Anda di halaman 1dari 12

DASAR PERINGAN PIDANA

(1810-HPDN-S09-04)
TUJUAN PEMBELA JARAN
Setelah mempelajari bagian ini,
Anda diharapkan telah mampu:

Menjelaskan dasar-dasar yang meringankan


suatu tindak pidana.

1810HPDN09
PASAL 49 KUHP
3

Dasar-dasar peringan pidana dapat dikemukakan terkait


Pasal 49 KUHP, yaitu:

Pasal 49 ayat (1) KUHP


Noodweer atau bela paksa

Pasal 49 ayat (2) KUHP


Noodweer excess atau bela paksa lampau batas

1810HPDN09
4

PASAL 49 AYAT (1) KUHP


NOODWEER (BELA PAKSA)
Syarat ancaman serangan atau serangan:
Melawan hukum
Seketika atau langsung
Ditujukan pada diri sendiri atau orang lain
Ancaman berkaitan dengan tubuh, nyawa, kehormatan
seksual, dan harta benda
Syarat pembelaan:
Seketika atau langsung
Memenuhi asas subsidiaritas dan proporsionalitas
1810HPDN09
5

PASAL 49 AYAT (2) KUHP NOODWEER


EXCESS (BELA PAKSA LAMPAU BATAS)
Pembelaan tidak memenuhi asas subsidiaritas
dan asas proporsionalitas.
Yang harus dibuktikan:
Pembelaan lampau batas terjadi karena goncangan jiwa
Goncangan jiwa itu terjadi karena serangan
Unsur:
• Melampaui batas yang perlu
• Adanya hubungan kausal antara pelampauan batas
dengan serangan yang dilakukan
1810HPDN09
PASAL 50 KUHP
6

Pasal 50 KUHP menjelaskan tentang


melaksanakan perintah Undang-Undang.

Contoh:
Algojo
Eksekutor hukuman mati

1810HPDN09
PASAL 51 KUHP (1)
7

Pasal 51 ayat (1) KUHP


Perintah yang dikeluarkan oleh pejabat yang sah dan
berwenang, perintah tersebut merupakan perintah
yang sah.
Contoh:
Juru sita pengadilan
Penangkapan, penyitaan, penahanan yang sah
dilakukan oleh polisi

1810HPDN09
PASAL 51 KUHP (2)
8

Pasal 51 ayat (2) KUHP


Perintah yang dikeluarkan oleh pejabat atau atasan
yang tidak berwenang, perintah tersebut merupakan
perintah yang tidak sah.
Pidana bisa diringankan jika:
Yang diperintah sama sekali tidak tahu bahwa perintah
yang dikeluarkan adalah perintah yang tidak sah
Dalam batas-batas lingkungan yang diperintah
Adanya hubungan antara atasan dan bawahan
1810HPDN09
PENERAPAN ALASAN PEMBENAR
9

DAN DASAR PEMAAF


1 Salah satu peserta memiliki dasar pembenar
maka perbuatan peserta lain juga dibenarkan
(kolektif), namun dasar pemaaf hanya dimiliki
peserta yang punya dasar pemaaf (individual).
2 Bunyi putusan hakim berupa lepas atau bebas.
3 Penggunaan dasar penghapus pidana pada
situasi di mana sebenarnya ada dasar
penghapus.
1810HPDN09
🔑 DAFTAR PUSTAKA
Abidin, A. Z. (1987). Asas-asas hukum pidana I. Bandung: Alumni.

Hamzah, A. (1994). Asas-asas hukum pidana (edisi keempat). Jakarta:


Rhineka Cipta.

Utrecht, E. (1965). Rangkaian sari kuliah hukum pidana I. Bandung:


PT Penerbit Universitas.

1810HPDN09
© KREDIT
Lecturer
Dr. Agus Surono, S.H., M.H.

Instructional Design Reviewer


Wayan J. Meidawanti, S.I.Kom.

Content Developer
Serin Imsa Arizuni, S.Si.

1810HPDN09

Anda mungkin juga menyukai