Permasalahan :
Di Indonesia, saat ini, dalam setahun diperkirakan ada 1,7 juta kematian pada anak atau 5%
pada anak balita adalah akibat PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi), yaitu
campak, polio, difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, dan tuberkulosis. Khusus untuk
campak, setiap 20 menit satu anak Indonesia meninggal akibat komplikasi campak. Anak
penderita penyakit campak umumnya meninggal karena komplikasi di paru dalam wujud
pneumonia atau komplikasi di pencernaan yang menyebabkan diare. Imunisasi campak
tambahan pada tahun 2005-2007 di Indonesia masih menyisakan 30-40% anak berisiko
terkena campak. Indonesia termasuk satu dari 47 negara yang mendapat pengawasan WHO
dan UNICEF akibat tingginya kasus campak.
Anak yang sudah divaksin campak tidak 100% terbebas dari campak karena efektivitas
imunisasi campak yang diberikan kepada anak usia 9-59 bulan ini hanya 85%. Namun, resiko
komplikasi pada anak yang sudah diimunisasi lebih ringan daripada jika tidak diimunisasi.
Perencanaan dan Intervensi :
Direncanakan untuk dilakukannya kegiatan bulan imunisasi anak sekolah di kelurahan
Pondambea pada Senin, 13 September 2021 pukul 08.00-10.00. BIAS ini ditargetkan untuk
siswa-siswi SD yang ada di kelurahan Ranomentaa. Sebelum dilakukan penyuntikkan
petugas kesehatan memberikan sosialisasi mengenai BIAS dan pentingnya imunisasi yang
dilakukan.
Pelaksaanaan :
Cara pelaksanaan :
1. Melakukan perkenalan
2. Melakukan sosialisisasi mengenai BIAS dan pentingnya BIAS yang dilakukan
3. Memanggil nama-nama masing-masing anak untuk dilakukan penyuntikkan
4. Meminta izin pada peserta didik
5. Melakukan asepsis
6. Melakukan penyuntikan
7. Memberikan penjelasan sedikit tentang vaksin apa yang dimasukkan
Permasalahan :
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kenaikan gula dalam darah.
Ditandai dengan gejala klasik berupa poliuria, poliphagia, polidipsia dan penurunan berat
badan disertai dengan kenaikan gula darah puasa >126mg/dl, gula darah sewaktu >200 mg/dl
dan gula darah 2 jam setelah makan >200 mg/dl. Diabetes sering disebut sillent killer karena
sering tidak disadari oleh penyandangnya dan saat diketahui sudah terjadi komplikasi.
Berdasarkan infodatin tahun 2018, diabetes merupakan salah satu dari 4 prioritas Penyakit
Tidak Menular. Berdasarkan data WHO tahun 2014, sebanyak 422 juta dewasa hidup dengan
Diabetes. Prevalensi Diabetes Melitus mengalami kenaikan dari 6,9% pada tahun 2013
menjadi 8.5% pada tahun 2018.Saat ini, indonesia menduduki peringkat 4 jumlah penderita
diabetes terbesar di dunia. Infodatin tahun 2018 menunjukan penyakit diabetes mengurangi
angka harapan hidup 5-10 tahun. Berdasarkan Infodatin 2018 jumlah terbesar penduduk
dengan diagnosis pasti dan tidak pasti diabetes ada di Jawa Barat, dengan prevalensi 2%. Dan
kemudian Kota Kendari memiliki prevalensi 1% diabetes melitus dengan angka kunjungan
kasus baru di puskesmas sebanyak 9.555 kasus pada tahun 2018.
Berdasarkan permasalahan tersebut, sangat penting meningkatkan pengetahuan mengenai
Diabetes Melitus dari mulai definisi secara umum, gejala, komplikasi, pengobatan dan
pencegahannya.
Pelaksaanaan :
Kegiatan penyuluhan mengenai Diabetes Mellitus telah dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Senin, 6 November 2021
Pemateri : dr. Nurfitrah Wahyuni
Waktu : Pukul 10.00 WITA - selesai
Tempat : Posyandu Lansia Desa Rahabite