wo PT PETRO GRAHA MEDIKA
Ri ee Fey
PANDUAN
PELAKSANAAN DPJP
(DOKTER PENANGGUNG
JAWAB PELAYANAN)
RUMAH SAKIT GRHA HUSADA
31, Padi No 3, Komplek Perumahan PT Petrokimia Gresik 61119
Phone : 031-3973400, 3973401 (Hunting), Fax 031-3972623
Email: sbu.rsgrahu@gmail.com
Website : www.rsgrahu.comKATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmadNya sehingga tersusun
Panduan Pelaksanaan DPJP. DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)
adalah seorang dokter, sesuai dengan kewenangan Klinisnya terkait penyakit
pasien, memberikan asuhan medis lengkap (paket) kepada satu pasien dengan
‘satu patologi/ penyakit, dari awal sampai dengan akhir perawatan di rumah sakit,
baik pada pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Seorang pasien dapat saja
dirawat oleh lebih dari satu DPJP karena kompleksitas penyakitnya, sehingga
periu ditentukan DPJP utama sebagai team leader. Panduan ini memuat tentang
ketentuan penentuan DPJP dan DPJP utama, memuat hak pasien untuk memilih
DPYP, dan tata kerja DPJP. Dengan terbitnya Panduan ini dinarapkan penentuan
DPJP dan tatakerjanya di Rumah Sakit Grha Husada dapat terlaksana dengan
baik, seragam sesuai ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit Grha Husada.
Kami menyadari Panduan ini masih jauh dari sempuma, untuk itu mohon
masukan dan saran untuk penyempurnaan Panduan di masa mendatang.
Gresik, 10 Februari 2018
Penyusun‘SAMBUTAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT GRHA HUSADA
‘Assalamu’alaikum Wr. Wo,
Puji syukur kehadirat Allan SWT yang telah memberikan Rahmat dan
HidayahNya sehingga kita semua masin diberkan kesempatan untuk
senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang dilmpahkan. Kami atas
nama prbadi dan seluruh keluarga besar Rumah Sakit Gna Husada
menyampaikan ucapan selamat dan sukses atas diterbitkannya "Panduan
Pelaksanan DPJP Rumah Sakit Grha Husada Rumah Sakit Grha Husada’
‘Saya bemharap buku ini dapat menjadi Buku Panduan Pelaksanaan DPuP
Rumah Sakit Grha Husada yang baku sehingga bisa digunekan sebagai acuan dalam
pelayanan di setiap instalasi pelayanan
‘Saya mengucapkan banyak terima kasin kepada semua pinak yang telah banyak
‘membantu penerbitan buku Panduan ini, semoga buku ini dapat bermantaat bagi kita semua
dan semoga Allah SWT senantiasa menyertai langkah kita dalam memberkan pelayanan
kesehatan yang terbaik bagi pasien, keluarga dan masyarakat pada umumnya, Amin
Gresik, 10 Fet
Rumah Sakit
.LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR
RS GRHA HUSADA
NOMOR 143 TAHUN 2018
TENTANG PANDUAN PELAKSANAAN
DPUP
BAB 1
DEFINISI
DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) : adalah seorang dokter,
sesuai dengan kewenangan Kiinisnya terkait penyakit pasien, memberikan
asuhan medis lengkap (paket) kepada satu pasien dengan satu patologi/
penyakit, dari awal sampai dengan akhir perawatan di rumah sakit, baik pada
pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Asuhan medis lengkap artinya melakukan
asesmen medis sampai dengan implementasi rencana serta tindak lanjutnya
sesuai kebutuhan pasien.
Pasien dengan lebih dari satu penyakit dikelola olen lebih dari satu DPUP
sesuai kewenangan klinisnya, dalam pola asuhan secara tim atau terintegrasi.
Contoh : pasien dengan Diabetes Mellitus, Katarak dan Stroke, dikelola oleh
lebih dari satu DPJP : Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dokter Spesialis Mata
dan Dokter Spesialis Saraf.
DPUP Utama : bila pasien dikelola oleh lebih dari satu DPJP, maka
asuhan medis tersebut dilakukan secara terintegrasi dan secara tim diketuai oleh
seorang DPJP Utama. Peran DPJP Utama adalah sebagai koordinator proses
pengelolaan asuhan medis bagi pasien yang _bersangkutan ("Kapten Tim”),
dengan tugas menjaga terlaksananya asuhan medis komprehensif-terpadu-
efektif, keselamatan pasien, komunikasi efektif, membangun sinergisme,
mencegah duplikasi
Dokter yang memberikan pelayanan interpretatif, misalnya memberikan
uraian/data tentang hasil laboratorium atau radiologi, tidak dipakai istilah DPUP,
karena tidak memberikan asuhan medis yang lengkap.
Asuhan pasien (patient care) diberikan dengan pola Pelayanan Berfokus
pada Pasien (Patient Centered Care), dan DPJP merupakan Ketua (Team
Leader) dari tim yang terdiri dari para professional pemberi asuhan pasien/stafKlinis dengan kompetensi dan kewenangan yang memadai, yang antara lain
terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, apoteker, fisioterapis dan sebagainya.
Mangjer Pelayanan Pasien : adalah professional di rumah sakit yang
melaksanakan manajemen pelayanan pasien, yaitu proses kolaboralif mengenai
asesmen, perencanaan, fasilitasi, Koordinasi asuhan, evaluasi dan advokasi
untuk opsi dan pelayanan bagi pemenuhan kebutuhan pasien dan keluarganya
yang komprehensif, melalui Komunikasi dan sumber daya yang tersedia sehingga
memberi hasil (outcome) yang bermutu dengan biaya-efekt.Panduan ini berlaku pada semua
BAB2
RUANG LINGKUP
pelayanan rumah sakit yang meliputi :
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Hemodialisis.
Instala
fawat Inap, Bersalin dan HCU
Instalasi Bedah SentralBAB3
TATA LAKSANA
3.1, Penunjukan DPUP
Regulasi tentang penunjukan seorang DPJP untuk mengelola seorang
pasien, pergantian DPJP, selesainya DPJP karena asuhan medisnya telah
tuntas, ditetapkan Direktur Rumah Sakit. Penunjukan seorang DPJP dapat
antara lain berdasarkan permintaan pasien, jadwal praktek, jadwal jaga,
konsulrujukan langsung. Pergantian DPJP perlu pengaturan rinci tentang alih
tanggung jawabnya. Tidak dibenarkan pergantian OPJP yang rutin, contoh
pasien A ditangani setiap minggu dengan pola hari Senin olen dr. Sp PD X, hari
Rabu dr. Sp.PD Y, hari Sabtu dr. Sp.PD Z.
Regulasi tentang pelaksanaan asuhan medis oleh lebih dari satu DPJP dan
penunjukan DPUP Utama, tugas dan kewenangannya ditetapkan Direktur/Kepala
Rumah Sakit.
Kriteria penunjukan DPJP Utama untuk seorang pasien dapat digunakan
butir butir sebagai berikut :
1. DPJP Utama dapat merupakan DPJP yang pertama kali mengelola pasien
pada awal perawatan.
2. DPJP Utama dapat merupakan DPJP yang mengelola pasien dengan
penyakit dalam kondisi (relati) terparah.
3. DPJP Utama dapat ditentukan melalui kesepakatan antar para DPJP terkait
4, DPJP Utama dapat merupakan pilihan dari pasien.
Saat pasien dinyatakan perlu rawat inap, pasien diberikan penjelasan
mengenai DPJP yang ada di RS GRHA HUSADA, dan pasien berhak untuk
menentukan pilihan. Pasien/keluarga mengisi formulir perilihan DPJP
3.2. Tata Kerja DPJP
‘Setiap pasien yang mendapat asuhan medis di rumah sakit baik rawat jalan
‘maupun rawat inap harus memiliki DPJP.
Di unitinstalasi gawat darurat, dokter jaga menjadi DPJP pada pemberian
asuhan medis awal/penanganan kegawat-daruratan. Kemudian selanjutnya saat
dikonsul/rujuk ditempat (on side) atau lisan ke dokter spesialis, dan dokter
spesialis tersebut memberikan asuhan medis (termasuk instruksi secara lisan)
maka dokter spesialis tersebut telah menjadi DPUP pasien yang bersangkutan,
sehingga DPJP bergantiApabila pasien mendapat asuhan medis lebih dari satu DPJP, maka harus,
ditunjuk DPJP Utama yang berasal dari para DPJP pasien terkait. Kesemua
DPJP tersebut bekerja secara tim dalam tugas mandir maupun kolaboratif,
berinteraksi dan berkoordinasi (dibedakan dengan bekerja sendiri-sendiri) dan
terintegrasi
Peran DPJP Utama adalah sebagai koordinator proses pengelolaan
asuhan medis bagi pasien yang bersangkutan (sebagai "Kapten Tim"), dengan
tugas menjaga terlaksananya asuhan medis Komprehensif - terpadu - efektif,
keselamatan pasien, komunikasi efektif, membangun sinergisme dengan
mendorong _penyesuaian pendapat (adjustment) antar anggota, mengarahkan
agar tindakan masing-masing DPJP bersifat kontributif (bukan intervens!), dan
juga mencegah duplikasi.
Tim membuat keputusan melalui DPJP Utama, _termasuk —keinginan
DPJP mengkonsultasikan ke dokter spesialis Iain agar dikoordinasikan melalui
DPJP Utama. Kepatunan DPJP terhadap jadwal kegiatan dan ketepatan waktu
misalnya antara lain menjanjikan waktu kehadiran, adalah sangat penting bagi
pemenuhan kebutuhan pasien serta untuk kepentingan koordinasi sehar-hari
Setiap penunjukan DPJP harus diberitahu kepada pasien dan/keluarga,
dan pasien dan atau keluarga dapat menyetujuinya ataupun sebaliknya. Rumah
sakit berwenang mengubah DPJP bila terjadi pelanggaran prosedur.
Koordinasi dan transfer informasi antar PUP dilakukan secara lisan dan
tertulis sesuai kebutuhan. Bila ada pergantian DPJP pencatatan di rekam medis
hharus jelas tentang alih tanggung jawabnya.
Di kamar operasi DPJP Bedah adalah ketua dalam seluruh kegiatan pada
‘saat di kamar operasi tersebut.
Pada keadaan khusus misalnya seperti konsul saat diatas meja
operasi/sedang dioperasi, dokter yang dirujuk _tersebut_ melakukan
tindakan/memberikan instruksi, maka otomatis menjadi DPJP juga bagi pasien
tersebut
Dalam pelaksanaan pelayanan dan asuhan pasien, bila DPJP dibantu
oleh dokter lain (antara lain dokter ruangan), maka DPJP yang bersangkutan
harus_memberikan supervisi, dan metakukan validasi berupa_pemberian
parafitandatangan pada setiap catatan kegiatan tersebut di rekam medis.
Asuhan pasien dilaksanakan oleh para professional pemberi asuhan yang
bekerja secara tim (‘Tim Interdisiplin") sesuai konsep Pelayanan Fokus padaPasien (Patient Centered Care), DPJP sebagai ketua tim (Team Leaden harus
proaktif melakukan koordinasi dan mengintegrasikan asuhan pasien, serta
berkomunikasi intensif dan efektif dalam tim. Termasuk dalam kegiatan ini adalah
perencanaan pulang (discharge plan) yang dapat dilakukan pada awal masuk
‘rawat inap atau pada akhir rawat inap.
PJP harus aktif dan intensif dalam pemberian edukasiinformasi kepada
pasien dan keluarganya. Gunakan dan kembangkan tehnik komunikasi yang
berempati. Komunikasi merupakan elemen yang penting dalam konteks
Pelayanan Fokus pada pasien (Patient Centered Care), selain juga merupakan
kompetensi dokter dalam area kompetensi ke-3.
Pada kasus tertentu DPJP sebagai ketua tim dari para professional
pemberi asuhan bekerjasama erat dengan Manajer Pelayanan Pasien (Hospital
‘Case Manager}, sesuai dengan Panduan Pelayanan Pasien.
Keterkaitan DPJP dengan Alur Perjalanan Klinis/Clinical Pathway, setiap
DPJP bertanggung jawab mengupayakan proses asuhan pasien (balk asuhan
medis maupun asuhan keperawatan atau asuhan lainnya) yang diberikan kepada
pasien patuh pada Alur Perjalanan Klinis/Clinical Pathway yang telah ditetapkan
oleh RS. Tingkat kepatunan pada Alur Perjalanan Klinis/Clinical Pathway ini akan
‘menjadi objek Audit Kiinis dan Audit Medis.
Didalam melaksanakan Asuhan Medis DPJP memiliki kewajiban sebagai
berikut
1, Menerima Konsultasi dari dokter jaga IGD, dokter jaga Ruangan, dokter Poli
Umum dengan metode SBAR.
2. Melakukan asesmen terhadap pasien akut sekurang-kurangnya setiap har,
termasuk di akhir minggu/hari libur.
3. Membuat asesmen awal diruangan 24 jam pertama pasien rawat inap
dengan “FORMULIR ASSESSMENT — AWAL" (Bukan _dicatatan
perkembangan pasien terintegrasi) dalam hal ini boleh dilakukan Dokter
Jaga Ruangan tetapi harus dilakukan verifikasi dengan cara diparaf.
4, Memberi pendidikan kepada pasien dengan ada materi tertulis (di Formulir
Pendidikan Pasien).
5. Melakukan ASESMEN ULANG setiap hari yang ditulis di catatan
perkembangan pasien terintegrasi, dengan metode SOAP (Subjective,
Objective, Assesment, Planning).
6. Menerima laporan perawat tentang keadaan pasien dengan metode SBAR.".
12.
Melakukan verifkasi dengan memberi paraf pada kolom tandatangan yang
tersedia pada semua saran/advis dokter via telepon.
Memberikan penjelasan kepada pasien sebelum dilakukan_tindakan
invasive, (dengan materi edukasi tertulis) dan melakukan INFORM
CONSENT kepada pasien
Membuat asesmen pre operasi untuk pasien yang akan dioperasi.
|. Membuat penandaan lokasi operasi yang melibatkan pasien (pasien masih
sadar)
Membuat asesmen pre anastesi untuk pasien yang akan di anastesi
(melakukan visite pre anastesi) maksimal 24 jam dari pasien masuk rumah
sakit atau lebih dini/cepat sesuai kon¢
pasien atau kebijakan rumah sakit
sebelum masuk kamar operasi (bila bukan kasus cito).
‘Mengisi laporan operasi dengan lengkap.13.
14.
15.
16.
17.
10
Mengisi formulir transfer pasien dengan lengkap (intra dan ekstra Rumah
Sakit).
Melakukan evaluasi perkembangan pasien secara berkala dan dibuat notasi
pada CPPT oleh DPJP sesuai dengan kebutuhan pasion dan diveriikasi
harian oleh DPJP.
Menuliskan permintaan pemeriksaan diaognostik imajing dan laboratorium
klinis harus menyertakan indikasi klinis dan alasan pemeriksaan yang
rasional dan harus ditandatangani kecuali untuk kasus cito atau pelalayanan
khusus IGD dan Unit pelayanan intensif dapat ditulis olen dokter jaga
IGD/Rawat inap dengan diverifikasi oleh dokter DPJP dan di paraf.
Menulis semua permintaan pemeriksaan diaognostik imajing dan
laboratorium klinis di lokasi yang seragam di rekam medis pasien.
Mengisi ringkasan pasien pulang dengan lengkap saat pasien pulang (KRS).a
BABA
DOKUMENTASI
Dokumentasi yang dilakukan DPJP di Rekam Medis harus
mencantumkan nama dan parafftandatangan. Pendokumentasian tersebut
dilakukan antara lain di form assesmen awal medis, catatan perkembangan
pasien terintegrasi/CPPT, form asesmen pra anestesi/sedasi, instruksi pasca
bedah, form edukasi/informasi ke pasien dan sebagianya. Termasuk juga
pendokumentasian keputusan hasil pembahasan tim medis, hasil ronde bersama
multi kelompok staf medis/departemen dan sebagainya.
Dokumentasi lain yang terkait adalah Formulir Pemilihan DPJP oleh
pasien dan Formulir Permintaan konsultasi.
1. Formulir Pemilihan DPJP
2. Formulir permintaan konsultasi
3. Formulir daftar DPUP12
Lampiran
4, Formulir Pemilihan DPJP