14 Kelas IX SMP/MTs
Amal baik dan amal buruk manusia kelak akan ditimbang di neraca
keadilan. Inilah yang disebut dengan Yaumul mizan. Yaumul mizan
merupakan hari ditimbangnya amal perbuatan manusia dari yang
terkecil sampai yang terbesar. Seluruhnya akan terlihat dan tidak ada
yang luput dari perhitungan. Perbuatan baik meskipun hanya seberat
atom akan ada balasannya, begitu pula perbuatan jahat walaupun
seberat atom juga akan ada balasannya.
Berbahagialah orang-orang yang beriman dan beramal saleh.
Mereka akan mendapatkan timbangan yang berat untuk amal salihnya
dan mereka juga akan memperoleh kebahagiaan di akhirat.
Di akhirat sebaliknya orang yang selalu berbuat kejahatan tentunya
akan mendapati timbangan amal buruknya sangat berat. Banyak
sekali ayat al-Qur’±n yang menyatakan betapa meruginya orang yang
ketika di dunia selalu berbuat jahat. Mereka kelak di akhirat akan
mendapatkan siksaan yang amat berat di neraka sebagai balasan atas
perbuatan jahatnya itu.
Artinya: ”Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri,
yang tidak menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar.” (Q.S. al-
Gāsyiyah/88:6-7)
Para penghuni neraka tidak akan merasa aman atau
menyenangkan sebab selalu diliputi angin dan air yang panas.
Firman Allah Swt.:
16 Kelas IX SMP/MTs
Artinya: “(Mereka) dalam siksaan angin yang sangat panas dan air yang
mendidih dan naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak
menyenangkan.” (Q.S. al-Wāq³’ah/56:42-44)
Begitulah gambaran betapa pedih dan beratnya siksaan yang
diterima bagi mereka yang ringan timbangan amal kebaikan mereka.
Hal ini merupakan balasan yang setimpal dari perbuatan yang
dilakukan semasa hidup di dunia.
D R
D. Refleksi
Refleks
Re
e eks
efl eksi
ekssii Akhlak
Akh
Ak hlla
ak M
Mulia
ulia
Nah, sekarang kalian tentunya menjadi semakin yakin, bukan? Bahwa
hari akhir dan rangkaian peristiwanya kelak pasti akan terjadi. Pada hari itu
manusia akan merasa tenang apabila mereka memiliki bekal amal yang baik.
Sebaliknya manusia akan gelisah dan tersiksa apabila bekal yang dimilikinya
adalah perbuatan buruk selama di dunia.
&&
Terkait dengan keimanan terhadap hari akhir ini, lakukanlah refleksi
diri. Tanggapilah pernyataan-pernyataan berikut, menurut apa yang kamu
rasakan dengan cara memberi tanda silang pada gambar yang sesuai.
&
= Sangat Yakin
'
= Yakin
= Tidak Yakin
E Ki
E. Kis
Kisah
K issa
sah Teladan
Te
Tela
el ada
ad
dan
Aktivitas Siswa 4:
a. Membaca kisah teladan di bawah ini.
b. Berdiskusi dan bekerja sama untuk menceritakan kembali secara
langsung atau disajikan dengan bentuk sosiodrama.
c. Menyimpulkan dan menyampaikan pelajaran yang dapat dipetik dari
kisah di bawah ini.
18 Kelas IX SMP/MTs
Penasaran dengan Calon Penghuni Surga
Di salah satu sudut Masjid Nabawi
terdapat satu ruang yang kini digunakan
sebagai ruang khidmat. Dahulu di
tempat itulah Rasulullah saw. senantiasa
berkumpul bermusyawarah bersama
para sahabatnya. Di sana beliau memberi
tausiyah.
Suatu ketika, saat Rasulullah saw.
memberikan tausiyahnya, tiba-tiba beliau
Gambar 1.11
berucap, “Sebentar lagi akan datang Sumber: Kemdikbud
seorang pemuda ahli surga.”
Para sahabat pun saling bertatapan, di sana ada Abu Bakar Ash Shiddiq, Usman
bin Affan, Umar bin Khattab, dan beberapa sahabat lainnya. Tak lama kemudian,
datanglah seorang pemuda yang sederhana. Pakaian pemuda itu sederhana,
penampilannya sederhana, wajahnya masih basah dengan air wudhu. Tangan
kirinya menenteng sandalnya yang sederhana pula.
Pada kesempatan yang lain, ketika Rasulullah saw. berkumpul dengan para
sahabatnya, Beliau pun berucap, “Sebentar lagi kalian akan melihat seorang
pemuda ahli surga.” Dan pemuda sederhana itu datang lagi, dengan keadaan yang
masih tetap sama, sederhana.
Para sahabat yang berkumpul pun terheran-heran, siapa gerangan pemuda
sederhana itu? Bahkan hingga ketiga kalinya Rasulullah mengatakan hal yang
serupa. Bahwa pemuda sederhana itu adalah seorang ahli surga.
Seorang sahabat, Abdullah bin Amru bin Ash merasa penasaran. Amalan apa
yang dimilikinya sampai-sampai Rasul menyebutnya pemuda ahli surga? Maka
Abdullah berusaha mencari tahu. Ia meminta izin kepada ayahnya untuk menginap
beberapa malam di kediaman si pemuda tersebut. Si pemuda pun mengizinkan.
Dan mulai saat itu Abdullah mengamati setiap amalan pemuda tersebut.
Malam pertama, ketika Abdullah bangun
untuk tahajud, pemuda tersebut masih terlelap
hingga datang waktu shubuh. Ba’da shubuh,
ia membaca al-Qur’±n. Diamatinya bacaan
pemuda tersebut yang masih terbata-bata, dan
tidak begitu fasih.
Ketika masuk waktu «huh±, Abdullah
bergegas menunaikan salat «huh±, sementara
pemuda itu tidak.
Keesokannya, Abdullah kembali mengamati
Gambar 1.12 amalan pemuda tersebut. Malam tanpa
Sumber: Kemdikbud
F
F.. R
Rangkuman
Rangkuma
angkuma
angkum
g man
20 Kelas IX SMP/MTs