Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa Vania Prajnani


………………………………………………………………………………………..
Nomor Induk Mahasiswa/NIM 043089072
………………………………………………………………………………………..
Tanggal Lahir 02 Desember 1996
………………………………………………………………………………………..
Kode/Nama Mata Kuliah ASIP4102/ Sejarah Kearsipan
………………………………………………………………………………………..
Kode/Nama Program Studi 38/Kearsipan
………………………………………………………………………………………..
Kode/Nama UPBJJ 77/Denpasar
………………………………………………………………………………………..
Hari/Tanggal UAS THE Sabtu/ 18 Juni 2022
…………………………………………………………………………………………

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa Vania Prajnani


……………………………………………………………………………………..
NIM 043089072
……………………………………………………………………………………..
Kode/Nama Mata Kuliah ASIP4102/ Sejarah Kearsipan
……………………………………………………………………………………..
Fakultas FHISIP
……………………………………………………………………………………..
Program Studi Kearsipan
……………………………………………………………………………………..
UPBJJ-UT 77/Denpasar
………………………………………………………………………………………

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Denpasar, 18 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

Vania Prajnani
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Ditinjau dari sudut hukum dan perundang-undangan, terdapat dua jenis arsip, yaitu
:
a) Arsip otentik : Arsip otentik adalah arsip yang diatasnya terdapat tanda tangan
asli dengan tinta (bukan fotokopi) sbg tanda keabsahan dari isi arsip
bersangkutan, arsip otentik dapat dipergunakan sbg bukti hukum yang sah.
b) Arsip tidak otentik : Arsip tidak otentik adalah arsip yang diatasnya tidak
terdapat tanda tangan asli dengan tinta. Arsip ini dapat berupa fotokopi, film,
microfilm, keluaran computer dan media computer seperti disket dan
sebagainya.
Dari contoh arsip teks proklamasi yang terdapat di lembar soal, yang termasuk
arsip otentik adalah teks yang diketik dan ditandatangani olhe Sukarno dan
Muhamad Hatta.
Sedangkan arsip yang tidak otentik adalah teks yang ditulis tangan Sukarno.
2. Lembaga kearsipan di Indonesia, seperti yang kita kenal sekarang ini, secara de
facto sudah ada sejak 28 Januari 1892, ketika Pemerintah Hindia Belanda
mendirikan Landarchief. Pada tanggal tersebut dikukuhkan pula jabatan
landarchivaris yang bertanggungjawab memelihara arsip-arsip pada masa VOC
hingga masa pemerintahan Hindia Belanda untuk kepentingan administrasi dan
ilmu pengetahuan, serta membantu kelancaran pelaksanaan pemerintahan. Adapun
landarchivaris pertama adalah Mr. Jacob Anne van der Chijs yang berlangsung
hingga tahun 1905. Pengganti Mr. Jacob Anne van der Chijs adalah Dr. F. de Haan
1905 - 1992 yang hasil karya-karyanya banyak dipakai sebagai referensi bagi ahli-
ahli sejarah Indonesia. Pengganti de Haan adalah E.C. Godee Molsbergen, yang
menjabat dari tahun 1922 -1937. Pejabat Landsarchivaris yang terakhir pada masa
Pemerintahan Hindia Belanda adalah Dr. Frans Rijndert Johan Verhoeven dari 1937
- 1942.

Pada masa pergerakan nasionalisme kebangsaan di Indonesia, terutama pada


tahun 1926-1929, Pemerintah Hindia Belanda berusaha menangkis dan menolak
tuntutan Indonesia Merdeka. Dalam rangka penolakan tersebut, Lansarchief
mendapat tugas khusus, yaitu: ikut serta secara aktif dalam pekerjaan ilmiah untuk
penulisan sejarah Hindia Belanda, serta mengawasi dan mengamankan
peninggalan-peninggalan orang Belanda. Pada tahun 1940-1942 pemerintah Hindia
Belanda menerbitkan Arschief Ordonantie yang bertujuan menjamin keselamatan
arsip-arsip pemerintah Hindia Belanda, yang isinya antara lain :

a) Semua arsip-arsip pemerintah adalah hak milik tunggal pemerintah.


b) Batas arsip baru adalah 40 tahun
c) Arsip-arsip yang melampaui masa usia 40 tahun diperlakukan secara khusus
menurut peraturan-peraturan tertentu diserahkan kepada Algemeen Landarchief
di Batavia (Jakarta)

Kobunsjokan (1942 - 1945)

Masa pendudukan Jepang merupakan masa yang sepi dalam dunia kearsipan, karena
pada masa itu hamper tidak mewariskan peninggalan arsip. Oleh karena itu, Arsip
Nasional RI tidak memiliki khasanah arisp pada masa pendudukan Jepang. Lembaga
kearsipan pada masa Hindia Belanda bernama Landarchief, pada masa pendudukan
Jepang berganti dengan istilah Kobunsjokan yang ditempatkan dibawah Bunkyokyoku.
Meskipun demikian, pada masa tsb posisi Landarchief sangat penting bagi orang-orang
Belanda yang ingin mendapatkan keterangan asal-usul keturunannya. Keterangan dari
arsip tsb diperlukan untuk membebaskan diri dari tawanan Jepang, apabila mereka dapat
menunjukan bukti turunan orang Indonesia meski bukan dari hasil pernikahan.

ARSIP NEGERI (1945 - 1947)

Secara yuridis, keberadaan lembaga kearsipan Indonesia dimulai sejak diproklamasikan


kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Namun keberadaan dan perkembangan Arsip
Nasional RI merupakan hasil dari pengalaman kegiatan dan organisasi kearsipan pada
masa pemerintah Kolonial Belanda (landarchief) dan produk-produk kearsipannya.
Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, lembaga kearsipan (landarchief) diambil oleh
pemerintah RI dan ditempatkan dalam lingkungan Kementerian Pendidikan Pengajaran
dan Kebudayaan, dan diberi nama Arsip Negeri. Keberadaan Arsip Negeri ini berlangsung
sampai pertengahan tahun 1947 ketika pemerintah NICA datang ke Indonesia.

LANDSARCHIEF (1947 - 1949)

Sejak Belanda melancarkan agresi militer yang pertama dan berhasil menduduki wilayah
Indonesia di tahun 1947, keberadaan Arsip Negeri diambil alih kembali oleh pemerintah
Belanda. Nama Lembaga Arsip Negeri berganti lagi menjadi Landsarchief kembali.
Sebagai pimpinan Landsarchief adalah Prof.W. Ph. Coolhaas yang menjabat hingga
berdirinya Republik Indonesia Serikat (RIS) dan diakuinya kedaulatan Pemerintah
Republik Indonesia oleh Belanda pada akhir tahun 1949. Setelah itu lembaga kearsipan
kembali ketangan Pemerintah Republik Indonesia.
3. Hubungan fungsi Arsip Nasional dari UU No.7 tahun1971 dan UU No. 43 tahun 2009
adalah :
UU No.7 tahun 1971
a) Arsip dinamis yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan,
pelaksanaan, penyelengaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya
dipergunakan secara langsung dalam penyelengaraan administrasi negara.
b) Arsip-arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan,
penyelengaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun untuk
penyelengaraan sehari-hari administrasi negara
UU No. 43 tahun 2009
a) Arsip statis adalah arsip yang tidak digunakan secara langsung
b) arsip dinamis digunakan secara langsung untuk perencanaan, pelaksanaan,
penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun untuk
penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara
4. Sistem agenda adalah suatu sistem serie dimana surat masuk dan atau surat keluar
dicatat atau diregistrasikan secara urut dalam buku agenda dan pemberkasannya
didasarkan pada nomor urut yang terdapat dalam buku agenda tersebut.
Sarana-sarana untuk sistem agenda meliputi; buku agenda, daftar klasifikasi
(hoofdenlijst), buku indeks masalah (indeks folio), buku indeks nama (klapper), dan
buku register otoritet

Sistem kearsipan pola baru/Sistem Kartu Kendali, yaitu suatu sistem kearsipan
yang merupakan 1 (satu) kesatuan meliputi: pengurusan surat dengan lembar
pengantar/lembar disposisi, pola klasifikasi dengan kode, indeks, tunjuk silang,
penataan berkas, penemuan kembali arsip, dan penyusutan arsip
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai