PERTEMUAN 3
SUMBER HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Sumber Hukum Acara
Peradilan Agama.
1.1 Mempelajari Pengertian Hukum Acara Peradilan Agama
1.2 Mempelajari Sumber Hukum Acara Peradilan Agama
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Pengertian Hukum Acara Peradilan Agama
No.7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama dan hukum acara yang berlaku di
pengadilan di lingkungan Peradilan Umum.
Setelah diundangkannya UU No.7 tahun 1989 tentang Peradilan
Agama masih dirasa adanya kekurangan bagi hakim peradilan agama akan
adanya hukum materiil yang menjadi patokan dalam menangani perkara-
perkara di Pengadilan Agama. Lain halnya di Pengadilan Umum di perkara
pidana sudah terdapat hukum materiil yang berupa Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP).
Dalam menangani perkara-perkara di Pengadilan Agama para hakim
agama berpegang pada kitab-kitab fikih karangan para ulama fikih sehingga
dalam penanganan suatu perkara yang sama terdapat perbedaan dalam
penetapan maupu putusan Pengadilan Agama sebagai produk-produk
Pengadilan Agama.
Terjadinya perbedaan produk Peradilan Agama digambarkan oleh
Yahya Harahap, sebagai berikut:
“Akibat sikap dan perilaku para hakim yang mengidentikan fikih dengan
syari’ah atau hukum Islam, lahirlah berbagai produk putusan Pengadilan
Agama sesuai dengan latar belakan mazhab yang dianut dan digandrungi”.
Karena terjadinya perbedaan dalam memberikan penetapan maupun
menjatuhkan putusan putusan terhadap perkara yang sama maka
diperlukan adanya keseragaman dan standarisasi hukum materiil di
Pengadilan Agama.
Pada tahun 1991 tercapailah keseragaman dan standarisasi hukum
materiil di Pengadilan Agama dengan adanya Kompilasi Hukum Islam
dengan Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 1991 yang menginstruksikan
Menteri Agama agar menyebarluaskan Kompilasi Hukum Islam yang terdiri
dari:
a. Buku I tentang Hukum Perkawinan;
b. Buku II tentang Hukum Waris;
c. Buku III tentang Hukum Perwakafan.
5. Qanun
Terdapat pengkhususan Dalam Lingkungan Peradilan Agama di
Indonesia dengan adanya Undang-Undang ini , yaitu untuk daerah
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Pelaksana peradilan di NAD adalah
Mahkamah Syar’iyah untuk peradilan tingkat pertama Mahkamah Syar’iyah
Propinsi sebagai pengadilan tingkat Banding dan untuk tingkat kasasi
dilakukan oleh Mahkamah Agung sebagai peradilan tertinggi.
Kewenangan Mahkamah Syar’iyah di dasarkan atas syari’at Islam
dalam system hukum hukum nasional yang diatur dalam Qanun Nanggroe
Aceh Darussalam Nomor 10 Tahun 2002 tentang Peradilan Syari’at Islam.
Sebagaimana diatur dalam Pasal 49 Qanun Nomor 10 tahun 2002
tentang Peradilan Syari’at Islam, kewenangan Peradilan Agama di Aceh
meliputi:
1. Ahwal syahsiyah (hukum keluarga)
2. Muamalah (hukum perdata)
3. Jinayah (hukum Pidana)
Yang didasarkan atas syari’at Islam dan akan diatur dalam Qanun Aceh.
- Pembunuhan
- Penganiayaan;
Ta’zir yaitu hukuman yang dijatuhkan kepada yang melakukan
pelanggaran syari’at selain hudud dan qishash/diat seperti
- Judi
- Khalwat
- Meninggalkan sholat fardlu/wajib dan puasa Ramadhan.
Qanun yang mengatur tentang pelaksanaan Mahkamah Syar’iyah
yang berupa hukum materiil maupun formil, antara lain:
- Qanun Nomor 10 tahun 2002 tentang Peradilan Syari’at Islam;
- Qanun Nomor 11 tahun 2002 tentang Pelaksanaan Syari’at Islam
- Qanun Nomor 12 tahun 2003 tentang Minuman Khamar dan
Sejenisnya
- Qanun Nomor 13 tahun 2003 tentang Maisir (Perjudian)
- Qanun Nomor 14 tahun 2003 tentang Khalwat (mesum)
- Qanun Nomor 7 tahun 2004 tentang Pengelolaan Zakat.
- Fathul Mu’in;
- Sarqawi at-Tahrir;
- Qalyubi wa Umairah/Al Mahalli;
- Fathul Wahahab dan syarahnya;
- Tuhfah;
- Targhib al Mustaq;
- Qawanin Syari’ah li Sayyid bin Yahya;
- Qawanin Syari’ah li Sayyid Shadaqoh;
- Syamsuri lil Fara’id;
- Bughayat al Musytarsyidin;
- Al Fiqh ‘ala Mazhahib al Arba’ah;
- Mughni al Muhtaj.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, M.Yahya. 1993. Kedudukan, Kewenangan, dan Acara Peradilan
Agama UU No.7 Tahun 1989. Jakarta: Pustaka Kartini.
Mertokusumo, Sudikno.1981. Hukum Acara Perdata di Indonesia.Yogyakarta:
Liberty.
Purwono, Joko. 1995. Metode Penelitian Hukum. Surakarta: UNS Press.
Rasyid, Roihan A. 2000. Hukum Acara Peradilan Agama (Ed.2 Cetakan ke-7).
Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Sadzali, Munawir. 1993. Peradilan Agama dan Kompilasi Hukum Islam,
dalam Mahfud, Moh. M.D., dkk (Editor), Peradilan Agama dan
Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia. Yogyakarta:
UII Press.
Soeparmono, R. 2000. Hukum Acara Perdata dan Yurisprudensi, , Bandung:
Mandar Maju.
Soetantio, Retnowulan dan Iskandar Oeripkartawinata. 1997. Hukum Acara
Perdata Dalam Teori dan Praktik. Bandung: Mandar Maju.
SOAL/TUGAS
1. Jelaskan sumber hukum acara Peradilan Agama!