerusakan pada alur
baut angkur;
f. Kontraktor bersama dengan Pengawas Lapangan dan Tim
Teknis Kegiatan melakukan pemeriksaan untuk memastikan
bahwa tiang penerangan jalan umum tersebut terpasang
sesuai rencana;
6. Pelaksanaan 6.1 Pembuatan Setang Ornamen PJU
Setang a. Material Baja yang akan digunakan harus dalam kondisi
Ornamen PJU baru, yang terbebas dari karat, lubang, puntiran ataupun cat;
b. Kualitas Baja yang akan digunakan dibuktikan dengan uji
Tarik di laboratorium bahan konstruksi yang ditunjuk;
c. Semua Ukuran baja (Diameter, Panjang dan tebal) harus
sesuai dengan gambar rencana;
d. Kekuatan dari baja las yang dipakai ≥ kekuatan pipa baja
yang dipakai, yaitu kelas E 60/Grade SAW 1 yang sesuai
dengan standart mutu ASTM A233. Dalam hal ini Konsultan
Supervisi/Pengawas berhak mengadakan tes terhadap
pengelasan di Balai Penelitian Bahan - Bahan yang ada di
Indonesia.
e. Elektrode Las Grade A (Best Heavy Coated Type), batang –
batang elektroda mempunyai ukuran Diameter ≥ 6,00 mm
dan harus dalam keadaan kering.
f. Baut yang digunakan adalah mutu tinggi (AHSTO A325)
dengan ukuran sesuai dengan perencanaan atau
perubahannya.
6.2 Pembuatan Beugel
a. Material Beugel Setang terbuat dari baja strip dengan
ketebalan 4,5 mm, lebar 38 mm, memiliki ukuran sama,
lurus, tidak berlubang, retak ataupun cacat produksi.
b. Ukuran Diameter Beugel setang disesuaikan dengan tiang
listrik PLN yang akan dipasangi setang ornamen.
c. Seluruh permukaan beugel harus dilakukan pelapisan sistem
OCP.
6.3 Pembuatan Besi Penggantung / Branching
a. Kawat penggantung terbuat dari material baja beton dengan
Diameter 6,00 mm yang panjang dan jumlahnya menyesuaikan
dengan gambar rencana.
b. Pada bagian ujung (klem penggantung profil) di tekuk,
kemudian ditarik menuju beugel yang berada diposisi tiang
(TM) yang diapit dengan baut yang dikencangkan, sehingga
terjadi tengangan Tarik kawat.
c. Seluruh permukaan kawat penggantung harus dilakukan
pelapisan Zinkromat untuk menghindari korosi/karat.
6.4 Cara Pemasangan Profil Setang PJU
a. Kabel NYM 2 x 2,5 mm di masukkan dalam pipa setang yang
berfungsi sebagai penghantar daya atau energy dari sumber
listrik menuju pada lampu PJU.
b. Sambungan kabel selanjutnya disambungkan dengan kabel
jaringan distribusi PJU
c. Jumlah dan ukuran beugel disesuaikan dengan gambar rencana.
d. Beugel yang terpasang bagian bawah berfungsi sebagai
pegangan setang profil PJU, sedangkan beugel bagian atas
berfungsi sebagai pegangan besi penggantung (Branching).
e. Pemasangan baut dan mur profil setang harus dikencangkan
secara maksimal (sesuai momen max. baut dan mur tsb.) yang
berfungsi untuk menghindari efek puntiran yang diakibatkan
tekanan angin, dsb.
f. Pemasangan Branching (Besi penggantung) antara ujung setang
dengan Beugel atas yaitu berfungsi sebagai pengaman dan
pengaku setang profil PJU, sehingga setang profil PJU tidak
berubah posisi pancar pada saat terkena tekanan angin, dsb.
g. Jumlah dan panjang Branching (Besi penggantung) disesuaikan
dengan gambar rencana yang pemsangannya dilaksanakan
bersamaan dengan paket setang PJU.

7. Pemasangan 7.1 Ketentuan Umum


Kabel a. Kabel LVTC /Twisted 2x16 mm², 2x10 mm², NYM 2 x 2,5
mm, dipotong sesuai ukuran yang tercantum pada Gambar
Perencanaan;
b. Kabel dipasang pada Dead‐end Clamp dan dikunci, dan
dikencangkan dengan menggunakan simpul;
c. Dalam penarikan dan pemasangan kabel tersebut wajib
memperhatikan dan memperhitungkan adanya toleransi
kabel untuk penyambungan dan andongan / sag;
d. Andongan/Sag berfungsi untuk mencegah agar kabel tidak
putus karena pengaruh cuaca;
e. Setelah Kabel terpasang, maka dilakukan penyambungan
dan terminasi antar ujung kabel terpasang;
f. Penyambungan dilakukan dengan menggunakan Tap‐
Connector (alcoa bandleit);
g. Penyambungan dilakukan sebaik mungkin untuk mencegah
timbulya korosi;
h. Terminasi pada sambungan untuk memastikan sambungan
terikat kuat pada pole band set dan tidak bersentuhan dengan
bahan konduktor yang dikawatirkan beresiko pada
keselamatan saat lampu penerangan jalan umum dinyalakan.
8. Pemasangan 8.1 Ketentuan Umum
Lampu a. Pemasangan lampu pada tiang PJU dilakukan dengan
ketelitian dan kecermatan sehingga posisi luminer lampu
dapat mencapai titik fokus penyinaran yang diharapkan;
b. Setelah Lampu terpasang, Kontraktor melakukan
penyambungan agar lampu terkenoksi dengan kabel jaringan
penerangan jalan umum;
c. Kontraktor, Pengawas Lapangan dan Tim Teknis Kegiatan
memastikan bahwa sambungan tersebut aman

C. SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI


Jabatan yang dibutuhkan pada pekerjaan ini adalah :

Jumlah Pengalaman SKA/ SKT


No. Jabatan
(orang) (tahun) Keahlian Kategori
Instalasi Penerangan dan daya Phase Satu
2 tahun
1 Pelaksana 1 atau SKT
di bidangnya
Instalasi Penerangan dan daya Phase Tiga
Ahli Muda 3 tahun Sertifikat
2 1 Pernah mengikuti pelatihan K3
K-3 di bidangnya K3

2. Keterangan Gambar (Terlampir)


Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat Penandatangan Kontrak
(PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi

3. Penggunaan Jasa mengacu pada hasil dokumen pekerjaan jasa Konsultansi Konstruksi perancangan
dan/atau berkonsultasi dengan Ahli K3 dalam menetapkan uraian pekerjaan, identifikasi bahaya, dan
penetapan tingkat Resiko Keselamatan Konstruksi pada Pekerjaan Konstruksi.

Dalam melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap RKK dan penerapan SMKK, Pengguna Jasa
dapat dibantu oleh Ahli K3 dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi

INFORMASI 1. Sumber Pendanaan :


LAINNYA Dibiayai Dana APBD Kabupaten Kediri Tahun Anggaran 2022 dengan pagu anggaran
sebesar
Rp. 1.000.000.000,-
(Satu Milyar Rupiah)

2. Jangka Waktu Pelaksanaan :


Kegiatan Pekerjaan Konstruksi dilaksanakan dan diselesaikan dalam waktu 90 (sembilan
puluh) hari kalender sejak ditandatanganinya Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
Apabila terjadi Gagal Tender pada paket pekerjaan PEMBANGUNAN PENERANGAN
JALAN UMUM (PJU) WILAYAH PT. PLN (Persero) UPJ/ULP KEDIRI KOTA KAB.
KEDIRI TAHUN 2022, maka jangka waktu pelaksanaan paket Konstruksi akan
disesuaikan terhadap sisa waktu yang ada.
Dalam waktu tersebut kontraktor pelaksana wajib menyelesaikan segala tugas baik
dalam hal fisik, administrasi, maupun keuangan.
Pelaksanaan kontrak dapat dilaksanakan apabila tersedia anggaran serta situasi dan
kondisi memungkinkan.

3. Identifiksi Resiko Pekerjaan/Rencana Keselamatan Kerja (RKK) :

No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Tingkat Resiko

1 Kecelakaan karena terjatuh dari


Pek. & Pemasangan Ornamen
ketinggian waktu pemasangan Stang 4
1 Lampu PJU
Ornamen
Kecelakaan karena tersengat arus
2 4
listrik
3 Kecelakaan Lalu Lintas 4
4 Jatuh dari tangga atau Alat berat 3
Kerusakan pada sarana prasarana
5 2
umum
Kebakaran karena konsleting
6 4
listrik/hubungan arus pendek
7 Kecelakaan karena terkena alat kerja 4
Pekerjaan dan Pemasangan Kecelakaan karena terperosok
1 1
2 Pondasi Tiang Independent kedalam lubang galian
Kecelakaan karena tertimbun
2 2
longsoran galian tanah
3 Kecelakaan karena terkena alat kerja 2
Gangguan kesehatan karena
4 1
menghirup debu galian tanah
Kecelakaan karena tertimpa material
5 1
beton redymix
Kecelakaan karena terjepit besi
6 2
tulangan
Kecelakaan karena tertusuk kayu
7 3
begisting
8 Kecelakaan karena terkena alat kerja 3
Gangguan kesehatan karena
9 2
menghirup debu semen
Pek. & Pemasangan Tiang 1 Kecelakaan karena terjatuh dari
Independent Tinggi 6.00 m ketinggian waktu pendirian tiang 10
3
sampai dengan 7.00 m independent
Kecelakaan karena tertimpa Tiang
2 8
Independent
Kecelakaan karena tersengat arus
3 12
listrik
4 Kecelakaan Lalu Lintas 8
5 Jatuh dari tangga atau Alat berat 8
Kerusakan pada sarana prasarana
6 6
umum
7 Kecelakaan karena terkena alat kerja 7
Pekerjaan Pemasangan Lampu 1 Kecelakaan karena terjatuh dari
PJU (Ornamen Stang dan ketinggian waktu pemasangan lampu 10
4
Independent) Stang Ornamen maupun Independent
Kecelakaan karena tersengat arus
2 11
listrik
3 Kecelakaan Lalu Lintas 8
4 Jatuh dari tangga atau Alat berat 8
Kebakaran karena konsleting
5 9
listrik/hubungan arus pendek

Ket :
1—4 : Tingkat resiko kecil
5—12 : Tingkat resiko sedang
15—25 : Tingkat resiko besar

Maka, berdasarkan tabel di atas, pekerjaan konstruksi yang akan dikerjakan termasuk
RESIKO SEDANG.
Penyedia wajib melampirkan Surat Pernyataan Kesanggupan melaksanakan Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan
Hari Tua pada awal kontrak pelaksanaan pekerjaan apabila ditunjuk sebagai pemenang.

4. Keluaran :
Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah hasil pelaksanaan
pekerjaan yang sesuai tepat waktu, standar, spesifikasi teknis dan rencana anggaran
biaya yang ditetapkan sesuai penawaran serta dokumen laporan pekerjaan :
1. Laporan Kemajuan Fisik Harian, Mingguan, Laporan Akhir Pekerjaan
2. Hasil Laporan Uji Mutu Bahan / Material
3. Back Up Volume
4. Shop Drawing, As Built Drawing
5. Foto Pelaksanaan 0 %, 25%, 50 %, 75%, 100 %
6. Dokumen lain yang relevan

5. Jenis Pengadaan :
Tender
6. Jenis Kontrak :
Harga Satuan

7. Klausal Kontrak :
Pada saat rapat persiapan penandatanganan kontrak, Penyedia harus mampu
membuktikan kualifikasi perusahaan, personil, dukungan material dan peralatan yang
dipersyaratkan.

Kediri, Juni 2022

Plt. KEPALA DINAS PERUMAHAN DAN Disusun oleh,


KAWASAN PERMUKIMAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
KABUPATEN KEDIRI

Ir. H. AGUS SUGIARTO, M.AP. AINUR ROZI, ST. MAP.


Pembina Penata Tk. I
NIP. 19680214 199901 1 001 NIP. 19700308 201001 1 003

Anda mungkin juga menyukai