Anda di halaman 1dari 15

KEPEMILIKANiLIMBAHiSERBUK KAYU PADAiSTAND

KAYU DI DESAiKETELENGiKECAMATAN BLADO


KABUPATEN BATANGiDALAM PERSPEKTIFiHUKUM
EKONOMIiSYARIAH

PROPOSALiSKRIPSI

Disusun Oleh :

Nur Khafifi (1217093)

JURUSANiHUKUMiEKONOMI SYARIAH
FAKULTASiSYARIAH
IAINiPEKALONGAN
2022
A. LatariBelakang Masalah

Akumulasi lignin daniselulosa pada dinding seliberbagai jaringan


batang menyebabkan terbentuknya kayu. Kayuimerupakan hasil hutan
dengan nilai ekonomis tinggi. Saat memilih kayu untuk penggunaan
tertentu, penting untuk mempertimbangkan sifat-sifatnya untuk
memastikan pilihannya tepat. Tiap kayu memiliki masing-masing
kelebihan dan kekurangan, ini bisa dimanfaatkan untuk
berbagaiukeperluan, seperti memasak,imembuat furnitur, bahanibangunan,
dan banyakilagi.

Ada banyak jenis penggergajian, masing-masing dengan tujuan


utamanya sendiri. Salah satunya adalah penggergajian kayu.
Penggergajian kayu adalah suatu unit pengerjaan kayu yang menggunakan
bahan baku irisan, alat utamanya adalah mata gergaji, tenaga
penggeraknya adalah mesin perkakas, dilengkapi dengan berbagai
perkakas dan mesin bantu. hal yang harus dilakukan adalah mengolah
kayu menjadi kayu persegi setengah jadi dan kemudian mengolahnya
melalui pengerjaan kayu sekunder dan tersier menjadi produk jadi. Industri
kayu tertarik untuk mendapatkan kayu berkualitas tinggi dan
meningkatkan hasil pendapatan, sekaligus meminimalkan biaya. Namun,
industri tersebut belum mempertimbangkan secara serius bagaimana
menangani limbah serbuk gergaji yang semakin meningkat apalagi dalam
industri berskala kecil.

Potensi limbah dari penggergajian kayu mencapai 60%, sedangkan


pada penggergajian kayu sekitar 50,2% dari bahan baku olahan mengacu
pada hasil penelitian Puslitbang Hasil Hutan Bogor. Namun, banyak
konsumen kayu gergajian di palet atau penggergajian kayu, meninggalkan
residu dari kayu gelondongan yang tidak dapat digunakan atau tidak sesuai
ukuran, skrap, dan serbuk gergaji. masyarakat yang membutuhkan. Karena
terlalu banyak konsumen dan tidak cukup ruang untuk menyimpan
sampah, pemilik palet atau penggergajian kayu menjualnya kepada
masyarakat yang membutuhkan untuk diolah sesuai kebutuhan mereka.
Dalam hal ini, kepemilikan serbuk gergaji di pabrik penggergajian masih
belum jelas, karena serbuk gergaji pada hakekatnya masih milik pemilik
kayu, barang yang dapat diperdagangkan masih digolongkan sebagai aset.

B. RumusaniMasalah
1. Bagaimana proses kepemilikan serbuk kayu hasil penggergajian di
stand penggergajian kayu Desa Keteleng, Blado, Batang?
2. Bagaimana proses kepemilikan limbah serbuk kayu pada stand kayu di
Desa Keteleng, Blado, Batang, dalam perspektif hukum ekonomi
syariah?
C. Tujuanipenelitian
Adapun yangimenjadi tujuan dalam penelitian iniiadalah sebagaiiberikut:
1. Untuk mendeskripsikan danimenganalisis proses kepemilikan limbah
serbuk kayu pada stand kayu desa keteleng, Kec. Blado Kab. Batang.
2. Untuk mengekploitasi dan menganalisis proses kepemilikan limbah
serbuk kayu pada stand kayu Desa Keteleng, Blado, Batang dalam
perspektif hukum ekonomi syariah.
D. Kegunaanipenelitian
1. Hasil dariipenelitian ini seyogyanya dapat memberikaniinformasi dan
wawasannbagi penulis maupunnpembaca mengenai kejelasan status
kepemilikan limbah serbuk kayu dalam perspektif hukum islam,
merupakan manfaat penelitian secara teoritis.
2. Hasil penelitiannini seyogyanya dapat membuka pikiran dan kesadaran
masyarakattsecara umum mengenaiijual beli limbah serbuk kayu
dalam perspektif hukumiislam dan bisa menjadiibahan masukan bagi
pihak-pihakkyang menjalankanmtransaksi juallbeli limbah serbuk
kayu, merupakan manfaat penelitian secara praktis.
E. TelaahiPustaka
Saat membahas tentang harta atau aset kepemilikan, penulis
mengulas literatur yang berkaitan dengan persoalan konsep harta
kepemilikan menurut perspektif Islam. Ada beberapa temuan penelitian
tentang topik properti. Berikut telaah pustaka yang peneliti lakukan:
JUDUL NAMA PENERBIT ISI
PENGARANG
Tinjauan M. Yazid Semarang: Skripsi ini mengkaji
HukumiIslam Farihin UIN- dedak yang dihasilkan
TerhadapiStatus Walisongo- pada penggilingan
Kepemilikan Semarang, padi, yang berasal
DedakiHasil 2015 dari petani yang
SelepaniPadi di melakukan kontrak
Desa Jamus dengan penggilingan.
Kecamatan- Ada ketidaksepakatan
Mranggen tentang siapa yang
KabupateniDemak memiliki dedak di
penggilingan ini.

HakiKepemilikan CitaiPurwasari Yokyakarta: Dalam karya ini,


Kain SisaiJahitan Apriani UINiSunan dikatakan bahwa
TinjauannSosiologi Kalijaga penjahit menjahit kain
Hukum Islam (Studi Yokyakarta- yang ada di bawa
DiiKecamatan 2015 pelanggan. Ada
Ajibarang) permasalahan lain
yang dianggap sepele
atau tidak penting
oleh penjahit pada
saat memesan jahitan,
ini tentang
kelebihaniatau
kekuranganikain. Jika
ada kekurangan kain,
penjahit akan
meminta bahan
tambahan dari
pelangganinamun jika
kain tersisa, penjahit
tidak akan
mengembalikan sisa
kain kepada
pelanggan.
TinjauaniHukum Muhamad Yokyakarta: MeletusnyaiGunung
Islam Terhadap Baihaqi UIN Sunan Merapi 2010, Desa
KepemilikaniPasir Kalijaga Jumoyo Kecamatan
MaterialiVulkanik Yokyakarta Salam Kabupaten
Merapi Di Atas 2012 Magelang sebagian
TanahiPribadi besariwilayahnya
(Studi Kasus di terendamimaterial
Desa vulkanikiMerapi.
JumoyoiKecamatan Terjadilah
Salam Kabupaten permasalahan
Magelang) siapakah yang berhak
memiliki pasir
material vulkanik di
desa ini.

Beberapa kesamaan terlihat dari penelitian yang ada, yaitu


beberapa pembahasan materi tentang kepemilikan suatu produk tertentu.
Berdasarkan pengamatan dan tindak lanjut, sejauh yang diketahui, belum
ada penelitian khusus mengenai kepemilikan serbuk gergaji (wood
sawdust) dalam inventarisasi sawmill menurut perspektif Islam, dan
penelitiannini belum pernahidikaji oleh pihak lain. Oleh karenaaitu,
penulis tertarikkuntuk mengkaji masalah ini.

F. KerangkaiTeori
1. Definisi Hak Milik
Ada dua hal mutlak yang melekat pada tiap manusia yaitu hakidan
kewajiban. Tentu saja hak danikewajiban berbeda.1 Hakimerupakan
apa yang seharusnya diberikan kepada kita dan kewajiban merupakan
apa yang harus kita penuhi. Keduanya harus terpenuhi dan
dilaksanakan secara berimbang. Sedangkan kataimilik berasalndari
BahasaaArab milkiyahidari asal kataamilk yang bermakna berarti
afiliasi atau milik (kepunyaan). Juga bisa berasal dari kata Malakah
juga digunakan dalam istilah hukum. Ini berarti kekuatan akal untuk
memberlakukan hukum. Oleh karena itu, kepemilikan adalah
1
AliiHasan, BerbagaiiMacam Transaksiidalam Islam, Jakarta: PTiRajaGrafindoiPersada,
2003, Cet. I,ihlm. 1.
penguasaan individu atas suatu aset dan memberikan seseorang
kewenangan khusus atas aset tersebut.2
Di sisi lain menurut Syari’ah, milik dalam istilah dapat
didefinisikan sebagai penghalang bagi orang lain. Syari’ah
memberikan pemilik Ikhtishas untuk bertindak atas properti mereka
sesuka mereka, kecuali ada hambatan.3 Istilah penghalang dalam
pengertian di atas berarti segala sesuatu yang menghalangi seseorang
yangibukan pemilikibarang untuk menggunakan,imemanfaatkan, dan
bertindakitanpa izin terlebih dahulu dariipemiliknya. Definisi lain
penghalangiadalah aturan yang mencegahipemilik memperdagangkan
aset mereka.
Jadi kepemilikan atauihak milikimerupakan hubunganiantara harta
dan pemilik hartaiyang ditentukan danndiakuiioleh Syara`. Karena
hubungan ini, dia memiliki hak untuk melakukan berbagai jenis
panggilan Tasarruf ke asetnya, kecuali ada sesuatu yang menghalangi.4
Bisa dibuat kesimpulan bahwa pemilik mempunyaiikeistimewaan
berupaikebebasanidalamibertasharrufi (berbuatisesuatu atau tidak
berbuat sesuatu) kecuali adaihalangan tertentuiyang diakuiioleh
syara’.5
2. Sebab-Sebab Kepemilikan
a) Penguasaan harta bebas (Ihrazial-mubahat)

Penguasaaniharta bebas atau Ihraz al-mubahatiyakni harta yang


belumidikuasai atauidimiliki pihak lain makaikita bisa melakukan
kepemilikan melalui penguasaan terhadap harta tersebut, misalnya
terdapat mata air di tempat yang tidak ada pemiliknya, maka penemu
mata air itu berhak memiliki mata air tersebut.

b) Lahir dari sesuatu yang dimiliki (Tawallud min mamluk)


2
GhufroniA.iMas’adi, op. icit. hlm. 53.
3
SuhrawardiiK. Lubis, HukumiEkonomi Islam, Jakarta : SinariGrafika, 2000, icet. I, hlm.
5.
4
AhmadiWardi Muslich, FiqhiMuamalat, Jakarta: AMZAHi 2010, Cet. I, ihlm. 69.
5
Ghufron A. iMasadi, op. icit., hlm. 54-55.
Lahir dari sesuatu yang dimiliki atau biasa disebut Tawalludimin
mamluk yaituisegala yangiada atau lahir dari benda kepemilikan juga
menjadi hakibagi yang memilikiibenda tersebut, misalnyaipemilik
memiliki selembar kain, lalu kain tersebut akan dijadikan baju maka
baju dan sisa kain yang ada harusnya milik atau aset pemilik.6

c) Penggantian (Al-Khalafiyyah)

Penggantian atau khalafiyyah disini diartikan penggantian oleh


pemilik lama terhadap pemilik baru dalam kedudukannya sebagai
pemilik atas suatu harta atau benda yang berpindah ke tempat yang
lain tanpa akad, misalnya ada merpati yang masuk rumah dan tidak
pergi ke tempat lain lagi, maka kita bisa klaim kepemilikan atas
merpati tersebut.

d) Akad (Al-‘aqd)

Pengertian akad dalam ijab daniqabul adalah pertalian


sesuaiidengan ketentuan syara`iyang mempengaruhi pokok atau isi
dalam akad. Akad merupakan sumber kepemilikan harta atau benda
yang palingikuat dan tersebariluas dalam kehidupanimanusia
dibandingkan dengan ketiga jenis kepemilikaniyang lain.7

3. Macam-Macam Hak Milik

Jika dalam perspektif berharganya sebuah benda maka kepemilikan


digolongkan menjadi 3 jenis:

a) Pertama yaitu Milkiyah al-manfa'at yakni harta milik seseorang


yang berkewajiban memelihara benda-benda materil dalam
menggunakan harta atau benda milik orang lain berdasarkan
ijarah (sewa) atau 'ariyah (pinjaman). Kepemilikan manfaat
misalnya seperti membaca buku dan tinggal di rumah yang
disewa.
6
HendiiSuhendi, op. cit, ihlm. 39.
7
GhufroniA. Mas’adi, iop. cit., hlm. 62.
b) Kedua yaitu Milkiyah al-‘ainnatau Milkial-raqabat yakni
kepemilikan terhadap benda-bendaiituisendiri, seperti memiliki
benda tetap misalnya, tanah, rumah. Selain itu juga ada benda
bergerak misalnya, mobil, hewan, dan sebagainya.8
c) Ketiga yaitu Milkiyah al-dain yakni kepemilikan harta yang
menjadi tanggungijawab orangilain karenaialasan tertentu.
Harta yangibelum dibayar, hargaijual yangibelum dibayar,
harga barangiyang hilang yang rusak atau musnah
olehipihakilain, dll.9

Jika dilihat dari perspektif unsur harta (benda dan manfaat),


kepemilikan digolongkan menjadi 2 jenis:
a) Kepemilikan penuh (Milkiyahial-tammah), iyaitu kepemilikan
objek dan penggunaan objek, melibatkan penguasaan objek
(esensinya) dan manfaat (hasil) dari objek secaraikeseluruhan.
Denganikata lain, ipemilik memiliki objek danimanfaatnya
secaraibersamaan.
b) Kepemilikan tidak penuh (Milkiyah al-naqishah) ini adalah
kepemilikan hanya satu elemen dari properti atau aset yang
hanya mencakup objek (esensi) atau kepentingannya
(manfaatnya).
Jika dilihat dari perspektif keterkaitan antara pemilik dengan
bendanya, kepemilikan juga digolongkan menjadi 2 jenis:
a. Milkiyahial-mutamayyizah, yaituikepemilikan yangisudah jelas
batasan-batasannyaMdan memisahkannyaiantaranbendaidengan
pemilik satuidan pemilikiyang lain. Misalnya: isapi, mobil,
ikitab, danilainisebagainya.
b. Milkiyahmal-syai’ah, iyaituMkepemilikan yangmbelum jelas
bagiannya, dan tidak tertentuidari kumpulan-kumpulan benda

8
SitiiMujibatun, op. icit., hlm. i76.
9
GhufroniA. Mas’adi, op. cit, ihlm. 64. i
baikibesar maupunikecil dari bendaiitu. Misalnya:
separohirumah, seperempatisawah, dan lainisebagainya. 10
4. Prinsip Kepemilikan
a. Pertama, kepemilikan ‘ain (benda) itu sendiri termasuk
kepemilikan atas manfaatnya. Milik pribadi relatif terbatas,
maksudnya hanya untukimelakukan pekerjaan danimengelola serta
menggunakannya sesuai denganiketentuan-Nya.
b. Kedua, kepemilikan suatu benda yang bukan milik orangilain atau
merupakanimilik pertama, menjadiipemilik penuh yang memiliki
benda itu sembari bisa menikmati manfaat dari benda itu.
c. Ketiga, milk al-`ainiselalu berlaku selamanyai (Mu'abbadah)
sampai tercapai kesepakatan untukimengalihkan kepemilikan
kepadaipihak lain. Danijika tidak ada akad baru dan tidak ada
Khalafiyah, maka kepemilikan tetap ada.
d. Keempat, pembubaran (pencabutan hak milik) kepemilikan
(milkiyah) tidak dibenarkan oleh Syara', jika akan dibubarkan
maka harus dilakukan secara akad baik dengan tanpa ganti rugi
(Tabarru') atau sebaliknya.
e. Kelima, harta kepemilikan bersama (musyarakah milkiyah) dalam
bentuk hutang, menjadi tanggung jawab seluruh anggota
kepemilikan dan tidak diperkenankan ditangguhkan kepada hanya
salah pemilik.11
G. MetodeiPenelitian
Penelitian ini amatlah penting, maka dalam melakukan penelitian ini
peneliti melakukannya dengan cara yang seksama dan hati-hati agar bisa
mencapai tujuan penelitian yang ditargetkan, itu disebut dengan metode
penelitian. Berikut penjabaran dari metode yang akan dilakukan oleh
peneliti.12

10
SitiiMujibatun, op. icit. hlm. 79-80. i
11
SitiiMujibatun, op. cit., hlm. 81-82.
12
CholidiNarbuko daniH.AbuiAchmadi, iMetodologi Penelitian, (Jakarta: iPT. Bumi
Aksara, i2015), ih. i1.
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Karena dalam melakukan penelitian iniipeneliti harus turun
langsung keilapangan untuk mengamatiiserta mengambil data
objek secara detail dan komprehensif maka jenis penelitian iini
termasuk jenisipenelitian lapangan.13 Tak lupa juga peneliti
membedah sumber data literatur yang berkaitan dengan objek
kajian yang diteliti untuk menambah khazanah keilmuan dan data
sekunder.14
Objek kajian dalam penelitian ini adalah manusia dan
keadaan sosial yang ada di sekitarnya maka agar bisa tepat
mengambil dan mengolah data penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif.15
2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Diperkirakan lama penelitian dari awal pengambilan data,
mengolah dan menginterpretasikannya kurang lebih 8 bulan,
sedangkan lokasi yang peneliti pilih berada diiDesa Keteleng,
KecamataniBlado, KabupateniBatang.
3. DataidaniSumber Data
a) Datai
Sumber dataiberasal dari pemilik dan pekerja penggergajian
kayu yang ada diiDesa Keteleng, iKecamataniBlado, Kabupaten
Batangidan studi literatur yang sesuai dengan objek kajian
penelitian, Adapun data yang dihasilkan nantinya dikategorikan
sebagai berikut:
1) Data tentang kepemilikan suatu barang.

13
Sugiyono, iMetode PenelitianiKuantitatif, iKualitatif, dan Kombinasii(Mixed Methods)
(Bandung: CV Alfabeta, 2013), 15.
14
UlfaiFadhilahiArafat, “Analisis FatwaiDSN MUI No. i75 Tahun 2009iTentang
PenjualaniLangsung BerjenjangiSyariah (PLBS) TerhadapiJual Beli PulsaiMelalui DataiNetwork
Indonesia (DNI) iMadiun”, Skripsii (Ponorogo: IAINiPonorogo, i2018), i11.
15
ImamiGunawan, iMetode PenelitianiKualitatif Teoriidan Praktiki (Jakarta: Bumi
Aksara, i2015),i85.
2) Data tentang tinjauan hukum islam terhadap kepemilikan
serbuk kayu.
b) Sumber Data
Perincian sumberidata yangiakan diambil penelitiisebagai
berikut:
1. SumberiDataiPrimer diperoleh dari pemilik penggergajian kayu,
pekerja dan pemilik kayu.
2. Sumber DataiSekunderidiperolehmmelaluiistudiiliteratur yang
berkaitanidengan objek kajian penelitianiini.
4. TeknikiPengumpulan Data
Dalam mengambil data tentunya peneliti tidak
melakukannya dengan sembarangan akan tetapi menggunakan
beberapa cara atau teknik pengumpulan data yakni:
a) Wawancara
Peneliti menyususn beberapa pertanyaan hingga menjadi
terstruktur kemudian dilakukan wawancara secarailangsung dari
sumberidata primer diilapangan yakni pemilik penggergajian
kayu, pekerja dan pemilik kayu diiDesa Keteleng, iKecamatan
Blado, KabupateniBatang.
b) Dokumentasii
Selain mengabadikan beberapa kegiatan di lapangan,
dokumentasi juga dilakukan untuk memperoleh dataisekunder
denganistudiiliteratur bacaan yang sesuai denganiobjekikajian
penelitian.
5. Analisis Data
Tahap selanjutnya penelitiimelakukan analisisimendalam
data-data yangidiperoleh yang sesuai denganipermasalahan yang
diangkat dalam penelitian yakni status kepemilikan serbuk kayu di
DesaiKeteleng, kecamataniBlado, KabupateniBatangmmenurut
perspektif hukumiislam.
6. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk memastikan kebenaran data dalamnpenelitianmini
sekaligus menguji kredibel atau tidaknya dataiyang diperoleh
dalam penelitianimaka dilakukan pengecekan kebenaran atau
keabsahan data menggunakan teknik triangulasi.16
Triangulasi menggabungkan hasil observasi atau
pengamatan selama melakukan penelitian, ditambah data primer
berupa wawancara dengan subjek penelitian dan yang terakhir
ditambah dengan studi literatur yang berkaitan dengan objek kajian
penelitian yakni yakni status kepemilikan serbuk kayu diiDesa
Keteleng, ikecamatan Blado, KabupateniBatang
menurutiperspektif hukumiislam.17
H. SistematikaiPembahasaan
Bab pertama terdapat konten pendahuluan
Di dalamnya terdapat latar belakangimasalah, rumusanimasalah, tujuan
dan manfaatipenelitian, telaahipustaka, dan sistematikaipembahasan.
Babikedua terdapat konten kajian teori
Di dalamnya terdapat landasaniteori mengenai teori yang berkaitan
dengan objek kajian penelitian maupun penelitian yang relevan. Teori
yang dituliskan berisi definisi hakimilik, jenis-jesisikepemilikan,
macam-macamihak milik, sebab-sebabikepemilikan, dan kaidah
khususikepemilikan.
Babiketiga data dan sumber data
Di dalamnya terdapat data dan sumber data bagaimana proses
kepemilikan limbah serbuk kayu di penggergajian kayu di Desa
Keteleng, Blado, Batang dan bagaimana proses kepemilikan serbuk
kayu menurut perspektif islam
Bab keempat analisis

16
Sugiyono, iMetode PenelitianiKualitatif, 125.
17
MariatuliChiftiah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bisnis Periklanan Online Bayar
Per Klik (Pay Per Click),” Skripsi, 18.
Setelah data didapatkan maka dilakukanlah analisis. Di dalamnya
terdapat analisis mengenai kepemilikan limbah serbuk kayu menurut
pemilik stand kayu dan menurut hukum ekonomi syariah
Bab kelima penutup
Merupakan bagian akhir dalam tahapan penelitian di mana peneliti
menarik kesimpulan berdasarkan triangulasi terhadap data yang ada
dan saran yang dikemukakan peneliti terhadap pihak terkait khususnya
dan khalayak pada umumnya.
I. Reverensi

Antonio, Muhammad Syafi‟i. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta:


Gema Insani. 2001.
Basyir, Ahmad Azhar. Asas-Asas Hukum Muamalah. Yogyakarta: UII
Press. 2009.
Hariri, Wawan Muhwan. Hukum Perikatan dilengkapi Hukum Perikatan
dalam
Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. 2011.
Asyur, Ahmad Isa. Fiqhul Muyassar fi al- Muammalat. alih bahasa Abdul
Hamid
Zahwan. Solo: cv Pustaka Mantiq. 1995.
Mardani. Fiqh Ekonomi Syari‟ah: Fiqh Muamalah. Jakarta: Kencana. 2012.
Tim Penerjemah Departemen Agama. al-Quran dan Terjemahnya Special
for
Woman. Jakarta: PT Sygma Examedia Arkanlemma. 2009.
Bakri, Nazar. Problematika Pelaksanaan Fiqh Islam. Jakarta: PT
RajaGrafindo
Persada. 1994.
Darmawi, Herman. Manajemen Asuransi. Jakarta: Bumi Aksara. 2004.
Hasan, Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2003, Cet. I.
Muslich, Ahmad Wardi, Fiqh Muamalat, Jakarta: AMZAH, 2010, Cet. I.
Mujibatun, Siti, Pengantar Fiqh Muamalah, Semarang: eLSA, 2012, Cet. 1.
Mas’adi, Ghufron A., Fiqh Mu’amalah Kontekstual, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2002, Cet. 1.
Lubis, Suhwardi K., Hukum Ekonomi Islam, Jakarta : Sinar Grafika, 2004,
Cet.
3.
Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010, Cet. 5.
Narbuko Cholid danAchmadi, Abu.2015, Metodologi Penelitian, Jakarta:
PT.BumiAksara.

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2018.


---------. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: CV Alfabeta, 2013.
Arafat, Ulfa Fadhilah. “Analisis Fatwa DSN MUI No. 75 Tahun 2009
Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS) Terhadap
Jual Beli Pulsa Melalui Data Network Indonesia (DNI) Madiun”,
Skripsi (Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2018)
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta:
Bumi Aksara, 2015.
Sarosa, Samiaji. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: Permata Puri
Media, 2012.
Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.
Basrowi, Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta,
2008.
Chiftiah, Mariatul. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bisnis Periklanan
Online Bayar Per Klik (Pay Per Click),” Skripsi (Ponorogo: IAIN
Ponorogo, 2020).

Anda mungkin juga menyukai