Anda di halaman 1dari 23

Metode Statistika

 Metode Statistika adalah prosedur-prosedur atau


cara-cara penyajian dan penafsiran data.
 Penyajian data meliputi : pengumpulan,
pengorganisasian, peringkasan dan penyajian
data (data collection, organization,
summarization, presentation)
 Penafsiran data meliputi : pendugaan, pengujian
dugaan dan penarikan kesimpulan (generalisasi).
Lingkup Metoda Analisis Statistik
Menurut KELENGKAPAN OBYEK:

1.Analisis Deskriptif:
Analisis bermaksud untuk melakukan
PENGUKURAN MENDALAM LANGSUNG DARI
KARAKTERISTIK POPULASI

2. Analisis Inferensial:
Analisis bermaksud untuk melakukan
PENGUKURAN KARAKTERISTIK POPULASI
MELALUI KARAKTERISTIK SAMPEL yang
diambil dari populasi tersebut
2
Contoh :
Contoh Masalah Contoh Masalah
Statistika Deskriptif Statistika Inferensia
1. Tabulasi Data 1. Pendugaan
2. Diagram Balok Parameter
3. Diagram Kue Pie 2. Pengujian
4. Grafik perkembangan Hipotesis
harga dari tahun ke 3. Peramalan dengan
tahun Regresi/Korelasi
-Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian yang
memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu.

-Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dianggap


mewakili.

-Unit sampling merupakan satuan terkecil dari subjek


penelitian.

-Ukuran sampel merupakan kuantitas (banyaknya) unit


sampling yang dianggap mewakili untuk suatu penelitian.

-Teknik sampling merupakan prosedur untuk menentukan dan


mengambil unit sampling :

4
PENGERTIAN STATISTIK

POPULASI & SAMPEL

POPULASI

SAMPEL
Ragam teknik sampling:
1.Probability sampling, meliputi:
Simple Random Sampling
Proporsionate Stratified Random Sampling
Disproporsionate Stratified Random Sampling
Cluster Sampling

2.Non probability sampling, meliputi:


Sistematic Sampling
Quota Sampling
Purposive Sampling
Accidental Sampling
Purposive Sampling
Snowball Sampling

(Fraenkel, J. & Wallen, N. (1993). How to design and evaluate research


in education (2nd ed). New york:McGraw-Hill Inc.)
6
A. Probability
• Setiap anggota populasi mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi
anggota sampel
• hasil penelitian dijadikan ukuran untuk mengestimasi populasi (melakukan
generalisasi)
Probability sampling, meliputi:
1. Simple Random Sampling
Teknik sampling secara acak, setiap individu dalam populasi memiliki peluang
yang sama untuk dijadikan sampel
- Syarat: anggota populasi dianggap homogen
- Relatif
- Dikatakan simple (sederhana) krn pengambilan anggota sampel
2.Proporsionate Stratified Random Sampling
stratified random sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai
susunan bertingkat atau berstrata.

2. Disproporsionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata
tetapi kurang proporsional.
Cluster Sampling (Area Sampling)
• Digunakan jika objek yang akan diteliti sangat luas
• Populasi biasanya dalam bentuk gugus atau kelompok-kelompok
tertentu.
• Anggota gugus/kelompok mungkin tidak homogen
B. Nonprobability sampling
1) Sampling sistematis
Sugiyono (2001:60) menyatakan bahwa sampling sistematis adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut.
2) Quota sampling
Menurut Sugiyono (2001: 60) menyatakan bahwa sampling kuota adalah teknik
untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Menurut Margono (2004: 127)
dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan
jatah tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung pada
unit sampling. Setelah kuota terpenuhi, pengumpulan data dihentikan.
3) Sampling aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
(Sugiyono, 2001: 60).
Menurut Margono (2004: 27) menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan
sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit
sampling yang ditemui.

Contoh : penelitian tentang pendapat umum mengenai pemilu dengan


mempergunakan setiap warga negara yang telah dewasa sebagai unit sampling.
Peneliti mengumpulkan data langsung dari setiap orang dewasa yang dijumpainya,
sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi

4) Purposive sampling
Sugiyono (2001: 61) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut Margono (2004:128), pemilihan
sekelompok subjek dalam purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang
sudah diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang dihubungi
disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan
penelitian. Misalnya, akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai maka
sampel yang dipilih adalah orang yang memenuhi kriteria-kriteria kedisiplinan
pegawai
5) Sampling jenuh
Menurut Sugiyono (2001:61) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan
bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh
adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

6) Snowball sampling
(Sugiyono, 2001: 61), Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang
mula-mula jumlahnya kecil, namun responden mencari sampel lain sehingga
jumlah sampel semakin banyak..
Ukuran atau Besaran Populasi Sampel
Rata-rata µ x

Deviasi  s
standar/simpangan
baku
Proporsi  p

Jumlah anggota N n

Standar deviasi : ukuran-ukuran variasi yang sering dipakai semua orang. Untuk
menentukan bagaimana sebaran data dalam sampel, dan juga seberapa dekat titik data
individu ke mean-atau rata-rata nilai sampel
Fungsi Statistika:

1. Fungsi Deskriptif, yaitu membuat data lebih bermakna


melalui penyajian data dalam bentuk
tabel/grafik/gambar, ukuran/tendensi pusat
(pemusatan), serta ukuran
penyebaran/dispersi/simpangan.
2. Fungsi inferensial/induktif, yaitu membuat
generalisasi, dari sampel ke populasi, serta uji hipotesis
(uji komparasi dan korelasi).
3. Fungsi Prediksi dalam bentuk regresi (hubungan
fungsional) yaitu berupa Linier (sederhana, ganda),
serta Non Linear (kuadratik, logaritmik, hiperbolik,
dan lain-lain).

15
Penyajian data:
1. Dengan tabel/daftar:
-Tabel biasa
-Tabel data ordinal
-Tabel data interval
-Tabel kontingensi
-tabel distribusi frekuensi

2. Dengan grafik/diagram:
-diagram batang
-diagram garis
-diagram pencar
-diagram lingkaran
-histogram dan poligon
16
Jenis Tabel Statistik
 Tabel satu arah
 Tabel arah majemuk
- Tabel dua arah
- Tabel tiga arah

Yaitu tabel yang menunjukkan hubungan tiga hal atau tiga


Yaitutabel
Yaitu tabelyang
yangmemuat
menunjukkan hubungan
keterangan dua satu
mengenai hal atau
hal dua
atau
karakteristik yang berbeda. Misalnya data hasil pengamatan
karakteristik
satu karakteristikyang berbeda. Misalnya data Produksi kedelai
produksi kedelaisaja. Misalnya
(ton/ha) data Produksi
menurut kedelai
jenis varietas, daerah
menurut
menurut jenis jenis
varietas varietas
yang dan daerah panen
ditanam.
panen, dan jenis tanah.
17
http://abdulsyahid-forum.blogspot.com/2009/03/penyajian-data-statistik.html
Grafik Batang (Bar) Grafik Garis (line)
30
30

20
20

10
10

Jumlah
Count

0
0 administrasi personalia produksi marketing keuangan
administrasi personalia produksi marketing keuangan
bidang pekerjaan
bidang pekerjaan

Grafik lingkaran (pie) Grafik Interaksi (interactive)


800000

keuangan
administrasi

700000

600000

personalia
500000
Mean gaji perbulan

Jenis kelamin
400000
marketing
laki-laki
produksi
300000 w anita
sangat jelek jelek cukup baik baik sangat baik
18
prestasi kerja
Skala Pengukuran Data

Pengukuran merupakan suatu proses hal mana suatu


angka atau simbol dilekatkan pada karakteristik atau
properti suatu stimuli sesuai dengan aturan atau prosedur
yang telah ditetapkan. Misalkan orang dapat digambarkan
dari beberapa karakteristik seperti umur, pendidikan,
pendapatan, jenis kelamin, dan preferensi/selera terhadap
merk barang tertentu. Skala pengukuran yang sesuai
dapat digunakan untuk menunjukkan karakteristik ini.

Menurut Stevens yang dikutip oleh Ghozali (2006), skala


pengukuran dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu:

19
Skala nominal
Skala nominal merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori atau kelompok
dari suatu subyek. Dengan kata lain, skala nominal merupakan skala untuk
membedakan kategori, misalnya variabel jenis kelamin/gender, responden dapat
dibedakan ke dalam 2 kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Kedua kelompok ini dapat
diberi kode angka 1 dan 2. Angka ini hanya berfungsi sebagai label kategori semata
tanpa nilai intrinsik dan tidak memiliki arti apa-apa.
Skala ordinal
Skala ordinal merupakan skala pengukuran yang tidak hanya mengkategorikan variabel
ke dalam kelompok, tetapi juga melakukan ranking/pengurutan terhadap kategori.
Misalnya variabel juara kelas, eselon PNS, dan lain-lain.
Skala interval
Skala interval merupakan skala pengukuran yang tidak hanya mengkategorikan dan
melakukan ranking/pengurutan variabel ke dalam kelompok, tetapi juga memberikan
nilai ke dalam interval/selang tertentu terhadap kategori. Interval/selang tertentu
tercantum dalam garis bilangan. Misalnya variabel suhu, variabel aspek afektif
(motivasi, minat, dan lain-lain) yang pengukurannya menggunakan angket/skala, dan
sebagainya.
Skala rasio
Skala rasio adalah skala interval yang memiliki nol mutlak. Dengan kata lain, skala rasio
merupakan skala pengukuran yang tidak hanya mengkategorikan dan melakukan
ranking/pengurutan variabel ke dalam kelompok, tetapi juga memberikan nilai ke dalam
interval/selang yang memiliki nilai tak negatif terhadap kategori. Misalnya variabel usia,
tinggi badan, dan lain lain.
20
Skala Pengukuran
JEMBATAN ANTARA OBSERVASI EMPIRIS DENGAN DUNIA ANGKA
Empat Tipe Skala Pengukuran Utama:
1. SKALA NOMINAL: menunjukkan beda jenis
@ # $ % & * + = ? <
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2. SKALA ORDINAL: dapat disusun dalam urutan yang bermakna


+-------+---+----+-------+--+------+------+---+--+
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3. SKALA INTERVAL: mempunyai titik nol sebarang dan interval yang sama
---+----+----+----+----+----+----+----+----+----+
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

4. SKALA RASIO: rasionya mempunyai makna


+----+----+----+----+----+----+----+----+----+-----+
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
21
Urutan skala nilai variabel:
 Nominal: ukuran variabel dalam bentuk kategori.
Ukuran variabel ini tidak dapat dibandingkan.
Contoh:
1. Pria 2. Wanita
 Ordinal: ukuran variabel dengan tingkatan yang memiliki
perbedaan (dapat dibandingkan)
Contoh:
1. Sangat Puas s.d. 4. Sangat Tidak Puas

22
 Interval: ukuran variabel dengan tingkatan yang memiliki
perbedaan sebesar intervalnya.
Contoh: Usia Jumlah Mhs.
20 < 22 450
22 < 24 150

 Rasio: ukuran variabel dengan tingkatan yang memiliki perbedaan


sebesar interval yang konstan.
Contoh: Karyawan Penghasilan
Andi Rp6.000.000
Beny Rp9.000.000

23

Anda mungkin juga menyukai