Anda di halaman 1dari 4

1.

B, perfusi jaringan menurun karena kekurangan volume darah


2. C, memberikan infus guna mempesiapkan pemberian tranfusi atau cairan lainnya
3. C, pasien sudah masuk pada keadaan pre syok
4. C, pasien sudah meunjukan tanda-tanda syok
5. E, tidak ada kemajuan dalam pembukaan
6. C, infus oksi drip tidakhanya menyakiti ibu tetapi bisa membuat janin distress
7. B, terminasi persalinan dipilih karena terdapat pengeluaran darah yang yang tidak
diketahui sumbernya serta tidak ada kontraksi his dan pembukaan
8. B, mengurangi karbohidrat untuk menghindari berat badan bayi yang besar
9. D, tanda-tanda kea rah syok sudah ada, diantaranya fundus uteri tidak berkontraksi,
yang dapat menyebabkan terbukanya pembuluh darah
10. E, pemasangan infus dan rehidrasi bisa meningkatkan volume sekuncup atau stroke
volume sehinga kebituhan cardiac output terpenuhi
11. D, tekanan darah masih dalam batas normal, sementara oedema dan protein urin
ada
12. E, sudah terjadi pembukaan serta ada perdarahan, menunjukan reaksi tubuh untuk
mengeluarkan janin, serta kemungkian plasenta lepas sebagian atau seluruhnya dari
dinding Rahim
13. B, gunakan rumus hari +7, bulan -3, tahun +0 karena iawal tahun maka ditambah 0.
14. A, membersihkan jalan napas diharapkan dapat meningkatkan apgar karena saluran
napas terbuka
15. D, pasien mengalami dehidrasi
16. C, tercampurnya darah yang mengandung oksigen dan karbondioksidan melalui
defect yang ada diventrikel, menyebabkan anak hyposia
17. C, 9 bulan campak
18. D, atresia ani keadaan dimaan lobang anus tidak terbentuk yang menyebabkan
pasien tidak biasa BAB
19. A, Fototerapi atau terapi sinar, termasuk pilihan penanganan yang paling umum
digunakan untuk merawat bayi yang kuning akibat kadar bilirubin yang tinggi dalam
tubuh bayi baru lahir. Perawatan ini memanfaatkan sinar ultraviolet buatan untuk
mengurangi kadar bilirubin bayi.
20. C, Prinsip penanganan dalam kondisi gawat darurat adalah ABC
21. E, menyelimuti untuk mencegah kehilangan panas akibat suhu ruangan
22. C, tiak bisa bab dan distensi abdomen
23. B, penguatan koping pasien harus dilakukan untuk menemukan apa yang positif
pada pasien
24. B, muntah projektil dan sakit kepala merupakan tanda peningkatan tekanan intra
kranial
25. D, pemberian anti konvulsif akan mengurangi ketegangan pada otot pasien
26. B, jalan napas harus diutamakan
27. A, memar dan terluka merupakan bagian dari gangguan integritas kulit
28. E, 15 Juni 2020 - 25 Oktober 2018 = . 1 Tahun 7 Bulan 20 Hari
29. B, suhu diatas 38,5
30. B, Pengkajian nyeri meliputi
Cara Penilaian Nyeri Berdasar PQRST
P : Provokatif / Paliatif
Apa kira-kira Penyebab timbulnya rasa nyeri...? Apakah karena terkena ruda paksa /
benturan..? Akibat penyayatan..? dll.
Q : Qualitas / Quantitas
Seberapa berat keluhan nyeri terasa..?. Bagaimana rasanya..?. Seberapa sering
terjadinya..? Ex : Seperti tertusuk, tertekan / tertimpa benda berat, diris-iris, dll.
R : Region / Radiasi
Lokasi dimana keluhan nyeri tersebut dirasakan / ditemukan..? Apakah juga
menyebar ke daerah lain / area penyebarannya..?
S : Skala Seviritas
Skala kegawatan dapat dilihat menggunakan GCS (Glasgow's Coma Scale) ) untuk
gangguan kesadaran, skala nyeri / ukuran lain yang berkaitan dengan keluhan
T : Timing
Kapan keluhan nyeri tersebut mulai ditemukan / dirasakan..? Seberapa sering
keluhan nyeri tersebut dirasakan / terjadi...? Apakah terjadi secara mendadak atau
bertahap..? Acut atau Kronis..?
31. D, Beneficience (Berbuat Baik) prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yan
baik dengan begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan. Beneficience ini pun
berarti perawat melakukan sesuai dengan standar operasional prosedur.
32. A, Gangguan cairan dan elektrolit. Pasien berkali kali mencret dengan turgor jelek
33. B, GCS 8 merupakan indikasi untuk pemasangan ETT, akan tetapi pada kasus ini
seharusnya dilakukan suction terlebih dahulu supaya jalan napas terbuka tidak
terhalangi dengan cairan
34. C, pasien dengan kemugkinan trauma tulang dasar tengkorang harus dipindahkan oleh
4 orang dengan cara “log roll” (log= batang kayu, roll=menggelinding)
perumpamaannya seperti mengangkat batang kayu dimana badan dan kepala difiksasi
manual oleh orang yang dikepala supaya garis tulang belakang tetap.
35. C, merangkak mempercepat masuknya kepala bayi ke panggul dan atau memperbaiki
posisi bagi
36. B, Depresi postpartum atau postpartum depression adalah depresi yang terjadi
setelah melahirkan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan zat kimia di otak
dan dialami oleh 10% ibu yang melahirkan. Sementara Baby Blues merupakan
perubahan emosi (mood swing) yang umumnya menyebabkan sang ibu menangis
terus-menerus, cemas, hingga sulit tidur selama beberapa hari hingga 2 minggu
setelah bayi lahir. Sementara itu, postpartum depression merupakan kondisi yang
lebih parah dibandingkan dengan baby blues. Postpartum depression membuat
penderita merasa putus harapan, merasa tidak menjadi ibu yang baik, sampai tidak
mau mengurus anak. Postpartum depression bukan hanya dialami oleh ibu, tetapi juga
bisa dialami oleh ayah. Postpartum depression pada ayah paling sering terjadi 3-6
bulan setelah bayi lahir. Seorang ayah lebih rentan terkena postpartum depression
ketika istrinya juga menderita kondisi tersebut
37. B, pasien mengalami kehamilan yang kedua = G2, dan keguguran pada usia 7 bulan, =
P1, alasan mengapa bukan A1 adalah masa keguguran melewati masa yang termasuk
ada waktu abortus yaitu 20 minggu. Sehingga riwayat obstetricnya adalah G2P1A0
38. C, Suntikan oksitosin dengan dosis 10 unit diberikan secara intramuskuler (IM) pada
sepertiga bagian atas paha bagian luar (aspektus lateralis). Tujuan pemberian suntikan
oksitosin dapat menyebabkan uterus berkontraksi dengan kuat dan efektif sehingga
dapat membantu pelepasan plasenta dan mengurangi kehilangan darah
39. B, mengukur tekanan darah pasien akan dapat dengan mudah untuk menentukan
apakah pasien masuk ke syok atau belum
40. B, Berdasarkan isi permaianan :
Social affective play adalah hubungan interpersonal yang menyenangkan antara
anak dan oranglain, contoh : ciluk-ba, berbicara sambil tersenyum/tertawa, dll. Bayi
akan merespon misalnya dengan tersenyum, tertawa atau mengoceh.

Sense of pleasure play, Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan
rasa senang pada anak dan biasanya mengasikkan. Misalnya, menggunakan pasir
untuk dibuat gunug-gunungan atau benda apa saja yang dapat dibuat dari pasir. Ciri
khas permainan ini adalah anak akan semakin lama asik bersentuhan dengan alat
permainan ini dan sulit untuk dihentikan, Misalnya, memindahkan air kedalm botol

Skill play, Permainan ini akan meningkatkan ketrampilan anak terutama motorik
kasar dan halus, Misalnya bayi terampil memegangi benda, memindahkan benda
dari satu tempat ke tempat lain, dan terampil main sepeda. Ketrampilan tersebut
diperoleh melalui pengulangan

Games atau permainan, Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang
menggunakan perhitungan dan atau skor, Dapat dilakukan sendiri atau bersama
teman. Misalnya, ular tangga, puzzle,congklak, dll

Unoccupied behaviour, Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir,


tersenyum, tertawa, jinjit-jinjit, memainkan kursi atau meja atau apa saja yang
disekelilingnya. Sebenarnya anak tidak memainkan alat tertentu dan situasi atau
objek yang ada disekelilingnya yang digunakan sebagai alat permaianan

Dramatic Play, Anak bermain peran sebagai orang lain melalui permainannya.
Anak berceloteh dengan memakai baju orang dewasa seperti orangtua, guru dll
Apabila bermain dengan temannya akan terjadi percakapan tentang peran orang
yang mereka tiru. Permaian ini penting untuk proses identifikasi anak terhadap
peran tertentu
41. D,
a. BCG, Vaksinasi BCG harus diberikan pada bayi sebelum berusia 3 bulan. Jika usia
bayi sudah lebih dari 3 bulan, dianjurkan untuk terlebih dahulu dilakukan uji
tuberkulin. Vaksinasi BCG bisa diberikan jika uji tuberkulin menunjukkan hasil
negatif. Tempat penyuntikan vaksin BCG yang dianjurkan yakni pada lengan kanan
atas.
b. DTP, Vaksinasi DTP dianjurkan untuk diberikan sebanyak lima kali, masing-masing
pada usia: 2, 4, 6 – 18 bulan dan 4-6 tahun, atau 2 – 3 – 4 - 18 bulan dan SD kelas
1
c. Campak, Vaksinasi campak merupakan imunisasi dasar lengkap yang harus
diberikan saat bayi berusia 9 bulan. Vaksinasi diulang saat anak berusia 2 tahun
dan saat masuk sekolah SD. Cacar Air, Vaksinasi cacar air harus diberikan pada
anak-anak yang belum pernah menderita cacar air, yakni pada saat berusia 12 –
15 bulan.
d. Hepatitis B, Vaksinasi hepatitis B harus diberikan sebelum bayi berusia 6 bulan,
sebanyak 3 dosis: Dosis pertama: Diberikan saat bayi baru lahir. Tepatnya sebelum
bayi berusia 12 jam. Dosis kedua: Diberikan saat bayi berusia 1 – 2 bulan. Dosis
ketiga: Diberikan saat bayi berusia 6 – 12 bulan. Jika bayi mendapatkan vaksin
kombinasi yang mengandung hepatitis B, maka dapat diberikan 4 dosis. Selain itu,
bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis B, perlu mendapatkan vaksin hepatitis B
dosis pertama sebelum usianya 12 jam ditambah dengan imunoglobulin hepatitis
B pada saat bersamaan di bagian paha yang berbeda (dilakukan setelah mendapat
suntikan vitamin K1). Pemberian vaksin selanjutnya dapat diberikan sesuai jadwal.
Saat berusia 9-18 bulan, bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis B perlu diperiksa
antiHBs dan HbsAg. Hib, Vaksin Hib dianjurkan untuk diberikan saat bayi berusia
2, 4, 6 bulan dan diulang pada usia 12 – 15 bulan dengan dosis tergantung usia
bayi (3 atau 4 dosis).
e. Flu, Vaksinasi flu dapat diberikan setiap tahun saat anak berusia 6 bulan hingga 8
tahun dalam 2 dosis dasar/awal.
f. MMR, Vaksinasi MMR harus diberikan sebanyak 2 dosis pada anak-anak, yakni:
Dosis pertama saat anak berusia 12 – 15 bulan & Dosis kedua saat anak berusia 4-
6 tahun. Interval antara dosis pertama dengan dosis kedua berjarak setidaknya 28
hari. Sehingga dosis kedua dapat diberikan lebih cepat. Vaksinasi ini dapat
diberikan bersama dengan vaksinasi lain.
g. Pneumokokus, Saat bayi berusia 2, 4, 6, dan 12 - 15 bulan, harus mendapatkan
vaksinasi pneumokokus konjugasi secara rutin.
h. Polio, Anak-anak perlu mendapatkan 4 dosis vaksinasi polio dengan jadwal
pemberian dosis pertama saat lahir dan dilanjutkan saat berusia 2, 4, 6 bulan.
Kemudian, diulang saat berusia 18 bulan dan 4 – 6 tahun.
i. Rotavirus, Vaksinasi rotavirus terbagi menjadi 2 jenis yang diberikan sebanyak 2
atau 3 dosis, tergantung jenis vaksin yang digunakan. Vaksin dapat diberikan
dengan cara diminum (bukan disuntik) saat bayi berusia 2, 4 (dan 6 bulan jika
diberikan 3 dosis). Dapat diberikan bersama vaksin lain.

Anda mungkin juga menyukai