I
I PEDOMAN PELAYANAN RESIKO TINGGI
I
I
I
I
I
If)
I
I
I Oleh:
I PP
I )
I
I PEMERINTAHAN PROVINSI SUMATERA BARAT
I
I
I BABI
DEFINISI
I
A. PENGERTIAN
I Pelayanan yang memerlukan peralatan yang kompleks untuk pengobatan .~,J
daya, obat-obatan dan peralatan sesuai standar dan pedoman yang berlaku.
rumah sakit.
I
I. )
I
I
I
I
I
I 1
I
,
I
I
I BAB II
RUANG LINGKUP
I Kelornpok pasien yang beresiko atau pelayanan yang beresiko tinggi antara lain:
2. Pelayanan resusitasi
I 3. Pelayanan pasien dengan alat pengikat (restraint)
I
I
I
I
I )
I
I
I
I
I
I 2
I
BAB III
TATA LAKSANA
3
dari 10 detik) difokuskan pada Airway Breathing Circulation (ABC).
tubuh yang lain. Pasien dengan kekurangan oksigen dapat jatuh dengan
pemulihan fungsi jantung paru secara spontan. RIP dilakukan jika ada
restraint diunit dalarn rumah sakit. Pada urnumnya, jika pasien dapat
4
I
I
I melepaskan suatu alat yang dengan mudah, maka alat tersebut tidak
mengenai jenis restraint apa saja yang dapat diterapkan kepada pasien
I 5
I
I
I
I karena saya akan pergi jauh!" atau "Segala sesuatu akan lebih baik
tanpa saya". Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide
I untuk mengakhiri hidupnya namun tidak disertai ancaman dan
I racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat yang
tinggi.
I
I
I 6
I
l
I
I 5. Pelayanan pasien yang rentan, lanjut usia dengan ketergantungan
bantuan.
I Pada usia lanjut gejala klinik gangguan jiwa seringkali berbeda
I dengan penderita usia lebih muda. Perubahan yang terjadi pada lanjut
pada lanjut usia. Jadi menua sehat harus diikuti dengan lanjut usia
I yang aktif, senantiasa berperan serta pada aktifitas. social, budaya,
I psikologis ataupun psikiatrik pada lanjut usia. Saat ini disiplin ini
pada lanjut usia juga perlu dipertimbangkan. antara lain sering adanya
7
I
I
I (Weinberg, 1995; Gunadi, 1984). Oleh karena itu pasien lansia dan
cacat merupakan salah satu pasien yang beresiko tinggi yang perlu
I mendapat perhatian khusus. Oleh karena itu pasien lansia dan cacat
I merupakan salah satu pasien yang beresiko tinggi yang perlu mendapat
I perhatiam khusus.
I() secara fisik yang mencerminkan tindakan agresi dan penyerangan pada
I atau staf rumah sakit. Kekerasan fisik di rumah sakit dapat dialami
I oleh bayi baru lahir (neonatus) dan anak-anak, lansia, pasien koma dan
perempuan.
I ..
• )
Pasien
mengendalikan
dengan gangguan nwa terkadang tidak
lain. Bila tindakan isolasi tidak bermanfaat dan perilaku pasien tetap
I berbahava. herpotensi melukai diri sendiri atau orang lain maka
I
I 8
I
I'
I
, alternative lain adalah dengan melakukan pengekanganlpengikatan
fisik (restraint).
I
I
I
t
IC)
I
I
I
I
I f
)
I
I
I
I
I
I 9
I
BABIV
DOKUMENT ASI
( )
" - ~-.".
..
10
•
I
I
I BABV
PENUTUP
I Demikian Buku Panduan Pelayanan Pasien Resiko Tinggi ini disusun untuk dapat
I digunakan sebagai pedoman dan pegangan seluruh karyawan RS Jiwa Prof. HB. ,'
ini adalah langkah awal suatu proses yang panjang, sehingga mernerlukan
I dukungan dan kerja sarna dari berbagai pihak dalarn penerapannya untuk
I
I
I
I
I f
)
I
I
I
I
I
I 11