Anda di halaman 1dari 46

1

PEMERINTAH KOTA DENPASAR


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA
Jln. R.A Kartini No. 133 DenpasarTelp . ( 0361 ) 222487 - 222141 Fax ( 0361 ) 224114
Web site : http://www.denpasarkota.go.idatau http://rsudwangaya.denpasarkota.go.id
E mail : rsudwangaya@denpasarkota.go.idataursudwangaya.dpskota@gmail.com

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA


KOTA DENPASAR

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA
KOTA DENPASAR

NOMOR 188.45/98/RSUDW/2019

TENTANG

PENETAPAN PEDOMAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR,

Menimbang : a. bahwadalamupayameningkatkanmutupelayananharusd
idukungolehpengelolaanSumberdayamanusia yang
baikmulaidariperencanaan, perekrutan,
pengembangan, pendidikandanpelatihan,
hubungankerjasampaidenganevaluasikinerjapegawai;

b. bahwa agar
pengelolaansumberdayamanusiadapatberjalandenganb
aikdanlancarperludisusunPedomanManajemenSumber
DayaManusiapadarumahSakitUmum Daerah Wangaya
Kota Denpasar;

c. bahwaberdasarkanpertimbangansebagaimanadimaksud
dalamhuruf a
danhurufb,perlumenetapkanKeputusanDirekturtentang
PenetapanPedomanManajemenSumberDayaManusiapa
daRumahSakitUmum Daerah Wangaya Kota Denpasar ;

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-


Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3890);

2. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 1992 tentang


Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Denpasar
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3465);

3. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063 ) ;

2
4. Undang - Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072 ) ;

5. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara republik indonesia Tahun 2014 Nomor 246,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5589);

6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014
Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);

7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang


Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang


Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2017


Tentang Akreditasi Rumah Sakit ;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun


2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah ;

11. KeputusanMenteriKesehatanNomor 129/


Menkes/SK/II/2008 tentangStandarPelayanan
Minimal RumahSakit ;

12. Keputusan Gubernur Bali Nomor 440/0311/BPMP/


tentang Izin Operasional Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya Kota Denpasar ;

13. Peraturan Walikota Denpasar Nomor 4 Tahun 2014


tentang Pedoman Pengangkatan dan Pemberhentian
Pejabat Pengelola Dan Pegawai Non Pegawai Negeri
Sipil Pada Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota
Denpasar (Berita Daerah Kota Denpasar Tahun 2014
Nomor 4 );

14. Peraturan Walikota Denpasar Nomor 43 Tahun 2016


tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan
Fungsi Serta Tata Kerja Sekretariat Daerah, Staf Ahli,
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat, Inspektorat,
Badan Daerah Dan Rumah Sakit Umum Daerah
(Berita Daerah Kota Denpasar Tahun 2016 Nomor 43)
;

15. Peraturan Walikota Nomor 12 Tahun 2017 tentang

3
Uraian Tugas Jabatan pada Sekretariat Daerah, Staf
Ahli, Skeretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
Inspektorat, Badan Daerah, dan Rumah Sakit Umum
Daerah (Berita Daerah Kota Denpasar Tahun 2017
Nomor 12) ;

16. Keputusan Walikota Denpasar Nomor 96 Tahun 2008


tentang Penetapan Badan Pelayanan Rumah Sakit
Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar sebagai Badan
Layanan Umum Daerah ;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
KESATU : Menetapkan Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia pada
Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar.

KEDUA : Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia yang disusun oleh


Ka. Sub Kepegawaian pada tanggal 2 Januari 2019 sebanyak
45 halaman, diberlakukan sebagai Pedoman Manajemen
Sumber Daya Manusia pada Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya Kota Denpasar.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Denpasar
Pada tanggal, 2 Januari 2019
Plt. Direktur
RumahSakitUmum Daerah Wangaya
Kota Denpasar,

dr. Dewa Putu Alit Parwita, M.Kes


PembinaTk.I
NIP.19630127 199103 1 005

4
PEDOMAN

MANAJEMEN SDM RSUD WANGAYA

PENYUSUN Kasubag Kepegawaian


TANGGAL 2 Januari 2019
JUMLAH HALAMAN 45 Halaman

5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
BAB II LATAR BELAKANG .................................................................................... 2
BAB III TUJUAN ....................................................................................................... 3
A. Tujuan Umum ........................................................................................... 3
B. Tujuan Khusus............................................................................................ 3
BAB IV TATA LAKSANA KEGIATAN...................................................................... 4
A. Perencanaan Kebutuhan SDM.................................................................... 4
1. Dasar Penetapan Pola Ketenagaan Pada Unit Kerja ........................... 6
a. Evaluasi dan Pemutakhiran Pola Ketenagaan ................................ 7
b. Pemutakhiran Data Ketenagaan ..................................................... 7
2. Penetapan Jumlah Kebutuhan SDM .................................................... 7
B. Proses Rekrutmen ....................................................................................... 8
1. Pengadaan Pegawai Melalui Jalur CPNS ............................................. 9
2. Pengadaan Pegawai BLUD Non-PNS ................................................. 9
C. Proses Seleksi .......................................................................................... 10
D. Orientasi Pegawai .................................................................................... 11
1. Orientasi Umum ................................................................................. 11
2. Orientasi Khusus ................................................................................ 12
E. Kredensi .................................................................................................. 13
F. Penempatan Pegawai dan Penempatan Kembali ..................................... 14
1. Penempatan Staf Baru ....................................................................... 14
a. Penempatan Staf Baru PNS ......................................................... 14
b. Pemempatan Staf Baru Non PNS ................................................ 15
2. Penempatan Kembali......................................................................... 15
G. Evaluasi Kinerja Pegawai........................................................................ 15
H. Retensi Pegawai ...................................................................................... 16
1. Pengembangan Pegawai .................................................................... 16
a. Pengembangan Pegawai Melalui Pendidikan Formal ................. 16
1) Tugas Belajar......................................................................... 16
2) Ijin Belajar ............................................................................. 17
b. Pengembangan Pegawai Melalui Pendidikan dan Pelatihan ....... 17
1) Diklat Prajabatan ................................................................... 17
2) Diklat Kepemimpinan ........................................................... 18
3) Diklat Fungsional .................................................................. 19
4) Diklat Teknis ......................................................................... 20
c. Pengembangan Pegawai Melalui Pengangkatan dalam Jabatan . 20
1) Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural ....................... 20
2) Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional...................... 22

6
d. Pengembangan Pegawai Melalui Mutasi .................................... 23
1) Mutasi Internal Rumah Sakit................................................. 23
2) Mutasi Antar Intansi .............................................................. 23
2. Kompensasi ....................................................................................... 24
a. Gaji .............................................................................................. 25
1) Gaji Pokok ............................................................................. 25
2) Kenaikan Gaji Berkala .......................................................... 25
b. Tunjangan .................................................................................... 26
c. Insentif ......................................................................................... 26
d. Jasa Pelayanan ............................................................................. 26
e. Kesejahteraan .............................................................................. 27
1) Cuti ........................................................................................ 27
2) Asuransi Kesehatan ............................................................... 27
3) Taperum ................................................................................ 27
4) Santunan Uang Duka PNS ................................................... 28
5) Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit ....... 28
a) Upaya Kesehatan Kerja ................................................... 29
b) Upaya Keselamatan Kerja ............................................... 29
3. Penghargaan ...................................................................................... 29
a. Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil ..................................... 29
1) Kenaikan Pangkat Reguler .................................................... 30
2) Kenaikan Pangkat Pilihan ..................................................... 30
3) Kenaikan Pangkat Penysuaian Ijazah .................................... 31
4) Kenaikan Pangkat Anumerta ................................................. 31
5) Kenaikan Pangkat Pengabdian .............................................. 31
b. Satya Lencana Karya Satya ......................................................... 32
c. Penilaian Karyawan Berprestasi.................................................. 32
d. Pemberian Memorabilia Pegawai ................................................ 32
I. Kode Etik Pegawai .................................................................................. 32
1. Prinsip Dasar Kode Etik .................................................................... 33
2. Nilai-nilai Dasar Kode Etik ............................................................... 33
J. Disiplin Pegawai ..................................................................................... 36
1. Kewajiban Pegawai ........................................................................... 36
2. Larangan Pegawai ............................................................................. 37
K. Pensiun dan Pemutusan Hubungan Kerja ............................................... 39
L.
BAB V LOGISTIK .......................................................................................................... 41
BAB VI KESELAMATAN KERJA ................................................................................. 42
BAB VII PENGENDALIAN MUTU ............................................................................... 44
BAB VIII PENUTUP ........................................................................................................ 45

7
BAB I
PENDAHULUAN

Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu
unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya
guna memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang baik
dan biaya yang terjangkau. Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial
ekonomi masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakatpun mulai berubah.
Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah dan lebih
bermutu termasuk pelayanan kesehatan. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan
mutu pelayanan rumah sakit maka fungsi pelayanan RSUD Wangaya Kota Denpasar secara
bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien.
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses perbaikan mutu
manajemen sumber daya rumah sakit yang berkesinambungan dengan berorientasi pada hasil yang
memuaskan. Sumber daya manusia merupakan komponen esensial dalam menjalankan fungsi
rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan pelanggan dan
berpijak pada regulasi yang berlaku. Dalam lima tahun terakhir, RSUD Wangaya Kota Denpasar
terus meningkatkan mutu pelayanan dengan membuka berbagai jenis unit pelayanan baru, baik
rawat jalan, rawat inap maupun rawat intensif. Dengan sendirinya manajemen sumber daya manusia
menjadi syarat mutlak untuk mampu memenuhi kuantitas dan kualitas pegawai yang dibutuhkan
dalam memberikan pelayanan di unit-unit yang tersedia, sehingga pelayanan yang bermutu dapat
dinikmati oleh seluruh pelanggan.

8
BAB II
LATAR BELAKANG

Rumah sakit sebagai instansi pelayanan kesehatan yang berhubungan langsung dengan
pasien harus mengutamakan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi dan
efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah
sakit. Pasien sebagai pengguna pelayanan kesehatan berhak memperoleh keamanan dan
keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.
Pelayanan yang aman dan bermutu membutuhkan sumber daya manusia yang handal
sebagai pelaksana upaya pelayanan, baik secara medis, non medis, maupun penunjang dan
yang bersifat administratif. Manajemen SDM Merupakan suatu proses menangani berbagai
masalah pada ruang lingkup karyawan, manajerial, ataupun tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktivitas organisasi RSUD Wangaya Kota Denpasar demi melaksanakan misi
guna mencapai visi yang telah ditetapkan
Pelaksanaan manajemen sumber daya manusia kemudian menjadi suatu kebutuhan
yang wajib dipenuhi, mulai dari perencanaan kebutuhan sumber daya manusia, pengadaan,
orientasi, penempatan, pembinaan dan pengembangan kompetensi, mutasi hingga
pengupayaan retensi pegawai yang berkontribusi positif terhadap tata laksana pelayanan di
rumah sakit. Pengelolaan sumber daya manusia yang efektif dan efisien wajib diupayakan
agar seluruh tenaga di rumah sakit mampu memberikan kontribusinya secara optimal, efektif
dan efisien. Sebagai dasar pelaksanaan kegiatan manajemen sumber daya manusia, maka
disusunlah Pedoman Manajemen SDM di RSUD Wangaya Kota Denpasar.

9
BAB III
TUJUAN

A. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam melaksanakan pengelolaan sumber daya manusia dilingkungan
RSUD Wangaya Kota Denpasar

B. Tujuan Khusus
1. Sebagai acuan dalam proses perencanaan SDM yang disesuaikan dengan
kebutuhan unit kerja
2. Sebagai acuan evaluasi dan pemuktahiran pola ketenagaan
3. Sebagai acuan dalam proses rekruitmen atau pengadaan pegawai untuk memenuhi
kebutuhan unit kerja
4. Sebagai acuan dalam melaksanakan orientasi umum dan khusus bagi staf
5. Sebagai acuan dalam penempatan dan penempatan kembali staf
6. Sebagai acuan pelaksanaan evaluasi kinerja
7. Sebagai acuan dalam upaya retensi staf dan pemenuhan hak pegawai
8. Sebagai acuan dalam pengembangan kompetensi pegawai

10
BAB IV
TATA LAKSANA KEGIATAN

A. Perencanaan Kebutuhan SDM


RSUD Wangaya menyusun perencanaan kebutuhan pegawai mengacu pada ketentuan
peraturan dan perundangan yang berlaku, baik pegawai negeri sipil (PNS) maupun non PNS.
Dalam kaitannya dengan perencanaan formasi PNS, ketentuan Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara menyebutkan :
Pasal 1 ayat (1) : “Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah
profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja pada
instansi pemerintah.
Pasal 1 ayat (2) : “Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai
ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat Pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan”.
Pasal 1 ayat (3) : Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara
tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Pasal 1 ayat (4) : Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya
disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.
Kemudian dalam pasal 56 ayat (1) : “Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun
kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban
kerja”.
Selanjutnya dalam pasal 56 ayat (2) : “Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan
PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang
diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan.”.
Kedua pasal di atas mengamanatkan bahwa seorang ASN adalah :Seseorang yang
duduk dalam suatu jabatan; Dibutuhkan karena adanya beban kerja organisasi; Ditempatkan
dan dikembangkan untuk melakukan tugas sebagaimana yang uraian tugas jabatan;
Didayagunakan untuk memperoleh hasil kerja sebagaimana yang ditargetkan oleh jabatan
tersebut. Oleh karena itu, perencanaan formasi harus didasarkan pada hasil perhitungan
beban kerja organisasi sehingga formasi pegawai yang telah disusun dapat memenuhi
kebutuhan organisasi untuk pelaksanaan tugas organisasi dalam mendukung pencapaian visi
dan misinya.

11
Seperti konsep perencanaan pada umumnya, perencanaan kebutuhan SDMK
merupakan penetapan langkah-langkah sebagai jawaban atas 6 (enam) buah pertanyaan yang
lazim dikenal sebagai 5W+1H, yaitu :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan (WHAT)
2. Mengapa tindakan itu dikerjakan (WHY)
3. Dimana tindakan itu dikerjakan (WHERE)
4. Siapa yang mengerjakan tindakan itu (WHO)
5. Bilamana tindakan itu dikerjakan (WHEN)
6. Bagaimana pelaksanaannya (HOW)
Perencanaan Kebutuhan SDM bertujuan untuk menghasilkan rincian kebutuhan SDMK
yang tepat meliputi jenis, jumlah dan kualifikasi sesuai kebutuhan rumah sakit berdasarkan
metode perencanaan yang sesuai dalam rangkai mencapai tujuan pelayanan kesehatan di
rumah sakit.
Mengacu pada Permenkes No. 33 Tahun 2015, RSUD Wangaya Menggunakan dua
metode dalam perencanaan kebutuhan SDM yaitu metode analisis beban kerja kesehatan dan
standar ketenagaan minimal terkait pemenuhan profesi tertentu di instalasi pelayanan yang
ditentukan oleh undang-undang.
Dalam menghitung formasi pegawai terdapat 3 (tiga) aspek pokok yang harus
diperhatikan. Ketiga aspek tersebut adalah :
 Beban Kerja
Beban kerja merupakan aspek pokok yang menjadi dasar untuk perhitungan.
Beban kerja perlu ditetapkan melalui program-program unit kerja yang selanjutnya
dijabarkan menjadi target pekerjaan untuk setiap jabatan.
 Standar Kemampuan Rata-Rata
Standar kemampuan rata-rata dapat berupa standar kemampuan yang diukur dari
satuan waktu yang digunakan atau satuan hasil. Standar kemampuan dari satuan
waktu disebut dengan Norma Waktu. Sedangkan standar kemampuan dari satuan
hasil disebut dengan Norma Hasil.

 Waktu kerja/Norma Waktu


Waktu kerja yang dimaksud di sini adalah waktu kerja efektif, artinya waktu kerja
yang secara efektif digunakan untuk bekerja. Waktu Kerja Efektif terdiri atas
HARI KERJA EFEKTIF (jumlah hari dalam kalender dikurangi hari libur dan
cuti) dan JAM KERJA EFEKTIF (jumlah jam kerja formal dikurangi dengan
waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja (allowance) seperti buang air,
melepas lelah, istirahat makan, dan sebagainya. Allowance diperkirakan rata-rata
sekitar 30% dari jumlah jam kerja formal).

12
1. Dasar Penetapan Pola Ketenagaan Pada Unit Kerja
Formasi pegawai harus dapat ditunjukkan dengan jumlah pegawai dalam jabatan.
Maksudnya adalah agar setiap pegawai yang menjadi bagian dalam formasi memiliki
kedudukan dalam jabatan yang jelas. Dengan demikian, sebelum dilakukan perhitungan
formasi terlebih dahulu harus tersedia peta jabatan dan uraian jabatan yang tertata rapi. Peta
jabatan dan uraian jabatan diperoleh dengan melakukan Analisis Jabatan. Oleh karenanya,
analisis jabatan merupakan tahap awal dalam pelaksanaan perhitungan formasi.
Analisis jabatan yang dilakukan dengan teliti akan menghasilkan informasi jabatan
yang akurat, dan kemudian dapat dijadikan bahan baku baik untuk proses pengelolaan
SDM, seperti evaluasi jabatan, rekrutmen dan seleksi, manajemen kinerja, penyusunan
kompetensi dan pelatihan.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka masing-masing unit kerja menghitung jumlah
kebutuhan pegawai sesuai dengan analisa beban kerja yang ada dengan menggunakan
pendekatan rasio dan fungsi. Hasil analisis jabatan tersebut merupakan pola ketenagaan
yang diwujudkan dalam Daftar Susunan Pegawai (DSP) yang berisi kebutuhan, realitas dan
kekurangan atau kelebihannya.
Perencanaan kebutuhan tenaga dilakukan berdasar pada pemenuhan standar
pengembangan pelayanan ketenagaan dan standar pengembangan pelayanan. Pola
ketenagaan ditetapkan oleh masing masing unit sesuai dengan kebutuhannya meliputi
jumlah, jenis, kualifikasi dan kompetensi. Pola ketenagaan yang dibutuhkan unit,
dituangkan dalam program kerja masing-masing unit.
Rumah sakit dalam menyusun perencanaan kebutuhan tenaga/ staf mengacu pada
pencapaian Rencana Strategis rumah sakit pada cascading indikator kinerja tentang
pemenuhan SDM sesuai analisis beban kerja dan peraturan perundangan spesifik yang
mengatur standar kebutuhan tenaga di instalasi-instalasi di rumah sakit. Keduanya
digunakan sebagai dasar penyusunan penganggaran setiap tahunnya dan dituangkan di
dalam rencana bisnis dan anggaran (RBA)
Rumah sakit menetapkan jumlah kebutuhan staf rumah sakit berdasarkan kebutuhan
masing-masing unit termasuk pengembangannya sesuai peraturan perundang-undangan.
Dalam menghitung jumlah staf yang dibutuhkan digunakan faktor sebagai berikut:
 Misi rumah sakit
 Keragamam pasien yang harus dilayani, kompleksitas dan intensitas kebutuhan
pasien;
 Layanan klinis yang disediakan rumah sakit
 Volume pasien rawat inap dan rawat jalan
 Rencana Pengembangan pelayanan

a. Evaluasi Dan Pemuktahiran Pola Ketenagaan

13
Pola ketenagaan dievaluasi dan dimuktahirkan setiap tahun, terutama bila ada
rencana pengembangan pelayanan dan adanya perubahan struktur organisasi.
Pejabat urusan kepegawaian wajib mengadakan rapat kordinasi yang melibatkan
seluruh pejabat structural lain terkait pemutakhiran data kepegawaian internal
rumah sakit.

b. Pemuktahiran Data Ketenagaan


Data ketenagaan agar selalu up to date wajib dilakukan pemuktahiran setiap tahun
yang dituangkan dalam bentuk laporan profil pegawai dan daftar nominatif pegawai.

2. Penetapan Jumlah Kebutuhan SDM


Rumah sakit menetapkan kebutuhan SDM/ formasi pegawai berdasar hasil analisis
beban kerja masing-masing unit. Jumlah dan susunan jabatan Pegawai Negeri Sipil
yang diperlukan ditetapkan dalam suatu formasi untuk jangka waktu tertentu berdasarkan
jenis, sifat, dan beban kerja yang harus dilaksanakan dengan tujuan agar unit organisasi itu
mampu melaksanakan tugasnya secara berdaya guna, berhasil guna dan berkesinambungan.
Tujuan ditetapkannya formasi adalah agar satuan organisasi mempunyai jumlah dan mutu
pegawai yang memadai sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab pada masing-
masing organisasi.
Proses penyusunan formasi di RSUD Wangaya Kota Denpasar, dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut :
a. Analisis Jabatan adalah proses, metoda dan tehnik untuk mendapatkan gambaran
menyeluruh dan lengkap mengenai suatu posisi jabatan, kemudian menyadurnya ke
dalam format yang memudahkan memahami secara akurat informasi tentang jabatan
dalam organisasi, serta merancang program dan kegiatan penataan jabatan dan
peningkatan kompetensi jabatan.
b. Penyusunan Daftar Susunan Pegawai (DSP) adalah daftar peta jabatan yang
menunjukan nama jabatan, jumlah formasi, uraian tugas, pangkat/golongan, syarat
jabatan (pendidikan formal, diklat struktural, diklat teknis, diklat fungsional,
pengalaman jabatan), dan bezetting (kekuatan pegawai).
c. Pengusulan Formasi : Direktur RSUD Wangaya Kota Denpasar mengusulkan daftar
formasi kebutuhan pegawai berdasarkan Daftar Susunan Pegawai yang telah disusun
oleh Sub Bagian Kepegawaian kepada Walikota Denpasar, Cq. Kepala Badan
Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kota Denpasar, pada setiap awal tahun
anggaran.
d. Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kota Denpasar memproses usulan
Formasi dari semua Organsasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Denpasar dan
disampaikan usulan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku

14
e. OPD menerima penetapan jumlah formasi dalam tahun anggaran yang bersangkutan
dari pejabat pembina kepegawaian (Walikota Denpasar)

B. Proses Rekrutmen
Proses rekrutmen staf dilakukan secara terpusat, efisien, dan terkoordinasi agar
terlaksana proses yang seragam di seluruh rumah sakit. Kebutuhan rekrutmen staf berdasar
atas rekomendasi jumlah dan kualifikasi staf yang dibutuhkan untuk memberikan layanan
klinis dari kepala unit kerja.
Rekruitmen staf dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga di RSUD Wangaya Kota
Denpasar melalui dua jalur yaitu: pengadaan melalui jalur CPNS dan pengadaan pegawai
melalui jalur non PNS BLUD.

1. Pengadaan Pegawai Melalui Jalur CPNS


Pengertian
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah proses untuk mengisi formasi yang lowong,
karena adanya Pegawai Negeri Sipil yang berhenti, pensiun dan meninggal dunia
atau adanya pengembangan organisasi. Dengan demikian penerimaan atau usulan
Pegawai Negeri Sipil berdasarkan kebutuhan secara nyata. Pengadaan PNS harus
didasarkan atas syarat-syarat yang objektif yang telah ditentukan dan tidak boleh
berdasarkan atas jenis kelamin, suku, agama, ras, golongan dan daerah.

Tahapan Pengadaan Pegawai melalui jalur CPNS


Tahapan pengadaan berupa perencanaan, pengumuman, persyaratan, pelamaran,
penyaringan, pengumuman kelulusan dan pengangkatan merupakan kewenangan
dari Pemerintah Daerah dan dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian dan
Pengembangan SDM Kota Denpasar.

Penempatan Tenaga Calon Pegawai Negeri Sipil


Setelah pelamar yang dinyatakan lulus seleksi dan telah diangkat sebagai Calon
Pegawai Negeri Sipil formasi Daerah Kota Denpasar, maka CPNS tersebut segera
ditempatkan di seluruh OPD Kota Denpasar sesuai dengan formasi yang telah
ditetapkan. RSUD Wangaya Kota Denpasar kemudian mendayagunakan tenaga
Calon Pegawai Negeri Sipil termaksud sesuai dengan jabatannya dan menerbitkan
Surat Pendayagunaan Tenaga serta Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas. Seluruh
CPNS yang telah diterima oleh Rumah Sakit diberikan orientasi umum dan orientasi
khusus dan dilakukan evaluasi kinerja setelah satu bulan melaksanakan orientasi.

15
2. Pengadaan Pegawai BLUD Non PNS
Pengertian
Untuk mengisi formasi yang kosong, RSUD Wangaya Kota Denpasar diberikan
kewenangan untuk melakukan pengadaan pegawai BLUD Non PNS Tidak Tetap.
Pelaksanaan Pengadaan Pegawai BLUD Non PNS Tidak Tetap diselenggarakan
oleh Pemimpin BLUD.

Tahapan Pengadaan Pegawai BLUD Non PNS Tidak Tetap


Tahapan pengadaan Pegawai BLUD Non PNS Tidak Tetap berupa perencanaan,
pengumuman, persyaratan, pendaftaran, tes seleksi, pengumuman kelulusan dan
pengangkatan merupakan kewenangan dari RSUD Wangaya Kota Denpasar.

Penempatan Pegawai BLUD Non PNS Tidak Tetap


Setelah pelamar dinyatakan lulus tes seleksi dan telah diangkat sebagai Pegawai
BLUD Non PNS Tidak Tetap, maka pegawai tersebut harus mengikuti orientasi
sebelum penempatan. Pegawai yang telah mengikuti orientasi ditempatkan pada unit
kerja sesuai kompetensinya di lingkungan RSUD Wangaya Kota Denpasar.

C. Proses Seleksi
Proses seleksi dimaksudkan untuk mendapatkan pegawai yang memenuhi syarat dan
memiliki kualifikasiyang sesuai dengan deskripsi pekerjaan yang ada atau sesuai dengan
kebutuhan organisasi atau untuk jabatan tertentu seperti jabatan kepala ruang, kepala instalasi,
dan pejabat struktural. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam proses seleksi adalah :
1. Usia : Jumlah umur yang dihitung dari tanggal bulan tahun kelahiran
2. Golongan / Pangkat : Golongan dan Kepangkatan dalam PNS
3. Pendidikan : Penidikan formal terakhir yang diperoleh pada institusi
pendidikan
4. Pengalaman : Jumlah pengalaman dalam menduduki Jabatan Struktural
(Bagi Yang Akan Dipromosikan)
5. Kedisiplinan : Suatu sikap mental yang tercermin dalam tingkah laku dan
perbuatan yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan
dan ketertiban sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
6. Prestasi : Apa yang telah dapat diciptakan dari hasil pekerjaan dan hasil
tersebut menyenangkan hati yang diperoleh dengan cara keuletan kerja. Hasil yang
telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan.

16
7. Kepribadian : Kemampuan integrasi secara dinamis dari semua karakteristik
individu sebagai usaha untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang
berubah terus-menerus.
8. Kepemimpinan : Kemampuan mempengaruhi dan mengarahkan tingkah laku
orang lain, bawahan atau kelompok yang disertai dengan kemampuan atau
keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk
mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
9. Komunikasi : Ketrampilan interpersonal untuk mempengaruhi dan
mengarahkan rekan kerja atau orang lain agar tercapai kesepahaman untuk
mendapatkan kesepakatan dan komitmen bersama.
10. Tanggung Jawab : Kesadaran terhadap tingkah laku atau perbuatan yang telah menjadi
kewajibannya.
11. Kejujuran : Keselarasan antara apa yang terucap dengan kenyataan.
12. Tidak tercela : Tingkah laku yang sesuai norma dan membawa manfaat bagi diri sendiri
dan orang lain.
13. Dedikasi / Loyalitas : Komitmen dan pengorbanan diri untuk melakukan tugas dengan
penuh tanggung jawab dan ketaatan sesuai visi, misi dan tujuan organisasi.
14. Kreativitas inovatif : Kemampuan atau kecakapan yang menunjukan keluwesan dalam
mengelaborasi suatu gagasan baru untuk suatu perubahan.
15. Acceptabilitas : Kepantasan individu untuk mengemban suatu tanggung jawab
sesuai dengan kemampuan dan persyaratan yang di tetapkan.
16. Kestabilan emosi : Kemampuan mengelola emosi secara positif dan dapat di terima oleh
lingkungan sosial.
17. Relationship : Kemampuan berinteraksi secara aktif dan adaptif dengan orang lain
18. Kerja Sama : Keterlibatan mental dan emosional individu untuk bersinergi
mengoptimalkan peranan dan saling berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

D. Orientasi Pegawai
Orientasi merupakan pemberian bekal kepada pegawai-pegawai baru agar dapat
memenuhi kebutuhan rumah sakit, baik dalam jumlah maupun kemampuan serta keahlian
yang diperlukan sesuai standar rumah sakit. Oleh karena itu, setiap pegawai baru akan
mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai organisasi RSUD Wangaya Kota
Denpasar dan materi lain yang berkaitan dengan disiplin ilmu dan profesi pegawai baru
tersebut. Orientasi dilakukan pada staf baru, staf kontak, staf magang, dan peserta didik.
Orientasi terdiri dari :
1. Orientasi Umum
a. Pengertian
Orientasi yang diberikan kepada pegawai baru pada RSUD Wangaya Kota Denpasar
merupakan pemberian bekal kepada pegawai-pegawai baru agar dapat memenuhi

17
kebutuhan Rumah Sakit baik dalam jumlah maupun kualitas/kemampuan serta
keahlian yang diperlukan sesuai standar. Oleh karena itu pegawai baru perlu
mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai :
1) Profil, Struktur dan Tata Kerja RSUD Wangaya Kota Denpasar
2) Mutu;
3) Keselamatan pasien rumah sakit;
4) Kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit
5) Pencegahan dan pengendalian infeksi.
6) Bantuan hidup dasar

b. Sasaran
Orientasi pegawai baru diberikan kepada :
1) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
2) Pegawai Baru BLUD Non PNS Tidak Tetap
3) Pegawai Negeri Sipil pindahan dari instansi lain

c. Pelaksanaan
Tata cara pelaksanaan orientasi di RSUD Wangaya Kota Denpasar menjadi tugas Sub
Bagian Kepegawaian bersama dengan Sie Diklat. Oleh karena itu pegawai baru yang
telah menghadap ke Sub Bagian Kepegawaian diserahkan ke Sie Diklat untuk
melakukan orientasi sesuai ketentuan yang berlaku. Hal-hal yang berkaitan dengan
tata cara, jadwal, evaluasi pelaksanaan dan pelaporan diatur lebih lanjut oleh Sie
Diklat.

2. Orientasi Khusus
a. Pengertian
Orientasi khusus merupakan kegiatan pemberian informasi dan pengenalan kepada
calon pegawai yang meliputi tugas pokok dan fungsi dari masing-masing jabatan di
unit kerja pada lingkup kerja rumah sakit. Pengarahan yang dilakukan oleh internal
unit kerja. Materi orientasi khusus secara garis besar meliputi
1) Unit kerja;
2) Uraian tugas; dan
3) Tanggung jawab dalam jabatannya.

b. Sasaran
Orientasi pegawai baru diberikan kepada :
1) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
2) Pegawai Baru BLUD Non PNS Tidak Tetap
3) Pegawai Negeri Sipil pindahan dari instansi lain

18
c. Pelaksanaan
Pegawai baru wajib mengikuti orientasi khusus tepat setelah mengikuti orientasi
umum. Orientasi khusus bertujuan menyiapkan pegawai baru dengan lingkungan
kerja dimana ia akan ditugaskan sekaligus mengevaluasi kinerjanya selama satu bulan
pertama, hasil evaluasi tersebut akan digunakan untuk menentukan kelayakan
pegawai tersebut ditugaskan di unit kerjanya. Pegawai yang telah mengikuti orientasi
diwajibkan menyusun laporan orientasi yang juga digunakan sebagai bahan evaluasi.

E. Kredensi
Semua staf Klinis yang ada di RSUD Wangaya Kota Denpasar sebelum dapat bekerja
secara mandiri harus sudah mengikuti proses credentialing. Setelah masa orientasi umum
dan pada masa orientasi khusus di unit kerja maka seluruh pegawai kesehatan dilakukan
kredensial oleh pair group. Pair group terdiri dari unsur :
1. Kepala Instalasi / Pejabat Fungsional Tertentu yang bersangkutan dan Komite
2. Mitra bestari : Pengurus Ikatan Profesi terkait dan Instansi Pendidikan terkait
Sebagai syarat dilakukannya kedensial adalah Ijazah profesi, transkrip nilai, verifikasi
ijazah, STR atau bukti proses STR. Hasil kredensial berupa rekomendasi yang kemudian
diusulkan kepada Direktur untuk dapat dijadikan dasar sebagai penerbitan Surat Penugasan
klinis dan rincian kewenagan klinis. Kredensial dilakukan terhadap pegawai :
1. Staf Klinis baru yang akan berkerja di RSUD Wangaya Kota Denpasar
2. Staf Klinis yang telah selesai mengikuti pendidikan ke jenjang lebih tinggi
atau pelatihan ketrampilan.
3. Pegawai yang mengalami kecelakaan atau sakit yang menyebabkan
kemungkinan perubahan keahlian dan ketampilannya.
4. Rekredensial dilaksanakan paling lama 3 tahun sekali atau sesuai dengan
tanggal masa berlakunya STR dan atau SIP nya.

F. Penempatan Pegawai dan Penempatan Kembali (Mutasi)


Seluruh pegawai yang sudah diterima secara sah sebagai pegawai di RSUD Wangaya Kota
Denpasar akan ditugaskan di unit kerja sesuai dengan kompetensinya. Penugasan tersebut
didasarkan atas hasil kredensial atau hasil penilaian kompetensi. Bagi Staf Klinis mendapatkan
penugasan klinis dan kewenangan klinis. Sedangkan bagi Staf non klinis diterbitkan Surat
Perintah Tugas sesuai kompetensinya dengan ketentuan dapat memberikan pelayanan yang
aman dan efektif untuk pasien dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Berkas yang harus ada
dalam penempatan dan penugasan adalah :
 Surat Tugas

19
 Uraian tugas
 Surat Tanda Register yang masih berlaku
 Hasil Verifikasi Ijazah
 Hasil Kredensial bagi tenaga kesehatan
 Surat Ijin Praktek yang masih berlaku
 Surat Perintah Tugas Klinis dan Kewenangan Klinis
 Bukti pendidikan dan pelatihan
 Bukti lisensi atau sertifikat yang masih berlaku

1. Penempatan Staf Baru


a. Penempatan Staf Baru PNS
1) Setelah pelamar yang dinyatakan lulus seleksi dan telah diangkat sebagai Calon
Pegawai Negeri Sipil formasi Daerah Kota Denpasar, maka CPNS tersebut segera
ditempatkan di OPD Kota Denpasar sesuai dengan formasi yang telah ditetapkan
2) Rumah sakit menempatkan CPNS tersebut sesuai dengan formasi dan jabatannya dan
menerbitkan Surat Laporan Bertugas dan Surat Pernyataan Melaksanakan tugas
3) Rumah sakit memberikan orientasi kepada CPNS tersebut sesuai ketentuan
4) Rumah sakit melakukan kredensialing untuk staf klinis ( leading sector : komite
medic , komite keperawatan dan Tim kredensial PPA Lain dan staf klinis lainnya)

b. Penempatan Staf Baru Non-PNS


1) Setelah pelamar dinyatakan lulus seleksi dan telah diterima sebagai Pegawai Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD), ybs kemudian ditempatkan sesuai dengan
perencanaan.
2) Rumah Sakit memberikan orientasi kepada staf baru non PNS (pegawai BLUD)
sesuai ketetapan yang berlaku
3) Rumah Sakit melakukan kredensialing untuk staf klinis

2. Penempatan Kembali (Mutasi)


Penempatan kembali staf di unit pelayanan dengan memperhatikan faktor kompetensi,
kebutuhan pasien/ kekurangan staf serta mempertimbangkan keinginan staf untuk
ditempatkan kembali karena nilai-nilai, kepercayaan dan agama. Lebih lanjut terkait
penempatan kembali atau mutasi pegawai disampaikan dalam pembahasan mengenai Retensi
Pegawai dalam pedoman ini.

G. Evaluasi Kinerja Pegawai


Semua staf akan diakukan penilaian kinerja dalam bentuk Penilaian Prestasi Kerja dan
Evaluasi Kinerja Profesi Kesehatan. Evaluasi kinerja dilaksanakan secara periodic dengan
ketentuan sebagai berikut :

20
1. Bagi pegawai baru akan dilakukan evaluasi kinerja pada saat mulai bekerja/selama
orientasi umum dan khusus oleh pejabat atasan langsung di unit kerjanya. Evaluasi
dilakukan setelah tiga bulan.
2. Bagi pegawai yang dipindahtugaskan akan dilakukan evaluasi pada saat mulai
bekerja/ selama orientasi oleh pejabat atasan langsung di unit kerjanya, penilaian
dilakukan setiap tiga bulan sekali;
3. Evaluasi staf baru/ staf pindahan (mutasi dari luar instansi) menggunakan form
evaluasi
4. Penilaian Prestasi Kerja staf dilakukan setiap tahun menggunakan SKP (sasaran
kinerja pegawai) yaitu :
 SKP (Sasaran Kerja Pegawai) dengan bobot nilai 60% (enam puluh persen) meliputi :
a.) kualitas, kuantitas, waktu, dan biaya; b. Perilaku kerja dengan bobot nilai 40%
(empat puluh persen) meliputi orientasi pelayanan, integritas, komitmen, kerjasama,
kepemimpinan.
 Penilaian Performa Kerja (Performance Appraisal) untuk menilai penugasan
klinis/kewenangan klinis bagi staf medis, staf keperawatan dan profesional kesehatan
lainnya dibuat setiap tahunnya. Penilaian praktek klinik pegawai terdiri atas unsur
kompetensi atau kewenangan klinik.

H. Retensi Pegawai
Retensi pegawai adalah upaya mempertahankan pegawai yang bermutu dan kompeten.
Upaya mempertahankan staf yang potensial untuk tetap loyal terhadap organisasi. Rumah
Sakit melakukan upaya retensi melalui pengembangan pegawai, kompensasi, kesejahteraan
dan penghargaan.

1. Pengembangan Pegawai
Untuk menciptakan aparatur yang memiliki kompetensi jabatan dalam melaksanakan
tugas seorang PNS, diperlukan mutu profesionalisme, sikap pengabdian dan kesetiaan
dalam rangka pengembangan baik melalui pendidikan dan pelatihan maupun melalui
upaya promosi serta mutasi.
a. Pengembangan Pegawai melalui Pendidikan Formal
1) Tugas Belajar
PNS yang terpilih untuk melaksanakan tugas belajar dalam upaya pemenuhan
tenaga yang memiliki kompetensi tertentu, dan selama melaksanakan tugas belajar
dibebaskan dari semua tugas organik dengan tetap dipenuhi hak-hak
kepegawaiannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan akan didayagunakan
kembali setelah selesai mengikuti tugas belajar dimaksud.
Tahapan Tugas Belajar adalah sebagai berikut

21
a) Sub bagian Kepegawaian mengusulkan kepada pejabat yang berwenang terhadap
PNS yang ditunjuk untuk mengikuti tugas belajar.
b) Pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Keputusan Tugas Belajar atas PNS
yang bersangkutan, yang menyebutkan waktu dimulainya tugas belajar serta yang
terkait dengan pendanaan terhadap tugas termaksud.
c) Sub Bagian Kepegawaian membuat usulan pemberhentian jabatan sementara
beserta hak berupa tunjangan bagi pemangku jabatan fungsional, pada bulan
ketujuh terhitung sejak penetapan dimulainya tugas belajar.
d) Bagi pemangku jabatan struktural, maka usulan pemberhentian jabatan akan
disampaikan terhitung pejabat termaksud melaksanakan tugas belajar.
e) Setelah selesai mengikuti tugas belajar, pejabat yang berwenang menerbitkan
Surat Keputusan Pengembalian PNS yang telah selesai mengikuti tugas belajar
untuk didayagunakan di instansi pengusul.
f) Direktur RSUD Wangaya Kota Denpasar mendayagunakan kembali tenaga
termaksud untuk melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi yang diperoleh
selama tugas belajar.

2) Ijin Belajar
PNS pada RSUD Wangaya Kota Denpasar yang atas kemauan sendiri ingin
meneruskan ke jenjang pendidikan formal yang lebih tinggi dengan biaya sendiri,
dilaksanakan di luar jam kerja kedinasan dan tidak mengganggu tugas-tugas
kedinasan yang dipercayakan kepada PNS yang bersangkutan. Tahapan pengajuan
ijin belajar adalah sebagai berikut :
a) PNS yang bersangkutan mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur melalui
mekanisme yang berlaku.
b) Direktur memberikan disposisi terhadap surat permohonan termaksud dan
diteruskan ke Sub Bagian Kepegawaian, Sub Bagian Kepegawaian membuat surat
jawaban sesuai disposisi Direktur.
c) PNS yang disetujui mengikuti Ijin Belajar, maka harus melengkapi
berkas/persyaratan pengajuan Ijin Belajar kepada pejabat yang berwenang Cq.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kota Denpasar.
d) Direktur mengusulkan surat permohonan ijin belajar yang telah disiapkan oleh Sub
Bagian Kepegawaian kepada pejabat yang berwenang.
e) Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan SDM Kota Denpasar
menerbitkan Surat Ijin Belajar, dengan menyebutkan berbagai ketentuan yang
harus ditaati dan dilaksanakan oleh PNS yang mengikuti Ijin Belajar.

b. Pengembangan Pegawai Melalui Pendidikan dan Pelatihan


1) Diklat Prajabatan

22
Diklat Prajabatan merupakan Diklat yang dipersyaratkan dalam pengangkatan
CPNS menjadi PNS. Setiap CPNS untuk dapat diangkat menjadi PNS wajib
mengikuti dan lulus diklat prajabatan. CPNS wajib diikutsertakan dalam diklat
Prajabatan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun setelah pengangkatannya sebagai
CPNS. Diklat Prajabatan dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dalam
rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian, dan etika PNS disamping
pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang
tugas, dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan perannya
sebagai pelayan masyarakat. Diklat Prajabatan terdiri dari :
 Diklat Prajabatan Golongan II untuk menjadi PNS Golongan II
 Diklat Prajabatan Golongan III untuk menjadi PNS Golongan III

Tahapan Usulan Prajabatan bagi CPNS Rumah Sakit


a) RSUD Wangaya Kota Denpasar menerima pemberitahuan dari Badan
Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kota Denpasar tentang pelaksanaan Diklat
Prajabatan.
b) Sub Bagian Kepegawaianmenginventarisir jumlah CPNS yang akan diusulkan
untuk mengikuti Diklat Prajabatan.
c) Menginformasikan kepada CPNS terkait tentang pelaksanaan Diklat Prajabatan
dan meminta berkas kelengkapan yang diperlukan.
d) Direktur mengusulkan CPNS yang diikutsertakan dalam Diklat Prajabatan kepada
pejabat yang berwenang Cq. Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kota
Denpasar.

2) Diklat Kepemimpinan
Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan atau disingkat Diklatpim dilaksanakan
untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang
sesuai dengan jenjang jabatan struktural yang ditentukan. Kompetensi dalam
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan ini merupakan salah satu syarat yang
harus dipenuhi bagi PNS yang diangkat dalam jabatan struktural dalam rangka
memenuhi kompetensi jabatannya disamping syarat-syarat lain yang ditentukan.
Oleh sebab itu, Diklat ini ditujukan bagi mereka yang akan dan/atau telah
menduduki jabatan struktural di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Dengan demikian
maka keikutsertaan dalam Diklatpim ini sifatnya selektif dan diikuti atas dasar
penugasan dan bukan merupakan fasilitas yang bersifat terbuka dan tidak dapat
diminta sebagai hak.Diklatpim yang diikuti oleh pegawai/pejabat struktural pada
RSUD Wangaya Kota Denpasar adalah sebagai berikut :
 Diklatpim Tingkat IV, yang diperuntukkan bagi pemangku jabatan Eselon IV
 Diklatpim Tingkat III, yang diperuntukkan bagi pemangku jabatan Eselon III.

23
 Diklatpim Tingkat II, diperuntukkan bagi pemangku jabatan Eselon II.

Tahapan usulan mengikuti Diklatpim adalah sebagai berikut :


a. SKPD/UPT menerima pemberitahuan pelaksanaan Diklatpim dari Pemerintah
Kota Denpasar Cq. Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kodya
Denpasar.
b. Sub Bagian Kepegawaian menginventarisir nama pemangku jabatan yang akan
diikutsertakan sesuai dengan jenis Diklatpim yang akan dilaksanakan.
c. Membuat usulan calon peserta Diklatpim yang ditandatangani oleh Direktur
RSUD Wangaya Kota Denpasar dan disampaikan kepada pejabat yang berwenang
(Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kota Denpasar).
d. Membuat Surat Perintah Tugas untuk pejabat yang ditugaskan untuk mengikuti
Diklatpim termaksud.

3) Diklat Fungsional
Diklat fungsional merupakan diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional masing-masing
pemangku jabatan fungsional yang ditetapkan oleh instansi Pembina jabatan
fungsional yang bersangkutan.
Tahapan Usulan untuk mengikuti Diklat Fungsional bagi pegawai RSUD Wangaya
Kota Denpasar adalah sebagai berikut :
a. SKPD/UPT menerima pemberitahuan/informasi pelaksanaan Diklat fungsional
dari Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kota Denpasar atau dari
Instansi Pembina Jabatan Fungsional terkait.
b. Sub Bagian Kepegawaian menginventarisir pemangku jabatan fungsional dan
disampaikan kepada Direktur.
c. Direktur memilih dan menugaskan pemangku jabatan terkait sesuai dengan alokasi
peserta yang diminta dari pihak penyelenggara.
d. Membuat usulan calon peserta Diklat Fungsional yang ditugaskan oleh Direktur
dan disampaikan kepada pihak penyelenggara.
e. Membuat Surat Perintah Tugas kepada Calon peserta Diklat Fungsional yang telah
diusulkan.

4) Diklat Teknis
Diklat Teknis merupakan Diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS. Kompetensi
teknis yang dimaksud adalah kemampuan PNS dalam bidang-bidang teknis tertentu
untuk pelaksanaan tugas masing-masing. Tahapan usulan mengikuti Diklat Teknis
bagi pegawai RSUD Wangaya Kota Denpasar adalah sebagai berikut :

24
a. SKPD/UPT menerima pemberitahuan/informasi pelaksanaan Diklat Teknis dari
Kota Denpasar Cq. Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kota Denpasar.
b. Sub Bagian Kepegawaian menginventarisir pegawai yang terkait dengan
pelaksanaan diklat teknis termaksud dan disampaikan kepada Direktur.
c. Direktur memilih dan menunjuk pegawai yang akan ditugaskan untuk mengikuti
Diklat Teknis termaksud.
d. Membuat usulan calon peserta Diklat Teknis dan disampaikan kepada pihak
penyelenggara Diklat Teknis.
e. Membuat Surat Perintah Tugas kepada Pegawai yang ditugaskan untuk mengikuti
Diklat Teknis.

c. Pengembangan Pegawai melalui Pengangkatan dalam Jabatan


1) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural.
Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural antara lain dimaksudkan untuk
membina karier PNS dalam jabatan struktural dan kepangkatan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pengangkatan PNS dalam jabatan Struktural dilaksanakan berdasarkan prinsip
profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang
ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat yang objektif lainnya tanpa membedakan
jenis kelamin, suku, agama, ras atau golongan. Jabatan Struktural adalah kedudukan
yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai
Negeri Sipil dalam memimpin suatu satuan organisasi Negara.
Persyaratan PNS yang yang akan diangkat dalam jabatan struktural adalah:
 Berstatus Pegawai Negeri Sipil;
 Serendah-rendahnya memiliki pangkat setingkat lebih rendah di bawah jenjang
pangkat yang dipersyaratkan;
 Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan;
 Memiliki prestasi kerja yang baik sesuai ketentuan yang berlaku.
 Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan
 Sehat jasmani dan rohani.
 Telah mengikuti promosi terbuka dan dinyatakan lulus sebagai talent pool.
Selain persyaratan tersebut di atas Pejabat Kepegawaian perlu memperhatikan
faktor : senioritas dalam kepangkatan, usia, Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
jabatan dan pengalaman.
Tahapan Usulan Pengangkatan dalam Jabatan Struktural Eselon III dan IV
a. Tim Baperjakat RSUD Wangaya Kota Denpasar membahas tentang calon
pemangku jabatan struktural yang akan diusulkan untuk menduduki jabatan
termaksud dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

25
b. Tim Baperjakat menyampaikan rekomendasi kepada Direktur RSUD Wangaya
Kota Denpasar untuk menetapkan calon pejabat yang diusulkan untuk menduduki
jabatan struktural.
c. Sub Bagian Kepegawaianmembuat usulan calon pemangku jabatan struktural
kepada Walikota Denpasar melalui Kepala Badan Kepegawaian dan
Pengembangan SDM Kota Denpasar.
d. Usulan calon pemangku jabatan struktural yang telah ditandatangani Direktur
disampaikan kepada pejabat yang berwenang.
Semua mekanisme tersebut di atas bersifat “RAHASIA“

2) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional


Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam
pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta
bersifat mandiri. Jabatan Fungsional terdiri dari 2 (dua) jenis : yaitu Jabatan
Fungsional Khusus (JFK) dan Jabatan Fungsional Umum (JFU).
Tahapan usulan pengangkatan dalam jabatan fungsional khusus adalah sebagai
berikut :
a) Calon pemangku jabatan mengajukan penetapan angka kredit yang dipersyaratkan
(untuk pengangkatan pertama) ke Instansi Pembina atau pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit.
b) Sub Bagian Kepegawaianmemfasilitasi dengan menyusun Daftar Usul Penetapan
Angka Kredit (DUPAK) dan pengantar yang ditandatangani oleh Direktur RSUD
Wangaya Kota Denpasar.
c) Usulan disampaikan kepada Instansi Pembina Angka Kredit melalui Tim Angka
Kredit untuk ditetapkan.
d) Setelah angka kredit ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, calon pemangku
jabatan diusulkan untuk diterbitkan Surat Keputusan Pengangkatan ke dalam
jabatan Fungsional oleh pejabat yang berwenang, dalam hal ini, Kepala Badan
Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kota Denpasar.
e) Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kota Denpasar menerbitkan SK
Pengangkatan ke dalam Jabatan Fungsional dengan segala kewajiban dan hak
yang melekat pada pemangku jabatan fungsional dimaksud.

Tahapan usulan pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Umum


Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Umum, sampai dengan saat ini masih
bersifat otomatis, artinya bahwa PNS yang bukan pemangku Jabatan Struktural
atau Fungsional, secara otomatis diangkat dalam jabatan fungsional umum dengan
segala kewajiban dan hak yang melekat pada PNS yang bersangkutan.

26
d. Pengembangan Pegawai melalui Mutasi Inter dan Antar Instansi Pemerintah
Mutasi PNS dapat dilakukan di dalam instansi maupun keluar instansi (inter dan antar
instansi).
1) Mutasi Internal Rumah Sakit (di dalam instansi)
Mutasi dalam instansi adalah perpindahan antar dari unit kerja di lingkup RSUD
Wangaya Kota Denpasar, dimaksudkan guna meningkatkan kinerja dan pengalaman
PNS yang bersangkutan, untuk menghindari kejenuhan dalam bekerja dan/atau guna
mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang cenderung pada
pelanggaran terhadap ketentuan/perundang-undangan yang berlaku. Tahapan
mutasi/rotasi PNS adalah sebagai berikut :
a) Rencana mutasi dari masing-masing unit kerja dibahas dalam rapat Tim
Baperjakat RSUD Wangaya Kota Denpasar.
b) Hasil keputusan rapat Baperjakat, disampaikan sebagai rekomendasi atau masukan
kepada Direktur untuk mengambil kebijakan lebih lanjut.
c) Direktur menindaklanjuti rekomendasi Baperjakat dengan memberikan disposisi
persetujuan dan disampaikan kepada Subbagian Kepegawaian.
d) Sub Bagian Kepegawaian membuat Surat Keputusan Alih Tugas sesuai dengan
disposisi Direktur.
e) Setelah ditandatangani oleh Direktur, Keputusan Alih Tugas disampaikan kepada
PNS yang dimutasi dalam amplop tertutup oleh bagian ekspedisi.
Semua proses/mekanisme mutasi pegawai/alih tugas bersifat rahasia

2) Mutasi Antar Instansi


Mutasi antar Instansi Pemerintah adalah perpindahan PNS dari dan ke RSUD
Wangaya Kota Denpasar dengan berbagai alasan yang dapat dipertimbangkan oleh
pimpinan.
Tahapan Mutasi PNS yang mengajukan pindah dari RSUD Wangaya Kota Denpasar
ke Instansi lain luar daerah Kota Denpasar, adalah sebagai berikut :
a) PNS yang bersangkutan mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur RSUD
Wangaya Kota Denpasar dengan telah dilampiri surat rekomendasi/persetujuan
dari instansi yang akan dituju.
b) Direktur RSUD Wangaya Kota Denpasar mendelegasikan kepada Tim yang terdiri
dari direksi, pimpinan unit terkait dan subbag Kepegawaian untuk membahas
permohonan termaksud.
c) Tim mengkaji dipertimbangkan atau ditunda atau tidak disetujui, dengan
berdasarkan pertimbangan alasan kepindahan, jenis ketenagaan, dan formasi.

27
d) Hasil pembahasan Tim disampaikan kepada Direktur sebagai masukan untuk
langkah selanjutnya.
e) Apabila permohonan disetujui, maka Sub Bagian Kepegawaian meneruskan
usulan mutasi tersebut kepada pejabat yang berwenang.
f) Kepindahan PNS yang bersangkutan dilaksanakan apabila SK mutasi telah
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang.
g) Sub Bagian Kepegawaian membuat Surat Pelepasan yang ditandatangani oleh
Direktur, dengan catatan semua urusan di RSUD Wangaya Kota Denpasar sudah
beres, termasuk kepada para pihak yang terkait dengan kewajiban PNS yang
bersangkutan.

Tahapan Mutasi bagi PNS yang akan pindah bekerja di RSUD Wangaya Kota
Denpasar dari instansi lain di luar daerah, adalah sebagai berikut :
a) Surat permohonan pindah ke RSUD Wangaya Kota Denpasar setelah dicantumkan
disposisi Direktur diserahkan ke Subbagian Kepegawaian.
b) Apabila berdasarkan pertimbangan formasi masih dimungkinkan, maka PNS yang
mengajukan permohonan tersebut dipanggil untuk mengikuti tes psikologi dan
wawancara.
c) Apabila berdasarkan hasil tes dinyatakan layak dan memenuhi syarat, pemohon
diminta untuk melengkapi berkas yang menyatakan tidak pernah dijatuhi hukuman
disiplin PNS dan tidak pernah atau sedang dalam urusan dengan pihak yang
berwajib.
d) Setelah syarat dipenuhi semuanya, maka pihak RSUD Wangaya Kota Denpasar
membuat jawaban/rekomendasi yang menyatakan tidak keberatan atas kepindahan
dari PNS yang bersangkutan dengan persyaratan tertentu.

2. Kompensasi
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang, langsung atau
tidak langsung yang diterima oleh karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan
oleh pemerintah. Kompensasi ini dibedakan menjadi dua, yaitu : Kompensasi langsung (
direct compensation ) yang berupa Gaji, honorarium, insentif, dan jasa Pelayanan; dan
Kompensasi tidak langsung ( indirect compensation atau employee welfare ) yang berupa
kesejahteraan karyawan.
a. Gaji
Gaji merupakan balas jasa atau penghargaan atas hasil kerja seseorang. Setiap
pegawai berhak memperoleh gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan dan tanggung
jawabnya. Pada dasarnya setiap pegawai beserta keluarganya harus dapat hidup layak
dari gajinya, sehingga dengan demikian ia dapat memusatkan perhatian dan
kegiatannya untuk dapat melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya dengan

28
demikian gaji pegawai negeri harus diusahakan oleh negara memenuhi kebutuhan
minimum karena apabila pegawai tetap tertekan oleh gaji yang tidak cukup
dibandingkan dengan kebutuhan sehari – hari maka akan dapat menimbulkan akibat –
akibat negative. Gaji pegawai terdiri dari
1) Gaji Pokok
Kepada pegawai negeri sipil yang diangkat dalam suatu pangkat diberi gaji pokok
berdasarkan golongan ruang yang ditetapkan untuk pangkat tersebut. Gaji pokok
untuk CPNS adalah sebesar 80 % dari gaji pokok yang diperuntukkan bagi
Pegawai Negeri Sipil tersebut. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam suatu
pangkat lebih tinggi dari pangkat lama, diberikan gaji pokok baru berdasarkan
pangkat baru yang segaris dengan garis pokok dan masa kerja golongan dalam
golongan ruang menurut pangkat baru. Sedangkan Pegawai Negeri Sipil yang
diturunkan pangkatnya lebih rendah dari pangkat lama diberikan gaji pokok
berdasarkan pangkat baru yang segaris dengan gaji pokok dan masa kerja
golongan ruang menurut pangkat lama.

2) Kenaikan Gaji Berkala


Kenaikan gaji berkala diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil setiap dua tahun
apabila memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
a) telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan untuk kenaikan gaji berkala
b) Penilaian pelaksanaan pekerjaan dengan nilai rata – rata sekurang – kurangnya
cukup.
Pemberian gaji berkala dilakukan dengan surat pemberitahuan dari Direktur
RSUD Wangaya Kota Denpasar atas nama pejabat yang berwenang kepada Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Denpasar dalam kurun waktu 2 bulan
sebelum kenaikan gaji berkala tersebut berlaku. Dengan demikian, maka gaji
berkala dapat diterimakan kepada PNS yang bersangkutan tepat pada waktunya.
PNS yang tidak memenuhi persyaratan kenaikan gaji berkala dapat ditunda untuk
paling lama 1 tahun, dan apabila setelah penundaan tersebut PNS yang
bersangkutan belum juga memenuhi syarat pelaksanaan pekerjaan maka kenaikan
gaji berkalanya ditunda lagi paling lama 1 tahun. Penundaan gaji berkala
dilakukan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang.

b. Tunjangan
Untuk mendukung kesejahteraan PNS beserta keluarganya disamping gaji pokok
diberikan pula berbagai macam tunjangan yaitu tunjangan istri/suami, tunjangan
anak, tunjangan jabatan, tunjangan pangan dan lain-lain.

29
c. Insentif
Insentif adalah penghasilan yang diterima oleh PNS selain dari gaji pokok yang
bersumber dari dana BLUD/APBD Kota Denpasar dalam bentuk Tunjangan
Perbaikan Penghasilan (TPP) sesuai yang diberikan dengan ketentuan dan peraturan
perundang – undangan yang berlaku. Insentif bagi tenaga non PNS diberikan dalam
bentuk gaji tambahan yang dibayarkan satu kali dalam setahun berbarengan pada saat
pencairan gaji ke-13 PNS

d. Jasa Pelayanan/ Remunerasi


Jasa Pelayanan adalah imbalan yang diberikan oleh pemerintah atas kontribusi
langsung yang diberikan terhadap pelayanan yang dilakukan di RSUD Wangaya Kota
Denpasar. Pengaturan tentang pola dan bobot pemberian jasa pelayanan diatur
melalui Surat Keputusan Direktur RSUD Wangaya Kota Denpasar dengan mengacu
pada system remunerasi dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pemberian
Jasa Pelayanan dilaksanakan setiap bulan yang besarnya tergantung dari pendapatan
RSUD Wangaya Kota Denpasar. Adapun ketentuan dan pola Jasa Pelayanan telah
diatur dalam Surat Keputusan Direktur RSUD Wangaya Kota Denpasar. Dengan
demikian, maka dengan adanya jasa pelayanan ini diharapkan dapat memberikan
motivasi kinerja pegawai dan meningkatkan kesejahteraan secara adil dan
proporsional.

e. Kesejahteraan
Kesejahteraan bagi pegawai RSUD Wangaya Kota Denpasar diberikan dalam bentuk:
1) Cuti
Dalam rangka usaha menjamin kesegaran jasmani dan rohani , maka kepada PNS
setelah bekerja dalam kurun waktu tertentu perlu diberikan Cuti, sebagaimana
diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS. Cuti adalah keadaan
tidak masuk bekerja yang diijinkan dalam jangka waktu tertentu. Tujuan diberikan
Cuti adalah untuk memberikan kesempatan istirahat bagi PNS dalam rangka
menjamin kesegaran jasmani dan rohani.
Jenis Cuti PNS adalah : 1). Cuti Tahunan; 2). Cuti Besar; 3). Cuti Sakit; 4). Cuti
Bersalin; dan 5). Cuti Diluar tanggungan Negara. Pengaturan Cuti secara Teknis
sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

2) Asuransi Kesehatan BPJS


Setiap orang memiliki resiko yang sama untuk terserang penyakit, tanpa kecuali
PNS. Oleh karena itu perlu perlindungan kesehatan bagi PNS yang meliputi
pengobatan, perawatan sehingga para PNS terjamin kesejahteraannya. JKN adalah
jaminan pemberian pelayanan kesehatan yang diberikan kepada PNS.

30
Pegawai BLUD/PTT diikutsertakan dalam program BPJS Kesehatan dengan iur
wajib ditanggung secara bersama antara peserta dan pihak RSUD Wangaya Kota
Denpasar. Besarnya iur biaya mengikuti aturan pemerintah yang berlaku yaitu 2%
dari yang bersangkutan dan 3% dari penghasilan yang diterima.

3) Taperum PNS
Perumahan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, tidak terkecuali para PNS.
Namun demikian, kemampuan keuangan PNS sangat terbatas, sehingga perlu
diupayakan cara agar kebutuhan tersebut dapat dipenuhi. Untuk itu perlu usaha
gotong – royong berdasar kebersamaan, kekeluargaan dan kesetiakawanan PNS
melalui tabungan perumahan.
Adapun maksud dan tujuan Taperum PNS adalah: untuk membantu uang muka
pembelian rumah dan / atau membantu sebagian biaya pembangunan rumah bagi
PNS yang sudah memiliki tanah sendiri. Ketentuan lebih lanjut tentang Taperum
PNS sebagaimana diatur dalam Keppres Nomor 14 Tahun 1993 Juncto Keppres
Nomor 46 Tahun 1994.

4) Santunan Uang Duka PNS


PNS yang meninggal dunia mendapatkan santunan berupa uang duka yang
diterimakan kepada ahli warisnya ( Suami / isteri / anak ).Tahapan pengajuan
santunan uang duka PNS adalah sebagai berikut :
a) Sub Bagian Kepegawaian membuat usulan kepada Walikota Denpasar Cq.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kota Denpasar untuk
mendapatkan santunan uang duka bagi ahli waris PNS yang meninggal dunia,
dengan dilampiri Surat Kematian, Akta Nikah dan SK Pangkat Terakhir PNS
yang meninggal dunia.
b) Direktur mengusulkan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
c) Ahli waris menerima uang santunan di BKDPSDM Kota Denpasar.

5) Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit


Tuntutan pengelolaan program keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit
(K3RS) semakin tinggi karena sumber daya manusia rumah sakit,
pengunjung/pengantar pasien, pasien dan masyarakat sekitar rumah sakit berhak
mendapatkan perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik
sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi
sarana dan prasarana yang ada di rumah sakit yang tidak memenuhi standar.
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya pasal 165
mengamanatkan : “Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya

31
kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi
tenaga kerja”. Berdasarkan pasal tersebut maka pengelola tempat kerja di rumah sakit
mempunyai kewajiban untuk menyehatkan para tenaga kerjanya. Salah satunya
adalah melalui upaya kesehatan kerja di samping keselamatan kerja. Rumah sakit
harus menjamin keselamatan dan kesehatan kerja baik terhadap pasien, penyedia
layanan atau pekerja maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di
rumah sakit. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk melaksanakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang dilaksanakan secara terintegrasi dan
menyeluruh sehingga resiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan
Akibat Kerja (KAK) di rumah sakit dapat dihindari.
Adapun upaya K3RS dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut :
a) Upaya Kesehatan Kerja bagi Pegawai Rumah Sakit :
 Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan
berkala, dan pemeriksaan kesehatan khusus bagi SDM rumah sakit.
 Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi SDM rumah
sakit yang menderita sakit.
 Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik
SDM rumah sakit.
b) Upaya Keselamatan Kerja Pegawai Rumah Sakit
Pembinaan dan pengawasan keselamatan/keamanan sarana, prasarana dan
peralatan kesehatan di rumah sakit.
 Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja di rumah sakit.
 Pengelolaan, pemeliharaan dan sertifikasi sarana, prasarana dan peralatan
rumah sakit.
 Pengadaan peralatan K3RS.

3. Penghargaan
Untuk mendorong dan meningkatkan prestasi kerja serta untuk memupuk kesetiaan
terhadap Negara, maka Pegawai Negeri Sipil yang telah menunjukkan prestasi kerja,
maka diberikan penghargaan oleh pemerintah. Bentuk Penghargaan terdiri dari :
a. Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil
Kenaikan Pangkat merupakan salah satu elemen penting dalam pembinaan karier PNS,
karena melalui kenaikan pangkat yang tepat waktu dan tepat sasaran diharapkan akan
menumbuhkan semangat kerja bagi PNS yaqng bersangkutan. Kenaikan Pangkat
merupakan Penghargaan yang diberikan atas pengabdian PNS terhadap Negara yang
dimaksudkan sebagai dorongan kepada PNS untuk lebih meningkatkan prestasi kerja
dan pengabdiannya.
Periode Kenaikan pangkat PNS ditetapkan tanggal 1 April dan 1 Oktober setiap tahun
kecuali Kenaikan Pangkat Anumerta dan Kenaikan Pangkat Pengabdian. Masa Kerja

32
untuk kenaikan pangkat dihitung sejak pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri
Sipil . Adapun jenis Kenaikan Pangkat tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kenaikan Pangkat Reguler
Kenaikan Pangkat Reguler adalah penghargaan yang diberikan kepada PNS yang
telah memenuhi syarat yang ditentukan tanpa terikat pada jabatan. Kenaikan
Pangkat Reguler diberikan kepada PNS yang :
 Menduduki jabatan struktural atau jabatan pelaksana;
 Dalam masa melaksanakan tugas belajar ;
Syarat – syarat Kenaikan Pangkat Regular adalah sebagai berikut :
 Berstatus PNS;
 Tidak melampaui pangkat atasan langsung;
 Masih dalam jenjang kepangkatan;
 Lulus ujian yang dipersyaratkan;
 Memiliki Prestasi Kerja Baik
 Sekurang – kurangnya telah empat tahun dalam pangkat terakhir;
2) Kenaikan Pangkat Pilihan
Kenaikan Pangkat Pilihan adalah kepercayaan dan penghargaan yang diberikan
kepada PNS atas prestasi kerja yang tinggi. Kenaikan Pangkat Pilihan diberikan
kepada PNS yang :
a) Menduduki Jabatan Struktural
PNS yang menduduki jabatan struktural yang pangkatnya masih satu tingkat
dibawah jenjang pangkat terendah yang ditentukan dalam jabatan itu, dapat
dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi, apabila telah satu tahun dalam
pangkat terakhir dan sekurang – kurangnya telah satu tahun dalam jabatan
struktural yang diduduki , dihitung sejak pelantikan. PNS yang diangkat dalam
jabatan struktural yang pangkatnya masih setingkat lebih rendah dari yang
dipersyaratkan dalam jabatan tersebut, dan telah empat tahun atau lebih dalam
pangkat terakhir, maka dapat dipertimbangkan pada periode kenaikan pangkat
setelah pelantikan.
b) Menduduki Jabatan Fungsional tertentu
Kenaikan pangkat bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu,
diberikan apabila : Sekurang – kurangnya telah dua tahun dalam pangkat
terakhir; Telah memenuhi angka kredit yang telah ditentukan; Memiliki
prestasi kerja baik dalam dua tahun terakhir.

3) Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah


Kenaikan Pangkat PI dapat dipertimbangkan apabila :
Diangkat dalam jabatan / tugas yang memerlukan keahlian / kemampuan yang
sesuai dengan ijazah yang diperoleh; Sekurang – kurangnya telah satu tahun dalam

33
pangkat terakhir; Memiliki prestasi kerja baik dalam 2 tahun terakhir; Memenuhi
jumlah angka kredit tertentu untuk jabatan fungsional; Telah lulus Ujian
Penyesuaian ijazah.

4) Kenaikan Pangkat Anumerta


PNS yang dinyatakan tewas diberikan Kenaikan Pangkat Anumerta setingkat lebih
tinggi, yang berlaku sejak yang bersangkutan dinyatakan tewas. Pemberian
Pangkat Anumerta harus diusahakan sebelum PNS yang tewas dimakamkan dan
Surat keputusan pangkat anumerta tersebut hendaknya dibacakan pada waktu
upacara pemakaman. Dengan demikian hendaknya diterbitkan Surat keputusan
Sementara oleh pejabat yang berwenang.

5) Kenaikan Pangkat Pengabdian


Kenaikan Pangkat Pengabdian diberikan kepada PNS yang meninggal dunia atau
mencapai batas usia pensiun. Penetapan / pemberian Kenaikan Pangkat
Pengabdian berdasarkan ketentuan sebagai berikut :
 Memiliki masa kerja PNS selama sekurang – kurangnya 30 tahun secara terus
menerus dan sekurang – kurangnya telah satu bulan dalam pangkat terakhir.
 Memiliki masa kerja sekurang – kurangnya 20 tahun secara terus menerus dan
sekurang – kurangnya telah satu tahun dalam pangkat terakhir.
 Memiliki sekurang – kurangnya masa kerja 10 tahun secara terus menerus dan
sekurang – kurangnya telah dua tahun dalam pangkat terakhir .

b. Satya Lancana Karya Satya


Penghargaan Satya Lencana Karya Satya adalah tanda kehormatan yang dianugerahkan
kepada PNS sebagai penghargaan atas jasa – jasanya terhadap Negara. Macam dan
bentuk Satya Lencana Karya Satya yaitu :
 Satya Lencana karya Satya 10 Tahun, berwarna perunggu;
 Satya Lencana karya Satya 20 tahun berwarna perak;
 Satya lencana karya satya 30 Tahun berwarna emas .

c. Penilaian Karyawan Berprestasi


Apresiasi kepada pegawai yang menunjukkan performa terbaik dari masing-masing
kelompok kategori pegawai diberikan dalam bentuk penghargaan Pegawai Beprestasi
yang dinilai setiap bulan dengan kategori yang berbeda tiap bulannya. Penghargaan
yang diberikan berupa piagam penghargaan pegawai berprestasi. Adapun kategori yang
dijadikan untuk menilai prestasi kerja pegawai adalah etika dalam bekerja,
keterampilan kerja, tanggungjawab, disiplin dan loyalitas terhadap rumah sakit.
Direktur menetapkan tim penilai untuk masing-masing kriteria yang menentukan

34
pegawai berprestasi yang diumumkan pada saat apel bulanan setiap hari senin minggu
pertama.

d. Pemberian Memorabilia Karyawan


Guna memberikan apresiasi bagi pegawai yang memiliki loyalitas tinggi kepada RSUD
Wangaya Kota Denpasar, RS menghadiahkan memorabilia berupa pemberian emas 2.5
gram bagi pegawai yang pindah dari RSUD Wangaya setelah bekerja selama lima
tahun dam emas 5 gram bagi pegawai yang pensiun di RSUD Wangaya dan sudah
bekerja selama minimal lima tahun.

I. Kode Etik Pegawai


Pengaturan Kode Etik Pegawai RSUD Wangaya Kota Denpasar bertujuan untuk menjamin
kelancaran pelaksanaan tugas dan suasana kerja yang harmonis dan kondusif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, meningkatkan disiplin dan kualitas kerja, memelihara
rasa persatuan dan kesatuan secara kekeluargaan guna mewujudkan kerja sama dan semangat
pengabdian kepada masyarakat serta meningkatkan kemampuan dan perilaku yang santun,
profesional, jujur dan transparan, sehingga dapat meningkatkan citra pegawai Pegawai RSUD
Wangaya Kota Denpasar.
1. Prinsip Dasar Kode Etik
a. Prinsip dasar Kode Etik Pegawai RSUD Wangaya Kota Denpasar
tercermin dalam Panca Prasetya KORPRI dan Hak kewajiban Pegawai
Negeri.
b. Prinsip dasar Kode Etik sebagaimana dimaksud meliputi:
1) setia dan taat kepada negara kesatuan dan pemerintah Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945;
2) menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara, serta
memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia negara;
3) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat di atas
kepentingan pribadi dan golongan;
4) memelihara persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesetiakawanan Korps Pegawai Republik Indonesia; dan
5) menegakkan kejujuran, keadilan dan disiplin serta
meningkatkan kesejahteraan dan profesionalisme.
c. Prinsip dasar Kode Etik sebagaimana tersebut diatas merupakan sumber
nilai dan inspirasi dalam melaksanakan tugas dan berperilaku sehari-hari
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Nilai-Nilai Dasar Kode Etik

35
Nilai-nilai dasar Kode Etik yang harus dijunjung tinggi oleh Pegawai RSUD
Wangaya Kota Denpasar meliputi:
a. ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
c. semangat nasionalisme;
d. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan;
e. ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;
f. penghormatan terhadap hak asasi manusia;
g. tidak diskriminatif;
h. profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi; dan semangat jiwa korps.
i. Memegang rahasia dan menghindari pertentangan kepentingan

Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari setiap Pegawai RSUD
Wangaya Kota Denpasar bersikap dan berpedoman pada etika dalam bernegara, dalam
penyelenggaraan pemerintahan, dalam berorganisasi, dalam bermasyarakat, serta terhadap diri
sendiri dan sesama Pegawai RSUD Wangaya Kota Denpasar.
1. Etika dalam bernegara
a. melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
b. mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara;
c. menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
d. menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam
melaksanakan tugas;
e. akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan yang
bersih dan berwibawa;
f. tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam
g. melaksanakan setiap kebijakan dan program pemerintah;
h. menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya Negara secara efisien
dan efektif; dan
i. tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar.

2. Etika dalam berorganisasi


a. melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku;
c. menjaga informasi yang bersifat rahasia;
d. melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang;

36
e. membangun etos kerja dan meningkatkan kinerja organisasi;
f. menjalin kerja sama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait
dalam rangka pencapaian tujuan;
g. memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas;
h. patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja;
i. mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka
peningkatan kinerja organisasi; dan
j. berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja.

3. Etika dalam bermasyarakat


a. mewujudkan pola hidup sederhana;
b. memberikan pelayanan dengan empati, hormat, dan santun tanpa pamrih
dan tanpa unsur pemaksaan;
c. memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta tidak
diskriminatif;
d. tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat; dan
e. berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam
melaksanakan tugas.

4. Etika terhadap diri sendiri


a. jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar;
b. bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;
c. menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun
golongan;
d. berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan,
kemampuan, keterampilan, dan sikap;
e. memiliki daya juang yang tinggi;
f. memelihara kesehatan jasmani dan rohani;
g. menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga; dan
h. berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan.

5. Etika terhadap sesama Pegawai RSUD Wangaya Kota Denpasar


a. saling menghormati sesama warga negara yang memeluk
agama/kepercayaan yang berlainan;
b. memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama Pegawai RSUD Wangaya
Kota Denpasar;
c. saling menghormati antara teman sejawat baik secara vertical maupun
horisontal dalam suatu unit kerja, instansi, maupun antar instansi;
d. menghargai perbedaan pendapat;

37
e. menjunjung tinggi harkat dan martabat Pegawai RSUD Wangaya Kota Denpasar;
f. menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama Pegawai RSUD Wangaya
Kota Denpasar; dan
g. berhimpun dalam satu wadah Korps Pegawai Republik Indonesia yang menjamin
terwujudnya solidaritas dan soliditas semua Pegawai RSUD Wangaya Kota Denpasar
dalam memperjuangkan hak-haknya.

J. Disiplin Pegawai
Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas, seluruh
pegawai rumah sakit wajib mematuhi disiplin pegawai. Sebagai instansi pemerintah, RSUD
melaksanakan penegakan dsiplin terhadap pegawai serta melaksanakan berbagai upaya
penegakan disiplin dalam bentuk pembinaan. Pembinaan dilakukan untuk mengarahkan
pegawai agar dapat bekerja dengan baik, berdisiplin dan tidak melakukan pelanggaran terhadap
peraturan yang berlaku. Ketentuan pembinaan pegawai di lingkungan RSUD Wangaya
mengacu pada PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, termasuk sanksi
yang melekat untuk setiap pelanggaran peraturan yang dilakukan oleh pegawai. Disiplin
Pegawai adalah kesanggupan pegawai untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila
tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Adapun kewajiban dan larangan bagi
pegawai yang wajib diketahui adalah :

1. Kewajiban Pegawai
a. Mengucapkan sumpah/janji PNS dan sumpah/janji jabatan;
b. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Pemerintah;
c. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada pegawai dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
e. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS;
f. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau
golongan;
g. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan;
h. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara;
i. Melaporkan dengan segera kepada atasan apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang keamanan,
keuangan, dan materiil;
j. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
k. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;

38
l. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;
m. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat; membimbing bawahan dalam
melaksanakan tugas;
n. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
o. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan
p. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

2. Larangan Pegawai
a. Menyalahgunakan wewenang;
b. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain;
c. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga
atau organisasi internasional;
d. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing;
e. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-
barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berhagra milik negara
secara tidak sah;
f. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan atau orang lain di
dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi,
golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
g. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung
atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
h. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan
dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
i. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahaannya;
j. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi
atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi
yang dilayani;
k. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
l. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara :
1) Ikut serta sebagai pelaksana kampanye
2) Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS
3) Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau
4) Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
m. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara :
1) Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau erugikan salah satu
pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau

39
2) Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon
yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemun, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;
n. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai
foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan
perundang-undangan; dan
o. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Derah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara :
1) Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah;
2) Menggunakan fasilitas yang terkait dnegan jabatan dalam kegiatan kampanye;
3) Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah
satu pasangan calon selama masa kampanye, dan/atau
4) Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon
yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.

Setiap bentuk pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh pegawai akan dijatuhi hukuman
disiplin sesuai tingkat pelanggarannya oleh atasan yang berwenang menjatuhi hukuman
disiplin, mengacu pada PP no. 53 tahun 2010. Atasan langsung pegawai yang diduga
melakukan pelanggaran disiplin wajib melakukan pemeriksaan sebelum menjatuhi hukuman
disiplin. Pelanggaran disiplin ringan akan dijatuhi hukuman disiplin ringan, pelanggaran
disiplin sedang dijatuhi hukuman disiplin sedang, pelanggaran disiplin berat dijatuhi hukuman
disiplin berat. Adapun tingkat dan jenis hukuman disiplin sebagai mana dimaksud terdiri dari :
(1) Jenis hukuman disiplin ringan
a. Teguran lisan;
b. Teguran tertulis;
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
(2) Jenis hukuman disiplin sedang
a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan
c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
(3) Jenis hukuman disiplin berat
a. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
c. Pembebasan dari jabatan;
d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; dan

40
e. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

K. Pensiun dan Pemutusan Hubungan Kerja


Dalam kaitannya dengan urusan pensiun, seluruh pegawai wajib taat terhadap aturan
pensiun yang telah ditetapkan dalam pasal 87 dan pasal 88 Undang – Undang Republik
Indonesia Nomor 54 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Dalam pasal tersebut
ditetapkan setiap pegawai dapat diberhentikan dengan hormat maupun tidak dengan hormat
berdasarkan prakondisi tertentu.
1. Pegawai diberhentikan dengan hormat karena
a. Meninggal dunia;
b. Atas permintaan sendiri;
c. Mencapai batas usia pensiun;
d. Perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun dini;
atau
e. Tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan
kewajiban.
2. Pegawai dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena dihukum
penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana dengan hukuman pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan pidana yang dilakukan tidak berencana.
3. Pegawai diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena melakukan
pelanggaran disiplin pegawai tingkat berat.
4. Pegawai diberhentikan tidak dengan hormat karena:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD Republik Indonesia Tahun
1945
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak
pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana umum;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat 2
(dua) tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana.
5. Pegawai diberhentikan sementara, apabila
a. Diangkat menjadi pejabat negara;
b. Diangkat menjadi komisioner atau anggota lembaga nonstructural; atau
c. Ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana.
6. Pengaktifan kembali PNS yang diberhentikan sementara dimaksud pada poin (5)
dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian

41
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik yang diperlukan Sub. Bag. Kepegawaian dalam melaksanakan


manajemen sdm diantaranya :
1. Alat tulis kantor
2. Komputer dengan OS Windows 10 dan software penunjang
3. Laptop dengan OS dan software penunjang untuk keperluan pelatihan luar gedung
4. Printer
5. Meja dan Kursi
Bahan-bahan logistik tersebut sebagian besar sudah dipersiapkan oleh gudang materiil
bagian rumah tangga kecuali Laptop, jika bahan-bahan habis pakai seperti ATK sudah habis,
Sub.Bag.Kepegawaian melakukan pengamprahan ke gudang logistic di bawah Sub.Bag. Rumah
Tangga.

42
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan, dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan
pekerjaan dan proses produksi. Keselamatan kerja merupakan tugas semua pekerja yang berada di
rumah sakit termasuk di Sub.Bag.Kepegawaian. Dengan demikian keselamatan kerja adalah dari,
oleh dan untuk setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di rumah sakit serta masyarakat di
sekitar rumah sakit yang mungkin terkena dampak akibat proses kerja. Keselamatan kerja adalah
sarana utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian yang
berupa cedera/luka, cacat, kematian, kerugian harta benda dan kerusakan peralatan/mesin dan
lingkungan secara luas. Tujuan pelaksanaan upaya keselamatan kerja adalah :
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang
tidak diharapkan.

Klasifikasi Kecelakaan Kerja


a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
 Terpapar radiasi
 Terjatuh
 Tersandung
 Terbentur alat
 Tersetrum aliran listrik
 Tertular penyakit, dll
b. Klasifikasi menurut agen penyebabnya
 Alat –alat radiologi seperti kesetrum, terbentur, terpapar radiasi
 Lingkungan kerja seperti ruangan panas, pencahayaan, ventilasi, dll
c. Klasifikasi menurut jenis luka dan cideranya
 Efek terkena radiasi
 Efek terkena arus listrik
 Patah tulang
 Keseleo/dislokasi
 Nyeri otot dan kejang
 Luka gores
d. Klasifikasi menurut lokasi bagian tubuh yang terluka
 Kepala
 Tulang Belakang : leher, thoracal, lumbal, sacral
 Anggota gerak : ekstremitas atas, ekstremitas bawah, panggul

43
 Luka umum, dsb

Pencegahan Kecelakaan Kerja


a. Desain ruangan
Ruangan Sub.Bag.Kepegawaian didesain sesuai dengan aturan yang berlaku. Kamar
mandi dilengkapi dengan keset kering untuk mencegah jatuh terpeleset. Ruangan
berAC untuk sirkulasi udara dan pemeliharaan alat-alat kantor.
b. Jaringan listrik
Jaringan listrik di Sub.Bag.Kepegawaian dipasang grounding untuk mencegah
terjadinya kesetrum.
c. Pengawasan
Kinerja petugas selalu dievaluasi sehingga mutu pelayanan tetap terjaga.
Penambahan wawasan pekerjaan dilakukan dengan mengadakan kegiatan pelatihan
baik internal maupun eksternal.

44
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Mutu layanan harus memiliki standar mutu yang jelas. Dengan demikian pengguna jasa
dapat membedakan pelayanan yang baik dan tidak baik melalui indikator dan standarnya.
Berdasarkan hal tersebut maka beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Sub.Bag.Kepegawaian
Rumah Sakit di RSUD Wangaya sebagai berikut :
1. Menyusun Indikator Mutu Kepegawaian
2. Memantau, mencatat dan meaporkan kegiatan yang menjadi indicator mutu
kepegawaian
3. Secara berkala dilakukan audit :
a. Data Kepegawaian
b. Keberfungsian Aplikasi SIMPEG
c. Keberlanjutan kegiatan pelayanan administrasi kepegawaian
d. ATK dan Logistik penunjang kegiatan
4. Pelaksanaan jaminan dan kendali mutu sesuai dengan program pengendali mutu.

45
BAB VIII
PENUTUP

Pedoman Manajemen SDM Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar ini
mempunyai peranan penting sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan sehari – hari tenaga
Sub.Bag.Kepegawaian Rumah Sakit yang bertugas sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
khususnya pelayanan administrasi kepegawaian.
Penyusunan Pedoman Manajemen SDM Rumah Sakit ini adalah langkah awal ke suatu
proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak dalam
penerapannya untuk mencapai tujuan. Kami menyadari bahwa Pedoman Pelayanan ini masih jauh
dari sempurna, karena itu kami menerima saran dan kritik guna menyempurnakan pedoman ini.
Akhir kata, semoga Pedoman Manajemen SDM Rumah Sakit ini dapat bermafaat bagi para
pembaca sekalian.

46

Anda mungkin juga menyukai