Anda di halaman 1dari 14

Tindakan Medis

IGD-Puskesmas

1. Data Dasar Pasien: Ny. Udah/ 80 tahun (22020043)


Diagnosis:
Dispneu et causa Asma Bronkial + HipertensiUrgensi + SindromDispepsia
Tindakan Medis:
MemasangInfus
RingkasanPenatalaksanaan:
Prosedur Pemasangan Infus
Persiapan alat :
1. Cairan yang diperlukan, sesuaikan cairan dengan kebutuhan pasien.
2. Infus set
3. Kateter intravena (IV catheter)ukuran 20G
4. Desinfektan : kapas alkohol, larutan povidone iodine 10%
5. Kassa steril, plester, kassa pembalut
6. Torniket
7. Gunting
8. Bengkok
9. Tiang infus
10. Sarung tangan steril yang tidak mengandung bedak
11. Tempat sampah medis
Persiapan Pasien :
1. Perkenalkan diri dan lakukan validasi nama pasien.
2. Beritahukan pada pasien dan keluarga mengenai tujuan dan prosedur tindakan,
minta informed consent dari pasien atau keluarganya.
3. Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin.
4. Mengidentifikasi vena yang akan menjadi lokasi pemasangan infus :
- Pilih lengan yang jarang digunakan oleh pasien (tangan kiri bila pasien tidak kidal,
tangan kanan bila pasien kidal).
- Bebaskan tempat yang akan dipasang infus dari pakaian yang menutupi.
- Lakukan identifikasi vena yang akan ditusuk.

Prosedur tindakan :
1. Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat penderita di tempat yang mudah
dijangkau.
2. Memasang infus set pada kantung infuse :
- Buka tutup botol cairan infus.
- Tusukkan pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran infus.
- Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran selang
sehingga tidak ada udara pada saluran infus, lalu dijepit dan jarum ditutup
kembali. Tabung tetesan diisi sampai ½ penuh.
- Gantungkan kantung infus beserta salurannya pada tiang infus.
3. Cucilah tangan dengan seksama menggunakan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih dan kering.
4. Lengan penderita bagian proksimal dibendung dengan torniket.
5. Kenakan sarung tangan steril, kemudian lakukan desinfeksi daerah tempat
suntikan.
6. Jarum diinsersikan ke dalam vena dengan bevel jarum menghadap ke atas,
membentuk sudut 30-40º terhadap permukaan kulit.
7. Setelah jarum berhasil masuk ke dalam lumen vena, akan terlihat darah mengalir
keluar.
8. Lepaskantorniket, lalutarikperlahan stylet sampaisetengahpanjang stylet.Lepaskan
ujung jari yang memfiksasi bagian proksimal vena. Dorong seluruh bagian kateter
vena yang berwarna putih ke dalam vena.
9. Pasang infus set yang telah terhubung ujungnya dengan kantung infus.
10. Penjepit selang infus dilonggarkan untuk melihat kelancaran tetesan.
11. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit menggunakan plester.
12. Tetesan diatur sesuai dengan kebutuhan.
13. Jarum dan tempat suntikan ditutup dengan kasa steril dan fiksasi dengan plester.
14. Membuang sampah ke dalam tempat sampah medis, jarum dibuang ke dalam
sharp disposal.
15. Membereskanalat-alat yang digunakan.
Tindakan Medis

IGD

1. Data Dasar Pasien:


Diagnosis:

Tindakan Medis:
Memasang kateter
Ringkasan Penatalaksanaan:
Prosedur Pemasangan Infus
Persiapan alat :
1. Kateter non-logam steril yang sesuai dengan kaliber urethra
2. Jelly atau kalau mungkin xylocaine jelly 2%
3. Satu spuit 20 cc untuk menyemprotkan jelly ke dalam urethra dan mengisi balon
kateter
4. Urine bag
5. Kasa steril
6. Desinfektan : betadine, larutan povidone iodine 10%
7. Larutan NaCl steril untuk mengisi balon
8. Sarung tangan steril
9. Doek lobang steril
10. Plester
11. Kassa steril, plester, kassa pembalut
12. Tempat sampah medis

Persiapan Pasien :
1. Perkenalkan diri dan lakukan validasi nama pasien.
2. Beritahukan pada pasien dan keluarga mengenai tujuan dan prosedur tindakan,
minta informed consent dari pasien atau keluarganya.
3. Cucilah tangan dengan seksama menggunakan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih dan kering.
4. Pasanglah sarung tangan steril pada kedua tangan
5. Pemeriksa berdiri di samping kanan pasien
6. Mintalah penderita untuk berbaring tertelentang dengan kedua tungkai lurus dan
terpisah satu sama lain dengan sudut yang menyenangkan.
7. Bersihkanlah dan lakukanlah desinfeksi daerah genitalia eksterna dengan betadine.
(Oleskan betadine pada seluruh bagian penis, OUE dan sekitar mons pubis).
8. Tutuplah daerah sekitar genitalia eksterna dengan doek steril sehingga daerah yang
terbuka hanyalah yang dibutuhkan untuk pemasangan kateter.

Prosedur tindakan :
1. Oleskanlah xylocaine jelly pada kateter, kemudian isilah spoit dengan xylocaine
jelly dan semprotkan sebanyak 20 cc ke dalam urethra.
2. Tunggulah kira-kira 5 menit, agar penderita tidak merasa sakit ketika pemasangan
kateter
3. Peganglah penis dengan tangan kiri dimana ibu jari di satu pihak dan telunjuk dan
jari tengah di pihak lain. (Bila penis licin dapat dipegang dengan memakai kasa
steril)
4. Bukalah orificium urethra externa (OUE) dengan ibu jari dan jari telunjuk dan
tariklah penis lurus ke atas agar urethra meregang.
5. Doronglah kateter perlahan-lahan kedalam urethra dengan tekanan sekecil
mungkin sampai urine keluar
6. setelah urine keluar, kateter didorong masuk sampai dekat percabangan kateter.
Urine yang mengalir ditampung pada wadah yang telah disiapkan. Balon kateter
diisi/disuntikkan dengan air steril/larutan NaCl 0,9%, sebanyak 5-20 cc tergantung
kapasitas balon, kemudian kateter ditarik keluar sampai tertahan pada balonnya.
Hal ini penting untuk mencegah pengisian balon sementara ujung kateter masih di
dalam urethra yang dapat menyebabkan ruptura urethra.
7. Bukalah doek yang terpasang
8. Hubungkanlah kateter yang telah terpasang ini dengan urine bag.
9. Fiksasilah kateter ke kranial pada pangkal paha sampai ke pinggang
10. Membuang sampah ke dalam tempat sampah medis.
11. Membereskan alat-alat yang digunakan.
Tindakan Medis

IGD

2. Data Dasar Pasien:


Diagnosis:

Tindakan Medis:
Memasang kateter
Ringkasan Penatalaksanaan:
Prosedur Pemasangan Infus
Persiapan alat :
1. Kateter non-logam steril yang sesuai dengan kaliber urethra
2. Jelly atau kalau mungkin xylocaine jelly 2%
3. Satu spuit 20 cc untuk menyemprotkan jelly ke dalam urethra dan mengisi balon
kateter
4. Urine bag
5. Kasa steril
6. Desinfektan : betadine, larutan povidone iodine 10%
7. Larutan NaCl steril untuk mengisi balon
8. Sarung tangan steril
9. Doek lobang steril
10. Plester
11. Kassa steril, plester, kassa pembalut
12. Tempat sampah medis

Persiapan Pasien :
1. Perkenalkan diri dan lakukan validasi nama pasien.
2. Beritahukan pada pasien dan keluarga mengenai tujuan dan prosedur tindakan,
minta informed consent dari pasien atau keluarganya.
3. Cucilah tangan dengan seksama menggunakan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih dan kering.
4. Pasanglah sarung tangan steril pada kedua tangan
5. Pemeriksa berdiri di samping kanan pasien
6. Penderita berbaring terlentang dengan kedua tungkai difleksikan pada lutut dan
kedua paha dalam keadaan abduksi selebar-lebarnya (Lithothomi).
7. Bersihkanlah dan lakukanlah desinfeksi daerah genitalia eksterna dengan betadine.
Oleskan betadine pada daerah sekitar OUE , vulva dan mons veneris.
8. Tutuplah daerah sekitar genitalia eksterna dengan doek steril sehingga daerah yang
terbuka hanyalah yang dibutuhkan untuk pemasangan kateter.

Prosedur tindakan :
1. Oleskanlah xylocaine jelly pada kateter, kemudian isilah spoit dengan xylocaine
jelly dan semprotkan sebanyak 20 cc ke dalam urethra.
2. Tunggulah kira-kira 5 menit, agar penderita tidak merasa sakit ketika pemasangan
kateter
3. Peganglah Peganglah kateter diantara ibu jari dengan telunjuk dan masukkan ke
dalam orificium urethra eksterna (OUE)
4. Doronglah kateter perlahan-lahan kedalam urethra dengan tekanan sekecil
mungkin sampai urine keluar
5. Setelah urine keluar, kateter didorong masuk sampai dekat percabangan kateter.
Urine yang mengalir ditampung pada wadah yang telah disiapkan. Balon kateter
diisi/disuntikkan dengan air steril/larutan NaCl 0,9%, sebanyak 5-20 cc tergantung
kapasitas balon, kemudian kateter ditarik keluar sampai tertahan pada balonnya.
Hal ini penting untuk mencegah pengisian balon sementara ujung kateter masih di
dalam urethra yang dapat menyebabkan ruptura urethra.
6. Bukalah doek yang terpasang
7. Hubungkanlah kateter yang telah terpasang ini dengan urine bag.
8. Fiksasilah kateter ke kranial pada pangkal paha sampai ke pinggang
9. Membuang sampah ke dalam tempat sampah medis.
10. Membereskan alat-alat yang digunakan.
Tindakan Medis

IGD

2. Data Dasar Pasien:


Diagnosis:

Tindakan Medis:
Menjahit luka
RingkasanPenatalaksanaan:
Prosedur menjahit luka
Persiapan alat :
1. Set alat bedah minor
2. Duk lubang
3. Benang jahit
4. Desinfektan : kapas alkohol, larutan povidone iodine 10%
5. Kassa steril, plester, kassa pembalut
6. jarum jahit
7. Gunting
8. Cairan normal saline
9. Obat anestesi
10. Sarung tangan steril yang tidak mengandung bedak
11. Tempat sampah medis

Persiapan Pasien :
1. Perkenalkan diri dan lakukan validasi nama pasien.
2. Beritahukan pada pasien dan keluarga mengenai tujuan dan prosedur tindakan,
minta informed consent dari pasien atau keluarganya.
3. Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin.
4. Cucilah tangan dengan seksama menggunakan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih dan kering.
5. Pasanglah sarung tangan steril pada kedua tangan
Prosedur tindakan :
1. Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat penderita di tempat yang mudah
dijangkau.
2. Membersihkan luka dengan cairan antiseptic
3. Mengganti sarung tangan dengan sarung tangan steril.
4. Melakukan anestesi Jaringan sekitar luka dengan lidocain 2 %
5. Petugas membersihkan luka dengan cairan normal saline (NaCl 0.9%)
6. Bila luka kotor dan dalam, petugas memggunakan larutan H2O2/perhidrol 10%.
7. Memasang duk lobang
8. Menggunakan jarum untuk menjahit kulit, kemudian memasukan benang
kelubang jarum dengan menggunakan jarum melengkung (curved needle) dari
arah dalam keluar.
9. Memegang jarum dengan menggunakan klem kemudian mulai menjahit luka
10. J ika luka dalam sampai jaringan otot, maka menjahit lapis demi lapis(jenis
benang disesuaikan dengan jaringan yang robek, contoh: catgut, chromic, side dll.
11. Mengikat benang dengan membentuk simpul
12. Memotong benang dan menyisakan sepanjang 1 mm (untuk jahitan dalam), 0.65
cm (jahitan luar)
13. Melanjutkan jahitan luka sampai luka tertutup
14. Mengoleskan normal salin/ desinfektan(betadine) pada jahitan
15. Menutup luka yang sudah dijahit dengan kasa steril
16. Memasang plester/hifafix
17. Merapikan pasien dan menanyakan respons pasien terhadap tindakan yang kita
lakukan.
18. Membuang sampah ke dalam tempat sampah medis, jarum dibuang ke dalam
sharp disposal.
19. Membereskan alat-alat yang digunakan.
Tindakan Medis

BEDAH MINOR

Ruang : OK

Jenis Tindakan : insisi Lipoma

3. Data Dasar Pasien:


Diagnosis:
Lipoma
Tindakan Medis:
Bedah minor
Ringkasan Penatalaksanaan:
Prosedur insisi lipoma
Persiapan alat :
1. Lidocain 25
2. Spuit 5cc
3. Minor set
4. Duk steril kasa steril
5. Benang steril
6. Plester
7. Obat-obatan
8. meja instrumen
9. sarung tangan steril
10. betadin.

Prosedur tindakan :
1. Petugas menjelaskan pada pasien tentang kondisinya,menjelaskan cara
penganannya dan kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi.
2. Petugas meminta pasien atau keluarga untuk menandatangani inform consent.
3. Petugas mempersiapkan alat.
4. Petugas mencuci tangan,pakai sarung tangan steril.
5. Pasien diatur posisinya sesuai dengan lokasi tumor yang akan dioperasi.
6. Pasang duk sterii dilokasi tumor.
7. Bersihkan daerah operasi dengan tindakan aseptik dan antiseptik
8. Lakukan anestesi lokal dengan lidocain 2%
9. Tandai batas insisi yang akan dilakukan,linier,dengan panjang sejajar dengan
garis langers.
10. Insisi kulit sampai subcutis.sampai jaringan adipose.
11. Pegang tepi insisi dengan klem dan angkat.
12. Lakukan diseksi tumpul dengan klem menelusuri masa kesekelilingnya.
13. Jepit bagian masa klem,angkat dan teruskan diseksi tumpul.
14. Jika masa sudah terangkat,potonglah jaringan bagian bawah.
15. Perdarahan dirawat.
16. Jahit luka operasi lapis demi lapis.
17. Tutup dengan kasa steril dan rekatkan dengan plester.
18. Berikanobat antibiotik dan anti nyeri.
19. Jelaskan waktu minum obat dan efek samping obat.
Tindakan medis

IGD

1. Data Dasar Pasien:


Diagnosis:

Tindakan Medis:
Memasang NGT
Ringkasan Penatalaksanaan:

Persiapan alat :

a. Memeriksa ketersediaan alat.


b. Pipa nasogastric ukuran
Dewasa : ukuran 16-18
Anak : ukuran 12-14
c. Jelly untuk lubrikasi
d. Stetoskop
e. Plester untuki fiksasi
f. Spuit/ Urin Bag

Persiapan pasien :

a. Menjelaskan indikasi pemasangan NGT sesuai dengan kondisi pasien


b. Menjelaskan prosedur pemasangan NGT.
c. Meminta persetujuan pasien.
d. Meminta pasien duduk atau berbaring terlentang.

Prosedur pemasangan dan penilaian adekuasi NGT :

a. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, memastikan identitas pasien, menjelaskan


dan meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
b. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan.
c. Meminta pasien duduk atau berbaring terlentang.
d. Memeriksa lubang hidung yang akan digunakan untuk insersi.
e. Mempersiapkan pipa nasogastrik.
f. Mengukur panjang pipa yang akan digunakan dengan cara mengukur panjang dari
tengah telinga ke puncak hidung lalu diteruskan ke titik antara processus xiphoideus
dan umbilicus lalu tandai dengan melihat skala pada pipa
g. Mengoleskan lubrikan pada ujung pipa sepanjang 15 cm pertama untuk melicinkan.
h. Memasukkan ujung pipa melalui lubang hidung sambil meminta pasien untuk
melakukan gerakan menelan sampai mencapai batas yang ditandai.
i. Menguji letak NGT apakah sudah sampai lambung dengan menggunakan metode
Whoosh tes :
1. Memasang membran stetoskop setinggi epigastrium kiri.
2. Melakukan aspirasi udara dengan spoit 10 cc.
3. Memasang spoit 10 cc yang telah berisi udara ke NGT.
4. Menyemprotkan udara yang berada di dalam spoit dengan cepat sambil
mendengarkan ada tidaknya suara “whoosh” pada stetoskop. Jika terdengar suara
“whoosh” maka NGT telah masuk ke dalam lambung. Jika tidak terdengar maka
selang NGT dimasukkan/dikeluarkan beberapa cm. Kemudian dilakukan
pengulangan metode “whoosh” hingga terdengar suara pada stetoskop.
j. Bila ujung pipa tidak berada di lambung segera tarik pipa, dan coba memasangnya
lagi. Bila penderita mengalami sianosis atau masalah respirasi segera tarik pipa.
k. Bila pipa telah ditempatkan dengan tepat, fiksasi pipa menggunakan plester pada
muka dan hidung, hati-hati jangan menyumbat lubang hidung pasien.
l. Mengalirkan ke dalam kantong penampung yang disediakan atau menutup ujung pipa
bila tidak segera digunakan dengan cara melipat ujung pipa nasogastrik. Bila
digunakan untuk memasukkan makanan, dihubungkan dengan spuit.
m. Memberikan edukasi mengenai perawatan pipa nasogastrik dan rencana penggantian
pipa nasogastrik.
n. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis pakai ke tempat sampah medis .
o. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.
Tindakan Medis
BEDAH MINOR
Ruang : OK
Jenis Tindakan : eksisi kista aterom
4. Data Dasar Pasien:
Diagnosis:
Kista aterom
Tindakan Medis:
Bedah minor
Ringkasan Penatalaksanaan:
Prosedur insisi kista
Persiapan alat :
1. Spuit 5cc
2 Minor set
3 Doek steril kasa steril
4 Benang steril
5 Plester
6 Obat-obatan
7 meja instrumen
8 sarung tangan steril
9 betadin.
10 Nacl 0.9%

Prosedur tindakan :
1. Operator menjelaskan pada pasien tentang kondisinya,menjelaskan cara penganannya
dan kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi selama tindakan.
2. Petugas/operator meminta pasien atau keluarga untuk menandatangani inform
consent.
3. Petugas/operator mempersiapkan alat.
4. Pasien dibaringkan dalam posisi tengkurap dan dilakukan general anestesi oleh dokter
anestesi
5. Operator dan asisten operasi mencuci tangan,pakai sarung tangan steril.
6. Operator melakukan tindakan aseptik dan antiseptic di lokasi tindakan menggunakan
betadine
7. Pasang doek steril dilokasi tumor.
8. Tandai batas insisi yang akan dilakukan,linier,dengan panjang sejajar dengan garis
langers.
9. Insisi kulit sampai subcutis.sampai jaringan adipose.
10. Pegang tepi insisi dengan klem dan angkat.
11. Operator dengan gunting tumpul melakukan preparasi melalui tempat insisi sampai
jaringan subcutan yang mengelilingi kapsul aterom.
12. Operator mengangkat dinding kista seluruhnya.
13. Operator menghentikan perdarahan dengan kompresi.
14. Jahit luka operasi lapis demi lapis dengan teknik simle interrupted
15. Operator menoleskan kembali luka insisi dengan povidone iodine dan dlajut dengan
menggunakan NaCl 0.9%
16. Tutup dengan kasa steril dan rekatkan dengan plester.
17. Berikan obat antibiotik dan anti nyeri.
18. Jelaskan waktu minum obat dan efek samping obat.

Anda mungkin juga menyukai