Anda di halaman 1dari 27

HUKUM ACARA

PERDATA
PROGRAM REGULER
SEMESTER GENAP
2016-2017
KULIAH PERDANA

Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 1


PENGERTIAN HUKUM
ACARA PERDATA :

Hukum yang mengatur mengenai


bagaimana cara menjamin
ditaatinya hukum perdata materiil
dengan perantaraan hakim
(Prof. Sudikno Mertokusumo)

Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 2


FUNGSI HUKUM ACARA
PERDATA :
 Untuk melaksanakan hukum
perdata materiil

SIFAT HUKUM ACARA


PERDATA:
 Inisiatif berasal dari seseorang
atau beberapa orang yang merasa
haknya dilanggar
Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 3
SUMBER HUKUM ACARA
PERDATA
1. HIR (Herziene Inlands Reglement)S. 1941:44 atau
RID (Reglemen Indonesia yang Diperbaharui)
berlaku di Jawa dan Madura
2. Rbg (Reglement Buitengewesten) S. 1927:229
yang berlaku di luar Jawa dan Madura
3. UU No 48/2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
4. UU ttg Peradilan Umum No 2/1986 jo UU No 8/
2004 Jo. UU No. 49 tahun 2009 ttg perubahan
kedua
5. UU ttg Mahkamah Agung No 14/1985 jo UU No 5/
2004 Jo. UU No. 3 tahun 2009 tentang perubahan
kedua.
Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 4
SUMBER HUKUM ACARA
PERDATA
6. UU No 20/ 1947 tentang Peradilan
Ulangan.
7. Pengadilan Niaga: UU No 37/2004
tentang Kepailitan dan PKPU
8. Arbitrase: UU No 30/ 1999
9. Class Action:Perma No. 1/2002
10. Mediasi: Perma No. 2/ 2003 dihapuskan
dengan Perma No. 1/2008 dihapuskan
dengan Perma No. 1/2016
11. Gijzeling: Perma No. 1/ 2000
Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 5
ASAS ASAS HUKUM
ACARA PERDATA
1.Hakim bersifat menunggu (Psl 16
ayat (1) dan 28 ayat (1) UU No.
4/2004 diganti dengan Pasal 5 ayat
(1)UU No. 48/2009)

2.Hakim Pasif (Psl 5 ayat (2) UU No.


4/2004) diganti dengan Pasal 4 ayat
(2)UU No. 48/2009)
Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 6
ASAS ASAS HUKUM
ACARA PERDATA
3.Persidangan bersifat terbuka (Psl
19 ayat (1) dan (2) UU No. 4 Tahun
2004) diganti dengan Pasal 13
ayat (1),(2),(3)UU No. 48/2009)

4.Mendengar kedua belah pihak Psl


5 ayat (1)UU No.4/2004) diganti
dengan Pasal 4 ayat (1)UU No.
48/2009)
Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 7
ASAS ASAS HUKUM
ACARA PERDATA
5.Putusan harus disertai alasan-alasan (Psl
25 ayat (1) jo 19 ayat (4) UU No.4/2004)
diganti dengan Pasal 50 ayat (1) dan Pasal
14 ayat (2) UU No. 48/2009)
6.Beracara dikenakan biaya(Psl 4 ayat(2) jo
5 ayat (2) UU No. 4 Tahun 2004) diganti
dengan Pasal 2 ayat (4) dan Pasal 4 ayat
(2)UU No. 48/2009).

Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 8


ASAS ASAS HUKUM
ACARA PERDATA
Kecuali bagi orang yang tidak mampu
membayar biaya perkara dapat
mengajukan ijin untuk berperkara dengan
tidak dikenakan biaya (Prodeo) Pasal 237
HIR
7.Tidak ada keharusan mewakilkan (Psl 123
ayat (1) HIR)

Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 9


LINGKUNGAN PERADILAN
UU No. 48 tahun 2009
Dalam Pasal 18 disebutkan bhw:
”Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan Badan
Peradilan yang berada di bawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan
militer,lingkungan peradilan tata usaha
negara dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi.”
Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 10
1. MAHKAMAH AGUNG RI
Wewenang MA (Pasal 20 UU RI No. 48/2009)
 Mengadili pada tingkat Kasasi terhadap putusan
yang diberikan pada tingkat terakhir oleh
pengadilan di semua lingkungan peradilan yang
berada di bawah MA, kecuali undang-undang
menentukan lain.
 Menguji peraturan perundang-undangan di
bawah undang-undang terhadap undang-
undang; dan
 Kewenangan lain yang diberikan undang-
undang

Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 11


BADAN PERADILAN di
MA RI (PASAL 25 UU RI NO.
48/2009)

PERADILAN UMUM
PERADILAN AGAMA
PERADILAN MILITER
PERADILAN TATA USAHA NEGARA

Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 12


PERADILAN UMUM
Berwenang memeriksa, mengadili dan
memutus perkara pidana dan perdata (Pasal
25 ayat (2) UU RI No. 48/2009 Jo. UU RI No.
2/1986, Tentang Peradilan Umum
sebagaimana telah diubah dengan UU RI No.
8/2004).

Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 13


PERADILAN AGAMA
Berwenang memeriksa, mengadili, memutus
dan menyelesaikan perkara antara orang-
orang yang beragama Islam (Pasal 25 ayat
(3) UU RI No. 48/2009 Jo. UU RI No. 7/1989,
Tentang Peradilan Agama sebagaimana
terakhir diubah dengan UU RI No. 50/2009).

Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 14


PERADILAN MILITER
Berwenang memeriksa, mengadili, dan
memutus perkara tindak pidana militer (Pasal
25 ayat (4) UU RI No. 48/2009 Jo. UU RI No.
31/1997, Tentang Peradilan Militer).

Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 15


PERADILAN TATA
USAHA NEGARA
Berwenang memeriksa, mengadili, memutus
dan menyelesaikan sengketa tata usaha
negara (Pasal 25 ayat (5) UU RI No. 48/2009
jo. UU RI No. 5/1986, Tentang Peradilan Tata
Usaha Negara sebagaimana terakhir diubah
dengan UU RI No. 51/2009).

Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 16


PENGADILAN KHUSUS
(PASAL 27 UU RI NO. 48/2009
DAN PENJELASANNYA)

Pengadilan khusus adalah pengadilan yang


dibentuk dalam salah satu lingkungan peradilan
yang berada di bawah MA dan diatur dalam
undang-undang.

Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 17


PENGADILAN KHUSUS
DALAM LINGKUNGAN
PERADILAN UMUM
 Pengadilan Anak (UU RI No. 3/1997, Tentang Pengadilan
Anak Jo. UU RI No. 23/2002, Tentang Perlindungan Anak)
 Berwenang memeriksa, mengadili dan memutus perkara tindak
pidana yang dilakukan oleh anak (8 s.d 18 tahun dan belum
pernah menikah).
 Pengadilan Niaga (belum diatur dalam UU tersendiri, masih
tersebar dalam UU RI No. 37/2004, Tentang Kepailitan dan PKPU
serta peraturan perundangan-undangan di bidang HAKI)
 Berwenang memeriksa, mengadili dan memutus permohonan
pernyataan pailit dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
 Berwenang memeriksa dan memutus perkara lain di bidang
perniagaan.

Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 18


PENGADILAN KHUSUS
DALAM LINGKUNGAN
PERADILAN UMUM
 Pengadilan Hak Asasi Manusia (UU RI No.
26/2000, Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia)
 Bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus perkara
pelanggaran hak asasi manusia yang berat.
 Berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak
asasi manusia yang berat yang dilakukan di luar batas teritorial
wilayah Negara RI oleh WNI.
 Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Pasal
53 UU RI No. 30/2002, Tentang KPK Jo. UU RI No. 46/2009,
Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi)
 Berwenang memeriksa, mengadili dan memutus perkara tindak
pidana korupsi, tindak pidana pencucian uang yang tindak
pidana asalnya adalah tindak pidana korupsi dan/atau tindak
pidana yang secara tegas dalam undang-undang lain ditentukan
sebagai tindak pidana korupsi

Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 19


PENGADILAN KHUSUS
DALAM LINGKUNGAN
PERADILAN UMUM
 Pengadilan Hubungan Industrial (UU RI No.
2/2004, Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial)
 Berwenang menangani 4 (empat) jenis perselisihan:

 Perselisihan kepentingan.
 Perselisihan antar serikat pekerja atau serikat
buruh dalam suatu perusahaan.
 Perselisihan hak.

 Perselisihan PHK.

Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 20


PENGADILAN KHUSUS
DALAM LINGKUNGAN
PERADILAN UMUM
 Pengadilan Perikanan (Pengadilan yang dibentuk
sesuai kebutuhan dengan Keppres RI berdasarkan
Pasal 71 ayat (5) UU RI No. 31/2004, Tentang Perikanan
sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 45/2009,
contoh antara lain: Keppres RI No. 15/2010, Tentang
Pembentukan Pengadilan Perikanan pada Pengadilan
Negeri Tanjung Pinang dan Pengadilan Negeri Ranai)
 Berwenang memeriksa, mengadili dan memutus tindak pidana di
bidang perikanan (semua kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan
lingkungannya mulai dari pra produksi, produksi, pengolahan
sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu
sistem bisnis perikanan).

Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 21


PENGADILAN KHUSUS
DALAM LINGKUNGAN
PERADILAN TATA USAHA
NEGARA
 Pengadilan Pajak (Penjelasan Pasal 27 UU RI No. 48/2009 Jo.
UU RI No. 14/2002, Tentang Pengadilan Pajak)
 Mempunyai tugas dan wewenang memeriksa dan memutus
sengketa pajak.
 Dalam banding berwenang memeriksa dan memutus sengketa
atas keputusan keberatan.
 Dalam hal gugatan, berwenang memeriksa dan memutus
sengketa atas pelaksanaan penagihan pajak atau keputusan
pembetulan atau keputusan lain.
 Berwenang mengawasi kuasa hukum yang memberikan bantuan
hukum kepada pihak-pihak bersengketa dalam Pengadilan
Pajak.

Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 22


2. MAHKAMAH KONSITUSI

REPUBLIK INDONESIA
 Pelaku kekuasaan kehakiman yang dibentuk guna bertindak selaku
pengawal konstitusi (guardian of the constitution) sesuai kehendak Undang-
Undang Dasar RI Tahun 1945.
 Wewenang MK RI (Pasal 29 UU RI No. 48/2009 Jo. UU RI No.
24/2003, Tentang Mahkamah Konstitusi)
 Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar
RI tahun1945.
 Memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang
diberikan oleh UUD RI Tahun 1945.
 Memutus pembubaran partai politik.
 Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum; dan
 Kewenangan lain yang diberikan oleh undang-undang.

Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 23


Kekuasaan kehakiman di ling.
peradilan umum dilakukan oleh
Pengadilan Negeri (PN) dan
Pengadilan Tinggi (PT) dan
berpuncak pada mahkamah agung
(MA).
Berdasarkan Pasal 20 ayat (1) UU No.
48/2009, Mahkamah Agung
Merupakan Pengadilan Negara
tertinggi dari keempat lingkungan
peradilan dibawahnya.”
Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 24
PENGADILAN NEGERI
dalam melaksanakan tugas pokoknya:
menerima, memeriksa dan mengadili serta
menyelesaikan setiap perkara dan
merupakan pengadilan tingkat pertama,
(judex factie)

PENGADILAN TINGGI
merupakan pengadilan tingkat banding,
memeriksa kembali/ ulang perkara yang telah
diputus di PN.
(judex factie)
Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 25
MAHKAMAH AGUNG

merupakan pengadilan tingkat kasasi


dan PK, merupakan pengadilan negara
tertinggi.
MA tidak memeriksa kembali/ ulang
perkara yang telah diputus di PN
dan/atau PT, MA memeriksa mengenai
penerapan hukumnya saja
(judex juris)

Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 26


Skema Lingkungan Peradilan

Mahkamah Agung MK

PT PTA Mahmilti PT TUN

PN PA Mahmil PTUN

Sri Laksmi A. SH., MH - Tim Pengajar 27

Anda mungkin juga menyukai