Anda di halaman 1dari 16

Nama : yannuary datunsolang

Nim : 0108522008
Rombel a

A. PENGERTIAN STATISTIKA
Statistika adalah ilmu yang berkaitan dengan pengumpulan, penataan, penyajian,
analisis, dan interpretasi data menjadi informasi untuk membantu pengambilan keputusan
yang efektif.Berdasarkan kegiatan yang dilakukan.Statistika dapat dibedakan menjadi dua
yaitu : Statistika Deskriptif (Descriptive Statistics) dan Statistika inferensia (Inferential
Statistics).

1. Statistika Deskriptif (Descriptive Statistics)


Adalah statistika yang membahas cara-cara pengumpulan data, pengolahan angka-
angka pengamatan yang diperoleh (meringkas dan menyajikan), mendeskripsikan dan
menganalsis seluruh data tanpa melakukan proses penarikan kesimpulan. Penyajian data
pada Statistika deskriptif biasanya dengan membuat tabulasi penyajian dalam bentuk
grafik, diagram, atau dengan menyajikan karakteristik-karakteristik dari ukuran
pemusatan dan ukuran penyebaran.Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih
menarik, berguna dan lebih mudah dipahami
 Ruang Lingkup Statistik Deskriptif
Ruang lingkup statistik deskriptif antara lain yaitu penyajian data, pengukuran
tendensi sentral, pengukuran variabilitas. Angka indeks, dan deret berkala.
 Penyajian Data Statistik Deskriptif
Penyajian data terdiri dari dua yaitu dalam bentuk grafis dan dalam bentuk
numerik. Penyajian data secara grafis, antara lain Histogram, Pie Chart, Poligon,
Ogive, dan Stem and Leaf. Sedangkan penyajian data secara numerik,antara lain
Central Tredency, Dispersion atau pencaran, Fractile, Skewness, dan Pengukuran
Keruncingan.
 Metode Dasar dalam Statistik Deskriptif
Ada dua macam metode dasar di dalam statistik deskriptif, antara lain numerik
dengan menghitung nilai statistic dari sekumpulan data dan grafis dengan
mengidentifikasi pola -pola tertentu dalam data.
Terdapat tiga karakteristik atau ciri utama dari variabel tunggal, diantaranya yaitu:

2. Statistik Inferensial

Statistik inferensial adalah metode yang digunakan untuk mengetahui


populasi berdasarakan sampel dengan menganalisis dan menginterpretasikan data
menjadi sebuah kesimpulan (Hatani, 2008). Statistik inferensial ini juga merupakan
suatu rangkuman dari semua metode atau cara yang berkaitan dengan analisis sebagian data,
yang mana selanjutnya akan sampai pada peramalan ataupun penarikan kesimpulan tentang
keseluruhan data induk dari populasi tersebut. Sifat statistik inferensial yaitu (1) data
yang dianalisis berasal dari random sampling; (2) menggeneralisasikan dan meramalkan
baik tentang ciri penting suatu variabel maupun hubungan antar variabel; (3)
generalisasi dan ramalan yang dibuat diberlakukan bagi keseleruhan populasi atas
dasar hasil analisis data dari sampel; dan (4) generalisasi dan ramalan dilaksanakan
dengan uji hipotesis atau pengecekan asumsi.
 Ruang Lingkup Statistik Inferensial
Ruang lingkup statistik infernsial yaitu probabilitas, metode sampel, pengujian
hipotesis, statistik parametrik (korelsi dan regresi), dan statistik non parametrik.
 Metode Statistik Inferensial
1. Statistik parametrik
Statistik parametrik berguna untuk menarik kesimpulan atas beberapa gejala
yang dapat disimpulkan ke keseluruhan bobotnya paling tinggi (populasi).
Statistik parametrik menggunakan asumsi mengenai populasi dan membutuhkan
pengukuran kuantitatif dengan level data interval atau rasio.
2. Statistik Nonparametrik
Statistik nonparametrik dari indicator beberapa gejala yang hanya berlaku
kesimpulan saja pada bebebrapa bagian dari suatu keseluruhan. Statistik
nonparametrik menggunakan lebih sedikit asumsi mengenai populasi dan
membutuhkan data dengan level serendah-rendahnya ordinal
3. Perbedaan Statistik Deskriptif dengan Statistik Inferensial Statistik deskriptif hanya
terbatas dalam penyajian data pada bentuk tabel, diagram, ataupun grafik serta
besaran lainnya. Statistik deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik
data. Sementara statistik inferensial tidak hanya mencakup statistik deskriptif
saja, tetapi juga dapat dipakai dalam melakukan estimasi serta penarikan kesimpulan
kepada populasi dari sampelnya. Statistik inferensial bertujuan untuk mengambil
kesimpulan untuk populasi dengan menganalisis sampel Statistik Parametrik dan
nonparametric
3. Statistik Parametrik dan Non parametrik

a. Statistic Parametrik

Statistik Parametrik yaitu ilmu statistik yang mempertimbangkan jenis sebaran


atau distribusi data, yaitu apakah data menyebar secara normal atau tidak. Dengan kata lain,
data yang akan dianalisis menggunakan statistik parametrik harus memenuhi asumsi
normalitas. Pada umumnya, jika data tidak menyebar normal, maka data seharusnya
dikerjakan dengan metode statistik non parametrik, atau setidak-tidaknya dilakukan
transformasi terlebih dahulu agar data mengikuti sebaran normal, sehingga bisa dikerjakan
dengan statistik parametrik.
Contoh metode statistik parametrik :
a.Uji-z (1 atau 2 sampel)
b.Uji-t (1 atau 2 sampel)
c.Korelasi pearson,
d.Perancangan percobaan (one or two-way anova parametrik), dll.
Ciri-ciri statistik parametrik :
-Data dengan skala interval dan rasio
-Data menyebar/berdistribusi normal
Keunggulan dan kelemahan statistik parametrik
Keunggulan :
1.Syarat syarat parameter dari suatu populasi yang menjadi sampel biasanya tidak
diuji dan dianggap memenuhi syarat, pengukuran terhadapdata dilakukan dengan
kuat.
2. Observasi bebas satu sama lain dan ditarik dari populasi yang berdistribusi normal
serta memiliki varian yang homogen.
Kelemahan :
1. Populasi harus memiliki varian yang sama.
2. Variabel-variabel yang diteliti harus dapat diukur setidaknya dalam skala interval.
3. Dalam analisis varian ditambahkan persyaratan rata-rata dari populasi harus normal
dan bervarian sama, dan harus merupakan kombinasi linear dari efek-efek yang
ditimbulkan
.Statistika Non Parametrik
b.Statistik Non-Parametrik

yaitu statistik bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi,

baik normal atau tidak).Selain itu, statistik non-parametrik biasanya menggunakan skala

pengukuran sosial, yakni nominal dan ordinal yang umumnya tidak berdistribusi normal.

Contoh metode statistik non-parametrik :


a. Uji tanda (sign test)
b. Rank sum test (wilcoxon)
c. Rank correlation test (spearman)
d. Fisher probability exact test.
e. Chi-square test, dll
Ciri-ciri statistik non-parametrik :
-Data tidak berdistribusi normal
-Umumnya data berskala nominal dan ordinal
-Umumnya dilakukan pada penelitian sosial
-Umumnya jumlah sampel kecil.
Keunggulan dan kelemahan statistik non-parametrik :
Keunggulan :
1. Tidak membutuhkan asumsi normalitas.
2. Secara umum metode statistik non-parametrik lebih mudah dikerjakan dan lebih
mudah di mengerti jika dibandingkan dengan statistik parametrik karena ststistika
non-parametrik tidak membutuhkan perhitungan matematik yang rumit seperti halnya
statistik parametrik.
3. Statistik non-parametrik dapat digantikan data numerik (nominal) dengan jenjang
(ordinal).
4. Kadang-kadang pada statistik non-parametrik tidak dibutuhkan urutan atau jenjang
secara formal karena sering dijumpai hasil pengamatan yang dinyatan dalam data
kualitatif.
5. Pengujian hipotesis pada statistik non-parametrik dilakukan secara langsung pada
pengamatan yang nyata.
6. Walaupun pada statistik non-parametrik tidak terikat pada distribusi normal
populasi, tetapi dapat digunakan pada populasi berdistribusi normal.
Kelemahan :
1. Statistik non-parametrik terkadang mengabaikan beberapa informasi tertentu.
2. Hasil pengujian hipotesis dengan statistik non-parametrik tidak setajam statistik
parametrik.
3. Hasil statistik non-parametrik tidak dapat diekstrapolasikan ke populasi studi
seperti pada statistik parametrik. Hal ini dikarenakan statistik non-parametrik
mendekati eksperimen dengan sampel kecil dan umumnya membandingkan dua
kelompok tertentu
4. Jenis-Jenis Variabel

A. Pengertian Variabel

Variabel merupakan suatu jumlah, karakteristik, atribut, nilai atau kuantitas yang

dapat diukur. Sedangkan variabel penelitian adalah segala sesuatu yang mengacu kepada

objek pengamatan penelitian (Syahza, 2021). Selanjutnya Sugiyono (2013) berpendapat

bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dapat diklasifikasikan berdasarkan skala

pengukuran, dan konteks hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.

1. Variabel berdasarkan skala pengukuran


a) Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel ini disebut juga sebagai variabel nstrumen, variabel stimulus , atau variabel
perlakuan, atau treatment. Dalam Structural Equation Modeling (SEM) atau Pemodelan
Persamaan Struktural, variabel Independen disebut sebagai variabel eksogen. Variabel
Independen atau variabel bebas ini nilainya dapat mempengaruhi variabel yang lain atau
variabel dependen/ terikat.

(Contoh :Pengaruh perhatian orang tua,budaya sekolah, teman sebaya terhadap


karakter religious anak)
(Pengaruh penggunaan media pembelajaran boneka jari terhadap kemampuan
bicara anak kelompok A PAUD TASHWIRUL AFKAR)

b) Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel ini disebut sebagai variabel terikat, variabel kriteria, variabel efek, variabel
terpengaruh, atau variabel tergantung. Dalam Structural Equation Modeling (SEM) atau
Pemodelan Persamaan Struktural, variabel dependen disebut sebagai variabel Indogen.
Variabel dependen/ terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang terkena akibat
adanya variabel independen/variabel ebas. Jadi nilai dari varibel dependen ini bergantung
kepada variabel independennya.

Contoh : (Pengaruh perhatian orang tua,budaya sekolah, teman sebaya terhadap


karakter religious anak)

(Pengaruh penggunaan media pembelajaran boneka jari terhadap kemampuan


bicara anak kelompok A PAUD TASHWIRUL AFKAR)
c) Variabel Intervening (Variabel Antara)

Variabel ini disebut sebagai variabel antara atau penyelang diantara hubungan
variabel independen dan variabel dependen. Tuckman (1988) menyatakan bahwa ”an
intervening variable is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but
cannot be seen, measure, or, manipulated”, artinya bahwa variabel intervening adalah
variabel yang secara teoritis mempengaruhi baik.

d) Variabel Moderator (Moderating Variabel)

Variabel ini disebut juga variabel Independen kedua atau variabel kontingensi.
Variabel moderator merupakan variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel moderator
merupakan tipe variabel yang memiliki pengaruh terhadap arah atau sifat hubungan antar
variabel. Arah hubungan dapat bernilai positif atau nstrume tergantung variabel
moderatornya.
Variabel ini disebut sebagai variabel kendali. Variabel kontrol merupakan variabel yang
mengontrol pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sugiyono (2013)
berpendapat bahwa

e) Variabel Kontrol

Adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel
independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh nstru luar yang tidak
diteliti. Variabel kontrol sering digunakan peneliti, jika hendak melakukan penelitian
yang sifatnya membandingkan.

2. Variabel Berdasarkan Konteks Hubungan Variabel Satu Dengan Yang Lain

a) Hubungan Simetris Dalam suatu situasi, dapat ditemukan suatu fenomena yang berhubungan
dengan fenomena lainnya, namun tidak menunjukkan adanya hubungan kausalitas (sebab-akibat), dan
fenomena muncul secara bersamaan. Bentuk hubungan yang demikian dapat dinyatakan sebagai
hubungan simetris, yang didefinisikan sebagai hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya,
namun tidak menunjukkan hubungan sebab akibat, dan sulit ditentukan mana yang menjadi variabel
independen dan variabel dependen.

b) Hubungan Asimetris Apabila bentuk hubungan antar variabel menimbulkan hubungan kausal
(sebab-akibat), yang mana perubahan yang terjadi pada satu variabel akan mempengaruhi perubahan
variabel lainnya disebut sebagai hubungan yang asimetris. Dalam hubungan ini, sudah lebih mudah
menentukan mana yang menjadi variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi dan variabel terikat
atau variabel yang dipengaruhi

c) Hubungan Timbal Balik/Resiprocal Hubungan timbal balik atau yang disebut sebagai hubungan
interaktif adalah merupakan hubungan dimana dua variabel atau lebih saling mempengaruhi. Dalam
hubungan ini, variabel independen (bebas) dapat bertindak sebagai variabel dependen (terikat) atau
sebaliknya variabel dependen (terikat) dapat bertindak sebagai variabel independen (bebas).

5. Data dan Jenis-Jenis Data

1.Pengertian Data

Menurut Soemantri (2006), data merupakan sejumlah informasi yang dapat


memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah, baik yang berbentuk
angka maupun yang berbentuk kategori. Sedangkan Menurut Subana (2000), data
adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau
masalah, baik yang berupa angka-angka (golongan) maupun
yang berbentuk kategori, seperti: baik, buruk, tinggi, rendah dan sebagainya. Jadi
data adalah suatu keterangan atau informasi berbentuk angka dan atau berbentuk kategori
yang merupakan hasil pengamatan, penghitungan dan pengukuran dari suatu variabel
yang menggambarkan masalah.
Penggolongan data kuantitatif yang umum di terapkan dalam penelitian adalah data
nominal, data ordinal, data interval dan data rasio sehingga banyak yang mengatakan
bahwa data memiliki 4 skala yaitu data berskala nominal, ordinal, interval dan rasio
1) Data Nominal
Data nominal adalah Data Nominal adalah data nstrumen yang memuat angka yang
tidak memiliki makna. Angka yang terdapat dalam data ini hanya merupakan
tanda/nstru dari objek yang akan dianalisis
2) Data Ordinal
Data ordinal merupakan data peringkat. Misalnya juara 1, juara 2 dan juara 3. Angka
tersebut mempunyai makna, lebih dari sekedar label seperti pada data nominal diatas.
Juara 1 tentu lebih pintar dari juara 2 dan seterusnya.
3) Data Interval (Rintangan)
data interval merupakan data jenis rentangan yang sudah dapat digunakan kan dalam
operasi hitung.Selain itu data, data interval mempunyai adanya jarak yang jelas diantara
masing-masing data.
4) Data Rasio
data rasio merupakan data pengukuran yang paling kompleks dan tentu dapat
digunakan dalam operasi hitung angka dalam data rasio merupakan angka yang
sesungguhnya, bukan hanya sebagai nstru. Apabila Ada angka 0 berarti memang angka 0
yang sebenarnya atau mutlak. Contoh dari data ini adalah data hasil pengukuran/
perhitungan massa, panjang dan waktu.
5. Jenis-Jenis Variabel

A. Pengertian Variabel

Variabel merupakan suatu jumlah, karakteristik, atribut, nilai atau kuantitas yang
dapat diukur. Sedangkan variabel penelitian adalah segala sesuatu yang mengacu kepada
objek pengamatan penelitian (Syahza, 2021). Selanjutnya Sugiyono (2013) berpendapat
bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dapat diklasifikasikan berdasarkan skala
pengukuran, dan konteks hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
1. Variabel berdasarkan skala pengukuran
a. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel ini disebut juga sebagai variabel nstrumen, variabel stimulus , atau variabel
perlakuan, atau treatment. Dalam Structural Equation Modeling (SEM) atau Pemodelan
Persamaan Struktural, variabel Independen disebut sebagai variabel eksogen. Variabel
Independen atau variabel bebas ini nilainya dapat mempengaruhi variabel yang lain atau
variabel dependen/ terikat

b. Dependen (Variabel Terikat)

Variabel ini disebut sebagai variabel terikat, variabel kriteria, variabel efek, variabel
terpengaruh, atau variabel tergantung. Dalam Structural Equation Modeling (SEM) atau
Pemodelan Persamaan Struktural, variabel dependen disebut sebagai variabel Indogen.
Variabel dependen/ terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang terkena akibat
adanya variabel independen/variabel bebas. Jadi nilai dari varibel dependen ini
bergantung kepada variabel independennya.

c. Variabel Intervening (Variabel Antara)

Variabel ini disebut sebagai variabel antara atau penyelang diantara hubungan
variabel independen dan variabel dependen. Tuckman (1988) menyatakan bahwa ”an
intervening variable is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but
cannot be seen, measure, or, manipulated”, artinya bahwa variabel intervening adalah
variabel yang secara teoritis mempengaruhi baik.

d. Variabel Moderator (Moderating Variabel)

Variabel ini disebut juga variabel Independen kedua atau variabel kontingensi.
Variabel moderator merupakan variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel moderator
merupakan tipe variabel yang memiliki pengaruh terhadap arah atau sifat hubungan antar
variabel. Arah hubungan dapat bernilai positif atau nstrume tergantung variabel
moderatornya.
Variabel ini disebut sebagai variabel kendali. Variabel kontrol merupakan variabel yang
mengontrol pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sugiyono (2013)
berpendapat bahwa

e. Variabel Kontrol

Adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel
independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh nstru luar yang tidak
diteliti. Variabel kontrol sering digunakan peneliti, jika hendak melakukan penelitian
yang sifatnya membandingkan.

2. Variabel Berdasarkan Konteks Hubungan Variabel Satu Dengan Yang Lain

a) Hubungan Simetris Dalam suatu situasi, dapat ditemukan suatu fenomena yang berhubungan
dengan fenomena lainnya, namun tidak menunjukkan adanya hubungan kausalitas (sebab-akibat), dan
fenomena muncul secara bersamaan. Bentuk hubungan yang demikian dapat dinyatakan sebagai
hubungan simetris, yang didefinisikan sebagai hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya,
namun tidak menunjukkan hubungan sebab akibat, dan sulit ditentukan mana yang menjadi variabel
independen dan variabel dependen.

b) Hubungan Asimetris Apabila bentuk hubungan antar variabel menimbulkan hubungan kausal
(sebab-akibat), yang mana perubahan yang terjadi pada satu variabel akan mempengaruhi perubahan
variabel lainnya disebut sebagai hubungan yang asimetris. Dalam hubungan ini, sudah lebih mudah
menentukan mana yang menjadi variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi dan variabel terikat
atau variabel yang dipengaruhi

c) Hubungan Timbal Balik/Resiprocal Hubungan timbal balik atau yang disebut sebagai hubungan
interaktif adalah merupakan hubungan dimana dua variabel atau lebih saling mempengaruhi. Dalam
hubungan ini, variabel independen (bebas) dapat bertindak sebagai variabel dependen (terikat) atau
sebaliknya variabel dependen (terikat) dapat bertindak sebagai variabel a

6. Cara Pengambilan Sampel dan penggunaanya

Sampling mengacu pada gambaran elemen dari populasi untuk mendapatkan sampel
(Christensen, Johnson and Turner, 2015). Membuat kesimpulan ataupun generalisasi dengan
menggunakan teori yang ada, dapat dilakukan dengan teknik sampling yang tepat.
(Thompson, 2012). Memperoleh informasi tentang populasi merupakan salah satu tujuan
sampling, sehingga perlu untuk mengontrol dengan ketat sampel terpilih merupakan bagian
nstrumentive dari populasi. Sampel nstrumentive merupakan syarat untuk generalisasi.
Sampel yang tidak nstrumentive disebut sebagai sampel yang bias yang tidak dapat
digeneralisasikan ke populasi (Ary, Jacobs and Sorensen, 2010). Langkah pertama dalam
pengambilan sampel adalah mengidentifikasi populasi target, kelompok besar di mana
peneliti ingin menggeneralisasi hasil penelitian. Setelah mengidentifikasi populasi, langkah
kedua adalah memilih sampel. Secara umum, teknik pengambilan sampel dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling

1 Probability sampling

Probability sampling didefinisikan sebagai suatu standar emas dalam metodologi


pengambilan sampel dan juga untuk memastikan generalisasi hasil studi terhadap populasi
sasaran. Probability sampling memberikan kesempatan yang sama bagi individu untuk
terpilih menjadi sampel dalam penelitian Probability sampling melibatkan pemilihan sampel
di mana elemen elemennya diambil dengan prosedur kebetulan. Karakteristik utama dari
probability sampling adalah bahwa setiap elemen populasi memiliki probabilitas yang sama
untuk dipilih menjadi sampel

Beberapa klasifikasi probability sampling yang umum digunakan antara lain: simple random
sampling, systematic random sampling, stratified sampling, cluster sampling, multiphase
sampling, multistage sampling.

 Simple random sampling merupakan suatu tahapan pemilihan sampel dasar yang
paling sederhana dan mudah dipahami. Menjadi sampel suatu penelitian dari populasi
ini adalah sama untuk setiap individu yang berada dalam populasi . Ciri utama dari
simple random sampling adalah semua anggota dari populasi mempunyai peluang
yang sama dan bebas untuk diikutsertakan dalam pengambilan secara acak.
 Systematic random sampling merupakan metode yang terbentuk dari hasil modifikasi
pada simple random sampling. Sesuai dengan namanya, pada systematic random
sampling proses memilih subjek dari daftar populasi dilakukan secara sistematis
daripada secara acak. Pada systematic random sampling, pemilihan subjek pertama
dilakukan secara acak dan kemudian subjek berikutnya dipilih dengan proses periodic
 Stratified Sampling Pengambilan sampel dengan stratified sampling melibatkan
pembagian populasi menjadi kelompokkelompok yang nstrume, di mana masing-
masing kelompok berisi subjek dengan karakteristik yang sama, dan kemudian
pengambilan sampel dilakukan secara acak dalam kelompok-kelompok tersebut.
Peneliti perlu mengidentifikasi karakteristik populasi yang lebih luas yang harus
dimasukkan dalam sampel, yaitu untuk mengidentifikasi parameter populasi yang
lebih luas.
 Cluster Sampling Dalam cluster sampling, peneliti membagi populasi menjadi
kelompok-kelompok kecil yang dikenal sebagai cluster, kemudian secara acak
memilih di antara kelompokkelompok ini untuk membentuk sampel seperti gambar
19. Saat akan melakukan penelitian dan mempunyai populasi besar dan tersebar luas,
maka pengumpulan sampel acak secara sederhana dapat menimbulkan masalah
administrative
 Multistage sampling diperoleh dari perpanjangan metode cluster sampling. Pemilihan
sampel pada tahapan ini dilakukan secara bertahap, yaitu pengambilan sampel dari
sampel.
 Multiphase sampling Multiphase sampling merupakan desain pengambilan sampel di
mana ukuran unit pengambilan sampel yang sama digunakan pada setiap fase
(tingkat) pengambilan sampel, tetapi lebih sedikit unit yang dipilih pada setiap fase
berikutnya

2. non probability sampling

Non-probability sampling Non-probability sampling termasuk metode seleksi di mana


elemen tidak dipilih oleh prosedur kebetulan. Keberhasilannya tergantung pada pengetahuan,
keahlian, dan penilaian peneliti. Non probability sampling digunakan ketika penerapan
probability sampling tidak memungkinkan.
Beberapa klasifikasi non-probability sampling yang umum digunakan antara lain:
convenience sampling, quota sampling, purposive sampling, snowball sampling dan
dimensional sampling seperti berikut ini :
 Convenience Sampling terkadang disebut dengan istilah sampling kebetulan atau
kesempatan. Penyebutan sampling ini disebabkan karena dalam pemilihan individu,
melibatkan orang-orang terdekat yang dijadikan sebagai responden serta
menggunakan individu-individu yang kebetulan ada atau tersedia dan mempunyai
kesempatan pada saat penelitian dilakukan
 Quota sampling merupakan teknik nonprobabilitysampling di mana sampel individu
yang diperoleh sesuai denganproporsi individu untuk seluruh populasi, di mana
kuotaditetapkan terlebih dahulu untuk memastikan kemampuan mendapatkan
representasi terbaik dari populasi
 Purposive Sampling Dalam purposive sampling, peneliti mengumpulkan sampel
untuk memenuhi kebutuhan spesifik mereka, memilih sendiri kasus-kasus yang akan
dimasukkan dalam sampel berdasarkan penilaian mereka tentang tipikal atau
kepemilikan karakteristik tertentu yang dicari, di mana orang atau kejadian tertentu
sengaja dipilih untuk memberi informasi berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
Purposive sampling tidak bisa akurat dan sangat mungkin tidak adil ketika mengambil
sampel dan sama sekali tidak sesuai untuk analisis kuantitatif, hal ini disebabkan
karena sampel dipilih atas dasar pertimbangan tertentu dan kenyamanan peneliti,
meskipun mungkin dapat diterima untuk analisis kualitatif
 Snowball sampling Pada suatu penelitian dengan populasi yang kecil atau aksesnya
agak sulit, seperti mengungkap organisasi rahasia atau sulit menemukan sumber
responden yang sesuai, maka snowball sampling merupakan salah satu teknik yang
dapat dipergunakan dalam menentukan sampel. Snowball sampling merupakan suatu
metode non random sampling, yang menggunakan prinsip peningkatan ukuran sampel
dengan penggunaan beberapa kasus untuk untuk mendorong kasus lain.

7. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, dan menganalisis data dari masalah yang sedang diteliti. Ada
berbagai macam instrument, yang sering digunakan di antaranya kuisioner/angket,
wawancara, observasi, dokumen
 Kuesioner/Angket Kuesioner merupakan nstrument penelitian berisi pertanyaan
dan/atau pernyataan yang berhubungan dengan nstrumen tertentu digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Kuisioner/angket lebih popular, bila dibandingkan
dengan instrument penelitian yang lain
 observasi adalah cara untuk mengumpulkan data menggunakan pengamatan pada
objek secara langsung dan kemudian melakukan pencatatan pada form yang sudah
disiapkan. Hal-hal yang diamati bias berupa tingkah laku, gejala, benda hidup, atau
benda mati yang sedang diobservasi. Observasi merupakan instrument penelitian
dimana peneliti mengamati perilaku atau situasi secara langsung obyek penelitiannya.
 Wawancara adalah intrumen penelitian yang dilaksanakan dengan dialog secara
langsung dengan sampel penelitian. Wawancara sering dipakai dalam penelitian
kualitatif.
 Dokumentasi termasuk salah satu nstrument penelitian. Dokumentasi mengumpulkan
data-data yang terdapat dalam dokumen penelitian. Bentuk dari dokumen bias
berbagai macam, tergantung variable yang digunakan. Seperti contohnya catatan,
surat, rekaman, foto, jurnal, arsip dan lain-lain.
Tugas 1

Judul Penelitian/ Jurnal Jenis Variabel Jenis Data Tehnik Pengambilan Sampel Yang Di Gunakan
Pengaruh perhatian orang
tua,budaya sekolah, teman 1 variabel bebas dan 1 Data yang di Proposional random sampling
sebaya terhadap karakter variabel terikat gunakan adalah data
religious anak ordinal
Pengaruh penggunaan media
pembelajaran boneka jari 1 variabel bebas 1 Data yang di Purposive sampling & menggunakan tehnik
terhadap kemampuan bicara variabel terikat gunakan adalah data pengumpulan data berupa observasi & dokumentasi
anak kelompok A PAUD ordinal
TASHWIRUL AFKAR
Pengaruh tingkat pendidikan Data yang di
orang tua terhadap 1 variabel bebas 1 gunakan adalah data Purposive sampling & menggunaka tehnik
kemandirian anak Kelompol B variabel terikat ordinal pengumpulan data berupa obesrvasi dan angket
TK DAMHIL

Anda mungkin juga menyukai