Anda di halaman 1dari 7

4) Yaumul M³z±n dan Yaumul ¦is±b

Arti kata Ns[ÁO adalah timbangan, sedangkan eJTÁC artinya


perhitungan. Dua istilah ini ,yaitu Yaumul M³z±n dan Yaumul His±b
memiliki makna yang hampir sama maknanya.
Dengan demikian, yaumul mizan adalah hari ditimbangnya seluruh
amal baik dan buruk manusia untuk menerima keadilan dan balasannya
masing-masing. Yaumul M³z±n ini disebut juga dengan Yaumul His±b,
yaitu hari diperhitungkannya seluruh amal perbuatan manusia, baik
amal yang baik maupun amal yang buruk. Pada hari itu manusia akan
menerima balasannya masing-masing berdasarkan keadilan dari Allah
Swt.
Setelah seluruh manusia sampai di Padang Mahsyar, seluruh amal
perbuatannya selama hidup di dunia akan dihitung atau ditimbang. Bagi
mereka yang timbangan amal baiknya lebih berat akan mendapatkan
balasan yang memuaskan, sedangkan bagi mereka yang timbangan
amal baiknya lebih ringan akan mendapatkan balasan neraka hawiyah,
yaitu neraka yang panas.
Firman Allah Swt. dalam Q.S. az-Zalz±lah/99 ayat 7 dan 8

Artinya: “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya


dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa mengerjakan
kejahatan seberat dzarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
(Q.S. az-Zalz±lah/99:7-8).

Pada hari perhitungan amal manusia, akan diperlihatkan kepadanya


semua perbuatannya selama hidup di dunia. Ketika ia melihat amal
baiknya, dia akan merasa senang. Sebaliknya, ketika melihat amal
buruknya, dia akan menyesal. Firman Allah Swt.:

Artinya: “(ingatlah) pada hari (ketika) setiap jiwa mendapatkan (balasan)


atas kebajikan yang telah dikerjakan dihadapkan kepadanya,(begitu
juga balasan) atas kejahatan yang telah dia kerjakan...” (Q.S. ‘²li
‘Imr±n/3:30)
Rasulullah saw. menjelaskan bahwa perkara yang pertama kali
akan diperhitungkan adalah salat seseorang. Bila seseorang tidak
pernah meninggalkan salat dan salat itu dilaksanakan dengan khusyu,
dia akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat.

14 Kelas IX SMP/MTs
Amal baik dan amal buruk manusia kelak akan ditimbang di neraca
keadilan. Inilah yang disebut dengan Yaumul mizan. Yaumul mizan
merupakan hari ditimbangnya amal perbuatan manusia dari yang
terkecil sampai yang terbesar. Seluruhnya akan terlihat dan tidak ada
yang luput dari perhitungan. Perbuatan baik meskipun hanya seberat
atom akan ada balasannya, begitu pula perbuatan jahat walaupun
seberat atom juga akan ada balasannya.
Berbahagialah orang-orang yang beriman dan beramal saleh.
Mereka akan mendapatkan timbangan yang berat untuk amal salihnya
dan mereka juga akan memperoleh kebahagiaan di akhirat.
Di akhirat sebaliknya orang yang selalu berbuat kejahatan tentunya
akan mendapati timbangan amal buruknya sangat berat. Banyak
sekali ayat al-Qur’±n yang menyatakan betapa meruginya orang yang
ketika di dunia selalu berbuat jahat. Mereka kelak di akhirat akan
mendapatkan siksaan yang amat berat di neraka sebagai balasan atas
perbuatan jahatnya itu.

5) Surga dan Neraka


Allah Swt. memiliki sifat Yang Maha Adil, karena seluruh perbuatan
manusia akan diadili. Seluruh amal baik dan amal buruk manusia akan
mendapatkan balasannya. Tidak ada satu perbuatan pun yang luput
dari keadilan Allah Swt.
Sebaliknya orang yang selalu berbuat kejahatan tentunya akan
mendapati timbangan amal buruknya sangat berat. Banyak sekali ayat
al-Qur’±n yang menyatakan betapa susahnya seseorang yang ketika di
dunia selalu berbuat jahat. Mereka kelak di akhirat akan mendapatkan
siksaan yang amat berat di neraka sebagai balasan atas perbuatan
jahatnya itu.
Balasan terhadap amal buruk yang dilakukan ketika hidup di dunia
ditimpakan setelah dilakukan penimbangan seberapa berat kejahatan
dan keburukan yang telah dilakukannya. Kemudian mereka akan
mendapatkan balasannya berupa siksa di neraka.

a) Surga sebagai Balasan Amal Baik


Seluruh perbuatan baik manusia telah diperhitungkan pada
saat Yaumul His±b. Perbuatan baik itu akan mendapatkan balasan
yang setimpal dari Allah Swt. Tidak ada sedikit pun perbuatan baik
yang tidak mendapatkan balasan. Balasan Allah Swt. terhadap
perbuatan baik tentu balasan yang sangat menyenangkan dan
memuaskan.

Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 15


Balasan yang memuaskan itu berupa surga yang di dalamnya
penuh kenikmatan yang melebihi kenikmatan dunia. Ungkapan
kenikmatan itu difirmankan Allah Swt.:

Artinya: “Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang


dalam kesibukan (mereka).Mereka dan pasangan-pasangannya
berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan.Di
surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa
saja yang mereka inginkan. (Kepada mereka dikatakan): “Salam”,
sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.” (Q.S.
Yās³n/36:55-58)
b) Neraka sebagai Balasan Amal Buruk
Setiap perbuatan buruk manusia juga akan menerima
balasannya. Perbuatan buruk sekecil apapun akan menerima
balasannya, yakni neraka yang di dalamnya ada api yang sangat
panas.
Di neraka itulah balasan orang yang banyak melakukan dosa,
takabur, sombong, dan terlebih tidak melaksanakan perintah Allah
Swt. Mereka di neraka susah payah mendapatkan makan dan
minum, mereka diberi minuman yang panas dan makanan dari
pohon berduri.
Firman Allah Swt.:

Artinya: ”Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri,
yang tidak menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar.” (Q.S. al-
Gāsyiyah/88:6-7)
Para penghuni neraka tidak akan merasa aman atau
menyenangkan sebab selalu diliputi angin dan air yang panas.
Firman Allah Swt.:

16 Kelas IX SMP/MTs
Artinya: “(Mereka) dalam siksaan angin yang sangat panas dan air yang
mendidih dan naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak
menyenangkan.” (Q.S. al-Wāq³’ah/56:42-44)
Begitulah gambaran betapa pedih dan beratnya siksaan yang
diterima bagi mereka yang ringan timbangan amal kebaikan mereka.
Hal ini merupakan balasan yang setimpal dari perbuatan yang
dilakukan semasa hidup di dunia.

D R
D. Refleksi
Refleks
Re
e eks
efl eksi
ekssii Akhlak
Akh
Ak hlla
ak M
Mulia
ulia
Nah, sekarang kalian tentunya menjadi semakin yakin, bukan? Bahwa
hari akhir dan rangkaian peristiwanya kelak pasti akan terjadi. Pada hari itu
manusia akan merasa tenang apabila mereka memiliki bekal amal yang baik.
Sebaliknya manusia akan gelisah dan tersiksa apabila bekal yang dimilikinya
adalah perbuatan buruk selama di dunia.

&&
Terkait dengan keimanan terhadap hari akhir ini, lakukanlah refleksi
diri. Tanggapilah pernyataan-pernyataan berikut, menurut apa yang kamu
rasakan dengan cara memberi tanda silang pada gambar yang sesuai.

&
= Sangat Yakin

'
= Yakin

= Tidak Yakin

&& & '


1. Pada saat ada tetangga atau kerabat yang meninggal dunia, saya merasa
diingatkan bahwa pada saatnya hal itu juga akan terjadi kepada diri saya.

Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 17


&& & '
2. Menjalani hidup dengan kejujuran akan menjadi salah satu penolong
saya kelak di akhirat.

&& & '


3. Ketika hidup di dunia saya suka menolong orang lain, maka ketika di
akhirat saya juga akan mendapatkan pertolongan dari Allah Swt.

&& & '


4. Diceritakan bahwa kehidupan di surga sangat menyenangkan dan tidak
pernah mengalami kesedihan sedikit pun.

&& & '


5. Diceritakan bahwa kehidupan di neraka sangat menyedihkan dan penuh
dengan penderitaan.

E Ki
E. Kis
Kisah
K issa
sah Teladan
Te
Tela
el ada
ad
dan

Aktivitas Siswa 4:
a. Membaca kisah teladan di bawah ini.
b. Berdiskusi dan bekerja sama untuk menceritakan kembali secara
langsung atau disajikan dengan bentuk sosiodrama.
c. Menyimpulkan dan menyampaikan pelajaran yang dapat dipetik dari
kisah di bawah ini.

18 Kelas IX SMP/MTs
Penasaran dengan Calon Penghuni Surga
Di salah satu sudut Masjid Nabawi
terdapat satu ruang yang kini digunakan
sebagai ruang khidmat. Dahulu di
tempat itulah Rasulullah saw. senantiasa
berkumpul bermusyawarah bersama
para sahabatnya. Di sana beliau memberi
tausiyah.
Suatu ketika, saat Rasulullah saw.
memberikan tausiyahnya, tiba-tiba beliau
Gambar 1.11
berucap, “Sebentar lagi akan datang Sumber: Kemdikbud
seorang pemuda ahli surga.”
Para sahabat pun saling bertatapan, di sana ada Abu Bakar Ash Shiddiq, Usman
bin Affan, Umar bin Khattab, dan beberapa sahabat lainnya. Tak lama kemudian,
datanglah seorang pemuda yang sederhana. Pakaian pemuda itu sederhana,
penampilannya sederhana, wajahnya masih basah dengan air wudhu. Tangan
kirinya menenteng sandalnya yang sederhana pula.
Pada kesempatan yang lain, ketika Rasulullah saw. berkumpul dengan para
sahabatnya, Beliau pun berucap, “Sebentar lagi kalian akan melihat seorang
pemuda ahli surga.” Dan pemuda sederhana itu datang lagi, dengan keadaan yang
masih tetap sama, sederhana.
Para sahabat yang berkumpul pun terheran-heran, siapa gerangan pemuda
sederhana itu? Bahkan hingga ketiga kalinya Rasulullah mengatakan hal yang
serupa. Bahwa pemuda sederhana itu adalah seorang ahli surga.
Seorang sahabat, Abdullah bin Amru bin Ash merasa penasaran. Amalan apa
yang dimilikinya sampai-sampai Rasul menyebutnya pemuda ahli surga? Maka
Abdullah berusaha mencari tahu. Ia meminta izin kepada ayahnya untuk menginap
beberapa malam di kediaman si pemuda tersebut. Si pemuda pun mengizinkan.
Dan mulai saat itu Abdullah mengamati setiap amalan pemuda tersebut.
Malam pertama, ketika Abdullah bangun
untuk tahajud, pemuda tersebut masih terlelap
hingga datang waktu shubuh. Ba’da shubuh,
ia membaca al-Qur’±n. Diamatinya bacaan
pemuda tersebut yang masih terbata-bata, dan
tidak begitu fasih.
Ketika masuk waktu «huh±, Abdullah
bergegas menunaikan salat «huh±, sementara
pemuda itu tidak.
Keesokannya, Abdullah kembali mengamati
Gambar 1.12 amalan pemuda tersebut. Malam tanpa
Sumber: Kemdikbud

Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 19


tahajjud, ketika membaca al-Qur’±n terbata-bata dan tidak begitu fasih, serta di
pagi harinya tidak salat «huh±.
Begitu pun di hari ketiga, amalan pemuda itu masih tetap sama. Bahkan di hari
itu Abdullah berpuasa sunnah, sedangkan pemuda itu tidak.
Abdullah pun semakin heran dengan ucapan Rasulullah saw. Tidak ada yang
istimewa dari amalan pemuda itu, tetapi beliau menyebutnya sebagai pemuda
ahli surga. Hingga Abdullah pun langsung mengungkapkan keheranannya pada
pemuda itu.
“Wahai Saudaraku, sesungguhnya
Rasulullah saw. menyebut-nyebut
Engkau sebagai pemuda ahli surga.
Tetapi setelah aku amati, tidak ada
amalan istimewa yang Engkau amalkan.
Engkau tidak tahajjud, bacaanmu pun
tidak begitu fasih, pagi hari pun kau lalui
tanpa salat «huh±, bahkan puasa sunnah
pun tidak. Lalu amal apa yang Engkau
miliki sehingga Rasul menyebutmu Gambar 1.13
sebagai ahli surga?” Sumber: Kemdikbud
“Saudaraku, aku memang belum
mampu tahajjud. Bacaanku pun tidak fasih. Aku juga belum mampu salat «huh±.
Dan aku pun belum mampu untuk melakukan puasa sunnah. Tetapi ketahuilah,
sudah beberapa minggu ini aku berusaha untuk menjaga tiga amalan yang baru
mampu aku amalkan.”
“Amalan apakah itu?”
“Pertama, aku selalu berusaha jujur, tidak berdusta kepada siapa pun, dan aku
juga tidak pernah merasa iri dengki kepada seseorang atas kebaikan yang telah
dikaruniakan oleh Allah Swt. kepada seseorang.”
Abdullah berkata, “Demi Allah...Engkau benar-benar ahli surga. Amalan yang
engkau sebut itulah amalan yang paling sulit aku amalkan.”

(Sumber: Kitab Hadis Musnad Ahmad)

F
F.. R
Rangkuman
Rangkuma
angkuma
angkum
g man

1. Beriman kepada hari kiamat merupakan rukun iman yang kelima.


2. Iman kepada hari akhir adalah meyakini bahwa seluruh alam termasuk
dunia dan seisinya akan mengalami kehancuran ditandai dengan
ditiupnya terompet oleh Malaikat Israfil.
3. Para ulama mengelompokkan kiamat menjadi dua macam, yaitu kiamat
Sugr± dan kiamat Kubr±.

20 Kelas IX SMP/MTs

Anda mungkin juga menyukai