Anda di halaman 1dari 78

FILE TUGAS FISIKA

TUGAS 1
ARTIKEL FISIKA TEKNIK

“Wernher Von Braun Pengembangan Teknologi


Roket”

Disusun Oleh :

Muhammad Juanda MS
210202602013

A/2021

TEKNIK MESIN TERAPAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
KATA PENGENTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya
maka saya dapat menyelesaikan penyusunan artikel yang berjudul “Wernher Von Braun
pengembangan teknologi roket”.
Penulisan artikel merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Fisika Teknik .
Dalam Penulisan artikel ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan artikel ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal  pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
DAFTAR ISI

Daftar Isi.......................................................................................................      

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................     

Latar Belakang.............................................................................................     

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................     

Sejarah Wernher Von Braun........................................................................  

Kehidupan awal dan pendidik........................................................................ 

Karir di Jerman ........................................................................ 

Bekerja di Bawah Razim Nazi........................................................................ 

Eksperimen dengan Pesawat Roket........................................................................ 

Menyerah Kepeda Amerika ........................................................................ 

Kehidupan Pribadi........................................................................ 

Kematian ........................................................................ 

BAB III PENUTUP................................................................................................... 

Kesimpulan.................................................................................................. 

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 
BAB II
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Ketika membicarakan penjelajahan ke angkasa luar, perjalanan ke bulan, akan langsung
mengingatkan kita pada nama Neil Armstrong. Astronot asal Amerika Serikat (AS) ini
merupakan astronot pertama yang menginjakkan kakinya di bulan. Armstrong sampai di bulan
bersama rekannya, Edwin Aldrin, dengan menggunakan pesawat angkasa Apollo 11. Namun,
tahukah Anda siapa orang yang berdiri di balik kesuksesan peluncuran tersebut?

Nama Wernher Magnus Maximillian von Braun mungkin bukan nama yang familiar di telinga
kita. Meski demikian, tanpanya, Neil Armstrong dan Edwin Aldrin mungkin tidak akan pernah
menginjakkan kakinya di bulan. Ya, sebab von Braun merupakan sosok yang berdiri di balik
kesuksesan pendaratan pertama manusia di bulan pada tahun 1969 tersebut.

Wernher von Braun dilahirkan pada tanggal 23 Maret 1912 di kota Wirsitz, Posen, Jerman. Ia
terlahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Baron Magnus Von Braun dan
Baroness Emmy Von Quistorp. Ayahnya merupakan politisi dan bankir yang sukses, sedangkan
ibunya merupakan astronom amatir yang sangat mencintai astronomi. Dari ibunyalah von
Braun akhirnya memimpikan kemungkinan menjelajahi angkasa. Ibunya menghadiahkan
sebuah teleskop kepada von Braun ketika ia diterima sebagai anggota jemaat Gereja Lutheran.
BAB I
PEMBAHASAN

Sejarah Wernher Von Braun


Wernher Magnus Maximilian Freiherr von Braun (23 Maret 1912 – 16 Juni 1977) adalah
seorang insinyur kedirgantaraan Jerman-Amerika dan arsitek ruang angkasa . Dia adalah tokoh
terkemuka dalam pengembangan teknologi roket di Nazi Jerman dan pelopor teknologi roket
dan ruang angkasa di Amerika Serikat.
Saat berusia dua puluhan dan awal tiga puluhan, von Braun bekerja di program pengembangan
roket Nazi Jerman. Dia membantu merancang dan mengembangkan roket V-
2 di Peenemünde selama Perang Dunia II . Setelah perang, dia diam-diam dipindahkan ke
Amerika Serikat, bersama dengan sekitar 1.600 ilmuwan, insinyur, dan teknisi Jerman lainnya,
sebagai bagian dari Operasi Penjepit Kertas . Dia bekerja untuk Angkatan Darat Amerika
Serikat pada program rudal balistik jarak menengah , dan dia mengembangkan roket yang
meluncurkan satelit luar angkasa pertama Amerika Serikat Explorer 1 .
Pada tahun 1960, kelompoknya berasimilasi dengan NASA , di mana ia menjabat sebagai
direktur Pusat Penerbangan Luar Angkasa Marshall yang baru dibentuk dan sebagai kepala
arsitek kendaraan peluncuran super berat Saturn V yang mendorong pesawat ruang angkasa
Apollo ke Bulan.Pada tahun 1967, von Braun dilantik ke Akademi Teknik Nasional , dan pada
tahun 1975, ia menerima National Medal of Science . Dia menganjurkan misi manusia ke
Mars .
Kehidupan awal dan pendidik
Wernher von Braun lahir pada 23 Maret 1912, di kota kecil Wirsitz di Provinsi Posen , saat
itu Kekaisaran Jerman . Dia adalah anak kedua dari tiga putra dari
keluarga bangsawan Lutheran . Sejak lahir ia memegang gelar Freiherr (setara dengan Baron ).
The bangsawan Jerman 's hak hukum dihapuskan pada tahun 1919, meskipun gelar mulia masih
bisa digunakan sebagai bagian dari nama keluarga. 
Ayahnya, Magnus Freiherr von Braun (1878–1972), adalah seorang pegawai negeri dan
politikus konservatif; ia menjabat sebagai Menteri Pertanian di pemerintahan federal
selama Republik Weimar . Ibunya, Emmy von Quistorp (1886–1959), menelusuri leluhurnya
melalui kedua orang tuanya hingga bangsawan Eropa abad pertengahan dan merupakan
keturunan Philip III dari Prancis , Valdemar I dari Denmark , Robert III dari Skotlandia ,
dan Edward III dari Inggris . [8] [9] Wernher memiliki kakak laki-laki, diplomat Jerman
Barat Sigismund von Braun , yang menjabat sebagai Sekretaris Negara di Kantor Luar Negeri
pada 1970-an, dan seorang adik laki-laki,Magnus von Braun , yang merupakan ilmuwan roket
dan kemudian menjadi eksekutif senior di Chrysler .
Keluarganya pindah ke Berlin pada tahun 1915, tempat ayahnya bekerja di Kementerian Dalam
Negeri. Setelah Konfirmasi Wernher , ibunya memberinya teleskop , dan dia mengembangkan
hasrat untuk astronomi  Di sini pada tahun 1924, Wernher yang berusia 12 tahun, terinspirasi
oleh rekor kecepatan yang dibuat oleh Max Valier dan Fritz von Opel dalam mobil RAK Opel
berpeluncur roket, gerbong kereta api, dan bahkan pesawat roket pertama di
dunia, menyebabkan gangguan besar di jalan yang ramai dengan meledakkan kereta mainan
yang dia pasang kembang api. Dia ditahan oleh polisi setempat sampai ayahnya datang
menjemputnya.
Wernher belajar memainkan cello dan piano pada usia dini dan pada suatu waktu ingin menjadi
seorang komposer. Dia mengambil pelajaran dari komposer Paul Hindemith . Beberapa
komposisi muda Wernher yang ada mengingatkan pada gaya Hindemith.  : 11 Dia bisa
memainkan kepingan piano Beethoven dan Bach dari ingatan.
Mulai tahun 1925, Wernher menghadiri sekolah asrama di Kastil Ettersburg dekat Weimar , di
mana dia tidak berhasil dengan baik dalam fisika dan matematika. Di sana ia memperoleh
salinan Die Rakete zu den Planetenräumen (1923, By Rocket into Planetary Space ) oleh
perintis roket Hermann Oberth . Pada tahun 1928, orang tuanya memindahkannya ke Hermann-
Lietz-Internat (juga sekolah perumahan) di pulau Spiekeroog di Laut Utara Frisia Timur .
Perjalanan ruang angkasa selalu membuat Wernher terpesona, dan sejak saat itu ia menerapkan
dirinya pada fisika dan matematika untuk mengejar minatnya pada teknik roket.
Pada tahun 1930, von Braun menghadiri Technische Hochschule Berlin , di mana ia bergabung
dengan Spaceflight Society ( Verein für Raumschiffahrt atau "VfR") dan membantu Willy
Ley dalam tes motor roket berbahan bakar cair bersama dengan Hermann Oberth. Pada musim
semi 1932, ia lulus dengan diploma di bidang teknik mesin. Paparan awal untuk peroketan
meyakinkannya bahwa eksplorasi ruang angkasa akan membutuhkan jauh lebih banyak
daripada aplikasi teknologi rekayasa saat ini. Ingin belajar lebih banyak tentang fisika , kimia ,
dan astronomi , von Braun memasuki Universitas Friedrich-Wilhelm Berlinuntuk studi doktoral
dan lulus dengan gelar doktor dalam fisika pada tahun 1934. [12] Ia juga belajar di ETH
Zürich untuk jangka waktu dari Juni hingga Oktober 1931. [12] Meskipun ia bekerja terutama
pada roket militer di tahun-tahun terakhirnya di sana, perjalanan ruang angkasa tetap ada minat
utamanya.
Pada tahun 1930, von Braun menghadiri presentasi yang diberikan oleh Auguste
Piccard . Setelah ceramah, siswa muda itu mendekati perintis penerbangan balon ketinggian
yang terkenal itu, dan berkata kepadanya: "Anda tahu, saya berencana untuk bepergian ke
Bulan suatu saat nanti." Piccard dikatakan telah menanggapi dengan kata-kata yang
membesarkan hati.

Von Braun sangat dipengaruhi oleh Oberth, di antaranya dia berkata:

Hermann Oberth adalah orang pertama yang, ketika memikirkan kemungkinan pesawat luar
angkasa, mengambil mistar dan mempresentasikan konsep dan desain yang dianalisis secara
matematis ... kontak pertama dengan aspek teoritis dan praktis peroketan dan perjalanan ruang
angkasa. Tempat terhormat harus disediakan dalam sejarah sains dan teknologi untuk
kontribusinya yang luar biasa di bidang astronotika. 
Karir di Jerman

Menurut sejarawan Norman Davies , von Braun dapat mengejar karir sebagai ilmuwan roket di
Jerman karena "pengawasan yang aneh" dalam Perjanjian Versailles yang tidak memasukkan
peroketan dalam daftar senjata yang dilarang ke Jerman.
Bekerja di bawah rezim Nazi
Pada tahun 1933, von Braun sedang mengerjakan doktor kreatifnya ketika Partai Nazi berkuasa
dalam pemerintahan koalisi di Jerman; peroketan segera dipindahkan ke agenda
nasional. Seorang kapten artileri, Walter Dornberger , mengatur hibah penelitian
Departemen Ordnance untuk von Braun, yang kemudian bekerja di sebelah situs uji roket
berbahan bakar padat milik Dornberger di Kummersdorf .
Von Braun dianugerahi gelar doktor dalam bidang fisika  ( teknik luar angkasa ) pada 27 Juli
1934, dari Universitas Berlin untuk tesis berjudul "Tentang Tes Pembakaran" ; supervisor
doktoralnya adalah Erich Schumann .  : 61 Namun, tesis ini hanyalah bagian umum dari karya
von Braun. Tesis lengkapnya yang sebenarnya, Konstruksi, Teoritis, dan Solusi Eksperimental
untuk Masalah Roket Propelan Cair (tanggal 16 April 1934) disimpan diklasifikasikan oleh
tentara Jerman, dan tidak diterbitkan sampai tahun 1960.  Pada akhir tahun 1934, kelompoknya
telah berhasil meluncurkan dua roket bahan bakar cairyang naik ke ketinggian 2,2 dan 3,5 km
(2 mi).
Saat itu, Jerman sangat tertarik dengan penelitian fisikawan Amerika Robert H. Goddard .
Sebelum 1939, ilmuwan Jerman sesekali menghubungi Goddard secara langsung dengan
pertanyaan teknis. Von Braun menggunakan rencana Goddard dari berbagai jurnal dan
memasukkannya ke dalam pembangunan roket seri Aggregat (A) . Peluncuran sukses pertama
dari A-4 terjadi pada tanggal 3 Oktober 1942.  Roket A-4 kemudian dikenal sebagai V-2.  Pada
tahun 1963, von Braun merefleksikan sejarah peroketan, dan mengatakan tentang pekerjaan
Goddard: "Roket-roketnya ... mungkin agak kasar menurut standar masa kini, tetapi mereka
merintis jalan dan memasukkan banyak fitur yang digunakan dalam roket dan kendaraan luar
angkasa paling modern."
Goddard menegaskan karyanya digunakan oleh von Braun pada tahun 1944, tak lama sebelum
Nazi mulai menembakkan V-2 ke Inggris. Sebuah V-2 jatuh di Swedia dan beberapa bagian
dikirim ke laboratorium Annapolis di mana Goddard melakukan penelitian untuk Angkatan
Laut. Jika ini yang disebut Bom Bäckebo , itu telah dibeli oleh Inggris dengan
imbalan Spitfires ; Annapolis akan menerima beberapa bagian dari mereka. Goddard dilaporkan
telah mengenali komponen yang dia temukan, dan menyimpulkan bahwa gagasannya telah
diubah menjadi senjata.  Kemudian, von Braun berkomentar: "Saya memiliki penyesalan yang
sangat dalam dan tulus untuk para korban roket V-2, tetapi ada korban di kedua sisi ... Perang
adalah perang, dan ketika negara saya berada di perang, tugas saya adalah membantu
memenangkan perang itu." [32]
Menanggapi klaim Goddard, von Braun mengatakan "tidak pernah di Jerman saya atau rekan
saya pernah melihat paten Goddard". Ini dikonfirmasi secara independen. [33] Dia menulis
bahwa klaim tentang pengangkatannya karya Goddard adalah yang terjauh dari kebenaran,
mencatat bahwa makalah Goddard "A Method of Reaching Extreme Altitudes", yang dipelajari
oleh von Braun dan Oberth, tidak memiliki kekhususan eksperimen bahan bakar cair dengan
roket.  Hal ini juga menegaskan bahwa ia bertanggung jawab untuk sekitar 20 inovasi yang
dapat dipatenkan terkait dengan peroketan, serta menerima paten AS setelah perang mengenai
kemajuan peroketan. Akun yang terdokumentasi juga menyatakan bahwa dia memberikan
solusi untuk sejumlah masalah teknik kedirgantaraan pada 1950-an dan 60-an.
Tidak ada perkumpulan roket Jerman setelah runtuhnya VfR , dan uji coba roket sipil dilarang
oleh rezim Nazi yang baru . Hanya pengembangan militer yang diizinkan, dan untuk tujuan ini,
fasilitas yang lebih besar didirikan di desa Peenemünde di Jerman utara di Laut
Baltik . Dornberger menjadi komandan militer di Peenemünde, dengan von Braun sebagai
direktur teknis. Bekerja sama dengan Luftwaffe , kelompok Peenemünde mengembangkan
mesin roket berbahan bakar cair untuk pesawat terbang dan lepas landas dengan bantuan
jet . Mereka juga mengembangkan jarak jauh A-4 rudal balistik dan supersonik Wasserfall anti-
pesawat rudal .
Pada 22 Desember 1942, Adolf Hitler memerintahkan produksi A-4 sebagai "senjata
balas dendam", dan kelompok Peenemünde mengembangkannya untuk menargetkan
London. Setelah presentasi von Braun pada 7 Juli 1943 tentang film berwarna yang
memperlihatkan A-4 lepas landas, Hitler sangat antusias sehingga dia secara pribadi
mengangkat von Braun menjadi profesor tak lama kemudian. [34] Di Jerman saat ini, ini adalah
promosi luar biasa untuk seorang insinyur yang baru berusia 31 tahun. [ penelitian asli? ]
Pada saat itu, badan intelijen Inggris dan Soviet mengetahui program roket dan tim von Braun
di Peenemünde, berdasarkan intelijen yang diberikan oleh Home Army bawah tanah Polandia .
Selama malam 17-18 Agustus 1943, RAF Bomber Command 's Operasi Hydra dikirim
penggerebekan di kamp Peenemünde yang terdiri dari 596 pesawat, dan menjatuhkan 1.800 ton
bahan peledak.  Fasilitas itu diselamatkan dan sebagian besar tim teknik tetap tidak terluka;
namun, penggerebekan itu menewaskan perancang mesin von Braun Walter Thiel dan Chief
Engineer Walther, dan program roket itu tertunda. 
Pertempuran pertama A-4, berganti nama menjadi V-2 ( Vergeltungswaffe
2 "Retaliation/Vengeance Weapon 2") untuk tujuan propaganda, diluncurkan ke Inggris pada 7
September 1944, hanya 21 bulan setelah proyek tersebut secara resmi ditugaskan. Ketertarikan
Von Braun pada roket khusus untuk aplikasi perjalanan ruang angkasa , bukan untuk
membunuh orang.  Satiris Mort Sahl telah dikreditkan dengan mengejek von Braun dengan
mengatakan "Saya membidik bintang-bintang, tapi kadang-kadang saya memukul
London."  Kalimat itu muncul dalam film I Aim at the Stars , sebuah film biografi von Braun
tahun 1960.

Eksperimen dengan pesawat roket

Selama tahun 1936, tim peroketan von Braun yang bekerja di Kummersdorf menyelidiki
pemasangan roket berbahan bakar cair di pesawat. Ernst Heinkel dengan antusias mendukung
upaya mereka, memasok He-72 dan kemudian dua He-112 untuk eksperimen. Kemudian pada
tahun 1936, Erich Warsitz diperbantukan oleh RLM kepada von Braun dan Heinkel, karena ia
telah diakui sebagai salah satu pilot uji paling berpengalaman pada waktu itu, dan karena ia
juga memiliki dana pengetahuan teknis yang luar biasa.  : 30Setelah dia membiasakan Warsitz
dengan uji coba, menunjukkan kepadanya peralatan yang sesuai di pesawat, dia bertanya:
"Apakah Anda bersama kami dan akankah Anda menguji roket di udara? Kemudian, Warsitz,
Anda akan menjadi orang terkenal. Dan nanti kami akan terbang ke Bulan – dengan Anda di
pucuk pimpinan!"  

Pada bulan Juni 1937, di Neuhardenberg (lapangan besar sekitar 70 km (43 mi) timur Berlin,
terdaftar sebagai lapangan terbang cadangan jika terjadi perang), salah satu dari pesawat
terakhir ini diterbangkan dengan mesin piston dimatikan selama penerbangan oleh Warsitz ,
pada saat itu didorong oleh kekuatan roket von Braun saja. Meskipun pendaratan dengan roda
ke atas dan badan pesawat terbakar, hal itu membuktikan kepada kalangan resmi bahwa sebuah
pesawat dapat diterbangkan secara memuaskan dengan sistem dorong belakang melalui bagian
belakang.  :
Pada saat yang sama, eksperimen Hellmuth Walter pada roket berbasis hidrogen
peroksida mengarah pada roket ringan dan sederhana yang tampaknya sangat cocok untuk
dipasang di pesawat. Juga perusahaan Hellmuth Walter di Kiel telah ditugaskan oleh RLM
untuk membangun mesin roket untuk He-112, jadi ada dua desain motor roket baru yang
berbeda di Neuhardenberg: sedangkan mesin von Braun ditenagai oleh alkohol dan oksigen
cair, Walter mesin memiliki hidrogen peroksida dan kalsium permanganat sebagai katalis .
Mesin Von Braun menggunakan pembakaran langsung dan menciptakan api, perangkat Walter
menggunakan uap panas dari reaksi kimia, tetapi keduanya menciptakan daya dorong dan
memberikan kecepatan tinggi.  : 41Penerbangan berikutnya dengan He-112 menggunakan roket
Walter bukan von Braun; itu lebih dapat diandalkan, lebih sederhana untuk dioperasikan, dan
lebih aman untuk pilot uji, Warsitz
Menyerah kepada Amerika
The Tentara Soviet adalah 160 km (100 mil) dari sekitar Peenemünde pada awal 1945 ketika
von Braun dirakit staf perencanaan dan meminta mereka untuk memutuskan bagaimana dan
kepada siapa mereka harus menyerah. Tidak mau pergi ke Soviet, von Braun dan stafnya
memutuskan untuk mencoba menyerah kepada Amerika. Kammler telah memerintahkan
relokasi timnya ke Jerman tengah; namun, perintah yang bertentangan dari seorang panglima
tentara memerintahkan mereka untuk bergabung dengan tentara dan berperang. Memutuskan
bahwa perintah Kammler adalah taruhan terbaik mereka untuk membelot ke Amerika, von
Braun memalsukan dokumen dan mengangkut 500 afiliasinya ke daerah sekitar Mittelwerk, di
mana mereka melanjutkan pekerjaan mereka di Bleicherodedan kota-kota sekitarnya setelah
pertengahan Februari 1945. Karena takut dokumen mereka dihancurkan oleh SS, von Braun
memerintahkan agar cetak biru itu disembunyikan disebuah tambang besi yang ditinggalkan
di pegunungan Harz dekat Goslar .  AS Kontra Corps berhasil mengungkap lokasi setelah
interogasi panjang von Braun, Walter Dornberger, Bernhard Tessmann dan Dieter Huzel dan
pulih 14 ton V-2 dokumen dengan 15 Mei 1945, dari Pekerjaan Zona Inggris.
Saat dalam perjalanan resmi pada bulan Maret, von Braun mengalami patah tulang lengan kiri
dan bahu yang rumit dalam sebuah kecelakaan mobil setelah pengemudinya tertidur di belakang
kemudi. Luka-lukanya serius, tetapi dia bersikeras agar lengannya digips sehingga dia bisa
meninggalkan rumah sakit. Karena pengabaian cedera ini, dia harus dirawat di rumah sakit lagi
sebulan kemudian di mana tulangnya harus dipatahkan dan disetel kembali.
Pada awal April, ketika pasukan Sekutu maju lebih dalam ke Jerman, Kammler memerintahkan
tim teknik, sekitar 450 spesialis, untuk dipindahkan dengan kereta api ke
kota Oberammergau di Pegunungan Alpen Bavaria , di mana mereka dijaga ketat oleh SS
dengan perintah untuk mengeksekusi. tim jika mereka akan jatuh ke tangan musuh. Namun, von
Braun berhasil meyakinkan SS Mayor Kummer untuk memerintahkan penyebaran kelompok itu
ke desa-desa terdekat agar mereka tidak menjadi sasaran empuk bagi para pengebom AS.  Pada
tanggal 29 April 1945, Oberammergau ditangkap oleh pasukan Sekutu yang merebut sebagian
besar tim teknik.
Von Braun dan beberapa anggota tim teknik, termasuk Dornberger, berhasil mencapai
Austria.  Pada tanggal 2 Mei 1945, setelah menemukan seorang prajurit Amerika dari Divisi
Infanteri ke-44 AS , saudara laki-laki von Braun dan sesama insinyur roket, Magnus, mendekati
prajurit itu dengan sepeda, berseru dalam bahasa Inggris yang terputus-putus: "Nama saya
Magnus von Braun . Adikku menemukan V-2. Kami ingin menyerah."  Setelah menyerah,
Wernher von Braun berbicara kepada pers:
Kami tahu bahwa kami telah menciptakan alat perang baru, dan pertanyaan tentang bangsa apa,
bangsa pemenang apa yang ingin kami percayakan gagasan kami ini adalah keputusan moral
lebih dari apa pun. Kami ingin melihat dunia terhindar dari konflik lain seperti yang baru saja
dialami Jerman, dan kami merasa bahwa hanya dengan menyerahkan senjata seperti itu kepada
orang-orang yang tidak dibimbing oleh hukum materialisme tetapi oleh agama Kristen dan
kemanusiaan, dapat memberikan jaminan seperti itu kepada dunia. dijamin terbaik. 

Komando tinggi Amerika sangat menyadari betapa pentingnya tangkapan mereka: von Braun
berada di urutan teratas Daftar Hitam , nama kode untuk daftar ilmuwan dan insinyur Jerman
yang ditargetkan untuk diinterogasi segera oleh para ahli militer AS. Pada 9 Juni 1945, dua hari
sebelum serah terima wilayah Nordhausen dan Bleicherode di Thuringia ke Soviet, Mayor
Angkatan Darat AS Robert B. Staver, Kepala Bagian Penggerak Jet dari Cabang Penelitian dan
Intelijen Korps Persenjataan Angkatan Darat ASdi London, dan Letnan Kolonel RL Williams
membawa von Braun dan kepala departemennya dengan Jeep dari Garmisch ke Munich, dari
sana mereka diterbangkan ke Nordhausen. Pada hari-hari berikutnya, sekelompok besar
insinyur roket, di antaranya Helmut Gröttrup, dievakuasi dari Bleicherode 40 mil (64 km) barat
daya ke Witzenhausen , sebuah kota kecil di Zona Amerika .  The Red Army akhirnya
mengambil alih Thuringia sebagai bagian dari zona pendudukan Soviet setelah 1 Juli 1945,
sebagaimana disepakati oleh Konferensi Yalta .
Von Braun ditahan sebentar di pusat interogasi "Tempat Sampah" di Kastil Kransberg , di mana
elit sektor ekonomi, ilmiah dan teknologi Third Reich ditanyai oleh pejabat intelijen AS dan
Inggris.   Awalnya, ia direkrut ke AS di bawah program yang disebut Operation Overcast , yang
kemudian dikenal sebagai Operation Paperclip . Namun, ada bukti bahwa intelijen dan ilmuwan
Inggris adalah yang pertama mewawancarainya secara mendalam, ingin mendapatkan informasi
bahwa mereka tahu pejabat AS akan menyangkalnya. [ rujukan? ] Tim termasuk LS Snell muda,
kemudian insinyur roket Inggris terkemuka, kemudian kepala desainerRolls-Royce Limited dan
penemu mesin Concorde . Informasi spesifik yang diperoleh Inggris tetap sangat rahasia, baik
dari Amerika maupun dari sekutu lainnya.

Kehidupan pribadi
Von Braun memiliki kepribadian yang karismatik dan dikenal sebagai pria wanita. Sebagai
mahasiswa di Berlin, dia sering terlihat di malam hari ditemani dua pacar sekaligus.  Dia
kemudian memiliki suksesi urusan dalam secretariat dan kumpulan komputer di Peenemünde. 

Menurut sebuah buku tahun 2015 The Hidden World Part 2 , von Braun memiliki hubungan
rahasia dengan pilot uji lain dan Nazi yang bersemangat, Hanna Reitsch , dan pada tahun 1932
pasangan itu memiliki seorang anak, Alicia Webber. Dia juga memiliki hubungan
dengan Pangeran Bernhard dari Belanda kelahiran Jerman yang sudah menikah, yang pada
gilirannya menjadi ayah dari putri Webber, Alicia von Bielefeld (lahir 21 Februari 1952). 
Pada Januari 1943, von Braun bertunangan dengan Dorothee Brill, seorang guru pendidikan
jasmani di Berlin, dan dia meminta izin untuk menikah dari SS Race and Settlement Office .
Namun, pertunangan itu rusak karena tentangan ibunya.  Kemudian pada tahun 1943, ia
berselingkuh dengan seorang wanita Prancis saat berada di Paris mempersiapkan situs
peluncuran V-2 di timur laut Prancis. Dia dipenjara karena kolaborasi setelah perang dan
menjadi miskin.  Selama tinggal di Fort Bliss, von Braun melamar Maria Luise von Quistorp
(lahir 10 Juni 1928), sepupu pertama dari pihak ibu, dalam sebuah surat kepada ayahnya. Dia
menikahinya di sebuah gereja Lutheran di Landshut , Bavaria pada 1 Maret 1947, setelah
menerima izin untuk kembali ke Jerman dan kembali dengan mempelai wanitanya. Dia berusia
35 tahun dan pengantin barunya berusia 18 tahun.  Tak lama setelah itu, dia menjadi
seorang Kristen evangelis . Dia kembali ke New York pada 26 Maret 1947, bersama istri, ayah,
dan ibunya. Pada tanggal 8 Desember 1948, putri pertama keluarga von Braun bersama Iris
Careen lahir di Rumah Sakit Angkatan Darat Fort Bliss.  Pasangan ini memiliki dua anak lagi:
Margrit Cécile, lahir 8 Mei 1952,  dan Peter Constantine, lahir 2 Juni 1960.  Pada 15 April
1955, von Braun menjadi warga negara Amerika Serikat yang dinaturalisasi.
Kematian

Pada tahun 1973, von Braun didiagnosis menderita kanker ginjal selama pemeriksaan medis
rutin. Namun, dia terus bekerja tanpa kendali selama beberapa tahun. Pada Januari 1977,
sekarang sakit parah, dia mengundurkan diri dari Fairchild Industries. Kemudian pada tahun
1977, Presiden Gerald Ford menganugerahkannya penghargaan sains tertinggi di negara itu,
National Medal of Science in Engineering. Dia, bagaimanapun, terlalu sakit untuk menghadiri
upacara Gedung Putih. 
Von Braun meninggal pada 16 Juni 1977 karena kanker pankreas di Alexandria, Virginia , pada
usia 65 tahun. Ia dimakamkan di Valley Road di Pemakaman Ivy Hill . Batu nisannya mengutip
Mazmur 19:1: "Langit menyatakan kemuliaan Allah; dan cakrawala menunjukkan pekerjaan
tangan-Nya"
Ketika berusia tiga belas tahun, von Braun membaca sebuah buku berjudul The Rocket into
Planetary Space. Buku tersebut ditulis oleh seorang perintis roket dari Rumania dan mengupas
mengenai kemungkinan dilakukannya perjalanan antarplanet. Buku inilah yang memberi
inspirasi bagi von Braun. Hanya saja, untuk memahami buku ini dibutuhkan pengetahuan
matematika, sesuatu yang menjadi kelemahan von Braun. Maka, ia pun giat mempelajari
matematika dan fisika dengan serius.
Pada tahun 1930, von Braun masuk ke Institut Teknologi Charllotenburg di Berlin. Di sana ia
bergabung dengan Society for Space Travel, perkumpulan yang memiliki minat dalam
pengembangan roket penjelajah angkasa luar. Di situlah ia bertemu dengan Oberth. Bahkan von
Braun sempat menjadi asisten Oberth dan mereka berhasil mengembangkan mesin roket kecil.
Pada tahun 1932, von Braun mendapat gelar B.Sc. dari Institut Teknologi Charllotenburg. Dan
empat tahun kemudian, ia mendapat gelar Ph.D. dalam bidang fisika dari Universitas Berlin.

Setelah sejak 1932 Perkumpulan Perjalanan Angkasa kehabisan dana, sumbangan Kantor
Ordonansi Tentaralah yang memungkinkan von Braun terus melakukan penelitian. Namun pada
tahun 1934, karyanya disita sebagai akibat peraturan yang melarang penelitian roket selain dari
dinas militer.

Pada tahun itu pula von Braun direkrut oleh lembaga riset Angkatan Bersenjata Jerman, untuk
mengadakan riset tentang roket, guna memantapkan Hitler melangkah ke Perang Dunia II. Riset
ini bersifat rahasia dan diadakan di Kepulauan Borkum, Laut Utara, lalu pindah ke Peenemunde
di Kepulauan Usedom, Baltik. Mereka berhasil mengembangkan roket A-3 dengan tinggi 137
cm dan berstabilisasi giroskopis, yang berhasil diluncurkan dengan ketinggian 2 km. Roket A-3
masih mengalami perkembangan sampai menjadi A-4 atau dikenal juga dengan V-2
(Vengeance Weapon Number 2).

Roket A-4 pertama kali diluncurkan dan diarahkan kota London pada tanggal 7 September
1944. Sebanyak 4.320 roket ditembakkan ke London, menewaskan 2.511 orang dan melukai
sedikitnya 6.000 orang. Karena merasa penelitiannya telah disalahgunakan oleh pihak militer
Jerman, von Braun kemudian menolak bekerja sama. Akibat penolakan tersebut, von Braun dan
dua orang rekannya dijebloskan ke penjara pada tahun 1944. Akan tetapi, von Braun dilepaskan
dari penjara karena Hitler menyadari bahwa pengembangan roket tidak akan berjalan tanpa
ahlinya.

Menjelang berakhirnya Perang Dunia II, von Braun dan anggota penelitiannya menyerahkan
diri ke AS, dengan anggapan pemerintah AS akan lebih bijaksana dalam menggunakan hasil
penelitiannya. Selain itu, von Braun juga beranggapan bahwa AS merupakan negara yang
paling mungkin menggunakan kemampuannya untuk penjelajahan ruang angkasa.

Mereka tiba di AS tanggal 20 Juni 1945. Saat itu, von Braun beserta 126 stafnya
(disebut Peenemunders) ditempatkan di Fort Bliss, Texas dan diminta terus mengembangkan
roket V-2. Dua tahun kemudian pada 1 Maret 1947, von Braun menikah dengan sepupunya
berusia 18 tahun, Maria Von Quirstorp. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki dan dua orang
anak perempuan. Dan pada tahun 1955, von Braun dan 40 orang lainnya resmi menjadi warga
negara Amerika pada tahun 1955.
Von Braun tinggal di di Huntsville, Alabama selama dua puluh tahun (1950-1970). Di kota ini
von Braun mendirikan institusi riset di Universitas Alabama, Huntsville, Pusat Roket dan
Antariksa Alabama dan von Braun Civic Center. Dalam sebuah majalah ilmiah
bernama Collier, edisi 22 Maret 1952, von Braun menulis sebuah artikel yang menarik berjudul
Crossing the Last Frontier. Di sini ia menuangkan mimpinya tentang pembuatan stasiun
antariksa yang berada di bulan dan planet Mars.
Peluncuran Sputnik pada tanggal 4 Oktober 1957 oleh pihak Uni Soviet, memicu pemerintah
AS membentuk NASA pada Oktober 1958. Dan von Braun diangkat sebagai direktur pusat
penerbangan angkasa. Hal ini tentu saja memberikan kebebasan baginya untuk mewujudkan
impiannya sejak awal, yaitu penjelajahan angkasa, melebihi pengembangan senjata.

Roket Redstone merupakan salah satu roket yang dikembangkan von Braun dan teman-
temannya. Roket ini diluncurkan bersama astronotnya, Alan B. Shepherd pada tahun 1961. Dan
von Braun terus melakukan pengembangan serangkaian roket khusus untuk penerbangan
berawak. Dari serangkaian pengembangan tersebut, lahirlah roket Saturnus 1, Saturnus 1B, dan
Saturnus V. Bahkan von Braun terlibat dalam proyek penerbangan berawak: Mercury, Gemini,
dan Apollo.

Pada akhir tahun 1968 Apollo 8 meluncur meninggalkan orbit bumi, mengitari bulan dan
kembali ke bumi. Kemudian Neil dan rekannya Edwin "Buzz" Aldrin berhasil mendarat di
Bulan dengan pesawat Apollo 11 tepatnya pada tanggal 20 Juli 1969. Proyek Apollo sendiri
ditutup pada proyek Apollo 17. Setelah keberhasilan program Apollo, von Braun
mengundurkan diri dari NASA pada tahun 1972 dan menjadi seorang pengusaha di perusahaan
Fairchild, Germantown, Maryland sambil mempromosikan pendirian National Space Institute.
Pada tanggal 16 Juni 1977, von Braun menutup usia di Alexandria, Virginia, AS karena kanker.
Ia meninggalkan seorang istri, tiga anak, dua saudara, dan sejumlah karya tentang penjelajahan
antariksa.

Meskipun telah menjadi seorang ilmuwan yang menonjol akibat proyek pendaratan di bulan,
von Braun tidak pernah sekalipun meninggalkan Tuhan dalam penelitiannya. Dia adalah salah
satu dari sekian banyak ilmuwan lain yang menentang aliran rasionalis ilmiah dan teori
evolusioner. Von Braun memandang Alkitab sebagai "pernyataan hakikat dan kasih Allah". Ia
menulis:

"Manned space flight is an amazing achievement, but it has opened for mankind thus far only a
tiny door for viewing the awesome reaches of space. An outlook through this peephole at the
vast mysteries of the universe should only confirm our belief in the certainty of its Creator. I
find it as difficult to understand a scientist who does not acknowledge the presence of a superior
rationality behind the existence of the universe as it is to comprehend a theologian who would
deny the advances of science."

(Penerbangan ruang angkasa yang berawak adalah suatu prestasi yang menakjubkan, tetapi
sampai sekarang ia hanya membuka pintu yang kecil untuk melihat ruang angkasa yang sangat
luas. Suatu pengamatan dari lubang intip ini, seharusnya meneguhkan iman kita akan kepastian
adanya Penciptanya.(Trilling & Bergaust, 1977)
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam upaya untuk membenarkan keterlibatannya dalam pengembangan roket V-2 Jerman,
Braun menyatakan bahwa motif patriotik melebihi keraguannya tentang implikasi moral dari
kebijakan negaranya di bawah Hitler . Dia juga menekankan ketidakberpihakan bawaan
penelitian ilmiah, yang dengan sendirinya, katanya, tidak memiliki dimensi moral sampai
produknya digunakan oleh masyarakat luas. Selama karir selanjutnya, Braun menerima banyak
penghargaan tinggi dari badan pemerintah AS dan dari masyarakat profesional di Amerika
Serikat dan negara lain.

DAFTAR PUSTAKA

Trilling, L., & Bergaust, E. (1977). Wernher von Braun. Technology and Culture, 18(4), 717.
https://doi.org/10.2307/3103614

TUGAS 2
“MODUL ELASTISITAS BAHAN”

Di susun Oleh :

MUHAMMAD JUANDA MS
210202602013

JURUSAN TEKNIK MESIN


TERAPAN (D4) FAKULTAS
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR TAHUN
AJARAN 2021
KATA PENGANTAR

Syukur ke hadirat Tuhan Yang maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,

penulis dapat Manyelesaikan tugas Modul Fisika ‘’Elastisitas Bahan’’ dengan Tepat

waktu, Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Fisika. Selain itu,

makalah ini Bertujuan menambah wawasan tentang Elastisitas Benda yang sering kita

gunakan dalam kehidupan sehari-hari , Sehingga penulis berharap dapat menjadi

tambahan pengetahuan yang sangat membantu untuk melaksanakan tugas lain yang

berhububungan dengan materi elastisitan bahan. Penulis mengucapkan terima kasih

kepada bapak dosen selaku dosen mata kuliah fisika atas bimbingan dan arahannya

sehingga modul ini dapat selesai

Semoga modul fisika ini dapat menjadi pedoman dan menjadi inspiratif untuk

memajukan taraf kehidupan dalam masyarakat sehingga dapat menjadi acuan

perkembangan dalam suatu Negara.

UcpanTerima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah

membantu diselesaikannya Modul Ini, .Penulis menyadari artikel ini masih masih

jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang Membangun diharapkan

demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar 27September 2021

Penulis

Muhammad Juanda MS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………....................

DAFTAR ISI………………………………………....................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………….

B. Tujuan……………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Elastisitas…………………………………………………
B. Sifat Elastisitas Bahan…………………………………………………
C. Modulus Elastisitas (Young)………………………………………….
D. Sejarah Robert Hooke……………………………………………………
E. Hukum Hooke……………………………………………………………..

F. Susunan Pegas……………………………………………………….

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………..

B. Saran…………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Ketika Anda menarik karet mainan sampai batas tertentu, karet tersebut bertambah

panjang. Jika tarikan dilepaskan, maka karet akan kembali ke panjang semula. Demikian juga

ketika Anda merentangkan pegas, pegas tersebut akan bertambah panjang. Tetapi ketika

dilepaskan, panjang pegas akan kembali seperti semula. Apabila di laboratorium sekolah

Anda terdapat pegas, silahkan melakukan pembuktian ini. Regangkan pegas tersebut dan

ketika dilepaskan maka panjang pegas akan kembali seperti semula. Mengapa demikian ? hal

itu disebabkan karena benda-benda tersebut memiliki sifat elastis.

Elastis atau elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk

awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya

diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas

dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah pertambahan panjang. Perlu

Anda ketahui bahwa gaya yang diberikan juga memiliki batas-batas tertentu. Sebuah karet

bisa putus jika gaya tarik yang diberikan sangat besar, melawati batas elastisitasnya.

Tujuan

- Memahami tentang pengertian Elastisitas


- Memahami tentang Sifat Elastisitas Bahan, yaitu Tegangan, Regangan,
dan Modulus Elastisitas (Young)
- Memahami Hukum Hooke
- Memahami Susunan Pegas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertia Elastisitas

Elastisitas adalah sifat benda yang berusaha menghambat perubahan bentuk atau

deformasi dan cenderung untuk mengembalikan bentuk benda ke bentuk semula ketika

gaya memengaruhinya dihilangkan. Adapun benda yang setelah mengalami deformasi

tidak kembali ke bentuk semula itulah yang disebut benda plastis.

Ketika Anda menarik karet mainan sampai batas tertentu, karet tersebut bertambah

panjang. Jika tarikan dilepaskan, maka karet akan kembali ke panjang semula. Demikian juga

ketika Anda merentangkan pegas, pegas tersebut akan bertambah panjang. Tetapi ketika

dilepaskan, panjang pegas akan kembali seperti semula. Apabila di laboratorium sekolah

Anda terdapat pegas, silahkan melakukan pembuktian ini. Regangkan pegas tersebut dan

ketika dilepaskan maka panjang pegas akan kembali seperti semula. Mengapa demikian ? hal

itu disebabkan karena benda-benda tersebut memiliki sifat elastis.

Elastis atau elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk

awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya

diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas

dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah pertambahan panjang. Perlu

Anda ketahui bahwa gaya yang diberikan juga memiliki batas-batas tertentu. Sebuah karet

bisa putus jika gaya tarik yang diberikan sangat besar, melawati batas elastisitasnya.

Demikian juga sebuah pegas tidak akan kembali ke bentuk semula jika diregangkan

dengan gaya yang sangat besar. Jadi benda-benda elastis tersebut memiliki batas elastisitas.

Batas elastis itu apa ? lalu bagaimana kita bisa mengetahui hubungan antara besarnya gaya
yang diberikan dan perubahan panjang minimum sebuah benda elastis agar benda tersebut

bisa kembali ke bentuk semula? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita berkenalan

dengan Hooke.

B. Sifat Elastisitas Bahan

Tiga hal utama yang harus diketahui di dalam mempelajari sifat elastis dari suatu

bahan, yaitu tegangan (Stress), regangan (Strain), dan modulus elastisitas. Tegangan,

regangan, dan modulus elastisitas terjadi pada benda yang dikenai gaya tertentu akan

mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk bergantung pada arah dan letak gaya

tersebut.

 Tegangan (Stress)

Jika sebuah benda elastis ditarik oleh sebuah gaya, benda tersebut akan bertambah

panjang sampai ukuran tertentu. Besarnya teganganadalah perbandingan antara gaya tarik

yang bekerja terhadap luas penampang benda. Tegangan dinotasikan dengan σ (sigma),

satuannya Nm¯² atau pascal (Pa). Secara matematis, tegangan dirumuskan dengan:

Keterangan:

F= besar gaya tekan/tarik (N) A= luas

permukaan (m²)

σ = tegangan (N/m²)

 Regangan (Strain)

Regangan atau strain adalah perubahan pada ukuran benda karena gaya dalam
kesetimbangan dibandingkan dengan ukuran semula. Strain juga dapat dikatakan sebagai

tingkat deformasi. Tingkat deformasi tersebut dapat memanjang, memendek, membesar,

mengecil dan sebagainya. Oleh karena itu, regangan didefinisikan sebagai perbandingan

antara pertambahan panjang benda dan panjang benda mula-mula, secara matematis

dirumuskan dengan:

Keterangan:

e =regangan

ΔL = pertambahan panjang (m)

L = panjang mula-mula (m)

C. Modulus Elastisitas (Young)

Modulus Elastisitas adalah perbandingan antara tegangan dan regangan dari suatu

benda. Modulus elastisitas dilambangkan dengan E dan satuannya Nm¯². Modulus

elastisitas disebut juga Modulus Young.

Keterangan :

E : modulus Young (N/m² atau Pascal)σ

= tegangan (N/m²)
e =regangan

Nilai modulus elastisitas hanya bergantung pada jenis bahan suatu benda, tidak

bergantung pada ukuran ataupun bentuk benda. Berikut ini adalah nilai modulus

elastisitas dari beberapa jenis bahan :


D. Sejarah Robert Hooke

ROBERTHOOE

(1635-1703)

Robert Hooke lahir di Freshwater, Isle of Wight, Inggris pada

tanggal 18 Juli 1635, ia adalah seorang penemu, ahli kimia dan matematika, arsitek serta

filsuf. Ia adalah putra seorang pendeta. Ayahnya bernama John Hooke seorang kurator

pada museum Gereja All Saints. Pada masa kecil Hooke belajar pada ayahnya. Karena

orang tuanya miskin, Hooke tidak leluasa untuk memilih tempat belajar dan akhirnya dia

tertarik dengan seni, dan kemudian ia dikiriim ke London untuk belajar pada seorang

pelukis Peter Lely.

Ia kemudian berubah minat dan akhirnya ia mendaftarkan diri di sekolah Westminter

untuk belajar karya-karya klasik dan matematika. Selanjutnya ia belajar di Universitas

Oxford selama dua tahun dan kemudian ia ditunjuk sebagai asisten Robert Boyle berkat

rekomendasi Profesor Kimia Thomas Willis yang membimbing Hooke. Robert Boyle ketika
itu baru datang dari Oxford dan sedang mencari asisten untuk membantu dalam pembuatan

pompa udara. Robert Hooke menghabiskan waktu dengan Boyle selama dua dekade dan

menghasilkan kemajuan luar biasa pada bidang mekanika.

Robert Hooke memiliki perhatian yang sangat luas di bidang keilmuan, mulia dari

astronomi sampai geologi, hukum kekekalan (elastisitas) masih memakai namanya. Ia

memberikan sumbangan besar ke arah menerangkan gerakan planet dengan mengatakan

bahwa orbit planet-planet itu akibat dari gabungan inersia menuruni garis lurus dan gaya

tarik matahari.

Hukum Hooke yang ditemukan dengan rumus F =-kx dimana tanda(-) menyatakan

bahwa arah F berlawanan denagn arah perubahan panjang x. Menurut Hooke F = -kx,

dengan x diukur dengan posisi keseimbangan pegas. Tanda (-) menunjukkan bahwa pegas

diregangkan (x > 0), gaya yang dikerjakan pegas mempunyai arah sehingga menyusutkan

x. Sebaiknya, waktu mendesak pegas (x < 0), gaya pegas pada arah x yang positif

sedangkan k disebut konstanta pegas, mempunyai dimensi gaya/panjang.

Kemudian temuan yang lain ditemukan seperti pompa udara, mikroskop, teleskop, jam,

serta yang paling populer adalah sebagai penemu hukum Hooke, dan sambungan-

sambungan universal.

E. Hukum Hooke
Pengertian Hukum Hooke

Hukum Hooke menyelidiki hubungan antara gaya F yang merenggangkan sebuah pegas

dengan pertambahan panjang pegas

(Δx), pada daerah batas elastisitas pegas. Pada daerah elastisitasnya,Besar gaya luar yang

diberikan (F) sebanding dengan pertambahan panjang pegas (Δx). aplikasi hukum Hooke

ada pegas. Persamaan hukum Hooke

Dari bunyi hukum Hooke di atas, hukum Hooke dapat dituliskan :

F = K . Δx atau K = F / Δx

Dimana:

F : besar gaya luar yang diberikan pada Pegas (N)Δx : Pertambahan

panjang pegas (m)

K : Konstanta Pegas (N/m)

Ketika sebuah pegas diberi gaya luar dengan ditarik, maka pegas akan mengeluarkan

gaya yang besarnya sama dengan gaya luar yang menariknya, tetapi arahnya berlawanan

(aksi = reaksi). Jika gaya yangdiberikan pegas ini disebut Gaya pemulih pegas (Fp), gaya

pemulih inijuga sebanding dengan pertambahan panjang pegas Δx. Secara matematis dapat

ditulis :

Fp = - K . Δx

Dari persaman persamaan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa didalam batas

elastisitas benda, gaya F sebanding dengan pertambahan panjang benda. Pernyataan inilah

yang dikenal dengan Hukum Hooke.

Aplikasi Hukum Hooke

Dalam pengaplikasian hukum Hooke sangat berkaitan erat dengan benda benda

yang prinsip kerjanya memakai pegas dan yang bersifat elastis. Prinsip hukum Hooke
sudah diterapkan pada beberapa benda- benda berikut ini.

 Mikroskop yang fungsinya untuk melihat jasad-jasad renik yang sangat


kecil yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang

 Teleskop yang fungsinya untuk melihat benda-beda yangletaknya jauh


supaya tampak dekat, seperti benda luar angkasa

 Alat pengukur percepatan gravitasi bumi

 Jam yang memakai peer sebagai pengatur waktu

 Jam kasa atau kronometer yang dimanfaatkan untuk menentukan garis atau
kedudukan kapal yang berada di laut

 Sambungan tongkat-tongkat persneling kendaraan baik sepeda motor


maupun mobil

 Ayunan pegas

Beberapa benda yang sudah disebutkan diatas mempunyai peranan penting

dalam kehidupan manusia. Dengan kata lain, gagasan Hooke memberi dampak positif

terhadap kualitas hidup manusia.

Penerapan Hukum Hooke dalam kehidupan sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari kita berhubungan dengan hukum Hooke. Contohnya

adalah pada pegas di sepeda motor, pegas di mobi, dan pegas di sepeda. Pegas tersebut

dirangkai dengan besi di tengahnya.

Namanya adalah Shock. Kalau motor matic hanya punya satu shock saja. Bayangkan apa

yang terjadi kalau tidak adalah shockbreaker. Tentu rasanya tidak enak sekali pada saat

kita mengendarai sepeda motor.

Apalagi kalau kita mengendarai di jalan yang berlubang dan tidak mulus. Jadi fungsi dari

shock itu sebagai peredam dari gelombang atau kejutan sehingga kita yang mengendarai itu

lebih nyaman.
Hukum Hooke untuk pegas yang bergerak secara vertikal

Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu

fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya Hooke ini

secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi

normalnya, atau lewat rumus matematis dapat digambarkan sebagai berikut:

F adalah gaya (dalamunitnewton)

k adalah konstante pegas (dalam newton per meter)

x adalah jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (dalam unit meter).

Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya F yang meregangkan pegas

danpertambahan panjang (X), didaerah yang ada dalam batas kelentingan pegas.F = k.Δx

Atau : F = k (tetap) xk adalah suatu tetapan perbandingan yang disebut tetapan pegas yang

nilainyaberbeda untuk pegas yang berbeda.Tetapan pegas adalah gaya per satuan tambahan

panjang.

HukumHooke.

Salah satu prinsip dasar dari analisa struktur adalah hukum Hooke yang menyatakan bahwa

pada suatu struktur : hubungan tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah proporsional

atau hubungan beban (load) dan deformasi (deformations) adalah proporsional. Struktur yang

mengikuti hukum Hooke dikatakan elastis linier dimana hubungan F dan y berupa garis lurus.

, sedangkan struktur yang tidak mengikuti hukum Hooke dikatakan Elastis non linier.

Hukum Hooke untuk benda non Pegas

Hukum Hooke ternyata berlaku juga untuk semua benda padat, dari besi sampai

tulang tetapi hanya sampai pada batas-batas tertentu. Pada benda bekerja gaya berat (berat =

gaya gravitasi yang bekerja pada benda), yang besarnya = mg dan arahnya menuju ke

bawah (tegak lurus permukaan bumi). Akibat adanya gaya berat, batang logam tersebut

bertambah panjang sejauh (∆L). Jika besar pertambahan panjang (∆L) lebih kecil
dibandingkan dengan panjang batang logam, hasil eksperimen membuktikan bahwa

pertambahan panjang (∆L) sebanding dengan gaya berat yang bekerja pada benda.

Kita juga bisa menggantikan gaya berat dengan gaya tarik, seandainya pada ujung

batang logam tersebut tidak digantungkan beban. Besarnya gaya yang diberikan pada benda

memiliki batas-batas tertentu. Jika gaya sangat besar maka regangan benda sangat besar

sehingga akhirnya benda patah.

Jika sebuah benda diberikan gaya maka hukum Hooke hanya berlaku sepanjang

daerah elastis sampai pada titik yang menunjukkan batas hukum Hooke. Jika benda diberikan

gaya hingga melewati batas hukum Hooke dan mencapai batas elastisitas, maka panjang

benda akan kembali seperti semula jika gaya yang diberikan tidak melewati batas elastisitas.

Tapi hukum Hooke tidak berlaku pada daerah antara batas hukum Hooke dan batas

elastisitas. Jika benda diberikan gaya yang sangat besar hingga melewati batas elastisitas,

maka benda tersebut akan memasuki daerah plastis dan ketika gaya dihilangkan, panjang

benda tidak akan kembali seperti semula; benda tersebut akan berubah bentuk secara tetap.

Jika pertambahan panjang benda mencapai titik patah, maka benda tersebut akan patah.

Berdasarkan persamaan hukum Hooke di atas, pertambahan panjang (∆L) suatu benda

bergantung pada besarnya gaya yang diberikan (F) dan materi penyusun dan dimensi

benda (dinyatakan dalam konstanta k). Benda yang dibentuk oleh materi yang berbeda akan

memiliki pertambahan panjang yang berbeda walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya

tulang dan besi. Demikian juga, walaupun sebuah benda terbuat dari materi yang sama (besi,

misalnya), tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda maka benda tersebut

akan mengalami pertambahan panjang yang berbeda sekalipun diberikan gaya yang sama.

Jika kita membandingkan batang yang terbuat dari materi yang sama tetapi memiliki panjang

dan luas penampang yang berbeda, ketika diberikan gaya yang sama, besar pertambahan

panjang sebanding dengan panjang benda mula-mula dan berbanding terbalik dengan luas
penampang. Makin panjang suatu benda, makin besar besar pertambahan panjangnya,

sebaliknya semakin tebal benda, semakin kecil pertambahan panjangnya.

Persamaan ini menyatakan hubungan antara pertambahan panjang (∆L) dengan gaya

(F) dan konstanta (k). Materi penyusun dan dimensi benda dinyatakan dalam konstanta

k. Untuk materi penyusun yang sama, besar pertambahan panjang (delta L) sebanding dengan

panjang benda mula-mula (Lo) dan berbanding terbalik dengan luas penampang (A)

F. Susunan Pegas

Beberapa buah pegas dapat dipasang secara seri ataupun paralel sesuai dengan

kebutuhan. Pegas-pegas yang dipasang secara seri akan menurunkan nilai konstanta pegas,

sedangkan pemasangan pegas secara paralel akan menaikkan nilai konstanta pegas. Oleh

karena itu, jikadibutuhkan konstanta pegas yang lebih kecil, pegas harus disusun secaraseri,

sedangkan untuk mendapatkan konstanta pegas yang besar, pegas harus disusun secara

paralel.
Susunan Pegas Seri

Anggap ada dua pegas yang disusun seri seperti gambar di bawahini.

Pada waktu pegas diberi beban, pegas 1 akan mengalami gaya sebesar berat beban

(misalnya F) demikian juga pegas 2 (artinya untuk setiap pegas pada rangkaian seri

gayanya sama). Akibatnya pegas 1 akanbertambah panjang sebesar x₁ = F₁/k₁ dan pegas 2

akan bertambah panjang sebesar x₂ = F₂/k₂.Pertambahan panjang total pegas adalah


Untuk n susunan buah pegas yang disusun secara seri dengan konstanta pegas

masing-masing k₁,k₂,k₃,……,kn dapat dianggap sebagaisebuah pegas dengan konstanta k

yang besarnya

Susunan Pegas Paralel

Anggap dua pegas dihubungkan paralel, kemudian pada susunan pegas ini

digantungkan sebuah benda seperti gambar di bawah.


Gaya berat (misalnya F) yang bekerja pada pegas akan tersebar pada kedua pegas

ini, sehingga masing-masing pegas bertambah panjang sebesar Δx. Jika gaya yang

dirasakan pada masing-masingpegas adalah F₁ dan F₂ maka F=F₁=F₂.

Karena F₁=k₁Δx₁ dan F₂=k₂Δx₂ maka

Untuk susunan n buah pegas yang disusun secara paralel dengan konstanta

pegas masing-masing k₁,k₂,k₃,……,kn dapat dianggap sebagai sebuah pegas dengan

konstanta k yang besarnya


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Jadi dapat disimpulkan bahwa elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk

kembali bentuk semula setelah gaya luar yang diberikan pada bendatersebut dihilangkan.

Contoh dari elastisitas yaitu karet gelang, adonan kue, dsb.

Modulus Elastisitas (Young) didefinisikan sebagai hasil bagi antara tegangan (stress)

dan regangan (strain). Jika bentuk benda tidak kembali ke bentuk semula,berarti

berarti gaya yang diberikan telah melewatibatas elastisitasnya. Keadaan itu juga

dinamakan keadaan plastis.

Saran

Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan

kesalahannya, maka dari sayameminta saran kepada Bapak Guru untuk memberikan saran

yang dapat membangun. Sehingga makalah ini bisa lebih bagus dan sempurna
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/5034946/Makalah_Elastisitas

http://www.pelajaran.co.id/2016/23/elastisitas-fisika-pengertian- rumus-hukum-hooke-dan-contoh-
soal.html

https://eandroidfisika.wordpress.com/tegangan-regangan-dan- modulus-elastisitas/

http://fisikazone.com/tegangan-regangan-dan-modulus-

elastisitas/

http://arhielipu.blogspot.co.id/2011/04/robert-hooke.html

http://www.gurupendidikan.co.id/hukum-hooke-pengertian- aplikasi-bunyi-dan-rumus-
beserta-contohnya-secara-lengkap/

http://www.ayo-sekolahfisika.com/2016/02/hukum-hooke-untuk- pegas-dan-susunan.html
TUGAS 3
MODUL FLUIDA FISIKA

Disusun Oleh:

MUHAMMAD JUANDA MS
210202602013

JURUSAN TEKNIK MESIN


TERPADU FAKULTAS TEKNIK
MESIN UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR TAHUN AJARAN 2020-
2021
KATA PENGANTAR

Syukur ke hadirat Tuhan Yang maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat Manyelesaikan tugas Modul Fisika ‘FLUIDA’ dengan Tepat waktu,
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Fisika. Selain itu,
makalah ini Bertujuan menambah wawasan tentang Fluida yang sering kita
gunakan dalam kehidupan sehari- hari , Sehingga penulis berharap dapat menjadi
tambahan pengetahuan yang sangat membantu untuk melaksanakan tugas lain
yang berhububungan dengan materi fluida

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen selaku dosen mata
kuliah fisika atas bimbingan dan arahannya sehingga modul ini dapat selesai
Semoga modul fisika ini dapat menjadi pedoman dan menjadi inspiratif untuk
memajukan taraf kehidupan dalam masyarakat sehingga dapat menjadi acuan
perkembangan dalam suatu Negara.

UcpanTerima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah


membantu diselesaikannya Modul Ini, .Penulis menyadari artikel ini masih masih
jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang Membangun diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar 5 OKTOBER
2021 Penulis

Muhammad Juanda MS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................2
Rumusan masalah........................................................................................3
Definisi........................................................................................................3
Manfaat.......................................................................................................3
BABII
Pengertian Fluida.........................................................................................4
Pengertian Fluida statis dan Dinamis..........................................................4
Contoh Penerapan Fluida............................................................................20
BABIII
Kesimpulan..................................................................................................24
Saran............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Ilmu yang mempelajari gejala alam disebut sains. Sains berasal dari kata Latin
yang berarti mengetahui. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah
fisika. Fisika mempelajari gejala-gejala alam seperti gerak, kalor, cahaya, bunyi,
listrik, dan magnet.Semua gejala ini berbentuk energi. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa fisika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara materi dan
energi (Kanginan, 2007).Perubahan global berlangsung cukup cepat menempatkan
fisika sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang merupakan tulang punggung teknologi
terutama teknologi manufaktur dan teknologi modern. Teknologi modern seperti
teknologi informasi, elektronika, komunikasi, dan teknologi transportasi memerlukan
penguasaan fisika yang cukup mendalam.Salah satu visi pendidikan sains adalah
mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dalam sains dan teknologi serta
memahami lingkungan sekitar melalui pengembangan keterampilan
berpikir,penguasaan konsep esensial, dan kegiatan teknologi. Kompetensi rumpun
sains salah satunya adalah mengarahkan sumber daya manusia untuk mampu
menerjemahkan perilaku alam.
Salah satu fenomena alam yang sering ditemukan adalah fenomena fluida.
Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair
dan gas karena zat cair seperti air dan zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat
seperti batu atau besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam
fluida. Air merupakan salah satu contoh zat cair. Masih ada contoh zat cair lainnya
seperti minyak pelumas, susu, dan sebagainya. Semua zat cair itu dapat dikelompokan
ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang
lain (Lohat, 2008).Fenomena fluida statis
(fluida tak bergerak) berkaitan erat dengan tekanan hidraustatis. Dalam fluida statis
dipelajari hukum-hukum dasar yang berkaitan dengan konsep tekanan hidraustatis,
salah satunya adalah hukum Pascal. Hukum Pascal diambil dari nama penemunya
yaitu Blaise Pascal (1623- 1662) yang berasal dari Perancis(Kanginan, 2007).Hukum-
hukum fisika dalam fluida statis sering
dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia dalam kehidupannya, salah satunya adalah
prinsip hukum Pascal. Namun, belum banyak masyarakat yang mengetahui hal
tersebut. Oleh karena itu, diperlukan studi yang lebih mendalam mengenai hukum
Pascal dan penerapannya dalam kehidupan.
RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Fluida.
2. Pengertian Fluida Statis dan Fluida
Dinamis. 3.Macam Aliran Fluida.
4.Contoh Penerapan Fluida dalam Kehidupan Sehari-hari.
DEFINISI
Mekanika fluida adalah suatu ilmu yang memelajari perilaku fluida baik dalam
keadaan diam (static) maupun bergerak (dynamic) serta akibat interaksi dengan media
batasnya (zat padat atau fluida dengan γang lain) . Seperti kebanyakan disipilin ilmu
lainnya, mekanika fluida mempunyai sejarah panjang dalam pencapaian hasil-hasil
pokok hingga menuju ke era modern seperti sekarang ini. Mekanika fluida
berkembang sejalan dengan perjalanan perkembangan peradaban manusia. Banyak
aspek kehidupan manusia yang terkait dengan mekanika fluida, seperti transportasi,
industri, aerodinamik bangunan, mesin-mesin fluida,dan kesehatan.
MANFAAT
1. Menjadi salah satu bahan untuk dasar pengetahuan , pengalaman, dan
pengembangan dalam kegiatan penulisan makalah berikutnya.
2. Dapat di jadikan sebagai sumber bacaan ilmu
pengetahuan. 3.Mempunyai pemahaman lebih mendalam
tentang fluida.
4.Sumber untuk menambah wawasan serta menjadi bahan masukan.
BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN FLUIDA
FLUIDA
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air
dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras
atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir.
Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat
dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke
tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat
mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh
udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari- hari.
Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di
dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di
atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air
yang diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap
saat meskipun sering tidak disadari.
Fluida dibagi menjadi dua bagian yakni:
1. Fluida Statis (Fluida Diam)
2. Fluida Dinamis (Fluida Bergerak)
A. Fluida Statis
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau
fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida
tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan
kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.
 Massa Jenis
Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas) benda homogen disebut massa jenis,
yaitu massa per satuan volume. Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai
berikut.
ρ=m/V
dengan:
m = massa (kg atau g),
V = volume (m3 atau cm3), dan
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3)

Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel 1. berikut. Tabel 1.
Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)
Bahan Massa Jenis (g/cm3) Nama Bahan Massa Jenis
(g/cm
Air 1,00 Gliserin 1,26
Aluminium 2,7 Kuningan 8,6
Baja 7,8 Perak 10,5
Benzena 0,9 Platina 21,4
Besi 7,8 Raksa 13,6
Emas 19,3 Tembaga 8,9
Es 0,92 Timah Hitam 11,3
Etil Alkohol 0,81
Sumber : College Physics, 1980

CONTOH SOAL :
1. Di dalam sebuah tabung gelas terdapat zat cair setinggi 10 cm. Tekanan air
pada dasar tabung adalah 1200 N/m2. Jika g = 10 m/s2. Abaikan tekanan udara.
Berapa massa
jenis zat cair ?
A. 800 kg/m3
B. 900 kg/m3
C. 1000 kg/m3
D. 1200 kg/m3
E. 1300 kg/m3
Pembahasan :

Diketahui :

Ketinggian zat cair (h) = 10 cm = 0,1 meter


Tekanan (P) air pada dasar tabung = 1200
N/m2 Percepatan Gravitasi (g) = 10 m/s2

Ditanya : Massa Jenis zat


cair ? Jawab :

Massa Jenis zat cair adalah 1200


kg/m3. Jawaban yang benar adalah
D.

 Tekanan
Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu permukaan bidang dan
dibagi luas permukaan bidang tersebut. Secara matematis, persamaan tekanan
dituliskan sebagai berikut.
p=F/A
dengan:
F = gaya (N),
A = luas permukaan (m2), dan
p = tekanan (N/m2 = Pascal).

Persamaanmenyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan luas permukaan


bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas bidang yang kecil
akan mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada luas bidang yang besar.
Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang
dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada
di atas titik tersebut..
(Gultom, 2019)
p = F / A = gaya berat fluida / luas permukaan bejana
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan p = (mfluida x g)
/ A. Oleh karena m = ρV, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai p = ρVg /
A.

Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan
bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di
dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi :
p = ρ (Ah)g / A = ρhg
Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai
berikut.
ph = ρ gh
dengan:
ph = tekanan hidrostatis (N/m2), ρ =
massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
Prinsip tekanan hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur tekanan. Alat-
alat pengukur tekanan yang digunakan untuk mengukur tekanan gas, di antaranya
sebagai berikut.
a) Manometer Pipa Terbuka
b) Barometer
c) Pengukur Tekanan Ban
 Tekanan Total
Pada permukaan fluida yang terkena udara luar, bekerja tekanan udara luar yang
dinyatakan dengan p. Jika tekanan udara luar ikut diperhitungkan, besarnya tekanan
total atau tekanan mutlak pada satu titik di dalam fluida adalah
pA = p0 + ρ gh
dengan:
p0 = tekanan udara luar = 1,013 × 105 N/m2, dan pA =
tekanan total di titik A (tekanan mutlak).
CONTOH SOAL :
1. Seekor ikan berada pada kedalaman 15 meter di bawah permukaan air.
Jika massa jenis air 1000 kg/m3 , percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 dan tekanan
udara luar 105 N/m, tentukan :

a) tekanan hidrostatis yang dialami ikan


b) tekanan total yang dialami ikan

Pembahasan

Dik : ρ air = 1000


kg/m3 g = 10
m/s2

h = 15 m
po =105 N/m

Jawab :

a) tekanan hidrostatis yang dialami ikan


b) tekanan total yang dialami ikan

 Hukum Utama Hidrostatis


Gambar tersebut memperlihatkan sebuah bejana berhubungan yang diisi dengan
fluida, misalnya air. Anda dapat melihat bahwa tinggi permukaan air di setiap tabung
adalah sama, walaupun bentuk setiap tabung berbeda. Hukum Utama Hidrostatis
menyatakan bahwa semua titik yang berada pada bidang datar yang sama dalam fluida
homogen, memiliki tekanan total yang sama. Jadi, walaupun bentuk penampang
tabung berbeda, besarnya tekanan total di titik A, B, C, dan D adalah sama.

Tekanan total di titik A dan titik B sama besar. Menurut persamaan tekanan
hidrostatis, besarnya tekanan di titik A dan titik B bergantung pada massa jenis fluida
dan ketinggian fluida di dalam tabung. Secara matematis, persamaannya dapat
dituliskan sebagai berikut.
pA = pB
p0 + ρ1gh1 = p0 + ρ2gh2 ρ1h1
= ρ2h2
dengan:
h1 = jarak titik A terhadap permukaan fluida 1, h2 =
jarak titik B terhadap permukaan fluida 2,
ρ1 = massa jenis fluida satu, dan ρ2 =
massa jenis fluida dua.

CONTOH SOAL :
1. Sebuah pipa U yang diisi minyak dan air dalam keadaan stabil tampak seperti
gambar.
Massa jenis air = 1000 kg.m– 3, dan massa jenis minyak 800 kg.m– 3, maka perbedaan
ketinggian (Δ h) adalah…..
A. 8 cm
B. 6 cm
C. 5 cm
D. 4 cm
E. 2 cm

Pembahasan

Tekanan hidrostatis di titik A sama dengan tekanan hidrostatis di titik B. Cari


ketinggian air, kemudian selisihnya dengan tinggi minyak:

 Hukum Pascal
Hukum Pascal dapat digambarkan seperti pada Gambar 9.
Tekanan oleh gaya sebesar F1 terhadap pipa 1 yang memiliki luas penampang
pipa A1 , akan diteruskan oleh fluida menjadi gaya angkat sebesar F2 pada pipa 2
yang memiliki luas penampang pipa A2 dengan besar tekanan yang sama. Oleh karena
itu, secara matematis Hukum Pascal ditulis sebagai berikut.
p1 = p2
F1 / A1 = F2 / A2
dengan:
F1 = gaya pada pengisap pipa 1,
A1 = luas penampang pengisap pipa 1, F2 =
gaya pada pengisap pipa 2, dan
A2 = luas penampang pengisap pipa 2.

CONTOH SOAL :
1. Alat pengangkat mobil yang memiliki luas pengisap masing-masing sebesar
0,10 m2 Cerdas dan 4 × 10–4 m2 digunakan untuk mengangkat mobil seberat 2
× 104 N. Berapakah besar gaya yang harus diberikan pada pengisap yang kecil?

Diketahui: A1 = 4 × 10–4 m2
A2 = 0,1 m2
F2 = 2 × 104 N F1
=80N.
Jawab :
F1= 80 N .
Dengan demikian, gaya yang harus diberikan pada pengisap yang kecil adalah 80 N.

 Hukum Archimedes
Menurut Archimedes, benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke
dalam fluida, akan mengalami gaya ke atas. Besar gaya ke atas tersebut besarnya sama
dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda. Secara matematis, Hukum
Archimedes dituliskan sebagai berikut.
FA = ρfVfg
dengan:
FA = gaya ke atas (N),
ρf = massa jenis fluida (kg/m3),
Vf = volume fluida yang dipindahkan (m3), dan g =
percepatan gravitasi (m/s3).

a. Terapung
Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan terapung jika massa jenis benda lebih
kecil daripada massa jenis fluida (ρb < ρf). Massa jenis benda yang terapung dalam
fluida memenuhi persamaan berikut.
atau
dengan :
Vbf = volume benda yang tercelup dalam fluida (m3), Vb
= volume benda (m3),
hbf = tinggi benda yang tercelup dalam fluida (m), hb =
tinggi benda (m),
ρb = massa jenis benda (kg/m3), dan ρf =
massa jenis fluida (kg/m3).
b. Melayang
Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan melayang jika massa jenis benda
sama dengan massa jenis fluida (ρb = ρf).
c. Tenggelam
Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan tenggelam jika massa jenis benda lebih
besar daripada massa jenis fluida (ρb > ρf). Jika benda yang dapat tenggelam dalam
fluida ditimbang di dalam fluida tersebut, berat benda akan menjadi
wbf = w – FA atau wbf = (ρb – ρf) Vbg
dengan:
wbf = berat benda dalam fluida (N), dan w =
berat benda di udara (N).

CONTOH SOAL :
1. Sebuah batu memiliki berat 30 N Jika ditimbang di udara. Jika batu tersebut
ditimbang di dalam air beratnya = 21 N. Jika massa jenis air adalah 1 g/cm3,
tentukanlah:
a. gaya ke atas yang diterima batu,
b. volume batu, dan
c. massa jenis batu tersebut.

Diketahui: w = 30 N wbf
= 21 N
ρair = 1 g/cm3.
ρ air = 1 g/cm3 = 1.000 kg/m3

a. wbf = w – FA
21 N = 30 N – FA
FA = 9 N

b. FA = ρ air V batu g
9 N = (1.000 kg/m3) (Vbatu) (10 m/s2)
–4
Vbatu = 9 × 10
3
m c.

ρ batu = 3.333,3 kg/m3.

 Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya pada permukaan fluida
tiap satuan panjang. Besar tegangan permukaan untuk benda yang memiliki satu
permukaan adalah:

Dengan F = gaya permukaan (N); L = panjang benda (m); dan gama= tegangan
permukaan (N/m). Untuk benda sepanjang L yang memiliki dua permukaan,
dengan L = 2 L.maka:

Besarnya tegangan permukaan zat cair juga dipengaruhi oleh keadaan permukaan
zat cair, misalnya suhu zat cair. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kecil
tegangan permukaannya, dan sebaliknya.

γ = F/d
dengan γ = tegangan permukaan (N/m atay
Dyne/cm) d = panjang
permukaan (m atau cm) dimana dilai d adalah = 2l

CONTOH SOAL :
1. Sebtang kawat dibengkokkan seperti huru U. Kemudian kawat kecil PQ yang
bermassa 0,2 gram dipasang dalam kawat tersebut(perhatikan gambar). Kemudian
kawat tersebut dicelupkan ke dalam cairan sabun dan diangkat vertikal sehingga
ada lapisan tipis sabun di antara kawat tersebut. Ketika ditarik ke atas kawa kecil
mengalami gaya tarik ke atas oleh lapisan sabung. Agar terjadi keseimbangan,
maka pada kawat kecil PQ digantungkan benda dengan massa 0,1 gram. Jika
panjang kawat PQ = 10 cm dan nilai gravitasi 9,8 m/s 2, berapa tegangan sabun
tersebut?
Diketahui : Massa kawat = 0,2 gram = 2 x 10-4 kg; Panjang kawat (l) = 10 cm =
10-1 m; Massa benda = 0,1 gram = 1 x 10-4 kg; g = 9,8 m/s2

Ditanyakan : tegangan permukaan lapisan sabun (g)


Rumus

γ = F/d ( d = 2l)

F = m x g = 3 x 10-4 kg x 9,8 = 2,94 x 10-3 N

γ = 2,94 x 10-3/ 2x 10-1 = 1,47 x 10-2 N/m. Jadi besarnya tegangan permukaan
adalah 1,47 x 10-2 N/m.

 Kapilaritas
Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya permukaan zat cair pada pipa kapiler .
Naik atau turunnya permukaan zat cair dapat ditentukan dengan persamaan berikut.
mg = F cosθ
ρ Vg = γ l cosθ
ρ π r2hg = γ 2π r cosθ
dengan:
h = kenaikan atau penurunan zat cair (m), γ =
tegangan permukaan (N/m),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan r =
jari-jari alas tabung/pipa (m).
CONTOH SOAL :
1.Suatu tabung berdiameter 0,4 cm jika dimasukkan secara vertikal ke dalam air, sudut
kontaknya 60°. Jika tegangan permukaan air 0,5 N/m dan g = 10 m/s2, tentukanlah
kenaikan air pada tabung.
Diketahui: dtabung = 0,4 cm, θ = 60°, γ = 0,5 N/m, dan g = 10 m/s2.
h = 0,025 m = 2,5 cm.

 Viskositas
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar
kecilnya gesekan dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida, maka semakin
sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga semakin suatu benda bergerak di dalam
fluida tersebut. Koefesien viskositas dinyatakan dalam simbol h yang harga
ketetapannya untuk fluida kental adalah 110 x 10-3 Pa s, sedangkan untuk fluida tidak
kental adalah 1.0 x 10-3 Pas.
Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan v dalam suatu fluida kental yang
koefesien viskositasnya h, maka benda tersebut akan mengalami gaya gesekan fluida
sebesar ;
F=kv
Dengan k adalah konstanta yang bergantung pada bentuk giometris benda.
Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun 1845 Sir George Stokes
menunjukkan bahwa untuk benda yng bentuk giometrisnya berupa bola, nilai k = 6r.
Bila disubtitusikan ke dalam persamaan diatas, maka dapat di peroleh ;
Fx = 6r v
Dengan :
Fs = gaya gesekan stokes (N)
 = koefesien viskositas fluida (Pa S)
r = jari-jari bola (m)
v = kelajuan bola (m/s)

CONTOH SOAL :
1. Sebuah kelereng dengan jari-jari 0,5 cm jatuh ke dalam bak berisi oli yang
memiliki koefisien viskositas 110 × 10−3N.s/m2. Tentukan besar gesekan yang
dialami kelereng jika bergerak dengan kelajuan 5 m/s!
Dik:
r = 0,5 cm = 5 × 10−3 m
η = 110 × 10−3 N.s/m2
ν = 5 m/s Ff
=.....

Benda yang bergerak dalam fluida akan mengalami gesekan. Besar gesekan yang
terjadi jika benda bentuknya BOLA dirumuskan:
dimana :
Ff = gaya gesekan di dalam fluida η =
koefisien viskositas fluida
r = jari-jari benda
ν = kecepatan gerak benda

sehingga besarnya gesekan

B. Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai
kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami
perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak mengalami putaran-
putaran).

 Debit Aliran
Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau:
Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = laju aliran fluida (m/s)
Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran

Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
V = volume (m3)
t = selang waktu (s)
CONTOH SOAL :
1. Sebuah selang karet menyemprotkan air vertikal ke atas sejauh 4,05 meter. Bila
luas ujung selang adalah 0,8 cm2, maka volume air yang keluar dari selang selama
1 menit adalah … liter
Diketahui:
h = 4,05 m
A = 0,8cm2 = 8.10-5m2
t = 1menit = 60 sekon
ditanya: V = ….?
Jawab
Ep = m.g.h = ½ mv2
v = √2.g.h = √2.10.4,05 = 9 m/s Q =
A.v = 8.10-3.9 = 7,2.10-4 m3/s
V = Q.t = 7,2.10-4.60 = 432.10-4m3 = 43,2 L

 Persamaan Kontinuitas
Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di
sembarang titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:
Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau :
Q1 = Q2
CONTOH SOAL :
1. Air mengalir melalui pipa mendatar dengan luas penampang pada masing-
masing ujungnya 200mm2 dan 100mm2. Bila air mengalir dari panampang
besar dengan kecepatan adalah 2 m/s, maka kecepatan air pada penampang
kecil adalah ….
Diketahui:
A1 = 200 mm2= 2.10-4m2
A2 = 100mm2= 10-4m2
v1= 2 m/s
ditanyakan v2 = …. ?
jawab:
Q1 = Q2
A1v1 = A2V2
v2 = A1v1/A2 = 2.10-4.2/10-4 = 4m/s
 Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi
yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p),
energi kinetik per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki
nilai yang sama pada setiap titik sepanjang aliran fluida ideal. Jika dinyatakan dalam
persamaan menjadi :
Dimana :
p = tekanan air (Pa)
v = kecepatan air (m/s) g =
percepatan gravitasi h =
ketinggian air
 Penerapan Hukum Bernoulli
a. Alat Ukur Venturi
Kecepatan aliran zat cair di dalam pipa dapat diukur dengan persamaan.

CONTOH SOAL :
1. Pipa venturi meter yang memiliki luas penampang masing-masing 8 × 10 – 2
m2 dan 5 × 10–3m2 digunakan untuk mengukur kelajuan air. Jika beda ketinggian
air raksa di dalam kedua manometer adalah 0,2 m dan g = 10 m/s2, tentukanlah
kelajuan air tersebut ( ρ raksa = 13.600 kg/m3).

Diketahui: A1 = 8 × 10–2 m2, A2 = 8 × 10–3 m2, h = 0,2 m, dan g = 10 m/s2

b. Tabung Pitot(Pipa Prandtl)


Tabung pitot digunakan untuk mengukur kelajuan aliran suatu gas di dalam sebuah
pipa. Misalnya udara, mengalir melalui tabung A dengan kecepatan v. Kelajuan udara
v di dalam pipa dapat ditentukan dengan persamaan :

c. Gaya Angkat Pada Sayap Pesawat Terbang


Sayap pesawat terbang didesain sedemikian rupa sehingga aliran udara diatasnya
lebih cepat daripada aliran udara dibawahnya. Sebagai hasilnya, tekanan diatas
pesawat lebih rendah daripada tekanan udara di bawah pesawat sehingga timbul gaya
angkat pada pesawat.
Keterangan:
ρ = massa jenis udara (kg/m3)
va= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s) vb=
kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s) F =
Gaya angkat pesawat (N)
CONTOH SOAL :
1.Sebuah pesawat terbang bergerak dengan kecepatan tertentu sehingga udara
yang melalui bagian atas dan bagian bawah sayap pesawat yang luas
permukaannya 50 m2 bergerak dengan kelajuan masing-masing 320 m/s dan 300
m/s. Berapakah besarnya gaya angkat pada sayap pesawat terbang tersebut? (ρ
udara = 1,3 kg/m3)
Diketahui: A = A = 50 m2, v2 = 320 m/s, v1 = 300 m/s, dan ρ udara = 1,3 kg/m3. F1
– F2 = 1/2 ρ A (v22 - v11)
½ (1,3 kg/m3)(50 m2)(320 m/s)2 – (300 m/s)2 = 403.000 N
d. Penyemprotan Parfum dan Obat Nyamuk
Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju yang lebih besar pada
ujung atas selang botol sehingga membuat tekanan di atas lebih kecil daripada tekanan
di bawah. Akibatnya cairan dalam wadah tersebut terdesak ke atas selang dan lama
kelamaan akan menyembur keluar.

e. Kebocoran Pada tangki Dinding


Menurut Hukum Toricelli, jika diameter lubang kebocoran pada dinding tangki
sangat kecil dibandingkan diameter tangki, kelajuan air yang keluar dari lubang sama
dengan kelajuan yang diperoleh jika air tersebut jatuh bebas dari ketinggian h.
Kecepatan aliran air pada saat kali pertama keluar dari lubang
adalah : Jarak horizontal tibanya air di tanah adalah :
t = √(2H/g) Keterangan
:
v = kecepatan keluar cairan dari lubang X =
jarak mendatar jatuhnya cairan
h = jarak permukaan cairan ke lubang bocor
H = jarak tempat jatuh cairan (tanah) ke lubang bocor t =
waktu yang diperlukan cairan menyentuh tanah
BAB III
PENUTU
P

Kesimpulan

Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap
hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya.
Fluida juga menjadi salahsatu bagian terpenting dalam pembuatan saluran yang
merupakan sarana untuk mengalirkan fluida dari suatu tempat ketempat yang lain.
Dalam menganalisa aliran fluida pada saluran terbuka dan aliran dalam saluran
tertutup kita perlu mengetahui konsep dasar dalam aliran fluida dan juga perlu
mengetahui rumus-rumus empiris yang dipakai dalam menghitung jenis aliran
tertentu, sehingga kita dapat mengetahui jenis aliran dari kedua saluran tersebut.

Saran

Dalam mempelajari Fluida kita harus sungguh-sungguh memahami dan tidak


menganggap enteng pelajaran ini, karena dengan mempelajari ini kita juga
mempelajari salah satu sifat fisika yang terjadi di sekitar tempat tinggal hidup kita.
DAFTAR PUSTAKA

http://
earthinharmony.blogspot.com/
2013/08/aplikasi-fluida-dalam
kehidupan.html
http://fidiyanarani.blogspot.com/2
014/05/mekanika-fluida.html
http://khairul-tkj.blogspot.com/
2013/08/contoh-penerapan-fluida-
dalam- kehidupan.html
https://farullahhasby.wordpress.com/
2013/03/28/klasifikasi-aliran-fluida-fluids-
flowclassification/
http://www.researchgate.net/publication/4232061
5_Aliran_Seragam_Pada_Salura n_Terbuka_
Teori Penyelesaian_Soal-
Soal
http://luk.staff.ugm.ac.id/
mf/
http://www.slideshare.net/
dwiazqiamulqi/pengertian-mekanika-
fluida- danhidrolika
TUGAS 4

Nama : Muhammad Juanda Ms

Nim : 210202602013

Kelas : A

1. Berapa usaha yang kamu lakukan pada sebuah benda dengan cara
menariknya sejauh 10 meter menggunakan tali searah 30 derajat
dengan gaya sebesar 15 Newton?

Penyelesaian.

W = Fs cos θ
W1 = (100 N) (5 m) = 500 J
W2 = (200 N) (5 m) = 1.000 J
Wtotal = W1 + W2
= 500 J + 1.000 J
= 1.500 J
Jadi, usaha yang diperlukan adalah 1.500 Joule.

3. Bola yang memiliki massa 2 kg dilepaskan dari ketinggian 5


meter. Jika hambatan udara diabaikan, tentukan kecepatan bola
sesaat sebelum menyentuh tanah! (Gravitasi = 10 m/s^2)
Penyelesaian:
Kedudukan ke-1 adalah saat bola di ketinggian 2 m dan kedudukan
ke-2 saat bola menyentuh tanah.
EP1 = mgh = (2)(10)(5) = 100 J
EP2 = mgh = 0 J
EK1 = 1/2(m)(v1)^2 = o J
Jika, EM1 = EM2, maka:
EP1 + EK1 = EP2 + EK2
100 + 0 = 0 + EK2
EK2 = 100
1/2(m)(v2)^2 = 100
1/2(2)(v2)^2 = 100
v2 = 10 m/s
Jadi, kecepatan bola tepat sebelum menyentuh tanah adalah 10 m/s.

Anda mungkin juga menyukai