Anda di halaman 1dari 7

F2.

Kesehatan Lingkungan
1. Judul : penyuluhan PHBS SD Rahabite
Peserta hadir : 15 orang
Latar belakang :
Kementrian Kesehatan Repoblik Indonesia mencanangkan
Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan yang dilandasi
paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau
model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah
kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas
sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan
dan perlindungan kesehatan. Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan
visi Indonesia Sehat yang tertuang adalam agenta Nawacita ke 5,
dimana ada 3 pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu
penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan, dan
pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN).
Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan
cukup besar (30-35% terhadap derajat kesehatan), maka diperlukan
berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi
sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). PHBS 2011 adalah keadaan dimana individu dalam rumah
tangga (keluarga) masyarakat Indonesia telah melaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat dalam rangka mencegah timbulnya penyakit
dan masalah-masalah kesehatan lain, menanggulangi penyakit dan
masalah-masalah kesehatan lain, meningkatkan derajat kesehatan dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan serta mengembangkan dan
menyelenggarakan upaya kesehatan
bersumber masyarakat.
PHBS ditujukan bagi seluruh anggota keluarga, karena sehat
dimulai sejak dalam kandungan hingga lansia. Masyarakat yang
disuluh diharapkan dapat memahami seluruh manfaat dan keuntungan
yang diperoleh jika dia dan keluarganya sehat dan juga memahami
bagaimana cara agar diri dan keluarganya termotivasi dan bergairah
untuk hidup sehat.
Permasalahan :
Penyuluhan mengenai PHBS sebenarnya sudah sering
dilaksanakan di daerah wilayah kerja Puskesmas Toari. Ada tiga poin
utama yang terdapat dalam program PHBS yaitu Kesehatan Ibu dan
Anak, Perilaku & Gaya Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan.
Sayangnya program ini lebih sering ditujukan pada sasaran dengan
usia produktif seperti ibu-ibu dengan bayi dan balita namun cenderung
lebih jarang diberikan pada mereka yang berusia lanjut. Penting untuk
disampaikan kepada masyarakat bahwa hidup sehat itu mudah
dilakukan, menguntungkan, dan menjamin masa tua tetap aktif dan
menyenangkan karena tidak sakit-sakitan. Selain itu gaya hidup sehat
diperlukan untuk mencegah berbagai penyakit tidak menular yang
selama ini sering diderita lansia seperti penyakit hipertensi, diabetes
mellitus, penyakit jantung, stroke dan kanker. Oleh karena itu maka
masih perlu dilakukan penyegaran informasi bagi lansia mengenai
pentingnya PHBS ini mengingat masih banyak dari mereka yang
belum menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.

Perencanaan dan intervensi :


Kegiatan yang dapat dilakukan guna mencapai pemahaman
bagi lanak usia sekolah dasmengenai pentingnya dan bagaimana
melakukan PHBS yang benar adalah berupa penyuluhan dan
sosialisasi interaktif dua arah. Sasaran dalam penyuluhan kali ini
adalah posyandu lansia Desa Rahabite yang rutin dilakukan setiap satu
bulan sekali. Posyandu ini dihadiri oleh hampir semua anggotanya
sehingga diharapkan materi dapat tersampaikan dengan tepat.
Penatalaksanaan :
Kegiatan penyuluhan dan diskusi mengenai PHBS pada kegiatan
Posyandu telah dilaksanakan pada:
Hari/ Tanggal : Sabtu, 06 november 2021
Waktu : 09.00 WITA
Tempat : Balai Desa Rahabite
Kegiatan : penyuluhan dan diskusi mengenai PHBS
Monitoring dan evaluasi :
Penyuluhan dibuka dengan sesi tanya jawab untuk mengetahui
pengetahuan awal peserta mengenai PHBS. Peserta dapat menyebutkan
beberapa poin dari PHBS seperti melakukan aktifitas fisik rutin setiap
hari, makan makanan bergizi dan seimbang dan pentingnya
menggunakan air bersih untuk dikonsumsi. Namun beberapa peserta
mengakui bahwa selama ini mereka tidak rrutin untuk cuci tangan
dengan sabun dan masih
merokok setiap harinya.
Selama dilakukan penyuluhan, antusiasme peserta terlihat
tinggi. Beberapa kali peserta mengajukan pertanyaan ketika dilakukan
penyuluhan. Pertanyaan yang ditanyakan terkait tentang bagaimana
cara olahraga yang baik bagi lansia dan apa menu makanan sehat bagi
lansia. Ada beberapa poin penting yang ditekankan pada peserta terkait
PHBS
dan gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit tidak menular, yaitu :
1. Makan makanan gizi seimbang, rendah lemak dan garam
2. Makan buah dan sayuran setiap hari dengan total 5 porsi
3. Tidak merokok
4. Tidak minum alkohol, dan tidak menggunakan narkoba
5. Melakukan aktitas fisik setiap hari sesuai kemampuan stamina
seperti: jalan pagi, jogging, membersihkan rumah, berkebun,
berladang dan lain sebagainya.
Adapun kekurangan dari pelaksanaan penyuluhan ini adalah
keterbatasan bahasa dari pemateri yang tidak bisa berbahasa jawa
dengan halus dan bugis sehingga menggunakan bahasa Indonesia.
Selain itu media penyuluhan yang berukuran kecil karena hanya
menggunakan laptop. Ini dapat ditingkatkan dengan membuat media
yang berukuran besar seperti poster, atau pemutaran slide dengan LCD
atau pemberian leaflet bagi setiap peserta sehingga masing-masing
dapat membaca materi dengan lebih baik.
2. Judul : penyuluhan PHBS di Posyandu Desa Rahabite, Kec. Toari,
Kolaka
Peserta hadir : Kader Posyandu
Latar belakang :
Kementrian Kesehatan Repoblik Indonesia mencanangkan
Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan yang dilandasi
paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau
model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah
kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas
sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan
dan perlindungan kesehatan. Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan
visi Indonesia Sehat yang tertuang adalam agenta Nawacita ke 5,
dimana ada 3 pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu
penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan, dan
pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN).
Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan
cukup besar (30-35% terhadap derajat kesehatan), maka diperlukan
berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi
sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). PHBS 2011 adalah keadaan dimana individu dalam rumah
tangga (keluarga) masyarakat Indonesia telah melaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat dalam rangka mencegah timbulnya penyakit
dan masalah-masalah kesehatan lain, menanggulangi penyakit dan
masalah-masalah kesehatan lain, meningkatkan derajat kesehatan dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan serta mengembangkan dan
menyelenggarakan upaya kesehatan
bersumber masyarakat.
PHBS ditujukan bagi seluruh anggota keluarga, karena sehat
dimulai sejak dalam kandungan hingga lansia. Masyarakat yang
disuluh diharapkan dapat memahami seluruh manfaat dan keuntungan
yang diperoleh jika dia dan keluarganya sehat dan juga memahami
bagaimana cara agar diri dan keluarganya termotivasi dan bergairah
untuk hidup sehat.
Permasalahan :
Penyuluhan mengenai PHBS sebenarnya sudah sering
dilaksanakan di daerah wilayah kerja Puskesmas Toari. Ada tiga poin
utama yang terdapat dalam program PHBS yaitu Kesehatan Ibu dan
Anak, Perilaku & Gaya Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan.
Sayangnya program ini lebih sering ditujukan pada sasaran dengan
usia produktif seperti ibu-ibu dengan bayi dan balita namun cenderung
lebih jarang diberikan pada mereka yang berusia lanjut. Penting untuk
disampaikan kepada masyarakat bahwa hidup sehat itu mudah
dilakukan, menguntungkan, dan menjamin masa tua tetap aktif dan
menyenangkan karena tidak sakit-sakitan. Selain itu gaya hidup sehat
diperlukan untuk mencegah berbagai penyakit tidak menular yang
selama ini sering diderita lansia seperti penyakit hipertensi, diabetes
mellitus, penyakit jantung, stroke dan kanker. Oleh karena itu maka
masih perlu dilakukan penyegaran informasi bagi lansia mengenai
pentingnya PHBS ini mengingat masih banyak dari mereka yang
belum menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.

Perencanaan dan intervensi :


Kegiatan yang dapat dilakukan guna mencapai pemahaman
bagi lansia mengenai pentingnya dan bagaimana melakukan PHBS
yang benar adalah berupa penyuluhan dan sosialisasi interaktif dua
arah. Sasaran dalam penyuluhan kali ini adalah posyandu lansia Desa
Rahabite yang rutin dilakukan setiap satu bulan sekali. Posyandu ini
dihadiri oleh hampir semua anggotanya sehingga diharapkan materi
dapat tersampaikan dengan tepat. Untuk mempermudah penyampaian
informasi, penyuluhan dilakukan dengan media bantu berupa Lembar
Balik “Keluarga Sehat Idamanku, Kota Sehat Kotaku” terbitan
Kementrian Kesehatan RI dengan Tema Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat.
Penatalaksanaan :
Kegiatan penyuluhan dan diskusi mengenai PHBS pada kegiatan
Posyandu Lansia telah dilaksanakan pada:
Hari/ Tanggal : Sabtu, 06 november 2021
Waktu : 09.00 WITA
Tempat : Balai Desa Rahabite
Kegiatan : Pemeriksaan rutin lansia, penyuluhan dan
diskusi mengenai PHBS

Monitoring dan evaluasi :


Penyuluhan dibuka dengan sesi tanya jawab untuk mengetahui
pengetahuan awal peserta mengenai PHBS. Peserta dapat menyebutkan
beberapa poin dari PHBS seperti melakukan aktifitas fisik rutin setiap
hari, makan makanan bergizi dan seimbang dan pentingnya
menggunakan air bersih untuk dikonsumsi. Namun beberapa peserta
mengakui bahwa selama ini mereka tidak rrutin untuk cuci tangan
dengan sabun dan masih
merokok setiap harinya.
Selama dilakukan penyuluhan, antusiasme peserta terlihat
tinggi. Beberapa kali peserta mengajukan pertanyaan ketika dilakukan
penyuluhan. Pertanyaan yang ditanyakan terkait tentang bagaimana
cara olahraga yang baik bagi lansia dan apa menu makanan sehat bagi
lansia. Ada beberapa poin penting yang ditekankan pada peserta terkait
PHBS
dan gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit tidak menular, yaitu :
6. Makan makanan gizi seimbang, rendah lemak dan garam
7. Makan buah dan sayuran setiap hari dengan total 5 porsi
8. Tidak merokok
9. Tidak minum alkohol, dan tidak menggunakan narkoba
10. Melakukan aktitas fisik setiap hari sesuai kemampuan stamina
seperti: jalan pagi, jogging, membersihkan rumah, berkebun,
berladang dan lain sebagainya.
Adapun kekurangan dari pelaksanaan penyuluhan ini adalah
keterbatasan bahasa dari pemateri yang tidak bisa berbahasa jawa
dengan halus dan bugis sehingga menggunakan bahasa Indonesia.
Selain itu media penyuluhan yang berukuran kecil karena hanya
menggunakan laptop. Ini dapat ditingkatkan dengan membuat media
yang berukuran besar seperti poster, atau pemutaran slide dengan LCD
atau pemberian leaflet bagi setiap peserta sehingga masing-masing
dapat membaca materi dengan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai