KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA
KOTA DENPASAR
NOMOR 188.45/98/RSUDW/2019
TENTANG
Menimbang : a. bahwadalamupayameningkatkanmutupelayananharusd
idukungolehpengelolaanSumberdayamanusia yang
baikmulaidariperencanaan, perekrutan,
pengembangan, pendidikandanpelatihan,
hubungankerjasampaidenganevaluasikinerjapegawai;
b. bahwa agar
pengelolaansumberdayamanusiadapatberjalandenganb
aikdanlancarperludisusunPedomanManajemenSumber
DayaManusiapadarumahSakitUmum Daerah Wangaya
Kota Denpasar;
c. bahwaberdasarkanpertimbangansebagaimanadimaksud
dalamhuruf a
danhurufb,perlumenetapkanKeputusanDirekturtentang
PenetapanPedomanManajemenSumberDayaManusiapa
daRumahSakitUmum Daerah Wangaya Kota Denpasar ;
2
4. Undang - Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072 ) ;
3
Uraian Tugas Jabatan pada Sekretariat Daerah, Staf
Ahli, Skeretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
Inspektorat, Badan Daerah, dan Rumah Sakit Umum
Daerah (Berita Daerah Kota Denpasar Tahun 2017
Nomor 12) ;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Menetapkan Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia pada
Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar.
Ditetapkan di Denpasar
Pada tanggal, 2 Januari 2019
Plt. Direktur
RumahSakitUmum Daerah Wangaya
Kota Denpasar,
4
PEDOMAN
5
DAFTAR ISI
6
d. Pengembangan Pegawai Melalui Mutasi .................................... 23
1) Mutasi Internal Rumah Sakit................................................. 23
2) Mutasi Antar Intansi .............................................................. 23
2. Kompensasi ....................................................................................... 24
a. Gaji .............................................................................................. 25
1) Gaji Pokok ............................................................................. 25
2) Kenaikan Gaji Berkala .......................................................... 25
b. Tunjangan .................................................................................... 26
c. Insentif ......................................................................................... 26
d. Jasa Pelayanan ............................................................................. 26
e. Kesejahteraan .............................................................................. 27
1) Cuti ........................................................................................ 27
2) Asuransi Kesehatan ............................................................... 27
3) Taperum ................................................................................ 27
4) Santunan Uang Duka PNS ................................................... 28
5) Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit ....... 28
a) Upaya Kesehatan Kerja ................................................... 29
b) Upaya Keselamatan Kerja ............................................... 29
3. Penghargaan ...................................................................................... 29
a. Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil ..................................... 29
1) Kenaikan Pangkat Reguler .................................................... 30
2) Kenaikan Pangkat Pilihan ..................................................... 30
3) Kenaikan Pangkat Penysuaian Ijazah .................................... 31
4) Kenaikan Pangkat Anumerta ................................................. 31
5) Kenaikan Pangkat Pengabdian .............................................. 31
b. Satya Lencana Karya Satya ......................................................... 32
c. Penilaian Karyawan Berprestasi.................................................. 32
d. Pemberian Memorabilia Pegawai ................................................ 32
I. Kode Etik Pegawai .................................................................................. 32
1. Prinsip Dasar Kode Etik .................................................................... 33
2. Nilai-nilai Dasar Kode Etik ............................................................... 33
J. Disiplin Pegawai ..................................................................................... 36
1. Kewajiban Pegawai ........................................................................... 36
2. Larangan Pegawai ............................................................................. 37
K. Pensiun dan Pemutusan Hubungan Kerja ............................................... 39
L.
BAB V LOGISTIK .......................................................................................................... 41
BAB VI KESELAMATAN KERJA ................................................................................. 42
BAB VII PENGENDALIAN MUTU ............................................................................... 44
BAB VIII PENUTUP ........................................................................................................ 45
7
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu
unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya
guna memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang baik
dan biaya yang terjangkau. Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial
ekonomi masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakatpun mulai berubah.
Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah dan lebih
bermutu termasuk pelayanan kesehatan. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan
mutu pelayanan rumah sakit maka fungsi pelayanan RSUD Wangaya Kota Denpasar secara
bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien.
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses perbaikan mutu
manajemen sumber daya rumah sakit yang berkesinambungan dengan berorientasi pada hasil yang
memuaskan. Sumber daya manusia merupakan komponen esensial dalam menjalankan fungsi
rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan pelanggan dan
berpijak pada regulasi yang berlaku. Dalam lima tahun terakhir, RSUD Wangaya Kota Denpasar
terus meningkatkan mutu pelayanan dengan membuka berbagai jenis unit pelayanan baru, baik
rawat jalan, rawat inap maupun rawat intensif. Dengan sendirinya manajemen sumber daya manusia
menjadi syarat mutlak untuk mampu memenuhi kuantitas dan kualitas pegawai yang dibutuhkan
dalam memberikan pelayanan di unit-unit yang tersedia, sehingga pelayanan yang bermutu dapat
dinikmati oleh seluruh pelanggan.
8
BAB II
LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai instansi pelayanan kesehatan yang berhubungan langsung dengan
pasien harus mengutamakan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi dan
efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah
sakit. Pasien sebagai pengguna pelayanan kesehatan berhak memperoleh keamanan dan
keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.
Pelayanan yang aman dan bermutu membutuhkan sumber daya manusia yang handal
sebagai pelaksana upaya pelayanan, baik secara medis, non medis, maupun penunjang dan
yang bersifat administratif. Manajemen SDM Merupakan suatu proses menangani berbagai
masalah pada ruang lingkup karyawan, manajerial, ataupun tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktivitas organisasi RSUD Wangaya Kota Denpasar demi melaksanakan misi
guna mencapai visi yang telah ditetapkan
Pelaksanaan manajemen sumber daya manusia kemudian menjadi suatu kebutuhan
yang wajib dipenuhi, mulai dari perencanaan kebutuhan sumber daya manusia, pengadaan,
orientasi, penempatan, pembinaan dan pengembangan kompetensi, mutasi hingga
pengupayaan retensi pegawai yang berkontribusi positif terhadap tata laksana pelayanan di
rumah sakit. Pengelolaan sumber daya manusia yang efektif dan efisien wajib diupayakan
agar seluruh tenaga di rumah sakit mampu memberikan kontribusinya secara optimal, efektif
dan efisien. Sebagai dasar pelaksanaan kegiatan manajemen sumber daya manusia, maka
disusunlah Pedoman Manajemen SDM di RSUD Wangaya Kota Denpasar.
9
BAB III
TUJUAN
A. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam melaksanakan pengelolaan sumber daya manusia dilingkungan
RSUD Wangaya Kota Denpasar
B. Tujuan Khusus
1. Sebagai acuan dalam proses perencanaan SDM yang disesuaikan dengan
kebutuhan unit kerja
2. Sebagai acuan evaluasi dan pemuktahiran pola ketenagaan
3. Sebagai acuan dalam proses rekruitmen atau pengadaan pegawai untuk memenuhi
kebutuhan unit kerja
4. Sebagai acuan dalam melaksanakan orientasi umum dan khusus bagi staf
5. Sebagai acuan dalam penempatan dan penempatan kembali staf
6. Sebagai acuan pelaksanaan evaluasi kinerja
7. Sebagai acuan dalam upaya retensi staf dan pemenuhan hak pegawai
8. Sebagai acuan dalam pengembangan kompetensi pegawai
10
BAB IV
TATA LAKSANA KEGIATAN
11
Seperti konsep perencanaan pada umumnya, perencanaan kebutuhan SDMK
merupakan penetapan langkah-langkah sebagai jawaban atas 6 (enam) buah pertanyaan yang
lazim dikenal sebagai 5W+1H, yaitu :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan (WHAT)
2. Mengapa tindakan itu dikerjakan (WHY)
3. Dimana tindakan itu dikerjakan (WHERE)
4. Siapa yang mengerjakan tindakan itu (WHO)
5. Bilamana tindakan itu dikerjakan (WHEN)
6. Bagaimana pelaksanaannya (HOW)
Perencanaan Kebutuhan SDM bertujuan untuk menghasilkan rincian kebutuhan SDMK
yang tepat meliputi jenis, jumlah dan kualifikasi sesuai kebutuhan rumah sakit berdasarkan
metode perencanaan yang sesuai dalam rangkai mencapai tujuan pelayanan kesehatan di
rumah sakit.
Mengacu pada Permenkes No. 33 Tahun 2015, RSUD Wangaya Menggunakan dua
metode dalam perencanaan kebutuhan SDM yaitu metode analisis beban kerja kesehatan dan
standar ketenagaan minimal terkait pemenuhan profesi tertentu di instalasi pelayanan yang
ditentukan oleh undang-undang.
Dalam menghitung formasi pegawai terdapat 3 (tiga) aspek pokok yang harus
diperhatikan. Ketiga aspek tersebut adalah :
Beban Kerja
Beban kerja merupakan aspek pokok yang menjadi dasar untuk perhitungan.
Beban kerja perlu ditetapkan melalui program-program unit kerja yang selanjutnya
dijabarkan menjadi target pekerjaan untuk setiap jabatan.
Standar Kemampuan Rata-Rata
Standar kemampuan rata-rata dapat berupa standar kemampuan yang diukur dari
satuan waktu yang digunakan atau satuan hasil. Standar kemampuan dari satuan
waktu disebut dengan Norma Waktu. Sedangkan standar kemampuan dari satuan
hasil disebut dengan Norma Hasil.
12
1. Dasar Penetapan Pola Ketenagaan Pada Unit Kerja
Formasi pegawai harus dapat ditunjukkan dengan jumlah pegawai dalam jabatan.
Maksudnya adalah agar setiap pegawai yang menjadi bagian dalam formasi memiliki
kedudukan dalam jabatan yang jelas. Dengan demikian, sebelum dilakukan perhitungan
formasi terlebih dahulu harus tersedia peta jabatan dan uraian jabatan yang tertata rapi. Peta
jabatan dan uraian jabatan diperoleh dengan melakukan Analisis Jabatan. Oleh karenanya,
analisis jabatan merupakan tahap awal dalam pelaksanaan perhitungan formasi.
Analisis jabatan yang dilakukan dengan teliti akan menghasilkan informasi jabatan
yang akurat, dan kemudian dapat dijadikan bahan baku baik untuk proses pengelolaan
SDM, seperti evaluasi jabatan, rekrutmen dan seleksi, manajemen kinerja, penyusunan
kompetensi dan pelatihan.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka masing-masing unit kerja menghitung jumlah
kebutuhan pegawai sesuai dengan analisa beban kerja yang ada dengan menggunakan
pendekatan rasio dan fungsi. Hasil analisis jabatan tersebut merupakan pola ketenagaan
yang diwujudkan dalam Daftar Susunan Pegawai (DSP) yang berisi kebutuhan, realitas dan
kekurangan atau kelebihannya.
Perencanaan kebutuhan tenaga dilakukan berdasar pada pemenuhan standar
pengembangan pelayanan ketenagaan dan standar pengembangan pelayanan. Pola
ketenagaan ditetapkan oleh masing masing unit sesuai dengan kebutuhannya meliputi
jumlah, jenis, kualifikasi dan kompetensi. Pola ketenagaan yang dibutuhkan unit,
dituangkan dalam program kerja masing-masing unit.
Rumah sakit dalam menyusun perencanaan kebutuhan tenaga/ staf mengacu pada
pencapaian Rencana Strategis rumah sakit pada cascading indikator kinerja tentang
pemenuhan SDM sesuai analisis beban kerja dan peraturan perundangan spesifik yang
mengatur standar kebutuhan tenaga di instalasi-instalasi di rumah sakit. Keduanya
digunakan sebagai dasar penyusunan penganggaran setiap tahunnya dan dituangkan di
dalam rencana bisnis dan anggaran (RBA)
Rumah sakit menetapkan jumlah kebutuhan staf rumah sakit berdasarkan kebutuhan
masing-masing unit termasuk pengembangannya sesuai peraturan perundang-undangan.
Dalam menghitung jumlah staf yang dibutuhkan digunakan faktor sebagai berikut:
Misi rumah sakit
Keragamam pasien yang harus dilayani, kompleksitas dan intensitas kebutuhan
pasien;
Layanan klinis yang disediakan rumah sakit
Volume pasien rawat inap dan rawat jalan
Rencana Pengembangan pelayanan
13
Pola ketenagaan dievaluasi dan dimuktahirkan setiap tahun, terutama bila ada
rencana pengembangan pelayanan dan adanya perubahan struktur organisasi.
Pejabat urusan kepegawaian wajib mengadakan rapat kordinasi yang melibatkan
seluruh pejabat structural lain terkait pemutakhiran data kepegawaian internal
rumah sakit.
14
e. OPD menerima penetapan jumlah formasi dalam tahun anggaran yang bersangkutan
dari pejabat pembina kepegawaian (Walikota Denpasar)
B. Proses Rekrutmen
Proses rekrutmen staf dilakukan secara terpusat, efisien, dan terkoordinasi agar
terlaksana proses yang seragam di seluruh rumah sakit. Kebutuhan rekrutmen staf berdasar
atas rekomendasi jumlah dan kualifikasi staf yang dibutuhkan untuk memberikan layanan
klinis dari kepala unit kerja.
Rekruitmen staf dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga di RSUD Wangaya Kota
Denpasar melalui dua jalur yaitu: pengadaan melalui jalur CPNS dan pengadaan pegawai
melalui jalur non PNS BLUD.
15
2. Pengadaan Pegawai BLUD Non PNS
Pengertian
Untuk mengisi formasi yang kosong, RSUD Wangaya Kota Denpasar diberikan
kewenangan untuk melakukan pengadaan pegawai BLUD Non PNS Tidak Tetap.
Pelaksanaan Pengadaan Pegawai BLUD Non PNS Tidak Tetap diselenggarakan
oleh Pemimpin BLUD.
C. Proses Seleksi
Proses seleksi dimaksudkan untuk mendapatkan pegawai yang memenuhi syarat dan
memiliki kualifikasiyang sesuai dengan deskripsi pekerjaan yang ada atau sesuai dengan
kebutuhan organisasi atau untuk jabatan tertentu seperti jabatan kepala ruang, kepala instalasi,
dan pejabat struktural. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam proses seleksi adalah :
1. Usia : Jumlah umur yang dihitung dari tanggal bulan tahun kelahiran
2. Golongan / Pangkat : Golongan dan Kepangkatan dalam PNS
3. Pendidikan : Penidikan formal terakhir yang diperoleh pada institusi
pendidikan
4. Pengalaman : Jumlah pengalaman dalam menduduki Jabatan Struktural
(Bagi Yang Akan Dipromosikan)
5. Kedisiplinan : Suatu sikap mental yang tercermin dalam tingkah laku dan
perbuatan yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan
dan ketertiban sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
6. Prestasi : Apa yang telah dapat diciptakan dari hasil pekerjaan dan hasil
tersebut menyenangkan hati yang diperoleh dengan cara keuletan kerja. Hasil yang
telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan.
16
7. Kepribadian : Kemampuan integrasi secara dinamis dari semua karakteristik
individu sebagai usaha untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang
berubah terus-menerus.
8. Kepemimpinan : Kemampuan mempengaruhi dan mengarahkan tingkah laku
orang lain, bawahan atau kelompok yang disertai dengan kemampuan atau
keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk
mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
9. Komunikasi : Ketrampilan interpersonal untuk mempengaruhi dan
mengarahkan rekan kerja atau orang lain agar tercapai kesepahaman untuk
mendapatkan kesepakatan dan komitmen bersama.
10. Tanggung Jawab : Kesadaran terhadap tingkah laku atau perbuatan yang telah menjadi
kewajibannya.
11. Kejujuran : Keselarasan antara apa yang terucap dengan kenyataan.
12. Tidak tercela : Tingkah laku yang sesuai norma dan membawa manfaat bagi diri sendiri
dan orang lain.
13. Dedikasi / Loyalitas : Komitmen dan pengorbanan diri untuk melakukan tugas dengan
penuh tanggung jawab dan ketaatan sesuai visi, misi dan tujuan organisasi.
14. Kreativitas inovatif : Kemampuan atau kecakapan yang menunjukan keluwesan dalam
mengelaborasi suatu gagasan baru untuk suatu perubahan.
15. Acceptabilitas : Kepantasan individu untuk mengemban suatu tanggung jawab
sesuai dengan kemampuan dan persyaratan yang di tetapkan.
16. Kestabilan emosi : Kemampuan mengelola emosi secara positif dan dapat di terima oleh
lingkungan sosial.
17. Relationship : Kemampuan berinteraksi secara aktif dan adaptif dengan orang lain
18. Kerja Sama : Keterlibatan mental dan emosional individu untuk bersinergi
mengoptimalkan peranan dan saling berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
D. Orientasi Pegawai
Orientasi merupakan pemberian bekal kepada pegawai-pegawai baru agar dapat
memenuhi kebutuhan rumah sakit, baik dalam jumlah maupun kemampuan serta keahlian
yang diperlukan sesuai standar rumah sakit. Oleh karena itu, setiap pegawai baru akan
mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai organisasi RSUD Wangaya Kota
Denpasar dan materi lain yang berkaitan dengan disiplin ilmu dan profesi pegawai baru
tersebut. Orientasi dilakukan pada staf baru, staf kontak, staf magang, dan peserta didik.
Orientasi terdiri dari :
1. Orientasi Umum
a. Pengertian
Orientasi yang diberikan kepada pegawai baru pada RSUD Wangaya Kota Denpasar
merupakan pemberian bekal kepada pegawai-pegawai baru agar dapat memenuhi
17
kebutuhan Rumah Sakit baik dalam jumlah maupun kualitas/kemampuan serta
keahlian yang diperlukan sesuai standar. Oleh karena itu pegawai baru perlu
mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai :
1) Profil, Struktur dan Tata Kerja RSUD Wangaya Kota Denpasar
2) Mutu;
3) Keselamatan pasien rumah sakit;
4) Kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit
5) Pencegahan dan pengendalian infeksi.
6) Bantuan hidup dasar
b. Sasaran
Orientasi pegawai baru diberikan kepada :
1) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
2) Pegawai Baru BLUD Non PNS Tidak Tetap
3) Pegawai Negeri Sipil pindahan dari instansi lain
c. Pelaksanaan
Tata cara pelaksanaan orientasi di RSUD Wangaya Kota Denpasar menjadi tugas Sub
Bagian Kepegawaian bersama dengan Sie Diklat. Oleh karena itu pegawai baru yang
telah menghadap ke Sub Bagian Kepegawaian diserahkan ke Sie Diklat untuk
melakukan orientasi sesuai ketentuan yang berlaku. Hal-hal yang berkaitan dengan
tata cara, jadwal, evaluasi pelaksanaan dan pelaporan diatur lebih lanjut oleh Sie
Diklat.
2. Orientasi Khusus
a. Pengertian
Orientasi khusus merupakan kegiatan pemberian informasi dan pengenalan kepada
calon pegawai yang meliputi tugas pokok dan fungsi dari masing-masing jabatan di
unit kerja pada lingkup kerja rumah sakit. Pengarahan yang dilakukan oleh internal
unit kerja. Materi orientasi khusus secara garis besar meliputi
1) Unit kerja;
2) Uraian tugas; dan
3) Tanggung jawab dalam jabatannya.
b. Sasaran
Orientasi pegawai baru diberikan kepada :
1) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
2) Pegawai Baru BLUD Non PNS Tidak Tetap
3) Pegawai Negeri Sipil pindahan dari instansi lain
18
c. Pelaksanaan
Pegawai baru wajib mengikuti orientasi khusus tepat setelah mengikuti orientasi
umum. Orientasi khusus bertujuan menyiapkan pegawai baru dengan lingkungan
kerja dimana ia akan ditugaskan sekaligus mengevaluasi kinerjanya selama satu bulan
pertama, hasil evaluasi tersebut akan digunakan untuk menentukan kelayakan
pegawai tersebut ditugaskan di unit kerjanya. Pegawai yang telah mengikuti orientasi
diwajibkan menyusun laporan orientasi yang juga digunakan sebagai bahan evaluasi.
E. Kredensi
Semua staf Klinis yang ada di RSUD Wangaya Kota Denpasar sebelum dapat bekerja
secara mandiri harus sudah mengikuti proses credentialing. Setelah masa orientasi umum
dan pada masa orientasi khusus di unit kerja maka seluruh pegawai kesehatan dilakukan
kredensial oleh pair group. Pair group terdiri dari unsur :
1. Kepala Instalasi / Pejabat Fungsional Tertentu yang bersangkutan dan Komite
2. Mitra bestari : Pengurus Ikatan Profesi terkait dan Instansi Pendidikan terkait
Sebagai syarat dilakukannya kedensial adalah Ijazah profesi, transkrip nilai, verifikasi
ijazah, STR atau bukti proses STR. Hasil kredensial berupa rekomendasi yang kemudian
diusulkan kepada Direktur untuk dapat dijadikan dasar sebagai penerbitan Surat Penugasan
klinis dan rincian kewenagan klinis. Kredensial dilakukan terhadap pegawai :
1. Staf Klinis baru yang akan berkerja di RSUD Wangaya Kota Denpasar
2. Staf Klinis yang telah selesai mengikuti pendidikan ke jenjang lebih tinggi
atau pelatihan ketrampilan.
3. Pegawai yang mengalami kecelakaan atau sakit yang menyebabkan
kemungkinan perubahan keahlian dan ketampilannya.
4. Rekredensial dilaksanakan paling lama 3 tahun sekali atau sesuai dengan
tanggal masa berlakunya STR dan atau SIP nya.
19
Uraian tugas
Surat Tanda Register yang masih berlaku
Hasil Verifikasi Ijazah
Hasil Kredensial bagi tenaga kesehatan
Surat Ijin Praktek yang masih berlaku
Surat Perintah Tugas Klinis dan Kewenangan Klinis
Bukti pendidikan dan pelatihan
Bukti lisensi atau sertifikat yang masih berlaku
20
1. Bagi pegawai baru akan dilakukan evaluasi kinerja pada saat mulai bekerja/selama
orientasi umum dan khusus oleh pejabat atasan langsung di unit kerjanya. Evaluasi
dilakukan setelah tiga bulan.
2. Bagi pegawai yang dipindahtugaskan akan dilakukan evaluasi pada saat mulai
bekerja/ selama orientasi oleh pejabat atasan langsung di unit kerjanya, penilaian
dilakukan setiap tiga bulan sekali;
3. Evaluasi staf baru/ staf pindahan (mutasi dari luar instansi) menggunakan form
evaluasi
4. Penilaian Prestasi Kerja staf dilakukan setiap tahun menggunakan SKP (sasaran
kinerja pegawai) yaitu :
SKP (Sasaran Kerja Pegawai) dengan bobot nilai 60% (enam puluh persen) meliputi :
a.) kualitas, kuantitas, waktu, dan biaya; b. Perilaku kerja dengan bobot nilai 40%
(empat puluh persen) meliputi orientasi pelayanan, integritas, komitmen, kerjasama,
kepemimpinan.
Penilaian Performa Kerja (Performance Appraisal) untuk menilai penugasan
klinis/kewenangan klinis bagi staf medis, staf keperawatan dan profesional kesehatan
lainnya dibuat setiap tahunnya. Penilaian praktek klinik pegawai terdiri atas unsur
kompetensi atau kewenangan klinik.
H. Retensi Pegawai
Retensi pegawai adalah upaya mempertahankan pegawai yang bermutu dan kompeten.
Upaya mempertahankan staf yang potensial untuk tetap loyal terhadap organisasi. Rumah
Sakit melakukan upaya retensi melalui pengembangan pegawai, kompensasi, kesejahteraan
dan penghargaan.
1. Pengembangan Pegawai
Untuk menciptakan aparatur yang memiliki kompetensi jabatan dalam melaksanakan
tugas seorang PNS, diperlukan mutu profesionalisme, sikap pengabdian dan kesetiaan
dalam rangka pengembangan baik melalui pendidikan dan pelatihan maupun melalui
upaya promosi serta mutasi.
a. Pengembangan Pegawai melalui Pendidikan Formal
1) Tugas Belajar
PNS yang terpilih untuk melaksanakan tugas belajar dalam upaya pemenuhan
tenaga yang memiliki kompetensi tertentu, dan selama melaksanakan tugas belajar
dibebaskan dari semua tugas organik dengan tetap dipenuhi hak-hak
kepegawaiannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan akan didayagunakan
kembali setelah selesai mengikuti tugas belajar dimaksud.
Tahapan Tugas Belajar adalah sebagai berikut
21
a) Sub bagian Kepegawaian mengusulkan kepada pejabat yang berwenang terhadap
PNS yang ditunjuk untuk mengikuti tugas belajar.
b) Pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Keputusan Tugas Belajar atas PNS
yang bersangkutan, yang menyebutkan waktu dimulainya tugas belajar serta yang
terkait dengan pendanaan terhadap tugas termaksud.
c) Sub Bagian Kepegawaian membuat usulan pemberhentian jabatan sementara
beserta hak berupa tunjangan bagi pemangku jabatan fungsional, pada bulan
ketujuh terhitung sejak penetapan dimulainya tugas belajar.
d) Bagi pemangku jabatan struktural, maka usulan pemberhentian jabatan akan
disampaikan terhitung pejabat termaksud melaksanakan tugas belajar.
e) Setelah selesai mengikuti tugas belajar, pejabat yang berwenang menerbitkan
Surat Keputusan Pengembalian PNS yang telah selesai mengikuti tugas belajar
untuk didayagunakan di instansi pengusul.
f) Direktur RSUD Wangaya Kota Denpasar mendayagunakan kembali tenaga
termaksud untuk melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi yang diperoleh
selama tugas belajar.
2) Ijin Belajar
PNS pada RSUD Wangaya Kota Denpasar yang atas kemauan sendiri ingin
meneruskan ke jenjang pendidikan formal yang lebih tinggi dengan biaya sendiri,
dilaksanakan di luar jam kerja kedinasan dan tidak mengganggu tugas-tugas
kedinasan yang dipercayakan kepada PNS yang bersangkutan. Tahapan pengajuan
ijin belajar adalah sebagai berikut :
a) PNS yang bersangkutan mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur melalui
mekanisme yang berlaku.
b) Direktur memberikan disposisi terhadap surat permohonan termaksud dan
diteruskan ke Sub Bagian Kepegawaian, Sub Bagian Kepegawaian membuat surat
jawaban sesuai disposisi Direktur.
c) PNS yang disetujui mengikuti Ijin Belajar, maka harus melengkapi
berkas/persyaratan pengajuan Ijin Belajar kepada pejabat yang berwenang Cq.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kota Denpasar.
d) Direktur mengusulkan surat permohonan ijin belajar yang telah disiapkan oleh Sub
Bagian Kepegawaian kepada pejabat yang berwenang.
e) Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan SDM Kota Denpasar
menerbitkan Surat Ijin Belajar, dengan menyebutkan berbagai ketentuan yang
harus ditaati dan dilaksanakan oleh PNS yang mengikuti Ijin Belajar.
22
Diklat Prajabatan merupakan Diklat yang dipersyaratkan dalam pengangkatan
CPNS menjadi PNS. Setiap CPNS untuk dapat diangkat menjadi PNS wajib
mengikuti dan lulus diklat prajabatan. CPNS wajib diikutsertakan dalam diklat
Prajabatan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun setelah pengangkatannya sebagai
CPNS. Diklat Prajabatan dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dalam
rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian, dan etika PNS disamping
pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang
tugas, dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan perannya
sebagai pelayan masyarakat. Diklat Prajabatan terdiri dari :
Diklat Prajabatan Golongan II untuk menjadi PNS Golongan II
Diklat Prajabatan Golongan III untuk menjadi PNS Golongan III
2) Diklat Kepemimpinan
Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan atau disingkat Diklatpim dilaksanakan
untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang
sesuai dengan jenjang jabatan struktural yang ditentukan. Kompetensi dalam
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan ini merupakan salah satu syarat yang
harus dipenuhi bagi PNS yang diangkat dalam jabatan struktural dalam rangka
memenuhi kompetensi jabatannya disamping syarat-syarat lain yang ditentukan.
Oleh sebab itu, Diklat ini ditujukan bagi mereka yang akan dan/atau telah
menduduki jabatan struktural di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Dengan demikian
maka keikutsertaan dalam Diklatpim ini sifatnya selektif dan diikuti atas dasar
penugasan dan bukan merupakan fasilitas yang bersifat terbuka dan tidak dapat
diminta sebagai hak.Diklatpim yang diikuti oleh pegawai/pejabat struktural pada
RSUD Wangaya Kota Denpasar adalah sebagai berikut :
Diklatpim Tingkat IV, yang diperuntukkan bagi pemangku jabatan Eselon IV
Diklatpim Tingkat III, yang diperuntukkan bagi pemangku jabatan Eselon III.
23
Diklatpim Tingkat II, diperuntukkan bagi pemangku jabatan Eselon II.
3) Diklat Fungsional
Diklat fungsional merupakan diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional masing-masing
pemangku jabatan fungsional yang ditetapkan oleh instansi Pembina jabatan
fungsional yang bersangkutan.
Tahapan Usulan untuk mengikuti Diklat Fungsional bagi pegawai RSUD Wangaya
Kota Denpasar adalah sebagai berikut :
a. SKPD/UPT menerima pemberitahuan/informasi pelaksanaan Diklat fungsional
dari Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kota Denpasar atau dari
Instansi Pembina Jabatan Fungsional terkait.
b. Sub Bagian Kepegawaian menginventarisir pemangku jabatan fungsional dan
disampaikan kepada Direktur.
c. Direktur memilih dan menugaskan pemangku jabatan terkait sesuai dengan alokasi
peserta yang diminta dari pihak penyelenggara.
d. Membuat usulan calon peserta Diklat Fungsional yang ditugaskan oleh Direktur
dan disampaikan kepada pihak penyelenggara.
e. Membuat Surat Perintah Tugas kepada Calon peserta Diklat Fungsional yang telah
diusulkan.
4) Diklat Teknis
Diklat Teknis merupakan Diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS. Kompetensi
teknis yang dimaksud adalah kemampuan PNS dalam bidang-bidang teknis tertentu
untuk pelaksanaan tugas masing-masing. Tahapan usulan mengikuti Diklat Teknis
bagi pegawai RSUD Wangaya Kota Denpasar adalah sebagai berikut :
24
a. SKPD/UPT menerima pemberitahuan/informasi pelaksanaan Diklat Teknis dari
Kota Denpasar Cq. Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kota Denpasar.
b. Sub Bagian Kepegawaian menginventarisir pegawai yang terkait dengan
pelaksanaan diklat teknis termaksud dan disampaikan kepada Direktur.
c. Direktur memilih dan menunjuk pegawai yang akan ditugaskan untuk mengikuti
Diklat Teknis termaksud.
d. Membuat usulan calon peserta Diklat Teknis dan disampaikan kepada pihak
penyelenggara Diklat Teknis.
e. Membuat Surat Perintah Tugas kepada Pegawai yang ditugaskan untuk mengikuti
Diklat Teknis.
25
b. Tim Baperjakat menyampaikan rekomendasi kepada Direktur RSUD Wangaya
Kota Denpasar untuk menetapkan calon pejabat yang diusulkan untuk menduduki
jabatan struktural.
c. Sub Bagian Kepegawaianmembuat usulan calon pemangku jabatan struktural
kepada Walikota Denpasar melalui Kepala Badan Kepegawaian dan
Pengembangan SDM Kota Denpasar.
d. Usulan calon pemangku jabatan struktural yang telah ditandatangani Direktur
disampaikan kepada pejabat yang berwenang.
Semua mekanisme tersebut di atas bersifat “RAHASIA“
26
d. Pengembangan Pegawai melalui Mutasi Inter dan Antar Instansi Pemerintah
Mutasi PNS dapat dilakukan di dalam instansi maupun keluar instansi (inter dan antar
instansi).
1) Mutasi Internal Rumah Sakit (di dalam instansi)
Mutasi dalam instansi adalah perpindahan antar dari unit kerja di lingkup RSUD
Wangaya Kota Denpasar, dimaksudkan guna meningkatkan kinerja dan pengalaman
PNS yang bersangkutan, untuk menghindari kejenuhan dalam bekerja dan/atau guna
mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang cenderung pada
pelanggaran terhadap ketentuan/perundang-undangan yang berlaku. Tahapan
mutasi/rotasi PNS adalah sebagai berikut :
a) Rencana mutasi dari masing-masing unit kerja dibahas dalam rapat Tim
Baperjakat RSUD Wangaya Kota Denpasar.
b) Hasil keputusan rapat Baperjakat, disampaikan sebagai rekomendasi atau masukan
kepada Direktur untuk mengambil kebijakan lebih lanjut.
c) Direktur menindaklanjuti rekomendasi Baperjakat dengan memberikan disposisi
persetujuan dan disampaikan kepada Subbagian Kepegawaian.
d) Sub Bagian Kepegawaian membuat Surat Keputusan Alih Tugas sesuai dengan
disposisi Direktur.
e) Setelah ditandatangani oleh Direktur, Keputusan Alih Tugas disampaikan kepada
PNS yang dimutasi dalam amplop tertutup oleh bagian ekspedisi.
Semua proses/mekanisme mutasi pegawai/alih tugas bersifat rahasia
27
d) Hasil pembahasan Tim disampaikan kepada Direktur sebagai masukan untuk
langkah selanjutnya.
e) Apabila permohonan disetujui, maka Sub Bagian Kepegawaian meneruskan
usulan mutasi tersebut kepada pejabat yang berwenang.
f) Kepindahan PNS yang bersangkutan dilaksanakan apabila SK mutasi telah
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang.
g) Sub Bagian Kepegawaian membuat Surat Pelepasan yang ditandatangani oleh
Direktur, dengan catatan semua urusan di RSUD Wangaya Kota Denpasar sudah
beres, termasuk kepada para pihak yang terkait dengan kewajiban PNS yang
bersangkutan.
Tahapan Mutasi bagi PNS yang akan pindah bekerja di RSUD Wangaya Kota
Denpasar dari instansi lain di luar daerah, adalah sebagai berikut :
a) Surat permohonan pindah ke RSUD Wangaya Kota Denpasar setelah dicantumkan
disposisi Direktur diserahkan ke Subbagian Kepegawaian.
b) Apabila berdasarkan pertimbangan formasi masih dimungkinkan, maka PNS yang
mengajukan permohonan tersebut dipanggil untuk mengikuti tes psikologi dan
wawancara.
c) Apabila berdasarkan hasil tes dinyatakan layak dan memenuhi syarat, pemohon
diminta untuk melengkapi berkas yang menyatakan tidak pernah dijatuhi hukuman
disiplin PNS dan tidak pernah atau sedang dalam urusan dengan pihak yang
berwajib.
d) Setelah syarat dipenuhi semuanya, maka pihak RSUD Wangaya Kota Denpasar
membuat jawaban/rekomendasi yang menyatakan tidak keberatan atas kepindahan
dari PNS yang bersangkutan dengan persyaratan tertentu.
2. Kompensasi
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang, langsung atau
tidak langsung yang diterima oleh karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan
oleh pemerintah. Kompensasi ini dibedakan menjadi dua, yaitu : Kompensasi langsung (
direct compensation ) yang berupa Gaji, honorarium, insentif, dan jasa Pelayanan; dan
Kompensasi tidak langsung ( indirect compensation atau employee welfare ) yang berupa
kesejahteraan karyawan.
a. Gaji
Gaji merupakan balas jasa atau penghargaan atas hasil kerja seseorang. Setiap
pegawai berhak memperoleh gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan dan tanggung
jawabnya. Pada dasarnya setiap pegawai beserta keluarganya harus dapat hidup layak
dari gajinya, sehingga dengan demikian ia dapat memusatkan perhatian dan
kegiatannya untuk dapat melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya dengan
28
demikian gaji pegawai negeri harus diusahakan oleh negara memenuhi kebutuhan
minimum karena apabila pegawai tetap tertekan oleh gaji yang tidak cukup
dibandingkan dengan kebutuhan sehari – hari maka akan dapat menimbulkan akibat –
akibat negative. Gaji pegawai terdiri dari
1) Gaji Pokok
Kepada pegawai negeri sipil yang diangkat dalam suatu pangkat diberi gaji pokok
berdasarkan golongan ruang yang ditetapkan untuk pangkat tersebut. Gaji pokok
untuk CPNS adalah sebesar 80 % dari gaji pokok yang diperuntukkan bagi
Pegawai Negeri Sipil tersebut. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam suatu
pangkat lebih tinggi dari pangkat lama, diberikan gaji pokok baru berdasarkan
pangkat baru yang segaris dengan garis pokok dan masa kerja golongan dalam
golongan ruang menurut pangkat baru. Sedangkan Pegawai Negeri Sipil yang
diturunkan pangkatnya lebih rendah dari pangkat lama diberikan gaji pokok
berdasarkan pangkat baru yang segaris dengan gaji pokok dan masa kerja
golongan ruang menurut pangkat lama.
b. Tunjangan
Untuk mendukung kesejahteraan PNS beserta keluarganya disamping gaji pokok
diberikan pula berbagai macam tunjangan yaitu tunjangan istri/suami, tunjangan
anak, tunjangan jabatan, tunjangan pangan dan lain-lain.
29
c. Insentif
Insentif adalah penghasilan yang diterima oleh PNS selain dari gaji pokok yang
bersumber dari dana BLUD/APBD Kota Denpasar dalam bentuk Tunjangan
Perbaikan Penghasilan (TPP) sesuai yang diberikan dengan ketentuan dan peraturan
perundang – undangan yang berlaku. Insentif bagi tenaga non PNS diberikan dalam
bentuk gaji tambahan yang dibayarkan satu kali dalam setahun berbarengan pada saat
pencairan gaji ke-13 PNS
e. Kesejahteraan
Kesejahteraan bagi pegawai RSUD Wangaya Kota Denpasar diberikan dalam bentuk:
1) Cuti
Dalam rangka usaha menjamin kesegaran jasmani dan rohani , maka kepada PNS
setelah bekerja dalam kurun waktu tertentu perlu diberikan Cuti, sebagaimana
diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS. Cuti adalah keadaan
tidak masuk bekerja yang diijinkan dalam jangka waktu tertentu. Tujuan diberikan
Cuti adalah untuk memberikan kesempatan istirahat bagi PNS dalam rangka
menjamin kesegaran jasmani dan rohani.
Jenis Cuti PNS adalah : 1). Cuti Tahunan; 2). Cuti Besar; 3). Cuti Sakit; 4). Cuti
Bersalin; dan 5). Cuti Diluar tanggungan Negara. Pengaturan Cuti secara Teknis
sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
30
Pegawai BLUD/PTT diikutsertakan dalam program BPJS Kesehatan dengan iur
wajib ditanggung secara bersama antara peserta dan pihak RSUD Wangaya Kota
Denpasar. Besarnya iur biaya mengikuti aturan pemerintah yang berlaku yaitu 2%
dari yang bersangkutan dan 3% dari penghasilan yang diterima.
3) Taperum PNS
Perumahan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, tidak terkecuali para PNS.
Namun demikian, kemampuan keuangan PNS sangat terbatas, sehingga perlu
diupayakan cara agar kebutuhan tersebut dapat dipenuhi. Untuk itu perlu usaha
gotong – royong berdasar kebersamaan, kekeluargaan dan kesetiakawanan PNS
melalui tabungan perumahan.
Adapun maksud dan tujuan Taperum PNS adalah: untuk membantu uang muka
pembelian rumah dan / atau membantu sebagian biaya pembangunan rumah bagi
PNS yang sudah memiliki tanah sendiri. Ketentuan lebih lanjut tentang Taperum
PNS sebagaimana diatur dalam Keppres Nomor 14 Tahun 1993 Juncto Keppres
Nomor 46 Tahun 1994.
31
kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi
tenaga kerja”. Berdasarkan pasal tersebut maka pengelola tempat kerja di rumah sakit
mempunyai kewajiban untuk menyehatkan para tenaga kerjanya. Salah satunya
adalah melalui upaya kesehatan kerja di samping keselamatan kerja. Rumah sakit
harus menjamin keselamatan dan kesehatan kerja baik terhadap pasien, penyedia
layanan atau pekerja maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di
rumah sakit. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk melaksanakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang dilaksanakan secara terintegrasi dan
menyeluruh sehingga resiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan
Akibat Kerja (KAK) di rumah sakit dapat dihindari.
Adapun upaya K3RS dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut :
a) Upaya Kesehatan Kerja bagi Pegawai Rumah Sakit :
Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan
berkala, dan pemeriksaan kesehatan khusus bagi SDM rumah sakit.
Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi SDM rumah
sakit yang menderita sakit.
Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik
SDM rumah sakit.
b) Upaya Keselamatan Kerja Pegawai Rumah Sakit
Pembinaan dan pengawasan keselamatan/keamanan sarana, prasarana dan
peralatan kesehatan di rumah sakit.
Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja di rumah sakit.
Pengelolaan, pemeliharaan dan sertifikasi sarana, prasarana dan peralatan
rumah sakit.
Pengadaan peralatan K3RS.
3. Penghargaan
Untuk mendorong dan meningkatkan prestasi kerja serta untuk memupuk kesetiaan
terhadap Negara, maka Pegawai Negeri Sipil yang telah menunjukkan prestasi kerja,
maka diberikan penghargaan oleh pemerintah. Bentuk Penghargaan terdiri dari :
a. Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil
Kenaikan Pangkat merupakan salah satu elemen penting dalam pembinaan karier PNS,
karena melalui kenaikan pangkat yang tepat waktu dan tepat sasaran diharapkan akan
menumbuhkan semangat kerja bagi PNS yaqng bersangkutan. Kenaikan Pangkat
merupakan Penghargaan yang diberikan atas pengabdian PNS terhadap Negara yang
dimaksudkan sebagai dorongan kepada PNS untuk lebih meningkatkan prestasi kerja
dan pengabdiannya.
Periode Kenaikan pangkat PNS ditetapkan tanggal 1 April dan 1 Oktober setiap tahun
kecuali Kenaikan Pangkat Anumerta dan Kenaikan Pangkat Pengabdian. Masa Kerja
32
untuk kenaikan pangkat dihitung sejak pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri
Sipil . Adapun jenis Kenaikan Pangkat tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kenaikan Pangkat Reguler
Kenaikan Pangkat Reguler adalah penghargaan yang diberikan kepada PNS yang
telah memenuhi syarat yang ditentukan tanpa terikat pada jabatan. Kenaikan
Pangkat Reguler diberikan kepada PNS yang :
Menduduki jabatan struktural atau jabatan pelaksana;
Dalam masa melaksanakan tugas belajar ;
Syarat – syarat Kenaikan Pangkat Regular adalah sebagai berikut :
Berstatus PNS;
Tidak melampaui pangkat atasan langsung;
Masih dalam jenjang kepangkatan;
Lulus ujian yang dipersyaratkan;
Memiliki Prestasi Kerja Baik
Sekurang – kurangnya telah empat tahun dalam pangkat terakhir;
2) Kenaikan Pangkat Pilihan
Kenaikan Pangkat Pilihan adalah kepercayaan dan penghargaan yang diberikan
kepada PNS atas prestasi kerja yang tinggi. Kenaikan Pangkat Pilihan diberikan
kepada PNS yang :
a) Menduduki Jabatan Struktural
PNS yang menduduki jabatan struktural yang pangkatnya masih satu tingkat
dibawah jenjang pangkat terendah yang ditentukan dalam jabatan itu, dapat
dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi, apabila telah satu tahun dalam
pangkat terakhir dan sekurang – kurangnya telah satu tahun dalam jabatan
struktural yang diduduki , dihitung sejak pelantikan. PNS yang diangkat dalam
jabatan struktural yang pangkatnya masih setingkat lebih rendah dari yang
dipersyaratkan dalam jabatan tersebut, dan telah empat tahun atau lebih dalam
pangkat terakhir, maka dapat dipertimbangkan pada periode kenaikan pangkat
setelah pelantikan.
b) Menduduki Jabatan Fungsional tertentu
Kenaikan pangkat bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu,
diberikan apabila : Sekurang – kurangnya telah dua tahun dalam pangkat
terakhir; Telah memenuhi angka kredit yang telah ditentukan; Memiliki
prestasi kerja baik dalam dua tahun terakhir.
33
pangkat terakhir; Memiliki prestasi kerja baik dalam 2 tahun terakhir; Memenuhi
jumlah angka kredit tertentu untuk jabatan fungsional; Telah lulus Ujian
Penyesuaian ijazah.
34
pegawai berprestasi yang diumumkan pada saat apel bulanan setiap hari senin minggu
pertama.
35
Nilai-nilai dasar Kode Etik yang harus dijunjung tinggi oleh Pegawai RSUD
Wangaya Kota Denpasar meliputi:
a. ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
c. semangat nasionalisme;
d. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan;
e. ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;
f. penghormatan terhadap hak asasi manusia;
g. tidak diskriminatif;
h. profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi; dan semangat jiwa korps.
i. Memegang rahasia dan menghindari pertentangan kepentingan
Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari setiap Pegawai RSUD
Wangaya Kota Denpasar bersikap dan berpedoman pada etika dalam bernegara, dalam
penyelenggaraan pemerintahan, dalam berorganisasi, dalam bermasyarakat, serta terhadap diri
sendiri dan sesama Pegawai RSUD Wangaya Kota Denpasar.
1. Etika dalam bernegara
a. melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
b. mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara;
c. menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
d. menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam
melaksanakan tugas;
e. akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan yang
bersih dan berwibawa;
f. tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam
g. melaksanakan setiap kebijakan dan program pemerintah;
h. menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya Negara secara efisien
dan efektif; dan
i. tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar.
36
e. membangun etos kerja dan meningkatkan kinerja organisasi;
f. menjalin kerja sama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait
dalam rangka pencapaian tujuan;
g. memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas;
h. patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja;
i. mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka
peningkatan kinerja organisasi; dan
j. berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja.
37
e. menjunjung tinggi harkat dan martabat Pegawai RSUD Wangaya Kota Denpasar;
f. menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama Pegawai RSUD Wangaya
Kota Denpasar; dan
g. berhimpun dalam satu wadah Korps Pegawai Republik Indonesia yang menjamin
terwujudnya solidaritas dan soliditas semua Pegawai RSUD Wangaya Kota Denpasar
dalam memperjuangkan hak-haknya.
J. Disiplin Pegawai
Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas, seluruh
pegawai rumah sakit wajib mematuhi disiplin pegawai. Sebagai instansi pemerintah, RSUD
melaksanakan penegakan dsiplin terhadap pegawai serta melaksanakan berbagai upaya
penegakan disiplin dalam bentuk pembinaan. Pembinaan dilakukan untuk mengarahkan
pegawai agar dapat bekerja dengan baik, berdisiplin dan tidak melakukan pelanggaran terhadap
peraturan yang berlaku. Ketentuan pembinaan pegawai di lingkungan RSUD Wangaya
mengacu pada PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, termasuk sanksi
yang melekat untuk setiap pelanggaran peraturan yang dilakukan oleh pegawai. Disiplin
Pegawai adalah kesanggupan pegawai untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila
tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Adapun kewajiban dan larangan bagi
pegawai yang wajib diketahui adalah :
1. Kewajiban Pegawai
a. Mengucapkan sumpah/janji PNS dan sumpah/janji jabatan;
b. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Pemerintah;
c. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada pegawai dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
e. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS;
f. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau
golongan;
g. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan;
h. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara;
i. Melaporkan dengan segera kepada atasan apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang keamanan,
keuangan, dan materiil;
j. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
k. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
38
l. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;
m. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat; membimbing bawahan dalam
melaksanakan tugas;
n. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
o. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan
p. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
2. Larangan Pegawai
a. Menyalahgunakan wewenang;
b. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain;
c. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga
atau organisasi internasional;
d. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing;
e. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-
barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berhagra milik negara
secara tidak sah;
f. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan atau orang lain di
dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi,
golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
g. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung
atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
h. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan
dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
i. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahaannya;
j. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi
atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi
yang dilayani;
k. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
l. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara :
1) Ikut serta sebagai pelaksana kampanye
2) Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS
3) Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau
4) Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
m. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara :
1) Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau erugikan salah satu
pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
39
2) Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon
yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemun, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;
n. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai
foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan
perundang-undangan; dan
o. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Derah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara :
1) Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah;
2) Menggunakan fasilitas yang terkait dnegan jabatan dalam kegiatan kampanye;
3) Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah
satu pasangan calon selama masa kampanye, dan/atau
4) Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon
yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
Setiap bentuk pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh pegawai akan dijatuhi hukuman
disiplin sesuai tingkat pelanggarannya oleh atasan yang berwenang menjatuhi hukuman
disiplin, mengacu pada PP no. 53 tahun 2010. Atasan langsung pegawai yang diduga
melakukan pelanggaran disiplin wajib melakukan pemeriksaan sebelum menjatuhi hukuman
disiplin. Pelanggaran disiplin ringan akan dijatuhi hukuman disiplin ringan, pelanggaran
disiplin sedang dijatuhi hukuman disiplin sedang, pelanggaran disiplin berat dijatuhi hukuman
disiplin berat. Adapun tingkat dan jenis hukuman disiplin sebagai mana dimaksud terdiri dari :
(1) Jenis hukuman disiplin ringan
a. Teguran lisan;
b. Teguran tertulis;
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
(2) Jenis hukuman disiplin sedang
a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan
c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
(3) Jenis hukuman disiplin berat
a. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
c. Pembebasan dari jabatan;
d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; dan
40
e. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
41
BAB V
LOGISTIK
42
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan, dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan
pekerjaan dan proses produksi. Keselamatan kerja merupakan tugas semua pekerja yang berada di
rumah sakit termasuk di Sub.Bag.Kepegawaian. Dengan demikian keselamatan kerja adalah dari,
oleh dan untuk setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di rumah sakit serta masyarakat di
sekitar rumah sakit yang mungkin terkena dampak akibat proses kerja. Keselamatan kerja adalah
sarana utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian yang
berupa cedera/luka, cacat, kematian, kerugian harta benda dan kerusakan peralatan/mesin dan
lingkungan secara luas. Tujuan pelaksanaan upaya keselamatan kerja adalah :
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang
tidak diharapkan.
43
Luka umum, dsb
44
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
Mutu layanan harus memiliki standar mutu yang jelas. Dengan demikian pengguna jasa
dapat membedakan pelayanan yang baik dan tidak baik melalui indikator dan standarnya.
Berdasarkan hal tersebut maka beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Sub.Bag.Kepegawaian
Rumah Sakit di RSUD Wangaya sebagai berikut :
1. Menyusun Indikator Mutu Kepegawaian
2. Memantau, mencatat dan meaporkan kegiatan yang menjadi indicator mutu
kepegawaian
3. Secara berkala dilakukan audit :
a. Data Kepegawaian
b. Keberfungsian Aplikasi SIMPEG
c. Keberlanjutan kegiatan pelayanan administrasi kepegawaian
d. ATK dan Logistik penunjang kegiatan
4. Pelaksanaan jaminan dan kendali mutu sesuai dengan program pengendali mutu.
45
BAB VIII
PENUTUP
Pedoman Manajemen SDM Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar ini
mempunyai peranan penting sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan sehari – hari tenaga
Sub.Bag.Kepegawaian Rumah Sakit yang bertugas sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
khususnya pelayanan administrasi kepegawaian.
Penyusunan Pedoman Manajemen SDM Rumah Sakit ini adalah langkah awal ke suatu
proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak dalam
penerapannya untuk mencapai tujuan. Kami menyadari bahwa Pedoman Pelayanan ini masih jauh
dari sempurna, karena itu kami menerima saran dan kritik guna menyempurnakan pedoman ini.
Akhir kata, semoga Pedoman Manajemen SDM Rumah Sakit ini dapat bermafaat bagi para
pembaca sekalian.
46