Anda di halaman 1dari 9

HEACTING

Prosedur tindakan heacting :


-informed consent terhadap pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan
-area luka dibebaskan dari pakaian dan aksesoris pasien
-tindakan aseptik dan anti septik pada area luka
-di pasang duk steril
-tindakan anestesi lokal pada luka dengan lidocaine 2 amp
-dilakukan penjahitan pada luka yaitu 17 jahitan simple interrupted menggunakan benang silk
2.0
-tindakan aseptik dan antiseptik
-luka di tutup dengan kassa steril
-menjelaskan kepada pasien mengenai perawatan luka saat di rumah

PEMASANGAN NGT
Teknik pemasangan NGT :
a. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, memastikan identitas pasien, menjelaskan
dan meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
b. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan.
c. Meminta pasien duduk atau berbaring terlentang.
d. Memeriksa lubang hidung yang akan digunakan untuk insersi.
e. Mempersiapkan pipa nasogastrik.
f. Mengukur panjang pipa yang akan digunakan dengan cara mengukur panjang dari tengah
telinga ke puncak hidung lalu diteruskan ke titik antara processus xiphoideus dan umbilicus
lalu tandai dengan melihat skala pada pipa.
g. Mengoleskan lubrikan pada ujung pipa sepanjang 15 cm pertama untuk melicinkan.
h. Memasukkan ujung pipa melalui lubang hidung sambil meminta pasien untuk melakukan
gerakan menelan sampai mencapai batas yang ditandai.
i. Menguji letak NGT apakah sudah sampai lambung dengan menggunakan metode
Whoosh tes :
a. Memasang membran stetoskop setinggi epigastrium kiri.
b. Melakukan aspirasi udara dengan spoit 10 cc.
c. Memasang spoit 10 cc yang telah berisi udara ke NGT.
d. Menyemprotkan udara yang berada di dalam spoit dengan cepat sambil
mendengarkan ada tidaknya suara “whoosh” pada stetoskop. Jika terdengar suara “whoosh”
maka NGT telah masuk ke dalam lambung. Jika tidak terdengar maka selang NGT
dimasukkan/dikeluarkan beberapa cm. Kemudian dilakukan pengulangan metode “whoosh”
hingga terdengar suara pada stetoskop.
j. Bila ujung pipa tidak berada di lambung segera tarik pipa, dan coba memasangnya lagi.
Bila penderita mengalami sianosis atau masalah respirasi segera tarik pipa.
k. Bila pipa telah ditempatkan dengan tepat, fiksasi pipa menggunakan plester pada muka dan
hidung, hati-hati jangan menyumbat lubang hidung pasien.
l. Mengalirkan ke dalam kantong penampung yang disediakan atau menutup ujung pipa
bila tidak segera digunakan dengan cara melipat ujung pipa nasogastrik. Bila digunakan
untuk memasukkan makanan, dihubungkan dengan spuit.
m. Memberikan edukasi mengenai perawatan pipa nasogastrik dan rencana penggantian
pipa nasogastrik.
n. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis pakai ke tempat sampah medis .
o. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan.

PEMASANGAN INFUS
1. cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
2. Identifikasi pasien(sesuai SPO identifikasi pasien).
3. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan.
4. Bawa peralatan kepasien.
5. Atur posisi pasien dengan posisi supine( terlentang).
6. Siapkan set infus dan cairan infus untuk siap digunakan -Lepaskan penutup botol
cairan lalu didesinfeksi dengan alkohol swab dan tusukkan pipa saluran udara dan saluran
infus.
7. Isi selang infus : tekan bilik drip dan lepaskan, biarkan terisi 1/3 sampai ½ penuh.
Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan sampai keluar sehingga udara tidak ada pada selang
infus, lalu klem ke posisi off, pastikan slang bersih dari udara dan gelembung udara, ujung
slang ditutup kembali.
8. Pakai sarung tangan .
9. Periksa ulang cairan yang akan diberikan.
10. Siapkan area yang akan dipasang infus.
11. Pasang perlak dan pengalas di bawah anggota badan yang akan dipasang infuse .
12. Lakukan fixasi
13. Tentukan vena yang akan ditusuk.
14. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 – 19 cm melingkar dari arah
dalam keluar.
15. Tusukkan jarum infus/abocath pada vena yang telah ditentukan
16. Tutup bagian yang ditusuk dengan tegaderm
17. Tulis tanggal dan ukuran jarum infus/abocath pada plester bagian luar.
18. Hitung jumlah tetesan infus sesuai dengan kebutuhan.
19. Perhatikan reaksi pasien.
20. Rapikan pasien
21. Rapikan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.
22. Cuci tangan
23. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah cairan serta peralatan habis pakai
pada status pasien.

Pelaksanaan pemasangan KATETER WANITA:


1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada pasien dan memastikan
identitas pasien
2. Menjelaskan tujuan pemasangan kateter
3. Meminta persetujuan dan menandatangani informed consent tertulis.
4. Mempersilahkan pasien untuk berbaring
5. Mempersiapkan peralatan secara aseptik seperti :- kateter ukuran 16-18 f - spuit 10
ml- 10 ml air untuk menhisi balon- gel lidocain- cairan pembersih steril- duk steril- sarung
tangan sterl- urin bag
6. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan secara steril, disarankan mengenakan
apron
7. Melakukan desinfeksi di orifisium uretra eksterna, labia mayor, labia minor dan
perineum
8. Meletakkan duk steril
9. Secara perlahan dorong kateter masuk, ketika sampai pada pars membranosa akan
terdapattahanan, minta pasien untuk menarik nafas yang dalam, agar sfingter uretra eksterna
menjadirileks.Jika terdapat ketegangan pada urerta eksterna, tekan ujung uretra dengan ujung
kateter, agar terjadi rileksasi
10. Dorong terus kateter hingga ke buli-buli, dan masukkan kateter hanya sampai
setengah panjang kateter, hingga keluar urin
11. Kembangkan balon kateter dengan 10 ml air dari spuit
12. Hubungkan dengan urine bag
13. Lakukan fiksasi di daerah inguinal atau lipat paha proksimal, penempatan yang tidak
benar yaitu terlalu kaudal, akan menyebabkan penekanan dan nekrosis pada uretra
penoskrotal
14. Meletakkan kantung urin lebih rendah dari kateter
15. Memberi tahu bahwa tindakan telah selesai

KATETER PRIA
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada pasien dan memastikan
identitas pasien
2. Menjelaskan tujuan pemasangan kateter
3. Meminta persetujuan dan menandatangani informed consent tertulis.
4. Mempersilahkan pasien untuk berbaring
5. Mempersiapkan peralatan secara aseptik seperti :- kateter ukuran 16-18 f - spuit 10
ml- 10 ml air untuk menhisi balon- gel lidocain- cairan pembersih steril- duk steril- sarung
tangan sterl- urin bag
6. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan secara steril, disarankan mengenakan
apron
7. Melakukan desinfeksi di daerah orifisium uretra eksterna dorsal, ventral penis, dan
perineum
8. Meletakkan duk steril
9. Secara perlahan dorong kateter masuk, ketika sampai pada pars membranosa akan
terdapattahanan, minta pasien untuk menarik nafas yang dalam, agar sfingter uretra eksterna
menjadirileks.Jika terdapat ketegangan pada urerta eksterna, tekan ujung uretra dengan ujung
kateter, agar terjadi rileksasi
10. Dorong terus kateter hingga ke buli-buli, yaitu hingga sampai pada percabangan
kateter dankeluar urin
11. Kembangkan balon kateter dengan 10 ml air dari spuit
12. Hubungkan dengan urine bag
13. Lakukan fiksasi di daerah inguinal atau lipat paha proksimal, penempatan yang tidak
benar yaitu terlalu kaudal, akan menyebabkan penekanan dan nekrosis pada uretra
penoskrotal
14. Meletakkan kantung urin lebih rendah dari kateter
15. Memberi tahu bahwa tindakan telah selesai
Pelaksanaan : pemasangan infus
1. cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
2. Identifikasi pasien(sesuai SPO identifikasi pasien).
3. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan.
4. Bawa peralatan kepasien.
5. Atur posisi pasien dengan posisi supine( terlentang).
6. Siapkan set infus dan cairan infus untuk siap digunakan -Lepaskan penutup botol
cairan lalu didesinfeksi dengan alkohol swab dan tusukkan pipa saluran udara dan saluran
infus.
7. Isi selang infus : tekan bilik drip dan lepaskan, biarkan terisi 1/3 sampai ½ penuh.
Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan sampai keluar sehingga udara tidak ada pada selang
infus, lalu klem ke posisi off, pastikan slang bersih dari udara dan gelembung udara, ujung
slang ditutup kembali.
8. Pakai sarung tangan .
9. Periksa ulang cairan yang akan diberikan.
10. Siapkan area yang akan dipasang infus.
11. Pasang perlak dan pengalas di bawah anggota badan yang akan dipasang infuse .
12. Lakukan fixasi
13. Tentukan vena yang akan ditusuk.
14. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 – 19 cm melingkar dari arah
dalam keluar.
15. Tusukkan jarum infus/abocath pada vena yang telah ditentukan
16. Tutup bagian yang ditusuk dengan tegaderm
17. Tulis tanggal dan ukuran jarum infus/abocath pada plester bagian luar.
18. Hitung jumlah tetesan infus sesuai dengan kebutuhan.
19. Perhatikan reaksi pasien.
20. Rapikan pasien
21. Rapikan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.
22. Cuci tangan
23. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah cairan serta peralatan habis pakai
pada status pasien.

BEDAH MINOR
Tindakan bedah minor :
1. Siapkan pasien lakukan informed consent dan persetujuan tindakan
2. Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan sesuia dengan langkah-langkah cuci tangan
yang benar.
3. Persiapkan alat alat terlebih dahulu • Pisau bedah/mess • scalpel • Gunting metzenbaum •
Gunting mayo • Pinset sirurgis • Pinset anatomis • Hemostat/klem bergigi (kochler) •
Hemostat/klem bergigi (kochler) • Needle holder • Jarum traumatis • Benang silk • Benang
cat gut • Larutan iodine • Sarung tangan steril • Doek steril • Gaas steril • Pena
4. Pakai sarung tangan steril
5. Tentukan daerah yang akan dieksisi, kemudian buatlah garis insisi yang berbentuk elips
yang menyesuaikan dengan besarnya lesi dan tanpa mengenai lesi. 6. Lakukan desinfeksi
dengan menggunakan gaas steril yang terlah dibasahi dengan larutan iodin
7. Lakukan pemasangan doek steril
8. Lakukan anastesi lokal yang sesuai dengan SPO anastesi lokal
9. Insisi bagian kulit yang sudah diberikan tanda dengan pena dengan menggunakan scalpel
10. Angkat sebagian kecil segmen kulit yang berbentuk elips dengan hati-hati agar tidak
menusuk tumor atau kista.
11. Tarik kulit yang berbentuk elips yang masih melekat pada tumor / kista. Tumor atau kista
dibebaskan secara hati-hati dengan menggunakan gunting metzenbaum dan klemp, sampai
seluruh tumor atau kista terangkat.
12. Klemp pendarahan yang terjadi dan ligasi dengan menggunakan benang catgut 13.
Lakukan penjahitan sederhana dengan benang silk
14. Rawat dan tutup luka
15. Membuka sarung tangan dan mencuci tangan.

PARTUS NORMAL
1. Memberikan salam pembuka dan memperkenalkan diri.
2. Memberikan informasi yang jelas dan lengkap, serta meminta persetujuan pasien.
3. Mempersilahkan pasien untuk buang air kecil.
4. Mempersiapkan alat dan bahan untuk menolong persalinan:
a. Partus set steril terdiri dari:
• Klem tali pusat
• Gunting tali pusat
• Penjepit tali pusat
• Set episiotomi
b. Sarung tangan bersih
c. Duk, kassa dan kapas basah
d. Spuit 3 ml
e. Obat-obatan:
• Oksitosin 3 ampul
• Metergin 1 ampul
• Lidokain 1-2 ampul
f. Pengisap lendir
g. Larutan desinfektan: povidone iodine, savlon, lisol.
h. Gelang nama
i. Handuk
5. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril
6. Mengenal adanya tanda persalinan kala II dan menyiapkan diri untuk memberikan
pertolongan persalinan
7. Memastikan pembukaan sudah lengkap dan ketuban sudah pecah.
8. Memastikan denyut jantung janin dalam batas normal.
9. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran.
10. Pimpin pasien untuk meneran dengan tetap memperhatikan kondisi ibu dan janin.
11. Melakukan persiapan pertolongan kelahiran janin saat kepala janin tampak di vulva
dengan diameter 5-6 cm.
I. Menolong kelahiran janin
12. Mengupayakan agar perineum tidak robek spontan saat kepala janin lahir.
13. Memeriksan kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
14. Menunggu kepala keluar lalu melakukan putaran paksi luar.
15. Menolong melahirkan bahu janin.
16. Menolong kelahiran badan dan tungkai janin.
II. Melakukan penanganan paska bayi lahir
17. Memastikan bayi dapat bernafas spontan.
18. Mengeringkan dan menghangatkan tubuh bayi.
19. Cek fundus uteri ibu.
20. Suntikkan oksitosin 10 IU (i.m).
21. Pemotongan dan pengikatan tali pusat.
22. Letakkan bayi di atas tubuh ibu agar ada kontak kulit ibu dengan kulit bayi.
23. Melakukan penegangan tali pusat terkendali.
24. Mengeluarkan plasenta.
25. Melakukan masase uterus dan pastikan uterus telah berkontraksi dengan baik.
III. Melakukan kemungkinan perdarahan paska persalinan
26. Pastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban telah lahir lengkap.
27. Pastikan tidak ada robekan jalan lahir yang dapat menyebabkan perdarahan aktif.
IV. Paska Tindakan
28. Melakukan evaluasi kontraksi uterus.
29. Mengajarkan pada ibu/keluarga untuk memeriksa kontraksi uterus dan memastikan
uterus berkontraksi dengan baik.
30. Menilai jumlah perdarahan yang terjadi.
31. Memeriksa tekanan darah dan nadi ibu.
32. Membersihkan ibu.
33. Memastikan ibu merasa nyaman.
34. Membuang bahan-bahan bekas pakai yang terkontaminasi dan melakukan
dekontaminasi alat.
35. Melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan kembali.

BEDAH MINOR
Tindakan bedah minor :
1. Siapkan pasien lakukan informed consent dan persetujuan tindakan
2. Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan sesuia dengan langkah-langkah cuci tangan
yang benar.
3. Persiapkan alat alat terlebih dahulu • Pisau bedah/mess • scalpel • Gunting metzenbaum •
Gunting mayo • Pinset sirurgis • Pinset anatomis • Hemostat/klem bergigi (kochler) •
Hemostat/klem bergigi (kochler) • Needle holder • Jarum traumatis • Benang silk • Benang
cat gut • Larutan iodine • Sarung tangan steril • Doek steril • Gaas steril • Pena
4. Pakai sarung tangan steril
5. Tentukan daerah yang akan dieksisi, kemudian buatlah garis insisi yang berbentuk elips
yang menyesuaikan dengan besarnya lesi dan tanpa mengenai lesi. 6. Lakukan desinfeksi
dengan menggunakan gaas steril yang terlah dibasahi dengan larutan iodin
7. Lakukan pemasangan doek steril
8. Lakukan anastesi lokal yang sesuai dengan SPO anastesi lokal
9. Insisi bagian kulit yang sudah diberikan tanda dengan pena dengan menggunakan scalpel
10. Angkat sebagian kecil segmen kulit yang berbentuk elips dengan hati-hati agar tidak
menusuk tumor atau kista.
11. Tarik kulit yang berbentuk elips yang masih melekat pada tumor / kista. Tumor atau kista
dibebaskan secara hati-hati dengan menggunakan gunting metzenbaum dan klemp, sampai
seluruh tumor atau kista terangkat.
12. Klemp pendarahan yang terjadi dan ligasi dengan menggunakan benang catgut 13.
Lakukan penjahitan sederhana dengan benang silk
14. Rawat dan tutup luka
15. Membuka sarung tangan dan mencuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai