Anda di halaman 1dari 3

Nama: Lutfiyah Arifin

NIM : 12030122410026

Judul Artikel Trigger Factors of Fraud Triangle Toward Fraud On Financial


Reporting Moderated By Integration Of Technology Industry 4.0

Penulis  Agoestina M
 Patel
 Sharma G.

Nama Jurnal International Journal of Accounting and Business

Tahun, Halaman Vol 16, Issues 4, January 2021, Pages 96-110.

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang


ada pada fraud triangle dengan menggunakan integrasi teknologi
revolusi industri 4.0 terhadap kemungkinan fraud pada laporan
keuangan.
Hipotesis Penelitian  Hipotesis 1 (H 1): Stabilitas keuangan berpengaruh negatif
terhadap kecurangan pelaporan keuangan.
 Hipotesis 2 (H 2): Tekanan eksternal berpengaruh positif
terhadap kecurangan pelaporan keuangan.
 Hipotesis 3 (H 3): Target keuangan memiliki pengaruh
negatif terhadap penipuan pada laporan keuangan.
 Hipotesis 4 (H 4): Pemantauan yang efektif memiliki
pengaruh negatif pada penipuan laporan keuangan.
 Hipotesis 5 (H 5): Akrual berpengaruh positif terhadap
kecurangan pelaporan keuangan.
 Hipotesis 6 (H 6): Teknologi industri 4.0 dapat memoderasi
fraud triagle terhadap kecurangan pada laporan keuangan.
Kerangka Pemikiran
Integrasi Menilai
teknologi pada Faktor kemungkinan fraud
laporan pemicu pada laporan
keuangan fraud keuangan

Populasi dan Sampel Lima sektor prioritas program making Indonesia 4.0 pada
perusahaan manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia, yaitu:
 Food and beverage
 Textile and garments
 Automotive and Components
 Elektronik
 Kimia
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kausal komparatif dengan
menggunakan data sekunder.
Metode pengambilan Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini, digunakan
Sampel metode purposive sampling dengan jumlah perusahaan sebanyak
29 perusahaan dan 116 jumlah observasi.
Hasil dan  hipotesis 1 stabilitas keuangan tidak signifikan terhadap
Pembahasan kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan hasil analisis
variabel stabilitas keuangan memiliki nilai Wald sebesar
1,529 dengan sig sebesar 0,317. tandanya. nilai lebih besar
dari 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hipotesis 1 ditolak. Adapun faktor penyebab yang dianggap
tidak signifikan adalah adanya budaya perusahaan,
kemampuan manajemen mengelola tekanan, komitmen
seluruh personel untuk dapat terus bertahan dan sistem
pengendalian yang memadai sehingga dapat membantu
mengawasi penerapan budaya tersebut.
 Hipotesis 2 menyatakan bahwa tekanan eksternal tidak
signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasil
analisis menunjukkan nilai Wald 0,543 harus lebih besar
dari 1,96, sig. nilai 0,508 > 0,05, dengan demikian
hipotesis 2 ditolak. Hal ini dikarenakan sampel yang
digunakan memiliki arus kas positif sebesar 87% sehingga
dengan cadangan likuiditas yang baik akan membangun
kepercayaan perusahaan, likuiditas dan manajemen
perkiraan arus kas yang efektif dan terencana serta
komposisi utang yang tinggi dapat didominasi oleh utang
produktif.
 Hipotesis 3 menyatakan bahwa target keuangan tidak
signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Bahwa
nilai sig 0,683 > 0,05 dan nilai Wald 0,302 lebih kecil dari
1,96 sehingga berarti hipotesis 3 ditolak. Hasil ini terdiri
dan didukung oleh teori segitiga penipuan yang
menyatakan bahwa satu elemen tidak dapat dipisahkan
dengan dua elemen lainnya. Hal ini dapat diketahui karena
kesadaran manajemen terhadap pengaturan target berada di
luar kemampuan perusahaan. Selain itu, sistem
pengendalian internal yang sudah baik sesuai dengan teori
Crime Triangle dan tingginya tingkat ROA dalam sampel
dapat memberikan tekanan dan memaksa manajemen untuk
mencari strategi agar kinerjanya juga semakin tinggi.
 Hipotesis 4 menunjukkan bahwa pemantauan efektif
berpengaruh negatif signifikan terhadap kecurangan
pelaporan keuangan. Nilai sig untuk pemantauan efektif
adalah 0,000< 0,05 dan nilai Wald 11,917 < 1,96 artinya
hipotesis 4 diterima. Alasan temuan ini mendukung hasil
hipotesis karena komposisi dan jumlah dewan komisaris
telah diatur oleh OJK no 55/ POJK.03/2016 dimana
komposisi dewan komisaris independen minimal 30%.
Komposisi komisaris independen berpengaruh terhadap
kemungkinan terjadinya kecurangan dalam laporan
keuangan sepanjang menjalankan fungsinya secara
profesional. Tingkat pengawasan yang lebih tinggi dan
efektif baik dari dewan komisaris maupun komite audit
akan mengurangi terjadinya kecurangan laporan keuangan.
Ketika sebuah perusahaan menerapkan sistem informasi
baru seperti menggunakan teknologi big data analysis atau
Internet of Things, fungsi IT Security harus ditingkatkan
selain itu komite audit harus berperan dalam menjalankan
fungsi pengawasan dan pengendalian.
 Hipotesis 5 menunjukkan bahwa akrual berpengaruh positif
signifikan terhadap kecurangan pelaporan keuangan.
Variabel akrual memiliki nilai Wald sebesar 12,968 > 1,96
dan nilai 0,000 < 0,05, dengan demikian hipotesis 5
diterima. Akrual sendiri merupakan salah satu tolok ukur
untuk penipuan dalam laporan keuangan.
 Hipotesis 6 Interaksi memiliki signifikansi dengan taraf
0,003 lebih kecil dari 0,05 (sig. < 0,05). Tahapan kedua
dapat dilakukan identifikasi yang ditunjukkan dengan
adanya hubungan antara variabel pemoderasi dengan
variabel bebas dan terikat dan hasilnya menunjukkan nilai-
nilai. 0,013 artinya integrasi industri teknologi 4.0 dapat
memoderasi dengan memperkuat hubungan antara fraud
triangle pada fraud pelaporan keuangan.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, dapat
disimpulkan bahwa tekanan (kestabilan keuangan, tekanan
eksternal dan target keuangan) tidak berpengaruh terhadap
kecurangan pelaporan keuangan, peluang (pemantauan efektif)
berpengaruh negatif terhadap kecurangan pelaporan keuangan,
rasionalisasi (akrual) berpengaruh positif signifikan terhadap
kecurangan laporan keuangan dan jika secara simultan segitiga
kecurangan berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.
Industri teknologi 4.0 dapat memoderasi hubungan segitiga
penipuan dengan pelaporan keuangan yang curang. Penerapan
integrasi teknologi memperkuat pengaruh fraud triangle terhadap
fraud pada laporan keuangan.
Kelebihan Penelitian ini menggunakan fenomena Revolusi Industri 4.0
sebagai variabel pemoderasi dimana dengan integrasi teknologi 4.0
dapat memperkuat atau memperlemah terjadinya fraud terhadap
laporan keuangan. Penggunaan big data intelligence akan
membuat sistem lebih transparan namun adanya celah baru akibat
transformasi sistem dan perubahan lingkungan bisnis mengundang
unsur Fraud Triangle sehingga memicu terjadinya kecurangan
pada pelaporan keuangan. Kedua, menggunakan model Beneish
M-Score dalam model ini sebagai alat forensik keuangan untuk
mengukur potensi kecurangan pada pelaporan keuangan.
Kekurangan Banyak perusahaan yang menggunakan big data dalam operasional
bisnisnya dan sudah berjalan dalam kegiatan operasionalnya
namun, permasalahan untuk integrasi berbasis teknologi yang
memiliki kekurangan sumber daya manusia yang memiliki
keahlian khusus. Beberapa karyawan masih belum memiliki
pengetahuan untuk melakukan analisis data yang mendalam.
Penerapan teknologi basis dengan big data analytics masih
memiliki kendala yang menghambat sistem proses seperti
kurangnya keamanan data dan tingkat kecurangan yang lebih
berisiko dapat berdampak pada kecurangan pelaporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai