Oleh:
712018003
Pembimbing:
RSUDPALEMBANG BARI
2020
1
HALAMAN PENGESAHAN
Referat
Judul
Oleh:
Telah dinilai dan dinyatakan diterima sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Kepaniteraan
Klinikdi Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher (THT-KL)RSUD
Palembang BARI Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan berkat-Nya
Referat yang berjudul “Otitis Eksterna Maligna” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Referat ini
dibuat untuk memenuhi salah satu syarat ujian kepaniteraan klinik di Bagian THT RSUD Palembang
BARI Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah.
Melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyelesaian laporan kasus ini, terutama kepada yang terhormat dr. Meilina
Wardani, Sp.T.H.T atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan dalam pembuatan laporan kasus.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan. Akhir kata, semoga
referat ini membawa manfaat bagi banyak pihak dan semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita.
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
2.2.1 Definisi..........................................................................................................................13
2.2.2Epidemiologi..................................................................................................................14
2.2.3Etiologi...........................................................................................................................14
2.2.4Patogenesis.....................................................................................................................14
2.2.5Manifestasi Klinis...........................................................................................................15
2.2.7 Diagnosis......................................................................................................................17
2.2.9 Penatalaksanaan.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan oleh
infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang mempermudah radang telinga luar ialah
perubahan pH diliang telinga, yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi basa,
proteksi terhadap infeksi menurun. Pada keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan
jamur mudah tumbuh. Predisposisi otitis eksterna yang lain adalah trauma yang ringan
ketika mengorek telinga.1,2
Otitis eksterna maligna (OEM) atau otitis eksterna nekrotikans merupakan infeksi
telinga yang berpotensi menjadi kematian. Infeksi biasanya dimulai dari meatus akustikus
eksterna (MAE) sebagai otitis eksterna akut (OEA) yang tidak ada respon terhadap terapi.
Infeksi menyebar melalui fissura Santorini ke jaringan lunak dan pembuluh darah sekitarnya
sampai ke tulang dasar tengkorak. Penyebaran infeksi melalui sistem Haversian tulang padat
dapat menimbulkan osteomielitis, terbentuknya abses multiple, dan sequestra tulang
nekrotik. Infeksi dapat mengenai foramen stilomastoid sehingga terjadi paralisis nervus
fasialis, jika mengenai foramen jugularis akan terjadi paralisis N. IX, X, XI dan jika
mengenai kanal hipoglosus akan terjadi paralisis N XII.3
TINJAUAN PUSTAKA
Telinga terdiri dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.4
Telinga Luar
Telinga Tengah
Berisi udara dipisahkan dari meatus akustikus eksternus oleh membrane timpani.
Terdapat hubungan antara cellulae mastoidea dengan kavum timpani melalui auditus
tympanicum. Membrane timpani berfungsi menerima getaran udara dan meneruskannya
kepada nervus coclearis. Ada tiga buah tulang kecil yang terletak menyilang dalam kavum
timpani mulai dari lateral ke medial. Yang berada paling luar adalah malleus, yang tengah
inkus dan yang paling dalam adalah stapes. Ketiga buah tulang tersebut meneruskan getaran
udara yang diterima oleh membrane timpani, selanjutnya diteruskan kepada fenestra
vestibule. Gerakan dari tulang-tulang tersebut dikontrol oleh m. tensor tympani dan m.
stapedius.4
Telinga Dalam
Getaran suara memasuki skala vestibule dari bidang depan stapes pada fenestra
ovalis. Bidang depan stapes akan menutup fenestra ini dan dihubungkan dengan bagian tepi
fenestra oleh ligamentum anularis yang longgar, sehingga fenestra dapat bergerak ke dalam
dan keluar bersama getaran suara. Pergerakan ke dalam menyebabkan bergeraknya cairan ke
dalam skala vestibule dan skala media, dan pergerakan keluar menyebabkan cairan bergerak
kearah sebaliknya.5
2.3.1 Etiologi
2.3.2 Patofisiologi
Otitis eksterna maligna menyebar melalui Fisura Santorini untuk sampai ke dasar
tulang tengkorak. Data histopatologi menunjukkan bahwa infeksi menyebar sepanjang
vaskuler. Di bagian anterior dapat mempengaruhi fossa mandibula dan kelenjar parotis. Di
sebelah anteromedial infeksi, dapat menyebar ke arteri karotis. Selain itu juga dapat
menyebar melalui tuba eustachius untuk sampai ke fossa infratemporal dan nasofaring.
Hipestesia ipsilateral dapat terjadi jika saraf kelima dilibatkan. Penyebaran ke intrakranial
dapat menyebabkan meningitis, abses otak, kejang dan kematian. Bagian posteroinferior
dapat menyebabkan flebitis dan trombosis supuratif bulbus juguler dan sinus sigmoid. Ini
dapat menyebabkan mastoiditis dan kelumpuhan saraf fasial. Penyebaran secara inferior
dapat menyebabkan paralisis saraf glosofaringeal (IX), vagus (X), hipoglosus (XI), dan
aksesorius (XII), menyebabkan disfagia, aspirasi dan suara serak.3
Gambar 5. Gambaran anatomi tempat terjadinya infeksi pada otitis eksternal maligna. 8
Gejala otitis eksterna maligna adalah: rasa gatal di liang telinga yang dengan cepat
diikuti dengan nyeri, sekret yang banyak serta pembengkakan liang telinga. Kemudian rasa
nyeri tersebut akan semakin hebat, liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi yang cepat
tumbuhnya. Saraf fasialis dapat terkena, sehingga menimbulkan paresis atau paralisis
fasial.1,2,6
Penyakit ini dapat membahayakan dan kecurigaan lebih tinggi ditujukan pada pasien
dengan diabetes atau immunocompromized state atau berumur lanjut. Tanda khas yang
dijumpai dari otoskopi pada penyakit ini adalah otitis eksterna dengan jaringan granulasi
sepanjang posteroinferior liang telinga luar (pada bony cartilaginous junction) disertai lower
cranial neuropathies (N. VII, IX, X, XI) yang biasanya juga disertai dengan nyeri pada
daerah yang dikenai (otalgia). Eksudat pada liang telinga dan membrane timpani intak.8
2.3.4 Diagnosis
2. Pemeriksaan Fisis
Gambar 7. Gambaran otitis eksterna maligna dengan adanya pus yang keluar dari liang telinga
yang sudah nekrosis. Kelihatan aurikula membengkak dan kehilangan bentuk di daerah yang
terdiri dari kartilago.10
Pemeriksaan Penunjang:
a. Laboratorium
b. Radiologi
Pemeriksaan tambahan dapat berupa foto X-ray mastoid (foto Schuller). Pada foto X-
ray ini ditemukan adanya perselubungan air cell mastoid dan destruksi tulang.
3. Histopatologi
Otitis media supuratif kronik adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi
membrane timpani dan sekret yang keluar dari tengah terus-menerus atau hilang timbul dan
sekretnya mungkin encer, kental, bening atau berupa nanah. Terjadinya otitis media
supuratif kronik adalah disebabkan oleh adanya gangguan fungsi pada tuba eustachius atau
infeksi yang lama pada bagian telinga tengah. Sebagian besar otitis media supuratif kronik
merupakan kelanjutan dari otitis media akut dengan perforasi membrane timpani yang sudah
terjadi lebih dari 2 bulan. Otitis media supuratif kronik menimbulkan gejala otore dengan
sekret yang bersifat purulen atau mukoid tergantung dari stadium peradangan, gangguan
pendengaran, otalgia dan vertigo.12
Biasanya mengenai kulit liang telinga dua pertiga dalam. Tampak kulit liang telinga
hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya. Kuman penyebab biasanya golongan
Pseudomonas. Kuman lain yang dapat sebagai penyebabnya adalah Staphylococcus albus,
Escherichia coli dan sebagainya. Otitis eksterna difus dapat juga terjadi sekunder pada otitis
media supuratif kronis. Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit,
kadang kelenjar getah bening membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret yang berbau. Sekret
ini tidak mengandung lendir (musin) seperti sekret yang keluar dari kavum timpani pada
otitis media.1,2
3. Otomikosis
Infeksi jamur diliang telinga dipermudah dengan kelembaban yang tinggi didaerah
tersebut. Yang tersering adalah Pityrosporum dan Aspergillus. Kadang-kadang ditemukan
juga Candida albicans atau jamur lain. Pityrosporum menyebabkan terbentuknya sisik yang
menyerupai ketombe dan merupakan predisposisi otitis eksterna bakterialis. Gejala biasanya
berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tapi sering pula tanpa keluhan.1,2
2.3.6 Terapi
Pengobatan harus cepat diberikan sesuai dengan hasil kultur dan resistensi.
Mengingat kuman penyebab tersering adalah Pseudomonas aeroginosa, diberikan
antibiotika dosis tinggi yang sesuai dengan Pseudomonas aeroginosa. Sementara menunggu
hasil kultur dan resistensi, diberikan golongan fluoroquinolone (ciprofloxacin) dosis tinggi
peroral. Pada keadaan yang lebih berat diberikan antibiotika parenteral kombinasi dengan
antibiotika golongan aminoglikosida yang diberikan selama 6-8 minggu.1,2
2.3.7 Komplikasi
Pada otitis eksterna maligna peradangan meluas secara progresif kelapisan subkutis,
tulang rawan dan ke tulang sekitarnya, sehingga timbul kondritis, osteitis dan osteomielitis
yang menghancurkan tulang temporal.1,2,7
2.3.8 Prognosis
PENUTUP
Otitis Eksterna Maligna (OEM) disebut juga Otitis Eksterna Nekrotikan atau
Osteomielitis dasar tengkorak, merupakan suatu infeksi telinga luar yang dapat
menyebabkan kematian. . Infeksi biasanya dimulai dari meatus akustikus eksterna (MAE)
sebagai otitis eksterna akut (OEA) yang tidak ada respon terhadap terapi. Infeksi menyebar
melalui fissura Santorini ke jaringan lunak dan pembuluh darah sekitarnya sampai ke tulang
dasar tengkorak.
Pengobatan harus cepat diberikan sesuai dengan hasil kultur dan resistensi.
Mengingat kuman penyebab tersering adalah Pseudomonas aeroginosa, diberikan
antibiotika dosis tinggi yang sesuai dengan Pseudomonas aeroginosa. Sementara menunggu
hasil kultur dan resistensi, diberikan golongan fluoroquinolone (ciprofloxacin) dosis tinggi
peroral. Pada keadaan yang lebih berat diberikan antibiotika parenteral kombinasi dengan
antibiotika golongan aminoglikosida yang diberikan selama 6-8 minggu. Antibiotika yang
sering digunakan adalah ciprofloxacin, ticarcilin-clavulanat, piperacilin (dikombinasi
dengan aminoglikosida), ceftriaxone, ceftazidine, cefepime dan gentamisin. Disamping obat-
obatan, sering kali diperlukan juga tindakan membersihkan luka (debrideman) secara
radikal. Tindakan membersihkan luka yang kurang bersih akan dapat menyebabkan makin
cepatnya penjalaran penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Efiaty AS, Nurbaid I, Bashiruddin J. Otitis Eksterna In Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher, 6th Edition. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. p. 60-63.
4. Lululima JW. Telinga In Anatomi Umum, 2nd Edition. Makassar: Bagian Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin; 2002. p. 123.
5. Guyton, Hall. Indera Pendengaran In Sistem Saraf Indera Khusus Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran, 11th Edition. New York: Elsevier Pte. Ltd; 2008. p. 681-684.
7. Grandis JR., Branstetter BF., Yu YL. The changing face of malignant (necrotising)
external otitis: clinical, radiological and anatomic correlations. THE LANCET
Infectious Diseases. January 2004 [cited 2020 November 24]. Available from:
http://antimicrobe.org/Lancet2.pdf
9. Osguthorpe JD., Nielsen DR. Otitis Externa: Review and Clinical Update. 2006
November 1. [cited 2015 November 24]. Available from:
http://www.aafp.org/afp/2006/1101/p1510.html
10. Nussebaum B, et al. Externa ear, Malignat external otitis. 2013 December 6 [cited
2020 November 25]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/845525-overview
11. Duvvi S., Lo S., Kumar R., Blanshard J. Malignant External Otitis With Multiple
Cranial Nerve Palsies. The Internet Journal of Otorhinolaryngology. 2004 Volume 4
Number 1. [cited 2020 November 24]. Available from:
http://ispub.com/IJORL/4/1/11897
13. Edward Y., Sri Mulyani. Penatalaksanaan Otitis Media Supuratif Kronik Tipe
Bahaya.. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. [cited 2020 November 25].
Available from:
http://repository.unand.ac.id/17260/1/Penatalaksanaan_Otitis_Media_Supuratif_Kro
nik_Tipe_Bahaya.pdf