Anda di halaman 1dari 30

MERAWAT LUKA YANG MEMAKAI DRAIN

Persiapan Alat
1. Set ganti luka steril
2. Kassa steril dalam tromol
3. Plaster , gunting
4. Obat yang diperlukan sesuai dengan terapi medik
5. Piala ginjal
6. Bila perlu sarung tangan steril
7. Kantong balutan kotor
8. Alkohol 70% dan bensin

Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Memberitahukan dan menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
3. Memasang sampiran disekitar tempat tidur
4. Melepaskan pembalut yang kotor memakai pinset, pembalut yang kotor dimasukkan
ke dalam kantong, bekas-bekas plester dibersihkan dengan bensin
5. sekitar luka dibersihkan dengan alcohol dan luka dibersihkan dengan kassa steril
6. Drain bagian luar dibersihkandengan alcohol 70%
7. Drain diputar agar cairan keluar kemudian drain ditutup kassa yang sudah ditutup
tengahnya
8. luka diberi obat sesuai dengan terapi medik dan ditutup kassa steril, kemudian
diplaster
9. Merapikan alat-alat dan mengembalikan ketempatnya
10. Perawat cuci tangan
11. mencatat prosese yang telah dilakukan dalam catatan perawat
MENGGANTI BALUTAN LUKA

Pengertian
Menukar balutan atau penutup luka yang sudah kotor dengan penutup atau pembalut luka
yang baru

Tujuan
 Mencegah terjadinya infeksi
 Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien

Dilakukan pada:
 Setiap luka yang dibalut
 Dilakuakan setiap hari dan sewaktu-waktu bila diperlukan (keadaan balutan kotor dan
basah)

Persiapan alat
 Set ganti balutan steril, berisi:
- Pinset anatomi
- Pinset Chirurgis
- Arteri klem
- Gunting lurus
- Kom kecil
- Kapas lidi
- Kain kassa
- Depper
 Peralatan yang tidak steril
- Gunting pembalut
- Plester
- Bensin pada tempatnya
- Betadin pada tempatnya
- Obat luka sesuai kebutuhan
- Bengkok
Pelaksanaan
1. Balutan lama dibuka, dan buang ketempatnya (bengkok)
2. Bekas plester dibersihkan dengan bensin
3. Set ganti verban dibuka
4. luka dibersihkan dengan kapas betadin, lakukan pembersihan luka dengan satu arah
dari dalam keluar
5. kapas yang sudah kotor dibuang ke bengkok
6. pisahkan pinset yang sudah dipakai
7. obati luka sesuai dengan prosedur pengobatan
8. luka ditutup dengan kain kassa steril dengan menggunakan pinset steril. Usahakan
serat kassa jangan melekat pada luka
9. luka lalu diplester
10. setelah selesai alat-alat dirapikan dan diatur kembali posisi tidur pasien
PERAWATAN LUKA DEKUBITUS
Persiapan Alat:
 1 set ganti luka
 1 set necrotomi
 Gunting plaster
 Kassa steril dalam tromol
 Korentang steril
 Perihidrol
 Spuit 10 cc steril
 Obat-obatan
 Bensin
 Kantong plastic kotor
 1 pasang sarung tangan
 Jas perawat
 Kapas lidi steril

Pelaksanaan :
1. Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. perawat cuci tangan
3. memasang sampiran disekeliling tempat tidur
4. perawat memakai jas perawat
5. mengatur posisi tidur pasien agar luka mudah dirawat
6. melepaskan pakaian pasien di daerah luka
7. perawat memakai sarung tangan
8. membuka set ganti balutan dan meletakkan didekat pasien
9. membuka balutan luka dan segera memasukkan ke dalam kantong balutan kotor
10. membersihakan bekas plaster dengan bensin
11. menyemprotkan H2O2 kedalam luka sampai bersih
12. mengeringkan luka dengan kassa steril
13. memberi obat kedalam luka dengan rata
14. menutup luka dengan kassa steril dan bila perlu memakai balutan lalu di plaster
15. perawat melepaskan sarung tangan
16. merapikan pasien dan lingkungan
17. perawat melepaskan jas perawat
18. membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya
19. perawat cuci tangan
20. mencatat tindakan yang dilakukan kedalam catatan perawat
MENGANGKAT JAHITAN

Pengertian
Mengangkat atau membuka jahitan pada luka yang dijahit

Tujuan
 Mencegah terjadinya infeksi dari benang
 Mencegah tertinggalnya benang

Dilakukan pada :
 Luka operasi yang sudah waktunya diangkat jahitannya
 Luka pasca bedah yang sudah sembuh
 Luka infeksi oleh jahitan

Persipan alat: Sama dengan ganti balutan luka

Pelaksanaan
1. Beri penjelasan kepada pasien
2. Perawat cuci tangan
3. Atur posisi tidur pasien, tergantung letak luka
4. Balutan lama dibuka, dibuang pada bengkok
5. Luka dibersihkan dengan kapas betadin dan lakukan satu aah dari dalam keluar
6. Kapas kotor dibuang ke bengkok
7. Simpul jahitan di tarik sedikit ke atas secara berhati-hati dengan memakai pinset
chirurgis, sehingga benang yang berada di dalam kulit kelihatan. Benang digunting
dan ditarik hati-hati, kemudian benang dibuang ke kassa
8. Luka diolesi dengan betadin
9. Luka ditutup secukupnya dengan kassa steril dan kering, lalu diplaster
10. Setelah selesai alat-alat dirapikan
11. Perawat cuci tangan
12. Atur kembali posisi tidur pasien
MERAWAT PASIEN POST TRACHEOSTOMIE

Persiapan alat :
 Satu set verband ganti luka, terdiri dari : pinset, gunting, kassa
 Tromol kassa steril
 Korentang steril
 Alcohol 70%
 Salp antibiotik / betadin 10%
 Bengkok
 Tali pengikat
 Plester dan gunting
 Satu pasang sarung tangan steril
 Duk steril
 Kapas steril / sublimate

Pelaksanaan :
1. Memberi tahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mengatur posisi pasien
3. Mencuci tangan
4. Meletakkan handuk di dada
5. Membuka set steril
6. Mengangkat kassa kotor dibawah trachea canule
7. Kulit disekitar lubang dibersihkan
8. berikan salp antibiotic
9. Lipat kassa bagian tengah sedemikian rupa
10. Letakkan kassa mengelilingi lubang
11. Memberi plester
12. Ganti tali pengikat (melepaskan tali satu persatu)
13. Merapikan pasien
14. Mengembalikan alat-alat pada tempatnya
15. mencuci tangan
MERAWAT PASIEN DENGAN WATER SEAL DRAINAGE (WSD)

Persiapan alat :
1. Satu set angkat jahitan
2. Depper dan kassa steril dalam tromol
3. Korentang steril
4. Plester dan gunting
5. Bengkok
6. Alkohol 70%
7. Kantong balutan kotor / bengkok
8. Kokher 2 buah
9. Botol WSD steril berisi larutan NaCl 0,9% dan Betadin 10% sampai pipa drain
terendam kurang lebih 2,5 cm dari dasar botol
10. Selang steril sebagai penuambung antara botol WSD dengan drain
11. Betadin solution 10%

Pelaksanaan :
 Memberikan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
 Memasang sampiran
 Melepaskan pakaian pasien bagian atas
 membantu pasien dalam posisi duduk atau ½ duduk sesuai dengan kemampuan
 Perawat cuci tangan
 Membuka set angkat jahitan dan meletakkan pada tempat yang mudah dijangkau oleh
perawat
 Membuka balutan dengan hati-hati, dan balutan kotor dimasukkan ke dalam kantong
balutan kotor, bekas plaster dibersihkan dengan alcohol. Bila perlu balutan dalam
diangkat dengan menggunakan pinset steril
 Identifikasi sekitar drain dengan menggunakan alcohol 70% dan mengoleskan luka
operasi dengan betadin 10%
 jaga drain supaya tidak tertarik / tercabut dan selang / penyambung tidak lepas,
sehingga udara tidak masuk kedalam rongga thorak
 observasi krepitasi kulit sekitar drain
 Menutup sekitar drain dengan kassa steril yang sudah dipersiapkan, kemudian
diplester
 Bila akan mengganti botol WSD, terlebih dahulu selang WSD diklem dengan Kokher
 Botol WSD berisi larutan NaCl 0,9% steril dan betadin
 Setelah botol WSD diganti dan selang WSD terfiksasi dengan baik, kokher dilepas
 Mengobservasi :
o Apakah ada undulasi, bila tidak ada cari penyebabnya:
1. Apakah paru tidak mengembang
2. Apakah ada penyumbatan pada selang dari darah atau kotoran yang lain
3. Apakah solution tidak bekerja dengan baik
4. Sambungan selang longgar
o Keluhan pasien dan tanda-tanda vital, gejala diagnosis
o Apakah ada krepitasi pada kulit disekitar drain
 Melatih pasien untuk melakukan nafas dalam dan batuk. Menganjurkan pasien untuk
sesering mungkin menarik nafas dalam
 Sbelum drain dicabut, dianjurkan untuk pasien menarik nafas dalam, drain segera
dicabut. Luka bekas drain ditutup dengan kassa steril yang sudah diolesi vaselin steril,
kemudian diplaster
 Merapikan pasien dan lingkungannya, kemudian membantu pasien dalam posisi yang
menyenangkan
 membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya
 Perawat cuci tangan
 Menulis prosedur dalam catatan perawat
PERAWATAN COLOSTOMY

Pengertian
Suatu tindakan mengganti kantong kolostomi yang penuh dengan yang baru

Tujuan
Memberikan kenyamanan pada pasien

Persiapan Alat
 Coloctomu bag
 Kapas steril
 Kapas kering dan tissue
 Satu pasang sarung tangan
 Jas perawat (Skort)
 Wash bensin
 Zink olie
 Oli / minyak
 Plester dan gunting
 Obat desinfektan (kalau perlu)
 Bengkok
 Set ganti balut

Pelaksanaan
1. Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mendekatkan alat-alat kedekat klien
3. Pasang selimut mandi/handuk
4. Dekatkan bengkok kedekat klien
5. Pasang sarung tangan bersih
6. membuka colostomy bag yang kotor dengan wash besrih dengan hati-hati
7. letakkan colostomy bag yang kotor ke dalam bengkok
8. membersihkan colostomy dan kulit di sekitarnya dengan kapas steril secara berlahan-
lahan
9. mengeringkan kulit sekitar kolostomi
10. menyesuaikan lobang colostomy bag dengan stoma colostomy
11. melakukan observasi terhadap keadaan kulit dan stoma
12. merekatkan / memasang colostomy bag dengan tepat tanpa udara di dalamnya
13. merapikan pasien
14. merapikan alat-alat dan membuang kotoran
15. mencuci tangan
16. mencatat laporan kedalam catatan perawat
MELAKUKAN LAVEMEN COLOSTOMI

Persiapan alat:
 Canule kusus (Nelaton No 22 dari bahan karet)
 Irigator
 Xylokain jelly
 1 pasang sarung tangan
 Bengkok
 Cairan sesuai dengan instruksi dokter
 Perlak untuk alas, pot sebanyak 2 buah (jika dilakukan di tempat tidur)
 Kapas dan bensin
 Handuk
 Baju ruangan

Pelaksanaan :
1. Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mengatur posisi pasien ½ duduk
3. menyiapkan lingkungan pasien
4. memakai sarung tangan
5. mengisi irrigator dan mengosongkan udara dalam selang
6. memberi xilokain jelly pada kanule
7. memasukkan kanule kedalam colostomy kurang lebih 8 cm
8. tinggi irrigator kurang lebih 30 – 45 cm dari stoma
9. mengalirkan air secara perlahan-lahan
10. pasien dianjurkan mengatur nafas dan nafas panjang
11. mengeluarkan kanule
12. melepaskan kanule
13. melepaskan sarung tangan
14. kurang lebih 15 menit setelah irigasi pasien dimiringkan (sesuai letak stoma),
sehingga cairan / feses mudah keluar
15. memperhatikan keluhan pasien. Bila ada keluhan kram perut, pipa sementara diklem
agar pasien intirahat
16. membersihkan kolostomi
17. menutup kolostomi
18. merapikan pasien
19. membersihkan alat-alat dan membuang kotoran
20. melepaskan baju ruangan
21. mencuci tangan
MEMBERIKAN OBAT MELALUI RECTUM

Persiapan alat
 Obat yang diperlukan
 Bengkok
 Sarung tangan

Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. memberitahukan kepada pasien tentang kegiatan yang akan dilakukan
3. memasang sampiran disekeliling tempat tidur
4. mengosongkan kandung kemih
5. membuka pakaian bagian bawah
6. perawat memasang sarung tangan
7. memasukkan obat kedalam rectum sambil menyuruh pasien untuk menarik nafas
panjang, selama 20 menit pasien istirahat baring
8. melepaskan sarung tangan dan letakkan pada bengkok
9. merapikan pakaian pasien
10. membersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya
11. perawat cuci tangan
MEMFIKSASI DISLOKASI / PATAH TULANG

Persiapan alat
 Bidai sesuai ukuran
 Kassa / kapas / balutan
 Kain segitiga, pembalut, tali pengikat
 Plester

Pelaksanaan
1. Memberi tahu kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mengkaji tempat terjadinya cidera
3. Kaji keadaan fraktur terbuka / tertutup dan lokasi fraktur
4. lakukan pemasangan bidai seminimal mungkin
5. Memasang bidai pada tempat terjadinya cidera :
 Lokasi bidai
 Ukuran bidai
6. Menempatkan kassa / kapas / bantalan sekitar daerah yang cedera
7. memfiksasi bidai dengan kain segitiga / pembalut / tali pengikat / plester
8. Mencuci tangan
MENGANGKAT PASIEN YANG PATAH TULANG YANG DIBIDAI

Persiapan alat
 Kereta dorong atau tempat tidur

Pelaksanakan
1. Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Memcuci tangan
3. Berdiri sejajar 2 atau 3 orang perawat pada salah satu sisi pasien yang sama dengan
arah pemindahan (missal : kea rah kanan pasien)
4. meletakkan tangan pada bagian tubuh yang patah
5. meletakkan tangan pada bagian kepala dan badan lainnya
6. Memberikan aba-aba bila mulai akan mengangkat
7. mengangkat pasien secara sejajar bersama-sama
8. memindahkan pasien ketempat yang dituju
9. meletakkan pasien secara bersama-sama secara berhati-hati
10. mencuci tangan
PENGAMBILAN CAIRAN LUKA UNTUK PEMERIKSAAN

Pengertian
Mengambil cairan atau nanah dari luka untuk bahan pemeriksaan

Tujuan :
Menyediakan cairan atau nanah (pus) untuk bahan pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan

Dilakukan :
Pada pasien yang mempunyai luka lama dan mengandung pus

Persediaan alat
1. tabung kimia steril
2. kapas lidi steril

Pelaksanaan
1. Sekresi atau pus diambil dengan kapas lidi, lalu dimasukkan kedalam tabung ditutup
2. Tabung diberi etiket dengan jelas. Isi formulir permintaan pemeriksaan secara
lengkap pula
3. Segera kirim ke laboratorium
MENYIAPKAN DAN MERAWAT PASIEN PADA BIOPSI HEPAR

Persiapan alat-alat
1. Set biopsy hepar
2. Obat desinfektan : alcohol, betadin
3. Obat local anastesi
4. Bengkok
5. Tromol berisi kasa dan hepar steril
6. Korentang steril
7. Plaster / hepafix
8. Formalin
9. Hasil pemerikasaan masa perdarahan/pembekuan
10. Botol steril
11. Spuit 10 cc
12. Bantal pasir
13. Duk lobang
14. Duk klem

Pelaksanaan
a. Meminta surat persetujuan
b. menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
c. menyiapkan lingkungan
d. ukur vital sign
e. mengatur posisi tidur pasien (terlentang) kepala miring ke kiri dan tangan kanan di
bawah kepala
f. pasang infuse dextrose 5% + 2 amp. Adona
g. perawat cuci tangan
h. membuka set steril
i. menghunjukkan sarung tangan
j. membuka pembungkus dalam dengan korentang
k. membantu dalam local anastesi :
 Membantu desinfektan dengan alcohol, betadin kemudian alcohol
 Menghunjukkan spuit injeksi secara steril
 Menghunjukkan obat anastesi
l. menganjurkan pasien untuk tarik nafas dalam, keluarkan lalu tahan nafas ketika akan
dilakukan fungsi hepar
m. memegang kuat-kuat ketika dokter memasukkan jarum
n. memasukkan jaringan hepar kedalam botol berisi formalin
o. menganjurkan pasien untuk bernafas biasa
p. menutup luka bekas tusukan dengan kain kassa dan plester
q. memiringkan pasien kea rah kanan sambil memberi penekanan dengan lengan pasien
sendiri
r. mengobservasi keadaan pasien
s. mengirim bahan dan formalin ke laboratorium PA
t. membereskan alat-alat
MENYIAPKAN DAN MERAWAT PASIEN PADA FUNGSI ASITES

Persiapan Alat-alat:
1. 1 buah giving set blood
2. Abocat no 14
3. Obat desimfektan
4. Obat local anastesi
5. Duk lobang
6. Plester
7. Tromol kassa dan korentang steril
8. Tempat penampungan cairan/gelas ukuran
9. Bengkok
10. Spuit 5 cc, 20 cc
11. Gurita
12. Midline

Pelaksanaan :
1. meminta surat persetujuan dari pasien dan keluarga
2. memberitahukan tindakan yang akan dilakukan
3. menyiapkan lingkungan pasien
4. mengosongkan kandung kemih
5. ukur lingkar perut dan beri tanda pada tempat yang diukur
6. ukur tanda vital
7. mengatur posisi tidur pasien fowler/duduk di kursi
8. membuka pakaian yang menutupi perut
9. mencuci tangan
10. membuka set fungsi
11. menghunjukan sarung tangan
12. membantu desinfektan dengan alcohol, betadin dan alcohol
13. membantu dalam local anastesi :
 menghunjukan spuit
 menghunjukan obat anastesi
14. menampung cairan yang keluar kedalam gelas ukuran
15. mengobservasi keadaan pasien
 Tanda vital
 Kesadaran
 Jumlah urine/24 jam
16. memasang gurita setelah fungsi selesai
17. membereskan alat-alat
18. merapikan pasien
19. mencuci tangan
PERAWATAN LUKA BAKAR

Pengertian :
Melakukan tindakan perawatan terhadap pasien yang mengalami luka baker

Tujuan :
 Mencegah infeksi pada luka
 Mempercepat penyembuhan pada luka

Persiapan alat:
 Bak instrument yang berisi:
 Pinset anatomis
 Pinset chirurgis
 Gunting debridemand
 Kassa steril
 Kom: 3 buah
 Peralatan lain terdiri dari:
 Spuit 5 cc atau 10 cc
 Sarung tangan
 Gunting plester
 Plester atau perekat
 Desinfektant
 NaCl 0,9%
 Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektant
 Verband
 Obat luka sesuai kebutuhan

Pelaksanaan :

1. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga


2. Menjaga privacy (memasang sampiran)
3. Perawat Mencuci tangan
4. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
5. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
6. Membuka peralatan
7. Memakai sarung tangan
8. Membuka balutan dengan hati-hati, bila sulit basahi dengan NaCl 0,9%
9. Membersihkan luka dengan menggunakan NaCl 0,9%
10. Melakukan debridemand bila terdapat jaringan nekrotik. (Bila ada bula jangan
dipecah, tapi dihisap dengan spuit steril setelah hari ke-3)
11. Membersihkan luka dengan NaCl 0,9%
12. Mengeringkan luka dengan mengguanakan kassa steril
13. Memberikan obat topical sesuai order pada luka
14. Menutup luka dengan kassa steril, kemudian dipasang verband dan diplester
15. Memasang verband dan plester
16. Merapikan pasien
17. Mengevaluasi hasil tindakan
18. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
19. Mencuci tangan
20. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
PERAWATAN LUKA KOTOR

Pengertian
Melakukan tindakan perawatan : mengganti balutan, membersihkan luka pada luka kotor

Tujuan
1. Mencegah infeksi
2. Membantu penyembuhan luka

Persiapan alat:
Bak Instrumen yang berisi:
 Pinset anatomi
 Pinset chirurgis
 Gunting debridemand
 Kasa steril
 Kom: 3 buah
Peralatan lain terdiri dari:
 Sarung tangan
 Gunting plester
 Plester/perekat
 Alkohol 70 % / Wash bensin
 Desinfektant
 NaCl 0,9 %
 Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektan
 Verband
 Obat luka sesuai kebutuhan

Pelaksanaan :
1. Mencuci tangan
2. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
4. Menjaga privacy (memasang sampiran)
5. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
6. Membuka peralatan
7. Memakai sarung tangan
8. Membasahi plester dengan alcohol/wash bensin dan buka menggunakan pinset
9. Membuka balutan lapis luar
10. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
11. Membuka balutan lapis dalam
12. Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus
13. Melakukan debridement
14. Membersihkan luka dengan cairan NaCl
15. Melakukan kompres desinfektan dan tutup dengan kasa
16. Memasang plester atau verband
17. Merapikan pasien
18. Membereskan alat-alat
19. Mencuci tangan
20. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
PERAWATAN LUKA LECET
Pengertin:
Melakukan tindakan perawatan membersihkan dan mengobati luka lecet

Tujuan :
1. Mencegah infeksi
2. Membantu penyembuhan luka

Persiapan Alat:
Bak instrument yang berisi:
1) Pinset anatomis
2) Lidi kapas
3) Peralatan lain terdiri dari:
4) Sarung tangan
5) Desinfektan
6) NaCl 0,9%
7) Bengkok 2 buah, 1 berisi larutan desinfektan

Pelaksanaan :
1) Mencuci tangan
2) Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
4) Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas dan buka pakaian seperlunya
5) Membuka peralatan
6) Memakai sarung tangan
7) Membersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
8) Mengeringkan dengan kassa steril
9) Mengoleskan desinfektan
10) Merapikan pasien
11) Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
12) Mencuci tangan
13) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
MEMBIMBING RELAKSASI DISTRAKSI

Pengertian

Memberikan rasa nyaman kepada pasien yang mengalami nyeri dengan mmbimbing
pasien untuk melakukan teknik relaksasi distraksi

Tujuan :

1. Menghilangkan atau mengurangi nyeri


2. Menurunkan ketegangan otot
3. Menimbulkan perasaan aman dan damai

Pelaksanaan:
1. Menyapa dan menyebut nama pasien
2. Menanyakan cara yang biasa digunakan agar rileks dan tempat yang paling disukai
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur
4. Mengatur posisi yang nyaman menurut pasien sesuai kondisi pasien
(duduk/berbaring)
5. Mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman
6. Meminta pasien memejamkan mata
7. Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran pasien pada kedua kakinya untuk
dirilekskan, kemndorkan seluruh otot-otot kakinya, perintahkan pasien untuk
merasakan relaksasi kedua kaki pasien
8. Meminta pasien untuk memindahkan pikirannya pada kedua tangan pasien,
kendorkan otot-otot kedua tangannya, meminta pasien untuk merasakan relaksasi
keduaanya
9. Memindahkan focus pikiran pasien pada bagian tubuhnya, memerintahkan pasien
untuk merilekskan otot-otot tubuh pasien mulai dari otot pinggang sampai ke otot
bahu, meminta pasien untuk merasakan relaksasi otot-otot tubuh pasien
10. Meminta pasien untuk senyum agar otot-otot muka menjadi rileks
11. Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran pada masuknya udara lewat jalan nafas
12. Membawa alam pikiran pasien menuju ketempat yang menyenangkan pasien
13. Mengevaluasi hasil relaksasi (skala nyeri, ekspresi)
14. Menganjurkan pasien untuk mengulangi teknik relaksasi ini, bila pasien merasakan
nyeri
15. Mendokumentasikan tindakan dan respon pasien dalam catatan perawatan
Teknik Radiografi Intra Venous Pyelography (IVP)

1. Definisi

Prosedur /tata cara pemeriksaan ginjal, ureter, dan blass (vesica urinary) menggunakan sinar-
x dengan melakukan injeksi media kontras melalui vena.

 Pada saat media kontras diinjeksikan melalui pembuluh vena pada tangan pasien, media
kontras akan mengikuti peredaran darah dan dikumpulkan dalam ginjal dan tractus urinary,
sehingga ginjal dan tractus urinary menjadi berwarna putih.
 Dengan IVP, radiologist dapat melihat dan mengetahui anatomy serta fungsi ginjal, ureter
dan blass.

2.  Tujuan Pemeriksaan IVP


 Pemeriksaan IVP membantu dokter mengetahui adanya kelainan pada sistem urinary,
dengan melihat kerja ginjal dan sistem urinary pasien.
 Pemeriksaan ini dipergunakan untuk mengetahui gejala seperti kencing darah (hematuri)
dan sakit pada daerah punggung.
 Dengan IVP dokter dapat mengetahui adanya kelainan pada sistem tractus urinary dari :
o batu ginjal 
o pembesaran prostat
o Tumor pada ginjal, ureter dan blass.

3. Indikasi Pemeriksaan IVP


1. Renal agenesis
2. Polyuria 
3. BPH (benign prostatic hyperplasia)
4. Congenital anomali : 
a. duplication of ureter n renal pelvis
b. ectopia kidney
c. horseshoe kidney 
d. malroration
5. Hydroneprosis 
6. Pyelonepritis 
7. Renal hypertention

4. Kontra Indikasi
 Alergi terhadap media kontras
 Pasien yang mempunyai kelainan atau penyakit jantung
 Pasien dengan riwayat atau dalam serangan jantung 
 Multi myeloma
 Neonatus 
 Diabetes mellitus tidak terkontrol/parah
 Pasien yang sedang dalam keadaan kolik
 Hasil ureum dan creatinin tidak normal

5. Persiapan Pemeriksaan
1. Persiapan Pasien 
1. Pasien makan bubur kecap saja sejak 2 hari (48 jam) sebelum pemeriksaan BNO-
IVP dilakukan.
2. Pasien tidak boleh minum susu, makan telur serta sayur-sayuran yang berserat.
3. Jam 20.00 pasien minum garam inggris (magnesium sulfat), dicampur 1 gelas air
matang untuk urus-urus, disertai minum air putih 1-2 gelas, terus puasa.
4. Selama puasa pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan banyak bicara guna
meminimalisir udara dalam usus. 
5. Jam 08.00 pasien datang ke unit radiologi untuk dilakukan pemeriksaan, dan
sebelum pemeriksaan dimulai pasien diminta buang air kecil untuk
mengosongkan blass.
6. Yang terakhir adalah penjelasan kepada keluarga pasien mengenai prosedur yang
akan dilakukan dan penandatanganan informed consent.
2. Persiapan Media Kontras

 Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana


jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat
badan.

1. Persiapan Alat dan Bahan

1. Peralatan Steril

 Wings needle No. 21 G (1 buah)


 Spuit 20 cc (2 buah)
 Kapas alcohol atau wipes 
 Tourniquet

2. Peralatan Un-Steril

 Plester
 Marker R/L dan marker waktu
 Media kontras Iopamiro (± 40 – 50 cc)
 Obat-obatan emergency (antisipasi alergi media kontras)
 Baju pasien
6. Prosedur Pemeriksaan BNO-IVP
1. Lakukan pemeriksaan BNO posisi AP, untuk melihat persiapan pasien
2. Jika persiapan pasien baik/bersih, suntikkan media kontras melalui intravena 1 cc
saja, diamkan sesaat untuk melihat reaksi alergis.
3. Jika tidak ada reaksi alergis penyuntikan dapat dilanjutkan dengan memasang alat
compressive ureter terlebih dahulu di sekitar SIAS kanan dan kiri.
4. Setelah itu lakukan foto nephogram dengan posisi AP supine 1 menit setelah
injeksi media kontras untuk melihat masuknya media kontras ke collecting sistem,
terutama pada pasien hypertensi dan anak-anak.
5. Lakukan foto 5 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan ukuran
film 24 x 30 untuk melihat pelviocaliseal dan ureter proximal terisi media kontras.
6. Foto 15 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan film 24 x 30
mencakup gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder mulai terisi media kontras
7. Foto 30 menit post injeksi dengan posisi AP supine melihat gambaran bladder
terisi penuh media kontras. Film yang digunakan ukuran 30 x 40.
8. Setelah semua foto sudah dikonsulkan kepada dokter spesialis radiologi, biasanya
dibuat foto blast oblique untuk melihat prostate (umumnya pada pasien yang
lanjut usia). 
9. Yang terakhir lakukan foto post void dengan posisi AP supine atau erect untuk
melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah bladder. Dengan posisi
erect dapat menunjukan adanya ren mobile (pergerakan ginjal yang tidak normal)
pada kasus pos hematuri.

Anda mungkin juga menyukai