Pada dasarnya tindak pidana pada suatu perbuatan yang berakibat pada
hukum yang berlaku tetap dalam KUHP telah ditetapkan berdasarkan pada pasal-
bagi pelaku adalah hukuman, KUHP membagi hukuman menjadi dua bentuk
yakni; hukuman pokok dan hukuman tambahan. Adapun hukuman pokok itu
terbagi lagi beberapa jenis, yakni pidana mati, pidana penjara, pidana kurungan,
pidana denda, pidana tutupan. Adapun pidana tambahan itu yakni pencabutan
Hakim. Namun ada suatu sebab pasal, perbuatan hukum yang disebabkan karena
pembelaan atau perbuatan melindungi diri oleh seseorang yang tidak dikenakan
Pidana:56
56
Adam Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana 2, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), hlm 16.
48
Suatu keadaan normalitas psikis dan kematangan (kecerdasan) yang
membawa 3 (tiga) kemampuan, yakni (a) mampu untuk mengerti
nilai dari akibat-akibat perbuatannya sendiri. (b) mampu untuk
menyadari bahwa perbuatannya itu menurut pandangan masyarakat
tidak diperbolehkan. (c) mampu untuk menentukan kehendaknya
atas perbuatan-perbuatannya itu.57
kesalahan, yang mana keadaan jiwa orang yang melakukan perbuatan pidana
haruslah sedemikian rupa sehingga dapat dikatakan normal, sebab karena orang
yang normal dan sehat inilah yang dapat mengatur tingkah lakunya sesuai
menentukan:
57
H. Setiyono, Kejahatan Korporasi Analisis Viktimologis dan Pertanggungjawaban
Korporasi dalam Hukum Pidana Indonesia, (Malang: Bayumedia Publishing, 2003), hlm. 104
49
mengenai daya paksa (overmacht) yang diatur dalam Pasal 48 KUHP yang
menentukan bahwa:
tidak dipidana
Dalam pasal ini ada beberapa pendapat yang menyatakan sebagai alasan
Berdasarkan rumusan Pasal 49 ayat (1) tersebut dapat disimpulkan ada dua
unsur pembelaan terpaksa, yaitu unsur syarat adanya pembelaan terpaksa dan
50
c. serangan atau ancaman serangan mana ditujukan pada (tiga)
mengancam.
Kelima syarat itu adalah suatu kebulatan yang tidak terpisahkan, dan berkaitan
sangat erat satu dengan yang lain. Sedangkan pada unsur-unsur bentuk
a. membela dirinya sendiri atau orang lain artinya juga ialah serangan itu
c. membela harta benda sendiri atau harta benda lain, artinya ialah serangan
(2) yaitu:
dipidana.
Pada Pasal 51 ayat (2) tersebut, ada syarat yang wajib dipenuhi agar orang
yang menjalankan perintah yang tidak sah dengan itikad baik itu tidak
a. Syarat subjektif, ialah dengan itikad baik dia mengira bahwa perintah
dasar penghapus pidana yang umum dan khusus. Dasar penghapus pidana yang
tersebut dibedakan dan dikelompokan menjadi dua dasar yaitu pertama alasan
diri orangnya, khususnya mengenal sikap batin sebelum atau pada saat akan
59
Eva Achjani Zulfa, Gugurnya Hak Menuntut Dasar Penghapus, Peringan, dan Pemberat
Pidana, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm 47.
53
objektif dan melekat pada perbuatannya atau hal-hal lain diluar batin si
pembuat.60
sebagai berikut:61
1. Ketidakmampuan bertanggungjawab;
3. Hal menjalankan perintah jabatan yang tidak sah dengan itikad baik.
sebagai berikut:62
tetap bersifat melawan hukum, namun karena hilang atau hapusnya kesalahan
kepadanya. Contohnya orang gila memukul orang lain sampai luka berat, dia
60
Adami Chazawi, Penafsiran Hukum Pidana, Dasar Peniadaan, Pemberatan dan
Peringanan, Kejahatan Aduan, Perbarengan dan Ajaran Kausalitas, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,
2009), hlm. 18.
61
Ibid.
62
Ibid.
54
dipidananya si pembuat, karena perbuatan tersebut kehilangan sifat melawan
memenuhi unsur tidak pidana, tetapi karena hapusnya sifat melawan hukum
Berkaitan dengan adanya alasan pembenar dan alasan pemaaf ini, maka
mengenai suatu perbuatan yang dapat dihukum, akan tetapi yang bersangkutan
tidak dihukum (dipidana). Alasan pembenar dan alasan pemaaf ini adalah
merupakan pembelaan dari pelaku terhadap tuntutan dari perbuatan pidana yang
lepas dari segala tuntutan hukum (ontslag). Putusan bebas menurut doktrin
pidananya (jadi dalam hal ini sebagai unsur objektif) yang dihapuskan.
Sedangkan putusan lepas dari segala tuntutan hukum menurut doktrin adalah
63
M. Hamdan, Alasan Penghapus Pidana Teori dan Studi Kasus, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2012), hlm 31.
55
mengenai unsur kesalahan (sebagai unsur subjektif) pelaku/terdakwa yang
antara alasan pemaaf dengan alasan pembenar ini juga dapat dilihat dari
pandangan atau aliran dualistis dalam hukum pidana yang berbeda dengan
perlakuan antara unsur tindak pidana yang sifatnya subjektif (kesalahan dalam
arti luas) dan unsur tindak pidana yang sifatnya objektif (melawan hukum).
salah satu unsur tersebut atas tindak pidana yang terjadi menyebabkan suatu
terdakwa (vrijspraak).65
tindak pidana yang sifatanya subjektif (kesalahan dalam arti luas) dan unsur
salah satu unsur tersebut atas tindak pidana yang terjadi menyebabkan suatu
64Ibid.
65
M. Rasyid Ariman, Kejahatan Tertentu dalam KUHP (Sari Kuliah Hukum Pidana
Dalam Kodifikasi), (Palembang: Unsri, 2008), hlm 3.
56
pasal-pasal yang tercantum dalam Buku III KUHP) unsur kesalahan tidak selalu
berbeda apakah unsur kesalahan sebagai dasar tertulis maupun bukan. Dalam
tidak terdapat dalam KUHP. Istilah tersebut muncul dalam Memorie van
Toelitching. Perkataan noodweer sendiri berasal dari kata nood yang artinya
darurat dan weer yang artinya pembelaan, hingga secara harfiah itu dapat
ketentuan pidana seperti yang telah dirumuskan di dalam Pasal 49 ayat (1)
mendapat serangan secara melawan hukum dari orang lain, maka pada dasarnya
perbuatan alasan penghapus pidana yang termasuk dalam alasan pembenar yakni
66
Ibid.
57
alasan yang menghapuskan sifat melawan hukumnya perbuatan sehingga apa
yang dilakukan oleh terdakwa lalu merupakan perbuatan yang patut dan benar.
dikatakan tidak ada jalan lain. Di sini harus ada keseimbangan yang
seimbang dengan serangan atau ancaman. Serangan tidak boleh melampaui batas
67
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Komentar-Komentar lengkap
Pasal Demi Pasal, (Bogor: Politeia, 1985), hlm 165.
58
(subsidiariteit). Harus seimbang antara kepentingan yang dibela dan cara yang
dipakai di satu pihak dan kepentingan yang dikorbankan atau harus proporsional.
dikaitkan dengan kasus serangan oleh pelaku terhadap korban harus dibalas
menentukan bahwa jika ada cara perlawanan yang kurang membahayakan, orang
yang diserang tidak boleh memilih cara yang lebih berat dan mengakibatkan
kerugian yang lebih besar pada si penyerang. Sudah tentu yang maksud pembuat
si pembela tidak boleh lebih besar dari pada kepentingan yang dibelanya.
serangan yang diterima. Hal ini juga diatur dalam KUHP mengenai noodweer
excess, tepatnya pada Pasal 49 Ayat (2). Noodweer excess atau pembelaan
suatu pembelaan seperlunya itu haruslah disebabkan oleh karena pengaruh dari
disebabkan karena adanya perasaan takut atau ketidaktahuan tentang apa yang
harus dilakukan, melainkan juga yang disebabkan oleh hal-hal lain seperti
kemarahan. Menurut doktrin hukum pidana terdapat tiga unsur yang harus
keseimbangan antara alat atau cara yang dipilih untuk melakukan pembelaan
diri dengan serangan yang terjadi, dan yang diserang sesungguhnya masih
yang hebat menyebabkan hal itu tidak dilakukan. Sedangkan unsur yang kedua
berkaitan dengan tidak berfungsinya akal atau batin orang tersebut secara
pidana dan sanksi tindakan. Sanksi pidana didefinisikan sebagai suatu nestapa
perbuatan yang dilarang oleh hukum pidana, dengan adanya sanksi tersebut,
diharapkan tidak ada orang yang melakukan tindak pidana. Herbet L. Packer
the range or permissible disposition that the law authorizes (or appears to
authorize) in cases of person who have been judges through the distinctive
sanksi pidana pada dasarnya merupakan suatu pengenaan suatu derita kepada
seseorang yang dinyatakan bersalah melakukan suatu tindak pidana melalui suatu
rangkaian proses peradilan oleh kekuasaan yang secara khusus diberikan untuk
hal itu.68
dibedakan antara pidana pokok dan pidana tambahan. Pidana pokok terdiri dari
68Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta Tmur: Sinar Grafika, 2011), hlm.
251.
61
pidana mati, pidana penjara, pidana kurungan, dan pidana denda. Sedangkan
1. Pidana Mati
penyerangan terhadap hak hidup bagi manusia, yang sesungguhnya hak ini
hanya berada di tangan Tuhan dan hal inilah yang masih menjadi pro kontra
dari dulu hingga saat ini. Kelemahan dan keberatan pidana mati ini adalah
apabila telah dijalankan, maka tidak dapat memberi harapan lagi untuk
perbaikan, baik revisi atas jenis pidananya maupun perbaikan atas diri
saja atau pada tindak pidana yang dianggap sangat berat, seperti:
104, Pasal 111 ayat (2), dan Pasal 124 ayat (3) KUHP;
dengan faktor-faktor pemberat, seperti dalam Pasal 140 ayat (3) dan
62
c. Tindak pidana terhadap harta benda yang disertai unsur atau faktor yang
sangat memberatkan, seperti dalam Pasal 365 ayat (4) dan Pasal 368
d. Tindak pidana pembajakan laut, sungai dan pantai seperti dalam Pasal
444 KUHP.
Sedangkan aturan di luar KUHP yang mengatur pidana mati adalah Undang-
atau Jaksa Tentara Agung dalam hal memperberat ancaman hukuman mati
pidana ekonomi;
69
Olib Setiady, Pokok-Pokok Hukum Penitensier Indonesia, (Bandung: Alfabeta, 2010),
hlm. 85-86.
63
g. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM;
2. Pidana penjara
Pidana penjara atau pidana kehilangan kemerdekaan itu bukan hanya dalam
bentuk pidana penjara tetapi juga berupa pengasingan.70 Dalam Pasal 10 KUHP,
ada 2 (dua) jenis pidana hilang kemerdekaan bergerak, yaitu pidana penjara dan
(Lembaga Pemasyarakatan) yang mana terpidana tidak bebas keluar masuk dan
didalamnya wajib untuk tunduk, menaati dan menjalankan semua peraturan tata
tertib yang berlaku, maka kedua jenis pidana itu tampaknya sama, akan tetapi
kedua jenis pidana itu sebenarnya sangat jauh, adapun perbedaannya yaitu:
a. Pidana kurungan mengancam pada tindak pidana yang lebih ringan daripada
pidana penjara, pidana kurungan banyak diancam pada jenis tindak pidana.
70
Andi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan Di Indonesia, (Jakarta: Pradnya
Paramita, 1993), hlm. 36.
64
dapat diperberat namun tidak lebih dari 1 tahun 4 bulan (Pasal 18 KUHP),
(hak pistole).
pengganti denda.
Menurut Pasal 12 ayat (1), stelsel pidana penjara dibedakan menjadi pidana
penjara seumur hidup dan pidana penjara sementara waktu pidana penjara
seumur hidup diancamkan pada tindak pidana yang dikategorkan sebagai tindak
pidana sangat berat, yaitu sebagai pidana alternatif dari pidana mati seperti pada
Pasal 104, Pasal 365 ayat (4), Pasal 368 ayat (2) dan berdiri sendiri dalam arti
tidak sebagai alternatif pidana mati tetapi sebagai alternatifnya adalah pidana
dan paling tinggi 15 (lima belas) tahun secara berturut-turut. Dalam hal yang
a. Dalam hal tindak pidana yang Hakim boleh memilih: (1) apakah akan
dijatuhkan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara sementara maksimun 20 (dua puluh) tahun, atau (2) dalam hal tindak
seumur hidup.
b. Dalam hal telah terjadinya: (1) perbarengan, atau (2) pengulangan atau (3)
3. Pidana kurungan
Dalam beberapa hal pidana kurungan adalah sama dengan pidana penjara, yaitu
sebagai berikut:71
Adam Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana I, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 23-24.
71
66
tindak pidana, bergantung dari pertimbangan berat ringannya tindak pidana
yang bersangkutan.
c. Pidana kurungan dan pidana penjara mulai berlaku apabila terpidana tidak
ditahan, yaitu pada hari putusan Hakim (setelah mempunyai kekuatan tetap)
Lembaga Pemasyarakatan.
a. Sebagai custodia honesta untuk tindak pidana yang tidak menyangkut tindak
perkelahian satu lawan satu (Pasal 182 KUHP) dan pailit sederhana (Pasal
pidana kesusilaan.
pidana pelanggaran.
4. Pidana denda
Pidana denda dapat dijumpai di dalam Buku I dan Buku II KUHP yang telah
maupun secara alternatif dengan pidana penjara saja, atau alternatif dengan kedua
Pidana denda diancamkan pada banyak jenis pelanggaran, baik sebagai alternatif
dari pidana kurungan maupun berdiri sendiri, begitu pula terhadap jenis tindak
pidana ringan maupun tindak pidana culpa, pidana denda sering diancamkan
sebagai alternatif dari pidana kurungan. Sementara itu, bagi tindak pidana yang
selebihnya jarang sekali diancam dengan pidana denda baik sebagai alternatif
dengan jenis lain dalam kelompok pidana pokok, keistimewaan itu adalah:
dilakukan atau dibayar oleh orang lain, yang dalam pelaksanaan pidana
lainnya kemungkinan seperti ini tidak bisa terjadi. Jadi, dalam pelaksanaan
pidana denda dapat melanggar prinsip dasar dari pemidanaan sebagai akibat
yang harus dipikul diderita oleh pelaku sebagai orang yang harus
72
P.A.F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia Cetakan Kedua, (Bandung:
Citra Aditya Bakti, 2019), hlm 712.
68
pengganti denda sebagai alternatif pelaksanaannya, dalam arti jika denda
itu. Dalam hal ini, terpidana bebas memilihnya, lama pidana kurungan
c. Dalam hal pidana denda tidak terdapat maksimum umumnya, yang ada
hanyalah minimum umum yang menurut Pasal 30 ayat (1) KUHP adalah
Rp.3,75 (tiga rupiah tujuh puluh lima sen). Sementara itu maksimum
bersangkutan, yang dalam hal ini sama dengan jenis lain dari kelompok
pidana pokok.
Dari penjelasan di atas, jika pidana denda tidak dibayar, maka harus menjalani
kurungan pengganti denda. Pidana kurungan pengganti denda ini dapat ditetapkan
lamanya kisaran antara satu hari sampai enam bulan dan dalam keadaan-keadaan
tertentu yang memberatkan, batas waktu maksimum enam bulan ini dapat dilampaui
sampai paling tinggi menjadi delapan bulan berdasarkan Pasal 30 ayat (5) dan (6)
KUHP.
denda dengan tidak perlu menunggu sampai habis waktu untuk membayar denda.
Tapi, bila kemudian ia membayar denda saat itu demi hukum, ia harus dilepaskan dari
kurungan pengganti denda. Jaminan pengganti harus ada dalam pidana denda karena
69
dalam pelaksanaan pidana denda tidak dapat dijalankan dengan paksaan secara
Pasal 237 ayat (1) KUHP menentukan bahwa jika putusan Pengadilan
menjatuhkan pidana denda kepada terpidana, maka diberikan jangka waktu satu bulan
untuk membayar denda tersebut kecuali dalam putusan acara pemeriksaan cepat yang
harus seketika dilunasi. Pada Pasal 237 ayat (2) menyatakan bahwa dalam hal
terdapat alasan kuat, jangka waktu sebagaimana tersebut dalam ayat (1) dapat
diperpanjang untuk paling lama satu bulan dan uang denda yang dibayarkan oleh
terpidana menjadi milik negara, oleh karena itu Kejaksaan setelah menerima uang
hak tertentu saja yang mana menurut Pasal 35 ayat (1) KUHP, hak-hak yang
aturan-aturan umum;
73
Adam Chazawi, Op. Cit, hlm. 28.
70
d. Hak menjadi penasehat hukum atau pengurus atas penetapan pengadilan,
hak menjadi wali, wali pengawas, pengampu atau pengampu pengawas atas
pengampuan atas anak sendiri. Hak ini dapat dicabut apabila terjadi
tindak pidana bersama dengan anak yang kurang cukup umur yang berada
penganiayaan terhadap anak yang belum cukup umur yang berada dibawah
kuasanya; dan
Sifat hak-hak tertentu yang dapat dicabut oleh Hakim tidak untuk
selamanya, hanya dalam waktu tertentu saja kecuali jika yang bersangkutan
71
b) Jika pidana pokok yang dijatuhkan berupa pidana penjara sementara
pidana pokoknya;
c) Jika pidana pokok yang dijatuhkan berupa pidana denda, maka pidana
Adam Chazawi juga menjelaskan bahwa hal yang perlu diperhatikan adalah
yang diancamkan pada rumusan tindak pidana yang bersangkutan. Tindak pidana
yang diancam dengan pidana pencabutan hak-hak tertentu antara lain tindak
pidana yang dirumuskan dalam Pasal 317, Pasal 318, Pasal 334, Pasal 347, Pasal
348, Pasal 350, Pasal 362, Pasal 363, Pasal 365, Pasal 372, Pasal 374, dan Pasal
375 KUHP.74
Perampasan barang dari hasil tindak pidana hanya diperkenankan atas barang-
barang tertentu saja, tidak untuk semua barang. Undang-undang tidak mengenal
perampasan untuk semua kekayaan, menurut Pasal 39 KUHP ada 2 (dua) jenis
74
Ibid., hlm. 47-48.
72
a. Barang-barang yang diperoleh dari suatu tindak pidana yang biasa disebut
dengan corpora delictie, contohnya seperti uang paliasu dari tindak pidana
pemaliasuan uang, surat cek paliasu dari tindak pidana pemaliasuan surat;
dan
b. Hanya jika ada tindak pidana saja yang dapat diancamkan dan dapat
secara tegas terhadap barang yang bukan milik terpidana, tidak secara tegas
dalam Pasal 128, Pasal 206, Pasal 361, Pasal 377, Pasal 395, dan Pasal 405
Ibid., hlm.49-50.
75
73
KUHP. Tujuan pidana tambahan pengumuman putusan Hakim adalah upaya
tambahan ini hanya dapat dijatuhkan apabila secara tegas ditentukan berlaku
untuk pasal-pasal pidana tertentu. Menurut Pasal 195 KUHAP, setiap putusan
Hakim memang harus diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum,
jika tidak, putusan itu batal demi hukum, tetapi pengumuman putusan Hakim
ini merupakan suatu publikasi ekstra dari suatu putusan pemidanaan seseorang
Dalam pidana putusan Hakim ini, Hakim bebas menentukan perihal cara
yang demikian ini adalah sebagai usaha preventif, mencegah bagi orang orang
orang yang dapat disangka tidak jujur sehingga tidak menjadi korban dalam
dalam KUHP adalah pidana kurungan dimana dinyatakan dalam Pasal 30 ayat
(2), sanksi pidana denda yang tidak mampu dibayar akan diganti dengan pidana
kurungan. Pidana kurungan ini hanya bisa dikenakan kepada subyek hukum
orang sedangkan untuk subyek hukum berupa badan hukum belum ada
74
D. Contoh Kasus Penerapan Pembelaan Terpaksa Sebagai Alasan Penghapus
Pidana
penghapusan pidana pernah diterapkan pada perkara tindak pidana. Hal ini salah
Desember 2010 sekitar pukul 02.00 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain
dalam bulan Desember tahun dua ribu sepuluh bertempat di dekat sumur/kamar
mandi milik Manto di Village Desa Sumber Mulia Kec. Lubai Kab. Muara Enim
atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah
Hukum Pengadilan Negeri Muara Enim, dengan sengaja merampas nyawa orang
lain yaitu Yudi Efran Alias Seran Bin Man Yuhardi (Korban), perbuatan tersebut
Bermula pada malam Senin tanggal 20 Desember 2010 sekitar pukul 23.30
WIB pada acara organ tunggal di Village I Desa Sumber Mulia di acara tersebut
panitia acara agar joget bergantian sehingga panitia acara tersebut meminta
sebagian orang-orang yang berada di atas panggung untuk turun. Pada saat itu
adik korban yaitu saksi Nandar terjatuh dari tangga panggung karena didorong
oleh terdakwa sambil marah-marah, melihat hal itu korban tidak senang dan
dengan terdakwa karenaa dipisah oleh panitia acara dan orang banyak.
pulang terjadi kecelakaan dari teman saksi Zahrobi Marta yang diakibatkan
karena kendaraanya terbalik sendiri, tak lama kemudian korban datang ke tempat
kecelakaan lalu mengajak saksi Zahrobi Marta dan temannya yang kecelakaan
kemudian korban dan saksi Zahrobi Marta yang sedang menunggu temannya
korban mengajak saksi Zahrobi Marta dan saksi Hapi untuk mencegat terdakwa
menghentikan laju kendaraannya lalu turun dari sepeda motor dan berlari kearah
simpang tiga jalan. Melihat hal itu korban langsung mengejar terdakwa serta
disusul oleh saksi Zahrobi Marta. Selanjutnya setelah sekitar 100 meter berlari
korban dan terdakwa. Kemudian pintu wc/kamar mandi terbuka lalu korban yang
Dakwaan Kesatu melanggar Pasal 338 KUHP dan Dakwaan Kedua Pasal
tetap ditahan.
a. 1 (satu) lembar baju jaket parasut warna hitam, 1 (satu) lembar baju
keluarga korban.
77
Hakim pada tingkat Pengadilan Negeri dalam putusan nomor
2. Melepaskan terdakwa Benboy Ilala Bin Usmanudin oleh karena itu dari segala
3. Melepaskan Terdakwa Benboy Ilala Bin Usmanudin telah terbukti secara sah dan
karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan.
5. Menetapkan bahwa masa penangkapan dan atau masa penahanan yang telah
a. 1 (satu) lembar baju jaket parasut warna hitam, 1 (satu) lembar baju kemeja
78
8. Membebankan biaya perkara terhadap terdakwa sebesar Rp. 5.000. (lima ribu
rupiah).
Hal ini tercantum dalam putusan perkara nomor 170/Pid/2011/PT.PLG. pada tanggal
1. Menyatakan terdakwa Benboy Ilala Bin Usmanudin telah terbukti secara sah dan
luka berat sebagaimana didakwakan dalam Dakwaan Pertama Kesatu dan Kedua
3. Melepaskan terdakwa Benboy Ilala Bin Usmanudin oleh karena itu dari segala
tuntutan hukum.
tahanan.
martabatnya.
Yudi Efran.
kasasi namun Mahkamah Agung dalam hal ini menolak upaya hukum pada
tingkat kasasi tersebut. membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi ini
kepada negara.
Dari beberapa penjelasan dalam bab 3 (tiga) ini dapat kita ketahui beberapa
(1). Merujuk pada hal yang lebih khusus sesuai dengan judul penulisan ini
Perkataan noodweer sendiri berasal dari kata nood yang artinya darurat dan weer
yang artinya pembelaan, hingga secara harfiah itu dapat diartikan sebagai
merupakan perbuatan yang patut dan benar. Dalam hal ini penulis akan
dan barang diri sendiri atau orang lain; Harus ada serangan yang melawan hak
dan mengancam dengan sekonyong-konyong atau pada ketika itu juga. Penulis
hukum yang bermanfaat karena manusia memerlukan pertahanan diri dari setiap
terjadi.
81
BAB IV
A. Posisi Kasus
1. Identitas terdakwa
2. Dakwaan
a. Dakwaan tunggal
Dalam surat dakwaan ini hanya satu tindak pidana saja yang
b. Dakwaan alternatif
82
Dalam surat dakwaan ini terdapat beberapa dakwaan yang disusun
dakwaan terdiri dari beberapa lapisan, hanya satu dakwaan saja yang
telah terbukti maka dakwaan pada lapisan lainnya tidak perlu dibuktikan
lagi. Dalam bentuk surat dakwaan ini, antara lapisan satu dengan yang
c. Dakwaan subsidair
secara berurut dimulai dari tindak pidana yang diancam dengan pidana
Lapisan yang tidak terbukti harus dinyatakan secara tegas dan dituntut
d. Dakwaan kumulatif
83
Dalam Surat Dakwaan ini, didakwakan beberapa tindak pidana
e. Dakwaan kombinasi
dakwaan alternatif atau subsidair. Berbeda halnya dengan dan, atau dan
subsidair, untuk kata juncto, kata ini digunakan untuk menjelaskan pasal
dakwaan, yaitu:
a. Dakwaan Pertama
Januari 2020 sekitar pukul 09.00 Wita, atau setidak-tidaknya pada suatu
waktu tertentu dalam bulan Januari tahun 2020, bertempat di jalan trans
sulawesi (kompleks Pasar Desa Lakea I) Desa Lakea I Kec. Lakea Kab.
84
Buol, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk
dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Buol yang berhak memeriksa dan
berikut :
Lakea kab. Buol bersama istrinya sedang berbelanja dan pada saat
setelah itu terdakwa melihat korban sudah mulai emosi dan memukul
helm yang terdakwa pakai saat itu, karena terdakwa merasa malu
(satu) kali dan akibat pemukulan tersebut mengenai mata sebelah kiri
dan mengeluarkan darah segar dan setelah itu sudah banyak orang
85
terdakwa kerumahnya.
b) Tampak luka lecet pada jidat atas mata kiri, ukuran satu
sentimeter kali nol koma lima sentimeter, tepi luka tidak rata,
warna kemerahan.
dua kali nol koma dua sentimeter, batas luka tidak tegas,
petani dan sampai saat ini saksi merasakan sakit pada bagian mata
sebelah kiri.
86
b. Dakwaan kedua
Januari 2020 sekitar pukul 09.00 Wita, atau setidak-tidaknya pada suatu
waktu tertentu dalam bulan Januari tahun 2020, bertempat di jalan trans
sulawesi (kompleks Pasar Desa Lakea I) Desa Lakea I Kec. Lakea Kab.
Buol, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk
1) terdakwa sedang berada di pasar Desa Lakea I Kec. Lakea kab. Buol
ceritanya tanah itu masi mo diganti atau bagaimana” dan setelah itu
seperti itu ditempat umum serta istri terdakwa yang sudah berteriak
87
menggenggam kunci motornya sebanyak 1 (satu) kali dan akibat
darah segar dan setelah itu sudah banyak orang disekitar situ yang
b) Tampak luka lecet pada jidat atas mata kiri, ukuran satu
sentimeter kali nol koma lima sentimeter, tepi luka tidak rata,
warna kemerahan.
dua kali nol koma dua sentimeter, batas luka tidak tegas, warna
biru keunguan.
88
89
3. Tuntutan
sebagai berikut:
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351 ayat (1)
KUHP.
ditahan.
Alan .
4. Putusan
90
oleh Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara tersebut pada
Umum.
serta martabatnya;
91
hitam. Dikembalikan kepada Terdakwa Sarlan Timumun alias Alan.
183/Pid.B/2021/PN.Dmk
objek penelitian penulis dalam penulisan hukum ini, pertama-tama akan ditinjau
atau dilihat dari dakwaan penuntut umum, surat dakwaan harus memenuhi
syarat-syarat yang telah ditetapkan, menurut Pasal 143 KUHAP, syarat surat
1. Syarat formil
Syarat formil surat dakwaan sebagaimana diatur dalam Pasal 143 ayat (2)
a. Diberi tanggal;
1) Nama lengkap;
3) Jenis kelamin;
4) Kebangsaan;
5) Tempat tinggal;
6) Agama; dan
7) Pekerjaan.
2. Syarat materil
Menurut Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, syarat materiilnya yaitu surat
dakwaan harus memuat uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai
Menurut penulis, dakwaan Jaksa Penuntut Umum terhadap perkara ini sudah
identitas para terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum telah jelas mendakwa Kasmito
bin Jasmani. Syarat materiil nya juga terpenuhi karena Jakwa Penuntut Umum
sudah secara jelas mengenai tindak pidana yang didakwakan yaitu mengenai
Majelis Hakim dalam hal ini menimbang beberapa hal sebelum memutuskan
mengajukan keberatan.
Tengah.
PNS alamat Kel. Kali Kec. Biau Kab. Buol dan yang menjadi
Lakea I Kec. Lakea Kab. Buol sebab pada hari itu bertepatan pasar
dengan Terdakwa Alan dan saksi bertanya “bos kapan datang dan
Nur untuk meminta jaminan atas ganti lokasi yang ditempati orang
kali kamu sudah berbohong lokasi tersebut tidak jelas Tanya ini
94
selanjutnya saksi korban sempat melakukan pemukulan akan tetapi
terdapat kunci motor dan mengenai pada pelipis sebelah kiri serta
mengenai pada bagian mata sebelah kiri dan setelah itu Terdakwa
bagian perut hingga saksi saksi terjatuh ke aspal dan pada bagian
95
6) Saksi dengan Terdakwa sebelumnya pernah berselisih paham atau
saksi sebesar Rp. 15.600.000,- (lima belas juta enam ratus ribu
10) Pada waktu kejadian saksi berusaha membalas namun sudah dilerai
emosi.
11) Saksi menerangkan mengalami rasa sakit pada bagian pelipis atas
96
pada saat itu akibat luka memar pada bagian mata sebelah kiri dan
merasa keberatan.
Sulawesi Tengah.
97
4) Terdakwa tersebut telah melakukan pemukulan terhadap saksi
kali dan mengenai hanya 1 (satu) kali yakni pada bagian mata
darah.
10) Pada mulanya yakni hari Minggu tanggal 05 Januari 2020 sekitar
pukul 07.30 wita saksi pergi ke pasar Desa Lakea I Kec. Lakea
98
tepatnya dipinggir jalan tiba-tiba saksi melihat orang berkelahi
bagian kepala dan pada waktu itu saksi melihat korban sudah
kerumahnya.
11) Saksi saat itu berada ditempat kejadian jaraknya sekitar 5 (lima)
pada mata bagian sebelah kiri sebab korban mengalami luka dan
berdarah.
merasa keberatan.
sebagai berikut:
99
(kompleks pasar Desa Lakea I) Kec. Lakea Kab. Buol Prov.
Sulawesi Tengah.
kali dan mengenai bagian mata sebelah kiri yang mengalami luka
korban.
pukul 08.30 wita saksi sedang berada diwarung yang tidak jauh
darah segar dan mengenai pada bagian kepala sehingga pada saat
100
7) Saksi sempat menahan korban SAFRUDIN alias LOLOT untuk
LOLOT mengalami luka pada bagian jidat atas mata sebelah kiri
alias LOLOT.
10) Dialami oleh korban merasakan sakit pada mata bagian sebelah
merasa keberatan.
101
dengan berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap di persidangan,
dalam Pasal 351 ayat (2) KUHP, yang unsur-unsurnya adalah sebagai
berikut :
1) Barangsiapa
2) Melakukan Penganiayaan
e. Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa telah terbukti secara sah dan
dimaksud dalam ketentuan pasal 49 ayat (1) KUHP, maka sesuai dengan
dilepaskan dari segala tuntutan hukum (onstlag van alle recht vervolging).
meringankan dan hal-hal yang memberatkan telah diatur dalam beberapa aturan,
102
seperti dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), hal-hal yang dapat
meringankan hukuman itu seperti terdakwa belum cukup umur, terdakwa yang
melalukan percobaan tindak pidana, perbantuan atau penyertaan, dan ibu yang
usia 18 tahun melakukan tindak pidana pun dikurangi pidananya, dan ada juga
Putusan lain dalam tingkat kasasi pada tingkat kasasi dalam Putusan Mahkamah
103
3. Terdakwa mengakui perbuatannya.
pembelaan terpaksa hanya dapat dilakukan dalam keadaan yang memiliki sifat
melawan hukum. Adapun beberapa syarat berkaitan hal tersebut antara lain:
Dalam kasus ini ada beberapa hal mengapa pembelaan terpaksa ini
terpaksa. Berawal dari terdakwa sedang berada di pasar Desa Lakea I Kec. Lakea
kab. Buol bersama istrinya sedang berbelanja dan pada saat terdakwa akan
dihadang oleh saksi korban sambil berkata “Begamana ceritanya tanah itu masi
baik-baik dulu” dan setelah itu terdakwa melihat korban sudah mulai emosi dan
memukul terdakwa namun tidak mengenai muka terdakwa karena terhalang helm
yang terdakwa pakai saat itu, karena terdakwa merasa malu diperlakukan seperti
itu ditempat umum serta istri terdakwa yang sudah berteriak histeris maka
104
tangan kiri dalam keadaan terkepal sambil menggenggam kunci motornya
sebanyak 1 (satu) kali dan akibat pemukulan tersebut mengenai mata sebelah kiri
dan mengeluarkan darah segar dan setelah itu sudah banyak orang disekitar situ
korban dan saksi Zahrobi Marta yang sedang menunggu temannya berobat
korban mengajak saksi Zahrobi Marta dan saksi Hapi untuk mencegat terdakwa
menghentikan lajukendaraannya lalu turun dari sepeda motor dan berlari kearah
simpang tiga jalan. Melihat hal itu korban langsung mengejar terdakwa serta
disusul oleh saksi Zahrobi Marta. Selanjutnya setelah sekitar 100 meter berlari
korban dan terdakwa. Kemudian pintu wc/kamar mandi terbuka lalu korban
dari wc/kamar mandi, lalu korban mengayunkan pedangnya lagi kearah terdakwa
namun tidak mengenai terdakwa melainkan mengenai tiang derek timba sumur
105
sehingga membuat pedang tersebut terlepas dari tangan korban, lalu terdakwa
yang dilakukan secara seketika, yang melawan hukum, yaitu serangan yang
motor melintasi jalan seketika langsung dihadang oleh korban Yudi Efran dan saksi
Zahrobi Marta, kemudian terdakwa turun dari sepeda motornya dan langsung
dikejar oleh korban Yudi Efran dan Zahrobi Marta, yang mana korban Yudi Efran
dengan melarikan diri sampai sejauh kurang lebih 100 meter, yaitu menuju sebuah
bangunan kamar mandi/wc untuk berlindung dari serangan korban Yudi Efran,
atau tekanan jiwa yang hebat bisa berupa ketakutan yang amat sangat atau bisa
juga menjadi sangat marah karena telah diserang sedemikian rupa, sehingga
106
secara naluriah timbul “insting” untuk mempertahankan hidupnya sebisa-bisanya
atau bisa juga timbul kemarahan yang meledak-ledak yang membuat perilaku
tersebut menurut hemat kami adalah telah melampaui batas pembelaan terpaksa
karena serangan korban tersebut sesaat telah terhenti dikarenakan pedang yang
lain yang perbuatan yang tidak akan mendatangkan kerugian/bahaya yang lebih
untuk pergi, atau bisa juga terdakwa pergi melarikan diri dengan membawa
terpikirkan oleh kita yang hanya mencermati peristiwa tersebut peristiwa tersebut
saja, tetapi lain demikian halnya dengan orang yang langsung mengalami
kejadian atau orang yang menjadi sasaran serangan mematikan tersebut, tentulah
dalam keadaan jiwa yang sangat tergoncang tersebut seseorang tidak akan
pidana “dengan sengaja merampas nyawa orang lain”, akan tetapi perbuatan
107
pemaaf yang menyebabkan seseorang tidak dapat dijatuhi pidana.
Melihat dari kedua kasus yang penulis paparkan, penulisa melihat konteks
ayat (2), pada dasarnya kedua macam perbuatan tersebut memiliki kesamaan
penyerang tidak boleh ditangani lebih daripada maksud pembelaan yang perlu,
penulis melihat bahwa secara teori hukum yang tidak perlu menyebutkan bahwa
ganti rugi kepada pihak yang dirugikan dalam perkara nomor 18/Pid.B/2020/PN
Bul. Manfaat yang diterima pada terdakwa adalah proses pemulihan atau
108
perbaikan diri serta menghilangkan kemampuan berperilaku jahat. Pada teori
peringanan kejahatan yang lebih ringan, dalam kasus ini tidak terdapatnya hal
demikian karena alasan peringanan dalam teori ini adalah pertama, meskipun
yang harus dilindungi lebih besar daripada sekedar penyimpangan dari suatu
aturan. Kedua, perbuatan yang melanggar aturan tersebut hanya merupakan satu-
satunya cara yang dapat dilakukan secara cepat dan paling mudah untuk
menghindari bahaya atau ancaman yang akan timbul. Hal ini juga sama dengan
terpaksa di dalamnya. Pada teori keadilan dalam kasus ini karena teori keadilan
ini berpacu pada keadilan sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lain,
dengan ketertiban umum dari masyarakat tersebut. Korban dalam hal ini
merasakan proses keadilan karena adanya tindak lanjut terhadap peristiwa hukum
pidana yang korban terima, di sisi lain Hakim melihat bahwa perlu adanya alasan
109
BAB V
A. KESIMPULAN
yang disebut dalam pasal itu yaitu badan, kehormatan dan barang diri sendiri
atau orang lain; Harus ada serangan yang melawan hak dan mengancam
disimpulkan ada dua unsur pembelaan terpaksa, yaitu unsur syarat adanya
unsur syarat pembelaan terpaksa hal tersebut terdiri dari: pembelaan terpaksa
yang memiliki proses yang panjang karena diperlukan saksi atas kejadian
tersebut, dalam kasus ini beban hambatan terletak pada kuasa hukum karena
perbuatan terdakwa. Saksi yang dihadirkan dalam kasus ini tidak memenuhi
110
unsur sebagai saksi, yakni seseorang yang didengarnya, dilihatnya atau
dialaminya sendiri.
B. SARAN
lebih terhadap kasus tersebut agar didapatkan fakta hukum dari sisi lain,
3. Bagi lembaga sosial seperti lembaga bantuan hukum perlu lebih memiliki
tidak mampu.
111