Herpes zoster atau cacar ular adalah penyakit yang ditandai dengan timbulnya
ruam dan bintil berisi air yang disertai nyeri pada salah satu sisi tubuh. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi virus Varicella Zoster, yang juga menjadi penyebab cacar
air.
Herpes zoster atau cacar api tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menimbulkan nyeri yang sangat
mengganggu. Umumnya, herpes zoster hanya terjadi satu kali. Namun, pada kasus yang jarang
terjadi, orang yang pernah terkena herpes zoster bisa mengalami kekambuhan.
Cara untuk menangani penyakit ini adalah dengan pemberian obat antivirus, guna mempercepat
penyembuhan dan untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi.
Penelitian terkini menemukan kasus herpes zoster terjadi pada beberapa orang yang telah
mendapatkan vaksin COVID-19. Kemunculan herpes zoster ini dianggap sebagai salah satu KIPI
yang muncul akibat reaksi virus Varicella Zoster terhadap vaksin.
Bintil muncul seperti cacar air di salah satu sisi tubuh, bisa kanan atau kiri
Bintil timbul hanya di satu area kulit
Jaringan kulit di sekitar bintil menjadi bengkak
Bintil akan berkembang menjadi luka lepuh yang akan pecah dan menjadi luka berkerak,
lalu menghilang secara perlahan dalam 2–3 minggu
Bintil muncul di jalur saraf dari saraf tulang belakang, seperti pada punggung, dada, dan
perut
Bintil timbul di area wajah, mata, mulut, dan telinga
Di samping itu, bintil herpes pada kulit terasa nyeri seperti terbakar, kaku, dan kesemutan, yang
makin parah bila tersentuh. Nyeri ini sebenarnya sudah timbul 2–3 hari sebelum bintil muncul,
dan masih akan terus terasa bahkan setelah bintil hilang.
Selain bintil dan nyeri, gejala lain yang dialami oleh penderita herpes zoster adalah:
Demam
Menggigil
Sakit kepala
Kelelahan
Sensitif terhadap cahaya
Sakit perut
Herpes zoster juga dapat terjadi di dalam dan di sekitar mata. Kondisi ini disebut dengan herpes
zoster ophthalmicus. Ruam lepuh yang timbul akibat herpes zoster tipe ini muncul di kelopak
mata, dahi, dan terkadang di sekitar area hidung. Gejala yang muncul dapat berupa:
Famiciclovir
Acyclovir
Valacyclovir
Selain obat antivirus, obat pereda nyeri yang dijual bebas juga dapat digunakan. Obat-obatan
tersebut bisa berupa obat minum yang mengandung paracetamol dan ibuprofen, atau obat oles
yang mengandung lidokain. Obat minum antihistamin juga dapat diresepkan untuk meredakan
gatal.
Selain itu, lakukan juga beberapa upaya di bawah ini untuk meredakan gejala herpes zoster:
Mandi dengan air dingin, untuk membersihkan kulit dan mengurangi peradangan
Menempelkan kompres dingin pada ruam, untuk meredakan rasa nyeri dan gatal
Mengoleskan losion kalamin, untuk mengurangi rasa gatal
Mengenakan pakaian longgar dan berbahan lembut, seperti katun, untuk mencegah
gesekan dan iritasi di kulit
Menutup ruam agar menjaganya tetap bersih dan kering
Postherpetic neuralgia
Kondisi ini ditandai dengan nyeri yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan
bertahun-tahun setelah ruam sembuh. Postherpetic neuralgia banyak dialami oleh penderita
yang berusia di atas 60 tahun.
Kebutaan
Jika muncul di sekitar mata, herpes zoster dapat mengakibatkan peradangan pada saraf mata dan
berkembang menjadi kebutaan.
Infeksi kulit
Infeksi kulit dapat terjadi jika bakteri masuk ke luka lepuh yang sudah pecah. Contoh infeksi
kulit yang dapat terjadi akibat herpes zoster adalah impetigo atau selulitis.
Pencegahan Herpes Zoster
Cara untuk mengurangi risiko terjadinya herpes zoster adalah dengan mendapatkan vaksin cacar
air atau vaksin varicella. Vaksinasi tersebut disarankan bagi orang usia 50 tahun ke atas. Selain
itu, vaksin juga bisa diberikan pada penderita herpes zoster untuk mencegah kekambuhan.
Walaupun tidak dapat mencegah herpes zoster sepenuhnya, vaksin varicella bisa mengurangi
keparahan gejala penyakit ini. Selain itu, vaksin ini juga mempercepat waktu penyembuhan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, herpes zoster adalah kelanjutan dari penyakit cacar
air sehingga herpes zoster tidak dapat menular. Meski begitu, virus Varicella Zoster tetap dapat
menyebar ke orang lain yang belum pernah menderita atau belum pernah menerima vaksin cacar
air.
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat dilakukan agar dapat menghindari penularan
virus Varicella kepada orang lain:
Tutup luka lepuh agar cairan pada lepuh tidak mengontaminasi benda-benda yang dapat
menjadi perantara penularan.
Jangan menyentuh atau menggaruk luka lepuh.
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin.
Hindari kontak langsung dengan ibu hamil yang belum pernah terserang cacar air, bayi
dengan berat badan lahir rendah atau bayi prematur, dan orang dengan daya tahan tubuh
yang lemah.