Anda di halaman 1dari 5

F1.

Upaya Promkes dan pemeberdayaan masyarakat

1. Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di Siswa SD Kelurahan


Ranomentaa
Peserta : Siswa SD Kelurahan Ranomentaa
Waktu : 13 September 2021
Latar belakang :
Selama proses pertumbuhan dan perkembangan, anak memerlukan asupan gizi yang adekuat,
penanaman nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang konsisten, dan upaya
pencegahan penyakit. Salah satu upaya pencegahan penyakit, yaitu melalui pemberian
imunisasi. Pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar dalam memberikan asuhan
keperawatan terutama pada anak sehat dan implikasi konsep imunisasi pada saat merawat
anak sakit.
Imunisasi selalu dikaitkan dengan angka kesakitan dan kematian pada bayi. Hal ini
dikarenakan pemberian imunisasi adalah sebagai upaya untuk meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap berbagai macam penyakit. Dalam hal ini pemerintah mencanangkan program
imunisasi yang diwajibkan terutama pada bayi usia 0-12 bulan dan perlunya untuk imunisasi
lanjutan pada usia sekolah dasar untuk mecegah penyakit infeksi misal tetanus.

Permasalahan :
Di Indonesia, saat ini, dalam setahun diperkirakan ada 1,7 juta kematian pada anak atau 5%
pada anak balita adalah akibat PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi), yaitu
campak, polio, difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, dan tuberkulosis. Khusus untuk
campak, setiap 20 menit satu anak Indonesia meninggal akibat komplikasi campak. Anak
penderita penyakit campak umumnya meninggal karena komplikasi di paru dalam wujud
pneumonia atau komplikasi di pencernaan yang menyebabkan diare. Imunisasi campak
tambahan pada tahun 2005-2007 di Indonesia masih menyisakan 30-40% anak berisiko
terkena campak. Indonesia termasuk satu dari 47 negara yang mendapat pengawasan WHO
dan UNICEF akibat tingginya kasus campak.
Anak yang sudah divaksin campak tidak 100% terbebas dari campak karena efektivitas
imunisasi campak yang diberikan kepada anak usia 9-59 bulan ini hanya 85%. Namun, resiko
komplikasi pada anak yang sudah diimunisasi lebih ringan daripada jika tidak diimunisasi.
Perencanaan dan Intervensi :
Direncanakan untuk dilakukannya kegiatan bulan imunisasi anak sekolah di kelurahan
Pondambea pada Senin, 13 September 2021 pukul 08.00-10.00. BIAS ini ditargetkan untuk
siswa-siswi SD yang ada di kelurahan Ranomentaa. Sebelum dilakukan penyuntikkan
petugas kesehatan memberikan sosialisasi mengenai BIAS dan pentingnya imunisasi yang
dilakukan.

Pelaksaanaan :
Cara pelaksanaan :
1. Melakukan perkenalan
2. Melakukan sosialisisasi mengenai BIAS dan pentingnya BIAS yang dilakukan
3. Memanggil nama-nama masing-masing anak untuk dilakukan penyuntikkan
4. Meminta izin pada peserta didik
5. Melakukan asepsis
6. Melakukan penyuntikan
7. Memberikan penjelasan sedikit tentang vaksin apa yang dimasukkan

Monitoring dan Evaluasi


BIAS ini merupakan program pemerintah untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang
disebabkan oleh bakteri. Anak-anak yang imunitas tubuhnya masih sangat rentan terkena
mikroorganisme, adalah target dari imunisasi yang dilakukan. Kegiatan ini sebagai bentuk
peduli terhadap kesehatan anak-anak. Pemberian informasi kepada orang tua tentang manfaat
bias ini akan sangat di butuhkan agar tidak ada larangan kepada anak sekolah yang akan
melakukan BIAS.
4. Penyuluhan Diabetes Mellitus di Posyandu Lansia Mahanaim
Peserta : Masyarakat yang datang ke Posyandu
Waktu : 7 September 2020
Latar belakang :
Pelayanan kesehatan merupakan suatu tempat yang digunakan untuk melaksanakan upaya
kesehatan baik berupa promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif. Keberhasilan upaya
kesehatan tersebut akan berdampak terhadap keberhasilan Indonesia untuk mengatasi
berbagai masalah kesehatan. Berdasarkan data pada tahun 2017 dan data pada tahun 2018
yang dibacakan oleh Menteri Kesehatan dalam rangka Hari Kesehatan Nasional, terkait
dengan penyakit, saat ini Indonesia masih menghadapi triple burden atau 3 beban penyakit
yang masih belum dapat diatasi. Triple burden yang dimaksud adalah pertama,telah
bergesernya penyakit menular ke arah penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit
jantung, gagal ginjal, kanker dan sebagainya, kedua muncul ancaman infeksi baru seperti flu
burung, ebola dan TBC resisten obat, ketiga Indonesia masih dihadapkan pada penyakit
menular yang belum selesai teratasi seperti demam berdarah, TBC, Malaria, HIV/AIDS, dan
Filariasis.
Berdasarkan “triple burden” penyakit di Indonesia tersebut, PTM ( Penyakit Tidak Menular)
seperti diabetes, stroke, PJK, gagal ginjal dan kanker telah menyerap anggaran Jaminan
Kesehatan Nasional paling banyak yang berakibat pada besarnya beban pemerintah karena
penangan PTM tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit. Selain menyebabkan
besarnya beban ekonomi, PTM juga mengakibatkan penurunan produktifitas Sumber Daya
Manusia di Indonesia yang apabila dibiarkan akan menurunkan kualitas generasi bangsa.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penting adanya upaya-upaya kesehatan berupa
promotif dan preventif sebagai upaya utama untuk menekan beban ekonomi pemerintah
untuk mendanai pengobatan dan menekan dampak jangka panjang terjadinya penuruan
kualitas SDM generasi bangsa. Hal tersebut menjadikan peran Puskesmas menjadi sangat
penting di masyarakat karena puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
mengutamakan upaya kesehatan promotif dan preventif. Promosi kesehatan merupakan
bagian integral dari Pembangunan Kesehatan dan masuk ke dalam salah satu dari enam
program pokok atau “basic six” di puskesmas sehingga menjadi salah satu pilar dalam
pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat.
Upaya promosi kesehatan dilakukan melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Upaya promosi kesehatan berdasarkan tempat pelaksanaannya dibagi
menjadi kegiatan di dalam dan diluar gedung. Penyuluhan adalah salah satu cara untuk
mengedukasi masyarakat agar dapat mencapai perubahan perilaku individu, keluarga,
dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan
sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Sehingga dengan melakukan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat mengerti masalah
yang dihadapi dan dapat menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalahnya.

Permasalahan :
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kenaikan gula dalam darah.
Ditandai dengan gejala klasik berupa poliuria, poliphagia, polidipsia dan penurunan berat
badan disertai dengan kenaikan gula darah puasa >126mg/dl, gula darah sewaktu >200 mg/dl
dan gula darah 2 jam setelah makan >200 mg/dl. Diabetes sering disebut sillent killer karena
sering tidak disadari oleh penyandangnya dan saat diketahui sudah terjadi komplikasi.
Berdasarkan infodatin tahun 2018, diabetes merupakan salah satu dari 4 prioritas Penyakit
Tidak Menular. Berdasarkan data WHO tahun 2014, sebanyak 422 juta dewasa hidup dengan
Diabetes. Prevalensi Diabetes Melitus mengalami kenaikan dari 6,9% pada tahun 2013
menjadi 8.5% pada tahun 2018.Saat ini, indonesia menduduki peringkat 4 jumlah penderita
diabetes terbesar di dunia. Infodatin tahun 2018 menunjukan penyakit diabetes mengurangi
angka harapan hidup 5-10 tahun. Berdasarkan Infodatin 2018 jumlah terbesar penduduk
dengan diagnosis pasti dan tidak pasti diabetes ada di Jawa Barat, dengan prevalensi 2%. Dan
kemudian Kota Kendari memiliki prevalensi 1% diabetes melitus dengan angka kunjungan
kasus baru di puskesmas sebanyak 9.555 kasus pada tahun 2018.
Berdasarkan permasalahan tersebut, sangat penting meningkatkan pengetahuan mengenai
Diabetes Melitus dari mulai definisi secara umum, gejala, komplikasi, pengobatan dan
pencegahannya.

Perencanaan dan Intervensi :


Kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang diabetes mellitus
dan pengaturan pola hidup pasien DM. Sasaran penyuluhan adalah masayarakat yang datang
ke Posyandu Lansia Mahanaim dengan usia >60 tahun dengan atau tanpa diabetes.

Pelaksaanaan :
Kegiatan penyuluhan mengenai Diabetes Mellitus telah dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Senin, 6 November 2021
Pemateri : dr. Nurfitrah Wahyuni
Waktu : Pukul 10.00 WITA - selesai
Tempat : Posyandu Lansia Desa Rahabite

Monitoring dan Evaluasi


Penyuluhan dibuka dengan memberi salam, perkenalan diri, dan menyapa peserta agar
terjalin keakraban sehingga peserta diharapkan bersedia menerima materi penyuluhan yang
akan diberikan. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi penyuluhan tentang:
1. Definisi Diabetes melitus
2. Gejala klasik Diabetes melitus dan kriteria pemeriksaan gula diabetes melitus
3. Pencegahan Diabetes melitus
4. Pengaturan pola makan untuk mencegah Diabetes Melitus
5. Olahraga yang baik untuk Diabetes Melitus
6. Perubahan pola hidup untuk mencegah dan mengobati Diabetes melitus
7. Pengobatan Diabetes melitus
Penyuluhan disampaikan kurang lebih 15 menit dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Jumlah peserta penyuluhan sekitar 10-15 peserta.
Peserta memiliki antusias tinggi dan banyak yang ikut andil dalam bertanya.

Anda mungkin juga menyukai