Anda di halaman 1dari 23

GAMBARAN KEPRIBADIAN BERDASARKAN HASIL ANALISIS CLINCAL

SCALE PADA TES MINNESOTA MULTIPHASIC PERSONALITY INVENTORY-2


(MMPI-2) PADA CALON ANGGOTA LEGISLATIF ANAK PETANI DI KONAWE
UTARA
Moh. Afif Nashrullah, Junuda RAF
ABSTRAK
Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Secara
umum gangguan jiwa disebabkan karena adanya tekanan psikologis baik dari luar individu
maupun dari dalam individu. Salah satu diantara gangguan kepribadian adalah depresi.
Depresi dalam penggunaan istilah sehari-hari biasanya dikaitkan dengan perasaan sedih,
murung, putus asa, merana dan tidak bahagia. Untuk mengetahui kepribadian seseorang
maka dapat dilakukan tes berupa tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory- 2
(MMPI-2). MMPI-2 merupakan salah satu tes kesehatan mental untuk mengevauasi kondisi
kesehatan mental seseorang. Berdasarkan hasil analisis Clinical Scale pada MMPI-2
didapatkan hasil analisis kepribadian calon anggota legislatif anak petani yang paling tinggi
adalah Depression (depresi), yaitu 57%. Skala Clinical Scale pada Depression yang tinggi
menggambarkan bahwa gangguan depresi merupakan salah satu masalah yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup keluargra petani. Faktor jam kerja lebih lama, pendapatan
rendah, beban kerja yang lebih tinggi dan tingkat pendidikan juga dapat mempengaruhi
tingkat depresi dan kecemasan pada petani.

ABSTRACT

Mental disorders are one of the public health problems in Indonesia. In general, mental
disorders are caused by psychological distress both from outside the individual and from
within the individual. One of the personality disorders is depression. Depression in the use
of everyday terms is usually associated with feelings of sadness, sadness, despair, misery
and unhappiness. To find out one's personality, a test can be done in the form of the
Minnesota Multiphasic Personality Inventory-2 (MMPI-2) test. MMPI-2 is a mental health
test to evaluate the condition of a person's mental health. Based on the results of the analysis
of the Clinical Scale on MMPI-2, the highest personality analysis results of the legislative
candidates of the farmers' children were Depression (depression), which was 57%. The
Clinical Scale on the high Depression illustrates that depressive disorders are one of the
problems that can interfere with the survival of farmers. Factors for longer working hours,
lower income, higher workload and level of education can also affect the level of depression
and anxiety in farmers.

A. Pendahuluan
Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Secara umum gangguan jiwa disebabkan karena adanya tekanan psikologis baik dari luar
individu maupun dari dalam individu. Beberapa hal yang menjadi penyebab adalah

1
ketidaktahuan keluarga dan masyarakat terhadap gangguan jiwa ini. World Health
Organization (WHO) menyebutkan bahwa prevalensi masalah kesehatan jiwa saat ini
cukup tinggi, 25% dari penduduk dunia pernah menderita masalah kesehatan jiwa, 1%
diantaranya adalah gangguan jiwa berat. Potensi seseorang mudah terserang gangguan
jiwa memang tinggi, setiap saat 450 juta orang diseluruh dunia terkena dampak
permasalahan jiwa, saraf, maupun perilaku10.
Dari berbagai macam gangguan mental organik salah satunya yang sering dijumpai
adalah gangguan kepribadian. Gangguan mental organik yang terkait dengan berbagai
kondisi medis lain yaitu, epilepsi, depresi pada kondisi medis umum (pascastroke,
pascapersalinan, akibat zat), dan depresi pada tumor otak. Gangguan kepribadian adalah
ciri kepribadian yang bersifat tidak fleksibel dan maladaptif yang menyebabkan disfungsi
yang bermakna dan penderitaan subjektif. Orang dengan gangguan kepribadian memiliki
respons yang benar-benar kaku terhadap situasi pribadi, hubungan dengan orang lain atau
pun lingkungan sekitarnya. Kekakuan tersebut menghalangi mereka untuk menyesuaikan
diri terhadap tuntutan eksternal, sehingga akhirnya pola tersebut bersifat self defeating10.
Gangguan kepribadian berbeda dari perubahan kepribadian dalam waktu dan cara
terjadinya dimana gangguan kepribadian merupakan suatu proses perkembangan, yang
muncul ketika masa kanak-kanak atau remaja dan berlanjut sampai dewasa. Gangguan
kepribadian dapat ditemukan pada semua kelompok masyarakat dan di berbagai daerah.
Insiden dan tingkat prevalensi sepanjang hidup secara kasar hampir sama di seluruh
dunia. Gangguan ini mengenai hampir 1% populasi dewasa dan biasanya onsetnya pada
usia remaja akhir atau awal masa dewasa. Pada laki-laki biasanya gangguan ini mulai
pada usia lebih muda yaitu 15-25 tahun sedangkan pada perempuan lebih lambat yaitu
sekitar 25-35 tahun. Insiden gangguan kepribadian lebih tinggi pada laki-laki dari pada
perempuan. World Health Organization tahun 2000 menyebutkan bahwa di seluruh
dunia terdapat 45 juta orang yang menderita gangguan kepribadian10.
Salah satu diantara gangguan kepribadian adalah depresi. Depresi dalam
penggunaan istilah sehari-hari biasanya dikaitkan dengan perasaan sedih, murung, putus
asa, merana dan tidak bahagia. Depresi dapat juga berupa sekumpulan gejala atau
sindroma (disertai perubahan kognitif, psikomotor dan vegetatif) atau merupakan
kesatuan penyakit (dengan gambaran klinis yang khas, dasar riwayatnya dan hubungan
dengan keadaan biologisnya)5. Kepribadian meliputi segala corak perilaku dan sifat yang
khas dan dapat diperkirakan pada diri seseorang, yang digunakan untuk bereaksi dan
menyesuaikan diri terhadap rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya itu merupakan
2
satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu. Untuk mengetahui kepribadiannya
maka perlu adanyates psikologi, berupa tes Minnesota Multiphasic Personality
Inventory- 2 (MMPI-2). MMPI-2 merupakan salah satu tes kesehatan mental untuk
mengevauasi kondisi kesehatan mental seseorang, berupa fungsi kepribadian, keadaan
emosional saat ini dan psikopatologi, serta dapat merumuskan intervensi tau
pengobatan1,8.
MMPI merupakan hasil kolaborasi yang dikembangkan pada tahun 1930 dari
seorang psikolog dan psikiater bernama Starke R Hathaway. PhD dan Dr JC McKinley di
Universitas Minnesota. Untuk pertama kali MMPI direvisi pada tahun 1989 menjadi
MMPI-2, dan versi untuk remaja dikembangkan menjadi MMPI-A, serta versi singkat
yaitu MMPI-3. Dalam penerapan teknologi Artificial Intelligence ada beberapa aturan
yang sering digunakan, salah satunya adalah Certainty Factor. Certainty Factor
merupakan perhitungan tingkat kepastian terhadap kesimpulan yang diperoleh yang
dihitung berdasarkan nilai probabilitas penyakit karena adanya evident / gejala7,11. Dalam
melakukan tes MMPI bertujuan untuk memberikan gambaran tentang dimensi-dimensi
kepribadian seseorang yang penting dalam klinik psikologi secara akurat.
Secara Teori faktor yang mempengaruhi kepribadian dalam jurnal big five factor
personality di Binus University Of Human Psychology, Putri 2015. Menyebutkan bahwa
kepribadian seseorang terbentuk dalam beberapa faktor yaitu faktor biologis, faktor
sosial dan faktor kebudayaan. Dalam faktor biologis yaitu faktor yang berhubungan
dengan keadaan jasmani, atau seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan
genetik, pencernaan, pernafasaan, peredaran darah, kelenjarkelenjar, saraf, tinggi badan,
berat badan, dan sebagainya. Kita mengetahui bahwa keadaan jasmani setiap orang sejak
dilahirkan telah menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat kita lihat pada
setiap bayi yang baru lahir. Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani yang adapada
setiap orang ada yang diperoleh dari keturunan, dan ada pula yang merupakan
pembawaan anak/orang itu masing-masing. Keadaan fisik tersebut memainkan peranan
yang penting pada kepribadian seseorang8.
Faktor sosial adalah masyarakat yakni manusia-manusia lain disekitar individu
yang bersangkutan. Termasuk juga kedalam faktor sosial adalah tradisi-tradisi, adat
istiadat, peraturanperaturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dimasyarakat itu.
Sejak dilahirkan, anak telah mulai bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Dengan
lingkungan yang pertama adalah keluarga. Dalam perkembangan anak, peranan keluarga
sangat penting dan menentukan bagi pembentukan kepribadian selanjutnya. Keadaan dan
3
suasana keluarga yang berlainan memberikan pengaruh yang bermacam-macam pula
terhadap perkembangan kepribadian anak8.
Sebagian besar penduduk Konawe Utara berprofesi sebagai seorang petani. Negara
Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan luas lahan pertanian sebesar 51,6 juta
hektar atau 70 persen dari luas keseluruhan wilayah. Pertanian di Indonesia secara umum
terbagi menjadi lima subsektor, yaitu tanaman pangan (padi, palawija dan holtikultural),
perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Mayoritas petani di Indonesia
menanam jagung, ketela pohon, ubi jalar dan kedelai serta palawaija sebagai tanaman
sekunder3.
Pada tahun 2012, BPS menyebutkan bahwa jumlah warga bermata pencaharian
sebagai petani masih dominan, yakni 39%. Namun dalam setahun selama tahun 2011
jumlah petani berkurang 3,1 juta (7,42%). Hal ini cukup memprihatinkan mengingat
seiring pertumbuhan penduduk Indonesia yang kebutuhan pangannya dari hari ke hari
kian meningkat. Melihat fakta tersebut Samantha (2012) mengungkapkan bahwa
memasuki tahun 2015 pertanian Indonesia diperkirakan akan mengalami krisis pangan
hal ini juga disebabkan oleh semakin menyempitnya lahan pertanian di Indonesia dari
tahun ke tahun.Konawe Utara merupakan suatu kabupaten yang terletak di Propinsi
Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Konawe Utara terdiri dari 10 kecamatan. Secara
keseluruhan, luas daratan Kabupaten Konawe Utara mencapai 500.339 ha, sebagian
besar merupakan (digunakan sebagai) hutan negara. Dari keseluruhan luas tersebut,
sebesar 0,86 persen atau sekitar 4.312 Ha nya dimanfaatkan sebagai lahan sawah.
Sementara 42,34 persennya yaitu sekitar 284.807 Ha merupakan tanah kering dan 56,80
persen sisanya merupakan lahan bukan pertanian (perumahan, jalan, dsb)3.
B. Definisi
Pertanian dalam pengertian yang luas yaitu kegiatan manusia untuk memperoleh
hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan atau hewan yang pada mulanya dicapai
dengan jalan sengaja menyempurnakan segala kemungkinan yang telah diberikan oleh
alam guna mengembangbiakkan tumbuhan dan atau hewan tersebut. Pengertian pertanian
dalam arti sempit yaitu segala aspek biofisik yang berkaitan dengan usaha
penyempurnaan budidaya tanaman untuk memperoleh produksi fisik yang maksimum.
Pengertian lain pertanian adalah pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam
hayati terutama tanaman produktif yang menghasilkan dan dapat dipergunakan sebagai
kehidupan manusia. Lahan pertanian merupakan bagian dari permukaan bumi yang
merupakan sumberdaya yang tidak dapat diabaikan karena dari lahan pertanian inilah
4
manusia mendapatkan bahan pangan dengan berbagai cara pengelolaanya. Bidang
pertanian saat ini sangat tergantung pada faktor-faktor tertentu. Faktor tersebut meliputi
faktor sumber daya masyarakat, iklim, teknologi dan ketersediaan lahan pertanian.
Faktor sumber daya manusia merupakan faktor yang berpengaruh dalam kemajuan sektor
pertanian dikarenakan dengan menggunakan keahlian yang baik dalam mengolah lahan
dapat menghasilkan panen yang baik5.
Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) merupakan salah satu
instrumen penilaian kepribadian yang paling banyak diteliti dan digunakan di Amerika
Serikat, serta banyak diadaptasi di berbagai negara. Tes MMPI dapat digunakan untuk
membedakan kelompok normal dan abnormal dalam penegakkan diagnosis gangguan
psikiatrik dan psikologis, serta untuk memprediksi potensi neurotik atau psikotik dari
seorang individu sebelum tanda klinis muncul. Minnesota Multiphasic Personality
Inventory merupakan gold standard dan merupakan instrumen yang paling banyak
digunakan. dan telah terstandar sebagai alat ukur kepribadian dan psikopatologi pada
orang dewasa2,8.
Penilaian atau sistem skoring MMPI-2 dapat dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak yang secara resmi beredar di Amerika Serikat oleh National Computer
Service. Perangkat lunak ini dapat melakukan penilaian pada skala validitas dan skala
klinis setara dengan penilaian menggunakan personal computer. Proses penilaian juga
dapat dibantu sebuah scanner jika peserta tes cukup banyak. Hasil tes sudah dalam
bentuk templates yang ada dan dapat dikirimkan dalam bentuk surat biasa ataupun surat
elektronik Minnesota Multiphasic Personality Inventory 2 terdiri dari 567 butir soal yang
dikelompokkan menjadi 3 skala, yaitu 8 (delapan) skala validitas, 10 (sepuluh) skala
klinis, dan 15 (lima belas) skala konten2,8.
Kepribadian menurut GW. Allport adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem
psikofisis individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas.
Kepribadian adalah totalitas dari ciri perilaku dan emosi yang merupakan karakter atau
ciri seseorang dalam kehidupan sehari-hari dalam kondisi yang biasa, sifalnya stabil dan
dapat diramalkan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kepribadian meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khas dan dapat diperkirakan
pada diri seseorang atau lebih bisa dilihat dari luar, yang digunakan untuk bereaksi dan
menyesuaikan diri terhadap rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya itu merupakan
satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu, seperti bagaimana kita bicara,
penampilan fisik, dan sebagainya6.
5
Gangguan Kepribadian adalah ciri kepribadian yang kaku dan mengalahkan diri
sendiri, sehingga mempengaruhi fungsinya dan bahkan menyebabkan gejala psikiatrik,
menyebabkan penderitaan pada pasien atau orang lain atau keduanya dan menimbulkan
maladaptasi sosial (teman, keluarga, pekerjaan)9.
a. Dinamika dan simptomatologi
1. Relative bertahan, berlangsung sepanjang waktu semenjak dewasa muda sampai
lanjut usia
2. Selama kehidupan ada periode fungsi kepribadian baik atau buruk. Peran utama
pada keadaan yang dihasilkan dimainkan oleh faktor situasi seperti keluarga,
integrasi sosial atau pekerjaan, keadaan kesehatan, status ekonomi dan lainnya.
3. Dengan bertambahnya usia beberapa gejala dapat berkurang (impulsivitas,
agresivitas, perilaku antisosial, gejala psikastenia).
b. Pedoman diagnostik
Gangguan kepribadian khas
1. Kondisi yang tidak berkaitan langsung dengan kerusakan atau penyakit otak
berat (gross brain damage or disease) atau gangguan jiwa lain
2. Memenuhi kriteria berikut ini :
a. Disharmoni sikap dan perilaku yang cukup berat, biasanya meliputi
beberapa bidang fungsi, misalnya afek, kesiagaan, pengendalian implus,
secara memandang dan berpikir, serta gaya berhubungan dengan orang
lain.
b. Pola perilaku abnormal berlangsung lama, berjangka panjang, dan tidak
terbatas, pada episode gangguan jiwa.
c. Pola perilaku abnormalnya bersifat pervasif (mendalam) dan maladaptif
yang jelas terhadap berbagai keadaan pribadi dan sosial yang luas
d. Manifestasi diatas selalu muncul pada masa kanak atau remaja dan
berlanjut sampai usia dewasa.
e. Gangguan ini menyebabkan penderitaan pribadi (personal distress) yang
cukup berarti, tetapi baru menjadi nyata setelah perjalanan yang lanjut
f. Gangguan ini biasanya, tetapi tidak selalu bermakna dengan masalah-
masalah dalam pekerjaan dan kinerja sosial
3. Untuk budaya yang berbeda, mungkin penting untuk mengembangkan
seperangkat kriteria khas yang berhubungan dengan norma sosial, peraturan
dan kewajiban.
6
a. Gangguan kepribadian paranoid
Pedoman diagnostik
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :
1) Kepekaan berlebih terhadap kegagalan dan penolakan
2) Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam, misalnya
menolak untuk memaafkan suatu penghinaan dan luka hati atau
masalah kecil
3) Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk
mendistorsikan pengalaman dengan menyalah artikan tindakan
orang lain yang netral atau bersahabat sebagai suatu sikap
permusuhan atau penghinaan
4) Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hal pribadi tanpa
memperhatikan situasi yang ada
5) Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar (justification) tentang
kesetiaan seksual pasangannya
6) Kecenderungan untuk merasa dirinya paling secara berlebihan,
yang bermanifestasi dalam sikap yang selalu merujuk ke diri
sendiri
7) Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkl dan
tidak bersustasi dari suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri
pasien sendiri maupun dunia pada umumnya.
Untuk diagnosis dubutuhkan paling sedikit 3 dari diatas
b. Gangguan kepribadian schizoid
Pedoman diagnostik
Gangguan kepribadian yang memenuhi deskripsi sebagai berikut:
1) Sedikit (bila ada) aktivitas yang memberikan kesenangan
2) Emosi dingin, afek mendatar atau tak peduli
3) Kurang mampu untuk mendeskrpsikan kehangatan , kelembutan,
kemarahan terhadap orang lain
4) Tampak nyata ketidak-pedulian baik terhadap pujian maupun
ancaman
5) Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan
orang lain
6) Hampir selalu memilih aktifitas dilakukan sendiri
7
7) Preokupasi dengan fantasi dan intropeksi yang berlebihan
8) Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang
akrab (kalau ada hanya satu) dan tidak ada keinginan untuk
menjalin hubungan seperti itu
9) Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang
berlaku
Untuk diagnosis dubutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
c. Gangguan kepribadian dissosial
Pedoman diagnostik
Gangguan kepribadian ini biasanya ini biasanya menjadi perhatian
disebabkan adanya perbedaan yang besar antara perilaku dan norma
sosial uang berlaku, dan ditandai oleh:
1) Bersikap tidak perduli dengan perasaan orang lain
2) Sikap yang amat tidak bertangguang jawab dan berlangsung
terus menerus , serta tidak perduli terhadap norma, peraturan,
dan kewajiban sosial.
3) Tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung
lama, meskipun tidak ada untuk mengembangkannya
4) Toleransi terhadap frustasi sangat rendah dan ambang yang
rendah untuk melampiaskan agresi, termasuk tindakan
kekerasan
5) Tidak mampu mengalami rasa salah dan menarik manfaat dari
pengalaman, khususnya dari hukuman
6) Sangat cenderung menyalahkan orang lain, atas menawarkan
rasionalisasi yang masuk akal, untuk perilaku yang membuat
pasien konflik dengan masyarakat.
Untuk diagnosis dubutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
d. Gangguan kepribadian emosional tak stabil
Pedoman diagnostik
1) Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara
impulsif tanpa mempertimbangkan konsekwensinya, bersama
dengan ketidakstabilan emosional
2) Dua varian yang khas adalah berkaitan dengan impulsivitas dan
kekurangan pengendalian diri.
8
Karakter kelima : F60.30= Tipe impulsif
F60.31= Tipe ambang (Borderline)
e. Gangguan kepribadian histionik
Pedoman diagnostik
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
1) Ekspresi emosi yang dibuat-buat (self-dramatization) seperti
bersandiwara, yang dibesar-besarkan.
2) Bersifat sugestif, mudaf dipengaruhi orang lain atau oleh
keadaan
3) Keadaan afektif dangkal dan labil
4) Terus menerus mencari kegairahan , penghargaan dari orang
lain dan aktivitas dimana paien menjadi pusat perhatian
5) Penampilan atau perilaku “merangsang” yang tidak memadai
6) Terlalu peduli dengan daya tarik fisik
Untuk diagnosis dubutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
f. Gangguan kepribadian anankastik
Pedoman diagnostik
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
1) Perasaan ragu-ragu yang berlebihan
2) Preokuoasi dengan hal-hal yang rinci (details), peraturan, daftar,
urutan, organisasi, atau jadwal
3) Perfeksionisme yang mempengaruhipenyelesaian tugas
4) Ketelitian yang berlebihan, terlalu hati-hati, dan keterikatan
yang tidak semestinya pada prokdutifitas sampai mengabaikan
kepuasan dan hubungan interpersonal
5) Keterpakuan dan keterikatan yang berlebihan pada kebiasaan
sosial
6) Kaku dan keras kepala
7) Pemaksaan yang tak beralasan agar orang lain mengikuti persis
caranya mengerjakan sesuatu, atau keengganan yang tak
beralasan untuk mengizinkan orang lain mengerjakan sesuatu
8) Mencampuradukan pikiran atau dorongan yang memaksa dan
yang enggan.
9) Untuk diagnosis dubutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
9
g. Gangguan kepribadian cemas (menghindar)
Pedoman diagnostik
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
1) Perasaan yang tegang dan takutyang menetap dan pervasif
2) Merasa dirinya tak mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari
orang lain
3) Preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan
dalam situasi sosial
4) Keengganan untuk terlibat dengan orang kecuali merasa yakin
akan disukai
5) Pembatasan dalam gaya hidup karena alasan keamanan fisik
6) Menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan yang banyak
melibatkan kontak interpersonal karena takut di kritik, tidak
didukung atau ditolak.
7) Untuk diagnosis dubutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
h. Gangguan kepribadan dependen
Pedoman diagnostik
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
1) Mendorong atau membiarkan orang lain untuk mengambil
sebagian besar keputusan penting untuk dirinya
2) Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendahdari orang lain
kepada siapa ia bergantung, dan kepatuhan yang tidak
semestinya terhadap keinginan mereka
3) Keengganan untuk mengajukan permintaan yang layak kepada
orang dimana tempat ia bergantung
4) Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena
ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan
mengurus diri sendiri
5) Preokupasi dengan ketakutan akan ditinggalkan oleh orang yang
dekat dengannya, dan dibiarkan untuk mengurus dirinya sendiri
6) Terbatasnya kemampuan untuk membuat keputusan sehari-hari
tanpa mendapat nasehat yang berlebihan dan dukungan dari
orang lain.
7) Untuk diagnosis dubutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.
10
Depresi adalah suatu penyakit jiwa dengan gejala utama sedih, yang disertai gejala-
gejala psikologik lainnya, gangguan somatic maupun gangguan psikomotor dalam kurun
waktu tertentu dan digolongkan kedalam gangguan afektif. Depresi merupakan gangguan
mental yang sering terjadi di tengah masyarakat. Berawal dari stres yang tidak diatasi,
maka seseorang dapat jatuh ke fase depresi. Menurut Rathus (dalam Lubis, 2009) orang
yang mengalami depresi umumnya mengalami gangguan yang meliputi keadaan emosi,
motivasi, fungsional, dan gerakan tingkah laku serta kognisi. Depresi adalah suatu
gangguan perasaan hati (afek) yang ditandai dengan afek distorik atau kehilangan minat
atau kegembiraan dalam aktivitas sehari-hari disertai dengan temuan-temuan lain seperti
gangguan tidur dan perubahan selera makan13.

C. Epidemiologi
Gangguan kepribadian berbeda dari perubahan kepribadian dalam waktu dan cara
terjadinya dimana gangguan kepribadian merupakan suatu proses perkembangan, yang
muncul ketika masa kanak-kanak atau remaja dan berlanjut sampai dewasa. Gangguan
kepribadian dapat ditemukan pada semua kelompok masyarakat dan di berbagai daerah.
Insiden dan tingkat prevalensi sepanjang hidup secara kasar hampir sama di seluruh
dunia. Gangguan ini mengenai hampir 1% populasi dewasa dan biasanya onsetnya pada
usia remaja akhir atau awal masa dewasa. Pada laki-laki biasanya gangguan ini mulai
pada usia lebih muda yaitu 15-25 tahun sedangkan pada perempuan lebih lambat yaitu
sekitar 25-35 tahun. Insiden gangguan kepribadian lebih tinggi pada laki-laki dari pada
perempuan. World Health Organization tahun 2000 menyebutkan bahwa di seluruh
dunia terdapat 45 juta orang yang menderita gangguan kepribadian10.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk Indonesia paling banyak bekerja
di sektor pertanian pada Februari 2017. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian
sebanyak 39,68 juta orang atau 31,86 persen dari jumlah penduduk bekerja yang
jumlahnya 124,54 juta orang. Di indoensia sendiri sektor pertanian yang merupakan
sektor dominan memberi sumbangan berarti bagi perekonomian indonesia, salah satu
daerah penyumbang terbesar ekonomi adalah dari sektor pertanian di Jawa Tengah
sebesar 20,43% dengan pertumbuhan riil sebesar 2,78%. Pada tahun 2007, provinsi ini
mampu menghasilkan 8,44 juta ton padi sawah pada saat terjadi peyusutan lahan sawah
sebesar 0,16 % sedangkan luas lahan bukan sawah mengalami peningkatan 0,07%3.

11
Kabupaten Konawe Utara memiliki luas wilayah sebesar 500.339 Ha. Dari
keseluruhan luas tersebut, sebesar 0,7419 persen atau sekitar 3.712 Ha nya dimanfaatkan
sebagai lahan sawah. Sementara 54,40 persennya merupakan tanah kering dan 43,86
persen sisanya merupakan lahan bukan pertanian (perumahan, jalan, dsb). Luas lahan
perkebunan rakyat Konawe Utara tidak mengalami kenaikan berarti dalam kurun waktu
tiga tahun terakhir untuk masingmasing komoditi tanaman. Komoditi jambu mete
menempati luas wilayah terluas yakni seluas 4.729 Ha, mengalami penambahan luas
sebesar 0,38 persen dibandingkan luas tahun 2013. Hal ini disebabkan jambu mete masih
merupakan komoditas khas dan unggulan asal Sulawesi Tenggara3.
D. Gambaran umum wilayah kabupaten Konawe Utara
1. Letak Geografis
Kabupaten Konawe Utara dengan ibukota Wanggudu merupakan pemekaran
dari Kabupaten Konawe, yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II di Provinsi
Sulawesi Tenggara. Secara geografis Kabupaten Konawe Utara terletak di bagian
Utara Khatulistiwa, melintang dari Utara ke Selatan antara 02o97’ dan 03o86’ lintang
Selatan, membujur dari Barat ke Timur antara 121o49’ dan 122o49’ bujur Timur3.
Gambar 1. Peta Daerah Kabupaten Konawe Utara

Sumber: BPS Kabupaten Konawe Utara Tahun 2017

Batas wilayah administrasi Kabupaten Konawe Utara sebagai berikut3:

12
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Morowali (Provinsi Sulawesi
Tengah) dan Kecamatan Routa (Kabupaten Konawe).
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Morowali (Provinsi Sulawesi
Tengah) dan Laut Banda.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan beberapa kecamatan di Kabupaten Konawe.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Konawe.
Luas wilayah Kabupaten Konawe Utara yaitu 500339 Ha atau 13,38 persen
dari luas wilayah Sulawesi Tenggara. Sedangkan luas wilayah perairan laut
(termasuk perairan Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe ) ±11 960
Km2 atau 10,87 persen dari luas perairan Sulawesi Tenggara3.
2. Topografi dan Administratif
Seperti halnya dengan kondisi topografi Kabupaten lainnya di Sulawesi
Tenggara, Kabupaten Konawe Utara memiliki topografi permukaan tanah yang pada
umumnya bergunung, bergelombang dan berbukit yang mengelilingi dataran rendah
yang sangat potensial untuk pengembangan sektor pertanian. Jenis tanah meliputi
Latosol 116 829 Ha atau 23,35 persen, Podzolik 140 845 Ha atau 28,15 persen,
Organosol 23 566 Ha atau 4,71 persen, Mediteran 16 961 Ha atau 3,39 persen,
Aluvial 24 067 Ha atau 4,80 persen dan tanah Campuran 178 071 Ha atau 35,59
persen3.
3. Iklim dan Musim
Seperti daerah-daerah lain di Indonesia, di Kabupaten Konawe Utara dikenal
dua musim yaitu musim kemarau dan musimpenghujan. Keadaan musim banyak
dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup diatas wilayahnya. Pada bulan Desember
sampai dengan Mei, angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Benua
Asia dan Samudera Pasifik, setelah sebelumnya melewati beberapa lautan. Pada
bulan-bulan tersebut terjadi musim Penghujan. Sekitar bulan September, arus angin
selalutidak menentu dengan curah hujan kadang-kadang kurang dan kadang-kadang
lebih. Musim ini oleh para pelaut setempat dikenal sebagai musim Pancaroba.
Sedangkan pada bulan Juni sampai dengan November, angin bertiup dari arah Timur
yang berasal dari Benua Australia kurang mengandung uap air. Hal tersebut
mengakibatkan minimnya curah hujan di daerah ini. Pada bulan Agustus sampai
dengan Oktober terjadi musim kemarau. Sebagai akibat perubahan kondisi alam
yang sering tidak menentu, keadaan musim juga sering menyimpang dari kebiasaan3

13
4. Kesehatan
Fasilitas dan kualitas pelayanan kesehatan yang baik menjadi tuntutan utama
dalam menjaga kesehatan masyarakat. Dalam melayani masyarakat, di Konawe
Utara terdapat satu RSUD yang beroperasi di Kecamatan Andowia. Jumlah pasien
dengan penanganan kasus hipertensi merupakan kasus terbanyak yang terjadi dalam
setahun terakhir, disusul oleh kasus ISPA yang juga merupakan kasus terbanyak
yang terjadi pada tahun 2015. Selain RSUD, di seluruh kecamatan dalam lingkup
Kabupaten Konawe Utara tersebar pula fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan terdiri atas tenaga kesehatan terlatih dan tidak terlatih seperti
dukun bayi. Dukun bayi baik yang terlatih maupun yang tidak terlatih umumnya
diikutkan dalam program pendampingan bidan desa sehingga program pelayanan
kesehatan terjamin kualitasnya.
Tabel 1. Jenis Penyakit Tertinggi di Kabupaten Konawe Utara

Sumber: BPS Kabupaten Konawe Utara Tahun 2017

14
Tabel 2. Fasilitas dan Tenaga Kesehatan di Kabupaten Konawe Utara

Sumber: BPS Kabupaten Konawe Utara Tahun 2017.

5. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin


Struktur usia penduduk Kabupaten Konawe Utara lebih didominasi
olehpenduduk usia muda, khususnya yang berusia 0-9 tahun. Angka ini
menunjukkan bahwa angka kelahiran pada tahun 2016 kembali meningkat. Hal ini
menguntungkan pada tahun tertentu karena angka beban tanggungan akan menurun
tetapi saat memasuki usia senja, kondisi ini justru menyulitkan karena akan
menaikkan beban tanggungan bagi usia muda selanjutnya. Jumlah penduduk
Konawe Utara tahun 2016 sebanyak 59.673 jiwa, yang terdiri atas 31.186 laki-laki
dan 28.487 perempuan, meningkat dari jumlah tahun 2015 sebanyak 58.401 jiwa.
Rasio jenis kelamin sebesar 109,47. Angka ini tidak jauh berbeda dengan tahun
sebelumnya yang berarti setiap adanya 100 jiwa perempuan maka terdapat 109 – 110
jiwa laki-laki di Kabupaten Konawe Utara. Dengan luas wilayah sebesar 5.003,39
Km2, maka kepadatan penduduk Konawe Utara di tahun 2016 sebesar 11,93 jiwa per
Km2 meningkat dari tahun 2015 yang kepadatannya sebesar 11,67 jiwa per Km2 3.

15
Tabel 3. Komposisi Penduduk Kabupaten Konawe Utara Berdasarkan Jenis
Kelamin Menurut Kecamatan Tahun 2016

Sumber: BPS Kabupaten Konawe Utara Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa persebaran penduduk


cenderung kurang merata antar Kecamatan. Menggunakan data luas wilayah,
wilayah pemukiman terpadat adalah Kecamatan Motui dimana luas wilayahnya
hanya sebesar 26,09 km2 namun dihuni oleh penduduk sebanyak 3.965 jiwa, yang
artinya setiap km2 dihuni oleh sekitar 151-152 jiwa, sementara Kecamatan
Wiwirano dengan luas wilayah terbesar yaitu sebesar 1.505,09 km2 dihuni oleh
penduduk sebanyak 7.383, yang artinya per km2 hanya dihuni sekitar 4 – 5 jiwa.
Jika dilihat perbedaan jumlah antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan,
maka Langgikima merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk laki-laki jauh
lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Dengan rasio jenis kelamin
sebesar 127,02 artinya di setiap 100 perempuan di Kecamatan Langgikima ada 127 –
128 penduduk laki-laki. Sedangkan, rasio jenis kelamin terkecil ada pada Kecamatan
Lasolo, yakni 102,84 yang berarti setiap 100 perempuan di Kecamatan Lasolo ada
102 – 103 penduduk laki-laki. Secara umum, di Kabupaten Konawe Utara, setiap
100 penduduk perempuan ada 109 – 110 penduduk laki-laki3.
6. Kondisi Pertanian Kabupaten Konawe Utara
Secara keseluruhan, luas daratan Kabupaten Konawe Utara mencapai 500.339
ha, sebagian besar merupakan (digunakan sebagai) hutan negara. Dari keseluruhan
luas tersebut, sebesar 0,86 persen atau sekitar 4.312 Ha nya dimanfaatkan sebagai

16
lahan sawah. Sementara 42,34 persennya yaitu sekitar 284.807 Ha merupakan tanah
kering dan 56,80 persen sisanya merupakan lahan bukan pertanian (perumahan,
jalan, dsb). Luas panen padi di Kabupaten Konawe Utara 5.829 Ha, produksi jagung
sebanyak 818 ton, ubi kayu 5.480 ton, dan ubi jalar 3.237 ton, serta produksi pisang
sebanyak 307 ton3.
Tabel 4. Luas Lahan Sawah Diusahakan menurut Kecamatan Kabupaten Konawe
Utara Tahun 2016

Sumber: BPS Kabupaten Konawe Utara Tahun 2017


Penggunaan lahan diklasifikasikan ke dalam 12 kategori yaitu; sawah, tanah
pekarangan/ tanah untuk bangunan dan halaman sekitarnya, tanah tegal/ kebun,
tanah ladang/ huma, tanah padang rumput, tanah rawa yang tidak dapat ditanami,
tanah tambak/kolam/ tebat dan empang, tanah lahan yang sementara tidak
diusahakan, lahan tanaman kayu-kayuan, tanah hutan negara, tanah perkebunan dan
tanah lain-lain. Setidaknya terdapatdelapan jenis tanaman bahan makanan yang
diusahakan di Kabupaten Konawe Utara yaitu: padi sawah, padi ladang, jagung, ubi
kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau. Data jenis tanaman
buah-buahan yang diusahakan di Kabupaten Konawe Utara hanya disajikan 21 jenis
yaitu: alpokat, mangga, rambutan (nephelium), langsat (lanzon), jeruk, jambu biji,
jambu air, durian, pepaya, pisang, nenas, salak, nangka, sawo, sukun, belimbing dan
sirsak, manggis, melinjo, jeruk besar dan petai3.

17
Tabel 5. Luas Lahan menurut Penggunaan (Ha) Konawe Utara Tahun 2016

Sumber: BPS Kabupaten Konawe Utara Tahun 2017


E. Gambaran Kepribadian Berdasarkan Hasil MMPI-2 pada Calon Legislatif
Anak Petani di Kabupaten Konawe Utara
Berdasarkan data hasil tes MMPI-2 calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Konawe Selatan terdapat 142 orang, tetapi setelah dilakukan
eksklusi yang memenuhi kriteria sebanyak 21 orang. Adapun kriteria eksklusi yaitu
peserta yang tidak mencantumkan nomor telpon pada lembar tes sehingga tidak bisa
dihubungi, peserta yang mencantumkan nomor telpon tetapi tidak aktif dan peserta
yang bukan anak petani. Dari 21 orang yang memenuhi kriteria terdiri dari beberapa
variabel, yaitu sebagai berikut :
Tabel 6. Tabel Variabel yang diteliti
Variabel %
Jenis kelamin
Laki-laki 76
Perempuan 24
Usia
≤ 35 Tahun 71
≥ 35 Tahun 29
Pendidikan terakhir
Sarjana 76

18
Tidak sarjana 24
Alasan menjadi caleg
Keinginan sendiri untuk menghindari menjadi petani 70
Disuruh orang tua agar tidak menjadi petani 30

Tabel 6 menunjukkan jumlah peserta laki-laki lebih banyak dibandingkan


perempuan dengan persentase usia terbanyak adalah ≥ 35 tahun (71%) sedangkan ≤
35 Tahun (29%). Terdapat 76% peserta yang tingkat pendidikan terakhirnya adalah
sarjana dan 24% yang tidak sarjana. Berdasarkan wawancara yang dilakukan 70%
peserta mengaku menjadi calon anggota legislatif berdasarkan keinginannya sendiri
untuk menghindari menjadi petani dan 30% yang disuruh oleh orang tuanya agar tidak
menjadi petani.
1. Gambaran Kepribadian Berdasarkan Analisis Clinical Scales pada Tes MMPI-2
Tabel 7. Hasil Analisis Clinical Scale pada Tes MMPI-2
Content Scales (%)
HS Tinggi 24
Rendah 76
D Tinggi 57
Rendah 43
HY Tinggi 43
Rendah 57
PD Tinggi 43
Rendah 57
MF Tinggi 10
Rendah 90
PA Tinggi 43
Rendah 57
PT Tinggi 19
Rendah 81
SC Tinggi 52
Rendah 48
MA Tinggi 19
Rendah 81
SI Tinggi 19
Rendah 81

Berdasarkan hasil analisis Clinical Scale pada MMPI-2 didapatkan


hasil analisis kepribadian calon anggota legislatif anak petani yang paling
tinggi adalah Depression (depresi), yaitu 57%. Skala Clinical Scale pada
Depression yang tinggi menggambarkan bahwa gangguan depresi merupakan
salah satu masalah yang dapat mengganggu kelangsungan hidup keluargra
petani. Faktor jam kerja lebih lama, pendapatan rendah, beban kerja yang
lebih tinggi dan tingkat pendidikan juga dapat mempengaruhi tingkat depresi

19
dan kecemasan pada petani. Umumnya petani memiliki beban kerja fisik yang
berat dan tingkat pendidikan yang lebih rendah dibandingkan non-petani.
Beban kerja dapat dibagi menjadi beban kerja fisik dan mental. Beban
kerja mental merupakan tingkat/taraf kesulitan dalam melaksanakan tugas
yang berhubungan dengan kemampuan pekerja. Beban kerja mental yang
tinggi menunjukan bahwa pekerja tidak mampu untuk mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan dikarenakan melampaui dari kemampuan yang dimiliki
oleh pekerja. Beban kerja fisik menggambarkan jumlah pekerjaan yang haris
diselesaikan oleh pekerja. Beban kerja fisik yang tinggi berarti pekerja
harus menyelesaikan pekerjaan dalam jumlah yang terlalu banyak6.
Manuaba (2000) menyatakan bahwa semakin tinggi tuntutan kerja
yang dimiliki oleh pekerja, maka akan dapat meningkatkan beban kerja
pekerja. Beban kerja yang meningkat disebabkan oleh ketimpangan antara
kapasitas yang dimiliki dengan tuntutan kerja. Hal tersebut dapat berdampak
pada keadaan fisik dan psikis pekerja, terutama pekerja lansia15.
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyerta lainnya,
termasuk perubahan pada pola tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi,
kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya. Hasil penelitian yang
dikemukakan oleh Jorm (2002) yang mengatakan bahwa gejala yang akan
ditemukan pada lansia yang mengalami depresi yaitu merasa lelah,
menurunnya aktifitas, tidak mampu membuat keputusan, tidak mau mencari
informasi, tidak mau berpartisipasi dalam pembuatan keputusan tentang
dirinya, iritabilitas, serta tidak memiliki kemauan untuk ADL ( Activity Daily
Living). Jelas bahwa lansia depresi memiliki tingkat kemandirian
ketergantungan berat, dimana lansia tidak mampu mengurus atau melakukan
aktivitas sehari-hari seperti: mandi, berpakaian, mobilisasi, mengontrol buang
air kecil dan buang air besar sendiri karena sistem imun pada lansia
mengalami kemunduran pada masa penuaan sehingga aktivitas sehari-hari
lansia ketergantungan dengan orang lain14. Sehingga ada hubungan yang
sesuai antara angka kejadian depresi dengan beban kerja sebagai petani
khususnya pada petani dengan usia lanjut dari literatul yang ada. Gangguan
depresi ini diduga akan sangat berpengaruh dan memberikan dampak yang

20
buruk bagi kelangsungan keluarga yang memiliki mata pencaharian utama
sebagai petani karena dapat menurunkan kemampuan petani dalam
menjalankan tugas dan pekerjaannya sehari-hari..
F. Kesimpulan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan 70% peserta mengaku menjadi calon
anggota legislatif berdasarkan keinginannya sendiri untuk menghindari menjadi petani
dan 30% yang disuruh oleh orang tuanya agar tidak menjadi petani. Berdasarkan hasil
analisis Clinical Scale pada MMPI-2 didapatkan hasil analisis kepribadian calon
anggota legislatif anak petani yang paling tinggi adalah Depression (Depresi), yaitu
57%. Skala Clinical Scale pada Depression yang tinggi menggambarkan bahwa
gangguan depresi merupakan salah satu masalah yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup keluarga petani.
G. Saran
Saran dari penulis kepada pemerintah khususnya dalam bidang kesehatan agar
memberikan edukasi dan penyuluhan kepada para petani mengenai gangguan mental
dan cara mencegahnya. Kepada para petani juga diharapkan oleh penulis agar selalu
menjaga dan meningkatkan aktivitas sosial dan keagamaan karena dengan melakukan
aktivitas sosial dan keagamaan itu diharapkan mampu mengatasi dan mengurangi
risiko terjadinya depresi bagi para petani.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Palempung, H., Kandow, LFJ., Kairupan, BHR. 2014. Profil Supplementary Scales
Minnesota Multiphasic Personality Inventory-2 (MMPI-2) Adaptasi Indonesia Pada
Mahasiswa Semester 1 Tahun Akademik 2013/2014 Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi Manado. 2(2): 1-6
2. Astuti, dkk. 2013. Profil Content Scales Minnesota Multiphasic Personality Inventory-2
(Mmpi-2) Adaptasi Indonesia Pada Mahasiswa Semester 5 Ta 2012/2013 Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado dalam Jurnal Biomedik (JBM). 5 (1) :
Hlm. S111-118.
3. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara. 2017. Kabupaten Konawe Utara
dalam Angka 2017. Tumaka. Kendari.
4. Ernawati, D., Tualeka, AR. 2013. Risk Assessment Dan Pengendalian Risiko Pada
Sektor Pertanian. 2(2): 154-161
5. Soetjiningsih. 2007.Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV.
Sagung Seto
6. Susanto, T., dkk. 2016. Model Kesehatan Keselamatan Kerja Berbasis Agricultural. 11
(1) : 45-50
7. Teintang, Y., Sinolungan, JSV., Opod, H. 2015. Sikap Orang Tua Terhadap
Pembentukan Kepribadian Anak Pada Keluarga Petani Di Desa Talawaan Bantik
Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. 3(2): 549-557
8. Putri.P.P. 2018. Hubungan Hasil Tes Minnesota Multiphasic Personality Inventory 2
Dengan Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung. Skripsi. Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Lampung.
9. Margarini, NA., Prihanti, GS., Suharto. 2012. Hubungan Skala Kepribadian Minessota
Multiphasic Personality Inventory Test-2 (MMPI-2) Dengan Ipk Mahasiswa Kedokteran
Di Universitas Muhammadiyah Malang. 12(1): 56-65
10. Maslim, R. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas PPDGJ-III
dan DSM 5. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta.
11. Sari, MN., Ramadhian, MR. 2016. Gangguan Kepribadian dan Perilaku Akibat
Penyakit, Kerusakan, dan Disfungsi Otak pada Pria Usia 45 Tahun. 6 (1) : 83-87
12. Putra, MF. 2016. Sistem Pakar Minesota Multiphasic Personality Inventory (Tes Mmpi)
Dengan Algoritma Certainty Factor Untuk Menentukan Karakter Psikopatologi
Seseorang. 2016. 4(2) : 130-139
22
13. Lubis, Namora Lumongga. 2009. Depresi:Tinjauan Psikologis. Jakarta :Kencana
Prenada Media Group.
14. gantiNanda. (2009). Panduan diagnosa keperawatan NANDA 2009-2011. Edisi bahasa
Indonesia. Alih bahasa: Made Sumarwati, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
15. Nugroho Adi, Yuantari Catur, Hartini Eko. 2013. Hubungan Antara Beban Kerja
Dengan Tingkat Kelelahan Pada Petani Di Desa Curut Kecamatan Penawangan
Kabupaten Grobogan Tahun 2013. Universitas Dian Nusantoro. Semarang

23

Anda mungkin juga menyukai