Anda di halaman 1dari 423

PemBahasan OTaKUKDI

• Wanita, 55 tahun
• Nyeri wajah sisi kiri sejak 2 hari
• Nyeri bertambah saat mengunyah atau membuka mulut
• PF = Hiepralgesia wajah sisi kiri (+)

76.B
Kelainan kasus diatas disebabkan oleh
gangguan pada nervus kranialis fasialis
PemBahasan OTaKUKDI

neUralgia Trigeminal (Tic DOUlOUreUx)


Sindrom nyeri pada wajah rekurendan kronik
Gejala dan tanda:
nyeri wajah unilateral, biasanya sisi wajah
k a n a n , s e p e r t i te r t u s u k , m e n g i k u t i
distribusi nervus trigeminus (N.V) biasanya
menjalar ke area maksila atau mandibula
Frekuensi serangan

<1x/hari sampai >10 kali/jam ratusan kali/hari


Pemicu:

– Mengunyah, berbicara, tersenyum


– Minum minuman dingin/panas
– Sikat gigi, bercukur
– Terpajan udara dingin
PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

Pemberian antikonvulsan
Karbamazepin: tatalaksana lini pertama
Dosis :
inisial dengan 200 mg/hari terbagi dalam 1-2 dosis,
dosis pemeliharaan umumnya 400-1200 mg/hari terbagi dalam 2 dosis

Alternatif: okskarbamazepin, topiramat, lamotrigin

Tidak responsif dengan farmakologi:

dekompresi mikrovaskular (bedah saraf) dan terapi ablatif


PemBahasan OTaKUKDI

A. Tatalaksana farmakologis kasus diatas dapat diberikan


karbamazepin 2 x 400mg sebagai dosis pemeliharaan Sudah Benar

B. Tatalaksana farmakologis kasus diatas dapat diberikan


Sudah Benar
karbamazepin 2 x 100mg sebagai dosis inisial

C. Kelainan kasus diatas disebabkan gangguan pada


nervus kranialis trigeminalis Sudah Benar

D. Tatalaksana kasus diatas dapat berupa dekompresi


mikrovaskular apabila tidak responsif terhadap terapi Sudah Benar
farmakologis
PemBahasan OTaKUKDI

Anak, 5 tahun
Tampak sangat lemah
Gangguan perkembangan tidak bisa berjalan, berbicara,
merawat diri
Gower sign (+)
saat akan berdiri pasien bertumpu pada kedua tangan &
kaki
IQ pasien 52

77. D Duchene muscular dystrophy


PemBahasan OTaKUKDI

DUchene mUscUlar DysTrOPhy


ü X link resesif pada gen distrofin
– Disrofin digunakan dalam menghubungkan sitoskeleton
dalam sel otot
ü Onset 2-5 tahun
ü Lebih sering laki laki

Gejala
– Otot proksimal terkena lebih dahulu
– Betis pseudohipertrofi → diisi lemak
– Kesulitan berdiri dan berjalan
– Progressive clumsines
– Manuver gower : menopang pada kedua tangan
untuk berdiri
PemBahasan OTaKUKDI

Gower
Sign

• Menggunakan tangan
untuk bertumpu pada
lutut supara bisa berdiri
PemBahasan OTaKUKDI

Tanda gower khas pada DMD


PemBahasan OTaKUKDI
Evaluasi
Kreatinin Kinase Meningkat
Biopsi Otot Degenerasi dan
: Regenerasi, digantikan
Jaringan Lemak
analisis genetika
Pawarnaan : Tatalaksana
Imun Hilangnya Distrofin
• Glukokortikoid
• Suportif
• Terapi fisik
PemBahasan OTaKUKDI

A. Amyotrophic lateral sclerosis kelumpuhan tipe UMN dan


LMN

B. Becker muscular dystrophy seperti Duchene, hanya


saja onset muncul padausia
dewasa, dan tidak ada
retardasi mental

C. Cerebral palsy gangguan berjalan,


koordinasi motorik
D. Epilepsi tipe atonik kehilangan tonus otot
tiba-tiba
PemBahasan OTaKUKDI

“ Wanita, 66 tahun
Nyeri kepala terus-menerus sejak 1 bulan
Telah minum PCT, keluhan menetap
PF: Tumor ganas payudara (+)
PF Neurologis: paresis CN. III kiri
refleks babinski (+)

78.a Kepala dengan kontras MRI


PemBahasan OTaKUKDI

Brain Metastasis
Includes the cerebrum, the cerebellum and the barinstem
Five primary tumours account for 80% of brain

metastases:
ü renal cell carcinoma
ü breast cancer
ü melanoma
ü gastrointestinal tract adenocarcinomas (the
majority colorectal carcinoma)
ü Lung cancer
PemBahasan OTaKUKDI

Brain Metastasis
Manifestasi klinis
– 60-75% of patients can be
asymptomatic
– Headaches
– Seizures
– mental status alterations
– Ataxia
– nausea and vomiting
– visual disturbance
PemBahasan OTaKUKDI

Brain Metastasis
Pemeriksaan Penunjang

• Histopatologi
• MRI contrast (most preferred, gold standard)
• CT contrast (umumnya sering dijadikan lini pertama karena
murah namun kurang sensitif dibandingkan MRI kontras)
• PET/CT
• FDG PET
PemBahasan OTaKUKDI

A. MRI kepala tanpa kontras


kasus metastasis harus dengan

kontras
B. CT-scan kepala dengan kontras
tatalaksana awal, bukan yang

terbaik (gold standard)


C. CT-scan kepala tanpa kontras
kasus metastasis harus dengan kontras
D. Foto polos kepala dengan evaluasi fraktur basis cranii
kontras proyeksi
submentoverteks
PemBahasan OTaKUKDI

“ Laki-laki usia 77 tahun


Tiba-tiba pingsan
sebelum pingsan nyeri kepala sangat hebat & muntah
menyemprot satu kali, Riw. HT (+) > 10 tahun, tidak kontrol
PF Nneurologis : kaku kuduk (+), laseque (+), kernig (+)

79. c
Pada pemeriksaan CT-scan kepala tanpa kontras
didapatkan lesi hiperdens berbentuk stelata
PemBahasan OTaKUKDI
PenDarahan sUBaraKnOiD

Etiologi :
- Trauma
- Pecahnya aneurisma
- AVM

Gejala dan tanda khas :

- Sakit kepala hebat tiba tiba (thunderclap headache)


- Kaku kuduk, mual muntah, fotofobia
- Defisit neurologis (n 3, n4, n 6)
- Hemiparesis
- Penurunan kesadaran
PemBahasan OTaKUKDI
Berry aneUrisma
Pecah aneurisma dipicu oleh tekanan darah tinggi
PemBahasan OTaKUKDI
CT scan non kontras
Perdarahan mengisi sisterna → gambaran seperti bintang/jala
PemBahasan OTaKUKDI

Tatalaksana
PemBahasan OTaKUKDI

“ Laki-laki 80 tahun
Mudah lupa nama orang
Sulit melakukan aktivitas sehari-hari → lupa cara memakai sisir,
lupa nama barang-barang di sekitarnya
2 minggu terakhir sulit mengungkapkan apa yang ada didalam
pikirannya
Riw. HT dan DM (-)
Ibu pasien memiliki keluhan serupa

80. a. Demensia alzheimer


PemBahasan OTaKUKDI

Demensia
• Penurunan gradual fungsi kognitif yang terjadi dalam jangka panjang
• Penderita biasanya mulai kehilangan fungsi sehari-harinya

Etiologi:
– Usia
– Penyakit serebrovaskular
– Idiopatik
PemBahasan OTaKUKDI
Demensia Alzheimer Demensia Lewi-Bodies (Parkinson Disease)
– Manifestasi klinis: – Manifestasi klinis:
• (A)nterograde amnesia • Gejala parkinsonism: (T)remor, (R)igidity,
• (A)phasia : gangguan berbahasa (A)kinesia, (P)ostural
• (A)praxia : gangguan motorik, walaupun instability
struktur anatomis intak • Gangguan fungsi kognitif dan gangguan
• (A)gnosia : gangguan identifikasi objek atensi sifatnya fluktuatif
tanpa adanya • Halusinasi visual rekuren yang jelas dan
gangguan sensorik detil
• (D)istrubance in executive functio

Jenis Demensia
Demensia Vaskular Demensia Frontotemporal (Pick’s Disease)
– Manifestasi klinis:
– Manifestasi klinis: • Gangguan disinhibisi
• Apatis
Gangguan memori yang • Hilangnya simpati dan empati
disertai dengan bukti penyakit
serebrovaskular • Munculnya perilaku yang stereotipik,
kompulsif
• Hyperorality/perubahan pola diet
(peningkatan konsumsi alkohol, merokok
lebih banyak, makan yang bukan makanan)
PemBahasan OTaKUKDI

Tipe Demensia
PemBahasan OTaKUKDI

Tatalaksana Alzheimer
Inhibitor asetilkolinesterase pilihan utama
PemBahasan OTaKUKDI

A. Demensia lewy bodies gejala parkinsonisme (TRAP)


B. Demensia vaskular gejala demensia dengan faktor risiko
penyakit cerebrovaskular
C. Demensia frontotemporal pick’s disease dengan karakteristik
demensia + gangguan keperibadian +
gangguan bahasa
D. Demensia tak terinci tidak ada istilah ini
PemBahasan OTaKUKDI

“ • Wanita 55 tahun

• Digigit anjing peliharaannya

• PF: luka gigitan pada betis kaki kanan, satu buah,


• ukuran 3cm x 2xm x 1cm, dasar otot, luka bersih, perdarahan
aktif (-)
• Luka telah dicuci dengan sabun dan air mengalir

Berikan VAR 0,5 ml IM sebanyak dua dosis pada hari ke-0,


81 B. dilanjutkan 0,5 ml IMsebanyak satu dosis pada hari ke-7 dan ke-21
PemBahasan OTaKUKDI

Rabies
Infeksi virus rabies pada SSP

Transmisi:
– Gigitan / cakaran binatang terinfeksi
– Saliva / sekret hidung / sekret mata binatang terinfeksi
Masa inkubasi
1-3 bulan

Tanda dan gejala:


– Demam, kesemutan pada lokasi luka
– Agitasi, delirium, koma
PemBahasan OTaKUKDI

Tipe binatang menggigit


• Anjing, Kucing,
– Observasi 10 hari

Rakun, Sigung, Rubah, kelelawar



– Dianggap rabies kecuali terbukti negatif

• Sapi, kuda, domba, kelinci, hewan pengerat


– Biasanya tidak perlu Postexposure prophylaxis
(PEP)
PemBahasan OTaKUKDI

General considerations in PEP


Discontinuing or deferring PEP : an exception in rabies endemic
countries or areas!

• Post-exposure prophylaxis may be discontinued if the animal involved is a dog or


cat that remains healthy for an observation period of 10 days after the exposure
occurred; or if the animal is humanely killed and proven to be negative for rabies
by a reliable diagnostic laboratory using a prescribed test.
• If the animal inflicting the wound is suspected of being rabid and is not
apprehended, post- exposure prophylaxis should be instituted immediately.
• In areas where canine or wildlife rabies is enzootic, adequate laboratory
surveillance is in place, and data from laboratory and field experience indicate
that there is no infection in the species involved, local health authorities may not
recommend anti-rabies prophylaxis.
PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

VAR untuk luka risiko rendah


PemBahasan OTaKUKDI

SAR + VAR untuk luka risiko tinggi


PemBahasan OTaKUKDI

Cara Pemberian
• VAR diberikan dengan dosis 0,5 mL di daerah deltoid (paha
pada anak anak) sebanyak 4X : Hari 0 (2x), hari 7, dan hari 21.

• SAR diberikan dengan dosis 20 IU/kgBB, separuhnya IM,


separuhnya disuntikkan infiltrasi pada sekitar luka
PemBahasan OTaKUKDI

“ • Laki-laki 33 tahun

• Pusing berputar 1 jam yang lalu

• Memberat dengan pergerakan kepala

• Muntah-muntah 5x dan keringat dingin

• PF: nistagmus (+) arah horizontal

82. e Betahistin mesilat


Vertig
oKondisi/sensasi pusing berputar
Jenis Vertigo
– Sentral
– Perifer

Tanda & Gejala

– Mual, muntah
– Keringat dingin
– Nistagmus
PemBahasan OTaKUKDI

Tipe Vertigo
PemBahasan OTaKUKDI

Etiologi Vertigo
PemBahasan OTaKUKDI

Terapi
PO Betahistin 3 x 12 mg
Simptomatik untuk gejala mual dan muntah
Mengatasi penyebab utama: stroke, gangguan
serebrovaskular, migren, neuritis vestibular, dll
PemBahasan OTaKUKDI
Terapi Farmakologi
Vertigo
Umumnya
menggunakan
golongan
antihistamin,
benzodiazepine
s, fenotiazine,
agen
monoaminergik
dan agen
antikolinergik
PemBahasan OTaKUKDI

A. Latihan Brandt-daroff tatalaksana non- farmakologis,


dilakukan sendiri oleh pasien di rumah
B. Sumatriptan → terapi abortif migren dan cluster
headache
C. Manuver Epley → tatalaksana non-farmakologis,
dilakukan oleh tenaga kesehatan
D. Chlorpheniramine maleat → antihistamin, namun tidak spesifik
untuk vertigo
PemBahasan OTaKUKDI

• Bayi usia 3 hari


• Mulut mencucu tidak lama setelah lahir
• Mata selalu mendelik ke atas
• Seluruh badan dan tungkai kaku
• PF: nadi 170x/min, RR 60x/min, suhu 38,8oC

• Muka menyeringai → Risus sardonikus (+)

83. B Riwayat persalinan dan imunisasi ibu


PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

Symptoms of Tetanus (Lockjaw)


Totanus, also nown as lockjaw, ls a serious d
sease lhat affects lho body's m uscles and n rves
It Is caused f rom a deep puncturivound
contaminated by the bacterium Cfostrid 1um
tetanl, which Is of ten found in sotl and en ma1
feces Once tho t tanus bactena are n th body,
they produc a neurotoxm that can traveI
throughout tho body via the bloodstream,
lymphatic system or along nerves to the central
nervous system Tho toxin Interferes with the
normal nerve activity throughout the body,
causing severe muscle spasms Without
treatment tetanus can be fatal.
PemBahasan OTaKUKDI

The back muscles are mare


powerful, Thus creating the
arc backward

'"Oposthotonus" by Sir
Charles Bell, 1809 . ,

Baby has neonatal


Tetanus with complete
rigidity
PemBahasan OTaKUKDI

Grading Tetanus

Disfungsi otonom :
Overaktivitas simpatetik → TD naik, nadi naik bergantian dengan hipotensi
PemBahasan OTaKUKDI
Tatalaksana

IVFD Dextrose 5%: RL = 1:1 per 6 jam


– Anti toksin tetanus
• ATS 20.000 IU/ im 3- 5 hari
Kausal
• HTIg 500 -3.000 IU single dose
Antibiotik
•Metronidazol 500 mg/ 8 jam
Penanganan luka •Ampisilin 1 gr/8 jam

Simtomatis dan suportif


Fenobarbital, bisa dulang →
maintenance 100 mg/ 500 cc
Oksigen (10-12 mg/kgBB) drip + bolus
tiap kejang sampai 48 jam
bebas kontraksi tetanus
Nutrisi TKTP
PemBahasan OTaKUKDI

A. Riwayat trauma saat pasien tidak tepat


lahir
B. Riwayat nutrisi ibu dan bayi tidak ditularkan melalui peredaran
selama dalam kandungan uteroplasental
C. Riwayat menyusui tidak ditularkan melalui ASI
D. Riwayat keluarga dengan tidak diturunkan secara genetik
keluhan serupa
PemBahasan OTaKUKDI

“ • Anak usia 5 tahun


• Tidak merespon saat dibangunkan 2 jam SMRS
• 4 hari sebelumnya demam tinggi, nyeri kepala,
• tampak gelisah
• Gizi buruk
• Ibu pasien sedang terapi OAT hari ke-20
• PF Neurologis : Somnolen, kaku kuduk (+)

84a.Pungsilumbal
PemBahasan OTaKUKDI

Meningitis
Inflamasi lapisan meninges (membran yang melapisi
serebrum dan korda spinalis) akibat infeksi berbagai
mikroorganisme

Termasuk dalam spektrum infeksi


SSP
PemBahasan OTaKUKDI
Meningoensefalitis TB
Reaksi peradangan yang mengenai selaput otak dan juga parenkim oleh
kuman tuberkulosa
ü Tanda rangsang meningeal + sering disertai paresis nervus kranial
ü Pecahnya Rich Foci ke subarachnoid

Pemeriksaan penunjang : lumbal pungsi untuk menilai LCS

– Pleiositosis, namun tidak setinggi pada kasus infeksi bakterial purulenta,


dominan mononuklear (misal: limfosit), protein naik, glukosa turun 50-60% GDS
– CT scan : sebelum pungsi – menyingkirkan kemungkinan tekanan intra-
kranial yang dapat membahayakan proses pungsi lumbal

Tatalaksana
OAT + steroid
PemBahasan OTaKUKDI

Grading Meningitis TB
Diagnosis Banding Infeksi SSP
Klinis/Lab. Ensefalitis Meningitis Mening.TBC Mening.virus Ensefalopati
bakterial
Onset Akut Akut Kronik Akut Akut/kronik
Demam < 7 hari < 7 hari > 7 hari < 7 hari </> 7 hari/(-)
Kejang Umum/foka l Umum Umum Umum Umum

Penurunan Somnolen- Apatis Variasi, apatis - CM - Apatis Apatis - Somnolen


kesadaran sopor sopor
Paresis +/- +/- ++/- - -
Perbaikan Lambat Cepat Lambat Cepat Cepat/Lambat
kesadara
n
Etiologi Tidak dpt ++/- TBC/riw. kontak - Ekstra SSP
diidentifikas i

Terapi Simpt/antivi Antibiotik Tuberkulostatik Simpt. Atasi penyakit


ral primer
Analisis Cairan Serebrospinal pada Infeksi SSP

Bact.men Viral men TBC men Encephalitis Encephalopa


thy
Tekanan ↑↑ Normal/↑ ↑ ↑ ↑
Makros. Keruh Jernih Xantokrom Jernih Jernih
Lekosit > 1000 10-1000 500-1000 10-500 < 10
PMN (%) +++ + + + +
MN (%) + +++ +++ ++ -
Protein ↑↑ Normal/↑ ↑ Normal Normal

Glukosa ↓↓ Normal ↓↓ Normal Normal


Gram /Rapid Positif Negatif Negatif Negatif Negatif
T.
PemBahasan OTaKUKDI

A. Elektroensefalografi penunjang epilepsi


B. MRI kepala tanpa kontras
evaluasi jaringan lunak
C. CT-scan kepala tanpa kontras evaluasi stroke
D. Foto polos kepala posisi waters evaluasi sinus
PemBahasan OTaKUKDI

“ •

Laki-laki, 32 tahun
Post KLL 1 jam
• Ditemukan tidak sadar saat kecelakaan
• Sadar kembali
• Tidak sadar saat di UGD
• E2M1V1, Jejas a/r Temporal Sinistra
• LUCID INTERVAL

85 D. Epidural Hematoma & Bikonveks Shape


PemBahasan OTaKUKDI

EPIDURAL HEMATOMA
PemBahasan OTaKUKDI

EDH vs SDH
PemBahasan OTaKUKDI

LUCID INTERVAL
PemBahasan OTaKUKDI

A. Subdural Hematoma & Kasus ini EDH


Bikonveks Shape
B. Subdural Hematoma & Pada kasus ini EDH
Cresent Shape
C.
Epidural Hematoma & Bikonveks
Bikonkaf Shape
D. Epidural Hematoma &
Bikonveks
Cresent Shape
PemBahasan OTaKUKDI

“ • Nyeri tangan kanan


• Nyeri ditusuk – tusuk
• Baal di ibu jari, telunjuk jari tangan kanan
• Memberat pada sore hari

86. D CTS, TINEL +


PemBahasan OTaKUKDI

Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Akibat kompresi nervus


medianus → timbul
gejala kesemutan, baal,
maupun nyeri di 3 jari sisi
palmar.
Bisa disertai atrofi otot thenar
PemBahasan OTaKUKDI
Pemeriksaan Fisik
PemBahasan OTaKUKDI

Diagnostic Test
• USG
• EMG & Nerve
Conduction Velocity
(NCV)
• MRI
PemBahasan OTaKUKDI

Terapi awal
Immobilisasi dengan Wrist Splint min. 3 minggu

Lini kedua >> Injeksi Steroid Intralesi

obat oral seperti NSAID, pregabalin, dan gabapentin


tidak memberikan perbaikan dibandingkan dengan
placebo

Jika gagal >> Pilihan terakhir dan paling tepat adalah


bedah dekompresi pada ligamen transversus carpal
PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Cubital Tunnel Syndrome, Kelainan pada jari tangan 5


Phalen
B. Saturday Night Palsy, Kelainan pada pergelangan tangan
Wrist Drop +
C. Ulnar Nerve Injury, Claw Kelainan pada jari tangan 5
Hand
D. .Tarsal Tunnel Syndrome, Pada jari – jari kaki
Thompson +
PemBahasan OTaKUKDI

• Pria, 53 tahun

• Nyeri punggung bawah 4 bulan

• Menjalar ke jari kaki kanan

• Nyeri bertambah saat mengangkat benda berat

• Laseque Test +

87. B MRI
Penyakit akibat degenerasi diskus intervertebra → nucleus
HNP pulposus protrusi dan menekan saraf ischiadicus (skiatika)

Gejala
bervariasi tergantung derajat
herniasi :
paling sering L4-S1
– Nyeri menjalar dari punggung
belakang hingga kaki atau ankle +
numbness

Faktor Risiko
Gerak berulang,angkat berat
PemBahasan OTaKUKDI

PENUNJANG
Pemeriksaan Fisik
– Straight leg test (laseque), bragard sicard, patrick, contra
patrick.
– Pemeriksaan neurologis (Sensorium & Motorik)

“ MRI is recommended as an appropriate, noninvasive test to “


confirm the presence of lumbar disc herniation. (Gold Standard)
PemBahasan OTaKUKDI

Straight leg raising test Bragaad’s test


(Lasègue test) (dorsiflexion of foot)

TES
PATRICK
PemBahasan OTaKUKDI

Tata laksana

Hindari aktivitas mengangkat beban

• Pilihan pertama adalah


Analgetik Paracetamol
• Pilihan selanjutnya : NSAIDS

Muscle Relaxant, Opioid, Antidepressant, Anticonvulsive


PemBahasan OTaKUKDI

A. CT Scan Bukan gold standard


B. USG Bukan gold standard
C. Merupakan pemeriksaan penunjang
Rontgen Lumbosacral
awal, Bukan gold standard
D. EMG Bukan Pemeriksaan rutin /
umum untuk HNP
PemBahasan OTaKUKDI

• Pria, 23 tahun
• Jatuh dari pohon 3 meter

• Kedua kaki mati rasa & tidak bisa digerakkan


• Paraparesis kekuatan motorik ekstremitas bawah
1111/1111 (simetris)
• Saddle Anestesia (+)

88.C Sindrom Kauda Equina


JAABAN
PemBahasan OTaKUKDI

Sindrom Conus medularis

lesi setinggi T12 – L2


• BAAL dirasakan mulai dari
Umbilikus / Lower Abdomen

Sindrom kauda equina

lesi dibawah L2
• Saddle Anesthesia
PemBahasan OTaKUKDI

Anterior cord
Karena kompresi dari anterior spinal cord, burst fracture

Manifestasi
– Eks Bawah lebih berat dibandingkan ekst atas
– Motoric, pain, temperature loss
– Proriosepsi, Vibratory baik (posterior)
Hemiseksi/ Brown Sequard Syndrome
• Trauma penetrasi
• Ipsilateral defisit : motor, propriosepsi, vibratory
• Kontralateral defisit: pain, temperature 2 level dibawah (jaras
spinothalamikus menyeberang medula spinalis)
PemBahasan OTaKUKDI

Perhatikan :
nyeri dan suhu
dipersarafi traktus
spinothalamic

Setelah diberi stimulus di


sisi L dia akan menyilang
di medspin ke sisi R

Karena Kerusakan pada sisi


kanan, maka manifestasi
nyeri & suhu di sisi kiri
PemBahasan OTaKUKDI

Posterior
• Jarang
• Hilangnya propriosepsi
• Fungsi lainnya baik
PemBahasan OTaKUKDI

Spinal Cord Injury

SHOULD BEGIN WITHIN 8 HOURS of INJURY


Onset ≦ 8hours
→ Methylprednisolone IV bolus 30mg/kg (15 Minute)

45 Min Pause

5.4 mg/kg / hour (23 hours)


PemBahasan OTaKUKDI

A. Anterior cord syndrome hilangnya nyeri dan suhu,


kelemahan ekstremitas bawah
B. Sindrom Konus Medularis baal mulai dari lower abdomen, nyeri
hebat
C. Kelemahan motorik pada tungkai
Brown Sequard
ipsilateral, kelemahan sensorik
tungkai kontralateral
D. Posterior Cord Syndrome kehilangan
propriosepsi (saja)
PemBahasan OTaKUKDI

• Laki-laki, 33 tahun
• Sulit berjalan
• Kaki kanan diseret & telapak kaki kanan
• tidak bisa menapak
• KLL motor 1 minggu lalu

PF : Penurunan sensasi di dorsum pedis Radiologi :


Fraktur Fibula Kanan

89.e n.PerOneUs
PemBahasan OTaKUKDI

Common Peroneal Nerve


• Dermatom L4- S2
• Bercabang menjadi Superficial & Deep
Peroneal

• Motorik : Otot Tibialis Anterior → Dorsofleksi ankle

• Sensorik : Dorsum Pedisvv


PemBahasan OTaKUKDI

Peroneal Nerve
PemBahasan OTaKUKDI

Peroneal Nerve Injury

Salah satu
penyebab
utamanya adalah
fraktur fibula
PemBahasan OTaKUKDI

Tibial Nerve

• Dermatom L4 - S3
• Motorik : Otot Triceps S u r a e
→ Plantarfleksi ankle
• Sensorik : Plantar Pedis
PemBahasan OTaKUKDI

A. N. Femoral def sensorik di paha anterior,


B. N. Pudendal Bagian perineum
C. N. Tibialis def sensorik telapak
D. N. Obturator def sensorik paha
medial, gangguan
adduksi paha
PemBahasan OTaKUKDI

KEYWORDS

• Wanita 70 tahun
• Nyeri bahu kanan 3 bulan

• Otot bahu & leher kaku

• Riwayat Trauma (-)

• PF: Normal
90. D Polymyalgia Arthritis
PemBahasan OTaKUKDI

POLYMYALGIA ARTHRITIS
Inflamasi Kronik pada sendi dan otot terutama bagian proximal

• Disebut juga Polymyalgia Rheumatica

• Umumnya mengenai otot bahu dan pelvis


• Kondisi terjadi mulai umur 50 tahun
• Lebih sering terjadi pada Wanita
PemBahasan OTaKUKDI

KRITERIA DIAGNOSIS
PemBahasan OTaKUKDI

• CORTICOSTEROIDS adalah terapi utama


– Prednisone 12.5 - 25 mg selama 2 – 4 minggu
– Tappering off bertahap setiap minggunya
– Jika Kambuh Relaps Ulang dan Tingkatkan
dosis Prednisone Awal
PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

A. Rheumatoid Arthritis Rheumatoid Arthritis→


Predileksi pada sendi distal,
dan biasa terjadi pada usia
40 tahun
B. Osteoarthritis Predileksi pada sendi genu dan
pelvis
C. SLE Ada gejala lain seperti Rash
pada wajah. Onset pada usia
dewasa muda
D. Tendosinovitis Faktor risiko adanya infeksi
/ paparan luka
PemBahasan OTaKUKDI

• Laki – laki , 22 tahun


• Nyeri tungkai kanan bawah
• 3 minggu lalu jatuh dari motor & luka robek
pada tungkai kanan
• 4 hari lalu ada nanah dari luka & bengkak
• Suhu : 39.7oC
• PF : Edema regio Cruris Dextra

91.c OsTeOmieliTis aKUT


PemBahasan OTaKUKDI

Osteomielitis
Peradangan pada tulang
Etiologi
– Penjalaran langsung dari infeksi jaringan lunak
– Penyebaran hematogen (pada anak / IV Drug User)

Patogen
– S. Aureus (tersering)
– Salmonela typhi
– IVDU: Pseudomonas, Staph aureus
– S. Epidermidis (pasien hip replacement)
– S. Aureus, Pseudomonas, enterobacter (luka kronik dan DM)
PemBahasan OTaKUKDI

Gejala Klinis
• Nyeri tulang dan nyeri pada perabaan
• Hangat, bengkak, eritema, gerakan terbatas
• Gejala sistemik
• Discharge purulen
• Bila kronik mengakibatkan hyperpigmentasi, ulcer.
PemBahasan OTaKUKDI

Klasifikasi
OSTEOMIELITIS AKUT OSTEOMIELITIS KRONIK
Durasi < 2 minggu Durasi > 1 bulan
→ Tanda2 radang → Tidak ada tanda radang
(merah,nyeri, bengkak) → Keluar pus
→ Gambaran soft tissue → Dapat disertai ulkus dan
swelling hiperpigmentasi

→Gambaran sequestrum,
involucrum, abses brodie.
Penunjang
Laboratorium
– Peningkatan leukosit, ESR, kultur

Radiografi
– Reaksi periosteal, soft tissue
swelling, sequestrum
involucrum

MRI : gold standars Sequestrum adalah nekrosis


tulang
Involucrum adalah ‘tulang baru’
Biopsy : gold standard periosteal baru meliputi
sequestrum
PemBahasan OTaKUKDI
Modalitas Radiologi
1. X- Ray → Pemeriksaan Pertama
• Pada keadaan akut hanya bisa melihat periosteal
formation & soft tissue swelling
• Tidak spesifik untuk Osteomielitis kronik
• Bisa melihat struktur tulang, sumsum, jaringan

2. MRI → Gold Standard


• Lebih superior dari MRI untuk melihat struktur
Tulang
• Pada fase kronik lebih baik dibanding MRI
3. CT-scan → Pilihan ke2 terbaik setelah MRI
PemBahasan OTaKUKDI

A. Osteopenia Awal osteoporosis, ditandai


dengan BMD -1 – (-2.5)
B. Osteoartritis tidak diawali luka / trauma
C. osteosarkoma Keganasan pada tulang,
sunburst appearance
D. Osteomielitis Kronik Durasi > 4 minggu &
gambaran sequestrum
involucrum
PemBahasan OTaKUKDI

• Laki-laki, 27 tahun
• Benjolan di lengan atas kiri & kanan, dan
• punggung sejak 6 bulan lalu
• Tidak membesar , nyeri (-)
• Kenyal, permukaan rata, sama dengan warna kulit
• Setelah Operasi → Massa Berwarna Kekuningan

92. e liPOma
PemBahasan OTaKUKDI

Lipoma
• Tumor adiposa yang biasanya
berada di jaringan subkutan
kepala, leher, dada, dan
punggung >> Banyak jaringan
lemak
• Slow Growing
• Benign
• Round , Mobile, Soft
• Overlying skin appears normal
PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

Kista Ganglion
• Benjolan atau tumor di bagian
atas persendian atau tendon
(jaringan penghubung otot dan
tulang)
• Benjolan/kantung berisi cairan
sinovial berwarna bening dengan
tekstur kental
PemBahasan OTaKUKDI

Kista Ganglion
Benjolan/tumor teraba fluktuatif/lunak, mobile dan ikut dengan
pergerakan sendi
• Umumnya tidak menimbulkan nyeri , namun bila
menekan persyarafan dapat muncul sensasi nyeri

Pemeriksaan penunjang : USG, Aspirasi, MRI


PemBahasan OTaKUKDI
TATALAKSANA
Excision

The skin inside the incision Once freed, the lipoma is Interrupted 3-0 or 4-0 Vicryl
grasped with a hemostat to delivered as a whole, and sutures are used to partially
provide traction. The lipoma is hemostasis is achieved close the dead space.
dissected from the surrounding
tissue using scissors or a
scalpel.
PemBahasan OTaKUKDI

A. Fibroma konsistensi keras, multipel


B. Rhabdomiosarkoma keganasan, jaringan kulit
dan ikat rapuh, mudah
berdarah
C. Kista Atheroma ada pungta, nyeri (+)
D. Kista Ganglion lokasi pada persendian,
konsistensi keras
PemBahasan OTaKUKDI

• 73 tahun nyeri punggung sejak 2 tahun


• Postur semakin membungkuk dan tubuhnya memendek PF = kifosis
thorakal dan nyeri tekan vertebra
• Foto polos vertebra = ditemukan fraktur kompresi pada
• L10-L11
• Working diagnosis = osteoporosis senilis (tipe II)

93 E. Osteoklas;
Mikro fraktur e.c osteoporosis;
Terapi awal analgetik, merujuk ke dokter spesialis
untuk penanganan selanjutnya
PemBahasan OTaKUKDI

Osteoporosis
penurunan massa tulang (bone mineral density) yang
meningkatkan resiko fraktur.
• Jenis paling banyak = post-menopause, senilis

Faktor resiko utama

Osteoporosis primer Osteoporosis Sekunder


• post-menopause, • obat (steroid, warfarin, lithium,
• usia di atas 75 tahun, PPH),
• keturunan asia & kaukasia, • hiperparatiroid,
• gaya hidup (kurang aktivitas • hipertiroid,
fisik, defisiensi vitamin D & • myeloma multipel
kalsium, merokok, alkohol)
PemBahasan OTaKUKDI

Osteoporosis Primer
• Osteoporosis Involusional Tipe I
• Disebut juga osteoporosis postmenopausal
• Disebabkan defisiensi estrogen
• Terutama melibatkan tulang trabekular
• Corpus vertebrae, lengan bawah distal

• Osteoporosis Involusional Tipe II


• Disebut juga osteoporosis senilis
• Penurunan masa tulang terkait aging
• Pada tulang kortikal & trabekular
• Fraktur pinggul, tulang panjang, vertebrae
PemBahasan OTaKUKDI
Osteoporosis Sekunder
PemBahasan OTaKUKDI
Indications for measuring BMD (11) PemBahasan OTaKUKDI

Older adults (age >50 yr) Younger adults (age <50 yr)
Age 65 yr (both women and men) Fragility fracture
Clinical risk factors for fracture (menopausal Hypogonadisrn or premature menopause
women, men aged 50-64 yr) (agc-<45 yr)
- Fragility fracture after the age of40 yr
Prolonged use of glucocorticoids Use
- Prolonged use ofglucoconicoids of other high-risk medications
- Use ofother high-risk medications Primary hypcrparathyroidism
- Vertebral fracture or osteopenia identified on
radiography Other disorders strongly associated with rapid
- Other disorders strongly associated with bone loss and/or Fracture
osteoporosis
- Current smoking
- High alcohol intake
- Vertebral fracture or ostcopenia identified on
radiography
-Low body weight (<60 kg) or major weight loss
(>IO% of body weight at the age of 25 yr)
- Rheumatoid arthritis BMD: bone mineral density; yr: years; kg: kilogram
- Parental hip fracture
• At least 3 months cumulative therapy in the previous year at a prcdnisonc-equivalcnt dose of 7.5 mg
...Aromatase inhibitors or androgen deprivation therapy use of thiazolidincdiones, proton pump inhibitors
Fraktur kompresi
vertebra
(ditemukan secara
insidental)
PemBahasan OTaKUKDI

Penunjang
Osteoporosis
• Laboratorium → untuk menyingkirkan diagnosis
banding & penyebab sekunder
• Paget’s disease (osteitis deformans) →peningkatan
alkalin fosfatase
• Osteomalacia → peningkatan hormon paratiroid &
alkaline fosfatase, penurunan serum fosfat & serum
kalsium
• Hiperparatiroid → hiperkalsemia
• Multipel myeloma → anemia, peningkatan ureum
kreatinin, elektroforesis serum – monoclonal
gammopathy, Bence-Jones proteinuria (+)
PemBahasan OTaKUKDI

Panduan Terapi
PemBahasan OTaKUKDI
Manajemen

Konservatif
• Analgesik adekuat & manajemen nyeri, terutama
• pada episode fraktur akut
• Suplementasi kalsium & vitamin D
• Latihan fisik (strength training)
• Berhenti merokok
Farmakologi
• Antikatabolik (anti-resorptive) → Bisphosphonates (1st line, paling banyak
digunakan), Selective estrogen receptor modulators, Estrogen, denosumab
• Anabolik (bone building) → Teriparatide
• Bedah
Vertebroplasty/kyphoplasty → pada fraktur & osteoporosis dengan
intractable pain
PemBahasan OTaKUKDI

• 67 tahun nyeri pada tangan kiri setelah terjatuh


• posisi telapak tangan menahan badan → FOOSH injury
(Fall Onto an Outstretched Hand)
• nyeri pergelangan tangan (+) dan deformitas (+).

94 a.
FraKTUr cOlles, FraKTUr DislOKasimOnTeggia,
FraKTUr scaPhOiD
PemBahasan OTaKUKDI

FOOsh InjUry
Jatuh dengan telapak tangan menahan badan) →
mekanisme yang sering mengakibatkan fraktur pergelangan
tangan (wrist-forearm fractures), terutama pada anak

Diagnosis banding utama


1. Fraktur colles
2. Fraktur scaphoid
3. Fraktur dislokasi monteggia
4. Fraktur dislokasi galeazzi
PemBahasan OTaKUKDI

FraKTUr cOlles
Deskripsi Evaluasi Tata Laksana
Fraktur radius distal, Anam: riwayat trauma Reduksi tertutup +
angulasi ke dorsal PF: bengkak, nyeri imobilisasi
berat pergelangan
tangan,
Etiologi: jatuh telapak gangguan ROM, Reduksi terbuka jika
tangan menahan deformitas fraktur
badan PP: foto polos (dinner kominutif atau
melibatkan
intraartikular
fork deformity)

Dinner fork deformity/bayonet


deformity
→ Fragmen distal angulasi ke dorsal
FraKTUr scaPhOiD
PemBahasan OTaKUKDI

Deskripsi Evaluasi Tata Laksana


Fraktur tulang scaphoid, Anam: riwayat trauma, Konservatif: imobilisasi
fraktur karpal tersering nyeri pergelangan dengan thumb spica
tangan sisi radial cast
Etiologi: jatuh telapak Operatif: Fiksasi, pada
tangan menahan PF: bengkak, nyeri fraktur tidak stabil
badan, high energy pada anatomic (kominutif,
trauma (jarang) snuffbox dan dislokasi,
tuberkulum scaphoid oblique/vertikal)
PP: foto polos (terdapat
garis fraktur pada
scaphoid); radiografi
awal bisa negatif, jika
kecurigaan klinis besar
→ CT scan atau ulang
radiografi dalam 2-3
minggu
PemBahasan OTaKUKDI

FraKTUr galeazzi
Deskripsi Evaluasi Tata Laksana

1. Fraktur Anam: riwayat ORIF radius


diafisis radius trauma, jatuh Reduksi tertutup
distal disertai; posisi tangan sendi radioulnar
2. Dislokasi pronasi + cast 4-6
radioulnar ke PF: deformitas, minggu
arah distal nyeri
PP: foto polos
PemBahasan OTaKUKDI

FraKTUr mOnTeggia
Deskripsi Evaluasi Tata Laksana

1 Fraktur Anam: riwayat ORIF ulna +


diafisis ulna trauma, jatuh reduksi caput
1/3 posisi tangan radius
proksimal
pronasi
2 Dislokasi
PF: deformitas,
radius
proksimal nyeri,
pemeriksaan
neurovaskular
(compartement
syndrome)
PP: foto polos
PemBahasan OTaKUKDI

Greenstick
fracture
PemBahasan OTaKUKDI

95. Pott’s disease


• 35 tahun nyeri pada kedua tungkai bawah
yang menjalar dari pinggang sejak 1 bulan
• Riwayat batuk sejak 3 minggu + demam tidak terlalu
tinggi. LED 100 mm/jam (H)
• Radiografi → gambaran lesi litik pada corpus vertebrae
• Anterior egmen L4-S1 tanpa keterlibatan ruang diskus
intervertebralis.
PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

Spondilitis TB (Pott’s Disease)


• Manifestasi TB ekstraparu
• Tersering pada vertebra thorakalis
• Infeksi awal → dimulai dari metafisis corpus vertebra,
menyebar melalui ligamen anterior longitudinal, sebagian
besar membentuk abses paraspinal/cold abscess
(umumnya di anterior)
• Mulanya tidak disertai keterlibatan celah diskus (berbeda
dengan osteomyelitis piogenik)
• Infeksi kronis → kifosis berat (deformitas gibbus)
PemBahasan OTaKUKDI
sPOnDiliTis TB – Klinis
Gejala
• Onset subakut/kronik
• Gejala konstitusional
(malaise, keringat malam batuk, BB turun)
• Nyeri punggung
• PF
• Deformitas kifotik/gibbus
• Defisit neurologis (pott’s paraplegia)
• Ditemukan pada 10-47% pasien
• Disebabkan tekanan mekanik pada medula spinalis oleh
abses, jaringan granulasi, jaringan kaseosa dan debris tuberkel
atau akibat instabilitas mekanik (deformitas)
PemBahasan OTaKUKDI
sPOnDiliTis TB – Imaging

• Foto thoraks → mencari keterlibatan paru


• Foto polos vertebra
• Infeksi awal: lesi pada korpus vertebra anterior tanpa
disertai keterlibatan celah diskus
• Infeksi lanjut: kifosis berat, destruksi celah diskus, kopresi
vertebra yang berdekatan
• MRI dengan kontras → modalitas terpilih untuk diagnosis
dan panduan tata laksana
• Ditemukan abses berdinding halus pada
prevertebra/paravertebra/intraoseus
PemBahasan OTaKUKDI

Foto polos pada infeksi lanjut: Pada MRI dengan kontras tampak
destruksi corpus menyebabkan kerusakan corpus tanpa keterlibatan
deformitas kifotik berat (gibbus) celah diskus
PemBahasan OTaKUKDI

A. Complete spinal transection lesi pada seluruh traktus medula


spinalis; flaksid otot, refleks hilang,
fungsi sensoris hilang pada level di
bawah transeksi
B. Hernia nukleus pulposus PILIHAN
herniasi diskus JAWABAN LAIN
intervertebral,
nyeri radikular, khas: straight leg
test (+)

C. Osteolistesis tidak ada istilah ini, yang ada:


spondylolisthesis = slippage corpus
vertebra akibat trauma
D. steoporosis
→ penurunan massa tulang, kifosis,
height loss, fraktur kompresi
vertebra
PemBahasan OTaKUKDI

96.D cervical raDicUlOPaThy

• 64 tahun nyeri pada leher, diperberat saat pergerakan

• Nyeri menjalar ke bahu hingga lengan kiri seperti tersetrum


• Spurling test positif
cervical raDicUlOPaThy
Sindrom klinis yang disebabkan kompresi atau
iritasi pada cervical nerve root

• Penyebab utama: spondylosis servikal dan


herniasi nukleus pulposus
• Gejala yang timbul akan berkaitan dengan
level nerve root cervical yang terkena
PemBahasan OTaKUKDI
cervical raDicUlOPaThy

gejala
• Nyeri
1. Nyeri kepala (occipital neuralgia – C2)
2. Nyeri leher (C4)
3. Nyeri lengan unilateral
• Baal& paresthesi unilateral
• Sesuai dermatom C6 (ibu jari) dan C7 (jari tengah)
• Gangguan motorik
• C7 → gangguan genggap
• Uji provokatif → Spurling Test
PemBahasan OTaKUKDI

Spurling TeST
• Pasien dalam posisi berdiri,
pemeriksa berdiri di belakang
pasien, observasi adanya
kelainan cervical spine.

• Pasien diarahkan untuk


mengekstensikan leher sambil
memiringkan kepala ke sisi
yang terkena. Manuver ini
menyebabkan penyempitan
foramen syaraf sehingga pasien
dengan radikulopati servikal
akan merasakan nyeri yang
bertambah berat akibat kompresi
nerve root
PemBahasan OTaKUKDI

KEYWORDS

97.a asPirasi senDi


• 65 tahun sulit berjalan karena lutut nyeri
dan bengkak.
• Riwayat gagal ginjal kronis
• Teraba massa keras di MTP (podagra)

JAWABAN
PemBahasan OTaKUKDI
gOUT arThriTis
• Gout = crystal – induced
arthropathy
• Terbanyak pada laki- laki
& usia tua

Faktor resiko & etiologi


= hiperurisemia (asam
urat perempuan
>6mg/dL, laki-laki
>7mg/dL;
bukan untuk
menegakkan diagnosis;
pada serangan akut kadar
asam urat bisa normal)
PemBahasan OTaKUKDI

gOUT arThriTis
Penyebab hiperurisemia

• diet (alkohol, daging merah, seafood);


• obat (thiazide, loop diuretics, siklosporin, pirazinamid);
• CKD (pada CKD → eksresi urat terganggu )
• kelainan overproduksi asam urat (Lesch – Nyhan syndrome;)
Patogenesis

katabolisme purin → produksi asam urat & peningkatan


konsentrasi → resiko pembentukan kristal → deposisi kristal
monosodium urat → respon inlamasi → gout flare
PemBahasan OTaKUKDI
GOUT ARTHRITIS
Tampilan khas
Perjalanan alamiah gout:
hiperurisemia – episode gout akut diseliling periode bebas gejala – gout kronis
(akibat episode akut yang tidak tertangani)

Gout Akut Gout Kronik


• Onset <24 jam • Sendi bengkak/kaku
• Nyeri hebat pada sendi • tampak deformitas (nodul
• yang terlibat subkutan) akibat deposit
kristal yang masif →
• Umumnya monoartikular.
komplikasi:
• Predileksi: MTP 1 (podagra) • penekanan syaraf (CTS)
• hangat • Tidak nyeri
• Dapat disertai ulkus kulit
• Nyeri, bengkak, eritema,
akibat tekanan dari dalam
• Didahului faktor yang memicu
eksaserbasi
PemBahasan OTaKUKDI

gOUT arThriTis

• Diagnosis → klinis.
• Diagnosis definitif:
Aspirasi cairan sendi → pada polarized microscopy ditemukan
kristal birefringent negatif berbentuk jarum
PemBahasan OTaKUKDI
gOUT arThriTis
Tata Laksana
• Fase Akut
• NSAID
• kortikosteroid (PO dosis rendah; triamsinolon 5 – 10 mg
untuk sendi keci, 20-40 mg untuk sendi besar atau injeksi
intraartikular)
• Kolkisin
Untuk akut:
dosis awal 1 mg, diikuti 500 mcg tiap 2-3 jam sampai nyeri hilang/dosis total
10 mg tercapai.
Tidak boleh diulang dalam selang 3 hari (efek lebih lambat dibanding NSAID)
manfaatnya lebih nyata untuk pencegahan serangan selama pengobatan
dengan alopurinol/urikosurik. Dosis 2-3 x 500 mcg
PemBahasan OTaKUKDI
gOUT arThriTis
Tata Laksana

Pencegahan flare (urate-lowering therapy).


Tidak diberikan pada fase akut

• 1st line: xantine oxidase inhibitor (allopurinol →


Dosis awal 100 mg/hari, titrasi bertahap, bisa hingga
300 – 600 mg untuk kondisi berat)
• 2nd line: agen uricosuric (probenecid → dosis awal
2 x 250 mg, titrasi bertahap setelah seminggu hingga
2 x 500 mg sesuai kadar asam urat. Berikan kolkisin
profilaktik)
PemBahasan OTaKUKDI
gOUT arThriTis
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Xray genu imaging untuk evaluasi derajat


kerusakan, bukan diagnosis definitif
B. Pemeriksaan asam urat hanya menilai faktor risiko, bukan
PILIHAN JAWABAN LAIN
untuk diagnostik gout arthritis

C. Kultur cairan sendi untuk diagnosis septic arthritis

D. Rhematoid factor untuk diagnotitis arthritis


rheumatoid
PemBahasan OTaKUKDI

KEYWORDS

• Anak 11 tahun nyeri pada kaki kanan,


memberat pada malam hari
• Gait antalgic
• Edema, hangat, dan nyeri tekan pada tibia proksimal
kanan; ROM terbatas
• Radiografi → sunburst appearance

98.a OsTeOsarcOma
PemBahasan OTaKUKDI

OsTeOsarcOma

• Sarkoma primer pada tulang terbanyak


• Distribusi bimodal → banyak pada anak dan usia tua (berkaitan
dengan Paget’s disease)
• Lokasi: metafisis (predileksi: femur distal & tibia proksimal)

Klinis:
• nyeri progresif, intractable, memberat pada malam hari;
bengkak, gejala konstitusional
Lab:
• peningkatan alkaline fosfatase
PemBahasan OTaKUKDI
OsTeOsarcOma
Imaging

• Radiografi
• Lesi blastik & destruktif
• Sunburst appearance
• Codman’s triangle
(pembentukan jaringan
periosteal tulang baru(
• MRI
• Menilai keterlibatan jaringan lunak,
neurovaskular, dan skip metastases
• Bone scan → hot lesion
Sunburst appearance
PemBahasan OTaKUKDI
OsTeOsarcOma
Diagnosis Definitif & Manajemen

• Gold standard: histopatologi


• Sel atipikal, osteoid berbentuk “lacey”
• Stroma → gambaran malignansi klasik:
sel atipikal

Tata laksana:
• kemoterapi + limb sparing
surgery
PemBahasan OTaKUKDI

KEYWORDS

• 23 tahun
• luka 3 cm diatas tumit belakang kanan
setelah terjatuh di kamar mandi
• Tes thompson (+)

99.D rUPTUr TenDOnachilles


PemBahasan OTaKUKDI

rUPTUr TenDOn achilles


Sering salah didiagnosis sebagai ankle sprain
Faktor risikonya
• Atlet periodik, injeksi steroid, dan
konsumsi fluoroquinolon

• Paling sering terjadi saat olahraga


dengan mekanisme plantar flexi yang
tiba-tiba ataupun dorsiflexi mendadak
yang dipaksa pada kaki yang sedang
plantar flexi

• Predileksi = 4-6cm dari insersi tendon di


calcaneus
PemBahasan OTaKUKDI

rUPTUr TenDOn achilles


Anamnesis
• Riwayat olahraga dengan gerakan platar flexi tiba tiba atau dorsiflexi
mendadak yang dipaksa pada posisi plantar flexi
• Riwayat faktor risiko
• Rasanya seperti “pop” saat terjadi ruptur di tendon
achilles

Pemeriksaan fisik

• Look : peningkatan posisi dorsiflexi pada posisi tubuh pronasi dan lutut
ditekuk
• Feel : teraba celah di tendon achilles
• move : kelemahan saat plantar flexi
• Test khusus : Thompson test/Calf squeeze test positif
PemBahasan OTaKUKDI

Thompson’s Test/Simmond’s Test/Calf Squeeze test


Untuk ruptur tendon achilles;
Hasil positif → tidak bisa plantar fleksi
PemBahasan OTaKUKDI

rUPTUr TenDOn achilles


Imaging
• Xray:
untuk menyingkirkan adanya keadaan
patologis lain

• USG:
dapat membedakan ruptur komplit
atau parsial

• MRI:
untuk menentukan posisi tendon
robek yang tertarik.
PemBahasan OTaKUKDI

rUPTUr TenDOn achilles


Tatalaksana
• Immobilisasi
• Pada pasien yang menolak operasi atau yangberisiko
tinggi bila dioperasi
• Pasien sedenter
• Operasi
• Open end-to-end achilles tendon repair
• Pada ruptur akut (< 6 minggu)
• Percutaneous achilles tendon repair
• Untuk kosmetik scar yang lebih baik
• Rekonstruksi dengan VY advancement
• Untuk ruptur kronik dengan defek <3cm
• Flexor hallucis longus transfer dengan atau tanpa VY advancement of
gastrocnemius
• Untuk ruptur kronik dengan defek > 3cm
PemBahasan OTaKUKDI

rUPTUr TenDOn achilles


A. Trauma sendi ligamen ankle broken ankle, thompson test (-)
B. Fraktur terbuka malleolus nyeri pada area malleolus medial
medial diagnosis x-ray: garis fraktur
pada malleolus
C. Fraktur terbuka malleolus nyeri pada area malleolus lateral.
lateral diagnosis x-ray: tallocrural angle
meningkat
D. Fraktur terbuka calcaneus diagnosis x-ray: terdapat garis fraktur,
Bohler’s angle menghilang
PemBahasan OTaKUKDI

Malleolus lateral dengan


ligamen lateral

Fraktur malleolus → trauma pada tulang (malleoli) dengan atau


tanpa kerusakan ligamen)

Malleolus medial
dengan complex deltoid
PemBahasan OTaKUKDI

• 20 tahun nyeri lutut kiri setelah setelah


bermain basket
• Lutut kanan bengkak, ROM terbatas
• Uji Mc Murray (+)

JAWABAN

100.c analgesiK
PemBahasan OTaKUKDI
• acute tear (cedera olahraga)
Cedera Meniskus
• age-related degeneration
klinis
• Anamnesis: nyeri lutut, terutama saat pergerakan
• PF
• Look: efusi, bengkak
• Feel: nyeri tekan
• Move: gangguan ROM, nyeri saat pergerakan.
• McMurray Test (+) , Apley grind test (+)

tatalaksana
• Konservatif = RICE, knee sleeves (untuk robekan degeneratif atau asimptomatik)
• Farmakologi = NSAID (manajemen nyeri) Arthroscopic repair (simptomatik,
gagal terapi konservatif)
PemBahasan OTaKUKDI

Cedera Meniskus
McMurray Test
Lesi Meniskus Medial Lesi Meniskus Lateral

Fleksi lutut, Fleksi lutut,


palpasi sisi palpasi sisi
medial lutut lateral lutut
Tungkai Tungkai bawah
bawah rotasi rotasi internal,
eksternal, lutut
lutut diekstensikan
diekstensikan
[arah gaya dari [arah gaya dari
lateral, medial,
meregang meregang
meniskus medial] meniskus lateral]

Terdapat “palpable pop” atau bunyi klik = positif


PemBahasan OTaKUKDI

A. Antibiotik → tidak ada proses infeksi, tidak


ada tempat pemberian antibiotik

B. Pembedahan → arthroscopic repair hanya


bila gagal terapi konservatif

C. Terapi oksigen → tanda vital normal, tidak ada


tanda hipoksia, tidak ada tempat
pemberian oksigen
D. Pemasangan jalur intravena → tanda vital normal, tidak ada
tanda gangguan sirkulasi
PemBahasan OTaKUKDI

KEYWORDS
• Laki”, 42 tahun
• Bengkak pada kelopak mata kiri
• Benjolan kecil → makin membesar dan nyeri
• Visus ODS 6/6, injeksi silier (-), injeksi
konjungtiva (-)
• Pustul ukuran 2x2x1 mm 76
hiperemis
A. (+), nyeri
tekan (+)
• Diagnosis: Hordeolum Interna

101.a KOmPres hangaT 4x/hari


PemBahasan OTaKUKDI
hOrDeOlUm

• Peradangan supuratif kelenjar kelopak mata


• Eksterna VS Interna → Akibat sumbatan kelenjar
zeis dan moll (eksterna) atau kelenjar meibom (interna)
• Sering disebabkan oleh infeksi Stafilokokus aureus
• Keluhan : nyeri, kelopak mata bengkak, merah, teraba hangat. Terasa
mengganjal. Sensasi terbakar.
• Tanda radang (+)
Komplikasi : selulitis hingga abses palpebra
PemBahasan OTaKUKDI
PENJELASA
N
HORDEOLUM VS KALAZION
PemBahasan OTaKUKDI
hOrDeOlUm
tatalaksana

• Kompres hangat 4-6x sehari selama 15 menit (lakukan dengan mata tertutup)
• Bersihkan kelopak mata dengan air bersih + sabun non-iritatif (sabun bayi)
• Hindari !! menekan hordeolum, menggunakan lensa kontak & make-up pada
mata
• Antibiotik Topikal boleh dipertimbangkan : Chloramphenicol Eye Oint. 0,5%
/ 8 jam atau Cholaramphenicol Eye Drops 1 tetes / 2-4 jam
• Jika Tatalaksana Konservatif tidak berespon → insisi drainase
PemBahasan OTaKUKDI

TAKE HOME MESSAGE


PemBahasan OTaKUKDI
PILIHAN JAWABAN
LAIN

A. Aspirasi bukan jadi tatalaksana


hordeolum
B. Irigasi NaCl 0,9% lebih tepat untuk trauma
kimia pada mata
C. Insisi dan kuretase tatalaksana apabila tx
konservatif tidak berespon
D. Kompres dingin 4x/hari lebih tepat kompres hangat
PemBahasan OTaKUKDI

• 30 tahun,
• Mata kiri merah + penglihatan buram sejak 1
hari yang lalu disertai mengganjal dan fotofobia
• Riwayat trauma (-)
• VOS 6/30, injeksi konjungtiva, injeksi silier, dan
infiltrat (+) pungtata pada mata kiri.

Diagnosis?

102. B KeraTiTis
PemBahasan OTaKUKDI
PENJELASA
N
PemBahasan OTaKUKDI
KeraTiTis
• Inflamasi pada kornea → kornea edema,
injeksi silier, mata nyeri, visus turun.
• MATA MERAH, VISUS TURUN
• Etiologi: virus, bakteri, jamur, parasite, atau
non infeksi (trauma, garukan, defisiensi Fungal keratitis
vitamin A, dll)
• Pemeriksaan penunjang keratitis:
Fluorescent test atau pewarnaan Rose Bengal.
• Fluorescent dye: tidak menetap
pada stroma/ epitel kornea yg intak
→ jadi kalau ada defek kornea (inflamasi, Bacterial keratitis
ulkus, perforasi) = fluorescent test (+)
PemBahasan OTaKUKDI

Fluorescent Eye Test


• Tes untuk melihat adanya defek pada sel
epitel kornea.
• Pada tes ini dilakukan dengan
menempelkan kertas flouresin yang
telah dibasahi NaCl → diletakkan
pada saccus konjunctiva inferior/
meneteskan langsung zat pewarna
fluoresen pada permukaan mata
• Pasien diminta menutup matanya
sejenak lalu berkedip”
• Defek kornea akan terlihat berwarna
hijau dan disebut sebagai uji flouresin
positif menggunakan sinar cobalt
blue
PemBahasan OTaKUKDI

KeraTiTis BerDasarKan eTiOlOgi


ETIOLOGI KARAKTERISTIK TATALAKSANA

Keratitis bakterial Sekret purulen , antibiotik topikal


pemakaian lensa
kontak Akut

Keratitis herpes simpleks Lesi dendritik antiviral topikal


Keratitis herpes zooster
Lesi pseudodendritik
Keratitis fungal Riwayat trauma antifungal topikal
dengan tumbuhan
Lesi satelit
Kronis
Keratitis amuba Riwayat berenang Amoebisida (tidak
diperberat jika tersedia bebas), sebagai
memakai lensa kontak. alternatif → antibiotik Ring
shaped lesion (+)
PemBahasan OTaKUKDI
Keratitis berdasarkan Lapisan
5 lapisan kornea, yaitu lapisan epitel, lapisan Bowman, stroma, membran
Des•cemet, dan lapisan endotel

Keratitis Pungtata
Keratitis yang terkumpul pada lapisan Bowman dengan infiltrate berbentuk bercak-
bercak halus.
üSuperficial → gambaran seperti infiltrat halus titik-titik pada permukaan kornea.
Merupakan defek kornea superfisial yang halus sehingga terwarna hijau dengan tes
fluorescein.

üSubepitel → keratitis yang terkumpul di daerah membrananBowman

Keratitis Marginal
Infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus.
PemBahasan OTaKUKDI
Keratitis Interstisial
• kondisi serius dimana masuknya pembuluh darah ke dalam kornea
dan dapat menyebabkan hilangnya transparansi kornea.
• Keratitis interstitial dapat berlanjut menjadi kebutaan.
• Sifilis adalah penyebab paling sering dari keratitis interstitial

Keratitis Pungtata Keratitis Marginal Keratitis Interstisial


PemBahasan OTaKUKDI

A. Uveitis Mata merah, Visus turun ; cell & flare (+),


keratik presipitat (+)

B. Skleritis Mata merah, Visus turun ; nyeri (+)

C. Episkleritis Mata merah, Visus tidak turun; nyeri (-)

D. Konjungtivitis Mata Merah, Visus tidak turun ; lihat sekret


dan reaksi papiler/folikuler
PemBahasan OTaKUKDI

• Laki”, 25 tahun, pekerja bangunan → bekerja


menggunakan gerinda
• Visus OD 6/6, didapatkan benda asing (+) sekitar limbus.
Dokter kemudian mengambilnya dengan lidi kapas.
• Mata kanan kemerahan dan mengganjal

103. c anTiBiOTiK TeTes


PemBahasan OTaKUKDI

Benda Asing di Konjungtiva


• Dapat menyebabkan iritasi jaringan
• Keluhan : nyeri, mata merah, berair,
adanya sensasi benda asing
• Faktor Resiko : pekerja di bidang industri (tanpa kacamata proteksi),
tukang ojek (tidak menggunakan helm)
• Px Objektif : Visus (konjungtiva → biasanya normal), Inspeksi mata
umum
• Komplikasi : Keratitis, Ulkus Kornea
PemBahasan OTaKUKDI
TATALAKSANA

Pengangkatan Benda Asing


• Posisikan pasien senyaman mungkin
• Berikan tetes mata Tetrakain-HCl / Pantocain (anestesi
local) sebanyak 1-2 tetes pada mata yang terkena
• Gunakan lup / jika ada slitlamp
• Minta pasien untuk fokus melihat satu tempat/titik.
Stabilisasi gerakan kepala pasien
PemBahasan OTaKUKDI
TATALAKSANA

Pengangkatan Benda Asing


• Ekstraksi benda asing dengan mengusap halus lidi kapas
(sudah dibasahi normal saline). Jika gagal, gunakan jarum
suntik 23-25 G
• Arah pengambilan dilakukan dari tengah ke tepi
• Oleskan lidi kapas dengan Povidon Iodine pada tempat
bekas benda asing
• Profilaksis setelah ekstraksi → antibiotik topikal
spektrum luas
PemBahasan OTaKUKDI

A. Antiviral tetes lebih tepat untuk kasus infeksi herpes


simpleks/herpes zooster
B. Antifungal tetes untuk infeksi jamur

C. Kortikosteroid bukan obat pilihan


tetes
D. Analgetik tetes bukan obat pilihan
PemBahasan OTaKUKDI

• Wanita, 52 tahun
• Terdapat bintil-bintil kekuningan di kelopak
mata kiri dan kanan → tidak gatal / panas
• Px Fisik : papula kekuningan multipel
berkelompok pada kelopak mata
• Pasien rutin mengkonsumsi obat Atorvastatin

104. D xanThelasma
PENJELASA
xanThelasmaN

• Plak kuning seperti gumpalan lemak di atas


atau di bawah kelopak mata, tepatnya di
sudut mataatau canthus yang dapat
berkembang seiring waktu.
•Biasanya tidak menganggu fungsi kelopak
mata, namun dapat menyebabkan ptosis
Faktor resiko
hyperlipidemia → cek panel kolesterol
(Dx cukup dari klinis)
tatalaksana
•Restriksi diet (lemak↓), konsumsi obat jika
dyslipidemia, eksisi surgical ( jika ada
indikasi)
A. Pinguekula → penebalan konjungtiva yang kekuningan
(pengaruh paparan UV dan debu)
B. B. Xanthoma → penimbunan lemak yang biasanya
ditemukan di bawah kulit (istilah secara
umum) : Xanthelasma palpebrarum
merupakan xanthoma kutaneus yang paling
sering (spesifik)

C. Pterygium → jaringan fibrovascular berbentuk segitiga

D. Xerofthalmia → defisiensi vit.A, rabun senja


KEYWORDS
• Wanita, 65 tahun
• Mata kanan merah, kabur dan nyeri sejak 1 hari yang
lalu.
• Pasien baru melakukan operasi katarak minggu yang
lalu.
• Riw.DM (+)
• TD 140/90 mmHg, RR 18x/menit, nadi 98x.menit
• VOD 1/300, kemosis konjungtiva, edema kornea,
discharge purulen, hiperemis, hipopion pada COA,
lensa terpasang pada tempatnya

105. c enDOPhThalmiTis eKsOgen


PemBahasan OTaKUKDI
enDOFTalmiTis -PanOFTalmiTis
• Inflamasi purulen cairan intraokuler (vitreous and
aqueous humor) akibat infeksi.
• Endoftalmitis sering berasal dari vitritis progresif.
• Akut (<6 minggu) Vs Kronik (> 6 minggu)
• Endoftalmitis post operatif akut adalah jenis
tersering.
• Penyebab tersering: Stafilokokus epidermidis
(70%)

Eksogen ; (post operatif, trauma, post injeksi viterus)


Tipe
endogen

pemeriksaan
PF lokalis : PF eksternal, visus, funduskopi, slit lamp
Lab : gram, kultur aqueous/vitreous humour, PCR, darah lengkap, LDH
Radiologi : CT-scan/MRI orbita, USG ocular
PemBahasan OTaKUKDI

enDOFTalmiTis / PanOFTalmiTis aKUT POsTOPeraTiF

• Terjadi dalam 1-2 minggu post operasi,


seringnya 3-5 hari post operasi.
• Gejala: sangat progresif, mata nyeri,
mata merah, sekret, dan pandangan
kabur
• Tanda: visus turun, edema palpebra,
edema konjungtiva dan kornea, cells +
fibrin di COA, hipopion, inflamasi
vitreous, retinitis, dan reflex fundus
kabur.
Hipopion
PemBahasan OTaKUKDI

A. Endoftalmitis → inflamasi intraokular yang meliputi kavitas


okular dan struktur disekitarnya tanpa
melewati sklera

B. Panoftalmitis → endoftalmitis + keterlibatan sklera dan


kapsula tenon hingga jaringan orbital

Minta pasien untuk menggerakan


bola mata, bila muncul rasa nyeri
(+) Panoftalmitis
PemBahasan OTaKUKDI

Pemeriksaan penunjang
• Evaluasi Ultrasound → USG Ocular
• → harus dilakukan jika terdapat opasifikasi media refraksi yang
signifikan sehingga menghalangi visualisasi yang adekuat dari
fundus
• Temuan : Dispersed vitreous opacities with vitritis ; Chorioretinal
thickening
• Rule out: retinal detachment, dislocated lens material, retained foreign
bodies

• Investigasi Mikrobiologis → tentukan etiologi


• Etiologi tersering Bakteri → terutama gram +
• Sample vitreous lebih sering menunjukkan hasil positif dibanding sample
aqueous humor
• Cek pewarnaan gram, kultur dan sensitivitas antibiotik
PemBahasan OTaKUKDI

Tatalaksana
•Antibiotik intravitreus (lebih direkomendasikan)
atau sistemik (penyebab sering bakteri;
terapi empiris: Vankomisin, Ceftazidime, atau
Amikasin)
•Steroid intravitreus
• Siklopegik (istirahatkan iris)
• Surgery : Vitrektomi (pars plana vitrektomi)
Injeksi intravitreus
PemBahasan OTaKUKDI

A. Uveitis anterior cell and flare (+), keratic precipitate


(+)
B. Endophthalmiti tidak ada riw.trauma atau post-
s endogen operasi

C. Keratokonjungti mata merah, visus turun, terdapat


vitis defek pada kornea
D. Glaukoma TIO meningkat akibat penyakit mata
Sekunder lain
PemBahasan OTaKUKDI

KEYWORDS
• Laki”, 42 tahun
• Mata kabur saat melihat jauh dan dekat.
• VODS 6/18. Pandangan dirasa membaik saat
dilakukan pinhole
• Lensa jernih, COA tenang
• Tes kartu Jaeger → pasien dapat mmbaca dengan
jelas seluruh text
• Koreksi lensa sferis + 0,50 D

106. c Hipermetropia
PemBahasan OTaKUKDI

Gangguan Refraksi
PemBahasan OTaKUKDI

Hipermetropia
• Rabun dekat, titik fokus bayangan terletak di belakang retina.
Koreksi dengan lensa bikonveks (cembung).

• Dikenal dalam bentuk :

Hipermetropia manifes :
• hipermetrop yang dapat dikoreksi dengan lensa positif
maksimal yang memberikan tajam penglihatan IDEAL)
: Hipermetropia absolut:

• hipermetrop yang dikoreksi dengan kacamata positif


minimal yang memberikan tajam penglihatan normal,
penderita masih memiliki “cadangan” kemampuan
akomodasi
PemBahasan OTaKUKDI

Hipermetropia fakultif
kelainan hipermetropia yang dapat diimbangi dengan akomodasi
atau dengan lensa positif.

Hipermetropia laten
hipermetropia yang didapat tanpa siklopegia yang dapat diimbangi
dengan akomodasi

Hipermetropia total

hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah pemberian


siklopegia
PemBahasan OTaKUKDI

Skema Hipermetropia
HIPERMETEROPIA TOTAL
HIPERMETEROPIA MANIFES HIPERMETEROPIA LATEN
HIPERMETEROPI HIPERMETEROPIA
ABSOLUT FAKULTATIF

HILANG DENGAN AKOMODASI


HILANG DENGAN KACAMATA
PemBahasan OTaKUKDI

Presbiopia Jaeger Reading Test Card

• Kondisi yang berhubungan dengan faktor usia


dimana penglihatan kabur saat melihat
objek berjarak dekat
• Proses degeneratif yang dimulai pada usia 40
tahun
→ lensa mata kehilangan
elastisitas dan mengalami penurunan
kemampuan akomodasi
PemBahasan OTaKUKDI

Koreksi dengan kacamata baca lensa positif


PemBahasan OTaKUKDI

• Wanita, 55 tahun
• Jaringan tumbuh di matanya → mengganjal
(+), nyeri(-), dan menganggu penglihatan
• Px Oftalmologis : ditemukan jaringan dari
canthus media mata hingga bagian hitam
mata

Dx (Staging) dan tatalaksananya?

107.e PTerigiUm graDe 4 & eKsTirPasi


PemBahasan OTaKUKDI

PTerygiUm (sUrFer’s eye)

• Pertumbuhan jaringan fibrovascular


(benign) pada konjungtiva berbentuk
segitiga dan bisa meluas hingga
limbus dan pupil.
• Sering asimptomatis,
keluhan lain: mata kering, rasa
mengganjal
• Penyebab pasti masih tidak diketahui.
Eksposure sinar UV dapat memicu
pertumbuhan → nelayan, petani
PemBahasan OTaKUKDI

Staging & Parts of Pterygium


PemBahasan OTaKUKDI

PTERYGIUM PSEUDOPTERYGIUM

Etiology Degenerative Process Inflammatory Process

Age Usually in elder At any age


person
Site Always situated in Can occur at any site
palpebral aperture
Stages Either progressive Always stationary
/ regressive /
stationary
Sonde/Probe Test Probe can’t be passed Probe can be passed
underneath underneath the neck
PemBahasan OTaKUKDI

tatalaksana

• Menghindari pajanan sinar UV adalah preventif.


• Tidak menghilangkan pterigium yang sudah ada
• Artificial tears daapat mengurangi gejala
• Kortikosteroid topikal, bila ada indikasi (adanya inflamasi
yang sedang terjadi)
• Pembedahan adalah tindakan definitif, namun kekambuhan
masih mungkin terjadi → EKSTIRPASI PTERYGIUM
PemBahasan OTaKUKDI

• Laki”, 37 tahun
• mata merah, pandangan tidak kabur
• Pasien sedang batuk
• Tidak ada riwayat trauma sebelumnya
• Px Fisik : ditemukan perdarahan di konjungtiva dan
dapat digerakan dengan cotton bud
• Diagnosis : Subconjuntival Hemorrhage

108.D manUver valsava


PemBahasan OTaKUKDI
PENJELASA
N
PemBahasan OTaKUKDI

sUBcOnjUncTival hemOrrhage

•Sering berupa bercak kemerahan di sklera, di bawah


konjungtiva.
•Pembuluh darah konjungtiva adalah pembuluh darah
terapuh di badan → pecah
•Bukan kegawatdaruratan
• Tidak nyeri, tidak mengganggu visus →
Asimptomatik, mata merah, visus tidak turun
sUBcOnjUncTival hemOrrhage
• No special treatment is required
• Seringkali hanya observasi → self limiting →
• absorbsi spontan (hari-minggu)
• “Warm not hot compresses may be useful in
symptomatic relief” → 3-4x/day @ 10 minutes
• Dalam kasus akut (24 jam pertama) gunakan
kompres dingin terlebih dahulu dilanjutkan
dengan kompres hangat > 24 jam
• Suportif : air mata buatan
A. Trauma → salah satu etiologi tersering, namun
pada kasus pasien sedang batuk
B. Idiopatik → etiologi pemicu cukup jelas

C. Gangguan gg. koagulasi atau efek dari obat


hemostasis → spertii aspirin
D. Infeksi→ Jarang
109.a sKleriTis

• Laki”, 30 tahun
• Mata kanan nyeri dan merah
• VOD 6/12 ; VOS 6/6
• TIO OD 15 mmHg, OS 17 mmHg
• tes fenilefrin 2,5% → kemerahan pada mata
kanan tidak berkurang
Pasien juga mengeluhkan kekakuan pada kedua
jari-jari tangannya tiap pagi → Curiga RA
PENJELASA
N
PemBahasan OTaKUKDI

sKleriTis
Merupakan inflamasi pada sklera

• Sering berasosiasi dengan penyakit sistemik: RA, granulomatosis,


penyakit-penyakit jaringan ikat
• 95% penyebab terjadinya skleritis adalah skleritis
• Gejala: mata merah (sklera + konjungtiva), nyeri ocular (dapat menjalar
ke pelipis atau rahang), fotofobia, penurunan visus → unilateral/bilateral

Anterior tipe

Non-necrotizing Necrotizing
(Skleritis nekrosis)
Skleritis difusa Skleritis nodusa
PemBahasan OTaKUKDI
PENJELASA
sKleriTis N

Patofisiologi
• Biasanya karena penyakit granulomatosa kronik atau pengaruh
autoimun→ nekrosis fibrinoid, infiltrasi
• PMN, MN, sel plasma, makrofag, sering disertai vasculitis
diagnosis
• fenilefrin eye

drops test → tidak respon (membedakan dengan episkleritis)
• CTScan, MRI, USG

Tatalakasana
• NSAID, kortikosteroid → pada non-necrotizing scleritis
• Imunosupresan → pada necrotizing scleritis
• Bedah → pada skleritis nekrosis

Komplikasi
• keratitis, uveitis → biasa dari skleritis nekrosis
PemBahasan OTaKUKDI

Episkleritis Skleritis
Sering idiopatik Sering berkaitan
dengan penyakit sistemik
Mata kemerahan-pink, Mata kemerahan-lebih
sering asimptomatik gelap, nyeri dan visus turun

Pelebaran pembuluh darah ringan Neovaskularisasi dan kongesti


dan superfisial-tidak ada vessels lebih berat dan dalam
neovaskularisasi
Tes fenilefrin 2,5% → Tes fenilefrin 2,5 %→ tidak ada
vasokonstriksi (membaik)
perubahan
PemBahasan OTaKUKDI

Skleritis nekrosis

Skleritis difusa Skleritis nodusa


PemBahasan OTaKUKDI

• 7 tahun
• Keluhan mata anak terlihat juling
• Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan lipatan kelopak mata di
nasal berbentuk cembung dengan sudut ke arah nasal
• Pemeriksaan Hirschberg test → pantulan cahaya berada
tepat di tengah pupil kedua mata

110.a ePiKanTUs
PemBahasan OTaKUKDI

ePiKanTUs

• Lipatan vertikal (semilunar) kulit


pada kantus medial
• Seakan-akan seperti juling /
pseudostrabismus(pseudoesotropia)
→ Cover Uncover
Test : Ortoforia
• Bisa normal pada Ras Mongolian
(Asian)
• Kondisi kongenital
paling sering ditemui
PemBahasan OTaKUKDI
PENJELASA

TIPE EPIKANTUS
N

• Epicanthus palpebralis: the fold originates lower in the tarsal region of


the upper eyelid, and runs down over the medial canthal region, ending at
the region of the anterior
• lacrimal crest.
Epicanthus tarsalis: This occurs normally in Asians, with the epicanthal
fold running along the length of the upper eyelid, obscuring the roots of the
eyelashes, and ending
• with a curl in the medial canthus. It may not obscure the medial canthal
structures and the caruncle.
Epicanthus inversus: It is a distinct and occurs when the fold arises in the
lower eyelid at the midpupillary area and runs upward, obscuring the
medial canthal angle and ending in the upper eyelid, which may or may not
be affected. Instead of ellipse, the shape of the palpebral fissure is
quadrangular.
PemBahasan OTaKUKDI

ePiKanTUs
• Bisa berupa fenomena terisolir / berhubungan dengan
kondisi lain seperti :
• Ptosis congenital
• Telecanthus (meningkatnya jarak antara 2 medial kantus
dengan jarak inter-pupiler yang normal
• Blepharophimosis Syndrome
• Trauma
• Iatrogenic
• Bagian dari sindrom kongenital (Down’s Synd.)

Tatalaksana
• Koreksi Surgikal
PemBahasan OTaKUKDI

Strabismus
• Strabismus is any misalignment of the eyes.

• Monokular → mengenai 1 mata


• Binokular → mengenai 2 mata
• Laten (tersembunyi) → phoria
• Manifes (nyata,tampak) → tropia
• Penyebab : ketidakseimbangan kerja
otot yang memegang dan
menggerakkan bola mata
(antomical/neurological).
• Efek jangka panjang : Amblyopia
• Apabila normal , disebut Ortoforia
PemBahasan OTaKUKDI
PENJELASA

Strabismus Screening Test


N

Hirschberg Test Cover-Uncover Test


KEYWORDS
• 30 tahun
• Benjolan pada mata kanan sisi dekat
hidung sejak 3 hari yang lalu → semakin
membesar, nyeri (+), mata berair terus,
keluar kotoran mata.
• PF : benjolan difus di area kantus media,
hiperemis, nyeri tekan dan keluar pus pada
kelenjar lakrimal ketika ditekan

JAWABAN

111.A Dakriosistitis ;Tes(-) ; Anel Kompres Hangat-Antibiotik


Dakriosistitis
Adalah inflamasi sakus lakrimalis

• Obstruksi duktus lakrimalis: primer (idiopatik stenosis) atau


sekunder (trauma, infeksi, neoplasma, dll)
• Akut dan kronik
• Nyeri mendadak, eritem dan edema daerah sakus lakrimalis,
epifora
Dakriosistitis
PENJELASA
N
Pemeriksaan spesifik
Tes Anel
• untuk melihat patensi ductus lakrimalis.
• Cara : memasukkan jarum tumpul ke punctum
lakrimalis ke dalam saccus lakrimalis, kemudian
disemprotkan larutan garam fisiologis (NaCl).
Tes anel positif bila ada rasa asin di tenggorokan.
• Tes anel negatif
• berarti terdapat patensi pada duktus
nasolakrimalis.

Tes Regurgitasi
• ada tidaknya patensi saccus lacrimalis,
• Cara : menekan saccus lacrimalis dan dilihat ada
tidaknya sekret • yang keluar dari saccus tersebut.
Tes ini positif bila terdapat sekret yang
keluar. Tes ini • positif pada Dacriocystitis.
PemBahasan OTaKUKDI

Bedakan dari Dakrioadenitis


PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

Dakriosistitis
Tatalaksana

• Akut:
• Hindari probing dan irigasi pada masa akut/ infeksi aktif,
sangat nyeri
• Antibiotik oral / parenteral
• Aspirasi sakus lakrimalis pada kasus pyocele/mucocele →
kultur kuman

• Kronik:
•Masase
•Operatif
PemBahasan OTaKUKDI

Tatalaksanav

• Pasien dengan keadaan umum baik:


• Cephalexin 500 mg peroral tiap 6 jam,
• alternatif Amoxicillin /clavulanate 500 mg peroral tiap 8
jam
• Pasien KU jelek, demam dan akut dirawat di rumah sakit dengan
penanganan cefazolin 1gr iv tiap 8 jam
• Kompres hangat dan masase di bawah area kantus
• Insisi dan drainase pada kasus abses
• Analgesik bila perlu
PemBahasan OTaKUKDI

KEYWORDS
• 55 tahun
• mata merah beberapa hari ini
• Px Fisik : kelopak mata melipat ke dalam
diikuti dengan arah bulu mata ke arah dalam.
• Riwayat mengalami luka bakar 3 bulan yang
lalu

112.c enTrOPiOn siKaTriKal


PemBahasan OTaKUKDI

Entropion
• Definisi: berputarnya tepi kelopak mata (margo palpebral) ke arah
bola mata (turning inward).
• Kelopak mata bawah → biasanya involusional
• Kelopak mata atas → biasanya sikatrik

Jenis

• Entropion senilis/involusioal → overriding m. orbicularis oculi preseptal ke
tarsal, kekenduran kelopak mata,
• disinsersi retractor kelopak, atrofi lemak kelopak
Entropion sikatrik → kontraktur karena luka bakar,
• cedera sebelumnya, inflamasi, trauma, pembedahan
• Entropion kongenital
• Entropion spastik → erat dengan blefarospasme esensial
PENJELASA
enTrOPiOn N

• Chief complaints : foreign body sensation, redness,


• tearing and discharge
Dry eye syndrome is present in 72.1% patients with
• involutional entropion
Dioagnosis
• Snap test, blink test, eversi kelopak
Komplikasi
kerusakan kornea dan konjungtiva → abrasi, scar, penipisan kornea, corneal,
neovascularization, ulkus kornea hingga perforasi
Tatalaksana
• Non-invasive : taping of the lower lid to the malar eminence botulinum toxin
injections (temporary relief), Artificial tears/lubrikan.
• Definitive → Surgical Repair
PemBahasan OTaKUKDI

A. Simblefaron → adhesi antara konjungtiva


palpebra dan konjungtiva
bulbi
B. Entropion involusional → paling sering terjadi,
namun pada kasus
terdapat riw.luka bakar
(+)
C. Ekstropion → kelopak mata melipat
keluar
D. Distichiasis → bulu mata tumbuh dari
bukaan kelenjar meibom
PemBahasan OTaKUKDI

• usia 60 tahun
• Mata kabur sejak 3 tahun belakangan
• Keluhan tidak disertai mata merah atau nyeri
• Riwayat DM (+) dan HT disangkal
• Visus ODS 6/30, PHTM, COA tenang, lensa keruh
(+) dengan shadow test (+).

113.D KaTaraK ImaTUr Dan glaUKOma FaKOmOrFiK


PemBahasan OTaKUKDI
KaTaraK senilis

• Katarak kongenital → infeksi TORCH (khususnya Rubella)

• Katarak didapat / acquired :


• Katarak traumatik – bentuk kekeruhan lensa stelata / bintang
• Katarak sekunder – kekeruhan kapsul posterior pasca operasi katarak
• Katarak komplikata

– katarak akibat penyakit lain, misalnya diabetes melitus
sering mengakibatkan katarak subkapsular posterior
• Katarak senilis (age-related cataract) – katarak nuklear
• Berdasarkan tingkat maturitasnya dibagi menjadi :

Imatur Matur Hipermatur/


Morgagni
Kekeruhan Sebagian Seluruh Lensa jatuh
Shadow test Positif Negatif Pseudopositif
Visus > 6/60 < 6/60 <6/60
PemBahasan OTaKUKDI

glaUKOma

• Congenital & Developmental Glaucomas


 Primary Congenital Glaucoma
 Developmental Glaucoma

• Primary Adult Glaucima


Primary Open Angle Glaucoma (POAG)
 Primary Angle Closure Glaucoma (PACG)
Primary Mixed Mechanism Glaucoma

• Secondary Glaucoma
Phacogenic Glaucoma, Steroid-induced Glaucoma, Inflamatory Glaucoma
(uveitis), Pigmentary Glaucoma, Neovascular Glaucoma, Exfoliation Syndrome,
Trauma (tergantung etiologi & mekanisme ↑ TIO)
PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

• Lens Induced Glaucoma (Glaukoma Fakogenik) → glaukoma akibat lensa,


bisa berupa sudut terbuka maupun sudut tertutup.

• Glaukoma fakomorfik → glaukoma sekunder sudut tertutup akibat katarak


imatur/lensa intumesen, dislokasi lensa

• Glaukoma fakolitik → glaukoma sekunder sudut terbuka akibat partikel lensa


yang bocor pada katarak hipermatur.

• Glaukoma fakoanafilaktik → akibat reaksi kompleks imun terhadap partikel


lensa akibat operasi katarak
Tatalaksana
 Tatalaksana awal: turunkan TIO, pada glaucoma fakoanafilaktik berikan
steroid untuk mengatasi inflamasi
 Tatalaksana definitif : ekstraksi katarak
PemBahasan OTaKUKDI

A. Katarak Matur dan Dx dan komplikasi kurang


Endoftalmitis tepat

B. Katarak Imatur dan komplikasi kurang tepat


Glaukoma Fakoanafilaktik
C. Katarak matur dan Dx dan komplikasi kurang
Glaukoma fakolitik tepat
D. Katarak Hipermatur dan Dx dan komplikasi kurang
Glaukoma Sekunder tepat
PemBahasan OTaKUKDI

• 47 tahun
• Penglihatan seperti melihat menggunakan kacamata kuda sejak 1
tahun belakangan
• VODS 6/9 dengan penglihatan temporal, superior dan inferior
menyempit
• Dengan palpasi didapatkan TIO ODS +1/+1

114.B PerimeTri
PemBahasan OTaKUKDI

Klasifikasi Glaukoma
• Congenital & Developmental Glaucomas
 Primary Congenital Glaucoma
 Developmental Glaucoma
• Primary Adult Glaucomas
 Primary Open Angle Glaucoma (POAG) → sudut terbuka
Biasanya KRONIK
 Primary Angle Closure Glaucoma (PACG) → sudut tertutup
Biasanya AKUT
Primary Mixed Mechanism Glaucoma
• Secondary Glaucoma
Phacogenic Glaucoma, Steroid-induced Glaucoma, Inflamatory
Glaucoma (uveitis), Pigmentary Glaucoma, Neovascular Glaucoma,
Exfoliation Syndrome, Trauma (tergantung etiologi & mekanisme ↑ TIO)
PemBahasan OTaKUKDI
PENJELASA PemBahasan OTaKUKDI
N

Primary Open Angle Glaucoma (POAG) → Glaukoma Kronik


• TIO ↑↑↑ (> 21 mmHg) bersifat progresif lambat dengan sudut
iridocornealis terbuka (COA dalam)
• Terdapat cupping diskus optikus dan defek lapang pandang yang
progresif kronik berupa Tunnel Vision → pencuri penglihatan

•Pemeriksaan
Pemeriksaan :
• Tonometri, Gonioskopi,
Perimetri, Oftalmoskopi direk dan indirek
• Tanda
Tanda :
• perubahan fundus dan diskus optikus → CDR > 0,4, Bayonet Sign,
Nasalisasi
PemBahasan OTaKUKDI

• Glaukoma Akut: kegawatan!


Segera turunkan TIO dengan
Asetazolamid 500 mg. Lanjutkan
dengan rujuk ke spesialis mata untuk
terapi definitif.
• Glaukoma Kronik: glaukoma sudut
terbuka, visus turun perlahan, lapang
pandang sempit, tunnel vision,
PF: mata tenang, TIO normal/ agak
tinggi, funduskopi tampak hilangnya
cup/ disc ratio (“menggaung”).
PemBahasan OTaKUKDI

Tunnel Vision → Cek PERIMETRI

• Khas dari glaukoma kronik →


PROGREVISITAS penyakit dapat
terlihat dari evolusi defek lapang
pandang
• Diawali dari Nasal Step – Arcuate
– Tunnel Vision
PemBahasan OTaKUKDI

PerimeTri
PemBahasan OTaKUKDI

gOlOngan OBaT UnTUK menUrUnKan TIO


PemBahasan OTaKUKDI

Regimen Terapi
KELOMPOK OBAT REGIMEN MEKANISME AKSI
PROSTAGLANDIN • Latanoprost 0,005% Meningkatkan uveoscleral outflow
ANALOGUE • Bimatoprost 0,03%

BETA BLOCKER • Timolol maleat 0,25-0,5% Menurunkan sekresi humor


• Betaxolol 0,25% aquoeus melalui stimulasi
• Carteolol 1% reseptor beta di prosesus
siliaris
CARBONIC ANHIDRASE Acetazolamide 250mg Menurunkan produksi humor
INHIBITOR Dorzolamide 2% aquoeus melalui inhibisi enzim
carbonic anhydrase
PARASYMPATHOMIMETIC Pilocarpine 1/2/4% Meningkatkan outflow →
DRUGS membuka trabecular meshwork
( ko n t ra k s i M . Lo n g i t u d i n a l i s
corpus siliaris
SYMPATHOMIMETIC DRUGS Brimonidine 2% Menurunkan sekresi dan
Apraclonidine 0,5-1% meningkatkan outflow humor
aqueous melalui stimulasi
reseptor alfa dan beta
PemBahasan OTaKUKDI
TATALAKSANA

Terapi Laser/ Surgical


Jika medikamentosa tidak berhasil/refrakter
• Laser Treatment
• Laser Trabeculoplasty
• Laser Iridotomy
• Laser Iridoplasty
• Laser ciliary body abiation
• Surgical
• Iridectomy
• Trabeculectomy → drainage surgery → terbentuk bleb
PemBahasan OTaKUKDI

A. USG bola mata → untuk melihat bagian


belakang mata
B. Gonioscopy → untuk melihat sudut
iridocornealis
C. Funduscopy untuk melihat bagian
posterior mata
D. Slit-Lamp → menilai bagian anterior
dari bola mata serta COA
PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

• 54 tahun
• Keluhan pandangan kabur sejak 6 bulan
belakangan
• tidak ada mata meraaah maupun berair, sering
melihat kotoran hitam melayang-layang pada
pandangannya
• riwayat DM sejal 10 tahun yang lalu dan tidak
ruuuutin kontrol dan berobat.
• mikroaneurism, cotton wool spot (+), hard
exudate (+) dan flame hemorrhage (+)

115.B reTinOPaTi Dm PrePrOliFeraTiF


PemBahasan OTaKUKDI
PENJELASA
N
PemBahasan OTaKUKDI

reTinOPaTi DiaBeTiKUm
tanda dan gejala Pemeriksaan
• Melihat titik atau floaters
• Tajam penglihatan
• Penurunan tajam
• Funduskopi dalam keadaan
penglihatan
pupil dilatasi: direk/indirek
• Terdapat titik hitam di tengah lapang • Foto Fundus USG
pandang
• bila ada
• Sulit melihat dalam gelap
perdarahan vitreus
• Pada pemeriksaan funduskopi: cotton
wool spot, flame hemorrhages, dot- MATA TENANG, VISUS TURUN
blot hemorrhages, hard exudates PERLAHAN
PemBahasan OTaKUKDI

Stadium RD
Stadium Hasil oftalmoskopi
Nonproliferatif Mikroaneurisma, pendarahan intraretina (dot &
blot hemorrhage; flame hemorrhage), cotton
wool spot (soft exudate)
Preproliferatif Nonproliferatif + soft & hard exudate

Proliferatif stadium dini Neovaskularisasi (HALLMARK)

Proliferatif Proliferatif stadium dini + pendarahan viterus


stadium lanjut
PemBahasan OTaKUKDI
TATALAKSANA

• Cegah progresivitas penyakit, terutama kontrol


diabetes dan faktor risiko lainnya
• Fotokoagulasi laser
• Injeksi intraviteral antiVEGF
• StemCell (masih dalam penelitian)
PemBahasan OTaKUKDI

A. Retinopati DM non tidak ada hard exudate


proliferative →
B. Retinopati DM proliferatif neovaskularisasi (+)
stadium dini →
C. Retinopati DM proliferatif neovaskularisasi (+) dan
stadium lanjut → vitreous bleeding
D. Retinopati Hipertensi → cooper/silver wire +, A/V
nicking-crossing
PemBahasan OTaKUKDI

• Seorang dokter ingin melakukan penelitian terkait


lama pemberian ASI dengan kejadian
• asma pada anak > 2 tahun.
• Kriteria lama pemberian ASI dibagi menjadi ASI
ekslusif dan nonekslusif.
• Dokter pergi menelusuri buku KIA dan rekam medis
untuk mencari 500 data terkait lama pemberian ASI,
kemudian melihat ada tidaknya kasus asma pada anak
tersebut saat ini.

116.B cOhOrT reTrOsPecTive


PemBahasan OTaKUKDI

Desain Penelitian Case report

Case series

Observasional Cross
sectional
Desain
Penelitian Case control

Eksperimental: Cohort
ada perlakuan

DESKRIPTIF: ANALITIK:
tidak ada ada
pembanding pembanding
PemBahasan OTaKUKDI

KOHORT KASUS POTONG


KONTROL / LINTANG /
•2 Jenis: Case Control Cross Sectional
• prospective cohort •retrospektif • deskriptif, sewaktu
• retrospective/histo •dapat • hubungan
rical cohort melihat asosiasi → tidak
•subjek diikuti untuk kausalitas kausalitas
periode tertentu • umum • cepat dan murah
• sangat baik digunakan •Menghitung
menilai kausalitas pada kasus RELATIF RISK
• relatif lama dan langka (RR)
mahal •menghitung
•menghitung relatif risk odds ratio (or)
(rr)
PemBahasan OTaKUKDI

Kohort Prospektif

RISIKO +

RISIKO - PENYAKIT +

SEKARANG PENYAKIT -

• Dinilai faktor risiko sekarang


• Apakah ada penyakit/tidak di masa yang
akan datang
• Menggunakan parameter risiko relatif (RR)
PemBahasan OTaKUKDI

Kohort Retrospektif

• Modifikasi dari desain kohort prospektif


• Mengetahui hubungan faktor resiko dengan outcome berdasarkan perjalanan waktu.
Dimulai dari identifikasi faktor resiko (var.independent)
• Seluruh kejadiannya di masa lalu (retro)
PemBahasan OTaKUKDI
Cohort retro ≠ case control

• Case Control : Penelitian mengenai hubungan kejadian Glioblastoma


dengan penggunaan telepon genggam
(Start : Kasus Glioblastoma → ditelusuri paparan telepon genggam)
A r a h p e n e l i t i a n n y a m u n d u r
melihat ke masa lampau

• Cohort Retro : Penelitian mengenai hubungan konsumsi pil KB dengan


kejadian Mioma Uteri
(Start : Faktor Resiko dengan melihat Penggunaan Pil KB yang tercatat
pada Rekam Medis → diikuti → apakah terjadi Mioma Uteri atau tidak?)
Arah penelitiannya maju tetapi
dimulai dengan menelusuri data
di masa lampau
PemBahasan OTaKUKDI

A. Case control → dimulai dari kasus terlebih


dahulu
B. Cross sectional → hanya asosiasi, tidak
kausalitas
C. Cohort prospective → dinilai faktor risiko
sekarang → diikuti apakah
ada penyakit/tidak di
masa yang akan datang
D. Randomized control trial eksperimental : ada
→ randomisasi dan blinding
PemBahasan OTaKUKDI

117. e aUTOnOmy - nOn-maleFicence

• usia 40 tahun terdiagnosis dengan kanker rahim


stadium lanjut.
• Pasien merasa benar-benar tidak lagi bersemangat untuk
berjuang dan bertahan hidup.
• Kemudian pasien meminta dokter untuk melakukan
tindakan euthanasia karena pasien tahu bahwa hidupnya
tidak akan lama lagi dan pasien tidak tahan menjalani
penderitaan ini.
PemBahasan OTaKUKDI
Kaidah Dasar Bioetik
Beuchamp & Childress (2001)

Beneficence

• Dokter mengupayakan yang ‘terbaik’ untuk pasien.


• Sering dalam kondisi dokter memiliki banyak waktu dan
banyak pilihan untuk memilih yang terbaik.
• Contoh: memberikan obat generic, menyempatkan edukasi ke pasien,
membuat rujukan yang dianggap perlu

Non-maleficence

• First do no harm.
• Sering dalam keadaan CITO.
• Dokter harus memberikan yang terbaik diantara yang buruk.
• Contoh: menolak aborsi tanpa indikasi medis
PemBahasan OTaKUKDI

Autonomi
• Dokter menghormati hak/ keputusan pasien (yang
kompeten).
• Contoh: menjaga rahasia medis pasien, melakukan
informed consent

Justice
• Dokter memegang prinsip sama rata.
• Menghormati hak masyarakat/ kepentingan bersama.
• Prinsip keadilan.
• Contoh: dokter memberikan pelayanan medis yang sama
dengan pasien yang berbeda suku maupun agama.
PemBahasan OTaKUKDI

KEYWORDS
• Dokter ingin meneliti hubungan antara paparan
pestisida dengan kejadian keguguran pada ibu hamil.
• Dari 300 ibu hamil yang keguguran, 150
diantaranya terpapar pestisida.
• Dan dari 200 ibu hamil yang tidak keguguran, 150
tidak terpapar pestisida.

118. D 3
PemBahasan OTaKUKDI

Desain Penelitian Case report

Case series

Observasional Cross
sectional
Desain
Penelitian Case control

Eksperimental: Cohort
ada perlakuan

DESKRIPTIF: ANALITIK:
tidak ada ada
pembanding pembanding
PemBahasan OTaKUKDI

KOHORT KASUS POTONG


KONTROL / LINTANG /
•2 Jenis: Case Control Cross Sectional
• prospective cohort •retrospektif • deskriptif, sewaktu
• retrospective/histo •dapat • hubungan
rical cohort melihat asosiasi → tidak
•subjek diikuti untuk kausalitas kausalitas
periode tertentu • umum • cepat dan murah
• sangat baik digunakan •Menghitung
menilai kausalitas pada kasus RELATIF RISK
• relatif lama dan langka (RR)
mahal •menghitung
•menghitung relatif risk odds ratio (or)
(rr)
PemBahasan OTaKUKDI

• Mengetahui hubungan antara paparan pestisida (faktor


resiko) dengan kejadian keguguran pada ibu hamil →
Observasional ANALITIK, bisa kohort, potong lintang, atau
case-control
• Dokter meneliti pasien yang keguguran dibandingkan
dengan yang tidak keguguran, lalu cari faktor resikonya
(mulai dari kasus) →CASE CONTROL
• Case Control → dinilai berpenyakit/tidak berpenyakit
sekarang - apakah ada faktor risiko di masa lalu
PemBahasan OTaKUKDI

Case Control → Odds Ratio (OR)

PENYAKIT
FAKTOR
RESIKO

KEGUGURAN TIDAK
KEGUGURAN
TERPAPAR
PEPTISDA
150 50
TIDAK TERPAPAR
PESTISIDA 150 150
PemBahasan OTaKUKDI

Interpretasi Odds Ratio


150 × 150
OR = =3
50 × 150

• OR > 1 : Increased frequency of exposure among cases


• OR = 1 : No change in frequency of exposure
• OR < 1 : Decreased frequency of exposure
PemBahasan OTaKUKDI

• dr.Victor → penelitian mengenai hubungan status dehidrasi


pada balita dengan usia balita.
• Variabel tergantungnya merupakan status dehidrasi yang
dikelompokkan kedalam tingkatan ringan, sedang, dan
berat → ordinal
• Variabel bebas adalah usia balita → numerik

119. B KOrelasi sPearman


PemBahasan OTaKUKDI

Riset
Uji Hipotesis : prosedur statistika utk menunjukkan kesahihan suatu hipotesisva

TENTUKAN :

• Komparatif
• Membandingkan (“to compare”) apakah terdapat perbedaan hasil
variabel tergantung dengan variabel bebas?

Atau

• Korelatif
• Apakah terdapat korelasi antara variabel bebas dengan variabel
tergantung?
PemBahasan OTaKUKDI

Variabel Penelitian
• Variabel Bebas/Independen → variable yang dianggap
menentukan variable tergantung
• Variabel Tergantung/Dependen → variable yang nilainya
merupakan hasil dari penelitian (outcome)
ü Berpasangan jika:
•Data berasal dari individu yang sama; atau
•Dilakukan proses matching
ü Lainnya: tidak berpasangan
PemBahasan OTaKUKDI

Skala Pengukuran
• NUMERIK (NU-R-I)
• Rasio: tidak bisa nilai minus
• BB, TB, TD dalam mmHg, Kolesterol dalam mg/dl
• Interval: bisa nilai minus, tidak punya nilai 0 mutlak
• Suhu (derajat Celcius)
• KATEGORIK (KA-N-O)
• Nominal: sederajat
• Gender, sembuh-tidak sembuh, golongan darah
• Ordinal: bertingkat
• Baik-sedang-buruk, stadium penyakit, kadar kolesterol
dalam normal-tinggi-sangat tinggi
PemBahasan OTaKUKDI

• Melihat hubungan → analisis korelatif


• Variabel bebas → usia balita → numerik
• Variabel tergantung → status dehidrasi dalam tingkatan → ordinal

• Uji korelatif + Numerik-Ordinal =


PemBahasan OTaKUKDI

REVIEW : UJI HIPOTESIS - KOMPARATIF


Variabel tergantung
Jumlah variabel bebas Jenis variabel Tidak Berpasangan
tergantung berpasangan

2 Nominal Chi square McNemar


kelompok Ordinal Mann Wilcoxon
Whitney
Variabel Numerik T-Unpair T-pair
bebas :
>2 Nominal Chi square Cochran
kategorik kelompok
Ordinal Kruskal- Friedman
wallis
Numerik ANOVA Related-
ANOVA
PemBahasan OTaKUKDI

• Dokter ingin melihat tanggapan masyarakat terhadap program


pelayanan puskesmas keliling di suatu desa.
• Dokter berencana untuk mewawancara dan menentukkan
subjek penelitian dengan pertimbangan tertentu agar data
yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif.

120.D PUrPOsive samPling


PemBahasan OTaKUKDI

Metode Sampling
Probability – berdasarkan peluang
• Simple Random
• Systematic Random
• Stratified Random
• Cluster Random
• Multistage Random
Non Probabel – tidak berdasarkan peluang
• Convenient / Accidental
• Consecutive
• Purposive
• Snowball
PemBahasan OTaKUKDI

Non Probability Sampling


• Convenient / Accidental= memilih siapa yang
“kebetulan” ada
• Consecutive = setiap yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi langsung
dijadikan sampel
• Purposive = berdasarkan keputusan peneliti
semata (umumnya untuk uji kualitatif)
• Snowball = satu subjek merekrut subjek
yang lain → kasus langka
PemBahasan OTaKUKDI

Random Sampling
• A part of the sampling technique in which each
sample has an equal probability of being
chosen
• Jika elemen populasinya ada 50 dan yang
akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap
elemen tersebut mempunyai kemungkinan
25/50 untuk bisa dipilih menjadi sampel.
• Mengambil sampel secara acak dari “sampling
frame” (daftar yang berisikan setiap elemen
populasi yang bisa diambil sebagai sampel)
• Make sure : sample chosen randomly →
unbiased representation of the total
population
PemBahasan OTaKUKDI

Probability Sampling
PemBahasan OTaKUKDI

A. Simple random Sampling acak sederhana : untuk populasi


homogen
B. Stratified random dikelompokkan, sesuai
Sampling persentase : untuk populasi
heterogen
C. Cluster random Sampling terbagi menjadi cluster dan
dipilih cluster secara acak
D. Consecutive Sampling menggunakan kriteria, jika
memenuhi maka dijadikan subjek
penelitian
PemBahasan OTaKUKDI

KEYWORDS
• penelitian terhadap 1000 pasien suspek
Thypoid Fever → 800 diantaranya
mempunyai hasil Tubex + (gold standard)
• Alat uji diagnostik baru, didapatkan temuan
400 hasil positif pada kelompok Tubex +.
• Pa d a s u b j e k de n g a n Tubex - , a l at b a r u
memberikan hasil positif sebesar 150
subjek.

121.B 50% Dan 25%


PemBahasan OTaKUKDI
PENJELASA
N
Karakteristik Uji Diagnostik
• Sensitivitas :
• If a person has a disease, how often will the test be
positive (true positive rate)?
• Tes dengan sensitivitas tinggi → bila hasilnya (-) , hampir
dapat dipastikan orang tersebut benar-benar tidak
mempunyai penyakit tsb (cocok untuk screening)
• Spesivisitas :
• If a person does not have the disease how often will the test
be negative (true negative rate)?
• Tes dengan spesifisitas tinggi → bila hasilnya (+), hampir
dapat dipastikan orang tersebut benar-benar memiliki
penyakit tsb (cocok untuk penegakan Dx)
PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

Kurva ROC / Receiver Operating Characteristic


→ hubungan antara uji sensitivitas dan spesifisitas

• Hasil uji tersebut akan



semakin baik apabila luas
area dibawah kurva (Area
Under Curve) semakin besar

• Hasil uji akan jelek apabila


kurva yang dihasilkan
mendekati garis baseline
ataugaris yang melintang
dari titik 0,0.
PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI
Penjelasan soal

GOLD GOLD
STANDAR STANDAR
(Tubex +) (Tubex -)
A
UJI BARU (+) 400 (A) 150 (B) PPV = A+B
UJI BARU (-) 400 (C) 50 (D)
D
Total 800 200 NPV= C+D

444 SENSITIVITAS SPESIFISITAS 55


x 100% = 25% A D x 100% = 25%
884
4
A+C B+ D
PemBahasan OTaKUKDI
KEYWORD
S

122.B merOKOK-OrDinal
• Dokter ingin meneliti hubungan merokok dengan
kejadian hipertensi pada seluruh pegawai PT.CBS.
• Variabel merokok dikategorikan menjadi merokok rendah,
sedang dan tinggi.
• Variabel kejadian hipertensi dibagi menjadi ya dan tidak
PemBahasan OTaKUKDI

Variabel Penelitian
• Variabel Bebas/Independen → variable yang dianggap
menentukan variable tergantung
• Variabel Tergantung/Dependen → variable yang nilainya
merupakan hasil dari penelitian (outcome)
ü Berpasangan jika:
•Data berasal dari individu yang sama; atau
•Dilakukan proses matching
ü Lainnya: tidak berpasangan
PemBahasan OTaKUKDI

Skala Pengukuran
• NUMERIK (NU-R-I)
• Rasio: tidak bisa nilai minus
• BB, TB, TD dalam mmHg, Kolesterol dalam mg/dl
• Interval: bisa nilai minus, tidak punya nilai 0 mutlak
• Suhu (derajat Celcius)
• KATEGORIK (KA-N-O)
• Nominal: sederajat
• Gender, sembuh-tidak sembuh, golongan darah
• Ordinal: bertingkat
• Baik-sedang-buruk, stadium penyakit, kadar kolesterol
dalam normal-tinggi-sangat tinggi
PemBahasan OTaKUKDI

• Sepasang suami istri datang ke klinik untuk


melakukan pemeriksaan.
• dokter mendiagnosis suami menderita
gonorrhea.

Apa yang sebaiknya dilakukan sebagai dokter?

123. E
menjelaskan tentang penyakit tersebut kepada pasien dan
mengedukasinya untuk menjelaskan kepada istri terkait resiko
penularan penyakit tersebut
PemBahasan OTaKUKDI

AUTONOMY
• Self-rule with no control, under influence/interference from
other → pasien berhak menolak/memilih pengobatan
(membuat keputusan)
• Dokter menghormati hak/ keputusan pasien (yang kompeten) →
menjaga rahasia medis pasien, melakukan informed consent
PemBahasan OTaKUKDI
PENJELASA
N
Kode Etik Kedokteran: Kewajiban Dokter

• Pasal 12
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan setelah pasien itu
meninggal dunia
• Pasal 322 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP)
Seorang dokter yang membuka rahasia tentang pasiennya tidak
dengan sendirinya akan dituntut di muka pengadilan, melainkan
hanya sesudah terhadapnya diadakan pengaduan oleh pasien
yang bersangkutan
• Keadaan khusus:
Dokter dipanggil sebagai saksi/ahli/saksi ahli → harus
memberikan keterangan tentang seseorang (umpamanya
terdakwa) yang sebelum itu pernah menjadi pasiennya
PemBahasan OTaKUKDI

ANALISIS SOAL
üS u a m i i s t r i d a t a n g k e k l i n i k u n t u k m e l a k u k a n
pemeriksaan
üS u a m i m e n d e r i t a g o n o r r h e a → u t a m a k a n p a t i e n t
confidentiality → rahasia medis ini hanya berhak diketahui
oleh pasien
üDokter menjalankan perannya dengan memberikan edukasi
bahwa penting untuk menginformasikan kepada istri pasien
terkait kemungkinan penularan (istri juga perlu diperiksa)
→ Minta pasien untuk bicara sendiri kepada istri atau
informed consent untuk konseling bersama dengan dokter
jika suami mengizinkan.
PemBahasan OTaKUKDI

• Wanita, 30 tahun datang ke praktek dokter.


• Sebelum memberi obat, dokter menanyakan
riwayat alergi pasien dan disangkal pasien.
• Dokter memberikan obat antibiotik dan
penurun demam.
• Pasien kembali datang karena kulit kemerahan dan
bengkak pada wajah.

124.a UnFOrseeaBle
PemBahasan OTaKUKDI

Kejadian Tidak Diharapkan (Adverse Event)


Definition
• “An injury that was caused by medical management (rather
than the underlying disease) and that prolonged the
hospitalization, produced a disability at the time of discharge,
or both.“
• “Unintended physical injury resulting from or contributed to
by medical care (including the absence of indicated medical
treatment), that requires additional monitoring, treatment,
or hospitalization, or that results in death."
PemBahasan OTaKUKDI

Tipe Adverse Event

Non-Error Error → undesirable outcome


• Unforeseeable Risk → tidak • Active Error
dapat diduga, dokter sudah • intentional (kesengajaan)
menanyakan riw. alergi namun • Negligence (kelalaian)
tetap terjadi reaksi • Lack of skill
• anafilatik • Malfeasance
Acceptable Risk → merupakan
efek wajar dan dapat diduga Latent Error
• dari suatu • Near Miss (Kejadian Nyaris
tindakan/pengobatan : disuntik Cedera)
pasti nyeri, konsumsi • Mismanagement
Rifampicin membuat pipis jadi
berwarna merah Complication
→ perjalanan dari penyakit
PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

Kejadian Sentinel

Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi (mis.
amputasi pada kaki yg salah, dsb)
Rumah sakit menetapkan definisi operasional dari kejadian sentinel yang meliputi :

• Kematian yang tidak diduga dan tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien
atau kondisi yang mendasari penyakitnya
• Kehilangan fungsi yang tidak terkait dengan perjalanan penyakit

• pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya


• Salah tempat, salah prosedur, salah pasien bedah
Bayi yang diculik atau bayi yang diserahkan kepada orang yang
• bukan orang tuanya
Retensi benda asing yang tidak disengaja setelah tindakan
• invasive termasuk pembedahan
Kematian bayi cukup bulan yang tidak terantisipasi
PemBahasan OTaKUKDI

A. Near-Miss kejadian nyaris cedera (bisa terjadi dengan hampir


dilakukannya suatu tindakan yang dapat
membahayakan tetapi dibatalkan/dicegah disaat
terakhir sebelum dilakukannya tindakan tsb.)
B. Malpractice istilah umum untuk kasus error
C. Acceptable resiko yang dapat diterima (di suntik memang
akan menimbulkan sedikit rasa nyeri seperti digigit
semut)
D. Malfeasance an affirmative act that is illegal or wrongful.
Bedakan dari :
• Misfeasance --an act that isn’t illegal but is
improperly performed
• Nonfeasance -- a failure to act that results in
injury
PemBahasan OTaKUKDI

• Seorang dokter umum ketahuan membuat situs


dan memasang iklan di web mengenai promosi
obat penggugur kehamilan.
• Sejauh ini sudah ada 2 laporan kasus terkait efek
samping dari obat tersebut.

125.D PIDana Dan eTIK KeDOKTeran


PemBahasan OTaKUKDI
KODEKI 2012
 Penjelasan dan Cakupan Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi
oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009


TENTANG KESEHATAN

 Pasal 75
• (1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
• (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan
berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik
yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit
genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat
diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan;
atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan
trauma psikologis bagi korban perkosaan.
PemBahasan OTaKUKDI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009


TENTANG KESEHATAN

 Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat
dilakukan:
• a. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari
hari pertama haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan
medis;
• b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan
kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh
menteri;
• c. dengan persetujuan ibu hamil yang
bersangkutan;
• d. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
• e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang
ditetapkan oleh Menteri.
PemBahasan OTaKUKDI

TERKAIT PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG KESEHATAN


PENJELASAN
• Pasal 194
• Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak
sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75
ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
• Pasal 196
• Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau
mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang
tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat
atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
98 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

A. Etik kedokteran tidak hanya etika kedokteran tetapi juga pidana


B. Pidana tidak hanya pidana tetapi juga etika kedokteran
C. Perdata tidak berkaitan dengan asset/harta
D. Administrasi tidak sesuai kasus soal
PemBahasan OTaKUKDI

• Pria berusia 25 tahun


– Kejang berulang sejak 1 bulan yang lalu
• Awalnya lengan dan tungkai kaki kiri
kelojotan,kemudian menyebarkelengan dan tungkai
kanan.
• Setelah kejang pasien bengong dan tertidur.
– Nyeri kepala, penurunan berat badan
• Pemeriksaan fisik dan neurologis normal

• Diagnosis?

126. D Kejang UmUm seKUnDer


PemBahasan OTaKUKDI

ePilePsi
Kelainan pada otak yang menyebabkan kecenderunganuntuk
terjadi bangkitan kejang.

Pemeriksaan penunjang
• EEG
PemBahasan OTaKUKDI

Jenis-jenis Kejang

Kejang fokal/parsial Kejang umum/generalized

– Sederhana: kesadaran tidak – Absans/petitmal :pasien menjadi


terganggu, bengong, dapat disertai automatisme
– Kompleks: kesadaran – Mioklonik : gerakan motorik singkat,
terganggu, pasien tidak ingat jerking,<1detik
saat kejang – Klonik: pergerakan motorik -ritmik
– Umum-sekunder: awalnya – Tonik : tonus otot meningkat, tubuh jadi
kejang fokal kompleks, lalu kaku
menjadi Kejang umum tonik-
– Tonik-klonik: campuran tonik dan klonik
klonik
– Atonik: tonus otot hilang,tiba-tiba jatuh
PemBahasan OTaKUKDI

sTaTUs ePilePTiKUs
kejang yang berlangsung lebih dari 30 menit atau

>2 kejang berturut-turut tanpa pulihnya kesadaran diantara kejang


yangberlangsungl ebih dari 30 menit.

Umumnya berupa kejang tonik-klonik


perlu didapatkan riwayat epilepsi dan pengobatan.

Pada pasien status tanpa riwayat epilepsi, terdapat beberapa kondisi


pemicu,misalnya cedera kepala, infeksi, neoplasma, dan beberapa
penyakit saraf lainnya yang dapat mencetuskan kejang.
Untuk neonatus
Lini Pertamanya : fenobarbital

Tatalaksana
kejang pada dewasa
PemBahasan OTaKUKDI

• 70 th
• Benjolan di lipat paha
• Mual, muntah, perut kembung
• Benjolan tidak teraba lewat skrotum

Diagnosis yang tepat adalah??

127. D hernia ingUinalis DireKinKarseraTa


PemBahasan OTaKUKDI

hernia ingUinalis DireKinKarseraTa


Klasifikasi Kondisi

• Reponibilis : bisa dimasukkan

• Ireponibilis : tidak bisa dimasukkan

• Inkarserata : terjadi obstruksi (muntah, konstipasi), tanda


nyeri belum ada

• Strangulata : terjadi iskemia (nyeri)


PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

hernia ingUinalis DireKinKarseraTa


PF Penunjang
Masukkan jari dari skrotum ke Tidak rutin dilakukan,
arah kanalis inguinalis. Bila kecuali ada komplikasi atau
hernia menyentuh ujung jari, untuk menyingkirkan
maka hernia tersebut adalah diagnosis banding.
indirek. Bila hernia menyentuh
sisi jari, maka hernia tersebut Tatalaksana
adalah hernia direk.
• Reduksi manual kalau belum
Hernia skrotalis sudah pasti strangulata
merupakan hernia inguinalis • Operasi elektif (reponibilis
lateralis, tidak perlu dan ireponibilis)
pemeriksaan di atas.
• Operasi cito (inkarserata dan
Hernia femoralis teraba di
strangulata)
bawah ligamentum inguinal.
PemBahasan OTaKUKDI

HIM vs HIL, direk vs indirek


Hubungan Dibungkus Onset
Tipe Deskripsi dengan vasa oleh fascia biasanya pada
epigastrica spermatica waktu
inferior interna
Penojolan melewati
cincin inguinal,
Hernia ingunalis biasanya merupakan
lateralis / Hernia kegagalan penutupan Lateral Ya Anak
inguinalis indirek prosesus vaginalis
setelah penurunan
testis
Hernia inguinalis Keluarnya langsung
medialis / Hernia menembus fascia Medial Tidak Dewasa
inguinalis direk dinding abdomen lewat
trigonum Hesselbach
PemBahasan OTaKUKDI

jalUr TUrUnnya Beragam hernia


• Hernia inguinalis direk/medialis
• Medial dari vasa epigastrica inferior
• lewat Hesselbach triangle
• Biasanya pada dewasa (daerah
locusminoris)

• Hernia inguinalis indirek/laterallis


• Lateral dari vasa epigastrica inferior
• lewat kanalis inguinalis
• Biasanya pada anak (karena prosesus
vaginalis gagal menutup)

• Hernia femoralis
• lewat kanalis femoralis
PemBahasan OTaKUKDI

Tatalaksana
Definitif: pembedahan

Herniotomi membuka dan melepaskan kantung hernia

Herniografi memperbaiki dinding posterior kanalis inguinalis

Hernioplasti memperbaiki dengan menggunakan MESH


PemBahasan OTaKUKDI

Tatalaksana
PemBahasan OTaKUKDI

• Nyeri belakang telinga, merah, nyeri tekan, fluktuasi (-)


• Riwayat sering batuk pilek
• Liang telinga penuh sekret

Apa diagnosa pasien?

128.c masTOiDiTis
PemBahasan OTaKUKDI

masTOiDiTis

• Komplikasi dari OMA/OMSK


• Nyeri belakang telinga, tanda radang(+),
daun telinga terdorong keluar.
• Diagnosis : CT/ Schuller
PemBahasan OTaKUKDI

• Lateral: menilai sinus sphenoid


• Schuller: menilai mastoid, kanalis akustikus eksternus, TMJ
PemBahasan OTaKUKDI

Komplikasi Mastoiditis
• Posterior extension to the sigmoid sinus (causing
thrombosis)

• Posterior extension to the occipital bone to create an osteomyelitis of calvaria


or a Citelli abscess
• Superior extension to the posterior cranial fossa,
subdural space, and meninges
• Anterior extension to the zygomatic root
• Lateral extension to form a subperiosteal abscess
• Inferior extension to form a Bezold abscess
• Medial extension to the petrous apex

• Intratemporal involvement of the facial nerve and/or labyrinth


PemBahasan OTaKUKDI

• Laki-laki, 55 tahun
• berjalan lambat beberapa bulan
• Tremor halus di tangan kanan
• Cogwheel phenomen
• Ketika berjalan: lambat, posisi badan condong ke depan

Kemungkinan diagnosis pada pasien


ini adalah?

129.c ParKinsOn
PemBahasan OTaKUKDI

Gejala Ekstrapiramidal Utama


• Pseudoparkinsonisme: tremor, rigiditas, bradikinesia, akinesia,
hipersalivasi, muka topeng, jalan diseret
– Gejala = parkinson, tetapi penyebabnya karena efek
ekstrapiramidal yang menyebabkan berkurangnya dopamin
relatif di substansia nigra
– Ingat gejala parkinson → TRAP (Tremor, rigidity,
akinesia/bradikinesia, postural reflex loss)
• Akathisia: perasaan gelisah yang menyebabkan pasien tidak bisa diam
• Distonia: kontraksi spastis otot (bisa terjadi di mata, leher, punggung,
dan lain-lain)
• Diskinesia tardif: gangguan gerakan involunter (mioklonus, tik, korea,
dll.)
PemBahasan OTaKUKDI

– Wanita 22 tahun, nyeri saat BAK sejak 2 hari lalu


disertai rasa panas pada alat kelamin. Frekuensi BAK
meningkat.

– Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan


leukosit 6/lpb, piuria (+), bakteriuria (+).

Bakteri penyebab yang tersering adalah...

130. c. e. cOli
PemBahasan OTaKUKDI

InFeKsi salUran Kemih (IsK)

• ISK terbagi menjadi ISK atas (pielonefritis , prostatitis) dan


ISK bawah (uretritis, sistitis)

• Kuman penyebab tersering : Escerichia coli(+/85%),


sisanya Klebsiella, proteus, enterobacter,
citrobacter staphlococcus saprophyticus,
enterococcus
PemBahasan OTaKUKDI
Diagnosis
– sangat bervariasi dan sering tidak khas
– demam, berat badan sukar naik, atau anoreksia
– disuria, poliuria, nyeri perut/ pinggang, mengompol, polakisuria,
– urin yang berbau menyengat
– nyeri ketok sudut kosto-vertebral, nyeri supra simfisis
– kelainan pada genitalia eksterna (fimosis, sinekia vulva, hipospadia,
epispadia)

Pemeriksaan penunjang
– Urinalisis: proteinuria, leukosituria, (leukosit > 5/LPB),
hematuria (eritrosit > 5/LPB).
Diagnosis pasti dengan ditemukannya bakteriuria bermakna
pada biakan urin.
Pemeriksaan penunjang lain dilakukan untuk mencari faktor risiko.
PemBahasan OTaKUKDI
Tatalaksana ISK pada anak
Medikamentosa : Sebelum ada hasil biakan urin dan uji
kepekaan, antibiotik diberikan secara empirik selama 7-10
hari untuk eradikasi infeksi akut. Berikan pengobatan rawat jalan, kecuali:
- Jika terjadi demam tinggi dan gangguan sistemik (seperti memuntahkan
semuanya atau tidak bisa minum atau menyusu), atau
- Terdapat tanda pielonefritis (nyeri pinggang atau bengkak), atau
- Pada bayi muda.
• Berikan kotrimoksazol oral (24 mg/kgBB setiap 12 jam) selama 5 hari.
Sebagai alternatif dapat diberikan ampisilin, amoksisilin dan sefaleksin.
• Jika respons klinis kurang baik atau kondisi anak
memburuk, berikan
• gentamisin (7.5 mg/kg IV sekali sehari) ditambah ampisilin (50 mg/kg
IV setiap 6 jam) atau sefalosporin generasi ke-3 parenteral.
• Pertimbangkan komplikasi seperti pielonefritis atau sepsis.
PemBahasan OTaKUKDI

• Anak 11 tahun
• Mengeluh pandangan kabur
• Diberi kacamata S-2.00D semakin pusing
• Dokter mencurigai kelainan kecekungan korne

Apa pemeriksaan selanjutnya?

131.a KeraTOmeTri
PemBahasan OTaKUKDI

• Anak 11 tahun baru mengeluh pandangan kabur dengan


PF mata normal → curiga gangguan refraksi
• Saat menggunakan kacamata S-2.00D → keluhan sempat
membaik
• Kemudian muncul keluhan pusing
• Diagnosa mengarah ke gangguan akomodasi astigmatisme
PemBahasan OTaKUKDI

PaTOFisiOlOgi asTigmaTisma

• Kelainan bentuk kornea/lensa/retina


• Cahaya jatuh di dua titik yang berbeda
• Bisa 1 titik (+), 1 titik (-)

• Dapat diperiksa dengan


Keratometer
PemBahasan OTaKUKDI

KlasiFiKasi

1. MAS (Miopia Astigmat Simpleks) --> Lensa C(-) as°


2. HAS (Hipermetropia Astigmat Simpleks) --> Lensa C(+) as°
Hanya ada komponen silindris

3. MAC (Miopia Astigmat Compositus) --> Lensa S(-), Lensa C(-) as°
4. HAC (Hipermetropia Astigmat Compositus) --> Lensa S(+), Lensa C(+) as°
Ada komponen sferis dan silindris, tanda sama

5. MAM atau HAM


6. MAM (Miopia Astigmat Mixtus ) --> Lensa S(-), Lensa C(+) as° HAM (Hipermetrop
Astigmat Mixtus) --> Lensa S(+), Lensa C(-) as°
Ada komponen sferis dan silindris , tanda beda
PemBahasan OTaKUKDI

A. Tonometri → mengukur tekanan bola mata

B. Kampimetri → mengukur lapang pandang

C. Oftalmoskopi → Pilihan sama dengan E! PF mata SEMUA dalam


batas normal → artinya sudah diperiksa
meanggunakan oftalmoskop

D. Funduskopi → Pilihan sama dengan D!


PemBahasan OTaKUKDI

• Penurunan kesadaran.
• Keluhan serupa (+).
• PF: asites, sklera mata berwarna kuning, tangan dan
tungkai kurus, terdapat gambaran abdomen, edema
tungkai, dan kolateral di vena

Keadaan tidak sadar tersebut kemungkinan


disebabkan oleh?

132.a hiPeramOnia
PemBahasan OTaKUKDI

enseFalOPaTi hePaTiKUm
• Terjadinya Penurunan fungsi h e p a to s i t → Adanya portosystemic
shunting menyebabkan penyebaran sistemik dari amonia
• Terjadi peningkatan amonia darah

• Etiologi : kelainan hati seperti hepatitis fulminan, hepatitis


toksik ,kelainan hati kronis ( sirosis hepatis)
• Gejala : gangguan fungsi luhur hingga penurunan kesadaran
(koma hepatikum)
• Tatalaksana : pemberian laktulosa dan antibiotik
PemBahasan OTaKUKDI

• Pria 37 tahun
– Kecelakaan lalu lintas 1jamlalu.
– Muntah menyemprot.
• PF: GCS9.
• CT-scan: bentuk crescent di hemisferkiri.

Diagnosis?

133. Subdural hematom


PemBahasan OTaKUKDI

• Perdarahan epidural:
– Pecahnya arteri meningea media
– Lucid interval (pingsan → sadarsebentar→ pingsanlagi)
– Perdarahan epidural → mendesak struktur lain → TIK↑ &
herniasibatang otak → mengancam nyawa
– CT-scan: bikonveks
• Perdarahan subdural
– Pecahnya bridging vein
– Penurunan kesadaran beberapa hari
– CT-scan:bulan sabit
• Perdarahan subarachnoid
– Pecahnya aneurisma
– Thunderclap headache : sakit kepala sangat hebat
– Tanda rangsang meningeal (+)
PemBahasan OTaKUKDI

Gambaran CT-scan
CT Scan dengan ciri-ciri khusus:
• Perdarahan epidural : hiperdens berbentuk bikonveks
• Perdarahan subdural: hiperdens berbentuk bulan sabit /
crescent
• Perdarahan subarachnoid : girusakan menghilang,
star sign
s
PemBahasan OTaKUKDI

• Subduralhematom
• Semilunar– bulansabit
PemBahasan OTaKUKDI

Epidural Subdural Subarachnoid

Bisabedain?
Kontusio
PemBahasan OTaKUKDI

PilihanLain
• Infarka
– Strokeakibattrombus
– Gejala:defisit neurologis (hemiparesis,afasia, paresisn.vii,
n.xi,dll)
• Kontusioserebri
– Cedera yang menyebabkan gangguan fungsi dan
anatomiotak
PemBahasan OTaKUKDI

• Pria 40tahun
– Bibir mencong dan kelemahan anggota gerak
• Paresis
• PF
– Tekanandarah150/90 mmHg,nadi84kali/menit,
napas20 kali/menit, suhu36,70C.
• EKG → atrialfibrilasi

Diagnosis?

134. sTrOKe inFarK emBOli


PemBahasan OTaKUKDI

Terminologi

• Stroke = defisit neurologis fokalatauglobal akibatfaktor


vaskularyangberlangsung>24 jam
• Transient ischemic attack (TIA): mirip stroke, tapi gejala<24 jam
• Reversible ischemic neurological attack (RIND): mirip stroke,
tapi gejala hilang <72 jam

• Lokasi stroke tersering adalah arteri cerebri media


PemBahasan OTaKUKDI

Stroke
• Keluhan berdasarkan pembuluh darah yang terlibat, seperti:
– Hemiparesis,hemiplegi
– Hemihipestesi,hemi-anestesi
– Gangguanbicara(disatria), gangguan berbahasa (afasia)
– Jalan sempoyongan(ataksia)
– Vertigo
– Kesulitan menelan (disfagia)
– Penglihatan ganda (diplopia), penyempitan lapang pandang
(hemianopia)
PemBahasan OTaKUKDI

Klasifikasi

STROKE ISKEMIK STROKE HEMORHAGIK


• Trombus menutupi aliran darah • tensi tinggi→ pembuluh darah
otak pecah

Riwayat ateroma GejalaTIK⇑ (muntah, proyektil,


(DVT,PJK,AFdll) pusing,sakitkepala)

Tatalaksana keduanya bertolak belakang, sehingga wajib


CT-scan untuk membedakannya
PemBahasan OTaKUKDI

Cara membedakan
Iskemik vs Hemoragik

– Skor Siriraj= (2,5 xkesadaran)+(2 xmuntah)+(2


xsakitkepala)+(0,1 xdiastol)– (3xateroma)- 12
– Nilai>1 : stroke hemoragik
– Nilai<-1: stroke iskemik
– Nilai-1 s/d 1: belum jelas dan harus lanjut ke CT- scan
PemBahasan OTaKUKDI

Tatalaksana Stroke Iskemik


• Stabilisasi airway, breathing, circulation
Fibrinolitik
– Menggunakan rt-PA.
Syarat
ü TD<185/110mmHg,tidak sedang mengkonsumsi antikoagulan,
ü <80tahun
ü <3jam: prognosis baik
ü 3-4,5 jam:prognosis sedang
ü TIK↑: Elevasi kepala 30 % manitol 1,5g/kgBB dalam 1jam
• TD:jika sistolik >220 ataudiastolik >120,MAP diturunkan perlahan
sebesar 15% dalam 24jam
• Neuroprotektor: sitikolin 250mg(kontroversial)
PemBahasan OTaKUKDI

Tatalaksana Stroke Hemoragik

• Stabilisasi airway, breathing, circulation


• Tekanan darah
– Sistolik 150-220 turunkan menjadi 140
– Sistolik >220:turunkan agresif dengan antihipertensi IV
• TIK↑: Elevasi kepala30o & manitol 1,5g/kgBB dalam 1 jam
• Neuroprotektor: sitikolin 250mg(kontroversial)
PemBahasan OTaKUKDI

Tatalaksana Stroke Hemoragik


• Terdapat perbedaan tatalaksanastroke hemoragik. Guideline
yangl ama(2013),
• penurunan tekanan darah adalahs ebagai berikut:
– Sistolik >200atauMAP>150:turunkan agresif
– Sistolik >180atauMAP>130:turunkanhinggaTD 160/90 atau MAP 110
– Sistolik >180atauMAP>130+tandaTIK↑: turunkanperlahan+
pertahankan perfusi serebral 60mmHg
PemBahasan OTaKUKDI

Pilihan lain
• Perdarahan subarachnoid
– Thunderclap headache: nyeri kepala sangat hebat
– Tanda rangsang meningeal(+)
• Perdarahan intraserebral
– Nama lain stroke hemoragik
• Perdarahan epidural
– Perdarahan (arteri pecah)yang terjadi diatas duramater
– CT-scan:bikonveks
– Intervallucid
PemBahasan OTaKUKDI

• 30 tahun hamil 37 minggu

• Keluar darah dari vagina sejak 3 jam yang lalu. merah terang
tanpa disertai nyeri.
• Keluar air-air sebelum terjadi perdarahan.
• USG pembuluh darah pada selaput ketuban didepan ostium
uteri internum.
• Tatalaksana: SC emergency

135. e. vasa Previa


PemBahasan OTaKUKDI

Vasa Previa
Pembuluh darah janin melintasi
atau berada di dekat ostium
uteri internum (cervical os)
PemBahasan OTaKUKDI

Manifestasi klinis Tatalaksana


• Perdarahan diatas 20 mgg • Suportif/resusitasi
• Darah berwarna merah segar • SC
• Tidak disertai atau dapat disertai
nyeri perut (kontraksi uterus)
• Perdarahan segera setelah ketuban
pecah dan karena perdarahan ini
berasal dari anak maka dengan cepat
bunyi jantung anak menjadi buruk.
• USG à p e m b u l u h d a ra h p a d a
selaput ketuban didepan ostium uteri
internum.
PemBahasan OTaKUKDI

Plasenta Previa
• Plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah
rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium
uteri internum (OUI) .
• Manifestasi klinis
• Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya
berulang darah biasanya berwarna merah segar.
• Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai
kelainan letak janin.
• Janin biasanya masih baik.
• Tatalaksana
• Suportif & terminasi kehamilan
PemBahasan OTaKUKDI

Solusio Plasenta
• Terlepas sebagian/ seluruh permukaan maternal plasenta
dari tempat implantasi
• Diagnosis definitif: hematoma pd permukaan maternal
pascasalin
• Gambaran klinis
• Perdarahan warna tua
• Nyeri perut
• Uterus tegang
• Tatalaksana
• Rawat inap
• Belum ada tanda persalinan
• Kematian janin persalinan pervaginam
PERDARAHAN ANTEPARTUM
(Perdarahan usia gestasi > 20 minggu)
KLASIFIKASI DEFINISI KLINIS TATA LAKSANA
Perdarahan
Implantasi plasenta pervaginam tanpa
Plasenta Previa menutupi jalan nyeri.
lahir VT tidak boleh Sectio Caesaria
dilakukan.
USG untuk
diagnosis pasti.
Solusio Plasenta Plasenta lepas dari Perdarahan Stabilisasi
uterus sebelum pervaginam, hemodinamik + SC
waktunya. nyeri perut (+)
Penunjang: USG
Vasa Previa Pembuluh darah Perdarahan berat Stabilisasi
janin menutupi ketika ketuban hemodinamik + SC
jalan lahir pecah.
PemBahasan OTaKUKDI

• Laki-laki 60 th
• 2 jam yang lalu tidak “nyambung” bicara
• masih dapat bersuara
• tidak dapat memahami perkataan orang lain
• Tensi 180/110

Kemungkinan letak lesi pada pasien ini adalah...

136. c lOBUs TemPOral


PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

Klinis pasien mengarahkan ke afasia


Wernicke (sensorik)

Lobus frontal Pars Lobus frontal


operkularis dan Girus temporalis superior
triangularis girus (Area Broadmann 22)
frontalis superior
(Area
Broadmann 44
dan 45)
PemBahasan OTaKUKDI

– mual dan muntah sejak 1 hari. Perut nyeri dan lemas (+). banyak
kencing dan sering merasa haus.
– PF: pasien tampak kurus. GCS : E2M3V4, TD 90/60 mmHg, nadi
120 x/menit, RR 32×/menit
– Mulut dan kulit kering.
– GDS: 500 mg/dl. Keton urin (+).

• Diagnosis ?

137.c KeTOasiDOsis DiaBeTiK


PemBahasan OTaKUKDI

Ketoasidosis diabetik (KAD):


• kadar glukosa darah yang tinggi (300-600 mg/dL),
• tanda dan gejala asidosis dan plasma keton(+) kuat
• Osmolaritas plasma meningkat (300-320 mOs/ mL) dan
terjadi peningkatan anion gap
PemBahasan OTaKUKDI

Status Hiperglikemi Hiperosmolar (SHH)


• Peningkatan glukosa darah sangat tinggi (600-1200 mg/dL),
• Tanda dan gejala asidosis (-)
• Osmolaritas plasma sangat meningkat (330-380 mOs/mL)
• Plasma keton (+/-), anion gap normal atau sedikit meningkat.
PemBahasan OTaKUKDI

Prinsip Tatalaksana KAD


• cairan dulu selama 2-3 jam karena kematian KAD disebabkan oleh
dehidrasinya, bukan karena keton atau GDS yang tinggi, tetapi
karena dehidrasi menyebabkan shock.
• Setelah cairan, baru masukkan insulin dan Kalium (harus diberikan
kalium karena insulin menyebabkan influx kalium ke dalam sel,
sehingga menyebabkan hipokalemia) berapa jumlah yang
dimasukkin lihat jumlah elektrolit awal K+ nya brapa.
• Insulin yang dipakai yaitu kerja cepat half life pendek, agar bila
terjadi hipoglikemia dapat kita hentikan insulinnya dengan segera.
PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

• Laki-laki 19tahun
– Obstruksinasalsejak1minggu
– Rhinorrhea(-)
• Riwayatmenggunakanobatsemprothidung yanglama

• Diagnosis?

138. rhiniTis meDiKamenTOsa


PemBahasan OTaKUKDI

Rhinitis
Rhinitis akut
– Durasi <12minggu,etiologi:viral
– Hidung tersumbat,demam,bersin,sekretserosa
– Rhinoskopi: kavumnasi edemad an eritema, dan
sekret(+).
Rhinitis vasomotor
– Keadaan idiopatik.
– Non-alergi/infeksi/hormonoal/obat-obatan
– Pencetus: bau menyengat,alkohol, makanan
pedas,udara dingin, stres/emosi
– Hidung tersumbat bergantian sesuai posisi, sekret
mukoid/serosa
PemBahasan OTaKUKDI

Rhinitis alergika
– Alergen
– Mukosapucat
– Allergic shinner-salute-crease, dermatitisatopi
Rhinitis medikamentosa
– Hidung tersumbat terus menerus,tanpa rinorea,tanpa bersin
– Riwayat vasokonstriktor topikal lama dan berlebihan
– Rhinoskopi:edema/hipertrofikonka
Rinitis atrofi (Ozaena)
– Rinoskopi→ krusta kering dan tebal,kavum lapang
– Atrofi mukosahidung
– Bau yang sangat busuk(foetor)
– Anosmia/cacosmia
PemBahasan OTaKUKDI

Rinitis Medikamentosa
• Nama lain: Rebound rhinitis, chemical rhinitis
• Hidung tersumbat tanpa rhinorrhea atau bersin yang dipicu
oleh penggunaan vasokonstriktor hidung topikal lebih dari
6 hari.
• Biasanya ada riwayat alergi, rinosinusitis kronik, polip
hidung,dsb.
• Bedakan dengan rinitis drug-induced yang disebabkan oleh
obat-obatan selain dekongestif nasal topikal seperti:
kontrasepsi oral, psikotropika, anti hipertensi,dsb.
• Anak 6 th, susah makan sejak 3 bulan
• Nyeri dan gatal di daerah dubut
• Cacing putih panjang keluar dari dubur saat BAB

• Diagnosis penyakit pada pasien adalah

1393.a ascariasis
PemBahasan OTaKUKDI

ascariasis

• Disebabkan oleh
Ascaris lumbricoides

• Manifestasi klinis:
• Rasa tidak nyaman
• Perut terasa penuh
• Nafsu makan menurut
• Gejala malabsorpsi
PemBahasan OTaKUKDI

Stadium diagnosis Tatalaksana:


• Stadium telur ditemukan • Albendazole 400 mg SD drug of
pada analisis feses choice recommended by WHO
• Cacing dewasa ditemukan
saat muntah atau pada feses • Mebendazole 500 mg SD
• Pirantel pamoat 10 mg/kgBB
PemBahasan OTaKUKDI

Ascariasis - Treatment

• Albendazole 400 mg one dose orally is the drug of choice.


Ascariasis commonly coexists
with whipworm infection, which appears to be more
susceptible to albendazole than to mebendazole. Albendazole
is not recommended during pregnancy; pyrantel pamoate is
the drug of choice in these cases.
• Alternative therapy is mebendazole (100 mg bid for 3 d or 500
mg as a single dose). Mebendazole is not recommended during
pregnancy; pyrantel pamoate is the drug of choice in these
cases
PemBahasan OTaKUKDI

• Laki-laki, 40 tahun – nyeri dada sejak 1 hari disertai sesak


napas dan demam
• Fremitus paru kiri turun, perkusi kiri redup, auskultasi
bronkovesikular dengan ronkhi basah kasar di kiri à adanya
kerusakan parenkim paru
• Dx: kira-kira mengarah ke pneumonia

Pemeriksaan untuk menegakan diagnosis?

140. D. Rongten Thoraks


PemBahasan OTaKUKDI

Pneumonia
• Definisi : suatu peradangan pada parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis, yang disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit)
• Etiologi :
• Pneumonia komuniti gram positif : tersering Streptoccocus
pneumonia

• Pneumonia nosokomial gram negatif :


klebsiella haemophilus influenza, pseudomonas
auruginosa
• Pneumonia atipikal : chlamydia, legionella, mycoplasma
PemBahasan OTaKUKDI

Diagnosis Pneumonia
Diagnosis pasti:
•Foto toraks infiltrat baru atau infiltrat progresif (+) dengan 2 atau
lebih gejala di bawah:
• Batuk-batuk bertambah
• Perubahan karakteristik dahak/ purulen
• Suhu tubuh ≥ 38°C (aksila)/ riwayat demam
• Ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara nafas bronkial
dan ronki
• Leukosit ≥ 10.000 atau < 4500
PneUmOnIa TIPIKal Dan aTIPIKal
Tanda dan gejala P. atipik P. Tipik
Onset Gradual Akut
Suhu Kurang tinggi Tinggi, menggigil
Batuk Non produktif Produktif
Dahak Mukoid Purulen
Gejala lain Nyeri kepala, mialgia, Jarang
sakit
tenggorokan, suara
parau, nyeri telinga
Gejala lain di luar paru Sering Lebih jarang

Pewarnaan gram Flora normal atau Gram (+) atau (-)


spesifik
Radiologis “patchy” atau normal Konsolidasi lobar lebih tinggi

Laboratorium Leukosit normal kadang Lebih tinggi


rendah
Gangguan fungsi hati Sering Jarang
Skor PORT
Indikasi rawat inap:
• Skor PSI 70
• Skor PSI < 70 ,
• Tapi dijumpai salah satu kriteria ini:
• Frekuensi napas > 30/menit
• Pa02/FiO2 <250mmHg
• Foto toraks infiltrat multilobus
• TD sistolik < 90 mmHg
• TD diastolik < 60 mmHg
• Pneumonia pada pengguna NAPZA

Indikasi rawat intensif : paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor (membutuhkan ventalasi
mekanik dan membutuhkan vasopressor > 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor
(Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg, foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral, dan
tekanan sistolik < 90 mmHg).
Faktor Modifikasi
PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

• Diare berlendir dan berdarah sejak 1 hari


• Sampel tinja ditemukan kista

• Apa terapi yang tepat untuk kasus di atas?

141. e. meTrOniDazOle 3 x 500 mg


PemBahasan OTaKUKDI

Entamoeba hystolitica Disentri amoeba


PemBahasan OTaKUKDI

Perbandingan
PemBahasan OTaKUKDI
Secara klinis
PemBahasan OTaKUKDI
Secara mikroskopis
PemBahasan OTaKUKDI

Manajemen Amebiasis Intestinal

• Kolitis invasif yang disebabkan oleh E. histolytica diterapi dengan


metronidazole, 3 x 500 – 750 mg PO (atau 35-50 mg/kg per hari
dibagi 3 dosis pada anak) selama 7 – 10 hari
• Alternatif: tinidazole, ornidazole, nitazoxanide
PemBahasan OTaKUKDI

• Pria 48 tahun
– Penglihatan kabur pada kedua matanya
– Mata merah,silau,nyeri
• PF
– Keratikpresipitat
– Tampak sel dan flare pada bilik mata depan
– Sinekia posterior
• Komplikasi yang sering terjadi?

142. KaTaraK seKUnDer


PemBahasan OTaKUKDI

Uveitis Anterior
Inflamasi pada uvea anterior
(badan siliar & iris)
PemBahasan OTaKUKDI
Penyebab Uveitis Anterior

Unilateral, akut (3 bulan) Bilateral


• Idiopatik • Sarkoidosis
• PenyakitLyme
• Trauma
• Fuchs
• Infeksi (herpes, CMV,syphilis, heterochromic
endophthalmitis) iridocyclitis
Unilateral kronik • Juvenile idiopathic
• Infeksi (Herpes, retinal necrosis, CMV,• arthritis
Syphilis, Rubella) • Nekrosisretina
• Sarkoidosis Tubulointerstitial
nephritis and uveitis
• EndophthalmitisKronik syndrome
PemBahasan OTaKUKDI

Gejala Uveitis Anterior


• Visus
– Turun
• Konjungtiva
– Injeksi perilimbal (ciliary flush)
• Kornea
– Keratic precipitates (KPs), keratopathy , stroma
• Bilik mata depan
– Flare, cells, hipopion
• Iris
– Sinekiaposterior,atrofiiris, heterokromia,iridosiklitis
• Lensa dan vitreous
– Posterior subcapsular cataracts (jika seringiritis)
• Segmen posterior
– Edemasarafoptik, vaskulitis,retinokoroiditis
PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

Keraticprecipitates(KPs), Keraticprecipitates(KPs),

Hipopion Atrofiiris
PemBahasan OTaKUKDI

Tatalaksana
• Kortikosteroid topikal: untuk mengurangi peradangan
• Sikloplegik topikal (atropina): mengurangi nyeri dan
mencegah sinekiae posterior

Komplikasi Uveitis Anterior


1. Glaukomasekunder
2. Katarakkapsulposterior
3. Cystoid macular oedema
4. Ablasioretina
5. Sinekiaposterior
PemBahasan OTaKUKDI

• Perempuan 25tahun
– Hidung tersumbat sejak 2 hari yang lalu
– Demam
– Sering bersin dan keluar ingus encer.
– PF: tekanan darah 120/ 80 mmHg, nadi 80
kali/menit, RR20kali/menit, suhu38°C
• Rhinoskopi anterior: mukosaedema, eritema, dan sekretserosa.
• Diagnosis?

143.rhiniTis aKUT
PemBahasan OTaKUKDI

Rhinitis
Rhinitis akut
– Durasi<12minggu,etiologi:viral
– Hidungtersumbat,demam,bersin,sekretserosa
– Rhinoskopi: kavumnasi edema dan eritema,dan
sekret(+).
Rhinitis vasomotor
– Keadaan idiopatik.
– Non-alergi/infeksi/hormonoal/obat-obatan
– Pencetus:bau menyengat,alkohol, makanan pedas,udara
dingin, stres/emosi
– Hidung tersumbat bergantian sesuai posisi, sekret
mukoid/serosa
PemBahasan OTaKUKDI

Rhinitis alergika
– Alergen
– Mukosapucat
– Allergic shinner-salute-crease, dermatitisatopi
Rhinitis medikamentosa
– Hidung tersumbat terus menerus,tanpa rinorea,tanpa bersin
– Riwayat vasokonstriktor topikal lama dan berlebihan
– Rhinoskopi:edema/hipertrofikonka
Rinitis atrofi (Ozaena)
– Rinoskopi→ krusta kering dan tebal,kavum lapang
– Atrofi mukosahidung
– Bau yang sangat busuk(foetor)
– Anosmia/cacosmia
PemBahasan OTaKUKDI

• Takut melihat jarumsuntik


• Enggan masuk kuliah karena ada praktikum
di RS
Jenis mekanisme pertahanan?

69.regresi
144.e
PemBahasan OTaKUKDI
meKanisme PerTahanan ImaTUr
Nama Deskripsi
Represi Tidak dapatmengingatsecarasadar(melupakan) suatukejadian
Yang menyakitkan.
Denial Menolak menerimakenyataan.
Regresi Menjadi tidak dewasa (menghindar) dalam menghadapi masalah.
Proyeksi Memproyeksikan keinginan terpendam yang tidak disukai dari
diri sendir ike orang lain.
Splitting Menganggap bahwa dunia itu hanya ada baik dan buruk secara
total,tidak ada“abu-abu”.
Displacement Menyalurkan perasaan ke orang atau benda lain.
Reaksi- Melakukan hal yang sebaliknya dengan yang dirasakan
formasi
Rasionalisasi Mencar ialasan sebagai pembenaran tindakan tertentu
PemBahasan OTaKUKDI

meKanismePerTahanan maTUr

Nama Deskripsi
Altruisme Mengatasimasalahdenganmenolongoranglain.

Humor Fokuskepadaaspeklucudari situasi


yangtidakmenyenangkan.
Sublimasi Menyalurkandoronganinstingtif,
sepertiamarah,kehalyanglebih
bisaditerimasecarasosial.
Supresi Berusahauntukmengontroldanmenyembunyikanperasaan.
PemBahasan OTaKUKDI

– Perempuan 19 tahun , mengeluh sesak terutama


saat beraktivitas sejak 3 bulan yang lalu.
– Pasien mengeluh nyeri sendi berpindah-pindah
sejak 2 tahun yang lalu.
– PF: bising pansistolik grade 3-4 di apeks.
• Diagnosisnya adalah:

145.c PenyaKiT janTUng reUmaTiK


PemBahasan OTaKUKDI

Rheumatic Fever

• Major Diagnostic Criteria Carditis, Polyarthritis, Chorea,


Erythema marginatum, Subcutaneous Nodules
• Minor Diagnostic Criteria Fever, Arthralgia, Previous
rheumatic fever or rheumatic heart disease, Acute phase
reactions: ESR / CRP / Leukocytosis, Prolonged PR interval
PemBahasan OTaKUKDI

Rheumatic Heart Disease Vs. Rheumatic Fever

• Required Criteria
– Evidence of antecedent Strep infection: ASO / Strep
antibodies / Strep group A throat culture / Recent scarlet
fever / anti-deoxyribonuclease B / anti- hyaluronidase
• In some cases rheumatic fever causes long-term damage to
the heart and its valves. This is called rheumatic heart disease.
PemBahasan OTaKUKDI

• Pria39 tahun
– Benjolan di daun telinga kanan
– Riwayat trauma disangkal
• Tidak nyeri,tidak ada kemerahan ,dan
teraba lunak

• Diagnosa?

146.71.
B PseUDOKisTa
PemBahasan OTaKUKDI

PseUDOKisTa

• Benjolan yang tidak nyeri


• Berisi cairan jernih atau kekuningan
PemBahasan OTaKUKDI

Diskusi
• Benjolan di daun telingakanan
– Pseudokista hematoma perikondritis
• Tidak nyeri,tidak ada kemerahan, teraba lunak,
riwayat trauma disangkal
– Pseudokista
PemBahasan OTaKUKDI

• Wanitaberusia27
– Nyerikepalahebatdi sejak2hari yanglalu.
– Demamdanpandangannyaganda.
– 2bulansebelumnya:keluarcairanyangkentaldanagakberbau
daritelinga.
• PF→ suhu38oC,nadi110x/menit, napas22x/ menit,dan
paresisnervusVIkanan.
• Pemeriksaantelinga→ perforasiatikdankolesteatom
• CT-scankepala→ lesi hipodenstunggalberbatastegas, berbentuk
bulat denganring enhancement

• Tatalaksana?

147.anTiBiOTiK
PemBahasan OTaKUKDI

Abses Otak
• Definisi: infeksi jaringan otak yang terlokalisir.
• Etiologi:
– Bakteri. S. Aureus, Streptococcus,E.coli
– Jamur: N.Asteroids, Candida, Aspergillus,
Actinomycetes
– Parasit: Entamoeba hisolitika, Sistiserkosis,
Schistosomiasis
• Biasanya akibat penyebaran infeksi dari telinga tengah atau
sinus.
PemBahasan OTaKUKDI

Gejala danTanda
• Demam
• Nyeri kepala
• Perubahan kesadaran
• Kejang
• Gangguan fokal neurologis
• PeningkatanTIK:muntah proyektil

• Riwayat infeksi di organ lain: otitis media, sinusitis,


endokarditis, pneumonia, selulitis,dll
PemBahasan OTaKUKDI

Pemeriksaan Penunjang
• CT-scan+kontras: lesi hipodens
dengan tepi enhancement/
menyangat
• MRI
• Kultur darah dan uji
sensitivitas
• Lumbal pungsi jarang diperlukan
dan di kontraindikasikan jika ada
peningkatanTIK
PemBahasan OTaKUKDI

Tatalaksana Abses Otak


• Antibiotik empirik (diberikan sampai hasil uji sensitivitas keluar).
Antibiotik diberikan 6-8ming
– Ceftriaxone2x2g(IV)
– Cefotaxime3x2g(IV)
– Metronidazol 3x500mg(IV)
• Antiedema
– Manitol
– Deksametason
• Operasi jika terapi konservatif gagal atau abses berdiameter
>2,5cm
PemBahasan OTaKUKDI

• Wanita 30 tahun
• mata sepeti mengantuk
• Di pagi hari, mata masih membuka
• Siang hari kelopak mata semakin turun
• Saat beraktifitas dan olahraga lengan dan tungkai lama kelamaan
semakin lemah
• TTV Normal

Penyebab keluhan tersebut adalah...

148 D. anTiBODi aseTilKOlin PresinaP


PemBahasan OTaKUKDI

Myasthenia Gravis
• Penyakit Autoimun yang jarang, menyerang reseptor asetilkolin
pada Neuromuscular Junction

• Keluhan awalnya muncul kelemahan otot pada sekitar mata,


tetapi dapat muncul pada tungkai

• Tatalaksana meliputi pemberian Asetilkolinesterase


inhibitor, plasmaferesis, steroid serta timektomi.
PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

Patofisiologi
Myasthenia Gravis:
1. Proses autoimun
2. Gangguan pada taut
neuromuskular
(neuromuscular junction) →
jumlah reseptor asetilkolin
pascasinaptik pada taut
neuromuskular otot rangka
berkurang akibat adanya
produksi autoantibodi yang
berikatan dengan reseptor
asetilkolin
Referensi: Emedicine bagian Myasthenia Gravis
PemBahasan OTaKUKDI
PemBahasan OTaKUKDI

• Pasien anemia defisiensi besi terapi yang akan


diberikan adalah preparat besi.

• Efek samping yang sering timbul adalah…..

149.c. ganggUan Pencernaan


PemBahasan OTaKUKDI

Cara pemberian preparat besi yang tepat :

• Pada saat lambung kosong (penyerapan lebih baik) → 1 atau 2 jam


sebelum makan, atau diantara 2 waktu makan → Sering mual

• Bisa diberikan setelah makan untuk mengurangi efek samping


gastrointestinal.
PemBahasan OTaKUKDI

Ferrous sulfate umumnya dikonsumsi 3 kali


sehari di antara makan.
• Dikonsumsi hingga 6 bulan lebih bila sebelumnya defisiensi
besi cukup berat, Walau gejala telah membaik.

• Diminum 1-2 jam setelah makan, dalam keadaan perut kosong


• Telah tablet seluruhnya, tidak boleh dikunyah/diemut
PemBahasan OTaKUKDI

– Laki-laki 23 tahun sesak. Didiagnosis bronkopneumonia dan


diberi antibiotik spektrum luas untuk 1 minggu. Dua hari
kemudian, pasien diare berat.
– Lab: pemeriksaan mikrobiologi didapatkan bakteri
anaerob (+).
•Diagnosis: kolitis pseudomembran

150. a
sTOP TeraPi anTiBiOTiK Dan DiBeriKan meTrOniDazOle
PemBahasan OTaKUKDI

Pseudomembranous collitis
• Adalah diare, paling kuat asosiasinya dengan penggunaan
antibiotik spektrum luas.
• Paling sering pada pasien rawat inap, yang diberikan antibiotik
• Konsep:
Di usus ada normal flora, salah satunya Clostridium difficile.
Antibiotik spektrum luas merusak keseimbangan flora normal,
sehingga bakteri lain mati, sementara C.difficile akan
berkembang biak
PemBahasan OTaKUKDI

• Prinsip tatalaksana:
ü Kasus ringan: Memberhentikan atau mengubah antibiotik
penyebab, hindari pemberian narkotika, dan antidiare,
memberikan asupan cairan dan elektrolit yang cukup.

ü Kasus berat, yaitu dimana terapi di atas gagal, atau


antibiotik tetap perlu diberikan pada pasien, pemberian
antibiotik spesifik terhadap C difficile selama 7-10 hari,
diberikan terapi suportif, dan antibiotik penyebab diganti
dengan antibiotik lain, jika ada.
– Antibiotik spesifik terhadap C difficile: Vancomycin,
metronidazole, Fidaxomicin, Bacitracin

Anda mungkin juga menyukai