Anda di halaman 1dari 311

1 a Multiple sklerosis

• Wanita 55 tahun
• Penglihatan dobel semakin memburuk 6 jam yang lalu
• Kesemutan dari kaki sampai ke lutut
• Pasien juga sering mengompol
• PF motorik: peningkatan reflek fisiologis dan reflek
patologis (+)
Multiple Sclerosis
Apa itu?
• Penyakit autoimun tersering yang mempengaruhi SSP
• Terjadi proses demielinisasi dari otak dan SSP
• Gejala yang muncul meliputi kelemahan otot disertai
gangguan saraf lain seperti diplopia, dysarthria,
urinary retention, konstipasi, dan vertigo

• Tatalaksana yang ada meliputi pemberian

steroid IV pada saat serangan akut


Myasthenia Gravis Lelah pada sore hari, wartenberg +
GBS • Ascending paralysis dan simetris
Polio • paralisis asimetris
Spondilosis • kesemutan, progressive
2 a. Meniere Disease
• Wanita 43 tahun

• Pusing berputar

• Ruangan di sekelilingnya berputar

• Lebih baik jika mata ditutup

• mual, muntah, tinnitus, dan penurunan pendengaran

• Tidak terdapat riwayat trauma


Meniere Disease
Penyakit pada telinga bagian dalam
Mempengaruhi pendengaran dan
keseimbangan

Keluhan berulang:
• vertigo
• tinnitus
• pendengaran berkurang
biasanya pada satu telinga Akibat
peningkatan volume dan tekanan dari
endolimph pada telinga dalam.
Vertigo Perifer + Tinitus (atau Tuli didapat)= Meniere’s Disease
Hapalkan perbedaannya

B. BPPV → vertigo perifer dipengaruhi posisi


C. Vertigo Sentral → kronik, gangguan neurologis +, onset lambat

D. Migrain → nyeri kepala primer sebelah


E. TTH → nyeri kepala primer seperti diikat
• Nyeri menelan sejak 4 hari
• Tonsil T2/T3 dengan permukaan tertutup
jaringan putih.
• Pemeriksaan mikroskopis didapati banyak hifa

diagnosa ?

3 C. Tonsilitis Fungal
Keratitis Fungal
• Klinis seperti tonsilitis akut
• Sangat rekuren, pada
imunokompromise
• Tonsil tertutup hifa berwarna putih
• Diagnosis pasti menggunakan biopsi

Tatalaksana : Candistatin drop


pIlIHan laIn

A. Tonsilitis bakterial → centor criteria


B. Tonsilitis viral → hiperemis, detritus (-)
D. Tonsilitis difteri → selaput putih, menyebar & menutup jalan nafas, bullneck
E. Tuberkulosis
4. D. Leukemia akut

• Anemia
• trombositopenia
• leukosit yang tinggi
• Sel blast (+)
• Tak ada pembesaran organ
Acute Leukemia
•Leukemia akut didefinisikan sebagai blast >20% di sum-sum tulang.

(ingat, bukan waktu, tapi jumlah blast yang menentukan akut nya)

Leukemia akut bisa berasal dari Limfoblastik atau


myeloblastik

• Gejala infiltrasi hampir tidak ada di leukemia akut, kecuali AML


jenis monosit, dimana sel neoplastik berasal dari monosit.

• Gejala utamanya adalah gejala anemia, penurunan sistem imun, dan


perdarahan hemostasis primer karena penekanan sel blast untk sel darah
jenis yg lainnya.
Chronic leukemia

Seperti leukemia akut, bisa berasal dari limfoblast


bisa berasal dari myeloblast
• Gejala infiltrasi sangat sering (hepatosplenomegali dan
lympadenopathy generalisata)
• Khas utamanya di sediaan darah tepi adalah, ditemukan
sel yang matur juga (untuk CLL tentu ketemu limfosit,
dan untuk CML ketemu bisa granulosit, eritrosit,
trombosit, monosit, disertai dengan yg imatur juga).
Akut Kronik
Mieloid Lukemia Leukemia
Mieloid mieloid
Akut kronik
(AML) (CML)
Khas :
Auer Rods

Limfositik Leukemia Leukemia


limfositik limfositik
akut kronik
(ALL) (CLL)
Khas : Sel Smudge
• Pasien G2P1A0 hamil 40 minggu
datang dengan keluhan mulas.

• VT: pembukaan lengkap dan teraba ubun-ubun


kecil melintang, ketuban masih utuh.
Yang terjadi pada pasien ini adalah?

5. C. Malposisi oksiput posterior


Malposisi
Posisi abnormal verteks
kepala janin
(dengan ubun-ubun
kecil sebagai penanda)
terhadap panggul ibu
Malpresentasi

ABNORMAL!

Malpresentasi semua presentasi selain verteks


PRESENTASI MAJEMUK
• Pasien tidak sadar
• Diare, makan berkurang
• GDS rendah

OBAT PALING SERING?

6. A. Glibenklamid
Obat yang paling mungkin menyebabkan hipoglikemia

→ Golongan sulfonylurea
→ Glibenclamide
Wajib Hapalkan Nama Obat, Dosis dan Sediaan
Gejala Hipoglikemia
• Berkeringat dingin.
• Bibir kesemutan.
• Jantung berdebar-debar.
• Merasa lapar.
• Mudah marah.
• Sulit berkonsentrasi.
• Gangguan penglihatan.
• Tampak kebingungan.
TaTalaksana Hipoglikemia
sTadium permulaan (pasien sadar)

Diberikan makanan yang mengandungglukosa


seperti gula murni sebanyak 30 gram ( 2
sendok makan atau permen atau sirup yang
mengandung karbohidrat
Pemakaian obat DM dihentikan untuk
sementara waktu Konsentrasi glukosa darah
sewaktu terus dipantau setiap 1-2 jam, dan
dipertahankan sekitar 200 mg/dL.
TaTalaksana Hipoglikemia
sTadium lanjuT (pasien Tidak sadar)

Pemantauan konsentrasi GDS:


• GDS <50 mg/dL: Berikan lagi Dekstrosa 40% sebanyak 50 mL secara bolus IV
• GDS <100 mg/dL: Berikan bolus Dekstrosa 40% sebanyak 25 mL IV
• GDS 100-200 mg/dL: Tidak perlu diberikan tambahan bolus Dekstrosa 40%
• GDS >200 mg/dL: Pertimbangkan untuk menurunkan kecepatan infus drip Dekstrosa10%
• Laki-laki 23 tahun
• keluar cairan dari telinga
• bau menyengat

PF : Perforasi MT Marginal
Radiologi : Kolesteatom +

Tatalaksana ?

7. B Mastoidektomi+ timpanoplasti
OMSK

1. Peradangan telinga tengah lebih dari 2 bulan.


2. Perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga.
3. Terus menerus maupun hilang timbul.
FaktorRisiko

• Higienitas kurang dan gizi buruk


• Infeksisaluran nafas atas berulang
• Daya tahan tubuh yang rendah
• Penyelam
KLASIFIKASI
OMSK TIPE AMAN OMSK TIPE MALIGNA
• Perforasi sentral • Perforasiatikat
atau parstensa au margninal
• Sekret mukoid dan • Sekretpurulend
tidak terlalu bau an berbau
• Kolesteatoma (-) • Kolesteatoma (+)
PERFORaSI OMSK
Aman
Maligna
KOLESTEATOMA
TATALAKSANA

aNTIBIOTIK

• Topikal :
- Ofloxacin 2 x 4 tetes
• Sistemik (selama7hari):
– Amoxicillin 3 x 500 mg
– Amoxicillin - Asam klavulanat 3 x 500 mg
– Ciprofloxacin 2 x 500 mg
– LiniII: Levofloxacin1 x 500mg atau Cefadroxil 2 x 500
– Anak:
• Amoxicillin– Asam klavulanat 25–50mg/kgBB/hari
• Cefadroxil 25– 50mg/kgBB/hari
TATALAKSANA

• Membersihkan dan mengeringkan saluran telinga


• Obat cuci telinga NaCl0,9%/ AsamAsetat 2% /
HidrogenPeroksida (H2O2) 3%

OMSK tipe malignadirujuk


untuk operasi eradikasi
kolesteatoma+timpanoplasti !
• Anak laki-laki, usia 10 tahun
• Benjolan di kelopak mata bagian nasal
• Nyeri
• Mata yang terus berair (epiphora)

Diagnosa?
8 . a Dakriosistitis
Bisa Bedain?

Dakrioadenitis Peradangan kelenjar air mata


Dakriosistitis Peradangan duktus lakrimalis
Anatomi Kelenjar dan Saluran Air Mata

Air mata diproduksidi


sini (gland: kelenjar)
Jika terinfeksi:
dakrioadenitis Dan mengalir kesini
(punctum- ducts-sac)
Jika terinfeksi:
dakriosistitis
Dakrioadenitis dan
Dakriosistitis
Tatalaksana
• Antibiotik oral
• Kultur cairan lakrimal
• Kompres hangat
• Dakriosistorinostomi

• Untuk dakriosistitis kongenital kronik:


• pijat lacrimal sac, kompreshangat,
disertai dengan antibiotik topikal/oral

Untuk dakriosistitis dengan selulitis orbita:


antibiotik IV dan rawat inap
Pilihan lain

Simblefaron: perlengketan antar konjungtiva,biasanya akibat sindrom

Steven-Johnson atau akibat penyakit inflamasi mukosa lainnya

Blepharitis: radang pada kelopak mata

Abses kulit: menonjol,berkapsul,nyeri, eritema,tidak spesifik pada mata


9.a. Penyempitan lumen bronkus
sesak nafas. Riwayat hidung gatal dan bersin-
KU:
bersin bila terkena debu
PF: wheezing ekspiratoar

• Bagaimana mekanisme terjadinya keluhan diatas?


The pathophysiology of asthma

involves the following components:


– Airway inflammation
– Intermittent airflow obstruction
– Bronchial hyperresponsiveness
• In some patients with chronic asthma, airflow
limitation may be only partially reversible because
of airway remodeling (hypertrophy and
hyperplasia of smooth muscle, angiogenesis, and
subepithelial fibrosis) that occurs with chronic
untreated disease.
• Keluar cairan kuning dari telinga
• Batuk pilek 3 hari
• Pernah mengalami serupa 3 tahun yang lalu, tidaK
berobat sempurna
• Perfoasi membran timpani sentral

diagnosa ?

10 D. OMSK benigna
Otitis Media Supuratif Kronis
OMSK→ OMA yang gagal resolusi (dicetuskan infeksi pseudomonas)

• Tampilan klinis :
- Membran timpani perforasi, sekret keluar terus sampai di atas 6 minggu.
– tipe benigna: kolesteatoma (-). Perforasi sentral. Dapat
aktif/eksaserbasi atau tipe tenang (asimptomatik)
– tipe maligna: kolesteatoma (+). Perforasi marginal/atik →komplikasi kejaringan s e k i t a r →
defisit neurologis
• Penunjang :
- CT-Scan bila dicurigai ada komplikasi
• Tatalaksana :
– Benigna : Tetes telinga antibiotik, ear toilet (H2O2 3% selama 3-5 hari), dan kauterisasi
bila ada jaringan granulasi
– Maligna : Operasi eradikasi kolesteatoma +timpanoplasti/miringoplasti
STADIUM OTITIS MEDIA TATALAKSANA
AKUT

OKLUSI: Retraksi membran timpani Tetes hidung (efedrin hcl 0.5%)

HIPEREMIS: membran timpani Antibiotik + tetes hidung +


hiperemis + edema analgetik +
miringotomi

SUPURASI: BULGING + SANGAT NYERI Antibiotik + miringotomi

PERFORASI: membran timpani RUPTUR, pasien


Antibiotik + cuci dengan H2O2 3% (3-5 hari)
merasa ‘sembuh’ karena nyeri berkurang

RESOLUSI: membran timpani menutup. Resolusi


gagal jadi otitis media supuratif kronik (OMSK) > 6 antibiotik
minggu
• Nyeri ulu hati
• Mual, muntah

• Mengonsumsi jamu penghilang rasa nyeri 10 tahun terakhir


• Riwayat nyeri bertambah saat pasien sedang makan
• Nyeri tekan epigastrium (+), defans abdomen (-)

• Diagnosis yang paling mungkin adalah

11.B UlKUS PEPTiKUM


UlKUS PEPTiKUM
Ulkus peptikum adalah defek pada mukosa lambung / duodenum yang melebar hingga
muscularis mucosa

Anamnesis + PF Tanda bahaya/alarm symptom


- riwayat pemakaian NSAID utk segera dirujuk :
- riwayat infeksi H pylori • Bleeding or anemia
• Early satiety
- merokok
• Unexplained weight loss
- nyeri epigastrik/duodenal • Progressive dysphagia or odynophagia
- gejala dispepsia • Recurrent vomiting
- heart burn • Family history of GI cancer
- rasa tidak nyaman didada
- hematemesis /melena
- gejala anemia
Ketidakseimbangan
faktor defensif dengan faktor agresif
Pilihan utama : PPI dan sukralfat
Misoprostol bisa sebagai mukoprotektan, tetapi
sifatnya profilaksis
• Hematemesis = muntah darah

• MELENA = BAB Kehitaman


Melena diasosiasikan dengan
perdarahan saluran cerna atas

• Hematoskezia = perdarahan
saluran cerna bawah.
• Pasien berdebar2, TTV stabil
• EKG sesuai gambaran ventrikular
ekstrasistole

12. E. VENTRiKUlaR EKSTRaSiSTOlE


VENTRiKUlaR EKSTRaSiTOlE
• Depolarisasi ventrikel yang prematur, disebabkan sinyal prematur
distal dari bundle of his
Etiologi
• Jantung sehat : Konsumsi kafein berlebih, rokok, emosi, stress
• Jantung patologis : CAD, kardiomiopti, mitral heart disease, left
ventricular arrythmogenic dysplasia
• Iatrogenik : toksisitas digoksin, inisiasi terapi fibrinolitik
pada MCI, hipokalemia
EKG
• Gelombang QRS awal dengan konfigurasi abnormal dan durasi
yang meningkat tanpa diawali gelombang P dan tanpa diikuti
gelombang ST, dapat disertai gelombang T yang berlawanan
dengan QRS

• Ekstrasistole ventrikel kanan tampak seperti LBBB,


ekstrasistole ventrikel kiri tampak seperti RBBB

• Interval antara VES dan gelombang QRS sebelumnya adalah


konstan (fixed coupling interval). Post ventrikular pause
biasanya merupakan kompensasi.
• Wanita 54 tahun
• penurunan kesadaran sejak 4 jam yang lalu
• Batuk berdahak sejak satu tahun sebelumnya
• mengeluarkan keringat pada malam hari
• belum berobat
• kaku kuduk (+).

Apakah diagnosis dari kasus diatas?

13.C MENiNgiTiS TUBERCUlOSa


Diagnosis Banding Infeksi SSP
Klinis/Lab. Ensefalitis Meningitis Mening.TBC Mening.virus Ensefalopati
bakterial
Onset Akut Akut Kronik Akut Akut/kronik

Demam < 7 hari < 7 hari > 7 hari < 7 hari </> 7 hari/(-)

Kejang Umum/fok Umum Umum Umum Umum


al
Penurunan Somnolen Apatis Variasi, apatis - CM - Apatis Apatis - Somnolen
kesadaran - sopor sopor
Paresis +/- +/- ++/- - -

Perbaikan Lambat Cepat Lambat Cepat Cepat/Lambat


kesadaran
Etiologi Tidak dpt ++/- TBC/riw. kontak - Ekstra SSP
diidentifik
asi
Terapi Simpt/anti Antibiotik Tuberkulostatik Simpt. Atasi penyakit
viral primer
Cairan Serebrospinal pada Infeksi SSP

Bacterial Viral TBC Encephalitis Encephalopa


meningitis meningitis meningitis Viral thy

Tekanan ↑↑ Normal/↑ ↑ ↑ ↑
Makros. Keruh Jernih Xantokrom Jernih Jernih
Lekosit > 1000 10-1000 500-1000 10-500 < 10
PMN (%) +++ + + + +
MN (%) + +++ +++ ++ -
Protein ↑↑ Normal/↑ ↑ Normal Normal

Glukosa ↓↓ Normal ↓↓ Normal Normal

Gram Positif Negatif Negatif Negatif Negatif


/Rapi
d T.
• Darah sempat berhenti, lalu mengucur keluar kembali
• Kebiruan lama setelah kaki terbentur meja

• Tanda vital normal, tidak ditemukan


hepatosplenomegaly

• Diagnosis yang paling mungkin adalah

14.a HEMOFilia
Hemostasis & Kaskade Koagulasi

Hemostasis primer
dari perdarahan sampai terbentuk
thrombocyte primary plug. Defek
pada proses ini menyebabkan
penyakit Von Willebrand dengan
perdarahan lama (prolonged
bleeding)
Hemostasis sekunder
dari thrombocyte primary plug
hingga terbentuk cross- linking
fibrin. Defek pada proses ini
menyebabkan penyakit Hemofilia
dengan perdarahan tertunda
(delayed bleeding).
Patogenesis
• terjadi akibat defek pada secondary hemostasis akibat
defisiensi FVIII atau FIX

Klasifikasi

• Hemofilia A: ↓ FVIII (1:10.000)


• Hemofilia B: ↓ FIX (1:30.000-50.000)

Klinis Aktifitas FVIII/FIX Perdarahan


Ringan 5-25% Trauma berat

Sedang 1-5% Trauma ringan

Berat <1% Spontan


• G1P0A0, umur kehamilan 38 minggu
• Hasil pemeriksaan: Leopold I teraba keras, ballotement (+),
Leopold II teraba punggung di sebelah kanan. Leopold III
teraba lunak, ballotement (-)
• USG kepala di fundus, ekstremitas superior fleksi ke arah
kepala, panggul dan tungkai atas fleksi, tungkai bawah
ekstensi

• Presentasi janin?

15.B PRESENTaSi BOKONg MURNi


MalPRESENTaSi

Malpresentasi semua presentasi selain verteks


Presentasi bokong
• Complete breech (sempurna)
• Kedua kaki terlipat sempurna,
pada presentasi bokong.

• Incomplete breech (bokong kaki)


• Satu kaki fleksi satu ekstensi

• Frank breech (murni)


• kedua kaki terjulur ke atas pada
presentasi bokong.
• Nyeri daun telinga, daun telinga merah, nyeri tekan, edema,
fluktuasi (-)
• Riwayat habis ditindik

• Apa diagnosa pasien?

16.a PERiKONDRiTiS
Perikondritis → Cauliflower ear
• Infeksi pada perikondrium kartilago daun telinga.
• Inflamasi lama merusak tulang rawan telinga.
Faktor risiko Komplikasi
• trauma, gigitan serangga, • telinga kisut (cauliflower ear)
• luka bakar,
• menindik telinga pada tulang rawan.

Komplikasi
PSEUDOKiSTa
Benjolan di daun telinga disebabkan oleh kumpulan cairan
kekuningan di antara lapisan perikondrium dan tulang rawan telinga

• Tidak nyeri, tidak diketahui penyebabnya

Tatalaksana

• keluarkan cairan secara steril (mencegah perikondritis)


→ balut tekan dengan gips 1 minggu (untuk melekatkan perikondrium
ke tulang rawan)
HEMaTOMa aURiKUlER
• Penyebab : trauma
• Penumpukan bekuan darah pada perikondrium telinga
• Perlu aspirasi , bila tindakan ini tidak steril berisiko perikondritis.
Pilihan Jawaban Lain

A. Pseudokista tanda radang (-)

B. Hematoma aurikuler riwayat trauma (+) tanpa port


de entree
C. Abses aurikuler fluktuasi (+)

D. Fistul aurikuler lubang pada daun telinga, bila


di pencet akan keluar nanah
– Laki-laki 24 tahun didiagnosis menderita DBD,
– PF: TD 110/70 mmHg, nadi 98x/menit,
– RR 22x/menit, suhu 39,4oC.
– Lab: leukosit 2300, Hb 18, Hct 51, trombosit 90000.
– Setelah 3 hari, pasien sudah tidak ada keluhan, hasil lab terbaru:
leukosit 2300, Hb 13, Hct 39, trombosit 85000

17. B.
PERawaTaN SUPORTiF HiNgga HaSil laB MENCaPai
BaTaS NORMal
• Keberhasilan tatalaksana DBD terletak pada bagian mendeteksi
secara dini fase kritis yaitu saat suhu turun (the time of
defervescence) yang merupakan fase awal terjadinya kegagalan
sirkulasi (hari ke-4-6), dengan melakukan observasi klinis disertai
pemantauan perembesan plasma dan gangguan hemostasis.
• Prognosis DBD terletak pada pengenalan awal terjadinya
perembesan plasma, yang dapat diketahui dari peningkatan kadar
hematokrit.
• Fase kritis pada umumnya mulai terjadi pada hari ketiga sakit.
Penurunan jumlah trombosit sampai <100.000 terjadi sebelum
peningkatan hematokrit dan sebelum terjadi penurunan suhu.
• Peningkatan hematokrit 20% atau lebih mencermikan perembesan
plasma dan merupakan indikasi untuk pemberian caiaran.
• Larutan garam isotonik atau ringer laktat sebagai cairan awal
pengganti volume plasma dapat diberikan sesuai dengan berat
ringan penyakit.
Bagan penanganan DBD
Kriteria Pemulangan Pasien DBD

Pasien dapat dipulang apabila, memenuhi semua keadaan dibawah ini :


1. Tampak perbaikan secara klinis
2. Tidak demam selama24 jam tanpa antipiretik 3.Tidak dijumpai distres
pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)
4. Hematokrit stabil
5. Jumlah trombosit cenderung naik > 50.000
6. Tiga hari setelah syok teratasi
7. Nafsu makan membaik

“• Pada soal, pasien belum dapat pulang, karena belum semuaa kriteria
pemulangan terpenuhi.
• Pasien baru dapat pulang jika semua kriteria pemulangan dipenuhi
• Seoranglaki-laki 70tahun
– Pandangankaburdanbayanganhitamsejak2hari
– Riwayathipertensi danminumobatteratur
• Padafunduskopi:
– Makulaberwarnahijau kekuningandikelilingi
denganlapisan abu-abu
– Drusen(+)
• Diagnosis?

18.e Age-relAted mAculAr degenerAtion


Apa itu
Drusen?
Drusen :Lipid yang menumpuk dibawah retina
Age-relAted mAculAr degenerAtion
Degenerasi makula dan retina yang disebabkan faktor usia,
genetik, dan faktorlain (merokok, hipertensi,sinar UV,
hiperlipidemia,dll)

Gejala:
– Pandangan buram,dapat progresif menjadi buta
– Skotoma
– Funduskopi:drusen,neovaskularisasi,kelainan di sekitar
makula
Age-relAted mAculAr degenerAtion
• usia 37 tahun G2P1 hamil 39 minggu
• Inpartu, pemeriksaan dalam batas normal.

• Kepala bayi lahir, namun penolong mengalami kesulitan melahirkan


bahu depan.

• Diagnosis distosia bahu

• Yang bukan tatalaksana?

19.C Manuver Lovsets


DiSTOSia BaHU
Suatu keadaan dimana setelah kepala dilahirkan, bahu anterior tidak
dapat lewat di bawah simfisis pubis kegawatdaruratan obstetri

Tanda
Tanda distosia bahu yang harus diamati penolong persalinan adalah:
• Kesulitan melahirkan wajah dan dagu
• Kepala bayi tetap melekat erat di vulva atau bahkan tertarik kembali
(turtle sign)
• Kegagalan paksi luar kepala bayi
• Kegagalan turunnya bahu
MaNUVER MCROBERT
Lahirkan bahu posterior
MaNUVER wOOD PUTaR BaHU POSTERiOR
A. Manuver Mcroberts tungkai ibu flexi maksimal, tekan
suprapubic lahirkan bahu anterior
B. Posterior Arm Maneuver lahirkan bahu posterior dulu baru
lahirkan bahu anterior
C. Manuver Lovsets untuk presentasi bokong
D. Manuver Wood putar bahu posterior
E. Episiotomi
• Wanita26tahun
– Kecelakaan lalu lintas 2 jam lalu
– Mengendarai sepeda motor tanpa helm
– Kepala belakang terbentur
– Sempat hilang kesadaran 5 menit, kemudian sadar lagi.
• Muntah(-)
• PF→ tekanan darah110/ 70 mmHg, nadi 110 kali/menit, napas
22kali/menit, GCS 13, teraba hematom di regio oksipital
dekstra,tidak ada kelainan neurologis

• Diagnosis?

20.D CEDERa KEPala RiNgaN


CEDERa KEPala
• Pasien digolongkan dalam cedera kepala ringan, karena:
– GCS12
– Hilang kesadaran 5 menit paska kecelakaan lalu lintas
– Tidak ada defisit neurologis
• Anak 8 tahun
• Mimisan 1 menit
• Tidak ada darah yang mengalir ke faring

• Bagaimana tatalaksana awal?

21.E PENEKaNaN CUPiNg HiDUNg


• 29 tahun, G1 A0P0,
• Bintil-bintil di sekitar kemaluannya.
• Demam 3 minggu ini, badan pegal, dan tak napsu
makan.
• Vesikel berkelompok di regio sekitar kemaluan pasien,
eritematosa, berisi cairan seropurulen, tak ada indurasi.
• Tak ada pembesaran KGB inguinal.
• Diagnosis: herpes simpleks

Komplikasi yang dapat timbul, KECUALI?

22.D BUFTalMOS
HERPES SiMPlEKS
Gejala klinis

Ø Infeksi primer
• Gejala sistemik: demam, malaise, anoreksia
• 3 minggu
• Vesikel berisi cairan jernih dangkal seropurulenà krusta ulkus
Ø Fase laten
• Tidak ditemukan gejala klinis
Ø Infeksi rekuren
• Infeksi VHS II tidak aktif dan aktif jika dipicu trauma emosional
atau fisik
Tatalaksana

Asiklovir 5x200 mg selama 7 hari


HERPES SiMPlEKS
• Herpes Genitalis pada Kehamilan
• Virus dapat sampai ke sirkulasi fetal serta menyebabkan kematian
janin (mortalitas 60%)

Kelainan yang dapat timbul antara lain:


• Ensefalitis
• Keratokonjungtivitis
• Hepatiitis
• Dermatitis
TORCH PaDa Bayi

• Kelainan terkait Rubella:


- Katarak kongenital
- Tuli kongenital
- Kelainan jantung bawaan

• Kelainan terkait toksoplasmosis :


• hidrosefalus, retinokoroiditis, kelainan psikomotorik,
kalsifikasi intrakranial

• Kelainan terkait infeksi CMV:


• ikterik, retardasi mental
BUFTalMOS
• Enlargement of the
eyeball due to
congenital glaucoma
• Most commonly seen
in infants (first 3
months of life) and
young children.
• Pasien batuk lama, penurunan BB → Kearah TB
• Riwayat IVDU, seks bebas → Kearah HIV
• Lab : HIV (+), CD 4 117
• Pengobatan TB-HIV merujuk pada pedoman PDPI dimana untuk
CD4 < 200, ART diberikan setelah OAT diberikan selama 2 minggu
sampai 2 bulan.
CD4:
• <200: terapi ARV 2 mnggu stlh mulai obat TB
• 200-350: terapi ARV stlh TB fase intensif sls
• >350: terapi ARV stlh sls TB

23.C TERaPi TB 2 MiNggU KEMUDiaN DiBERiKaN TERaPi aRV


Jangan lupa diberikan tambahan cotrimoxazole → profilaksis PCP
Pasien TB hamil dengan CD4 < 350/mm3 harus segera memulai
pengobatan ARV
• Perempuan 32 tahun
– Penurunan pendengaran di kedua telinga
– Telinga berdenging
• Pemeriksaan penala:
Rinne (-) di kedua sisi, Schwabach memendek di kedua telinga.
• Otoskopi : Scwartze’s sign (+)
Diagnosis?

24.E OTOSKlEROSiS
OTOSKlEROSiS
• Tulang stapes yang normal menjadis klerotik sehingga lebih
sulit menghantarkan getaran
• Biasanya menjadi tuli konduktif bilateral

Etiologi
– Masih belum jelas,mungkin virus campak
Tanda dan Gejala

• Gejala muncul pada usia30-an


• Penurunan pendengaran progresif
• 70%bilateral
• Tinitus
• Schwartze’s sign pada 10% pasien
• Tespenala→ tuli konduktif
• Kehamilan dan terapi estrogen dapat mempercepat progresi
penyakit
Schwartze Sign (pada 10%pasien otosklerosis)
Disebut juga Flemingo’s
flush sign:
Peningkatan vaskularisasi
promotorium yang terlihat
melalui membran timpani.
Mengindikasikan
otospongiosis
(otosklerosisaktif)
Otitis media akut (OMA) Noise-Induced Hearing Loss
Radang telinga tengah kurang dari Riwayat paparan bising jangka
3 minggu yang dibagi menjadi 5 panjang, Cocktail party
stadium yaitu Stadium oklusi tuba, deafness dan tes penala
S t a d i u m h i p e re m i s , S t a d i u m didapatkan tuli sensori neural.
supurasi, Stadium perforasi
danStadium resolusi.

Otitis media supuratif kronik Presbikusis


Peradangan telinga tengah lebih Tuli sensori neural frekuensi
dari 2 bulan ditandai Perforasi tinggi pada geriatri (> 65
membran timpani dan riwayat tahun), Tinitus, Cocktail party
keluarnya sekret dari telinga yang deafness dan Recruitment
dibagi menjadi 2, yaitu tipe phenomenon.
benigna dan maligna.
• Laki-laki 32tahun
• Sejak 2 bulan sering marah-marah
• Ia mengatakan ada yang membisikinya bahwa tetangganya
membicarakan hal buruk tentangnya→ waham paranoid
• Ia juga mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan yang bisa
melihat masalalu dan masa depan serta bisa melihat hari
kiamat→ waham kebesaran

25.a waHaM KEBESaRaN


Jenis Waham

Jenis Waham Deskripsi


Persecutory/ Percaya bahwa dirinya akan disakiti orang lain.
paranoid
Referential/ Percaya bahwa peristiwa tertentu merupakan
rujukan Pertanda yang ditujukan bagi dirinya.
Grandiose/ Percayab ahwa dirinya memiliki kemampuan hebat,
kebesaran kaya, ataut erkenal.
Erotomania Percaya bahwa orang lain jatuh cinta dengan dirinya.
Nihilistik Percaya bahwa akan terjadi bencana besar.
Somatik Kepercayaan yang berhubungan dengan kesehatan
Atau fungsi organ.
Thought Percaya bahwa pikirannya telah diambil
withdrawal kekuatan luar.
Thought Percaya bahwa ada pikiran yang
insertion dimasukkan Kekuatanl uar.

Delusion of Percaya bahwa tindakan nya dikendalikan


control Kekuatan luar.
• Perempuan, 34 tahun
• GCS E1V1M3 pos kecelakaan 1 jam SMRS
• TD 110/70 mmHg, RR 30x/menit
• Meningeal sign (-),
• pinpoint pupil (+),
• babinsky (+)

26.C PONS
• Laki-laki, 32 tahun
• Penurunan kesadaran sejak 2 jam lalu
• Riwayat demam dan sakit kepala 1 minggu lalu dan penggunan
narkoba suntik 2 tahun lalu, serta BB menurun 3 bulan lalu
• Keluar cairan dari telinga (+), GCS 253, kaku kuduk (+)
• Analisis cairan serebrospinal didapatkan warna jernih, jumlah sel
150/uL dominan limfosit, glukosa 40 mg/dL, protein meningkat,
India ink (+).

27. C MENINGITIS KRIPTOKOKUS


MENINGITIS
peradangan
Meningitis → otak (meningen), baik sebagai proses akut ataupun
selaput
kronis, dan timbul sebagai akibat dari infeksi berbagai mikroorganisme

Trias meningitis Pemeriksaan penunjang


1. kaku kuduk, • Lumbal pungsi
2. demam, Menentukan Mikroorganisme
3. Perubahan status mental dalam skenario

• Dari analisis cairan serebrospinal didapatkan tinta india (+) →


khas pada meningitis kriptokokus
• Terdapat riwayat penggunaan narkoba suntik dan penurunan BB
• Dari informasi tersebut → pasien curiga menderita HIV AIDS
Mikroorganisme Warna Opening Leukosi Glukosa Protein Mikrobiologi
Pressure t mg/dL mg/dL
(mmH2 (cells/u
O L)
Bakterial Keruh 200-300 100-5000; <40 >100 Patogen spesifik dapat
PMN diketahui dengan
pengeceta n gram dan
kultur
Viral Jernih- agak 90-200 10-300; Normal Normal atau Isolasi virus dan PCR
keruh Limfosit sedikit
meningkat
Tuberkulosa Agak 180-300 100-500; Menurun Meningkat Pengecatan dan
keruh, Limfosit <40 >100 kultur BTA (+)
kekuninga
n
Kriptokokal Jernih- agak 180-300 10-200; Menurun 50-200 Tinta india, Antigen
keruh Limfosit kriptokokal

Aseptik Jernih 90-200 10-300; Normal Normal atau Negatif


Limfoasit sedikit
meningkat
Nilai Normal Jernih 80-200 0-5; 50-75 15-40 Negatif
Limfosit
Pilihan Jawaban Lain

A. Meningitis TB berwarna xantokrom dan BTA


(+)
B. Meningitis bakterial → berwarna keruh, dominan
PMN
C. Meningitis toksoplasma

D. Meningoensefalitis viral
• Laki-laki, 63 tahun
• Gangguan bicara
• Dapat memahami, mengikuti, dan menjalankan instruksi
• Tidak bisa mengekspresikan dalam bentuk kalimat

28.C aFaSia MOTORiK


Tipe Afasia
Pilihan Jawaban Lain

A. Afasia global → gabungan sensorik dan


motorik
B. Afasia sensorik → tidak dapat mengikuti
perintah/instruksi
(sensoriknya gagal)
C. Afasia transkortikal → pasien masih dapat
mengulang dengan gangguan
sensorik dan motorik
D. Afasia konduksi → pasien tidak dapat mengulang
tanpa adanya gangguan
sensorik dan motorik
• Perempuan, 36 tahun
• Pengelihatan ganda ,semakin memburuk sejak 6 jam lalu
• Sudah dialami berulang kali dan sembuh sendiri
• Tungkai kanan sulit digerakkan,
• nyeri (+),
• demam (-),
• fatigue (+),
• inkontinesia urin (+)
• Neuritis retrobulbar (+)
• Motorik tungkai kanan menurun, refleks fisiologis
meningkat

29.E MUlTIPlES ClEROSIS


MUlTIPlES ClEROSIS
Diagnosis
• Laki-laki, 50 tahun
• Penurunan kesadaran
• Awalnya tiba-tiba sakit kepala, 4 jam SMRS
• Muntah-muntah (+), lumpuh (+)
• TD 220/120 mmHg, HR 98x/menit, RR 20x/menit, suhu
37,5oC
• Hemiplegi kanan tipe UMN dan pareis
nervus VII kanan tipe sentral
• Meningeal sign (-)

30. E STROKE HEMORagiK , PERDaRaHaN INTRaSEREBRal


Pembagian Stroke

Stroke Iskemik Stroke Hemoragik


• Etiologi: • Etiologi:
trombus/emboli
• Klinis: perdarahan intraserebral
• Klinis:
• Defisit neurologis akut
• Defisit neurologis akut
• Kesadaran umumnya tidak • Penurunan kesadaran
menurun • Nyeri kepala
• Tanda lesi UMN • Muntah proyektil
(hiperrefleks, ada • Tanda lesi UMN, hipertensi,
refleks patologis) hipertermi
CT scan non kontras : • CT scan non kontras:
area hipodens di serebrum • area hiperdens di serebrum
Klinis SAH SH SNH Trombosis SNH Emboli
Onset Tiba-tiba (1-2 Mendadak Lebih bertahap Mendadak
(detik- menit) (menit- menit)
jam)
Waktu onset Saat beraktivitas Saat beraktivitas Saat malam (>> 2- Saat aktivitas
5 pagi)
Nyeri Kepala Sangat berat & Berat Ringan/absen Ringan/absen
mendadak
Muntah saat Sering Sering Jarang (kecuali lesi di batang otak) Jarang
onset
Penyakit Jantung Tidak ada Jarang Sering
Hipertensi Jarang Hampir selalu Sering Absen
Kesadaran Mungkin hilang Biasanya menurun Mungkin menurun Mungkin menurun
sesaat
Kaku Leher Sering Jarang Absen Absen
Hemiparesis Jarang Sering Sering Sering
Refleks Patologis Mungkin ada Segera muncul Setelah 23-48 jam Setelah 12-24 jam
Deviasi Mata Tidak ada saat Mungkin ada Mungkin ada Mungkin ada
onset
Gangguan bicara Sangat jarang Sering Sering Sering
Tatalaksana Stroke

Stroke Iskemik Stroke Hemoragik

• rTPA (0,9 mg/kg) dalam 3 • Perbaiki faal hemostatis:


jam/endovaskular fibrinolisis menangani hipertensi
• Waspada pasien konsumsi • Antivasospasme
antifaktor Xa • Operatif bila indikasi:
• Streptokinase tidak • Perdarahan > 30 cc
dianjurkan • Ancaman herniasi (+)
Antikoagulan tidak harus • Perdarahan
segera diberikan serebelum
• Clipodogrel • Hidrosefalus (+)
• Dendam yang dipendam sejak lama kepada kakaknya yang
lebih sukses dari dirinya
• Tetapi ia mengatakan kepada teman-temannya bahwa kakaknya
iri dengan ketampanannya dan kesuksesannya terhadap wanita

32.a PROyEKSi
Mekanisme Pertahanan Jiwa (Narsisistik)

• Denial
Menghindari secara sadar suatu realitas yang menyakitkan atau
tidak mengenakkan (tidak menerima keadaan yang ada)
• Proyeksi
• Menerima dan bereaksi untuk menolak impuls dari diri sendiri
seolah-olah impuls dari luar diri
• Distorsi
• Membuat realita yang ada menjadi sesuai dengan keinginan yang
ada di dalam diri → berhubungan dengan waham
Pilihan Jawaban Lain
A. Introyeksi Internalisasi kualitas dari suatu
objek diluar dirinya
B. Reaksi formasi Merubah suatu impuls yang
tidak dapat diterima menjadi
keadaan yang dapat diterima
C. Regresi Berusaha kembali ke libidinal
(perkembangan) sebelumnya
untuk menghindari suatu
konflik yang timbul pada
tingkat perkembangan saat ini
D. Distorsi merubah realitas eksternal
untuk memberikan
kenyamanan diri sendiri
• Kehilangan konsentrasi dan ragu akan masa depannya
• Riwayat bercerai dengan istrinya 3 bulan yang lalu
• Keluhan nafas cepat, denyut jantung berdegup kencang,
• Gelisah 2 bulan

32.B gaNggUaN CaMPURaN


gaNggUaN CaMPURaN aNxiETaS DaN DEPRESi

indikator Gangguan campuran anxietas


dan depresi
Konsep utama Terdapat gejala anxietas dan
depresi secara bersamaan tidak
ada yang salaing dominan
untuk ditegakkan sebagai
diagnosis sendiri
Kunci diagnosis Gejala anxietas + gejala depresi
Tanda dan gejala Gejala otonom ↑, ketegangan
motorik dan gangguan ADL
Pilihan Jawaban Lain
A. Gangguan Cemas cemas terus menerus, tidak
Menyeluruh diketahui penyebab cemasnya)
B. gangguan depresi terdapatnya trias depresi afek
(depresi, anergia, anhedonia)
disertai dengan gejala lain, tidak
ada gejala ansietas, sudah berjalan
selama 2 minggu
C. Gangguan Somatisasi Keluhan fisik yang lebih dari satu,
tidak menerima penjelasan dokter,
disabilitas sosial
D. Gangguan Panik terdapatnya fase cemas yang
berat→ dengan overaktivitas
autonomik, dalam kurun waktu
setiap hari dalam 3 bulan
• Berdiri, tidak bergerak, selama beberapa jam

• Salah satu lengan terangkat ke atas, dan lengan satunya


mengelilingi lehernya
• Tidak sadar dengan sekelilingnya
• Secara aktif menolak segala upaya untuk merubah posisi

33.D KaTaTONia
KaTaTONia
Suatu keadaan di mana membentuk posisi yang aneh atau tidak
bertujuan dalam jangka waktu yang lama secara volunter.

• Dalam posisi ini pasien secara aktif


melawan segala upaya untuk merubah
posisi
• Hal ini pada umumnya ditemukan pada
pasien skizofrenia, terutama pada
skizofrenia katatonik
KaTaTONia

• Salah satu gejala yang terkenal pada


katatonia → fleksibilitas cerea (waxy
flexibility)
• Flesksibilitas cerea adalah suatu keadaan
pasien akan mempertahankan posisi
tubuh yang ditempatkan.
• Gangguan jiwa kronik
• Tampak lupa dengan apa yang ingin dikatakan
• Berhenti ditengah-tengah kalimat

34.C BlOCKINg
Gangguan Progresi/Arus Pikiran
Gangguan Progresi Pikiran Penjelasan
penyimpangan dari satu pokok pikiran ke pokok
pikiran lain, saling susul menyusul dengan cepat
a) Flight of Ideas tidak menuju ke tujuan akhir tertentu. Tetapi
tetap terdapat hubungan logis antar 1 pokok
pikiran
b) Retardasi Arus pikiran lambat
Perseverasi : kalimat yang diulangi- ulangi
c) Verbigerasi Verbigerasi : Kata-kata yang diulang-
ulangi
→ pikiran yang berputar-putar
Sirkumstansialitas : tetapi masih bisa
d) Sirkumtansialitas
mengutarakan pokok pikiran Tangensialitas :
& tangensialitas
tidak bisa mengutarakan pokok pikiran
Gangguan Progresi/Arus Pikiran
Gangguan Progresi Pikiran Penjelasan
e) Inkoherensi Progresi pikian yang kacau,
1 kalimat terdiri dari beberapa
pokok pikiran
f) Blocking arus pikiran terhenti tiba-tiba, dan
dapat kembali seperti semula
g) Neologisme Membentuk kata-kata yang baru dan
tidak ada arti nya, dan hanya yang
mengucapkan yang paham
Pilihan Jawaban Lain
A. Sirkumstansialitas pikiran yang berputar-putar tetapi masih
bisa mengutarakan pokok pikiran

B. Tangensialitas pikiran yang berputar-putar tetapi tidak


bisa mengutarakan pokok pikiran
C. Inkoherensi Progresi pikian yang kacau, 1 kalimat
terdiri dari beberapa pokok pikiran
D. Perseverasi kalimat yang diulangi-ulangi
• Melakukan percobaan bunuh diri
• Dengan menangis, pasien mengatakan ke dokter para pemuja setan
telah menyiksa ku beberapa tahun ini
• Terapi : risperidone dan sertraline → antipsikotik atipikal dan
antidepresan SSRI
• Setelah 3 minggu → keyakinan masih ada

• Sudah 3 kali episode seperti ini dalam 10 tahun terakhir

35.B gaNggUaN SKizOaFEKTiF


gaNggUaN SKizOaFEKTiF

Gangguan skizofrenia Gangguan skizofrenia


tipe manik tipe depresif
Kunci Utama Gejala definitif adanya skizofrenia dan gejala afektif
sama-sama menonjol pada saat yang sama
Gejala Afek harus meningkat / Afek depresif menonjol,
afek tidak begitu dengan dua gejala khas,
menonjol disertai baik depresif atau
iritabilitas atau kelainan perilaku
kegelisahan yang
memuncak
Pada kasus ini gejala afektif dan skizofrenia muncul dalam waktu yang
bersamaan. Pada kasus ini gejala afektif yang keluar adalah gejala depresif,
sedangkan untuk gejala psikotik berupa waham
• luka sayat yang dilakukan sendiri multipel pada tangan dan kakinya
→ labil dan kecenderungan untuk melakukan kegiatan negatif
• Ia sedang marah-marah mengenai terapis, psikiaternya, dan
keluarganya
• Dia mengatakan bahwa dokter jaga adalah dokter terbaik yang
pernah dia temui dan satu- satunya yang memahami sakitnya

36.C gaNggUaN KEPRiBaDiaN aMBaNg


Gangguan Kepribadian Ambang

• Memiliki ciri khas → membentuk suatu hubungan yang kuat tetapi


tidak stabil
• Cenderung melihat dirinya dan orang lain baik terlalu jahat atau terlalu
baik
• Pada umumnya mengidealkan atau tidak menyukai siapapun yang
memiliki tempat penting dalam hidupnya
• Biasanya persepsi ini tidak bertahan lama, dan seseorang yang
diidealkan, suatu hari dapat terlihat negatif di hari berikutnya
• Pasien mengeluhkan jerawat yang awalnya kecil berubah besar
• Pasien sudah mengeluarkan uang yang banyak untuk melakukan
pengobatan serta konsultasi dengan dokter kulit
• Pasien juga sudah melakukan dermo-abrasi 3 kali
• Dia masih meyakini dirinya adalah seorang monster

37.A Body Dysmorphic Disorder


Gangguan Kepribadian Cluster B
Histerionik Narsisistik Ambang Antisosial
• Emosi yang • Selalu berusaha • impulsif • Tidak dapat
dibuat-buat mendapatkan • Cenderung memiliki mengikuti norma
• Bersandiwara penghargaan pemikiran untuk sosial
• Bersifat sugestif buat dirinya menyakit diri sendiri • Tidak peduli dengan
• Mood yang dangkal • Preokupasi untuk • Gangguan perasaan orang lain
dan labil selalu identitas • Bermuka dua
• Penampilan atau mendapatkan • Selalu merasa • Tidak
perilaku kesuksesan hampaBertindak bertanggung
merangsang • Merasa selalu • Susah menahan jawab dengan
• Peduli daya tarik yang terbaik marah apa yang
fisik dilakukan
• Ceroboh
• Patologis persisten
gaNggUaN SOMaTOFORM
BODy DySMORPHiC DiSORDER

• Perasaan yang tidak suka terhadap bagian tubuh sendiri dari


penampakan normal atau hampir normal
• Ketakutan jika tampak jelak atau menjijikan tidak berkurang dengan
jaminan atau pujian dan sudah mendekati ke arah waham.
Hal ini yang menyebabkan ADL terganggu karena pasien cenderung
melihat kaca dan mencari pengobatan dan akhirnya menjadi distress
emosional
• Tiba-tiba ketakutan dengan perasaan tercekik dan berdegup kencang
Gejala ini muncul dalam waktu 20 menit
• 4 kali episode seperti ini 1 bulan terakhir
• Pasien takut jika dia akan meninggal atau gangguan jiwa

38. B gaNggUaN PaNiK


Gangguan Panik • Ditemukan beberapa kali
serangan anxietas berat dalam
masa kira- kira 1 bulan
• Pada keadaan tidak ada bahaya
• Tidak terbatas pada situasi yang
telah diketahui atau dapat
diduga
• Dengan keadaan yang relatif
bebas dari gejala-gejala
anxietas
gaNggUaN PaNiK
Ciri khas Gangguan Panik :

• Sesak nafas hinnga


seperti tercekik
• Denyut jantung
berdegup kencang
• Berkeringat banyak
• Pusing
• Mual dan muntah
• Takut akan kematian
Pilihan Jawaban Lain
A. Gangguan Psikotik (munculnya gejala psikotik (mirip
Akut skizofrenia) dalam waktu kurang dari 2
minggu)

B. Hipokondriasis (Kriteria somatoform tetapi memiliki


kelainan subjektif pasien berupa satu
penyakit yang berat)
C. Gangguan Cemas tidak diketahui
cemas terus penyebab cemasnya)
menerus,
D. Gangguan Stres Paska khas dari gangguan ini adalah flashbacks
muncul dalam kurun terhadap stressor)
waktu 6 bulan,
• Selalu mencuci tangannya berulang kali

• Hal ini dilakukannya karena ia takut akan terkontaminasi


• Dia tidak dapat menghentikan kegiatan tersebut
• → mengarah ke gangguan obsesif kompulsif tipe kontaminasi

39. E SERTRaliNE
Gangguan Obsesif Kompulsif
• Harus ada gejala obsesif / kompulsif / keduanya
• Setiap hari selama 2 minggu
• Menyebabkan distress yang bemakna

Gejala Obsesif
• Disadari dari pikiran atau impuls diri sendiri
• Ada 1 pikiran atau tindakan yang tidak dapat dilawan
• Memeberikan perasaan lega atau ketenangan
• Pengulangan yang tidak menyenangkan
Gangguan Obsesif Kompulsif

Pola
• Kontaminasi (berhubungan dengan kotoran)
• Keraguan yang berlebihan (patologis)
• Pikiran Intrusif
• Simetris atau detail
Tatalaksana
• dengan psikoterapi serta pemberian farmakoterapi
(SSRI → Fluoxetin)
Tipe Gangguan Obsesif kompulsif

• OCD tipe • OCD tipe • OCD tipe


Checking Contamination Hoarding
→ ketakutan → ketakutan → penderita
irasional yang
membuat pasien terkena penyakit mengumpulkan
terobsesi untuk dan mati pada diri barang yang tidak
memeriksa sendiri dan orang berharga karena
sesuatu yang dicintai. takut akan terjadi
berulang-ulang. hal-hal buruk jika
Contoh: kebiasaan
cuci tangan barang tersebut
berkali-kali karena dibuang.
takut kuman.
Tipe Gangguan Obsesif kompulsif

• OCD tipe Rumination • OCD tipe Symmetry


→ pasien memikirkan dan Orderliness
pikiran- pikiran yang pasien terfokus untuk
tidak produktif tetapi
mengatur semua obyek
berulang-ulang.
Contohnya preokupasi sejajar,urut, dan
tentang kehidupan simetris.
setelah kematian.
Terapi pada Pasien Gangguan Obsesif Kompulsif
• Secara patofisiologi pasien gangguan
obsesif kompulsif terjadi karena
disregulasi serotonin.

Terapi terbaik adalah kombinasi antara


terapi perilaku + farmakoterapi.

• Farmakoterapi pada pasien obsesif


kompulsif adalah obat
Ø antidepresan gol. SSRI (Fluoxetine,
Sertraline, Fluvoxamine)
Ø Clomipramine (antidepresan
tetrasiklik/ trisiklik ) juga dapat
digunakan sebagai obat Gangguan
Obsesif Kompulsif
• Dia mengatakan bahwa dia seorang perempuan yang terjebak
dalam tubuh laki-laki
• Sudah dirasakan sejak kecil
• Meminum obat-obat hormonal wanita
• Dan mencari dokter bedah yang dapat mengganti
kelaminnya

40.B gaNggUaN IDENTiTaS gENDER


gaNggUaN IDENTiTaS gENDER

• Gangguan ini memiliki karakteristik berupa identifikasi gender


yang berkelainan dengan dirinya

• tidak nyaman dengan orang yang memiliki jenis kelamin yang sama
• Kelainan ini membuat distress kehidupannya
gaNggUaN IDENTiTaS gENDER
• Beberapa pasien meyakinkan bahwa ia mencari kebenaran jenis
kelaminnya sejak kecil
• Sering hidup sebagai lawan jenisnya

• Mencari terapi dan operasi untuk mengganti jenis


kelaminnya

• Pasien pada umumnya tenang dan nyaman jika


menggunakan pakaian lawan jenisnya
• Tetapi perbedaan dengan Transvestic Fetishism adalah pada
pasien dengan gannguan identitas gender ini tidak terjadi
peningkatan gairah seksual jika menggunakan pakaian lawan
jenisnya
• Pasien mengatakan kepada dokter dan istri pasien agar alat bantu
napas dilepas dan diizinkan pulang.
• Kemudian dokter mendiskusikan hal ini dengan istri pasien di ruang
dokter dan memutuskan untuk tetap memasang alat bantu napas
walaupun pasien menolak.

• Keesokan harinya pasien jatuh dalam keadaan koma, 16 jam kemudian


pasien meninggal.

41.a HONOURy
HONOURy

Ditunjukkan melalui perilaku dg standar tertinggi,


tidak melakukan penyimpangan penyimpangan-
penyimpangan personal maupun profesional dan
ini merupakan esensi humaniora,terutama pada
klien, pasien, mahasiswa, subjek penelitian, teman
sejawat dan bahkan komunitas yg lebih luas.
Pilihan Jawaban Lain
A. Respect: Berarti menghargai dan menghormati
otonomi,pilihan, harkat dan martabat seseorang.
B. Altruism Kepentingan orang lain dari kepen tingan
sendiri
C. Excellence berkomitmen untuk belajar seumur hidup
sesuai dg profesinya sebagai dokter, dimulai
sejak hari pertama masuk pendidikan sbg
mhs
Fakultas kedokteran.
D. Accountability Berkomitmen untuk belajar seumur hidup
sesuai dg profesinya sebagai dokter, dimulai
sejak hari pertama masuk pendidikan
sbg mhs Fakultas kedokteran.
A. Seorang ibu ingin mencari anak perempuannya yang mengalami
kecelakaan pesawat terbang di hutan setengah jam setelah lepas
landas
B. lalu DVI tersebut melakukan anamnesa dan mengolah hasil
anamnesa tersebut menjadi sebuah data dan membuat
pemberkasan

42.a DaTa PREMORTEM


Fase-3-Antemortem
Fungsi
• Mendapatkan, menganalisa serta mencocokkan data orang hilang
• Mengetahui data orang hilang
• Mendapatkan informasi DNA
• mendapatkan informasi properti dalam Ante Mortem
• Pasien mengalami hanti jantung dan henti nafas.
• Dokter jaga ruangan tidak segera melakukan intubasi sesegera
mungkin.
• 20 menit kemudian pasien meninggal

43.D MEDiCal NEgligaNCE


MEDiCal NEgligaNCE

Apa yang dinamakan kelalaian medik (medical negligance) adalah


ketentuan legal yang terdiri dari tiga unsur.

1. Terdapat hubungan antara dokter dan pasien


2. Dokter itu telah melanggar kewajibannya, karena tidak
memenuhi standar pemberian pelayanan
3. Pelanggaran itu telah menyebabkan pasien menderita
kerugian (harm) yang sebenarnya dapat dibayangkan dan
secara wajar dapat dicegah.
Pilihan Jawaban Lain
A. Pembunuhan suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa
seseorang dengan cara yang melanggar hukum,
maupun yang tidak melawan hukum.
B. Euthanasia aktif perbuatan yang dilakukan
secara aktif oleh dokter untuk mengakhiri hidup
seorang (pasien) yang dilakukan secara medis.
C. Euthanasia pasif perbuatan menghentikan atau mencabut segala
tindakan atau pengobatan yang perlu untuk
mempertahankan hidup manusia, sehingga
pasien diperkirakan akan meninggal setelah
tindakan pertolongan dihentikan.
D. Physician asisted
medicine
• Terapi yang tepat pada demam tifoid?

44.B Siprofloksasin 500 mg 2x1, 7 hari


Yang termasuk demam tifoid berat : muntah yang menetap, diare berat,
distensi abdomen, atau kesadaran menurun
Dari pemeriksaan didapatkan luka memar dan luka lecet berbentuk
cetakan kuku di leher

45a. i
TEKNiK PENgiRiSaN I

Keuntungan teknik insisi I adalah mudah dikerjakan dan daerah leher dapat
diperiksa lapis demi lapis sehingga semua kelainan yang ada dapat dilihat,
tetapi keburukannya ialah dari segi estetika karena ada irisan pada daerah
leher
• Ditemukan tewas dalam keadaan tergantung dalam kamarnya.
Dilakukan otopsi pada mayat ditemukan adanya asfiksia.
• Temuan intravital

46.D REMBESaN DaRaH PaDaJERaTaN


Perbedaan jejas jerat intravital dan postmortem

intra vital
• melekuk ke dalam,
• warna merah coklat
• perabaan keras
• resapan darah di bawah kulit

post mortem
• melekuk ke dalam
• warna pucat
• perabaan lunak
• resapan darah negatif
Pilihan Jawaban Lain
A. Temperatur mayat merupakan tanda kematian pasti
>32ºc
B. Adanya lebam mayat lebam mayat muncul pada bagian
kebiruan diujung terendah tubuh pada setiap kematian
ekstrimitas
C. Adanya lidah menjulur terjadi pada kasus penjeratan

D. Kaku mayat tidak bisa kaku mayat terjadi setelah relaksasi


dilawan primer kematian
• Pelatih memeriksa pemain dan tidak ditemukan luka robek,
perdarahan dan deformitas.
• Tak lama kemudian timbul bengkak dan warna ungu pada kulitnya

47.B KONTUSiO
CONTUSiO/lUKa MEMaR
• Kadang lokasi tidak sesuai trauma
• Perubahan warna
• Kadang mencerminkan penyebab
• Dampak patofisiologi tergantung:
• Lokasi
• Ukuran
• Umur
Wanita 35 tahun ditemukan tewas tergantung edema dan jejas
warna kecoklatan.

48.a TaNDa aSFiKSia


TaNDa aSFiKSia
• Sianosis pada bibir dan ujung
jari
• Busa/Buih Halus :
Hidung,mulut, sal.nafas
• Kongesti vena : paru, mukosa,
• Edema organ : otak, paru
• Bintik-bintik perdarahan
• Lebam mayat : luas, gelap
• pasien sering mengkonsumsi alcohol dan narkoba.

49. a PEMERiKSaaN TOKSiKOlOgi DaRaH


Pemeriksaan toksikologi
• Diagnosis pasti hanya dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
kuantitatif kadar alkohol darah.
• Salah satu cara penentuan semikuantitatif kadar alkohol dalam
darah yang cukup sederhana adalah teknik modifikasi
mikrodifusi (Conway),
Pilihan Jawaban Lain
A. pemeriksaan Kadar alkohol dari udara ekspirasi dan urin
toksikologi urin dapat dipakai sebagai pilihan kedua

B. pemeriksaan faal Untuk korban meninggal sebagai pilihan


ginjal kedua dapat diperiksa kadar alkohol dalam
otak, hati, atau organ lain atau cairan
tubuh lain seperti cairan serebrospinalis.
C. pemeriksaan gula tidak dapat menegakkan
darah penggunaan alkohol
D. Foto polos tidak dapat menegakkan penggunaan alkohol
abdomen
• tidak bernyawa di pinggir danau dekat rumahnya.
• penyebab kematian adalah asfiksia karena terhalangnya jalan nafas
oleh air.

50.E Kadar NaCl dalamdarah meningkat


TENggElaM

Tipe II A ( tenggelam di air tawar )


Air masuk alveoli → Kadar NaCl darah > kadar NaCl air tawar→ osmosis
air ke dlm darah →hemodilusi → eritrosit pecah→ Ion K keluar →
hiperkalemi → atrium fibrilasi (kadar NaCl jantung kanan > jantung kiri)

Tipe II B (tenggelam di air laut)

Air laut masuk alveoli → kadar NaCl air di alveoli > di darah → osmosis air
dari darah ke alveoli → darah hemokonsentrasi →Tidak ada gangguan
elektrolit, retensi cairan di organ→ Kadar NaCl Jantung kiri > kanan
Pilihan Jawaban Lain
A. Berat jenis darah di tenggelam di air laut
jantung kiri lebih besar:
B. Kadar kalium darah tenggelam di air laut
menurun:
C. Sel darah merah tenggelam di air laut
mengalami
hemokonsentrasi:
D. Paru-paru relativ basah: tenggelam di air laut
• Periksa ke Lab

→ Rujukan Bahan Laboratorium→ Rujukan Medis

51.B RUJUKAN MEDIS


SISTEM RUJUKAN

• Sistem rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab


atas masalah kesehatan atau kasus penyakit yang dilakukan secara
vertikal atau horizontal

Rujukan kesehatan

Rujukan Medis
RUJUKAN KESEHATAN
• Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab untuk masalah kesehatan.
• Terkait dengan penyelenggaraan pelayanan (upaya) kesehatan
perorangan.
• Tujuan : pemeliharaan dan pencegahan
• Jalur: dinas kesehatan secara bertingkat

Rujukan Teknologi

Rujukan Operasional

Rujukan sarana
• Melengkapi imunisasi anak usia 1-3 tahun
• Sasaran Desa yang tidak mencapai UCI selama 2 tahun berturut-turut

52.D BaCKlOg FIgHTINg


IMUNISaSI TaMBaHaN
BaCKlOg FIgHTINg
• Merupakan upaya aktif dalam melengkapi imunisasi dasar pada anak
yang berumur 1-3 tahun.
• Sasaran utama dari backlog fihgting adalah desa atau kelurahan yang
belum mencapai desa UCI selama dua tahun berturut-turut.
• Universal child imunization (UCI) adalah tercapainya imunisasi dasar
secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, wanita usia subur dan
anak sekolah tingkat dasar.

Imunisasi lengkap pada bayi


1 dosis BC, 3 dosis DPT, 4. dosis Polio, 3 dosis Hepatitis B, 1 dosis Campak.
Untuk anak sekolah tingkat dasar
1 dosis DT, 1 dosis campak , 2 dosis TT
Untuk ibu hamil dan wanita usia subur
2 dosis TT.
CRASH PROGRAM
• Kegiatan ini ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi
secara cepat untuk mencegah terjadinya KLB (kejadian luar biasa).

Kriteria
• Pemilihan lokasi crash program didasarkan atas beberapa kriteria, yaitu:
• Angka kematian bayi tinggi dan angka PD3I (penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi) tinggi
• Infrastruktur (tenaga, sarana, dana kurang)
• Desa selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai target UCI
(Universal Child Imunization).
Pilihan Jawaban Lain

A. Crash Program: Intervensi cepat cegah KLB, tidak capai


UCI 3 tahun berturut-turut, IMR dan
PD3I tinggi, infrastruktur jelek
B. Pekan Imunisasi Percepat pemutus siklus hidup virus
Nasional: polio
C. Sub PIN 2x imunisasi polio (interval 1 bln),
serentak pada anak < 1 rtahun
D. Imunisasi akibat Imunisasi untuk penanggulangan KLB
Kejadian Luar Biasa
• Keberhasilan Program → N/S
(NAIK/SELURUH)

53. E N/S
INDIKATOR PELAYANAN POSYANDU/ INDIKATOR SKDN
• S : Seluruh. (Jumlah total balita di wilayah posyandu)
• K : KMS. ( Yang punya KMS)
• D : Ditimbang. (Yang ditimbang posyandu)
• N : Naik. (Yang naik BBnya)

• D/S : Partisipasi masyarakat


• K/S :Cakupan program
• N/D : Penilaian status gizi
• D/K : Kesinambungan atau kelangsungan penimbangan
• N/S : Keberhasilan Program
Sumber: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:
747/Menkes/SK/VI/2007 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL KELUARGA SADAR GIZI DI DESA
SIAGA
• 6 Program esensial Puskesmas

54 a.
PROMKES, KONSElINg, PENCEgaHaN PEMBERaNTaSaN
PENyaKIT,KIa-KB, gizi, PENgOBaTaN
6 PROGRAM ESENSIAL PUSKESMAS
1. Pelayanan Promosi Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
4. Pelayanan Gizi
5. Pelayanan Pencegahan dan Pemberantasan penyakit
• Berobat ke dokter praktek swasta
• Pasien belum terdaftar BPJS → Membayar sendiri → Fee for Service

55.C FEE FOR SERVICE


METODE PEMBAYARAN PELAYANAN KESEHATAN
• Menurut WHO terdapat 7 Metode pembayaran pelayanan kesehatan
1. Fee for Service
2. Case Payment (DRG atau di Indonesia INA-CBG)
3. Daily Charge
4. Bonus Payment
5. Kapitasi
6. Gaji (Salary)
7. Anggaran global
1. PEMBIAYAAN BERDASAR PELAYANAN (FEE FOR SERVICE)
• Pembayaran per item pelayanan, yaitu tindakan per diagnosis,
terapi, pelayanan pengobatan dan tindakan identifikasi satu per
satu, kemudian dijumlahkan dan ditagih rekeningnya.

2. PEMBAYARAN BERDASARKAN KASUS (CASE PAYMENT)

• Pembayaran dilakukan dalam satu paket pelayanan atau episode


pelayanan.
• Pembayaran tidak didasarkan oleh item, kemudian dijumlahkan
seperti fee for service.
• Daftar pembayaran mungkin tidak berkaitan dengan biaya pelayanan
sesungguhnya yang diberikan kepada pasien tertentu di suatu rumah
sakit, seperti yang terjadi pada pembayaran berdasarkan “diagnosis
related groups” (DRG) atau di Indonesia berdasarkan INA-CBG.
3. PEMBAYARAN BERDASARKAN HARI (DAILY CHARGE)
• Pembayaran langsung dengan jumlah tetap per hari bagi pelayanan
atau hospitalisasi.
4. PEMBAYARAN BONUS/ FLAT RATE (BONUS PAYMENT)
• Pembayaran langsung sejumlah yang disepakati (biasanya global) bagi
tipe pelayanan yang diberikan.

5. KAPITASI
• Pembayaran dengan jumlah yang ditetapkan berdasarkan jumlah orang
yang menjadi tanggung jawab dokter (biasanya setiap tahun). Pasien
dengan kategori yang berbeda, misalnya berumur lebih dari 75 tahun,
mungkin dikenai angka kapitasi yang berbeda pula.
6. GAJI (SALARY)
• Pendapatan per tahun yang tidak berdasarkan beban kerja atau biaya
pelayanan yang diberikan.
7. ANGGARAN GLOBAL
• Seluruh anggaran pelaksanaan ditetapkan di muka yang dirancang
untuk menyediakan pengeluaran tertinggi, tetapi memungkinkan
pemanfaatan dana secara fleksibel dalam batas waktu tertentu
Secara umum besarnya potensi pendapatan dokter setahun
merupakan perkalian antara produktivitas dokter dengan jasa medik.
Jasa medik adalah imbalan yang diberikan kepada dokter untuk
suatu jenis layanan medik (dalam metode pembayaran FFS). Besarnya
jasa medik semestinya mempertimbangkan kemampuan dan
kemauan masyarakat membayar (ability and willingness to pay)
• Yang tidak termasuk fungsi keluarga menurut Peraturan
Pemerintah No.21 tahun 1994

56.E FUNgSI KESEHaTaN


FUNGSI KELUARGA
MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NO.21 TAHUN 1994
Fungsi Keagamaan Keluarga sebagai wahana persemaian
nilai-nilai agama.
Fungsi Budaya Keluarga akan memberikan
kesempatan anggota keluarganya
untuk mengembangakan kekayaan
budaya
Fungsi Cinta Kasih Keluarga akan memberikan landasan
yang kokoh terhadap hubungan
anggota keluarga dan kekerabatan
antar generasi sehingga menjadi
wahana bersemainya kehidupan yang
penih cinta kasih
Fungsi Perlindungan Keluarga akan menumbuhkan rasa
aman dan kehangatan bagi anggota
keluarganya
• Multigenerasi (Pohon keluarga)

57.a gENOgRaM
gENOgRaM
Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga yang menggambarkan
siklus hidup keluarga, penyakit dalam keluarga dan hubungan antar
anggota keluarga.

• Biasanya genogram ini dibuat 3 generasi.

Kegunaan

• Guna genogram ini adalah untuk mengetahui secara cepat hubungan


diantara anggota keluarga, sebagai cara untuk melihat masalah medis
dan psikologis keluarga dan sebagai alat untuk mengerti keluarga dari
multigenerasi
gENOgRaM
Langkah-langkah membuat genogram:

1. Nama kepala keluarga ditulis diatas keluarga


2. Nama dan umur setiap anggota keluarga ditulis dibawah symbol
3. Anggota keluarga yang menjadi fokus pelayanan kesehatan dokter
keluarga disebut sebagai “index pasien” dan ditandai dengan panah
4. Tanggal pembuatan genogram ditulis
5. Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah ditandai
dengan menggambar lingkaran
6. Penyakit dalam keluarga di tulis dengan simbol standar yang
diberi keterangan dibawah genogram
7. Waktu dan sebab kematian anggota keluarga ditulis dengan symbol
yang diberi tanda silang didalam lingkaran atau bujur sangkar
8. Tanggal pernikahan dan perceraian dicantumkan pula
• Pola pewarisan
• Penyakit dalam keluarga
• Hubungan dan anggota keluarga
• Disfungsi keluarga
• Kepuasan individu

58.B FAMILY APGAR


FAMILY APGAR
Untuk dapat menilai fungsi keluarga, metode APGAR ini dapat digunakan.
Metode ini digunakan dengan menilai lima fungsi keluarga sehingga dapat
diketahui apakah sebuah keluarga fungsional atau tidak fungsional.
Adaptasi (Adaptation)
Dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga dalam menerima bantuan
yang diperlukannya dari anggota keluarga yang lain.

Kemitraan (Partnership)
Saling berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan komunikasi yang
baik.
Pertumbuhan (Growth)

Dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebebasan yang


diberikan keluarga dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik dan
emosi anggota keluarga.

Kasih saying (Affection)

Dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kasih


saying serta interaksi emosional antar anggota keluarga

Kebersamaan (Resolve)

Dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan


dalam membagi waktu, materi/ uang dan ruang untuk privacy.
No Pernyataan Selalu/sering Kadang- Jarang/tidak
(2) kadang/pernah (0)
(1)
1 Saya puas karena saya dapat kembali
pada keluarga saya jika saya
menghadapi masalah
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas serta membagi masalah
2 dengan saya
Saya puas bahwa keluarga saya
3 menerima dan mendukung keinginan
saya melaksanakan kegiatan
dan taupun arah hidup yang baru
Saya puas dengan cara-cara keluarga
4 saya menyatakan rasa kasih sayang dan
menanggapi Emosi
Saya puas dengan cara-cara keluarga
5 saya membagi waktu bersama
SCREEM
Penilaian keluarga terhadap kemampuan untuk berpartisipasi dalam pelayanan kesehatan
anggota keluarganya dan kemampuan menghadapi krisis dapat dianalisis dengan menggunakan
metode SCREEM.

• Interaksi sosial (Social interaction)


Adanya komunikasi dan interaksi dengan kerabat dekat, tetangga dan masyarakat di
lingkungan sekitar.
• Dukungan adat istiadat/ budaya (Cultural pride)
Dukungan dari budaya setempat.
• Agama/ kepercayaan (Religion)
Agama/ kepercayaan yang dianut memberikan kepuasan secara spiritual.
• Stabilitas ekonomi (Economic stability)
Kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan secara ekonomi baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun saat menghadapi masala kesehatan.
• Pendidikan (Education)
Mempunyai tingkat pendidikan yang cukup untuk memahami dan memecahkan masalah.
• Pelayanan medis (Medical health)
Tersedia sarana pelayanan kesehatan yang mudah diakses oleh semua anggota keluarga.
FAMILY LIFE CYCLE

• Dokter dengan memahami perkembangan keluarga dapat


membentuk hipotesis yang baik tentang permasalahan yang sedang
dialami pasien, dan dapat membantu anggota keluarga menyiapkan
diri dari masalah dan membantu memecahkannya.

• Siklus hidup keluarga konsepnya dibuat menjadi tahapan – tahapan

• Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel yang dibuat secara


sistematis menggabungkan variable demografik yaitu status
pernikahan, ukuran keluarga, umur anggota keluarga, dan status
pekerjaan kepala keluarga.
FAMILY LIFE CYCLE
Tahap Penjelasan
Tahap Tanpa Anak Dimulai dari perkawinan hingga kelahiran anak
pertama.
Tahap Melahirkan Dimulai dari kelahiran anak sulung hingga anak
(Tahap Berkembang) bungsu.
Tahap Menengah Dimulai dari kelahiran anak bungsu, hingga anak
sulung meninggalkan rumah atau menikah
Tahap Meninggalkan Rumah Dimulai dari anak sulung meninggalkan rumah
sampai anak bungsu meninggalkan rumah
(perkawinan biasanya dianggap meninggalkan
rumah).
Tahap Purna Orang Tua Dimulai dari saat anak bungsu meninggalkan rumah,
hingga salah satu pasangan meninggal dunia
Tahap Menjanda/Menduda Dimulai dari saat meninggalnya suami atau istri,
hingga pasangannya meninggal dunia.
Family Life Cycle dianggap penting karena:

1. Menunjukan interaksi antara anggota keluarga. Peristiwa- peristiwa


seperti kelahiran, kematian, dan perubahan umur atau status anak,
tidak hanya mempengaruhi individu-individu yang
2. bersangkutan, tetapi juga anggota keluarga yang lain.
Memperjelas pengaruh yang kontinu dari peristiwa-peristiwa
3. yang terjadi pada tahap-tahap awal siklus terhadap kehidupan keluarga
sampai akhir siklus tersebut.
4. Menghilangkan konsepsi yang salah tentang keluarga, misalnya
pandangan bahwa keluarga hanya melewati satu atau dua tahap
tertentu saja.
5. Merupakan suatu ringkasan yang penting tentang pengaruh
gabungan faktor-faktor fertilitas, mortalitas, nupsialitas dengan
faktor-faktor ekonomi dan kebudayaan.
6. Dapat menjelaskan bermacam-macam variasi kegiatan sosial
demografi dan sosial ekonomi.
• Jalur hidup Keluarga

59.E FAMILY LIFELINE


FAMILY LIFE LINE
menggambarkan secara kronologis stress kehidupan / kejadian klinis
& pemecahannya (bagaimana mereka mengatasi)
• Sumber Mengatasi Krisis

60. C FAMILY SCREEM


Family SCREEM
(social, cultural, religousi, economic, educational, medical)
• menggambarkan ketersediaan sumber, penilaia kapasitas keluarga
dalam berpartisipasi pada ketentuan pelayanan kesehatan atau
mengatasi krisis.
• Family SCREEM digunakan untuk mengetahui fungsi patologis di
dalam keluarga Family SCREEM diperlukan pada kondisi dimana
pasien mengalami penyakit kroni s dan membutuhkan pengobatan
dalam jangka panjang
61.B lIEN, USUS, URETHRa

Pasien laki-laki, 27 tahun, post KLL, 2 jam SMRS


• Berada di belakang kemudi → supir
• TTV: TD 90/60 (preshock), nadi 116x/m (takikardi), RR 30x/m
• (takipnea), suhu 38,7C (febris)
PF: Inspeksi: konjungtiva anemis, seat belt sign (+) pada abdomen
• Palpasi: defans muskuler (+) pada seluruh lapang abdomen
• Perkusi: ruang Traube dull (+), tanda Kehr (+)
• RT : tonus m. sphincter ani menurun, prostat overriding
• Ro: free air subdiafragma
TRaUMa TUMPUl aBDOMEN

Gejala dan Tanda

• Nyeri abdomen, iritasi peritoneum


• Distensi →pneumoperitoneum, pembesaran gaster, atau terjadi ileus
• Ekimosis daerah pinggang (Gray- Turner Sign) atau umbilikus
(Cullen’s Sign) → perdarahan retroperitoneal
• Kontusio abdomen → seat-belt sign
• Bising usus menurun → trauma intraperitoneal
• RT: darah atau emfisema subkutan
TRAUMA TUMPUL ABDOMEN (TTA)

Ruang Traube’s Trauma Urethra


• Above the left mid-axillary costal • Trauma pada urethra pars
margin membranosa disebabkan karena
• Mengarah pada pembesaran adanya fraktur pada simfisis pubis
limpa dan dapat muncul saat atau pada ramus pubis
inspirasi • Urethra membranosa akan robek
sehingga prostat akan tertarik
Kehr’s keatas
• Nyeri tiba-tiba pada puncak bahu (tip
• RT: prostat akan teraba letak
of the shoulder) karena adanya darah
atau cairan lain yang dapat tinggi atau melayang (high
mengiritasi peritoneum, saat pasien overriding prostate)
tidur sejajar terlentang dengan kaki
Kehr’s sign pada bahu kiri
merupakan tanda klasik dari
ruptur limpa
Organ
• Limpa
(Traube’s space dullness, Kehr’s sign)
• Usus
(udara bebas, tonus sphincter berkurang)
• Urethra
(high overriding prostate)
• Pasien laki-laki, 27 tahun, post KLL mobil 1 jam SMRS
• Dada menghantam kemudi
• PF: tampak gelisah, TD 80/50 mmHg, nadi 128 kali/menit, RR
• 28 kali/menit, terlihat distensi vena jugularis 5+3 cm
H2O, dan jejas di dada sebelah kiri
• PF thoraks: perkusi sonor, suara napas vesikuler, dan muffled
heart sound
• diagnosis: Tamponade Jantung

62. D NEEDLE PERICARDIOCENTESIS


TaMPONaDE JaNTUNg
• Salah satu kegawatdaruratan medik
• Cairan mengisi ruang perikardium → jantung sulit mengembang →
diastolic failure

Gejala Pemeriksaan Fisik


• Takipnea dan DOE • Takikardi
• rest air hunger • Trias Beck:
• Weakness • Hipotensi → syok
• Presyncope • Elevated JVP with y descent
• Dysphagia • Muffled heart sound
• Batuk • Pulsus paradoxus (bunyi jntung) masih
• Anorexia terdengar namun a. radialis tidak teraba
saat inspirasi)
• Chest pain
• Pericardial friction rub
TaMPONaDE JaNTUNg
Dicurigai tamponade jantung:
• Echocardiography
• Pericardiocentesis
• Dilakukan segera untuk
diagnosis dan terapi (awal)

• Needle pericardiocentesis
Seringkali merupakan pilihan terbaik
saat terdapat kecurigaan adanya
tamponade jantung atau terdapat
penyebab yang tidak diketahui
untuk timbulnya tamponade jantung
PERICaRDIOCENTESIS
PERICaRDIOCENTESIS
• Pasien laki-laki, 30 tahun
• Tidak bisa buang air kecil, 12 jam
• Sebelumnya masih bisa buang air kecil tetapi berwarna kemerahan
setelah konsumsi jengkol dan sambal terasi

63.E NaTRIUM BIKaRBONaT


INTOKSIKASI ASAM JENGKOLAT
• Jengkol mengandung asam jengkolat dan sulfur yang dapat mengkristal
di tubulus renal menimbulkan uropati obstruktif, acute kidney injury, atau
penyakit ginjal kronik.
• Intoksikasi akut dapat terjadi 5- 12 jam setelah makan jengkol

Manifestasi Klinik Tatalaksana


• Nyeri pinggang • Hidrasi agresif
• Kolik abdomen untuk meningkatkan aliran urine
• Oligouria • Alkalinisasi (natrium bikarbonat)
• Hematuria untuk melarutkan kristal asam jengkolat
INTOKSIKASI ASAM JENGKOLAT
• Pasien perempuan, 55 tahun
• Demam dan penurunan kesadaran, 1 hari SMRS
• Sebelumnya nyeri tenggorokan dan batuk berdahak berwarna
kuning kehijauan
• PF: TD 100/60, nadi 122x/m, RR 32x/m, suhu 39,6C , dan rhonki
basah kasar di kedua paru

• Lab: Hb 10 mg/dl, leukosit 20.000/µL, trombosit 455.000/µL,


bilirubin indirek 3,4 mg/dl, bilirubin direk 4,2 mg/dl

64.B SEPSIS
SEPSIS GUIDELINES 2016
SEPSIS GUIDELINES 2016
KRITERIA SEPSIS LAMA VS BARU (2016)
• Pasien laki-laki, 37 tahun
• Post KLL 2 jam SMRS, perut dan selangkangan tertabrak
stang motor
• Nyeri di selangkangan dan tidak bisa BAK
• PF: butterfly hematome, darah di meatus urethra, dan kandung
kemih teraba undulasi

65. D PUNGSI SUPRAPUBIK


RUPTUR ORgaN

Organ Gejala
Ginjal Nyeri di pinggang, hematuria
Ureter Nyeri dapat menjalar ke selangkangan, jarang
terjadi, hematuria
Vesika urinaria Nyeri di suprapubik, hematuria
Urethra anterior Nyeri di selangkangan, paling sering terjadi, paling
sering karena straddle injury, butterfly hematome
Urethra posterior Nyeri di selangkangan, biasanya disebabkan oleh
fraktur pelvis, floating prostate
KLASIFIKASI GOLDMAN UNTUK RUPTUR URETHRA
• Pasien laki-laki, 44 tahun, korban kebakaran
• Pasien sempat tidak sadar kemudian saat sadar pasien
mengeluhkan dada terasa sangat berdebar-debar dan
merasakan nyeri pada tangan dan kakinya
• PF: tampak sakit sedang, kompos mentis, GCS E4V5M6, TD
140/100 mmHg, nadi 102 kali/menit, RR 20 kali/menit, dan suhu
36,8C.
• Pada telapak tangan kanan ditemukan lecet dan disekitarnya
terdapat kehilangan kulit hampir seluruhnya.
• Pada kaki kanan dan kiri dari telapak kaki hingga lutut tampak
luka lecet dan kemerahan. Di beberapa bagian terutama telapak
kaki kanan sampai lutut hangus dan kehilangan hampir seluruh
ketebalan kulit

66.E COMBUSTIO DERAJAT III ± 20% (ELECTRICAL INJURY)


lUKa BaKaR
Tatalaksana emergensi luka bakar
LUKA BAKAR LISTRIK
Kerusakan jaringan disebabkan oleh:
• Aliran listrik (arus bolak balik/AC)
Merupakan energi dalam jumlah besar. Kerusakan ekstensif lokal
maupun sistemik
• Loncatan energi
Ditimbulkan oleh udara yang berubah menjadi api
• Kerusakan jaringan
Akibat kerusakan sistem pembuluh darah sepanjang dialiri listrik
(trombosis)
Types of electrical injury
Manifestasi klinis

Head and neck Nervous:


• Tympanic membrane rupture • Brain: Loss of consciousness
(usually transient)
• Temporary hearing loss
• Respiratory arres
• Cataracts – may happen
• Confusion, flat affect, memory
immediately or be delayed
problems
Cardiovascular system • seizure
• Spinal cord injury
Dysrhythmias – asystole, VF → either immediately or
cardiac arrest Mafyalso cause delayed
transient ST elevation, QT • Peripheral nerve damage
prolongation, PVCs, Atrial
fibrillation, Bundle branch blocks
ELECTRICAL BURN - ASCIOTOMY

Thermal burns at contact points


• Kissing burn → current causes
flexion of extremity → burns at
flexor creases
• Burns around mouth common in
children who chew on electrical
cord
• Careful with these as separation of
eschar can cause delayed bleeding
of labial artery.
ElECTRICal BURN FaSCIOTOMy
Extremities:
• Compartment syndrome –requires
fasciotomies
• Damaged muscle → Massive
release myoglobin → Rhabdomiolisis→
renal failure
Vascular:
• Thrombosis of vessels
• Damage to vessel walls → delayed
rupture and hemorrhage
Skleletal system:
• Fractures/dislocations from trauma or
from tetanic muscle contractures
(e.g shoulder dislocation)
Management
ED Initial Management: Out of Hospital Management:
• ABCs and ATLS, trauma • Ensure scene safety
management as needed • Careful for live lines on the scene
• Fluid resuscitation: • ACLS protocols as needed
• Parkland formula not helpful • Fluid resuscitation with saline or
here as surface wounds not ringers lactate
reflective of more extensive • Spine immobilization if suspected
internal damage trauma
• Fluids to maintain urine output 1-
1,5 cc/kg/hr →rhabdomyolisis
management
• ECG
• Analgesic
Penanganan Luka Bakar Listrik
Primary Survey: Secondary Survey:

• Airway – cervical spine • Pemeriksaan dari kepala sampai kaki


control • Pakaian dan perhiasan dibuka
• Breathing • Periksa titik kontak
• GCS dan periksa pupil • Estimasi luas luka bakar/derajat luka
• ciruculation bakarnya
• Periksa status neurologis
• Disability : periksa kesadaran
• Pemeriksaan trauma lain, oatah
tulang/dislokasi → pertimbangkan
kebutuhan amputasi, fasiotomi,
escharotomi
• Kalau perlu pasang endotrakeal
intubasi
Penanganan Luka Bakar Listrik
Resusitasi:
• Bila didapatkan luka bakar, dapat diberikan cairan 2-4 cc/kg/luas
luka bakar
• Bila didapatkan haemochrogens (myoglobin), urine output
dipertahankan antara 75-100 cc/jam sampai tampak urine menjadi
jernih
• Sodium bikarbonat dapat ditambahkan pada RL sampai pH > 6,0
• Manitol jarang digunakan
Cardiac monitoring:
• Monitoring EKG kontinyu untuk disritmia
• Ventrikular fibrilasi, asistol dan aritmia diterapi sesuai ACLS
Penanganan Luka Bakar Listrik

cardiac monitoring:
• Pasien laki-laki, 17 tahun, post KLL 1 jam SMRS
• Dada terbentur kemudi motor
• Disertai sesak napas dan nyeri dada kiri
• PF: kesadaran somnolen, tampak lemah, TD 80/50 mmHg, nadi 108
kali/menit, RR 30 kali/menit, terlihat distensi vena jugularis, dan
jejas di dada sebelah kiri
• PF thoraks: perkusi sonor, suara napas vesikuler, dan bunyi jantung
kesan menjauh
• Diagnosis: Tamponade Jantung

67. A PERICARDIOTOMY
TaMPONaDE JaNTUNg
• Salah satu kegawatdaruratan medik
• Cairan mengisi ruang perikardium → jantung sulit mengembang →
diastolic failure

Gejala Pemeriksaan Fisik


• Takipnea dan DOE • Takikardi
• rest air hunger • Trias Beck:
• Weakness • Hipotensi → syok
• Presyncope • Elevated JVP with y descent
• Dysphagia • Muffled heart sound
• Batuk • Pulsus paradoxus (bunyi jntung) masih
• Anorexia terdengar namun a. radialis tidak teraba
saat inspirasi)
• Chest pain
• Pericardial friction rub
TaMPONaDE JaNTUNg
Dicurigai tamponade jantung:
• Echocardiography
• Pericardiocentesis
• Dilakukan segera untuk
diagnosis dan terapi (awal)

• Needle pericardiocentesis
Seringkali merupakan pilihan terbaik
saat terdapat kecurigaan adanya
tamponade jantung atau terdapat
penyebab yang tidak diketahui
untuk timbulnya tamponade jantung
PERICaRDIOCENTESIS
PERICaRDIOCENTESIS
• Laki-laki, 57 tahun
• Tiba-tiba henti napas di RS
• PF: penurunan kesadaran, nadi tidak teraba, pengembangan dinding
dada tidak ada
• Dokter memutuskan melakukan defibrilasi
• Pada AED tampak instruksi “shock”

68.E MENgHINDaRI PaSIEN UNTUK TERSENTUH


AUTOMATED EXTERNAL DEFIBRILLATOR (AED)
Cardiac arrest/AED steps:
• Turn on the AED
• Wipe the chest dry
• Attach pads to bare chest
• Plug in the connector, if necessary
• Make sure no one, including you, is touching the
patient
• Tell everyone to “STAND CLEAR!”
• Push the analyze button if necessary
• If AED advises you to shock the patient, make sure
no one, including you, is touching the patient
• Tell everyone to “STAND CLEAR!”
• Push the “shock” button, if necessary
• Bayi lahir usia kehamilan 38 minggu
• Dilakukan resusitasi neonatus
Penilaian awal → LDJ 80x/menit dan megap-megap → dilakukan
tindakan resusitasi neonatus namun LDJ tetap 80 kali/menit

69.D VTP SAMPAI PIJAT JANTUNG DENGAN O2 100%


RESUSITASI NEONATUS - VTP
• Peralatan yang digunakan untuk VTP adalah:
• Self inflating bag (balon mengembang sendiri)
• Flow inflating bag (balon tidak mengembang sendiri)
• T-piece resuscitator
• Dalam 30 detik dilakukan VTP 20-30 kali mengikuti
pernapasan
bayi 40-60 kali/menit
• Pada permulaan resusitasi, oksigen tidak dibutuhkan secara
rutin. Namun, bila terjadi sianosis selama resusitasi → boleh
ditambahkan oksigen
TEKNIK VENTILASI DAN KOMPRESI DADA
• Indikasinya ialah jika frekuensi denyut jantung kurang dari 60 per menit
setelah ventilasi adekuat dengan oksigen selama 30 detik. Untuk neonatus,
rasio kompresi: ventilasi = 3:1 (1/2 detik untuk masing-masing).
• Pernapasan, frekuensi denyut jantung, dan oksigenasi harus dinilai secara
periodik dan kompresi – ventilasi tetap dilakukan sampai frekuensi denyut
jantung sama atau lebih dari 60 per menit.
• Kompresi dada dilakukan pada 1/3 bagian sternum dengan kedalaman
1/3 dari diameter antero-posterior dada.
• Teknik kompresi: (1) teknik kompresi dua ibu jari dengan jari-jari melingkari
dada dan menyokong bagian punggung, (2) teknik kompresi dengan dua
jari dimana tangan lain menahan bagian punggung.
• Pada kompresi, dada harus dapat berekspansi penuh sebelum kompresi
berikutnya, namun jari yang melakukan kompresi tidak boleh meninggalkan
posisi di dada
KAPAN MENGHENTIKAN RESUSITASI…??
• Pada bayi baru lahir tanpa adanya denyut jantung,
dianggap layak untuk menghentikan resusitasi jika detak
jantung tetap tidak terdeteksi setelah dilakukan resusitasi
selama 10 menit (kelas IIb, LOE C).
• Keputusan untuk tetap meneruskan usaha resusitasi bisa
dipertimbangkan setelah memperhatikan beberapa faktor
seperti etiologi dari henti hantung pasien, usia gestasi,
adanya komplikasi, dan pertimbangan dari orangtua
mengenai risiko morbiditas.
• Pasien laki-laki, 26 tahun, post KLL
• Mengalami fraktur basis cranii
• PF: mulut dipenuhi oleh darah yang tidak kunjung
berhenti

70. E KRIKOTIROTOMI
INITIAL ASSESSMENT Penilaian awal meliputi:
1. Persiapan
• Penderita trauma/multitrauma
2. Triase
memerlukan penilaian dan
pengelolaan yang cepat dan tepat 3. Primary survey (ABCDE) →
sesuai indikasi (keadaan pasien)
untuk menyelamatkan jiwa
penderita. 4. Resusitasi
• Waktu berperan sangat penting. 5. Tambahan terhadap primary
survey dan resusitasi
Oleh karena itu, diperlukan cara
yang mudah, cepat, dan tepat. 6. Secondary survey
• Proses awal ini dikenal dengan 7. Tambahan terhadap secondary
istilah Initial Assessment (penilaian survey
awal) 8. Pemantauan dan re-evaluasi
berkesinambungan
9. Transfer ke pusat rujukan yang
lebih baik
PRIMARY SURVEY – A
AIRWAY dengan kontrol servikal

Penilaian
a) Mengenal patensi airway (inspeksi, palpasi, auskultasi)
b) Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi

Pengelolaan airway
a) Lakukan chin lift dan/atau jaw thrust dengan kontrol servikal in-line-
immobilization
b) Bersihkan airway dari benda asing bila perlu suctioning dengan alat yang rigid
c) Pasang pipa nasofaringeal atau orofaringeal
d) Pasang airway definitif sesuai indikasi
Fiksasi leher
• Anggaplah bahwa terdapat kemungkinan fraktur servikal pada
setiap penderita multitrauma, terlebih bila ada gangguan
kesadaran atau perlukaan diatas klavikula

Evaluasi
AIRWAY MANAGEMENT
• Simple management maneuver
a) Suction
b) Chin lift
c) Jaw thrust
• “Definitive airway” → cuffed tube in trachea
→ endotracheal tube
• Pasien tidak sadar:
• GCS < 9
• Obstruksi karena: lidah,
aspirasi, benda asing,
trauma maksilofasial, trauma
leher
Management:
• Careful endoscopic exam
• Careful and gentle intubation, or
• Surgical airway (?)
SUMBATAN JALAN NAPAS
• Mengorok
Obstruksi jalan napas atas karena lidah
• Gargling
Obstruksi jalan napas atas karena cairan (darah, muntahan) → suction
• Wheezing
Due to narrowing of the lower airways
Oropharyngeal Airway:
• Semicircular, disposable, and made
of hard plastic. Guedel and Berman
are the frequent types.
• Guedel: tubular and has hole in
the middle
• Berman: solid and has
channeled sides
Tujuan
• menarik lidah menjauh dari dinding
faring posterior (agar lidah tidak
jatuh ke hipofaring dan menutup
jalan napas)
Indikasi Airway Definitive
Kebutuhan untuk perlindungan Kebutuhan untuk ventilasi
airway
Tidak sadar Apnea
• Paralisis neuromuskular
• Tidak sadar
Fraktur maksilofasial Usaha napas yang tidak adekuat
• Takipnea
• Hipoksia
• Hiperkarbia
• Sianosis
Bahaya aspirasi Cedera kepala tertutup berat yang membutuhkan
• Perdarahan hiperventilasi singkat, bila terjadi penurunan keadaan
• Muntah neurologis

Bahaya sumbatan
• Hematoma leher
• Cedera laring, trakea
• Stridor
PRIMARY SURVEY – B
BREATHING dan Ventilasi-Oksigenasi

Penilaian
1. Buka leher dan dada pasien, dengan tetap memperhatikan kontro
servikal in-line-immobilization
2. Tentukan laju dan dalam pernapasan
3. Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali
kemungkinan deviasi trakea, ekspansi thoraks simetris atau tidak,
pemakaian otot- otot tambahan, dan tanda-tanda cedera lainnya
4. Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor
5. Auskultasi thoraks bilateral
Pengelolaan airway

1. Pemberian oksigen konsentrasi tinggi (NRM 11-12 lpm)


2. Ventilasi dengan Bag Valve Mask
3. Menghilangkan tension pneumothorax
4. Menutup open pneumothora
5. Memasang pulse oxymeter

Evaluasi
PRIMARY SURVEY – B
CIRCULATION dengan kontrol perdarahan

Penilaian
1. Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal
2. Mengetahui sumber perdarahan internal
3. Periksa nadi: kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus
4. Tidak diketemukannya pulsasi dari arteri besar merupakan tanda diperlukannya
resusitasi masif segera
5. Periksa warna kulit, kenali tanda-tanda sianosis
6. Periksa tekanan darah
Pengelolaan
1. Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal
2. Kenali perdarahan internal, kebutuhan untuk intervensi bedah serta
konsultasi pada ahli bedah
3. Pasang infus IV 2 jalur ukuran besar sekaligus mengambil sampel
darah untuk pemeriksaan rutin, kimia darah, tes kehamilan (pada
wanita usia subur), golongan darah dan cross- match serta analisis
gas darah (BGA)
4. Beri cairan kristaloid yang sudah dihangatkan dengan tetesan cepat
5. Pasang PSAG/bidai pneumatik untuk kontrol perdarahan pada pasien
fraktur pelvis yang mengancam jiwa
6. Cegah hipotermia
Evaluasi
PERKIRAAN KEHILANGAN CAIRAN DAN DARAH
PRIMARY SURVEY – D
DISABILITY
• Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS
• Nilai pupil: besarnya, isokor atau tidak, refleks cahaya dan awasi
tanda-tanda lateralisasi
• Evaluasi dan re-evaluasi airway, oksigenasi-ventilasi, dan circulation

PRIMARY SURVEY – E
EXPOSURE/ENVIRONMENT
• Buka pakaian pasien, periksa jejas
• Cegah hipotermia: beri selimut hangat dan tempatkan pasien pada
ruangan yang cukup hangat
KRIKOTIROTOMI
Suatu insisi untuk mengamankan
jalan napas pasien selama situasi
keadaan darurat tertentu,
misalnya adanya benda asing di
saluran napas, edema saluran
napas, pasien yang tidak mampu
bernapas dengan sendiri secara
adekuat (spontan), atau pada
kasus trauma berat fasial yang
menghalangi masuknya
endotrakeal tube melalui mulut
Teknik
• Pasien tidur terlentang, kepala
ekstensi
• Cari daerah antara puncak
tulang rawan tiroid dan
kartilago krikoid
• Infiltrasi dengan anestetikum
• Buat sayatan
• Tusukkan pisau dengan arah
ke bawah
• Masukkan kanul atau bila
tidak tersedia bisa pipa
plastik untuk sementara
KRIKOTIROTOMI
• Laki-laki, 24 tahun
• Nyeri dan bengkak pada lengan bawah kanan
• PF : deformitas antebrachia dextra, ROM limited.
• X-ray : fraktur pada sepertiga proksimal ulna dekstra dengan
dislokasi ulna ke arah anterior kaput radialis

71. A FRAKTUR MONTEGGIA


FRAKTUR MONTEGGIA
• Fraktur proksimal ulna dengan dislokasi radioulnar joint proximal
• Lebih sering pada anak-anak
• Cedera pada dewasa : high energy, jatuh dari ketinggian
• MOI : jatuh pada posisi tangan teregang + pronasi
• Gejala : nyeri, bengkak pada siku dan ulnar border, ROM terbatas
nyeri
• Laki-laki, 25 tahun
• Penurunan kesadaran post KLL,
• PF : hipertensi, takipneu, takikardia. GCS E2V2M5
• Pupil anisokor, pupil kiri dilatasi dan hemiparesis dextra
• CT scan : area bikonveks hiperdens pada durameter area
frontotemporal sebelah kiri

72. C PERDARAHAN EPIDURAL


SUBDURAL VS EPIDURAL
PERDARAHAN SUBARAKNOID
• Pecahnya aneurisma
• Thunderclap headache : sakit kepala
sangat hebat
• Tanda rangsang meningeal (+)
• CT scan : girus menghilang, star sign
Pilihan Jawaban Lain

A.

B. Perdarahan intrakranial gejala seperti stroke hemorrhagic


D. Komosio serebri gangguan fungsi otak, anatomi normal
E. Kontusio serebri gangguan fungsi dan anatomi otak
• Laki, 25 tahun
• Batuk lama
• Demam tidak begitu tinggi
• Keringat malam hari
• Penurunan berat badan
• X-ray : bercak-bercak halus yang tersebar merata pada seluruh lapangan
paru

73. C TB MILIER
TB PARU
Tuberculosis disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri berbentuk batang dan bersifat tahan asam (BTA)

Gejala respiratorik : Gejala sistemik


• Batuk >2 minggu • Demam
• Batuk darah • Malaise
• Sesak napas • Keringat malam,
• Nyeri dada • anoreksia,
• BB menurun
TB PARU

Pemeriksaan penunjang :
• Bakteriologik
• Sputum BTA SPS
• Kultur : darah cairan pleura,
cairan csf, bilasan lambung,
cairan biopsy
• X-ray thorax : Bercak halus
milier pada seluruh lapangan
paru
Pilihan Jawaban Lain

A. Pneumonia demam tinggi, batuk produktif, sesak,


leukositosis, gambaran infiltrate
B. Bronkitis inflamasi pada bronkus
C. TB Paru gejala sama, gambaran radiologi berupa
bayangan berawan/nodular umumnya di
segmen apex
D. Bronkiektasis batuk berdahak 3 lapis, honey comb
appearance
• Wanita, 26 tahun
• Pilek sejak 2 minggu, ingus kuning kehijauan berbau busuk
• Nyeri tekan pipi kanan
• Ketika menunduk seperti tertekan

• Rhinoskopi anterior : konka media edema dan terdapat sekret


mukopurulen.

Pemeriksaan penunjang?

74.E PROYEKSI WATERS


SINUSITIS aKUT

• Biasanya gejala dan tanda muncul >=10 hari setelah gejala saluran
pernapasan atas.

Gejala :
• Nyeri pipi dan menjalar ke frontal
atau gigi, diperparah dengan
mengejan atau membungkuk.
• Merah pada hidung, pipi atau
kelopak mata
• Postnasal drip
• Hidung tersumbat
• Batuk persisten
• Nyeri di bag wajah
• Hiposmia
PROyEKSi waTERS
Untuk mengidentifikasi
- Fraktur Fasial
- Sinusitis Akut
Pilihan Jawaban Lain

A. Foto proyeksi lateral evaluasi sinus maksilaris

B. Foto schedel xray kepala, kurang spesifik


C. Foto proyeksi schuller evaluasi temporomandibular
joint
D. Foto proyeksi submentovertex evaluasi sinus sphenoidalis dan
basis cranii
• Wanita, 60 tahun
• Sulit makan sejak 3 bln
• Makanan seperti tertahan
• Hanya dapat konsumsi makanan cair
• BB turun drastis

Diagnosis Akalasia

75.B BARIUM SWALLOW


aCalaSIa
suatu gangguan motilitasesofagus primer.

• Ditandai dengan absennya


gerakan peristaltik esofagus
dan terganggunya relaksasi
Lower Esophageal Sphincter
(LES).
• Kemungkinan disebabkan oleh
autoimun akibat polimorfisme
di regio major histocompatability
complex pada kromosom

Anda mungkin juga menyukai