ALKOHOL (HANDRUB)
UNIT TERKAIT Semua unit dan bagian di RSU PKU Muhammadiyah Mojoagung
MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR MENGALIR
(HANDWASH)
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RSU PKU 1/2
003/PPI/X/2021 0
MUHAMMADIYAH
MOJOAGUNG
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
1 Oktober 2021
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, MMR
NBM. 130774091061590
Mencuci tangan bedah (surgical handwash) adalah suatu prosedur
membersihkan tangan di ruang operasi (IBS) menggunakan air mengalir
PENGERTIAN dan dengan sabun antiseptik (handwash) di lanjutkan dengan cuci tangan
menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol (handrub) untuk
mengurangi atau meminimalkan mikroorganisme di tangan.
RSU PKU
MUHAMMADIYAH
MOJOAGUNG
STANDAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PROSEDUR
003/PPI/X/2021 0 2/2
OPERASIONAL
7. Keringkan tangan sekering mungkin dengan handuk tangan sekali
pakai/tissue.
8. Taruh handuk tangan ke tempat yang disediakan / buang tissue ke
tempat sampah non medis.
9. Ambil hand rub secukupnya (5 cc) pada telapak tangan kiri.
10. Rendam ujung-ujung jari tangan kanan pada telapak tangan kiri
selama 5 detik.
11. Usapkan hand rub yang ada pada telapak tangan kiri ke semua
permukaan lengan tangan kanan mulai dari pergelangan tangan
kanan sampai siku.
PROSEDUR 12. Ambil hand rub secukupnya (5 cc) pada telapak tangan kanan.
13. Rendam ujung-ujung jari tangan kiri pada telapak tangan kanan
selama 5 detik.
14. Usapkan hand rub yang ada pada telapak tangan kanan ke semua
permukaan lengan tangan kiri mulai dari pergelangan tangan kiri
sampai siku.
15. Ambil hand rub lagi secukupnya (3-5 cc) pada telapak tangan kiri.
16. Lakukan langkah – langkah cuci tangan mulai dari langkah 1 sampai
langkah ke 5 dengan mengulang setiap langkah 4x Gerakan.
17. Tangan sudah bersih, jangan menyentuh area lain, posisikan kedua
tangan menekuk ke atas di depan dada.
UNIT TERKAIT Semua unit dan bagian di RSU PKU Muhammadiyah Mojoagung
MEMAKAI PELINDUNG KAKI/SEPATU BOOTS
Untuk melindungi diri terutama pakaian dan kulit pada saat melaksanakan
TUJUAN tindakan dari percikan darah atau cairan tubuh lainnya.
Untuk melindungi diri terutama pakaian dan kulit pada saat melaksanakan
TUJUAN tindakan dari percikan darah atau cairan tubuh lainnya
1. Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya, dan
lepaskan.
2. Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan
tangan yang masih memakai sarung tangan.
PROSEDUR 3. Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di
bawah sarung tangan yang belum dilepas dipergelangan tangan.
4. Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama.
5. Buang sarung tangan di tempat sampah medis.
6. Lakukan cuci tangan sesuai prosedur.
UNIT TERKAIT Seluruh bagian medis maupun non medis yang terkait
MELEPAS MASKER BEDAH
Untuk mencegah infeksi silang dari petugas ke pasien atau dari pasien ke
TUJUAN petugas.
UNIT TERKAIT Seluruh bagian medis maupun non medis yang terkait
MEMAKAI MASKER N95
UNIT TERKAIT Seluruh bagian medis maupun non medis yang terkait
MELEPAS MASKER N95
Untuk mencegah infeksi silang dari petugas ke pasien atau dari pasien ke
TUJUAN petugas.
UNIT TERKAIT Seluruh bagian medis maupun non medis yang terkait
MEMAKAI PENUTUP KEPALA
Untuk melindungi mata petugas dari percikan darah atau cairan tubuh
TUJUAN lain.
Untuk melindungi mata petugas dari percikan darah atau cairan tubuh
TUJUAN lain.
- Ruang Screening
- Ruang Isolasi Covid-19
UNIT TERKAIT - Laboratorium
- Radiologi
PELEPASAN APD LEVEL 3
- Ruang Screening
- Ruang Isolasi Covid-19
UNIT TERKAIT - Laboratorium
- Radiologi
RE-USE MASKER N 95
- IGD
UNIT TERKAIT
- Ruang Isolasi Covid-19
RE - USE FACE SHIELD
1. Persiapan Alat
a. Alat Pelindung Diri ( sarung tangan dan masker bedah)
b. Larutan Disinfektan Clorine 0,5 % 25 ml : 5 liter air
c. Larutan deterjen
d. Kantong plastik/bak kontainer
e. Lap bersih/tissue
2. Pelaksanaan
a. Lakukan kebersihan tangan.
b. Gunakan APD (sarung tangan dan masker bedah).
c. Siapkan alat dan bahan.
PROSEDUR d. Usap secara merata bagian luar face shield dengan menggunakan
kain lap bersih yang sudah dicelupkan ke cairan larutan
disinfektan.
e. Usap secara merata bagian dalam face shield dengan
menggunakan kain lap bersih yang sudah dicelupkan ke cairan
larutan deterjen.
f. Keringkan dengan lap bersih kering/tissue.
g. Masukkan face shield ke dalam kantung plastik/bak kontainer
dan tutup rapat.
h. Lepas APD dan buang ke tempat sampah infeksius.
i. Lakukan kebersihan tangan.
1. Penunjang Medis
Unit Terkait 2. Unit Rawat Inap
3. Unit Rawat Jalan
4. IGD
RE - USE KACAMATA/GOGGLE
1. Persiapan Alat
a. Alat Pelindung Diri ( sarung tangan dan masker bedah)
b. Larutan deterjen
c. Larutan Disinfektan Clorine 0,5 % 25 ml : 5 liter air
d. Bak kontainer
e. Kantong plastik
f. Lap bersih/tissue
2. Pelaksanaan
a. Lakukan kebersihan tangan.
PROSEDUR b. Gunakan APD (sarung tangan dan masker bedah).
c. Siapkan alat dan bahan.
d. Rendam kacamata/Goggle dalam larutan disinfektan selama 15
menit di bak kontainer.
e. Cuci kacamata/Goggle dengan deterjen.
f. Bilas kacamata/Goggle dengan air bersih mengalir.
g. Keringkan dengan lap bersih kering/tissue.
h. Masukkan kacamata/Goggle tersebut ke dalam kantung plastik
dan tutup rapat.
i. Lepas APD dan buang ke tempat sampah infeksius.
j. Lakukan kebersihan tangan.
1. Penunjang Medis
Unit Terkait 2. Unit Rawat Inap
3. Unit Rawat Jalan
4. IGD
RE - USE SEPATU BOOTS
1. Persiapan Alat
a. Bahan Disinfektan Clorine 0,5 % 25 ml : 5 liter air
b. Larutan deterjen
c. Alat Pelindung Diri ( sarung tangan biasa dan masker bedah).
d. Timba dan tutup
e. Lap bersih
2. Pelaksanaan
1. Lakukan kebersihan tangan.
2. Gunakan APD (sarung tangan dan masker bedah).
PROSEDUR 3. Siapkan alat dan bahan.
4. Rendam sepatu boots dalam larutan disinfektan selama 15 menit
di timba dan ditutup.
5. Cuci sepatu boots dengan deterjen.
6. Bilas sepatu boots dengan air bersih mengalir.
7. Keringkan dengan lap bersih kering
8. Simpan sepatu boots ke tempat APD bersih.
9. Lepas APD dan buang ke tempat sampah infeksius.
10. Lakukan kebersihan tangan.
1. Penunjang Medis
Unit Terkait 2. Unit Rawat Inap
3. Unit Rawat Jalan
4. IGD
KEWASPADAAN ISOLASI
A. Penempatan Pasien
Tempatkan pada ruang tersendiri atau bersama dengan pasien lain
dengan infeksi aktif organisme yang sama dan tidak ada infeksi lain.
Tempatkan dengan jarak > 1 meter antar tempat tidur pasien.
Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain.
B. Penggunaan APD Petugas
1. Sarung tangan dan cuci tangan
Gunakan sarung tangan bersih (non steril) saat memasuki ruangan.
Selama merawat pasien, ganti sarung tangan setelah kontak dengan
bahan infeksius yang mungkin mengandung mikroorganisme
PROSEDUR dengan konsentrasi tinggi (feses dan drainase luka). Lepas sarung
tangan sebelum meninggalkan ruangan pasien, buang di tempat
sampah infeksius dan cuci tangan segera dengan sabun antiseptik
dan air mengalir.
2. Gaun pelindung/skort
Gunakan gaun pelindung/skort yang bersih (non steril) bila
diduga terjadi kontak yang cukup rapat dengan pasien, dan gaun
pelindung/skort harus dilepas sebelum meninggalkan ruangan.
Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien
lain.
KEWASPADAAN TERHADAP PENULARAN
MELALUI KONTAK
RSU PKU
MUHAMMADIYAH
MOJOAGUNG
STANDAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PROSEDUR
028/PPI/X/2021 0 2/2
OPERASIONAL
3. Apron
Gunakan apron bila gaun pelindung/skort permeable, untuk
mengurangi penetrasi cairan, tidak dipakai sendiri.
C. Peralatan Perawatan Pasien
Jika memungkinkan gunakan peralatan hanya untuk satu pasien (atau
pasien terinfeksi dengan kuman perlu kewaspadaan) untuk
PROSEDUR
menghindari penggunaan bersama. Jika penggunaan alat secara
bersama tidak dapat dihindari maka pembersihan dan desinfeksi
secara adekuat harus dilakukan sebelum digunakan kepada pasien
lain.
D. Transportasi Pasien
Batasi pergerakan dan pemindahan pasien dari ruangan hanya untuk
tujuan yang penting saja. Jika memungkinkan, pasien dapat
menggunakan baju khusus.
a. Penempatan Pasien
Tempatkan pada ruang tersendiri atau bersama dengan pasien lain
dengan infeksi aktif organisme yang sama dan tidak ada infeksi lain.
Bila tidak ada kamar tersendiri, tempatkan dalam ruangan secara
kohort, dan bila ruang untuk kohort tidak memungkinkan, buatlah
jarak pemisah > 1 meter antara tempat tidur pasien terinfeksi dengan
pasien lain dan pengunjung.
Pertahankan pintu terbuka, tidak perlu penanganan khusus terhadap
udara dan ventilasi.
b. Penggunaan APD Petugas
PROSEDUR Masker : Pakai masker N95 bila berada / bekerja dengan jarak
kurang dari 1 meter dari pasien.
c. Transportasi Pasien
Batasi pemindahan atau pengangkutan pasien hanya untuk hal - hal
yang penting saja. Bila pemindahan atau pengangkutan pasien
memang diperlukan, pasien diberi masker bedah dan terapkan
hygiene respirasi serta etika batuk.
d. Peralatan untuk Perawatan Pasien
Tidak perlu penanganan udara secara khusus karena mikroba tidak
bergerak jarak jauh.
A. Penempatan Pasien
Tempatkan pasien pada tempat yang :
1. Ruangan bertekanan negatif yang terpantau
2. Aliran udara 6 -12 x/jam
3. Pembuangan udara keluar yang memadai, atau bila tidak terpasang
pada ruang isolasi, gunakan filter udara tingkat tinggi termonitor
sebelum udara beredar ke seluruh rumah sakit. Jaga pintu tetap
tertutup dan pasien tetap dalam ruangan. Bila tidak ada tempat
tersendiri, tempatkan pasien dalam ruangan dengan pasien lain yang
PROSEDUR
terinfeksi mikroorganisme yang sama tetapi tidak ada infeksi lain
(kohorting) dengan jarak > 1 meter
B. Penggunaan APD Petugas
1. Gunakan masker N 95 saat masuk ruang pasien atau suspek TB
2. Larang orang yang rentan untuk masuk ruang pasien
3. Gunakan masker, sarung tangan, gaun, kaca mata bila melakukan
tindakan dengan kemungkinan timbul aerosol
KEWASPADAAN TERHADAP PENULARAN MELALUI UDARA
( AIRBORNE )
RSU PKU
MUHAMMADIYAH
MOJOAGUNG
STANDAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PROSEDUR
030/PPI/X/2021 0 2/2
OPERASIONAL
C. Transportasi Pasien
Batasi pemindahan atau pengangkutan pasien hanya untuk hal-hal
PROSEDUR yang penting saja. Bila pemindahan atau pengangkutan pasien
memang diperlukan, hindari penyebaran droplet nukleus dengan
memberi pasien masker bedah.
1. Isi setiap list pasien yang terpasang catheter vena central dengan
lembar data surveilans pemakaian alat invasive catheter vena central.
2. Isi lembar surveilans tersebut sesuai dengan petunjuk yang tercantum
pada format.
PROSEDUR
3. Lakukan observasi setiap hari untuk mengetahui secara pasti hari
keberapa pasien mengalami infeksi akibat pemasangan catheter vena
central dan berapa lama tiap pasien terpasang vena central.
SURVEILANS INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER ( IADP )
RSU PKU
MUHAMMADIYAH
MOJOAGUNG
STANDAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PROSEDUR
031/PPI/X/2021 0 2/2
OPERASIONAL
4. Segera hubungi IPCN bila ditemukan kriteria Infeksi Aliran Darah
Primer ( IADP )
5. Hitung rate kejadian IADP dengan formula penghitungan :
Jumlah kejadian IADP X 1000
Jumlah hari pemasangan catheter vena central
6. Hitung prosentase kejadian IADP dengan formula penghitungan :
PROSEDUR Jumlah kejadian IADP X 100
Jumlah pemasangan catheter vena central
1. Isi setiap list pasien yang terpasang catheter saluran kencing dengan
lembar data surveilans pemakaian alat invasive catheter saluran
kencing.
2. Isi lembar surveilans tersebut sesuai dengan petunjuk yang tercantum
pada format.
3. Lakukan observasi setiap hari untuk mengetahui secara pasti hari
PROSEDUR
keberapa pasien mengalami infeksi akibat pemasangan catheter
saluran kencing dan berapa lama tiap pasien terpasang catheter
saluran kencing.
4. Segera hubungi IPCN bila ditemukan kriteria Infeksi Saluran Kencing
( ISK ).
SURVEILANS INFEKSI SALURAN KENCING
( ISK )
RSU PKU
MUHAMMADIYAH
MOJOAGUNG
STANDAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PROSEDUR
033/PPI/X/2021 0 2/2
OPERASIONAL
5. Hitung Rate kejadian ISK dengan Formula penghitungan :
Jumlah Kejadian ISK X 1000
Jumlah hari pemasangan catheter urin
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 1 Oktober 2021
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, MMR
NBM. 130774091061590
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencegah infeksi saluran
kemih yang berhubungan dengan penggunaan kateter urine. Infeksi
PENGERTIAN saluran Kemih merupakan infeksi yang terjadi pada saluran kemih akibat
pemasangan kateter urine menetap setelah 2 x 24 jam pemasangan.
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 1 Oktober 2021
dr. Erika Widayanti Lestari, MMR
NBM. 130774091061590
Surveilans VAP adalah data – data yang berhubungan dengan faktor risiko
( misalnya jenis alat, pengesetan alat dan proses pemasangan alat) dan
data – data yang diperlukan untuk diagnosis ( misalnya keadaan klinis
pasien dan hasil – hasil laboratorium).
PENGERTIAN
VAP adalah nosokomial pneumonia yang terjadi setelah 48 jam pada
pasien yang terpasang ventilasi mekanik baik melalui pipa endotrachea
/tracheostomi.
1. Isi setiap list pasien yang terpasang catheter vena perifer dengan
lembar data surveilans pemakaian alat invasive catheter vena perifer.
2. Isi lembar surveilans tersebut sesuai dengan petunjuk yang tercantum
pada format.
PROSEDUR
Lakukan observasi setiap hari untuk mengetahui secara pasti hari
keberapa pasien mengalami infeksi akibat pemasangan catheter vena
perifer dan berapa lama tiap pasien terpasang vena perifer.
SURVEILANS INFEKSI JARUM INFUS
( PLEBITIS )
RSU PKU
MUHAMMADIYAH
MOJOAGUNG
STANDAR
PROSEDUR No. Dokumen No. Revisi Halaman
OPERASIONAL 039/PPI/X/2021 0 2/2
Buat Laporan
Investigasi lapangan
Tim PPI
1. Pasien baru yang masuk dikaji adanya kasus tidak menular, menular
dan resiko tinggi oleh dokter.
2. Dokter membuat diagnosa medis pasien tersebut.
3. Untuk pasien yang dirawat inap di ruang kelas II, III dengan kasus
menular di rawat bersama dengan pasien dengan kasus tidak menular,
dengan teknik kewaspadaan standar :
a. Cuci tangan 6 langkah sesuai standar WHO
b. Penggunaan alat pelindung diri sesuai dengan tindakan yang
dilakukan
c. Penanganan peralatan pasien
d. Penanganan linen
e. Penanganan benda tajam
4. Penempatan pasien yang mempunyai resiko tinggi :
PROSEDUR
a. Untuk pasien menular bisa di rawat di kamar kelas I dengan
ruangan yang dikondisikan seperti ruang Isolasi, termasuk
menerapkan kewaspadaan Isolasi
b. Untuk pasien dengan resiko tinggi seperti TB dengan hemoptoe /
hasil BTA positif dan dypteri dipisahkan dengan pasien tidak
menular dan menular ( dapat dirawat dengan pasien TB hemoptoe
atau dypteri yang lain dengan teknik kewaspadaan berdasarkan
transmisi ( Transmisi melalui udara ) yaitu :
1) Kamar tersendiri bila memungkinkan
2) Atur ruangan bertekanan negatif
3) Jika tidak memungkinkan rawat pasien dengan penyakit sama
tetapi tidak dengan infeksi yang lain (kohort)
PENGELOLAAN PASIEN MENULAR DENGAN PASIEN
BERESIKO TINGGI (HIGHLY INFECTION)
RSU PKU
MUHAMMADIYAH
MOJOAGUNG
STANDAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PROSEDUR
043/PPI/X/2021 0 2/2
OPERASIONAL
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 1 Oktober 2021
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, MMR
NBM. 130774091061590
Suatu cara / strategi menerima pasien penyakit menular atau masih
PENGERTIAN diduga penyakit menular mulai dari awal masuk di Rumah Sakit sampai
pasien di rawat di ruang perawatan.
1. Pasien datang melalui poli umum, datang sendiri, pasien rujukan dari
fasilitas kesehatan lain.
2. Pasien diterima dan ditempatkan sesuai triage.
3. Keluarga dipersilakan untuk mendaftar di ruang pendaftaran pasien
4. Jaga privacy pasien selama pemeriksaan.
5. Pasien dikaji adanya kasus menular, tidak menular dan yang beresiko
tinggi.
6. Dokter membuat diagnosa medis pasien tersebut.
7. Apabila pasien terduga penyakit menular atau menular maka petugas
PROSEDUR
segera menggunakan APD yang sesuai.
8. Gunakan pasien masker apabila terduga infeksi airbone.
9. Berikan tindakan sesuai prosedur.
10. Apabila mau memindahkan pasien, beri informasi petugas di ruang
area yang dituju untuk mempersiapkan kewaspadaan sesuai yang
dibutuhkan.
11. Bantu pasien untuk pindah ke ruang perawatan.
12. Selama dalam proses trasportasi pasien, pasien dan petugas tetap
menggunakan masker / APD yang dibutuhkan.
RSU PKU
MUHAMMADIYAH
MOJOAGUNG
ALUR PASIEN PENYAKIT MENULAR
STANDAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PROSEDUR
044/PPI/X/2021 0 2/2
OPERASIONAL
13. Beritahu pasien dan bantu pasien untuk pindah ke bed yang telah
disiapkan.
14. Beritahu keluarga pasien untuk menjaga kebersihan tangan dan
menjalankan kewaspadaan Isolasi.
15. Bersihkan brankart setelah untuk memindahkan pasien dengan
alkohol 70% atau clorin 0,5 %.
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 1 Oktober 2021
Upaya Pencegahan & Pengendalian Infeksi yang dilaksanakan oleh Komite PPIRS
KEBIJAKAN berdasarkan SK Direktur Tentang Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
RSU PKU Muhammadiyah Mojoagung.
RSU PKU
MUHAMMADIYAH TRANSPORTASI PASIEN PENYAKIT MENULAR
MOJOAGUNG KELUAR RUMAH SAKIT
Upaya Pencegahan & Pengendalian Infeksi yang dilaksanakan oleh Komite PPIRS
KEBIJAKAN berdasarkan SK Direktur Tentang Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
RSU PKU Muhammadiyah Mojoagung.
Suatu ruangan isolasi dimana udara di dalam ruang isolasi lebih rendah dibandingkan
udara luar, sehingga tidak akan ada udara yang keluar dari ruang isolasi sehingga
PENGERTIAN udara luar tidak terkontaminasi oleh udara dari ruang isolasi.
Upaya Pencegahan & Pengendalian Infeksi yang dilaksanakan oleh Komite PPIRS
KEBIJAKAN berdasarkan SK Direktur Tentang Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
RSU PKU Muhammadiyah Mojoagung.
1. Letakkan ruang isolasi di ujung atau yang jauh dari pengunjung / staf.
2. Letakkan pasien di dalam 1 ruangan.
3. Atur ruangan bertekanan negatif dengan cara :
a. Jangan gunakan AC central.
b. Gunakan system HEPA / Exhause fan untuk system pembuangan
udara ke luar
c. Jaga ruangan di dalam lebih rendah bila dibandingkan udara di
PROSEDUR
luar sirkulasi efisiensi
d. Terjadi pergantian udara 6 - 12 kali perjam
4. Jika tidak tersedia ruangan bertekanan negatif dengan
penyaringan partikulasi efisiensi tinggi, maka :
a. Buat ruangan pasien bertekanan negatif dengan memasang
pendingin ruangan / kipas angin di jendela (agar aliran udara
keluar gedung melalui jendela )
b. Jendela harus membuka keluar & tidak mengarah ke daerah
publik
c. Untuk uji tekanan negatif : menempatkan sedikit bedak tabur di
bawah pintu dan amati apakah terhisap ke dalam ruangan
RSU PKU
MUHAMMADIYAH
MOJOAGUNG
STANDAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
PROSEDUR 048/PPI/X/2021 0 2/2
OPERASIONAL
9. Buang air kotor bekas membersihkan ke saluran pembuangan dan
masukan kain pel yang telah digunakan untuk mengepel ke dalam
kantong plastik kuning untuk dilakukan dekontaminasi
10. Desinfeksi ember dengan cairan desinfeksi yang baru atau bilas
dengan air panas sebelum mengisi air kembali
PROSEDUR 11. Rendam kain pel di dalam air yang mengandung larutan desinfektan
(clorine 0,5% (1: 9)
12. Bilas dengan detergen dan air panas
13. Kantong linen harus diikat kuat sebelum dikirim ke loundry dan
pisahkan dengan linen kotor lainnya.
14. Gunakan ruang isolasi untuk pasien berikutnya jika sudah dibersihkan
secara tepat.
LUMBAL PUNGSI
TUJUAN Untuk mencegah terjadinya infeksi pada pasien di Rumah Sakit sebagai
akibat dari pemakaian alat single use.
Mengatur penggunaan alat single use yang akan digunakan kembali dengan
TUJUAN tetap memperhatikan keamanan pasien.
1. Alat single use yang akan digunakan kembali harus di nilai oleh user
(operator), apakah masih memenuhi syarat, tidak berubah bentuk,
tidak berubah warna, tidak cacat dan mudah di gunakan kembali.
2. Proses dekontaminasi, pembersihan, pengemasan, pelabelan sesuai
SPO yang berlaku.
3. Dalam kemasan harus dicantumkan catatan penggunaan alat yang
PROSEDUR berisi : kode, nama alat, nama penilai, tanggal sterilisasi,
penggunaan, nama dan tanda tangan petugas yang melakukan
sterilisasi.
4. Alat single use – re use harus disimpan dalam tempat tersendiri dan
dilakukan pencatatan untuk evaluasi.
RSU PKU
MUHAMMADIYAH
MOJOAGUNG
1 Pen Couter OK 3X
Pemberian cairan, elektrolit, nutrisi, darah atau produk darah dan obat-
PENGERTIAN obatan melalui jalur vena.
A. Persiapan Pasien
1. Jelaskan pengertian terapi cairan intra vena
2. Jelaskan tujuan pemberian terapi cairan intra vena
3. Jelaskan berapa lama infuse atau IV kateter akan dipasang
4. Jelaskan jumlah dan tipe cairan infus yang diperlukan
5. Jelaskan bahwa mungkin pasien akan merasakan rasa sakit saat
insersi dan rasa sakit ini akan berkurang setelah kateter/jarum
PROSEDUR masuk ke dalam pembuluh darah vena
6. Dukung pasien/keluarga untuk bertanya dan berikan umpan balik
B. Persiapan Alat
1. Periksa ukuran, tipe cairan intra vena dan waktu kadaluwarsa
2. Pastikan keutuhan wadah cairan (intact)
3. Untuk wadah gelas, periksa apakah ada retak/pecah
4. Untuk wadah plastic, periksa apakah robek atau ada kebocoran
C. Persiapan Cairan
Pastikan label pada wadah tercantum :
1. ID Pasien (Nama dahn No. Rekam Medis) → Stiker ID Pasien
2. Tanggal dan waktu cairan infuse dipasang
3. Nama perawat
D. Memasang Infus Set
1. Pilih infus set yang tepat, makro atau mikro
2. Pastikan infus set, tipe wadah dan tipe cairan yang tepat untuk
pasien
MANAJEMEN TERAPI CAIRAN INTRA VENA PERIFER
RSU PKU
MUHAMMADIYAH
MOJOAGUNG
STANDAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
PROSEDUR 053/PPI/X/2021 0 2/4
OPERASIONAL
3. Pastikan tidak ada retak, lubang atau tidak adanya klem
4. Pegang wadah cairan lebih tinggi dari drip chamber
5. Tekan drip chamber sehingga terisi 1/3
6. Buka clamp dan buang udara dari selang infus set
7. Tutup klem dan siap disambung sesudah kanulasi vena berhasil
E. Pemilihan Kateter
1. Hindari penggunaan jarum baja untuk pemberian cairan dan obat-
obatan, dapat menyebabkan nekrosis jaringan jika terjadi
ekstravasasi
2. Pilih kateter berdasarkan tujuan pemberian cairan, lama
penggunaan, adanya infeksi atau komplikasi dan pengalaman
pemasangan
3. Lepaskan kateter vena perifer bila pasien memiliki gejala dan tanda
PROSEDUR plebitis atau kateter tidak berfungsi baik
4. Pada orang dewasa pemasangan kateter di ekstremitas atas,
pindahkan segera apabila kateter terpasang pada ekstremitas bawah
5. Pada pediatrik pemasangan kateter dilakukan di ekstremitas atas
atau di bagian kepala untuk neonatus/bayi
F. Pemilihan Tempat Insersi
1. Pilih bagian vena yang paling lurus
2. Pilih vena yang kokoh, bulat dalam penampakan atau perabaan
3. Hindari area persendian
4. Jika bukan keadaan gawat darurat, hindari akses intra vena pada
area yang lebih distal
G. Pemilihan Vena
1. Dorsal digital vein
2. Metacarpal veins
3. Cephalic vein
4. Basilic vein
5. Median antebrachial vein
6. Median cephalic
7. Median basilic veins
H. Melakukan Kanulasi Vena
1. Perkenalkan diri dan jelaskan prosedur kepada pasien
2. Pasang tourniquet pada lengan atas dengan ketegangan yang cukup,
jangan diputar
MANAJEMEN TERAPI CAIRAN INTRA VENA PERIFER
RSU PKU
MUHAMMADIYAH
MOJOAGUNG
STANDAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
PROSEDUR 053/PPI/X/2021 0 3/4
OPERASIONAL
3. Pilih vena :
- Palpasi dengan jari manis (jangan jempol)
- Yang teraba seperti pipa elastis yang terisi penuh
- Jauhi dari daerah yang berdenyut
I. Mempersiapkan Tempat Insersi
1. Cuci tangan sesuai prosedur
2. Pakai sarung tangan
3. Bersihkan tempat yang dipilih dengan alkohol swab dengan
gerakan melingkar, dimulai dari tempat insersi dan keluar sejauh 2
inchi
4. Jangan melakukan palpasi di tempat insersi setelah kulit
dibersihkan dengan antiseptik/alkokol swab
J. Insersi
1. Untuk melakukan kanulasi vena :
PROSEDUR - Pegang kateter dengan tangan dominan
- Tarik kulit dengan tangan non dominan, di bawah tempat
insersi
- Dengan ujung jarum mengarah ke atas, masukkan ke kulit
dengan sudut 30-45 derajat dari vena
- Gunakan gerakan cepat, pendek dan menusuk
- Begitu memasuki kulit, kurangi sudut kateter sampai mendekati
pararel dengan kulit
2. Masukkan kateter lebih jauh ke dalam vena sampai darah (aliran
balik) terlihat di chamber
3. Jika gagal, jangan memindahkan kateter :
- Tarik mundur perlahan sambil memperhatikan aliran balik
(flashback)
- Jika tidak masuk ke dalam vena, lakukan sekali lagi
- Jika gagal, lepaskan tourniquet, tempatkan kassa di atas tempat
insersi, pindahkan kateter, plester kassa dan coba di lengan lain
K. Label Kanulasi Vena
1. Waktu insersi kateter vena perifer
2. Jenis kateter vena yang digunakan
3. Nama inisial perawat
RSU PKU
MUHAMMADIYAH
MOJOAGUNG
STANDAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
PROSEDUR 053/PPI/X/2021 0 4/4
OPERASIONAL
L. Pendokumentasi
1. Dokumentasi inisiasi intra vena :
- Ukuran dan tipe alat
- Nama petugas yang melakukan insersi
- Tanggal dan waktu
- Tempat intra vena
- Tipe cairan
- Tambahan (obat lain)
- Kecepatan tetesan
- Komplikasi, respon pasien
- Edukasi/pendidikan pasien
2. Dokumentasi penghentian intra vena :
PROSEDUR - Waktu dan tanggal
- Alasan penghentian terapi
- Penilaian tempat kanulasi vena sebelum dan sesudah peralatan
akses ke vena dilepaskan
- Reaksi pasien, komplikasi
- Tindakan lanjutan
ETIKA BATUK
Suatu tata cara batuk yang baik dan benar dengan cara menutup hidung dan mulut
PENGERTIAN dengan tissue,sapu tangan atau lengan baju agar bakteri dan kuman tidak menyebar ke
udara dan tidak menular ke orang lain.
Upaya Pencegahan & Pengendalian Infeksi yang dilaksanakan oleh Komite PPIRS
berdasarkan SK Direktur Tentang Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
KEBIJAKAN RSU PKU Muhammadiyah Mojoagung.
1. Sedikit berpaling dari orang yang ada di sekitar anda dan tutup hidung
dan mulut anda dengan menggunakan tissue, sapu tangan atau lengan
baju dalam anda setiap kali anda merasakan dorongan untuk batuk atau
PROSEDUR bersin.
2. Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah.
3. Tinggalkan ruangan/tempat anda berada dengan sopan dan mengambil
kesempatan untuk cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau
menggunakan cairan antiseptik berbasis alcohol (handrub).
4. Gunakan masker (bila batuk dan flu berat).
A. Prosedur dekontaminasi
1. Lakukan kebersihan tangan
2. Pakai APD : sarung tangan, apron, masker, kaca mata
3. Bersihkan alat medis segera setelah dipakai dengan merendam
menggunakan enzimatik, sikat bila perlu, kemudian cuci dengan
air bersih
4. Buka APD : sarung tangan, apron, masker, kaca mata
5. Lakukan kebersihan tangan
PROSEDUR B. Prosedur dekontaminasi permukaan yang tercemar darah atau cairan
tubuh pasien.
1. Lakukan kebersihan tangan
2. Pakai APD : sarung tangan,apron,masker,kaca mata
3. Serap darah/cairan tubuh sebanyak-banyaknya dengan kertas/tisu
4. Buang kertas/tisupenyerap ke dalam kantong sampah
Infeksius
5. Bersihkan daerah bekas tumpahan dengan larutan desinfektan dan
bilas dengan larutan detergen
6. Buka APD : sarung tangan, apron, masker, kaca mata
7. Lakukan kebersihan tangan
RSU PKU
MUHAMMADIYAH
MOJOAGUNG
STANDAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
PROSEDUR 059/PPI/X/2021 0 2/2
OPERASIONAL
13. Bersihkan dan desinfeksi permukaan meja, lampu, dinding
dan lantai setelah selesai tindakan operasi pasien dan
sebelum pasien berikutnya.
14. Segera bersihkan dan dekontaminasi tumpahan darah dan
PROSEDUR cairan tubuh.
15. Lepas APD : sarung tangan, apron dan masker.
16. Lakukan kebersihan tangan.
Menjamin aliran udara di dalam ruangan dengan baik dan memutus mata
TUJUAN rantai penularan infeksi dari lingkungan sekitar pasien ke pada
pasien,petugas kesehatan dan pengunjung.
DESINFEKSI
RSU PKU
MUHAMMADIYAH
MOJOAGUNG
STANDAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
PROSEDUR 062/PPI/X/2021 0 2/2
OPERASIONAL
3. Ganti dengan kasa baru untuk tiap desinfektan, diperlukan
sedikitnya dua kali olesan.
4. Setelah daerah yang didesinfeksi kering, mulai lakukan penutupan
dengan kain steril.
TUJUAN Semua kegiatan PPI dapat dicatat dan dilaporkan ke unit terkait sehingga
dapat menurunkan angka risiko infeksi RS.
Pencatatan dan monitoring pelayanan PPI dilakukan oleh anggota tim PPI,
PROSEDUR IPCN dan IPCLN dengan menggunakan format surveilans dan format
PENCATATAN monitoring pelayanan PPI.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat Jalan, Laboratorium, K3RS, Kesling dan CSSD
RSU PKU
MUHAMMADIYAH RE - USE BOTOL HAND RUB
MOJOAGUNG
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 1 Oktober 2021
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, MMR
NBM. 130774091061590
Suatu pemakaian ulang botol hand rub untuk mengisi cairan antiseptik
PENGERTIAN
berbasis alkohol.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat Jalan, Laboratorium, K3RS, Kesling dan CSSD
ALUR DEKONTAMINASI PERALATAN PERAWATAN PASIEN
Pembersihan
(cuci bersih dan tiriskan)
Direbus Kimiawi
Bersihkan
dengan air steril
RSU PKU
MUHAMMADIYAH
RSU PKU PELEPASAN APD LEVEL 3
MOJOAGUNG
MUHAMMADIYAH PEMAKAIAN APD LEVEL 3
MOJOAGUNG
- Ruang Screening
UNIT TERKAIT - Ruang Isolasi Covid-19
- Laboratorium
- Radiologi
RSU PKU RE-USE MASKER N 95
MUHAMMADIYAH
MOJOAGUNG
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 1 Oktober 2021
OPERASIONAL
dr. Erika Widayanti Lestari, MMR
NBM. 130774091061590
Melakukan proses desinfeksi pada masker N 95 dengan menggunakan sinar
PENGERTIAN ultraviolet selama 30 menit, untuk digunakan Kembali.
- IGD
UNIT TERKAIT - Ruang Isolasi Covid-19
RSU PKU
MUHAMMADIYAH DEKONTAMINASI ALAT PELINDUNG DIRI ( APD )
MOJOAGUNG RE - USE : FACE SHIELD, GOGGLE ( KACAMATA ) DAN
SEPATU BOOTS
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
1 Oktober 2021
OPERASIONAL
2. Pelaksanaan
a. Lakukan kebersihan tangan
b. Gunakan APD
c. Siapkan alat dan bahan
d. Usap secara merata dengan cairan desinfektan pada Face Shield
dengan menggunakan kain lap
e. Goggle ( kacamata ) dicuci dengan detergent / sabun
f. Sepatu boots direndam larutan disinfektan selama 15 menit kemudian
dibilas dengan air bersih
g. Keringkan dengan tissue/kain bersih kering
h. Masukkan APD Re – Use tersebut ke dalam kantung plastik / kontainer
RSU PKU
MUHAMMADIYAH
MOJOAGUNG
DEKONTAMINASI ALAT PELINDUNG DIRI ( APD )
RE - USE : FACE SHIELD, GOGGLE ( KACAMATA ) DAN
SEPATU BOOTS
1. Penunjang Medis
2. Unit Rawat Inap
UNIT TERKAIT 3. Unit Rawat Jalan
4. IGD