Anda di halaman 1dari 1

SUMMARY NOTES – 1810HPDN09

ALASAN PENGHAPUSAN PIDANA


oleh: Dr. Agus Surono S.H., M.H.

Dalam hukum pidana ada beberapa alasan yang dapat dijadikan dasar bagi
hakim untuk tidak menjatuhkan hukuman/pidana kepada para pelaku atau terdakwa
yang diajukan ke pengadilan karena telah melakukan suatu tindak pidana. Alasan-
alasan tersebut dinamakan alasan penghapus pidana.
Alasan penghapus pidana adalah peraturan yang terutama ditujukan kepada
hakim. Peraturan ini menetapkan dalam keadaan apa seorang pelaku, yang telah
memenuhi perumusan delik yang seharusnya dipidana, tidak dipidana. Hakim
menempatkan wewenang dari pembuat undang-undang untuk menentukan apakah
telah terdapat keadaan khusus seperti dirumuskan dalam alasan penghapus pidana.
Alasan-alasan penghapus pidana ini adalah alasan-alasan yang memungkinkan
orang yang melakukan perbuatan yang sebenarnya telah memenuhi rumusan delik,
tetapi tidak dipidana. Berbeda halnya dengan alasan yang dapat menghapuskan
penuntutan, alasan penghapus pidana diputuskan oleh hakim dengan menyatakan
bahwa sifat melawan hukumnya perbuatan hapus atau kesalahan pembuat hapus,
karena adanya ketentuan undang-undang dan hukum yang membenarkan perbuatan
atau yang memaafkan pembuat.
Hal-hal atau keadaan yang dapat mengakibatkan tidak dijatuhkannya pidana
pada seseorang yang telah melakukan perbuatan yang dengan tegas dilarang dan
diancam dengan sanksi pidana oleh UU. Dasar penghapus pidana yang tertulis, contoh:
dasar penghapus pidana yang ada dalam KUHP, yaitu bela paksa (Pasal 49 ayat (1)
KUHP) dan dasar penghapus pidana yang tidak tertulis contoh: tidak melawan hukum
dalam arti materil. Dasar penghapus pidana juga dapat dibedakan:
a. Dasar penghapus umum
Dasar penghapus pidana yang dapat berlaku bagi setiap delik dan setiap orang,
sebagaimana dalam Pasal 44, Pasal 48, Pasal 49, Pasal 50, Pasal 51 KUHP.
b. Dasar penghapus khusus
Dasar penghapus pidana yang hanya berlaku pada delik tertentu dan orang-orang
tertentu Pasal 166 dan Pasal 221 KUHP.

Penulis: Dr. Agus Surono, S.H., M.H.


Sumber Referensi:
1. Abidin, A. Z. (1987). Asas-Asas Hukum Pidana I. Bandung: Alumni.
2. Hamzah, A. (1994). Asas-Asas Hukum Pidana (4th ed.). Jakarta: Rhineka Cipta.
3. Utrecht, E. (1965). Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana I. Bandung: PT Penerbit Universitas.

Halaman | 1

Anda mungkin juga menyukai