Anda di halaman 1dari 96

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Lokasi

Proyek yang akan dihitung dalam Rancangan “Rencana Anggaran Biaya”


ini adalah rumah tinggal yang terletak di areal perumahan penduduk. Proyek
pembangunan rumah tinggal berlantai dua ini berlokasi di Jalan B.Aceh-Medan
Desa Meunasah Krueng, Kecamatan Ingin Jaya, Kab. Aceh Besar. Proyek rumah
tinggal ini letaknya dari sebelah selatan berbatasan dengan jalan, dari sebelah
timur, barat dan utara berbatasan dengan perumahan penduduk.

1.2 Luas Bangunan

Rumah tinggal dua lantai ini mempunyai luas bangunan 168 m2 dan luas
tanah 360 m2 .Bangunan rumah yang akan dibangun berspesifikasi rumah
permanent, beratap seng BJLS cat pabrik, pada lantai 1 berlantai cor dan pada
lantai 2 berlantai plat lantai beton bertulang. Bangunan rumah tinggal dua tingkat
ini terdiri dari 3 kamar tidur, 2 kamar mandi, dapur, ruang makan, ruang keluarga,
garasi dan ruang tamu.

1.3 Harga Satuan Bahan, Upah, dan Alat

Harga satuan bahan, merupakan harga satuan bahan/material bangunan


yang berlaku di pasar pada saat anggaran biaya bangunan tersebut disusun. Harga
satuan upah tenaga, merupakan upah yang diberikan kepada tenaga kerja
kontruksi per-harinya atas jasa tenaga yang dilakukan sesuai dengan
keterampilannya.Sedangkan harga satuan sewa alat, merupakan harga satuan sewa
alat yang berlaku di pasar pada saat anggaran biaya bangunan tersebut disusun.
Harga bahan didapat di pasaran, dikumpulkan dalam satu daftar yang
dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan, sedangkan upah tenaga kerja didapatkan

1
2

di lokasi dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga
Satuan Upah.
Harga satuan bahan dan harga satuan upah tenaga kerja untuk setiap
daerah berbeda-beda.Jadi dalam menghitung dan menyusun anggaran biaya suatu
proyek harus berpedoman pada harga satuan bahan dipasaran dan upah tenaga
kerja di lokasi pekerjaan.
Penyusunan anggaran biaya untuk proyek ini menggunakan daftar bahan
dan upah yang dikeluarkan oleh Gubernur Aceh tanggal 08 Desember 2010/
02 Muharram 1431 H , nomor 028/699/2010. Untuk harga upah dan bahan yang
tidak tercantum dalam ketentuan tersebut dapat ditaksir dengan tetap berpedoman
pada harga yang ada di pasaran.
3
4
5
6
7
8

BAB II
PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN

2.1 Work Breakdown Structure (WBS)

Work Breakdown Structure (WBS) merupakan suatu cara untuk membagi-


bagi pekerjaan suatu proyek konstruksi dan mempunyai sifat hirarkis dan logic,
yaitu makin lama makin terinci dengan lingkup yang juga mengecil, menjadi
divisi-divisi dan subdivisi pekerjaan sampai pada bagian terkecil, atau struktur
rincian lingkup kerja atau proyek dari kegiatan yang paling awal hingga kegiatan
paling akhir, sedangkan kompleksibilitasnya makin berkurang sampai akhirnya
dianggap cukup terinci tetapi masih dapat dikelola dengan baik.

Struktur WBS menyerupai gambar piramida di mana sebagai level satu


yaitu posisi puncak mengidentifikasikan proyek secara keseluruhan. Selanjutnya
level 2 dibagi berdasarkan kriteria tertentu seperti bidang keahllian, lokasi
pekerjaan, atau urutan pelaksanaan pekerjaan. Demikian level-level di bawahnya
disebut level 3, level 4, dan seterusnya sampai pada level terkecil yang disebut
paket pekerjaan yang disebut work package (WP). Work Breakdown Structure
(WBS) pada proyek rumah tinggal ini dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai
berikut.

2.1 WBS Rumah Type 200

2.1.1. Pekerjaan Persiapan


2.1.1.1 Pembersihan lokasi proyek
2.1.1.2. Pengukuran dan pemasangan Bouwplank
2.1.1.3. Direksi Keet
2.1.1.4. Air kerja

2.1.2. Pekerjaan Tanah


9

2.1.2.1. Galian tanah


2.1.2.1.2. Galian tanah pondasi tapak
2.1.2.1.2. Galian tanah pondasi menerus

2.1.2.2. Urugan pasir bawah pondasi

2.1.2.2.1. Urugan pasir bawah pondasi menerus

2.1.2.3 Urugan tanah kembali

2.1.2.3.1. Urugan tanah kembali pondasi tapak

2.1.3 Pekerjaan Pondasi

2.1.3.1 Anstamping Batu Kali

2.1.3.1.1 Aanstamping pondasi tapak

2.1.3.2 Aanstamping Batu Gunung

2.1.3.1.1 Aanstamping pondasi menerus

2.1.4 Pekerjaan Struktur

2.1.4.1. Pekerjaan Struktur Lantai 1

2.1.4.1.1 Pekerjaan sloof (18/25)

2.1.4.1.1.1 Pembesian sloof

2.1.4.1.1.2 Bekisting sloof

2.1.4.1.1.3 Beton Cor


10

2.1.4.1.1.4 Pembongkaran bekisting

2.1.4.1.2 Pekerjaan sloof (25/30)

2.1.4.1.2.1 Pembesian sloof

2.1.4.1.2.2 Bekisting sloof

2.1.4.1.1.3 Beton Cor

2.1.4.1.1.4 Pembongkaran bekisting

2.1.4.1.3 Pekerjaan kolom (35/35)

2.1.4.1.3.1 Pembesian kolom K1

2.1.4.1.3.2 Bekisting kolom K1

2.1.4.1.3.3 Beton Cor

2.1.4.1.3.4 Pembongkaran bekisting

2.1.4.1.4 Pekerjaan kolom praktis (13/13)

2.1.4.1.4.1 Pembesian kolom K1

2.1.4.1.4.2 Bekisting kolom K1

2.1.4.1.4.3 Beton Cor

2.1.4.1.4.4 Pembongkaran bekisting

2.1.4.1.5 Pekerjaan tangga


11

2.1.4.1.5.1 Pembesian Plat Tangga

2.1.4.1.5.1 Bekisting plat tangga

2.1.4.1.5.1 Beton Cor

2.1.4.1.5.1 Pembongkaran bekisting

2.1.4.1.6 Pekerjaan plat bordes

2.1.4.1.6.1 Pembesian Plat bordes

2.1.4.1.6.2 Bekisting plat bordes

2.1.4.1.6.3 Beton cor

2.1.4.1.6.4 Pembongkaran bekisting

2.1.4.2 Pekerjaan Struktur Lantai 2

2.1.4.2.1 Pekerjaan balok lantai (25/30)

2.1.4.2.1.1 Pembesian Balok lantai

2.1.4.2.1.2 Bekisting balok lantai

2.1.4.2.1.3 Beton cor

2.1.4.2.1.4 Pembongkaran bekisting

2.1.4.2.2 Pekerjaan plat lantai

2.1.4.2.2.1 Pembesian plat lantai


12

2.1.4.2.2.2 Bekisting plat lantai

2.1.4.2.2.3 Beton Cor

2.1.4.2.2.4 Pembongkaran bekisting

2.1.4.2.3 Pekerjaan kolom K1 (35/35)

2.1.4.2.3.1 Pembesian kolom K1

2.1.4.2.3.2 Bekisting kolom K1

2.1.4.2.3.3 Beton Cor

2.1.4.2.3.4 Pembongkaran bekisting

2.1.4.2.4 Pekerjaan ring balok (25/30)

2.1.4.2.4.1 Pembesian ring balok

2.1.4.2.4.2 Bekisting ring balok

2.1.4.2.4.3 Beton cor

2.1.4.2.4.4 Pembongkaran bekisting

2.1.4.2.5 Pekerjaan ring balok (13/20)

2.1.4.2.5.1 Pembesian ring balok

2.1.4.2.5.2 Bekisting ring balok

2.1.4.2.5.3 Beton cor

2.1.4.2.5.4 Pembongkaran bekisting


13

2.1.4.3 Pekerjaan atap

2.1.4.3.1 Pemasangan rangka kuda-kuda type K1

2.1.4.3.1.1 Pasang balok gapit datar

2.1.4.3.1.2 Pasang tiang sokong

2.1.4.3.1.3 Pasang balok sokong

2.1.4.3.1.4 Pasang balok gapit

2.1.4.3.1.5 Pasang balok kaki kuda-kuda

2.1.4.3.1.6 Pasang gording

2.1.4.3.1.7 Pasang seng BJLS

2.1.4.3.1.8 Pasang NOK

2.1.4.3.1.9 Pasang rabung

2.1.4.3.2 Pemasangan rangka kuda-kuda type K2

2.1.4.3.2.1 Pasang balok gapit datar

2.1.4.3.2.2 Pasang balok sokong

2.1.4.3.2.3 Pasang balok gapit

2.1.4.3.2.4 Pasang balok kaki kuda-kuda

2.1.4.3.2.5 Pasang gording

2.1.4.3.2.6 Pasang seng BJLS


14

2.1.4.3.2.7 Pasang NOK

2.1.4.3.2.8 Pasang rabung

2.1.4.3.3 Pemasangan rangka kuda-kuda type K3

2.1.4.3.3.1 Pasang balok gapit datar

2.1.4.3.3.2 Pasang balok sokong

2.1.4.3.3.3 Pasang balok kaki kuda-kuda

2.1.4.3.3.4 Pasang gording

2.1.4.3.3.5 Pasang seng BJLS

2.1.4.3.3.6 Pasang NOK

2.1.4.3.3.7 Pasang rabung

2.1.5 Pekerjaan Arsitektur

2.1.5.1 Pekerjaan pasangan dinding/plesteran dinding

2.1.5.1.1 Pasangan bata trasram1 pc : 2 ps

2.1.5.1.2. Pasangan bata 1pc : 4 ps

2.1.5.1.3. Plesteran bata tebal 13 cm 1 pc : 4 ps

2.1.5.1.4. Pemasangan dinding keramik kamar mandi


20cmx25cm

2.1.5.2 Pekerjaan lantai

2.1.5.2.1. Pemasangan lantai keramik 60 cm x 60 cm


15

2.1.5.2.2. Pemasangan lantai keramik 40 cm x 40 cm

2.1.5.2.3. Pemasangan lantai keramik 30 cm x 30 cm

2.1.5.2.4. Pemasangan lantai keramik KM 20cmx 20cm

2.1.5.3 Pekerjaan plafond

2.1.5.3.1 Pemasangan plafond

2.1.5.3.1.1 Pemasangan plafon triplek 3 mm lantai 1

2.1.5.3.1.2 Pemasangan plafon triplek 3 mm lantai 2

2.1.5.3.2 List profil

2.1.5.3.2.1 Pemasangan lagur 5/7 cm lantai 1

2.1.5.3.2.2 Pemasangan lagur 5/5 cm lantai 2

2.1.5.4 Pekerjaan kusen, pintu, jendela dan ventilasi

2.1.5.4.1 Pemasangan kusen

2.1.5.4.1.1 Jendela type – J1 (4 unit)

2.1.5.4.1.2 Jendela type – J2 (8 unit)

2.1.5.4.1.3 Jendela type – J3 (17 unit)

2.1.5.4.1.4 Ventilasi type –V (3 unit)

2.1.5.4.1.5 Pintu type –P1 (1 unit)

2.1.5.4.1.6 Pintu type –P2 (6 unit)


16

2.1.5.4.1.7 Pintu type –P3 (5 unit)

2.1.5.4.2 Pemasangan pintu

2.1.5.4.2.1 Pemasangan pintu type – P1

2.1.5.4.2.2 Pemasangan pintu type – P2

2.1.5.4.2.3 Pemasangan pintu type – P3

2.1.5.4.3 Pemasangan jendela

2.1.5.4.3.1 Pemasangan Jendela type – J1

2.1.5.4.3.2 Pemasangan Jendela type – J2

2.1.5.4.3.3 Pemasangan Jendela type – J3

2.1.5.4.4 Pemasangan ventilasi

2.1.5.4.4.1 Pemasangan Ventilasi type – V

2.1.5.5 Relief

2.1.5.5.1 Pekerjaan Relief dinding setinggi 0,80/2,95 m

2.1.5.6 Pekerjaan pengunci dan penggantung

2.1.5.6.1 Engsel pintu

2.1.5.6.2 Engsel jendela


17

2.1.5.6.3 Kunci pintu

2.1.5.6.4 Pegangan pintu

2.1.5.7 Pekerjaan pengecatan

2.1.5.7.1 Pengecatan dinding

2.1.5.7.1.1 Dinding interior

2.1.5.7.1.2 Dinding eksterior

2.1.5.7.2 Pengecatan plafond

2.1.5.7.3 Pengecatan pintu

2.1.5.7.4 Pengecatan jendela

2.1.5.7.5 Pengecatan kusen

2.1.6 Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

2.1.6.1 Lantai 1

2.1.6.1.1 Pekerjaan instalasi listrik

2.1.6.1.1.1 Box meteran (1 buah)

2.1.6.1.1.2 Box sekring (1 buah)

2.1.6.1.1.3 Lampu Hemat energi 18 watt (14 buah)

2.1.6.1.1.4 Lampu Hemat energi 10 watt (2 buah)

2.1.6.1.1.5 Lampu Hemat energi 5 watt (9 buah)

2.1.6.1.1.6 Stop Kontak (7 buah)


18

2.1.6.1.1.7 Kabel Instalasi Listrik

2.1.6.1.1.8 Saklar seri (4 buah)

2.1.6.1.1.9 Saklar ganda (3 buah)

2.1.6.2 Lantai 2

2.1.6.2.1 Pekerjaan instalasi listrik

2.1.6.2.1.1 Lampu Hemat energi 18 watt (3 buah)

2.1.6.2.1.2 Lampu Hemat energi 10 watt (6 buah)

2.1.6.2.1.3 Stop Kontak (2 buah)

2.1.6.2.1.4 Kabel Instalasi Listrik

2.1.6.2.1.5 Saklar seri (1 buah)

2.1.6.2.1.6 Saklar ganda (1 buah)

2.1.7. Pekerjaan Instalasi Air

2.1.7.1 Lantai 1

2.1.7.1.1 Sanitasi dan instalasi air bersih

2.1.7.1.1.1 Pipa PVC ∅ (1/2")

2.1.7.1.1.2 Kloset duduk keramik (1 bh)

2.1.7.1.1.3 Wastafel (1 bh)

2.1.7.1.1.4 Bak mandi (1 bh)


19

2.1.7.1.1.5 Kran air (3 bh)

2.1.7.1.1.6 Floor drain (3 bh)

2.1.7.2 Lantai 2

2.1.7.2.1 Sanitasi dan instalasi air bersih

2.1.7.2.1.1 Pipa PVC ∅ (1/2")

2.1.7.2.1.2 Kloset jongkok keramik (1 bh)

2.1.7.2.1.3 Bak mandi (1 bh)

2.1.7.2.1.4 Kran air (1 bh)

2.1.7.2.1.5 Floor drain (1 bh)

2.1.7.3 Instalasi air kotor

2.1.7.3.1 Pipa PVC ( ∅ 3")

2.1.7.3.2 Bak kontrol Air Limbah

2.1.7.4 Instalasi kotoran

2.1.7.4.1 Pipa PVC (∅ 3”)

2.1.7.4.2 Bak kontrol Air Kotor

2.1.7.5 Septictank

2.1.7.5.1 Lapisan Pasir

2.1.7.5.2 Pasangan Bata


20

2.1.7.5.3 Pipa hawa ∅ 2”

2.1.7.5.4 Tutup box kontrol

2.1.7.6 Bak peresapan

2.1.7.6.1 Lapisan Ijuk

2.1.7.6.2 Lapisan Batu

2.1.7.6.3 Lapisan Kerikil

2.1.7.6.4Pipa PVC ∅ 3”

2.1.7.6.5 Tanah Urug


21

2.2 Volume Pekerjaan (Taking Off)

Taking off adalah kegiatan mengambil ukuran suatu elemen bangunan dari
gambar pelaksanaan (shop drawing), dan dimasukkan ke dalam suatu formulir,
beserta keterangan rinci mengenai elemen tersebut.

Perhitungan volume pekerjaan mempunyai bermacam-macam satuan


tergantung jenis pekerjaan dan kesepakatan cara menghitung, seperti : m, m 2 , m3,
ton, kg, buah, berikut penjelasannya.

 Perhitungan volume pekerjaan yang mempunyai luas dan ketebalan atau


mempunyai penampang dan panjang menggunakan satuanm3, misalnya
pekerjaan galian dan urugan tanah, pekerjaan beton bertulang dan kusen
 Perhitungan volume pekerjaan yang hanya mempunyai luas dan ketebalan
relative kecil atau tipis menggunakan satuan m 2, misalnya plesteran,
pasangan lantai, pasangan plafond dan pasangan penutup atap
 Perhitungan volume pekerjaan yang sifatnya dominan memanjang
menggunakan satuan m1, misalnya, pemasangan bouwplank, lisplafond,
dan instalasi pipa atau kabel ;
Perhitungan volume pekerjaan pada proyek rumah tinggal ini dapat dilihat
pada tabel taking off sebagai berikut.
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71

BAB III
RENCANA ANGGARAN BIAYA

3.1 Harga Satuan Pekerjaan

Menurut Ibrahim (1995), harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga


bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisa. Perhitungan ini
berguna untuk jumlah biaya masing-masing pekerjaan secara rinci.Perhitungan
analisa dilakukan setelah semua daftar harga bahan dan upah pekerja
dikumpulkan dan dibuat dalam satu daftar yang disebut dengan Daftar Harga
Satuan Bahan dan Upah.
Komponen –komponen Harga Satuan Pekerjaan, yaitu :
1. Analisa harga satuan bahan/material
2. Analisa harga satuan upah tenaga
3. Analisa harga satuan sewa alat

Perhitungan analisa yang digunakan yaitu berdasarkan Analisa Biaya


Kontruksi Bangunan Gedung dan Perumahan Standar Nasional Indonesia (SNI)
2002, SNI 2007, dan SNI 2008. Analisa SNI ini dikeluarkan oleh Pusat Penelitian
dan Pengembangan Pemukiman. Prinsip yang mendasar pada metode SNI adalah
daftar koefisien bahan dan upah tenaga sudah ditetapkan untuk menganalisa harga
atau biaya yang diperlukan dalam membuat harga satu satuan pekerjaan
bangunan. Dari kedua koefisien tersebut akan didapatkan kalkulasi bahan-bahan
yang diperlukan dan kalkulasi upah yang mengerjakan. Komposisi perbandingan
dan susunan material serta tenaga kerja pada satu pekerjaan sudah ditetapkan,
yang selanjutnya dikalikan dengan harga material dan upah yang berlaku di
pasaran.
Perhitungan analisa harga satuan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 3.1
sebagai berikut.
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90

3.2 Rencana Anggaran Biaya dan Rekapitulasi

Estimasi biaya atau rencana anggaran biaya (RAB) adalah rencana biaya
yangdibutuhkan dalam setiap pekerjaan proyek, sehingga didapatkan biaya
keseluruhan yangdiperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.Rencana
anggaran biaya dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi ini
dimaksudkan untuk mendapatkankeuntungan.
Menurut Mukomoko (1985), dalam menyusun rencana anggaran biaya
terperinci diperlukan sekali gambar-gambar dan daftar-daftar sebagai berikut :
1. Bestek (rencana pekerjaan ) dan gambar-gambar bestek
2. Daftar upah
3. Daftar harga bahan-bahan (material)
4. Daftar analisa (buku analisa)
5. Daftar jumlah tiap jenis pekerjaan
6. Daftar susunan rencana biaya

Tahap-tahap penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yaitu:

 Menyusun Work Breakdown Structure (WBS) ;


 Melakukan perhitungan volume setiap jenis pekerjaan yang diuraikan
menurut masing-masing pekerjaan ;
 Melakukan pengumpulan data tentang harga bahan dan upah pekerja yang
berlaku di daerah lokasi proyek (Kota Banda Aceh) tahun 2009;
 Melakukan perhitungan analisa bahan dan upah pekerja dengan
menggunakan analisa Standar Nasional Indonesia (SNI) ;
 Menghitung harga satuan pekerjaan;
 Membuat rekapitulasi.
Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada proyek rumah tinggal ini dapat
dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini.
91
92
93
94

Dari hasil perhitungan volume pekerjaan dan analisa harga satuan


pekerjaan pada konstruksi bangunan rumah tinggal yang berlokasi di Meunasah
Krueng, Kab. Aceh Besar dapat disimpulkan rekapitulasi anggaran biaya pada
tabel 3.3 sebagai berikut.

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

Tabel 3.3 Rekapitulasi Anggaran Biaya    


No. Uraian Pekerjaan Total Harga

I PEKERJAAN PERSIAPAN   Rp 4.739.528


II PEKERJAAN TANAH   Rp 11.735.305
III PEKERJAAN BATU, PASANGAN & PLESTERAN   Rp 79.360.890
IV PEKERJAAN BETON BERTULANG   Rp 202.612.170
V PEKERJAAN LANTAI   Rp 33.796.372
VI PEKERJAAN ATAP   Rp 87.182.896
VII PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA   Rp 79.349.647
VII
PEKERJAAN PLAFOND   Rp 40.837.116
I
IX PEKERJAAN PENGECATAN   Rp 27.978.673
X PEKERJAAN KACA, KUNCI & PENGGANTUNG   Rp 7.336.468
XI PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK   Rp 7.621.200
XII PEKERJAAN INSTALASI DAN SANITASI AIR   Rp 46.784.163
  TOTAL Rp 629.334.427
  PPN (10%) Rp 62.933.443
  TOTAL AKHIR Rp 692.267.870
  PEMBULATAN Rp 692.267.000
  Terbilang:    
  Enam Ratus Sembilan Puluh Dua Juta Dua Ratus Enam Puluh Tujuh Ribu
       
95

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

 Proyek yang dihitung dalam Rancangan Rencana Anggaran Biaya ini


adalah rumah tinggal dua lantai di Jalan B.Aceh-Medan Desa Meunasah
Krueng, Kecamatan Ingin Jaya, Kab. Aceh Besar. Rumah tinggal dua
lantai ini mempunyai luas bangunan 173 m2.
 Berdasarkan hasil perhitungan secara teliti maka dapat diketahui
Rencana Anggaran Biaya untuk pembangunan rumah tinggal dua lantai
ini yaitu sebesar Rp 692.267.000,- (Enam Ratus Sembilan Puluh Dua
Juta Dua Ratus Enam Puluh Tujuh Ribu Rupiah), sebagaimana yang
telah terlampir pada Tabel 3.2 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
Secara Teliti.

REKAPITULASI ANGGARAN BIAYA

8.64% 0.75% 5.98%


Pekerjaan persiapan

Pekerjaan Pondasi
32.19% Pekerjaan Struktur
52.43%
pekerjaan Arsitek

Pekerjaan Mekanikal Elektrikal


96

4.2 Saran

Dari hasil perhitungan Rancangan Rencana Anggaran Biaya pada


pembangunan rumah tinggal dua lantai ini, penulis dapat menyampaikan beberapa
saran sebagai berikut :

1. Biaya yang diperoleh dalam pembuatan Estimasi ini tergantung pada


analisa yang digunakan, maka sebaiknya digunakan analisa yang tepat
sesuai dengan standard yang berlaku, sehingga harga estimasi yang
diperoleh bernilai ekonomis dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Perhitungan sebainya dilakukan secara teliti, baik dalam perhitungan


volume, analisa untuk medapatkan harga satuan pekerjaan, maupun
perhitungan biaya bangunan agar dapat dihasilkan biaya yang seekonomis
mungkin.
3. Diharapkan kepada Estimator untuk selalu memperbaharui mengenai
informasi – informasi terbaru tentang harga barang dan Analisa SNI agar
perhitungan yang dilakukan memiliki tingkat akurasi yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai