Anda di halaman 1dari 17

Sejarah Perkembangan Islam Di Amerika

Anggota Kelompok:
1. Marsha Ananda P (ketua) (18)
2. Aprillia Eka Putri (02)
3. Dewanti Putri Susanto (06)
4. Dhea Pramatania (07)
5. Hanisa Nawang Puri (12)
6. Larasati Wildan S (15)
7. Nita Miftakhul Zanah (20)
8. Shaelafaza Askia A (23)
Daftar Isi
1. Pendahuluan 3
A. Latar Belakang Masalah 3
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penulisan 5
2. Pembahasan 6
A. Sejarah Singkat 6
B. Periodisasi Masuknya Islam di Amerika 9
C. Perkembangan Islam di Amerika Serikat saat ini 10
D. Organisasi Islam di Amerika Serikat 13
3. Kesimpulan 15
4. Daftar Pustaka 16

2
1. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah

Ada dua kata dalam judul tulisan ini yang sering dicitrakan bertentangan, yaitu kata
“Islam” dan “Amerika”, meskipun keduanya berada dalam ranah yang berbeda. Islam
menunjuk kepada agama atau keyakinan dan paling jauh adalah ideologi, sementara Amerika
menunjuk kepada Negara, politik, dan paling jauh adalah kebudayaan. Namun keduanya
sering diperbincangkan dalam sebuah tema tertentu, yang kemudian dicitrakan bahwa semua
yang bercorak Islam seakan tidak bisa bertemu dengan segala yang bernuansa Amerika,
sebagaimana segala yang bercorak Amerika dicitrakan selalu bertentangan dengan Islam.

Apa yang disebut sebagai Amerika pada saat ini sering kali berada dalam konotasi
politik dan budaya. Secara ginekologis Amerika adalah Eropa, dalam arti bahwa peradaban
yang berkembang dan dominan adalah yang bersumber dari bangsa Eropa bukan yang berasal
dari orang-orang Indian yang merupakan suku asli bumi Amerika.

Keberadaan Muslim di Amerika mempunyai sejarah yang panjang, baik ditinjau dari
sejak kapan ada orang Muslim pertama kali memasuki tanah Amerika, maupun bagaimana
kedatangan orang-orang Muslim secara besar-besaran ke Amerika dan Amerika Utara.
Memang tidak mudah menelusuri asal-usul keberadaan Muslim di Amerika di masa awal
sebab sumber-sumber Amerika sendiri tidak menyebutkan hal tersebut, kecuali dari sumber-
sumber sejarah yang ditulis oleh sejarawan Muslim seperti Al Mas’udi dan Al-Idrisi, yang
menyebutkan bahwa sejumlah orang Muslim telah mendatangi tanah yang belum dikenal
(unknown territory) itu sekitar abad ke-10 atau 5 abad sebelum Columbus mendarat di benua
tersebut.

Sebagai salah satu agama besar dunia zaman ini, Islam sebagaimana agama-agama
lain yang tersebar hingga negeri Amerika pun mengalami dinamika dan perkembangan.
Bukan hanya komunitasnya yang berkembang, organisasi-organisasi dan pusat pusat Islam
pun mengalami perkembangan. Ada sejumlah institusi Islam seperti Muslim Association,
Muslim Student Association, dan Masjid tersebar di hampir semua Negara bagian Amerika
Serikat. Demikian juga di Amerika Utara atau Kanada.

Latar belakang keislaman orang-orang Muslim Amerika beragam. Ada yang telah
menjadi Muslim sebelum masuk Amerika, ada yang berkonversi menjadi Muslim di
Amerika. Bagi kategori pertama, kedatangannya ke Amerika sebagai salah satu bentuk

3
“hijrah”, dalam rangka pengembangan kehidupan duniawi karena Amerika merupakan salah
satu Negara yang menjanjikan, sekaligus sebagai perluasan wilayah dakwah yang juga untuk
lebih berkembangnya Islam ke belahan dunia lain. Tidak sedikit dari mereka ini berasal dari
Timur Tengah termasuk juga dari Afrika, selain mereka yang datang dari beberapa kawasan
lain dunia. Sehingga Islam di Amerika memiliki pluralitas etik maupun budaya. Sedangkan
untuk kategori kedua, terjadinya konversi atau perpindahan agama disebabkan oleh alasan-
alasan yang beragam, yang akan diuraikan kemudian.

Sementara itu perkembangan Islam di Dunia baik secara kuantitatif maupun kualitatif
menjadi perhatian Amerika, apalagi banyak Negara Islam yang secara alamiah memiliki
kekuatan natural, sebagai Negara-negara produsen minyak dan tambang yang sangat
dibutuhkan oleh Amerika. Karenanya pada saat Dunia didominasi oleh dua Super Power
(Amerika Serikat dan Uni Soviet) di masa lalu Islam dapat menjadi kekuatan ketiga yang
diperebutkan. Dalam konstelasi politik banyak skenario untuk memperebutkan Dunia Islam,
bisa juga dengan cara menciptakan konflik antar Negara Islam. Fenomena ini sudah lama
terjadi, setidaknya sejak Revolusi Islam di Iran 1979 hingga waktu mutakhir ini, tidak jarang
terjadi ketegangan antar Negara Islam atau konflik internal Negara Islam sendiri. Fenomena
demikian tampak cukup jelas terutama di Negara-negara yang berada di kawasan Timur
Tengah, misalnya Libya, Mesir, Yaman, Syria, yang hingga saat ini masih berada dalam
pergolakan internal dan kawasan.

Momen terbesar dalam sejarah Islam modern adalah tragedi 11 September 2001, yaitu
serangan terhadap menara kembar World Trade Center di New York dan terhadap pusat
militer Amerika, Pentagon. Tragedi tersebut tidak hanya berdimensi kemanusiaan, sosial,
politik, ekonomi, melainkan juga berpengaruh pada perkembangan dakwah Islam di
Amerika.

Tulisan ini menampilkan dinamika dan perkembangan dakwah Islam di Amerika


setelah kejadian dahsyat tersebut. Terlepas dari kontroversi mengenai penyebab tragedi
tersebut, pertanyaan yang perlu untuk dicarikan jawabannya adalah: Apakah kaum Muslim
dan dakwah Islam semakin terpuruk karena kejadian tersebut, atau malah sebaliknya.

4
B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas penulis berfokus pada penelitian Sejarah dan
Perkembangan Islam di Amerika Serikat abad 21 dengan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Sejarah masuknya Islam di Amerika Serikat ?


2. Bagaimana pembagian periodisasi masuknya Islam di Amerika ?
3. Bagaimana Perkembangan Islam di Amerika Serikat saat ini ?
4. Bagaimana organisasi islam di Amerika Serikat ?
C. Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian ini disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan
sebelumnya, dengan mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejarah masuknya Islam di Amerika Serikat


2. Untuk mengetahui periodisasi kedatangan Islam di Amerika Serikat
3. Untuk menggambarkan perkembangan Islam di Amerikat saat ini
4. Untuk mengetahui organisasi Islam di Amerika Serikat

5
2. Pembahasan
A. Sejarah Singkat

Tidak ada sumber resmi yang dapat digunakan sebagai acuan perihal awal mula
kedatangan Islam di Amerika, meski demikian beredar rumor bahwa Columbus dipandu oleh
pembantu-pembatunya yaitu orang-orang Muslim dari Andalusia (Spanyol) atau Maroko
yang dibeli jasanya, yang pada masa sebelum itu Andalusia dan Maroko adalah dua wilayah
dalam satu kerajaan Dinasti Muwahhidin (Almohads).

Seorang ahli Geografi Muslim menceritakan bahwa jauh sebelum Columbus


menemukan Benua Amerika, delapan orang ahli pelayaran Muslim telah menemukan
serangkaian perjalanan dari Lisabon guna menemukan beberapa daerah yang ada di sekitar
Atlantik. Dikabarkan bahwa kedelapan petualang Muslim tersebut akhirnya dapat menembus
lautan Atlantik dan mendarat di sebuah daerah di sekitar Amerika Selatan. Informasi inilah
yang kemudian dimanfaatkan oleh Columbus menemukan sebuah daerah di seberang Atlantik
yang bernama Amerika. Informasi ini ditentang dengan keras oleh para ahli Sejarah dan
diklaim sebagai berita yang tidak memiliki landasan argumentasi sejarah yang kuat.
Sebaliknya para ahli kemudian tidak membantah kalau migrasi Muslim memasuki Amerika
pada kurun waktu antara abad ke XVI sampai XVIII.

Ada beberapa tulisan yang pada umumnya bersumber dari para sejarawan Islam
terkemuka, seperti Al-Mas‘udi (871-957 M) dalam bukunya Murûj al-Dzahab wa Ma‘âdin al-
Jawhar yang menyebutkan bahwa pada masa kekhalifahan Abdullah bin Muhammad (888-
912 M) di Andalusia, ada seorang pemuda Muslim bernama Khasykhasy bin Said bin Aswad
asal Cordova, memimpin pelayaran dari pantai Delba (Palos) pada tahun 889 menyeberangi
samudera Atlantik hingga mencapai daratan yang belum dikenal (ardh majhûlah) dan
kemudian pulang kembali dengan membawa harta benda yang menakjubkan. Dalam
pendaratannya itu ia sempat kontak dengan penduduk setempat. Dalam peta yang dibuat oleh
Al-Mas‘udi daratan Ardh Majhûlah itu adalah Amerika. Selain itu ada juga pelayaran lain
yang dilakukan oleh Ibn Farrukh dari Granada pada bulan Februari 999 di masa pemerintahan
Hisyam III (976-1009). Ibn Farrukh berlayar dari Cadesh menyeberangi Atlantik dan
mendarat di Gando kepulauan Canary.

Sementara itu Columbus baru melakukan perlayaran dari Delba (Palos) dan mendarat
di kepulauan Bahama pada 12 Oktober 1492 di sebuah kampung yang oleh masyarakat
6
setempat disebut Guanahani. Nama Guanahani itu berasal dari suku Mandinka Muslim dari
kata “ikhwana” dan “Hani”. Jadi kata Guanahani sesungguhnya bararti Bani Hani.

Dasar utama yang dijadikan sebagai argumen untuk menggambarkan migrasi Muslim
ke Amerika. Salah satu sumber semakin menguatkan anggapan ini dengan menyatakan
bahwa penduduk Muslim pertama kali bermigrasi ke Amerika sekitar tahun 1875 dan 1912
dari pelosok Suriah. Argumen ini juga diperpegangi oleh John L. Esposito dengan
menyatakan bahwa awal mula kedatangan migran Muslim pertama di Amerika terjadi ketika
para bangsawan Eropa mendatangkan budak dari Afrika. Dari sekian banyak budak yang ada,
ternyata seperlima dari mereka adalah beragama Islam, namun sesampai mereka di Amerika
sebagian di antara mereka kemudian murtad dari agama asli mereka dan berpindah ke agama
Kristen.

Migran Muslim yang menginjakkan kaki pertama di Amerika memberi pengaruh


kepada penduduk asli setempat baik langsung maupun tidak langsung. Pertemuan antara
warga asli setempat dengan para migran telah membawa pengaruh terhadap faktor demografi
Amerika, politik, ekonomi dan perdagangan. Gambaran berikut setidaknya memberi
informasi terhadap faktor-faktor migrasi dan efek yang kemudian ditimbulkannya meliputi:

1. Migrasi terjadi pada tahun 1875 hingga 1912. Mereka yang bermigrasi pada
umumnya adalah pemuda desa yang tidak terpelajar dan tidak mempunyai
keterampilan. Mereka berasal dari Syiria, Jordania, Palestina dan Libanon yang ketika
itu masih berada di bawah pemerintahan Utsmani. Mereka berimigrasi karena
keadaan ekonomi di negerinya tidak menguntungkan dan mereka berharap mendapat
keuntungan finansial di Amerika Serikat pada umumnya mereka bekerja di pabrik-
pabrik dan toko-toko di sana.
2. Migrasi terjadi pada tahun 1918 sampai 1922, yaitu setelah terjadi Perang Dunia
Pertama. Mereka pada umumnya orang-orang intelek yang terdidik yang berasal dari
perkotaan. Mereka umumnya adalah saudara, kawan atau kenalan imigran yang telah
ada di Amerika Serikat sebelumnya.
3. Migrasi terjadi tahun 1930 sampai 1938 yang terkondisikan oleh kebijakan imigrasi
Amerika Serikat yang memberikan prioritas kepada mereka yang keluarganya telah
lebih dahulu menetap di Amerika Serikat
4. Migrasi terjadi pada tahun1947 hingga 1960. Para imigran yang datang ke Amerika
Serikat pada gelombang ini bukan saja berasal dari timur tengah, tapi juga berasal dari

7
India, Pakistan, Eropa Timur dan Uni Soviet. Mereka datang ke Amerika Serikat
sebagai pengungsi atau untuk mencari kehidupan yang lebih baik, memperoleh
pendidikan yang lebih tinggi, atau untuk mendapatkan teknik lanjutan dan mendapat
pekerjaan secara spesialis.
5. Migrasi dimulai pada tahun 1967 sampai sekarang. Mereka yang datang ke Amerika
Serikat pada gelombang ini, selain karena alasan ekonomi juga yang utama
dikarenakan alasan politik. Dunia Arab pada masa itu mengalami penderitaan karena
konfrontasi dengan Israel dan konflik-konflik lainnya. Mereka yang datang pada
umumnya orang-orang terpelajar Oleh karena itu,mereka pada umumnya mudah
memperoleh pekerjaan dibanding yang datang sebelumnya. Imigran muslim yang
datang ke Amerika Serikat yang populer pada gelombang ini antara lain,
• Faziur Rahman dari Pakistan yang menjadi guru besar Universitas Chicago;
• Sayyed Husain Nashr dari Iran yang menjadi guru besar di Universitas Washington;
• Ismail al-Faruqi yang menjadi guru besar di Universitas Harvard;
• Dawud Hasan dari Palestina yang menjadi Council of Masjid of The United States;
• Thaha Jabir Fayad al-'Urwani dari Irak yang menjadi Presiden International Institut
of Islamic Thought; dan
• Imam Khatab alumni Universitas al-Azar dan McGill University yang menjadi
imam dan Direktur Islamic Centre of Greater Toledo, Ohio.

Sumber lain mengatakan Sejarah Islam di Amerika Serikat bermula sejak sekitar abad
ke 16, di mana Estevanico dari Azamor adalah Muslim pertama yang tercatat dalam sejarah
Amerika Utara. Walau begitu, kebanyakan para peneliti dalam mempelajari kedatangan
Muslim di AS lebih memfokuskan pada kedatangan para imigran yang datang dari Timur
Tengah pada akhir abad ke 19. Migrasi Muslim ke AS ini berlangsung dalam periode yang
berbeda, yang sering disebut gelombang. Populasi penduduk Muslim di AS telah meningkat
dalam seratus tahun terakhir, di mana sebagian besar pertumbuhan ini didorong oleh adanya
imigran. Pada 2005, banyak orang dari negara-negara Islam menjadi penduduk AS - hampir
96.000 - setiap tahun dibanding dua dekade sebelumnya.

8
B. Periodisasi Masuknya Islam di Amerika :
1. Periode pertama
Estevanico dari Azamor mungkin telah menjadi Muslim pertama yang tercatat
dalam sejarah Amerika Utara. Estevanico adalah orang Berber dari Afrika Utara
yang menjelajahi Arizona dan New Mexico untuk Kerajaan Spanyol. Estevanico
datang ke Amerika sebagai seorang budak penjelajah Spanyol pada abad ke 16.
Sejak tahun 1520 telah didatangkan budak ke Amerika Utara dari Afrika.
Diperkirakan sekitar 500 ribu jiwa dikirim ke daerah ini atau sekitar 4,4% dari
total 11.328.000 jiwa budak yang ada. Diperkirakan sekitar 50% budak atau tidak
kurang dari 200 ribu jiwa budak yang didatangkan berasal dari daerah-daerah
yang sudah dipengaruhi oleh Islam. Menurut sumber lain, kedatangan paling awal
imigran Muslim adalah antara tahun 1875 dan 1912 dari kawasan pedesaan, yang
sekarang menjadi Suriah, Yordania, Palestina, dan Israel. Daerah ini dulunya
dikenal sebagai Suriah Raya yang diperintah oleh Kekaisaran Ottoman.
2. Periode kedua
Setelah Kekaisaran Ottoman runtuh pada Perang Dunia I (PD I), terjadi
gelombang kedua imigrasi kaum Muslim dari Timur Tengah, di mana dalam
periode ini pula dimulainya kolonialisme Barat di Timur Tengah. Pada tahun
1924, aturan keimigrasian AS disahkan, yang segera membatasi gelombang kedua
imigrasi ini dengan memberlakukan “sistem kuota negara asal”.
3. Periode ketiga
Periode imigrasi ketiga terjadi pada 1947 sampai 1960, dimana terjadi
peningkatan  jumlah Muslim yang datang ke AS, yang kini berasal dari negara-
negara di luar Timur Tengah.
4. Periode keempat
Gelombang keempat kemudian terjadi pada tahun 1965 saat Presiden Lyndon
Johnson menyokong rancangan undang-undang keimigrasian yang menghapuskan
sistem kuota negara asal yang sudah bertaha lama.

Ada yang unik dengan perkembangan Islam di Amerika, hal itu terletak pada ruang
lingkup aliran-aliran dalam Islam yang cukup kondusif untuk berkembang. Ini dapat
diperhatikan pada aliran Syi’ah yang dewasa ini di samping berkembang secara luas di Iran
dan wilayah bagian Timur Tengah. Syī'ah cukup besar di negara-negara Barat, terutama di
Amerika. Menurut yang ditulis John L. Esposito bahwa komunitas Syī'ah memperoleh

9
pengakuan tersendiri dari penduduk muslim dan dapat diterima terindentifikasi dengan
masjid-masjid besarnya yang terletak di New York, Detroit, Washingtong, Los Angles, dan
Chicago, serta sejumlah kota besar di Kanada. Kelompok Syī'ah lain yang ada di Amerika di
samping Syī'ah Istna Asyariah yang dimaksudkan dalam uraian terdahulu, adalah kelompok
Syī'ah Isma'iliyah. Kelompok ini membentuk komunitas makmur yang mencakup dari 80 ribu
orang pengikut di Kanada, khususnya di Vancouver dan Toronto, serta komunitas kecil yang
tersebar di seluruh Amerika Serikat khususnya di New York, dan Kalifornia. Syī'ah
Isma'ilyah memberi perhatian yang amat tinggi terhadap pendidikan. Mereka memiliki
struktur organisasi yang kuat dan mampu mengembang kan lembaga-lembaga mereka secara
efektif di Amerika Serikat.

C. Perkembangan Islam di Amerika Serikat saat ini

Peristiwa yang menjadi landasan dasar untuk menggambarkan kondisi terkini umat
Islam di Amerika adalah peristiwa bom 11 September 2001 yang menghancurkan gedung
kembar WTC. Dengan menyerukan propaganda pemberantasan teroris, Bush, Jr.
memanfaatkan situasi untuk melegitimasi kekuasaannya dan menjadikan Islam sebagai
kambing hitam pelaku teroris.

Politisi Amerika Serikat mudah menggunakan sentimen ‘anti Islam” yang sudah
berakar pada masyarakat Kristen Barat. Direktur CIA, George Tenet mengumumkan musuh
utama Amerika adalah teroris besar Osama bin Laden. Pernyataan ini meregangkan hubungan
Barat dan Islam. dengan Hancurnya menara WTC di New York Amerika pada Selasa, 11
September 2001, merupakan tragedi dan atau peristiwa terdahsyat dunia di awal abad ke 21.
Osama bin Laden dan jaringan al-Qaedahnya tertuduh sebagai pelaku utama atas kehancuran
WTC, kelihatannya membawa dampak yang sangat buruk terhadap dunia Islam. Dikatakan
demikian, karena Presiden Amerika George Bush, secara tiba-tiba mengeluarkan pernyataan
“miring” bahwa “Islam adalah Teroris”. Pernyataan keras Bush, Jr. mengenai Islam dan
terorisme, sehingga dengan penuh rasa kebencian menganalogikan Islam sama dengan teror.

Syamsi Ali (seorang alumni pesantren “Darul-Arqam” Gombara) menjadi imam besar
masjid New York pada forum seminar bersama dengan Prof. William Lidle menyuarakan
ketidaksetujuannya terhadap tuduhan ekstrimisme dalam Islam.

Pengeboman menara kembar WTC menjadi momentum bagi Amerika untuk


melancarkan politik anti Islamnya di luar Amerika, namun pada sisi lain dakwah Islam

10
semakin intens terselenggara di sana, bahkan lebih jauh lagi Alquran merupakan bahan
bacaan terlaris pasca kejadian WTC.

Menurut Ulil Abshar Abdallah, kekerasan dan diskriminasi yang menimpa umat
Islam, terutama yang ada di Amerika semenjak peristiwa WTC mencapai 1717 kasus, dan
kasus yang terbanyak (372 kasus) adalah pelecehan seksual terhadap para muslimah yang
berjilbab di Amerika. Jilbab adalah salah satu identitas Islam, dan karena itu mereka
menganggap bahwa setiap wanita berjilbab berpotensi memiliki hubungan yang erat dengan
terorisme. Di samping itu, yang lebih menggembirakan lagi adalah berbondong-bondongnya
orang Amerika Serikat memeluk Islam. Harian The New York Times melaporkan bahwa ada
sekitar 25 ribu orang Amerika kini telah beralih memeluk Islam, sejak tragedi 11 September
2001.

Penggalan-penggalan peristiwa di atas merupakan ujian eksistensi kaum Muslimin di


Amerika. Semua itu meredup seiring mulainya Obama mengampanyekan diri menjadi salah
seorang calon Presiden Amerika. Hari-hari sebelum pencalonan dirinya, Obama mengalami
berbagai macam hambatan. Isu bahwa Obama masih seorang muslim adalah isu yang paling
empuk untuk menjatuhkan sang calon presiden dari proses pencalonan dirinya melalui partai
Demokrat. Serangan paling mematikan terhadap figur calon Presiden ketika itu adalah
mengaitkannya dengan agama leluhur.

Obama terlahir dari seorang kakek Muslim di Kenya dan seorang Bapak yang
berlatarbelakang Muslim. Ketika ibu Obama berpisah dengan ayah kandungnya, Ibunya
memilih pendamping hidup seorang Muslim yang berasal dari Indonesia bernama Lolo
Soetoro. Ayah tiri Obama membawa Obama, Jr. beserta ibunya tinggal beberapa lama di
Jakarta.

Seorang wartawan situs online pernah melansir tulisan yang cukup kontroversial
dengan menjadikan objek penelitian kemusliman Obama. Obama masih seorang muslim
dibuktikan dengan latar belakang masa kecil ketika Obama sekolah di Indonesia pada sebuah
sekolah Katolik yang bernama Fransiskus Strada Asisi. Menurut Israeli (wakil kepala sekolah
pada waktu itu), Obama didaftarkan di sekolah tersebut dengan agama Islam, namun Israeli
kemudian menambah penjelasannya dengan mengemukakan bahwa agama para murid kala
itu didasarkan pada agama Bapak mereka.

Sangat kebetulan, Lolo Soetoro ayah tiri Obama seorang muslim, maka tidak
mengherankan jika pada formulir tersebut tertulis bahwa agama Obama adalah Islam. Masa

11
kecil Obama tampak menjadi bahan diskriminasi yang empuk bagi media-media Amerika,
ditambah dengan keterangan beberapa teman kecil Obama yang menjelaskan Obama dan
Bapak Tirinya kerap bersama ke masjid untuk melaksanakan salat Jum’at. Kemudian salah
seorang guru Obama yang beragama Katolik menyatakan bahwa frekuensi kedatangan
Obama ke masjid tidaklah tinggi. Dalam informasi yang berasal dari guru sekolah Obama
tentang minimnya frekuensi kunjungan Obama ke masjid masih dijadikan sebagai dasar
bahwa benar Obama pernah melaksanakan salat di masjid. Jika demikian adanya, maka tidak
dipungkiri bahwa Obama dalam Islam termasuk dalam kategori “murtad”.

Terlepas dari berbagai aspek yang melingkupi Obama selaku calon dan Presiden
Amerika saat ini, tampak nyata di Amerika kalau jumlah penduduk muslim semakin hari
semakin bertambah. Dilaporkan Syamsi Ali (imam besar masjid New York) bahwa ia tiada
hentinya mengislamkan penduduk setempat, baik asli maupun pendatang. Pengalaman-
pengalamnannya dengan beberapa muallaf, menggambarkan bahwa dibalik kelamnya
perlakuan orang-orang Amerika terhadap Islam, api Islam akan tetap menyala. Ini dibuktikan
dengan kisah-kisah terpisah, mulai dari keislaman seorang puteri yang bernama Elizabith,
pergumulan seorang Dion dari Trinidad Tobaggo, hingga Margarita seorang muslima
berlatarbelakang multiras (orang asli China, lahir di Amerika Latin dan tumbuh besar di
Chinatown).

Lengkap alasan untuk mengadakan penghancuran terhadap kantong-kantong Muslim


yang dicurigai sebagai markas teroris dan sasaran pertamanya adalah markas Taliban di
Afganistan. Kecurigaan ini didasari atas dugaan markas tersebut adalah tempat
persembunyian aktor intelektual teroris paling dicari Osama bin Laden. Presiden George. W
Bush, sebagai pendukung partisan Israel, pada akhir Agustus 2001, sebelas hari sebelum
meletusnya serangan terhadap gedung World Trade Centre (WTC) dan Pentagon pada 11
September 2001, Amerika dan sekutu-sekutunya telah memainkan manuver yang sangat
menjengkelkan umat Islam dan dunia Arab dengan memboikot konferensi tentang rasisme di
Durbai, Afrika Selatan, karena sejumlah kalangan mengusulkan resolusi yang menyamakan
zionisme dengan rasialisme.

12
D. Organisasi Islam di Amerika Serikat
Ada banyak organisasi Islam di AS, yaitu sebagai berikut :

1. American Society of Muslims (ASM atau Masyarakat Muslim Amerika)


Kelompok yang paling besar adalah American Society of Muslims (ASM atau
Masyarakat Muslim Amerika), pengganti Nation of Islam, yang lebih dikenal sebagai
Black Muslim. Kelompok ini dipimpin oleh Warith Deen Mohammed. Tidak begitu
jelas berapa Muslim Amerika yang mengikuti kelompok ini. Kepercayaan kelompok
ini juga berbeda dengan kepercayaan Islam pada umumnya, mereka tidak mengenali
Muhammad adalah Rasul Allah yang terakhir.
2. Islamic Society of North America (ISNA atau Masyarakat Islam Amerika Utara)
Kelompok terbesar kedua adalah Islamic Society of North America (ISNA atau
Masyarakat Islam Amerika Utara). ISNA adalah suatu asosiasi organisasi-organisasi
Muslim dan perorangan untuk mempresentasikan Islam. Kelompok ini dibuat oleh
imigran, beberapa etnis Kaukasia dan sekelompok kecil Afro Amerika yang masuk
Islam. Jumlah anggotanya baru-baru ini mungkin telah melampaui ASM. Konvensi
tahunan ISNA mungkin adalah pertemuan Muslim paling besar di AS. Organisasi ini
telah dikritik karena menyebarkan ajaran Wahabi dan karena memiliki hubungan
dengan terorisme.
3. Islamic Circle of North America (ICNA atau Lingkaran Islam Amerika Utara)
Kelompok terbesar ketiga adalah Islamic Circle of North America (ICNA atau
Lingkaran Islam Amerika Utara). ICNA adalah kelompok Islam yang tidak
memandang kesukuan, terbuka bagi semua, dan mandiri. Kelompok ini dibentuk oleh
imigran, Amerika kult putih, dan Afro Amerika yang masuk Islam. Kelompok ini
sedang tumbuh, dan juga bisa lebih besar dari ASM disaat sekarang. Divisi mudanya
adalah Young Muslims atau Muslim Muda.
4. Islamic Supreme Council of America (ISCA atau Dewan Tertinggi Muslim Amerika)
mewakili banyak Muslim AS.
Tujuannya adalah menyediakan solusi-solusi bagi Muslim Amerika, yang
berlandaskan hukum Islam. ISCA bekerja keras untuk mengintegrasikan ajaran Islam

13
dalam memecahkan isu-isu zaman demi memelihara keyakinan Islam di tengah
masyarakat yang sekuler.
5. Islamic Assembly of North America (IANA Himpunan Islam Amerika Utara)
Islamic Assembly of North America (IANA Himpunan Islam Amerika Utara), adalah
suatu organisasi Muslim terkemuka di AS. Menurut situs mereka, di antara sasaran
IANA adalah "mengkoordinir dan mempersatukan usaha-usaha dari dakwah yang
berbeda, mengorientasikan organisasi (Islam) di Amerika Utara atau mengarahkan
umat Muslim untuk bertahan pada metodologi Islam". Untuk mencapai sasarannya,
IANA menggunakan sejumlah alat, metode, konvensi, rapat anggota, lembaga,
institusi, akademi berorientasi dakwah, dan lain-lain.
6. Muslim Students’ Association (MSA atau Asosiasi Pelajar-pelajar Muslim)
Muslim Students’ Association (MSA atau Asosiasi Pelajar-pelajar Muslim), adalah
suatu kelompok yang diperuntukkan bagi pelajar Islam di perguruan tinggi Kanada
dan Amerika Serikat. MSA juga sering dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan, seperti pengumpulan dana untuk tunawisma selama Ramadhan.
7. Islamic Information Center (IIC atau Pusat Informasi Islam) adalah organisasi yang
dibentuk untuk memberi informasi kepada publik, sebagian besar melalui media,
seputar Islam dan umat Muslim.
8. Council on American-Islamic Relations (CAIR atau Dewan Hubungan Islam-
Amerika), adalah organisasi Islam paling besar yang mengakomodasi kepentingan
Muslim di AS.
9. Muslim Public Affair Council (MPAC atau Dewan Permasalahan Masyarakat Islam),
adalah suatu jawatan pelayanan bagi masyarakat Muslim Amerika. Berpusat di Los
Angeles, California dan memiliki cabang di Washington, DC. MPAC didirikan pada
1988. Tujuan orgaisasi ini adalah untuk memperkenalkan identitas Muslim Amerika,
mengembangkan suatu organisasi yang aktif, dan juga pelatihan bagi generasi masa
depan baik pria dan wanita untuk berbagai visi.
10. American Islamic Congress, adalah organisasi kecil dan moderat yang
memperkenalkan pluralisme. Free Muslims Coalition, dibentuk untuk menghapus
dukungan terhadap Islam radikal dan terorisme serta memperkuat institusi yang
demokratis di Timur Tengah dan Dunia Islam dengan mendukung usaha reformasi
Islam.

14
3. Kesimpulan
Negara Amerika terbentuk dari 13 bekas koloni Britania Raya yang memerdekakan
diri pada tanggal 4 Juli 1776, beberapa daerahnya direbut dari Inggris, Prancis dan
Meksiko. Dengan kondisi penduduk yang beragam akibat arus migrasi ke tempat ini,
komposisi penduduk muslimnya masih sangat sedikit yaitu kurang lebih 1,5 % dari
jumlah penduduk yang ada.

     Tidak didapati catatan pasti tentang awal mula datangnya Islam di Amerika, namun
beberapa ahli menyimpulkan bahwa Islam masuk di Amerika seiring dengan masuknya
migran budak dari Afrika dan berlangsung sekitar abad XVI sampai dengan abad XVIII.

     Pasca peristiwa pengeboman WTC tahun 2001, umat Islam di Amerika berada dalam
ambang toleransi dan menerima perlakuan yang kurang terpuji dari pemerintah dan
penduduk setempat. Namun lambat laun perlakuan serupa berkurang seiring dengan
tingkat keingintahuan masyarakat Amerika terhadap ajaran Islam yang sebenarnya.
Konon buku terlaris di Amerika saat ini adalah Alquran dan pemicu dari semua itu adalah
informasi sepihak pemerintah serta keinginan mendiskreditkan Islam, maka lahirlah
generasi-generasi penasaran terhadap Islam kemudian menjadikan Islam sebagai agama
alternatif.

     Di bawah pemerintahan Obama, kondisi umat Islam di Amerika berada dalam
dinamika yang cukup cepat dan perlakuan Amerika terhadap dunia Islam masih sangat
beragam, mulai dari status sebagai musuh bebuyutan hingga sekutu strategis. Ini
menandakan bahwa peluang Islam untuk tetap maju di Amerika juga masih sangat besar.

15
4. Daftar Pustaka
Aslam Abdullah dan Gasser Hathout, The American Muslim Identity, Speaking for
Ourselves, (Los Angeles: Multimedia Vera International, 2003), hal. 19.
Yousuf Mroueh, Muslim in the Americas Before Columbus, (E-book).
Jane Smith, "Pola-pola Imigrasi Muslim" dalam Jurnal Kehidupan Muslim di Amerika
(t.d), h. 14.
John L. Esposito (ed), The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World, vol. 3
(New York: Oxford University, 1995), h. 121;
Murad Wilfred Hofman, Religion on the Rise; Islam in the Third Millenium, di-
terjemahkan oleh Abdullah Ali dengan judul Bangkitnya Agama; Ber-Islam di Alaf Baru
(Cet. I; Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2003), h. 225
Juhaya S. Praja, Sejarah dan Perkembangan Pemikiran Modern dalam dalam Islam;
Sejarah Islam Amerika Serikat dan Yoguslavia, Pemikiran Politik, Arabisme,
Kabangsaan, dan Islamisasi Pengetahuan (Tasikmalaya: IAILM, 1992), h. 106-110.
Modul Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XII  yang diterbitkan Kemendikbud tahun
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Amerika_Serikat
RH. Widada, Bush dan Hitler; Algojo Paling Mematikan di Abad Modern (Cet. I: PT.
Bentang Pustaka, Yogyakarta, 2007), h. 91-94;
John L. Esposito dan Dalia Mogahed, Who Speaks for Islam diterjemahkan oleh Eva Y
Nukman dengan judul; Saatnya Muslim Bicara: Opini Umat Islam Tentang Islam, Barat,
Kekerasan, Ham dan Isu-Isu Kontemporer Lainnya (Cet. II; PT. Mizan Pustaka;
Bandung, 2008), h. 98-99.
Mariane Pearl dan Sarah Crichton, A Miighty Heart: The Inside Story of Tha al-Qaeda
Kidnapping Danny Pearl, Diterjemahkan oleh Hilmi Akmal dengan judul The Heart
Against al-Qaeda; Kisah Penculikan dan Pembunuhan Daniel Pearl oleh al-Qaeda (Cet.
I; Bandung: PT. Mizan Publika, 2008), h.22-28.
23Adian Husaini, Jihad Osama versus Amerika (Cet I, Jakarta; Gema Insani Press, 2001),
h. 150.
1Holid, Anwar, Barack Hussein Obama: Kandidat Presiden Amerika yang Punya
“Muslim Connection”, (Cet. IV; Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2009)
Hermawan Aksan, Jangan Bunuh Obama (Cet. II; PT. Mizan Pustaka: Bandung, 2008),
h. 69.
Esposito, John L. (ed), The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World, vol. 3
(New York: Oxford University, 1995)

16
The Oxford Encyclopedia of the Modern Islamic World, vol. III (New York: Oxford
University, 1995)

17

Anda mungkin juga menyukai