Anda di halaman 1dari 2

FILSAFAT PANCASILA

Pendekatan Studi Pancasila Dari Sudut Pandang Filsafat


1. Aspek Ontologi
Dalam konteks ontologi, Pancasila "ada" dalam realitas/kenyataan, sebab "ada" nya
Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil, yang menjadi landasan sila-sila Pancasila itu "ada"
dalam realitas/kenyataan. Nilai-nilai Pancasila yang terdapat dalam adat istiadat, budaya, dan
religi,"ada” pada bangsa Indonesia sejak dahulu kala, dan masih tetap "ada" sampai sekarang.
2. Aspek Epistemologi
Dalam konteks epistemologis yang membahas metode yang digunakan dalam
menganalisis Pancasila sebagai sistem filsafat, Notonegoro menggunakan metode analitika
sintesa atau metode induksi (penyimpulan dari hal-ha1 khusus ke umum). Ketika para pendiri
negara menggali dan merumuskan Pancasila, dimulai dari pengamatan hal-hal khusus
terhadap nilai-nilai adat istiadat, budaya dan religi bangsa Indonesia. Dari pengamatan
khusus diperoleh nilai yang sama dan nilai itu dipakai sebagai dasar untuk menyusun dan
mempersiapkan rancangan dasar negara, sehingga jiwa/roh yang ada dalam Pancasila itu
sama untuk seluruh bangsa Indonesia. Dengan adanya metode ilmiah seperti ini menjadikan
Pancasila dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
3. Aspek Aksiologi
Dalam konteks aksiologis, Pancasila sebagai sistem filsafat mengandung nilai manfaat yaitu
untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang beraneka ragam suku bangsa ini, dan
mengandung nilai manfaat sebagai acuan moral bangsa Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan benegara. Pancacila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang
diangkat dari kehidupan bangsa Indonesia yang diyakini sebagai sesuatu ha1 yang baik, benar
dan indah.
4. Aspek Antropologi
Dalam konteks antropologis, membahas tentang hakikat manusia. Pancasila sebagai sistem
filsafat bertitik tolak pada hakekat kodrat rnanusia yang "monopluralis" yaitu terdiri dari
susunan kodrat monodualis jiwa dan raga; kedudukan kodrat monodualis makh]uk berdiri
sendiri dan makhluk Tuhan; sifat kodrat monodualis makhluk individu dan sosial. Manusia
(sebagai warga negara ) yang baik adalah manusia yang bisa menempatkan diri secara
individu maupun kelompok kebangsaan yang selalu diarahkan dalam keseimbangan dan
keselarasan yang harmonis untuk kebaikan bangsa dan negara.
Sebagai sistem filsafat, pancasila telah memenuhi persyaratan di antaranya sebagai berikut:
a. Sebagai satu kesatuan yang utuh, berarti kelima sila dari sila 1-5 merupakan satu kesatuan
yang tidak bisa dipisahkan. Memisahkan satu sila berarti menghilangkan arti Pancasila.
b. Bersifat konsisten dan koheren, berarti lima sila Pancasila itu urut-urutan sila 1-5 bersifat
runtut tidak kontradiktif, dan nilai yang lebih esensial didahulukan.
c. Ada hubungan antara bagian yang satu dengan bagian lain, berarti sila 1-5 ada hubungan
keterkaitan dan ketergantungan yang menjadi lima sila itu bulat dan utuh
d. Ada kerjasama, dalam ha1 ini yang dimaksudkan adalah pendukung Pancasila itu yang
melakukan kerjasama yaitu bangsa Indonesia sendiri.
e. Semua mengabdi pada satu tujuan yaitu tujuan bersama, maksudnya adalah semua
pendukung Pancasila (bangsa Indonesia) hams bekerjasama untuk tujuan bersama seperti
yang dimaksud dalam UUD 1945 yaitu kesejahteraan bersama.
Sumber:

Anda mungkin juga menyukai