Anda di halaman 1dari 91

PERAN PERAWAT DALAM

KESELAMATAN PASIEN
DI ERA PANDEMI COVID 19

DR.Dr.Sutoto,M.Kes,FISQua
Laporan
Institute of Medicine - IOM

TO ERR IS HUMAN
Building a Safer Health System
(Kohn LT, Corrigan JM, Donaldson MS, eds. To err is human: building
a safer health system. Washington, D.C.: National Academy Press, 2000.)

RS - RS AE Mati Pasien Pasien Mati sb


(>50% krn RS di US tsb lain
ME) : Admisi :Mati sb
/year AE
(Extrapolasi)

Di 2.9 % 6.6 % 44,000 - KLL :


Colorado 43,458
-
& 33.6 juta
Utah(1992) 98,000 -Cancer :
42,297
Di New 3.7 % 13.6 % !!!
York(1984) Estimasi -AIDS :
biaya: $17 - 16,516
$50 milyar
Hampir 1.200 terjadi KTD peristiwa
serius di rumah sakit di Inggris selama
empat tahun terakhir,

April 2012 dan Maret 2013, 290 kasus


Tahun 2013/14 338, kasus
Tahun 2014/15 306 kasus

Pada 2014/15
• 27 kasus gigi yang salah diekstraksi,
• kasus operasi ke mata yang salah
• 102 kasus di mana benda asing
tertinggal di dalam tubuh ketika luka
dijahit.
• 4 kasus kesalahan identifikasi pasien.
DEFINISI KESELAMATAN PASIEN
• Adalah suatu sistem yang membuat asuhan
pasien lebih aman, meliputi ; asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
(Permenkes 11/2017 Tentang Keselamatan Pasien )
Patient Safety
dalam
Standar Akreditasi Rumah Sakit

I. Standar Keselamatan Pasien RS


I. Sasaran Keselamatan Pasien RS
II. Tujuh Langkah Keselamatan Pasien RS

(Permenkes 11/2017 Tentang Keselamatan Pasien )


STANDAR KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja,
untuk melakukan evaluasi dan meningkatkan
keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan pasien
TUJUH LANGKAH MENUJU
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KP, Ciptakan kepemimpinan & budaya yg terbuka & adil.

PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA, Bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang
KP di RS Anda

INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO, Kembangkan sistem & proses pengelolaan


risiko, serta lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial bermasalah

KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN, Pastikan staf Anda agar dgn mudah dapat melaporkan
kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS.

LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN, Kembangkan cara-cara komunikasi yg


terbuka dgn pasien

BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KP, Dorong staf anda utk melakukan analisis akar
masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul

CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KP, Gunakan informasi yang ada tentang
kejadian / masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan
ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN
1. Mengidentifikasi pasien dengan benar
2. Meningkatkan komunikasi yang efektif
3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus
diwaspadai
4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar prosedur
yang benar, pembedahan pada pasien yang benar
5. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan
6. Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.
REGULASI TERKINI PELAYANAN RS MENGHADAPI COVID 19

(Pedoman (Pedoman (Pedoman Standar (Panduan Teknis (Dukungan


Tatalaksana Pencegahan dan Perlindungan Pelayanan Kesehatan Jiwa
COVID-19 edisi 2, Penegendalian Dokter Di Era Rumah Sakit dan Psikososial
PDPI, PERKI, Covid-19, Revisi 5, Covid-19, Tim Pada Covid-19 :
PAPDI, PERDATIN, Juli 2020. Mitigasi Dokter Masa Adaptasi Keperawatan
IDAI, Agustus KemKes) Pengurus Besar Kebiasaan Baru, Jiwa, FKIP-UI,
2020). IDI, Agustus 2020) Dit Yan Kes 2020.)
Rujukan,
Kemkes, 2020.)
REGULASI TERKINI PELAYANAN RS MENGHADAPI COVID 19

(Panduan Praktis
Apoteker untuk (Panduan (Pedoman Pelayanan (Technical specifications
Menghadapi Pelayanan Gizi Gizi Pada Masa of personal protective
Pandemi COVID-19, dan Dietetik di Tanggap Darurat equipment for COVID-19
PT. ISFI Penerbitan, Rumah Sakit Pandemi COVID-19, Interim Guidance, WHO,
Juni 2020.) Darurat Dalam Direktorat Gizi Nov 2020.)
Penanganan Masyarakat – Ditjen
Pandemik Covid- KesMas KemKes,
19, Dit Gizi 2020)
Masyarakat,
PERSAGI, AsDI,
2020)
MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR

Standar SKP 1

Rumah sakit menetapkan regulasi untuk


menjamin ketepatan (akurasi) identifikasi
pasien
Maksud dan Tujuan SKP 1
• Kesalahan identifikasi pasien dapat terjadi di semua
aspek pelayanan kesehatan baik saat diagnosis dan
tindakan.
• Kesalahan identifikasi bisa berakibat salah orang dalam
pelayanan

Tujuan standar ini:


• Mencegah salah orang dalam pelayanan termasuk
pemberian obat
• Memastikan ketepatan pasien yang akan menerima
layanan atau tindakan dan
• Menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan
oleh pasien.
1. pemberian obat
2. pemberian darah / produk darah
3. pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
4. Sebelum memberikan pengobatan
5. Sebelum memberikan tindakan
6. Sebelum :

1. Radioterapi,

2. Member Cairan Intravena,

3. Hemodialisis,

4. Pengambilan Darah Atau Pengambilan Spesimen Lain Untuk Pemeriksaan Klinis,

5. Katerisasi Jantung,

6. Prosedur Radiologi Diagnostik

7. Pasien Koma
17
IDENTITAS PASIEN SNARS ED 1.1

1. Nama pasien dalam KTP- el


2. Tanggal lahir
3. Nomer rekam medis
4. N.I.K. Nomer Induk Kependudukan

KARS
GELANG IDENTITAS
• Biru: Laki Laki
• Pink: Perempuan
GELANG PENANDA:
• Merah: Alergi
• Kuning: Risiko Jatuh
• Ungu : Do Not Resucitate

19
Elemen penilaian SKP 1 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang mengatur R Regulasi tentang pelaksanaan 10 TL
pelaksanaan identifikasi pasien. (R) identifikasi pasien - -
0 TT
2. Identifikasi pasien dilakukan D Bukti pelaksanaan tentang identitas pasien pada 10 TL
semua berkas rekam medis, identitas pasien
dengan menggunakan minimal 2 tercetak dengan minimal menggunakan 2 (dua) dari 5 TS
(dua) identitas dan tidak boleh 4 (empat) identitas: 0 TT
menggunakan nomor kamar pasien 1) nama pasien sesuai KTP-el
2) tanggal lahir
atau lokasi pasien dirawat sesuai 3) nomor rekam medis
dengan regulasi rumah sakit. (D,O,W) 4) nomor induk kependudukan

Lihat pelaksanaan identitas pasien pada label obat,


O rekam medis, resep, makanan, spesimen,
permintaan dan hasil laboratorium/radiologi

• Staf unit pelayanan


W • Staf klinis
• Pasien/keluarga

20
Elemen penilaian SKP 1 Telusur Skor
3. Identifikasi pasien dilakukan sebelum O Lihat pelaksanaan identifikasi sebelum 10 TL
dilakukan tindakan, prosedur diagnostik, tindakan, prosedur diagnostik dan terapeutik. 5 TS
dan terapeutik. (O,W,S) Identifikasi minimal menggunakan 2 (dua) 0 TT
identitas dari 4 (empat) identitas pasien,
identifikasi dilakukan secara verbal atau visual

W • Staf klinis
• Pasien/keluarga

S Peragaan pelaksanaan identifikasi pasien


4. Pasien diidentifikasi sebelum O Lihat pelaksanaan identifikasi sebelum 10 TL
pemberian obat, darah, produk darah, pemberian obat, darah, produk darah, 5 TS
pengambilan spesimen, dan pemberian pengambilan spesimen, dan pemberian diet 0 TT
diet (lihat juga PKPO 6.1; PAP 3.3 EP 2;
W • Staf Klinis
AP 5.7; PAP 4 EP 5;). (O,W,S)
• Pasien/Keluarga

S Peragaan pelaksanaan identifikasi pasien


21
▪ ISI PERINTAH
▪ NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN
PEMBERI PERINTAH
▪ NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN
1. Tulis Lengkap PENERIMA PERINTAH
▪ TANGGAL DAN JAM
2. Baca Ulang- Eja untuk
NORUM/LASA
3. Konfirmasi→lisan dan
tanda tangan

Sutoto.KARS 22
MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Standar SKP 2

Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan


proses meningkatkan efektivitas komunikasi verbal
dan atau komunikasi melalui telpon antar profesional
pemberi asuhan (PPA).
MAKSUD DAN TUJUAN SKP 2
• Komunikasi dianggap efektif bila
• tepat waktu,
• akurat,
• lengkap,
• tidak mendua (ambiguous),
• Komunikasi yang jelek dapat membahayakan pasien.
• Komunikasi yang rentan terjadi kesalahan:
• saat perintah lisan atau perintah melalui telepon,
• komunikasi verbal,
• saat menyampaikan hasil pemeriksaan kritis yang harus disampaikan lewat telpon.
Poor communication and
communication overload are
shown to have a direct
correlation with patient
outcomes, adverse events
and stressors among
healthcare professionals.

Curtis, K., Tzannes, A., & Rudge, T. (2011). How to talk to doctors–a guide for effective
communication. International nursing review, 58(1), 13-20.
KOMUNIKASI EFEKTIF
ANTAR PROFESIONAL PEMBERI
ASUHAN DI RS (SKP 2)

1. Melakukan “Read Back (TULBAKON)”


Terhadap Instruksi Yang Diterima Secara
Lisan Maupun Melalui Telpon Atau
Melaporkan Hasil Pemeriksaan Kritis
2. Buat Standar : Singkatan, Akronim,
Simbol Yang Berlaku Di RS dan
singkatan yang dilarang
3. Buat Standar Komunikasi Pada Saat
Operan / Hand Overs Communication
(SBAR/ISOBAR/ISOBAR3)
4. Ketepatan Membuat Laporan

KARS
▪ ISI PERINTAH
▪ NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN
PEMBERI PERINTAH
▪ NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN
1. Tulis Lengkap PENERIMA PERINTAH
▪ TANGGAL DAN JAM
2. Baca Ulang- Eja untuk
NORUM/LASA
3. Konfirmasi→lisan dan
tanda tangan

TULBAKON
27
• Paralytic agent
KARS vs antacid
Pancuronium (Pavulon)
vs Pantoprazole

• Paralytic agent vs antacid


KARS
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)
NORUM ( NAMA OBAT RUPA UCAPAN MIRIP)

• hidraALAzine ▪ hidrOXYzine
• ceREBYx ▪ ceLEBRex
• vinBLASTine ▪ vinCRIStine
• chlorproPAMIDE ▪ chlorproMAZINE
• glipiZIde
▪ glYBURIde
• DAUNOrubicine
▪ dOXOrubicine

KARS
Look Alike Sound Alike

LASA LASA

KARS
• LASA: LOOK AKE
SOUND ALIKE DRUG
Standar SKP 2.1

Rumah sakit menetapkan regulasi untuk proses


pelaporan hasil pemeriksaaan diagnostik
kritis.
HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KRITIS

ANGKA KRITIS (HASIL LAB, HASIL HASIL PEMERIKSAAN (EXPERTISE)


PEMERIKSAAN TANDA VITAL KRITIS:
FOTO RONSEN/CT SCAN/MRI
HASIL P.A
HASIL KRITIS PEMBACAAN EKG/EEG/EMG DLL
SINGKATAN
•Harus dibuatkan standarisasi daftar
singkatan yang dilarang dan yang
diperbolehkan.
•Satu singkatan hanya diperbolehkan punya
satu pengertian. Daftar singkatan harus
tersedia di setiap unit pelayanan,
disosialisasikan kepada seluruh unit
KARS
DAFTAR SINGKATAN YANG DILARANG

Sutoto.KARS 38
Elemen penilaian SKP 2.1 Telusur Skor

1. Rumah sakit R Regulasi tentang: 1 T


menetapkan besaran 1) penetapan besaran 0 L
nilai kritis nilai kritis - -
laboratorium/tanda vital laboratorium/tanda vital 0 T
dan hasil pemeriksaan dan hasil pemeriksaan T
diagnostik kritis (lihat diagnostik kritis
juga AP 5.3.2 EP 1). (R) 2) penetapan siapa yang
harus melaporkan dan
siapa yang harus
menerima
39
Elemen penilaian SKP 2.1 Telusur Skor
2. Pelaksanaan pelaporan D Bukti pelaksanaan pelaporan 10 TL
dilaksanakan sesuai regulasi dilaksanakan sesuai regulasi 5 TS
(lihat juga AP 5.3.2). (D,W,S) termasuk staf yang melaporkan 0 TT
dan menerima laporan

W • DPJP
• PPJA/Staf perawat
• Staf klinis lainnya

S Peragaan proses melaporkan


nilai kritis laboratorium/tanda
vital dan hasil pemeriksaan
diagnostik kritis
40
Standar SKP 2.2

Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan


proses komunikasi “Serah Terima” (hand over).
SERAH TERIMA ASUHAN PASIEN (HAND OVER)

a) Antar-PPA seperti antara staf medis dan staf medis, antara staf
medis dan staf keperawatan atau dengan staf klinis lainnya, atau
antara PPA dan PPA lainnya pada saat pertukaran shift;
b) Antarberbagai tingkat layanan di dalam RS yang sama seperti jika
pasien dipindah dari unit intensif ke unit perawatan atau dari unit
darurat ke kamar operasi; dan
c) Dari unit rawat inap ke unit layanan diagnostik atau unit tindakan
seperti radiologi atau unit terapi fisik.
METODA SERAH TERIMA ASUHAN PASIEN

1. TERTULIS
2. VERBAL
3. DIREKAM
4. DI SAMPING PASIEN
SBAR
A Communication Technique for Today's Healthcare Professional

❑SBAR is a standardized way of communicating. It


promotes patient safety because it helps individuals
communicate with each other with a shared set of
expectations.
❑It improves efficiency and accuracy.
❑SBAR stands for:
❑Situation
❑Background
❑Assessment
❑Recommendation

Sutoto.KARS 44
CONTOH
FORMULIR
HAND OVER
Elemen penilaian SKP 2.2 Telusur Skor
1. Ada bukti catatan tentang hal-hal D Bukti catatan pelaksanaan serah 10 TL
kritikal dikomunikasikan di antara terima, ditandatangani oleh yang 5 TS
profesional pemberi asuhan pada menyerahkan dan yang menerima 0 TT
waktu dilakukan serah terima pasien
(hand over) (lihat juga MKE 5 EP 6). W • DPJP
(D,W) • PPJA dan staf Perawat
• Staf klinis lainnya
2. Proses serah terima pasien D Bukti formulir serah terima, memuat 10 TL
(operan/hand over) menggunakan alat, metode serah terima pasien 5 TS
formulir dan metode sesuai regulasi, (operan/hand over), bila mungkin 0 TT
bila mungkin melibatkan melibatkan pasien/keluarga
pasien/keluarga. (D,W)
W • Dokter
• PPJA dan staf Perawat
• Staf klinis lainnya
48
Elemen penilaian SKP 2.2 Telusur Skor

3. Ada bukti dilakukan D Bukti tentang evaluasi 1 T


evaluasi tentang catatan catatan komunikasi yang 0 L
komunikasi yang terjadi terjadi saat (operan/hand 5 T
waktu serah terima over) untuk memperbaiki 0 S
pasien (operan/hand proses T
over) untuk T
memperbaiki proses. W • Dokter
(D,W) • PPJA dan staf Perawat
• Staf klinis lainnya

49
MENINGKATNYA KEAMANAN OBAT YANG PERLU
DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATIONS)

Standar SKP 3

Rumah sakit menetapkan regulasi untuk


melaksanakan proses meningkatkan
keamanan terhadap obat-obat yang perlu
diwaspadai.
MAKSUD DAN TUJUAN SKP 3

• Setiap obat jika salah


penggunaannya dapat
membahayakan pasien,
bahkan bahayanya dapat
menyebabkan kematian
atau kecacatan pasien,
terutama obat-obat yang
perlu diwaspadai.
OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
(HIGH ALLERT MEDICATION)

1. Obat HIGH RISK/RISIKO TINGGI: obat


yang bila terjadi kesalahan (error)
dapat menimbulkan kematian atau
kecacatan seperti, insulin, heparin,
atau kemoterapeutik;
2. Obat LASA seperti Xanax dan Zantac
atau hydralazine dan hydroxyzine
3. Elektrolit konsentrat:
4. Elektrolit dengan konsentrasi
tertentu:
CONTOH OBAT LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)

• hidralazine ▪ hidroxyzine
• cerebyx ▪ celebrex
• vinblastine ▪ vincristine
• chlorpropamide ▪ chlorpromazine
• glipizide
▪ glyburide
• daunorubicine
▪ doxorubicine

Sutoto.KARS 53
Look Alike Sound Alike

LASA LASA

Sutoto.KARS 54
LASA

LOOK ALIKE

Sutoto.KARS 55
LASA

LASA
DOSIS BERTINGKAT

Sutoto.KARS 56
Elemen penilaian SKP 3 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang obat yang 10 TL
penyediaan, penyimpanan, perlu di waspadai - -
penataan, penyiapan, dan 0 TT
penggunaan obat yang perlu di
waspadai (R)
2. Rumah sakit D Bukti pelaksanaan tentang 10 TL
mengimplementasikan regulasi penyediaan, penyimpanan, 5 TS
yang telah dibuat (D,W) penataan, penyiapan, dan 0 TT
penggunaan obat yang perlu
diwaspadai

W • Apoteker/TTK
• PPJA dan staf perawat
• Staf klinis 57
Elemen penilaian SKP 3 Telusur Skor
3. Di rumah sakit tersedia daftar semua obat D Bukti tentang daftar obat yang perlu 10 TL
yang perlu diwaspadai, yang disusun berdasar diwaspadai. 5 TS
data spesifik sesuai kebijakan dan prosedur 0 TT
(D,O,W) O Lihat pelaksanaan penggunaan daftar obat
di unit terkait

W • PPA
• Staf unit pelayanan (Apoteker/TTK)
• Staf klinis
4. Tempat penyimpanan, pelabelan, D Bukti tentang daftar obat yang perlu 10 TL
penyimpanan obat yang perlu diwaspadai, diwaspadai di tempat penyimpanan obat. 5 TS
termasuk obat “look-alike/sound-alike” semua 0 TT
diatur di tempat aman (D,O,W) O Lihat pelaksanaan tempat penyimpanan
obat yang perlu diwaspadai

W • PPA
• Staf unit pelayanan (Apoteker/TTK)

58
Standar SKP 3.1

Rumah sakit menetapkan regulasi untuk


melaksanakan proses mengelola penggunaan
elektrolit konsentrat dan elektrolit dengan
konsetrasi tertentu.
ELEKTROLIT KONSENTRAT
1. Kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml
2. Kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml !
HIGH
3. Natrium/sodium klorida > 0.9% ALERT

4. Magnesium sulfat : => 50% atau lebih


pekat

ELEKTROLIT DENGAN KONSENTRASI TERTENTU


1. Kalium/potasium klorida < 2 mEq/ml
2. magnesium sulfat : 20 sd 40 %

Sutoto.KARS 60
Elemen penilaian SKP 3.1 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan R Regulasi tentang pengelolaan elektrolit 10 TL
regulasi untuk melaksanakan konsentrat dan elektrolit dengan konsetrasi - -
proses mencegah kekurang tertentu 0 TT
hati-hatian dalam mengelola
elektrolit konsentrat dan
elektrolit dengan konsetrasi
tertentu. (R)
2. Elektrolit konsentrat dan D Bukti tentang daftar elektrolit konsentrat dan 10 TL
elektrolit dengan konsetrasi elektrolit dengan konsetrasi tertentu di 5 TS
tertentu hanya tersedia di semua tempat penyimpanan yang 0 TT
instalasi farmasi/depo farmasi. diperbolehkan
(D,O,W)
O Lihat pelaksanaan tempat penyimpanan

W • PPA
• Staf unit pelayanan 61
TERLAKSANANYA PROSES TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR,
TEPAT-PASIEN YANG MENJALANI TINDAKAN DAN PROSEDUR

Standar SKP 4

Rumah sakit menetapkan regulasi untuk


melaksanakan proses memastikan Tepat-
Lokasi, Tepat-Prosedur dan Tepat-Pasien yang
menjalani tindakan dan prosedur.
MAKSUD TUJUAN

MENCEGAH TIGA KESALAHAN DALAM


PASTIKAN TIGA TEPAT
TINDAKAN/PROSEDUR
• TEPAT PASIEN
• SALAH ORANG
• TEPAT LOKASI
• SALAH LOKASI
• TEPAT PROSEDUR
• SALAH PROSEDUR
REGINA
TURNER (52)
“LEFT SIDED
CRANIOTOMY
BYPASS”
DIOPERASI SISI
KANAN,
KARENA TIM
OPERASI TAK
MELAKUKAN
TIME OUT

KARS
PANDUAN SIGN IN
Sebelum Induksi Anestesi:

1. Identifikasi pasien, prosedur, informed consent sudah dicek ?


2. Sisi operasi sudah ditandai ?
3. Mesin anestesi dan obat-obatan lengkap ?
4. pulse oxymeter terpasang dan berfungsi ?
5. Allergi ?
6. Kemungkinan kesulitan jalan nafas atau aspirasi
7. Risiko kehilangandarah >= 500ml

Sutoto.KARS 65
PANDUAN TIME OUT
Sebelum Insisi Kulit (Time-out):Apakah …….
1. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran)
2. Konfirmasi nama pasien , prosedur dan lokasi incisi
3. Antibiotik propillaksi sdh diberikan dalam 60 menit sebelumnya
4. Antisipasi kejadian kritis:
1. Dr Bedah: apa langkah, berapa lama, kmk blood lost ?
2. Dr anestesi: apa ada patients spesific corcern ?
3. Perawat : Sterilitas , instrumen ?
5. Imaging yg diperlukan sdh dipasang ?

Sutoto.KARS 66
PANDUAN
SEBELUM PASIEN MENINGGALKAN KAMAR OPERASI

1. Perawat melakukan konfirmasi secara verbal,


bersama dr dan anestesi
1. Nama prosedur,
2. Instrumen, gas verband, jarum dihitung harus
lengkap
3. Speciment telah di beri label identitas
4. Apa ada masalah peralatan yang harus ditangani
2. Dokter kpd perawat dan anesesi, apa yang
harus diperhatikan dalam recovery dan
manajemen pasien
Sutoto.KARS 67
KARS
PENANDAAN DAERAH OPERASI
1. Di Tempat Dilakukan Operasi/Prosedur Invasif
2. Melibatkan pasien dan
3. Dilakukan dengan tanda yang tepat serta dapat dikenali.
4. Tanda yang dipakai harus konsisten digunakan di semua tempat di rumah
sakit,
5. Harus dilakukan oleh individu yang melakukan prosedur operasi,
6. Saat melakukan pasien sadar dan terjaga jika mungkin, serta harus masih
terlihat jelas setelah pasien sadar.
7. Pada semua kasus, lokasi tempat operasi harus diberi tanda, termasuk
pada sisi lateral (laterality), daerah struktur multipel (multiple structure),
jari tangan, jari kaki, lesi, atau tulang belakang.
Elemen penilaian SKP 4 Otelusur Skor
1. Ada regulasi untuk R Regulasi tentang pelaksanaan 10 TL
melakukan penandaan lokasi penandaan lokasi operasi atau - -
operasi atau tindakan invasif tindakan 0 TT
(site marking). (R)
2. Ada bukti rumah sakit O Bukti pelaksanaan tentang 10 TL
menggunakan satu tanda di penandaan satu tanda yang 5 TS
tempat sayatan operasi seragam dan mudah dikenali 0 TT
pertama atau tindakan invasif
yang segera dapat dikenali D Lihat form dan bukti penandaan
dengan cepat sesuai kebijakan (SURGICAL SAFETY CHECK LIST)
dan prosedur yang ditetapkan
rumah sakit. (D,O)
72
Elemen penilaian SKP 4 Telusur Skor

3. Ada bukti bahwa D Bukti pelaksanaan 10 TL


penandaan lokasi operasi penandaan dilakukan oleh 5 TS
atau tindakan invasif (site staf medis yang melakukan 0 TT
marking) dilakukan oleh operasi atau tindakan invasif
staf medis yang melakukan dengan melibatkan pasien
operasi atau tindakan bila mungkin
invasif dengan melibatkan
pasien bila mungkin. O Lihat pelaksanaan
(D,O,W) penandaan site marking

W • DPJP
• Pasien/keluarga 73
Standar SKP 4.1

Rumah sakit melaksanakan prosedur bedah yang aman


dengan menggunakan “surgical safety check list” (WHO
Safety Checklist terkini) serta memastikan
terlaksananya proses Time-out di kamar operasi
sebelum operasi dimulai, untuk memastikan Tepat-
Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien yang menjalani
tindakan dan prosedur.
SIGN IN TIME OUT SIGN OUT

Sutoto.KARS 75
Elemen penilaian SKP 4.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang pengunaan R Regulasi tentang penggunaan surgical 10 TL
“surgical safety check list” (WHO safety check list untuk prosedur bedah - -
Safety Checklist terkini) untuk aman 0 TT
prosedur bedah aman. (R)
2. Sebelum operasi atau tindakan D Bukti pelaksanaan tentang form 10 TL
invasif dilakukan, rumah sakit surgical safety check list 5 TS
menyediakan “check list“ atau proses 0 TT
lain untuk mencatat, apakah O Lihat form surgical safety check list
informed consent sudah benar dan untuk mencatat
lengkap, apakah tepat lokasi, tepat
prosedur dan tepat pasien sudah
terindentifikasi, apakah semua
dokumen dan peralatan yang
dibutuhkan sudah siap tersedia
dengan lengkap dan berfungsi
dengan baik. (D,O) 76
Elemen penilaian SKP 4.1 Telusur Skor
3. Rumah sakit menggunakan D Bukti tentang hasil pelaksanaan Time- 10 TL
Komponen Time-Out terdiri dari Out 5 TS
identifikasi Tepat-Pasien,Tepat 0 TT
Prosedur dan tepat Lokasi, O Lihat pelaksanaan Time -Out
persetujuan atas operasi dan
konfirmasi bahwa proses verifikasi W • DPJP
sudah lengkap dilakukan. (D,O,W,S) • Tim operasi

S Peragaan proses time-out


4. Rumah sakit menggunakan D Bukti pelaksanaan Time-Out di luar 10 TL
ketentuan yang sama tentang Tepat- kamar operasi 5 TS
Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien, 0 TT
Jika operasi dilakukan, termasuk O Lihat form terkait Tepat-Lokasi, Tepat-
prosedur tindakan medis dan gigi, di Prosedur, Tepat-Pasien
luar kamar operasi. (D,O,W)
W DPJP 77
DIKURANGINYA RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN

Standar SKP 5

Rumah sakit menetapkan regulasi untuk


menggunakan dan melaksanakan “evidence-
based hand hygiene guidelines” untuk
menurunkan risiko infeksi terkait layanan
kesehatan.
ANGKA INFEKSI PELAYANAN KESEHATAN
YANG HARUS DIKUMPULKAN
• Infeksi Saluran kemih terkait
penggunaan kateter
• Infeksi Luka/Daerah Operasi
• Infeksi Saluran Pernapasan terkait
penggunaan ventilator
• Infeksi aliran darah primer terkait
pemasangan Central Venous
Pressure (CVP)
• Infeksi aliran darah Perifer

1. PMK 27 Thn 2017 ttg PPI KARS


Elemen penilaian SKP 5 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang kebersihan 10 TL
pedoman kebersihan tangan tangan (hand hygiene) - -
(hand hygiene) yang mengacu 0 TT
pada standar WHO terkini (lihat
juga PPI 9 EP 1). (R)

2. Rumah sakit melaksanakan D Bukti pelaksanaan program 10 TL


program kebersihan tangan kebersihan tangan (hand 5 TS
(hand hygiene) di seluruh hygiene) di seluruh rumah sakit 0 TT
rumah sakit sesuai regulasi
(lihat juga PPI 9 EP 3). (D,W) W Staf RS

82
Elemen penilaian SKP 5 Telusur Skor
3. Staf rumah sakit dapat O Lihat pelaksanaan cuci tangan di 10 TL
melakukan cuci tangan sesuai seluruh rumah sakit 5 TS
dengan prosedur. (lihat juga PPI 0 TT
9 EP 3). (W,O,S) W Staf RS

S Peragaan cuci tangan


4. Ada bukti staf melaksanakan W Staf RS 10 TL
lima saat cuci tangan. (W,O,S) 5 TS
O Lihat pelaksanaan fasilitas untuk 0 TT
cuci tangan (1 tempat tidur satu
handrub), lihat kepatuhan staf
pada lima saat cuci tangan.

S Peragaan cuci tangan 83


Elemen penilaian SKP 5 Telusur Skor
5. Prosedur disinfeksi di rumah W Staf RS 10 TL
sakit dilakukan sesuai dengan 5 TS
regulasi. (lihat juga PPI 9 EP 1 O Lihat pelaksanaan fasilitas untuk 0 TT
dan EP 3). (W,O) disinfeksi dan pelaksanaan
disinfeksi

6. Ada bukti rumah sakit D Bukti pelaksanaan tentang 10 TL


melaksanakan evaluasi evaluasi upaya menurunkan 5 TS
terhadap upaya menurunkan angka infeksi 0 TT
angka infeksi terkait pelayanan
kesehatan (lihat juga PMKP 7 EP W • Komite/Tim PMKP
3).(D,W) • Komite/Tim PPI
• IPCN
• IPCLN 84
Contoh: PENGGGUNAAN JEMBATAN KELEDAI, UNTUK MEMUDAHKAN MENGINGAT URUTAN
ENAM AREA DALAM HAND-WASH/RUB
• TELAPAK TANGAN
• PUNGGUNG TANGAN TEPUNG SELACI PUPUT
• SELA- SELA JARI
LAMA CUCI TANGAN:
• PUNGGUNG JARI-JARI (GERAKAN KUNCI)
HAND RUB : 20-30 DETIK
• SEKELILING IBU JARI (PUTAR- PUTAR) HAND WASH 40-60 DETIK
• KUKU DAN UJUNG JARI (PUTAR-PUTAR)
Sutoto.KARS
Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety 89
MENGURANGI RISIKO CEDERA KARENA PASIEN JATUH

Standar SKP 6

Rumah sakit menetapkan regulasi untuk


melaksanakan proses mengurangi risiko
pasien jatuh.
Elemen penilaian SKP 6 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang mengatur tentang R Regulasi tentang mencegah pasien 10 TL
mencegah pasien cedera karena jatuh. cedera karena jatuh 5 TS
(R) 0 TT

2. Rumah sakit melaksanakan suatu D Bukti dalam rekam medis tentang 10 TL


proses asesmen awal risiko jatuh pelaksanaan asesmen awal dapat berupa 5 TS
asesmen cepat (rapid assessment) risiko
untuk pasien gawat darurat dan rawat jatuh untuk pasien gawat darurat dan rawat
0 TT
jalan dengan kondisi, diagnosis, lokasi jalan serta dilakukan asesmen lanjutan bila
terindikasi berisiko tinggi jatuh sesuai pasien akan masuk rawat inap
regulasi (lihat juga AP 1.4.1). (D,O,W)
O Lihat pelaksanaan asesmen cepat (rapid
assessment) risiko jatuh untuk pasien gawat
darurat dan rawat jalan serta pelaksanaan
asesmen lanjutan bila pasien akan masuk
rawat inap

W • PPJA
• Staf klinis 99
Elemen penilaian SKP 6 Telusur Skor
3. Rumah sakit melaksanakan proses D Bukti dalam rekam medis tentang 10 TL
asesmen awal dan asesmen ulang dari pelaksanaan asesmen awal dan 5 TS
pasien rawat inap yang berdasar asesmen ulang risiko jatuh 0 TT
catatan teridentifikasi risiko jatuh
(D,W) W • PPJA
• Staf klinis
4. Langkah-langkah diadakan untuk D Bukti pelaksanaan tentang langkah- 10 TL
mengurangi risiko jatuh bagi pasien langkah untuk mengurangi risiko jatuh 5 TS
dari situasi dan lokasi yang 0 TT
menyebabkan pasien jatuh (D,O,W) O Lihat pelaksanaan langkah-langkah
mengurangi risiko jatuh (manajemen
jatuh)

W • PPJA
• Staf klinis
• Pasien/keluarga
100
RAWAT JALAN • ASESMEN
ASESMEN LANJUTAN RAWAT INAP
AWAL RISIKO
JATUH
ASESMEN
ULANG
IGD • ASESMEN
ASESMEN LANJUTAN
AWAL RISIKO
JATUH
Sutoto.KARS 102
Pediatric Patient Falls Scale
Scale Characteristics
General Risk Assessment Humpty-Dumpty Scale- CHAMPS Pediatric Fall Pediatric Fall Risk
of Pediatric Inpatient Falls Inpatient Risk Assessment Tool Assessment Scale
(GRAF-PIF) (PFRA)
Used at NCH

Physical & physiological All types of falls except All types of falls All types of falls
falls (not developmental) when child is “dropped”

5 items 7 items 4 items 10 items

Scale 0 to 5+ Scale 7 to 23 Scale 0 to 4 Scale 0 to 30

Cut-off score = 2 Cut-off score = 12 Cut-off score = 1 Cut-off score = 5


Sutoto.KARS 103
PATIENT FALLS
There are three types of patient falls
1. an accidental fall: is prevented by ensuring a safe environment.
2. a physiological anticipated fall: Anticipated physiological falls are
prevented by first identifying who is likely to fall using the MFS.
3. an unanticipated physiological fall: The first unanticipated
physiological fall cannot be predicted and, therefore, cannot be
prevented, because the staff and the patient may not realize that
the patient has the condition that precipitates the unexpected

Morse, Janice M..Preventing Patient Falls. Establishing a Fall Intervention Program, 2 nd Ed. Springer Publishing
Company, New York. 2009.
Sutoto.KARS 104
CONTOH:
ASESMEN RISIKO
JATUH
MORSE FALL SCALE

Sutoto.KARS 109
OBAT YANG MENINGKATKAN
RISIKO JATUH
114
Sutoto.KARS 115
ELEMEN PENDUKUNG UPAYA MENURUNKAN
RISIKO CEDERA KARENA JATUH

• Proses terintegrasi : mengembangkan kebijakan/


menyusun SOP
• Melaksanakan proses asesmen awal, asesmen lanjutan
dan asesmen ulang risiko jatuh
• Monev pelaksanaan program pencegahan pasien jatuh:
▪Monitoring laporan insiden pasien jatuh
▪Observasi pelaksanaan pencegahan pasien jatuh
• Mengembangkan sistem pelaporan pasien jatuh
KESIMPULAN
• PROGRAM PATIENT SAFETY WAJIB DIJALANKAN
BUKAN HANYA PADA RUMAH SAKIT TETAPI JUGA
PADA FASYANKES
• BERBAGAI REGULASI BARU DI ERA COVID 19 YANG
TERKAIT DENGAN PELAYANAN RUMAH SAKIT BAIK
DARI KEMENKES MAUPUN DANRI PROFESI
KESEHATAN
• REGULASI PELAKSANAAN PATIENT SAFETY DI
FASYANKES PADA ERA COVID 19 TERKAIT DENGAN
SNARS, HARUS MENYESUAIKAN DIRI DENGAN
REGULASI TERBARU, BAIK YANG DISUSUN OLEH
KEMENKES MAUPUN OLEH PROFESI KESEHATAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai