Nomor: 24
Kelas: IX C
Di balik kesuksesannya saat ini, ternyata ia telah melalui perjalanan karier yang
cukup panjang dan berliku. Seperti apa kisahnya?
Suga dibesarkan oleh keluarga dengan kondisi finansial yang kurang baik. Itu
sebabnya, kedua orangtuanya menginginkan kelak Suga menjadi pegawai kantoran.
Alasannya, tentu saja agar ia bisa mendapatkan upah dengan jumlah tetap setiap
bulannya. Namun, Suga remaja memiliki mimpi yang berbeda.
Satu-satunya hal yang diinginkan Suga hanya satu: menjadi musisi. Ia tahu bahwa
musik adalah passion baginya, dan ia paham bahwa ia sendiri memiliki kemampuan
yang bisa dikembangkan. Itulah sebabnya, Suga berpikiran untuk mendaftar
menjadi trainee di agensi industri hiburan Korea. Namun sayang, kedua orangtuanya
kurang mendukung, mengingat untuk menjadi seorang bintang di Korea harus
melewati masa training yang panjang dengan biaya mahal. Adapun biaya tersebut
harus dibayarkan secara berangsur ketika trainee tersebut memulai debut, sebagai
bentuk 'hutang' kepada agensi yang mengorbitkannya
Tak kalah oleh keadaan, Suga pun mencoba peruntungan dengan mendaftarkan diri
dalam audisi salah satu agensi di Korea. Meski begitu, berbagai hambatan
berikutnya ia temui. Mulai dari pandangan remeh karena mendaftar di agensi yang
dulu belum besar namanya, hingga cibiran dari sesama rapper underground yang
mencoba menjatuhkan Suga, hanya karena keinginannya untuk berkarier lewat
jalur mainstream.
Kini, siapa yang tak mengenal Suga? Kemampuannya dalam memproduksi lagu
sudah tak lagi dipertanyakan. Bahkan, berbagai penghargaan internasional diraih
olehnya dan BTS dalam 6 tahun perjalanan karier mereka. Berbagai tur dunia
dilakukan, hingga BTS disebut-sebut sebagai salah satu K-Pop Idol dengan catatan
prestasi paling mendunia sepanjang sejarah.
Enam tahun bukanlah waktu yang singkat untuk tidak mendapat dukungan karier
dari orangtua. Tapi Suga tetap berusaha membuat orangtuanya bangga dengan
melakukan yang terbaik. Ia banyak menceritakan tentang kesendiriannya menjadi
lirik lagu maupun postingan di akun twitter resmi BTS. Jika hari libur tiba, di saat
member BTS yang lain mendapat kesempatan untuk pulang bertemu keluarganya,
Suga lebih memilih tidak pulang dan tetap tinggal di asrama. Ia masih belum
mendapat dukungan dari keluarganya setelah 3 tahun debut, bahkan ketika ia sudah
berada di puncak kesuksesan. Keluarga Suga bahkan tak pernah datang ke konser
untuk melihat anaknya, Suga pernah menangis di tengah konser karena hal ini.
Namun pada 8 Mei 2016 dalam konser “The Most Beautiful Moment in Life On Stage:
Epilogue”, akhirnya hari yang ditunggu Suga pun datang. Saat ia melihat-lihat ke kursi
penonton, seketika Suga pun langsung menangis ketika melihat orangtua dan
kakaknya hadir di sana. Di penghujung konser, ia mengucapkan rasa terharunya.
"Aku mulai bermusik sejak kecil, tapi aku tak pernah menunjukannya kepada
orangtuaku. Jujur, aku sangat malu. Sekarang, aku berterimakasih kepada kalian
karena bisa tampil di depan 10.000 orang dan aku sangat bersyukur. Aku yakin aku
adalah anak yang membanggakan bagi orangtuaku."
Jika dulu Suga memutuskan untuk mengalah pada sekitar dan memendam mimpi,
mungkin kariernya tak akan sebesar sekarang. Mungkin, sepanjang hidup ia akan
tenggelam dalam penyesalan. Namun, ia memilih untuk berani berdiri dan
memperjuangkan apa yang ia anggap baik untuk dirinya. Hikmat mengenai
#BaikItuMudah akan tiba pada waktunya, jadi bersabarlah. Sebab, tak akan ada yang
tahu kemana usahamu akan membawa hidupmu. Setuju?