Anda di halaman 1dari 67

PERAWATAN

LUKA

o/ Siti Chasanah SKep. Ners


Epitelisasi pada luka
lebih cepat terjadi
pada suasana lembab
( Alvarez, 1988)
Moist wound healing:
* Providing a balance
is essential for
necessary healing
Mempertahankan suhu yang optimal
Menurunkan resiko infeksi
Mengurangi rasa nyeri pada saat penggantian

balutan
Meminimalkan trauma pada jaringan granulasi
Desinfeksi
Irigasi
Debridement
Perawatan perdarahan
Penjahitan Luka
Bebat Luka
Angkat Jahitan
Desinfeksi :
Adalah tindakan dalam melakukan pembebasan

bakteri dari lapangan operasi dalam hal ini yaitu


luka dan sekitarnya.
Macam bahan desinfeksi: Alkohol 70%, Betadine

10%, Perhidrol 3%, Savlon (Cefrimid


+Chlorhexidine), Hibiscrub (Chlorhexidine 4%)
Pembersihan Luka
Adalah mencuci bagian luka
Bahan yang di gunakan : Perhidrol, Savlon, Boor water, Normal
Saline, PZ
Bilas dengan garam faali atau boor water

Debridement (Wound Excision)


Adalah membuang jaringan yang mati serta merapikan tepi luka
Memotong dengan menggunakan scalpel atau gunting
Rawat perdarahan dengan meligasi menggunakan cat gut

Perawatan Perdarahan
Adalah suatu tindakan untuk menghentikan proses perdarahan
Yaitu dengan kompresi lokal atau ligasi pembuluh darah atau jaringan
sekitar perdarahan
Penjahitan luka membutuhkan beberapa persiapan baik alat, bahan serta
beberapa peralatan lain. Urutan teknik juga harus dimengerti oleh operator
serta asistennya.
Alat, bahan dan perlengkapan yang di butuhkan
Naald Voeder ( Needle Holder ) atau pemegang jarum biasanya satu buah.
Pinset Chirrurgis atau pinset Bedah satu buah
Gunting benang satu buah.
Jarum jahit, tergantung ukuran cukup dua buah saja.

Bahan yang dibutuhkan :


Benang jahit Seide atau silk
Benang Jahit Cat gut chromic dan plain.
Lain-lain :
Doek lubang steril
Kasa steril
Handscoon steril
Operasi
Urutan teknik penjahitan luka ( suture
techniques)
1. Persiapan alat dan bahan
2. Persiapan asisten dan operator
3. Desinfeksi lapangan operasi
4. Anestesi lapangan operasi
5. debridement dan eksisi tepi luka
6. penjahitan luka
7. perawatan luka
Setelah luka di jahit dengan rapi di bersihkan dengan desinfeksan (beri salep)
Tutup luka dengan kasa steril yang dibasahi dengan betadine
Lekatkan dengan plester atau hipafix ( bila perlu diikat dengan Verban)

Angkat Jahitan
Adalah proses pengambilan benang pada luka Berdasarkan lokasi dan hari
tindakan:
Muka atau leher hari ke 5
Perut hari ke7-10
Telapak tangan hr ke 10
Jari tangan hari ke 10
Tungkai atas hari ke 10
Tungkai bawah 10-14
Dada hari ke 7
Punggung hari ke 10-14
Perawatan Luka Bersih
Prosedur perawatan yang dilakukan pada luka bersih
(tanpa ada pus dan necrose), termasuk didalamnya
mengganti balutan.
Perawatan Luka Kotor/dekubitus/
gangren
Perawatan pada luka yang terjadi karena tekanan terus
menerus pada bagian tubuh tertentu sehingga sirkulasi
darah ke daerah tersebut terganggu.
Ciri ciri : luka + serum
luka + pus
luka + nekrose
Tujuan :
Mencegah timbulnya infeksi.
Observasi perkembangan luka.
Mengabsorbsi drainase.
Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis.

Indikasi :
Luka bersih tak terkontaminasi dan luka steril.
Balutan kotor dan basah akibat eksternal ada
rembesan/ eksudat.
Ingin mengkaji keadaan luka.
Mempercepat debridemen jaringan nekrotik.
Prosedur Perawatan Luka Bersih
1. Menyiapkan alat
2. Menyiapkan pasien
Perkenalkan diri
Jelaskan tujuan dan prosedur perawatan yg akan
dilakukan pada pasien
Atur posisi yg nyaman

Persiapan lingkungan :
Memberi lingkungan nyaman dan pencahayaan yg
cukup
PERALATAN
Alat Steril Alat Tidak Steril

Pincet anatomi 2 Sarung tangan bersih


Pinchet chirurgie 1 Gunting verban
Gunting Luka (Lurus) Plester
Kapas Lidi Bengkok 2/ kantong plastik
Kasa Steril Pembalut
Kasa Penekan (deppers) Kapas Alkohol 70 %
Mangkok / kom Kecil Bahan / obat-obatan (sufratul dll)
Sarung tangan steril NaCl 0,9 %
Bak instrumen Savlon
Korentang dan tempatnya
Perlak dan alasnya
1. Jelaskan prosedur perawatan pada pasien.
2. Tempatkan alat yang sesuai.
3. Cuci tangan.
4. Memasang alas pd area yg akan dirawat.
5. Mendekatkan bengkok.
6. Melepas plester pd balutan lama dg kapas alkohol
7. Memakai sarung tangan bersih.
8. Buka pembalut dan buang ke bengkok.
9. Bila balutan lengket pada bekas luka, lepas dengan
larutan steril atau NaCl.
10. Mengkaji luka : lokasi dan ukuran, tipe ( warna dan
konsistensi ), bau.
11. Melepas sarung tangan
12. Menata peralatan steril :
- membuka bak instrumen dg korentang
- menyiapkan kassa pada kom
- menuangkan cairan NaCl 0,9% pd kom
- menyiapkan obat atau bhn perawatan luka
- Menuangkan savlon pada bengkok, encerkan dg air
13. Memakai sarung tangan steril.
14. Membersihkan luka :
- dgn menggunakn kasa yg telah dibasahi NaCl.
- Bisa secara langsung menggunakn tangan yg sudah
memakai sarung tangan steril atau menggunakan
pinset.
- gunakan 1 kassa utk I kali usapan
- bersihkan dari arah dalam keluar
- tekan2 tepi luka dg menggunakan kasa utk
mengetahui ada tidaknya pus/eksudat. Buang kasa
kotor pada bengkok
- bersihkan kembali
- keringkan dgn menggunakan kasa kering
14. Gunakan bahan-bahan yg diperlukan sec.
khusus utk penyembuhan luka.
15. Menutup luka dg kasa kering
16. Melepas sarung tangan
17. Memasang plester pada balutan
18. Membereskan alat dan merapikan pasien
19. Mencuci tangan
Perhatian :
Dokumentasikan / catat keadaan luka
Definisi :
Luka + Serum
Luka + Pus
Luka + Nekrose

Tujuan :
Mempercepat penyembuhan luka.
Mencegah meluasnya infeksi.
Mengurangi gangguan rasa nyaman bagi pasien maupun orang
lain.
Prosedur Perawatan Luka Kotor (decubitus)

1. Menyiapkan alat
2. Menyiapkan pasien
Perkenalkan diri
Jelaskan tujuan dan prosedur perawatan
yg akan dilakukan pada pasien
Berikan posisi yg nyaman
3. Persiapan lingkungan :
Memberikan lingkungan yg nyaman dan pencahayaan
yg cukup
PERALATAN
Alat Steril Alat Tidak Steril
Pincet anatomi 1 Gunting pembalut
Pinchet chirurgie 2 Plester
Gunting Luka (Lurus dan Bengkok 2 / kantong plastik
bengkok/ nekrotomi) Pembalut
Kapas Lidi Kapas Alkohol 70 %
Kasa Steril Bahan/obat-obatan
Kasa Penekan (deppers) H2O2, savlon
Sarung Tangan steril NaCl 0,9 %
Mangkok / kom Kecil 2 Sarung tangan bersih
Bak instrumen Korentang dan tempatnya
Perlak dan alasnya
1. Jelaskan prosedur perawatan pada pasien.
2. Tempatkan alat yang sesuai.
3. Cuci tangan.
4. Memasang alas pd area yg akan dirawat.
5. Mendekatkan bengkok.
6. Melepas plester pd balutan lama dg kapas alkohol
7. Memakai sarung tangan bersih.
8. Buka pembalut dan buang ke bengkok.
9. Bila balutan lengket pada bekas luka, lepas dengan
larutan steril atau NaCl.
10. Mengkaji luka : lokasi dan ukuran, tipe ( warna dan
konsistensi ), bau.
11. Melepas sarung tangan
12. Menata peralatan steril :
- membuka bak instrumen dg korentang
- menyiapkan kassa pada kom
- menuangkan cairan NaCl 0,9% pd kom
- menyiapkan obat atau bhn perawatan luka
- Menuangkan savlon pada bengkok, encerkan dg air
12. Memakai sarung tangan steril.
13. Membersihkan luka :
- dgn menggunakn kasa yg telah dibasahi NaCl.
- Bisa secara langsung menggunakn tangan yg sudah memakai sarung
tangan steril atau menggunakan pinset.
- gunakan 1 kassa utk I kali usapan
- bersihkan dari arah dalam keluar
- bersihkan eksudat/pus (bersihkan dg H2O2 k/p, lakukan nekrotomi
k/p).
- bersihkan kembali
- keringkan dgn menggunakan kasa kering
- Buanglah kasa kotor pada tempatnya dan pincet kotor tempatkan
pada bengkok dengan larutan desinfektan.
14. Gunakan bahan-bahan yg diperlukan sec. khusus utk
penyembuhan luka.
15. Menutup luka dg kasa kering
16. Melepas sarung tangan
17. Memasang plester pada balutan
18. Membereskan alat dan merapikan pasien
19. Mencuci tangan

Perhatikan :
1. Kaji tampilan dan ukuran luka
2. Kaji jumlah dan karakteristik eksudat dari luka

3. Kaji nyeri dan perhatikan bila ada tanda tanda


infeksi
Cermat dalam menjaga kesterilan.
Peka terhadap privasi pasien.
Saat melepas atau memasang balutan,
perhatikan tidak merubah posisi drain atau
menarik luka.
Alat pelindung mata harus dipakai bila terdapat
resiko kontaminasi okuler seperti cipratan mata.
dsb
Derajat I:
-Cuci NaCl 500 cc
- Zalf Bioplasenton untukmencegah kuman masuk/infeksi

Derajat II:
- Cuci lar savlon 5 cc dalam NaCl 500 cc
- Sufratul
- Tutup verband steril tebal , ganti tiap minggu

DerajatIII:
- Cuci lar savlon 5 cc dalam NaCl 500 cc tiap hari
- Debridemen tiap hari
- Escharektomi
- Dermazin/Burnazin (sulfadiazin) tiap hari
Hari ke-7 dimandikan air biasa, setelah mandi daerah luka
didesinfektan sol savlon 1 : 30
Luka dibuka 3 4 hari jika tidak ada infeksi / jaringan nekrose
Posisi Penderita :

Ekstremitas sendi yang luka posisi fleksi / ekstensi maksimal


Leher & mukadefleksi, semi fowler (bantal di punggung)
Eskarektomi dilakukan bila luka melingkar atau berpotensi
penekanan
Skin Graft dilakukan bila :
Luka grade II dalam 3 minggu tak sembuh
Luka grade III setelah eksisi
Terdapat granulasi luas ( diameter > 3 cm)
Komplikasi Diabetes Mellitus (DM) yang paling berbahaya adalah
komplikasi pada pembuluh darah.
Pembuluh darah besar / kecil /kapiler penderita DM mudah menyempit
dan tersumbat oleh gumpalan darah (angiopati diabetik).
Jika sumbatan terjadi di pembuluh darah sedang /besar di tungkai
(makroangopati diabetik), tungkai akan lebih mudah mengalami gangren
diabetik.
Gangren diabetik yaitu luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan
berbau busuk.
Jk sumbatan tjd pada pembuluh darah yang lebih besar, penderita DM
akan merasa tungkainya sakit sesudah ia berjalan pada jarak tertentu,
karena aliran darah ke tungkai tersebut berkurang dan disebut
claudicatio intermitten.
1. Tingkat 0 :
Resiko tinggi untuk mengalami luka pada kaki, Tidak ada luka
2. Tingkat 1 :
Luka ringan tanpa adanya infeksi, biasanya luka yang terjadi akibat
kerusakan saraf, Kadang timbul kalus
3. Tingkat 2 :
Luka yang lebih dalam, sering kali dikaitkan dengan peradangan jaringan
di sekitarnya. Tidak ada infeksi pada tulang dan pembentukan abses
4. Tingkat 3 :
Luka yang lebih dalam hingga ke tulang, dan terbentuk abses
5. Tingkat 4 :
Gangren yang terlokalisasi , seperti pada jari kaki, bagian depan kaki
atau tumit
Dimulai dari cedera pada jaringan lunak kaki.
Pembentukan fisura antara jari-jari kaki atau di daerah kulit kering,
atau pembentukan sebuah kalus.
Jaringan yang terkena mula-mula menjadi kebiruan dan terasa dingin
bila disentuh.
Jaringan yang mati, menghitam dan berbau busuk.
Cedera tidak dirasakan oleh pasien yang kepekaannya sudah menghilang
dan bisa berupa cedera termal, cedera kimia atau cedera traumatik.
Pengeluaran pus, pembengkakan, kemerahan (akibat selulitis) atau
akibat gangren biasanya merupakan tanda pertama masalah kaki yang
menjadi perhatian penderita.

1. Evaluasi keadaan luka dengan cermat


- keadaan klinis luka
- dalamnya luka
- gambaran radiologi (adakah benda asing,osteomielitis)
- lokasi luka
- vaskularisasi luka
2. Pengendalian keadaan metabolik sebaik-baiknya
3. Debridement luka yang adekuat dan radikal, sampai bagian yang
hidup
4. Biakan kuman.
4. Antibiotik yang adekuat.
5. Perawatan luka yang baik, balutan yang memadai sesuai dengan
tingkat keadaan luka
6. Mengurangi edema
7. Non weight bearing : tirah baring, tongkat penyangga, kursi roda,
alas kaki khusus
8. Perbaikan sirkulasi-vasculer surgery
9. Tindakan bedah rehabilitatif untuk memperbaiki kemungkinan
dan kecepatan penyembuhan
10. Rehabilitasi
Persiapan bahan dan alat :
- Pinset anatomi 2 buah dan pinset cirurgis 2 buah
- Gunting Arteri
- Alkohol 70%
- Sarung tangan satu pasang
- Kassa
- Duk steril
- Cucing/kom kecil
- Bengkok
- larutan NaCl 0,9 %
- obat-obat yg diperlukan ( duoderm, aquacel, dll )
- metronidazole , H2O2 3% k/p
- tube NSV dan spuit 50 cc ( k/p )
1. Letakkan cucing (dua buah), kassa, pinset anatomis, gunting di atas duk
steril.
2. Isi cucing dengan kassa dan larutan NaCl.
3. Cuci luka dengan cairan NS (NaCl 0,9%)
4. Jika luka berongga gunakan tube (NSV bayi atau folley kateter anak) &
spuit 50 cc. k/p gunting jaringan yg mati /nekrotomi.
5. Keringkan luka dgn kassa secara lembut (ditutul), jangan digosok.
6. Bersihkan kulit utuh sekeliling luka dgn alkohol 70% (radius 3-5cm dari
tepi luka).
7. Taburi dasar luka dgn metronidazole (powder 500 mg) /cair secara
merata untuk mengurangi bau pada luka.
8. Isi rongga luka/dasar luka dengan Duoderm Hydroactive gel sampai 1/2
kedalaman rongga luka.
10. Isikan ke dalam luka sampai terisi kedalaman luka.
11. Tutup luka dengan absorbent dressing:- Kaltostat/
Aquacel
12. Masukkan Kaltostat / Aquacel (absorbent as
primary
dressing) ke dalam rongga luka & di atas luka utk
mengabsorbsi exudate yg berlebihan.
13. Sisakan 1 cm absorbent dari tepi rongga luka.
14. Tutup dgn pembalut: Duoderm CGF Extrathin .
15. Berikan penekanan ringan secara merata pada pembalut selama
30 detik agar melekat rata dipermukaan kulit.
16. Jika warna dasar luka merah (granulasi) namun masih cekung
beri Duoderm Paste scr merata diatas permukaan luka.
17. Tutup absorbent jika perlu.
18. Tutup dgn Duoderm CGF secara tepat.
19. Ganti pembalut jika telah penuh oleh exudate.
20. Jadwal penggantian balutan dapat ditentukan setiap 3 - 7 hari
sekali, tergantung warna dasar luka dan jumlah exudate.
Peran perawat dalam perawatan luka gangren :
mencegah komplikasi akibat luka gangren dengan
menerapkan teknik aseptik pada tiap perawatan
luka
perawat harus mampu menjadi educator bagi pasien
memberi asuhan keperawatan secara holistik.
Penyembuhan luka selalu tjd melalui tahapan yg berurutan
(proses inflamasi, proliferasi, pematangan & penutupan luka).
Pada gangren, tindakan debridement yg baik sgt penting u/
mendapatkan hasil pengelolaan yg memadai.
Sbg educator : Perawat memberi informasi ttg :
- Pentingnya nutrisi bagi kesembuhan luka & pemberian tx.
antibiotik.
- Penderita gangren disarankan u/tirah baring, & menjaga
kesehatan (terutama gula darahnya).
- Nutrisi yg diberikan hrs sesuai prinsip 3 J ( Jml kalori,
Jadwal diit, & Jenis makanan).
Pendidikan tentang perawatan kaki merupakan kunci mencegah
ulserasi kaki.
Perawatan kaki dimulai dgn mencuci kaki dgn benar,
mengeringkan dan meminyakinya (menggunakan lotion)
Inspeksi kaki tiap hari (periksa adanya gejala kemerahan, lepuh,
fisura, kalus atau ulserasi), memotong kuku dengan hati-hati.
Pasien disarankan u/ mengenakan sepatu yg pas dan tertutup
pada bagian jari kaki.
Perilaku beresiko tinggi harus dihindari, misalnya : berjalan tanpa
alas kaki, menggunakan bantal pemanas pada kaki, mengenakan
sepatu terbuka pada bagian jarinya, memangkas kalus.
EVALUASI
Mencatat hasil tindakan perawatan luka pada
dokumen keperawatan :
Perhatian :
- Perhatikan teknik asepthik dan antiseptik
- Jaga privasi klien
- Perhatikan jika ada pus / jaringan nekrotik
PERAWATAN LUKA
DRAIN
Drain = alat yg dimasukan ke dalam luka utk membantu
mengeluarkan cairan (drainage)dr luka ke bgn yg terbuka pd luka.
Drain terbuat dari ada yg berasal dari selang karet.
Tanpa drain, banyak luka akan sembuh hanya pd permukaan /
bagian atas luka saja, shg drainage dpt terjebak dibagian dalam/
dibagian bawah luka , shg dpt terbentuknya abses.
Suatu drain dimasukan dan dijahit melalui insisi.
Panjang drain bervariasi dari 25-35 cm (10-14 inci), lebarnya dari
2,5-4 cm (0,5-1,5 inci).
Umumnya dokter menginstruksikan agar drain ditarik
keluar/dikeluarkan atau dipendekan 2-5 cm (1-2 inci) setiap hari
sampai lepas semuanya.
Tujuan membersihkan tempat drain :
Untuk membuang adanya dicharge dari kulit , sehingga
menurunkan bahaya iritasi kulit.
Menurunkan banyaknya mikroorganisme yang ada dan
kemungkinan infeksi.
Tujuan memendekan drain :
Untuk mengurangi panjang drain sehingga meningkatkan
penyembuhan luka dari bagian dalam keluar luka (bagian
bawah ke bagian atas).
Kaji insisi
Kaji banyaknya dan karakteristik drainage dari area drain meliputi bau,
kekentalannya dan warnanya.
Tentukan adanya rasa tidak nyaman yang dialami klien dan lokasi ketidaknyamanan
tersebut.
Informasi awal yang perlu diketahui
Tentukan kebijakan lembaga tentang siapa yang memiliki kewenangan dalam memendekan
drain.
Cek instruksi dokter tentang memendekan drain. Cek pula berapa pemendekan yang
diinginkan setiap harinya (misalnya 2,5-5 cm)
Cek rencana keperawatan. Tentukan apakah drain sebelumnya telah dipendekan.
Jika drain belum pernah dipendekan maka biasanya drain dalam keadaan melekat pada kulit
karena dijahit. Bila demikian maka yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah
mengangkat/menggunting jahitannya sebelum
memendekkan drain.
Persiapan Alat:
- Sama seperti pada perawatan luka bersih pada umumnya
- SET ALAT HATING AFF

Pelaksanaanya :
- SAMA SEPERTI PADA PERAWATAN LUKA BERSIH PADA UMUMNYA
- Selang Drain di klem
- JAHITAN YANG MENGKAIT ANTARA KULIT DAN SELANG DRAINASE DILEPAS (DIGUNTING)
- Selang Drain dilepas perlahan-lahan
- SELANJUTNYA LUKA DILAKUKAN DISIFEKTAN LAGI, DIBERI SOFRATUL
- Luka ditutup kasa
- LUKA DIPLESTER RAPAT
- Pasien dirapikan
- ALAT DIRAPIKAN
- Perawat Cuci tangan
- DOKUMENTASI (VOLUME CAIRAN DRAIN, WARNA)

Membersihkan Daerah Drain


Daerah drain dibersihkan sesudah insisi.
Prinsip membersihkan dari daerah bersih ke daerah yang
terkontaminasi karena drainnya yang basah memudahkan
pertumbuhan bakteri dan daerah daerah drain paling banyak
mengalami kontaminasi.
Jika letak drain ditengah luka insisi dapat dibersihkan dari
daerah ujung ke daerah pangkal kearah drain. Gunakan kapas
yang lain.
Kulit sekitar drain harus dibersihkan dengan antiseptik.
A. Persiapan Alat
1. Alat Steril ( bak instrument berisi ) :
- 2 Pinset anatomi
- 2 pinset chirurgis
- 1 klem arteri
- 1 gunting jaringan
- 1 klem kocher
- kom kecil
- Kassa dan deppers steril
- handscone
2. Alat Tidak Steril
- Bethadine
- Larutan NaCl 0,9 %
- Verban dan plester
- Perlak
- Tempat cuci tangan
- Bengkok berisi larutan desinfektan ( Lysol )
- Sampiran jika perlu
- Masker jika perlu
- Schort bila perlu
- Kantong tahan air untuk tempat balutan lama
B. Persiapan Pasien
Pasien diberi penjelasan tentang
tindakan yang akan dilakukan dan klien
disiapkan pada posisi yang nyaman
1. Jelaskan kepada pasien tentang apa yang akan dilakukan. Jawab
pertanyaan pasien.
2. Minta bantuan untuk mengganti balutan pada bayi dan anak kecil
3. Jaga privasi dan tutup jendela/pintu kamar
4. Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang menyenangkan. Bukan hanya
pada daerah luka, gunakan selimut mandi untuk menutup pasien jika
perlu.
5. Tempatkan tempat sampah pada tempat yang dapat dijangkau. Bisa
dipasang pada sisi tempat tidur.
6. Cuci tangan dan memasang alas.
7. Jika menggunakan plester angkat dengan cara menarik dari kulit dengan
hati-hati kearah luka. Gunakan kapas alkohol untuk melepaskan jika
perlu.
8. Keluarkan balutan dg menggunakan sarung tangan bersih. Angkat balutan
menjauhi pasien.
9. Tempatkan balutan yang kotor dalam kantong plastik.
10. lepaskan sarung tangan.
11. Pakai sarung tangan steril
12. Buka set steril
13. Angkat balutan paling dalam dengan pinset dan perhatikan jangan sampai
mengeluarkan drain atau mengenai luka insisi. Jika gaas dililitkan pada
drain gunakan 2 pasang pinset, satu untuk mengangkat gaas dan satu
untuk memegang drain.
13. Catat jenis drainnya bila ada, banyaknya jahitan dan keadaan luka.
14. Buang balutan kotor pd bengkok/kantong plastik. Untuk menghindari
dari kontaminasi ujung pinset dimasukkan dalam kantong kertas,
sesudah memasang balutan pinset dijauhkan dari daerah steril.
15. Membersihkan luka
16. Gunakan satu kasa satu kali mengoles, bersihkan dari insisi kearah
drain :
a. Bersihkan dari atas ke bawah daripada insisi & dari tengah keluar
b. Jika ada drain bersihkan sesudah insisi
c. Untuk luka yang tidak teratur seperti dekubitus ulcer, bersihkan
dari tengah luka kearah luar, gunakan pergerakan melingkar.
16. Ulangi pembersihan sampai semua drainage terangkat. Olesi zalf
atau powder. Ratakan powder diatas luka dan gunakan alat steril.
17. Gunakan satu balutan dengan plester atau pembalut
18. Bantu pasien dalam pemberian posisi yang menyenangkan.
19. Angkat peralatan dan kantong plastik yang berisi balutan kotor.
Bereskan alat dan rapikan pasien. Lepas sarung tangan.
20.Cuci tangan
21. Laporkan adanya perubahan pada luka atau drainage kepada
perawat yang bertanggung jawab. Catat penggantian balutan, kaji
keadaan luka dan respon pasien.

Dalam manajemen perawatan luka ada beberapa tahap yang dilakukan


yaitu evaluasi luka, tindakan antiseptik, pembersihan luka, penjahitan
luka, penutupan luka, pembalutan, pemberian antibiotik dan
pengangkatan jahitan.
Evaluasi luka meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik (lokasi
dan eksplorasi).
Tindakan Antiseptik, prinsipnya untuk mensucihamakan kulit.
Untuk melakukan pencucian/pembersihan luka biasanya digunakan
cairan atau larutan antiseptik seperti:
1) Alkohol, sifatnya bakterisida kuat dan cepat (efektif dalam 2
menit.
2) Halogen dan senyawanya
a. Yodium, merupakan antiseptik yang sangat kuat, berspektrum luas
dan dalam konsentrasi 2% membunuh spora dalam 2-3jam
b. Povidon Yodium (Betadine, septadine dan isodine), merupakan
kompleks yodium dengan polyvinylpirrolidone yang tidak merangsang,
mudah dicuci karena larut dalam air dan stabil karena tidak menguap.
c. Yodoform, sudah jarang digunakan. Penggunaan biasanya untuk
antiseptik borok.
d. Klorhesidin (Hibiscrub, savlon, hibitane), merupakan senyawa
biguanid dengan sifat bakterisid dan fungisid, tidak berwarna,
mudah larut dalam air, tidak merangsang kulit dan mukosa, dan
baunya tidak menusuk hidung.
3) Oksidansia
1. Kalium permanganat, bersifat bakterisid dan fungisida agak lemah
berdasarkan sifat oksidator.
2. Perhidrol (Peroksida air, H2O2), berkhasiat untuk mengeluarkan
kotoran dari dalam luka dan membunuh kuman anaerob.
4) Logam berat dan garamnya
a. Merkuri klorida (sublimat), berkhasiat menghambat pertumbuhan
bakteri dan jamur.
b. Merkurokrom (obat merah) dalam larutan 5-10%. Sifatnya
bakteriostatik lemah, mempercepat keringnya luka dengan cara
merangsang timbulnya kerak (korts)
5) Asam borat, sebagai bakteriostatik lemah (konsentrasi 3%).
6) Derivat fenol
a. Trinitrofenol (asam pikrat), kegunaannya sebagai antiseptik
wajah dan genitalia eksterna sebelum operasi dan luka bakar.
b. Heksaklorofan (pHisohex), berkhasiat untuk mencuci tangan.
c. Basa ammonium kuartener, disebut juga etakridin (rivanol),
merupakan turunan aridin dan berupa serbuk berwarna kuning
dam konsentrasi 0,1%. Kegunaannya sebagai antiseptik borok
bernanah, kompres dan irigasi luka terinfeksi
Penggunaan cairan pencuci yang tidak tepat akan menghambat
pertumbuhan jaringan sehingga memperlama waktu rawat dan
meningkatkan biaya perawatan.
Pemilihan cairan dalam pencucian luka harus cairan yang efektif dan
aman terhadap luka.
Selain larutan antiseptik yang telah dijelaskan diatas ada cairan pencuci
luka lain yang saat ini sering digunakan yaitu Normal Saline.
Normal saline atau disebut juga NaCl 0,9%. Cairan ini merupakan cairan
yang bersifat fisiologis, non toksik dan tidak mahal.
NaCl dalam setiap liternya mempunyai komposisi natrium klorida 9,0 g
dengan osmolaritas 308 mOsm/l setara dengan ion-ion Na+ 154 mEq/l
dan Cl- 154 mEq/l.
Tujuan dilakukannya pembersihan luka adalah :
Meningkatkan, memperbaiki dan mempercepat proses penyembuhan luka

Menghindari terjadinya infeksi

Membuang jaringan nekrosis dan debris.

Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam pembersihan luka yaitu


1. Irigasi dengan sebanyak-banyaknya dengan tujuan untuk membuang
jaringan mati dan benda asing.
2. Hilangkan semua benda asing dan eksisi semua jaringan mati.

3. Berikan antiseptik

4. Bila diperlukan tindakan ini dapat dilakukan dengan pemberian anastesi


lokal
5. Bila perlu lakukan penutupan luka
Luka bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi serta
berumur kurang dari 8 jam boleh dijahit primer
Sedangkan luka yang terkontaminasi berat dan atau
tidak berbatas tegas sebaiknya dibiarkan sembuh per
sekundam atau per tertiam.

Penutupan Luka adalah mengupayakan kondisi


lingkungan yang baik pada luka sehingga proses
penyembuhan berlangsung optimal.
Pembalutan berfungsi :
sebagai pelindung terhadap penguapan, infeksi,
mengupayakan lingkungan yang baik bagi luka dalam
proses penyembuhan
sebagai fiksasi dan efek penekanan yang mencegah
berkumpulnya rembesan darah yang menyebabkan
hematom.
Pemberian Antibiotik prinsipnya pada luka bersih tidak
perlu diberikan antibiotik dan pada luka terkontaminasi atau
kotor maka perlu diberikan antibiotik.
Pengangkatan jahitan
Jahitan diangkat bila fungsinya sudah tidak diperlukan lagi.
Waktu pengangkatan jahitan tergantung dari berbagai faktor
seperti, lokasi, jenis pengangkatan luka, usia, kesehatan, sikap
penderita dan adanya infeksi
EVALUASI
Mencatat hasil tindakan perawatan luka pada
dokumen keperawatan :
Perhatian :
- Perhatikan teknik asepthik dan antiseptik
- Jaga privasi klien
- Perhatikan jika ada pus / jaringan nekrotik

Anda mungkin juga menyukai