Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa Hendriek Lyston Sihotang:


…………………………………………………………………
……………………..
Nomor Induk Mahasiswa/NIM 042573233:
…………………………………………………………………
……………………..
Tanggal Lahir 9 September 1975:
…………………………………………………………………
……………………..
Kode/Nama Mata Kuliah HKUM4205/Kriminologi:
…………………………………………………………………
……………………..
Kode/Nama Program Studi 311/Ilmu Hukum S1:
…………………………………………………………………
……………………..
Kode/Nama UPBJJ JAKARTA:
…………………………………………………………………
……………………..
Hari/Tanggal UAS THE 08 Agustus 2021:
…………………………………………………………………
………………………

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa Hendriek Lyston Sihotang:


………………………………………………………………
……………………..
NIM 042573233:
………………………………………………………………
……………………..
Kode/Nama Mata Kuliah HKUM4205/Kriminologi:
………………………………………………………………
……………………..
Fakultas FHISIP:
………………………………………………………………
……………………..
Program Studi Ilmu Hukum S1:
………………………………………………………………
……………………..
UPBJJ-UT JAKARTA:
………………………………………………………………
………………………

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Bekasi, 08 Agustus 2021
Yang Membuat Pernyataan

Hendriek Lyston Sihotang


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1.1.
Bahwa penggunaan teknologi komunikasi akan memberikan dampak bagi masyarakat, terutama
dampak negatif yaitu munculnya suatu bentuk kejahatan yang disebut dengan Cyber Crime.
Munculnya beberapa kasus "Cyber Crime" di Indonesia, seperti penggelapan uang di bank melalui
komputer, kasus video porno yang diunggah di internet, hacker, carding atau kejahatan yang
dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik orang lain dan digunakan dalam transaksi
perdagangan di internet, penyebaran virus dengan sengaja di internet, cybersquatting yang
diartikan sebagai mendaftar, menjual atau menggunakan nama domain dengan maksud
mengambil keuntungan dari merek dagang atau nama orang lain melalui internet dan kasus
pencurian dokumen pemimpin negara melalui internet, semua kasus cyber crime ini menunjukkan
gejala pergeseran masalah sosial dari dunia nyata. Sifat cyber society yang tanpa batas teritorial
dan tanpa kendali, di mana tindak kejahatan sulit untuk dilacak, dan telah menjadi ruang yang
ideal untuk berkembangnya masalah-masalah sosial.
Tindak kejahatan ini dalam prateknya menggunakan teknologi telematika canggih yang sulit untuk
dilihat dan dapat dilakukan di mana saja. Sehingga potensi untuk berkembangnya masalah sosial
menjadi sulit untuk dihentikan. Setiap masyarakat dalam kehidupan sosialnya pasti memiliki sistem
keteraturan sosial yang disebut nilai dan norma. Sistem tersebut mengatur keberlangsungan
kehidupan suatu masyarakat. Nilai dan norma dalam masyarakat tidak selamanya berjalan
sebagaimana mestinya. Ada juga perilaku masyarakat yang dirasa tidak sesuai dengan nilai dan
norma tersebut. Hal inilah yang kemudian menimbulkan masalah-masalah sosial.
Beberapa masalah sosial penting di Indonesia, yang masuk dalam kategori pelanggaran nilai dan
norma salah satunya adalah maraknya kasus Cyber Crime atau kejahatan di dunia maya yang
meresahkan masyarakat.
Sebuah perkembangan pastilah membawa dampak besar bagi sekitarnya. Tidak mungkin
sebuah perubahan tidak menyeret hal yang berkaitan lainnya. Sama seperti perkembangan
komunikasi dan informasi, seluruh komponen baik politik, sosial, ekonomi ikut mengalami
perubahan seiring dengan adanya revolusi komunikasi. Tetapi kita sebagai masyarakat haruslah
pandai dalam mengelolanya agar tidak terjadi hal fatal.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1.2.
• Nomaden
Kalian pasti tahu dong kalau mulanya manusia itu hidup secara nomaden atau berpindah-pindah
tempat. Ini terjadi karena kehidupan manusia pada saat itu bergantung sama kegiatan berburu dan
meramu mereka untuk bertahan hidup. Cara hidup ini membuat mereka disebut sebagai
masyarakat berburu dan meramu. Pada jaman itu, teknologi yang dipakai masih berupa alat yang
sederhana banget. Misalnya, kapak genggam, panah, dan berbagai alat yang dibuat dari kayu dan
tulang. Alat-alat inilah yang mereka gunakan untuk berburu hewan dan ngumpulin tanaman liar
buat mereka makan. Karena mereka jadi mesti mengikuti migrasi hewan, mereka jadi hidup
berpindah-pindah.

• Hortikultural dan Pastoral


Kebiasaan nomaden tersebut perlahan berubah saat manusia berhasil nemuin teknologi baru.
Masyarakat pada jaman itu akhirnya menemukan teknik-teknik dan peralatan baru yang bisa
digunakan untuk bercocok tanam dan berternak. Kemajuan teknologi ini membuat sebagian dari
mereka perlahan memilih untuk tinggal menetap di suatu wilayah karena mereka sekarang sudah
bisa bercocok tanam dan memelihara hewan ternak. Masyarakat pada jaman ini disebut
masyarakat hortikultural dan pastoral.
Apa perbedaan masyarakat hortikultural dan pastoral? Perbedaannya terletak pada cara mereka
menyediakan dan mengolah sumber makanan yang mereka pelihara. Pada masyarakat
hortikultural, mereka hidup dengan mengembangkan teknologi bercocok tanam, sehingga sumber
daya mereka terkelola dengan baik. Perubahan ini secara perlahan mendorong terjadinya
perubahan sosial dalam masyarakat mereka. Mereka akhirnya meninggalkan kebiasaan hidup
nomaden dan menetap di suatu wilayah. Sementara pada masyarakat pastoral, teknologi yang
mereka kembangkan masih bergantung pada kebutuhan hewan ternak yang mereka pelihara.
Oleh karena itu masyarakat pastoral masih hidup nomadik karena mereka perlu nyari makanan
segar untuk hewan-hewan ternak mereka.

• Agraris
Saat manusia memilih untuk menetap di suatu wilayah, perlahan wilayah tersebut mulai didatangi
oleh berbagai kelompok dari berbagai wilayah yang sebagiannya kemudian memilih menetap juga
di wilayah tersebut. Saat ini terjadi, jumlah manusia dalam kelompok masyarakat tersebut
bertambah banyak dan otomatis kebutuhan makanan mereka pun meningkat. Pada jaman inilah
manusia mengembangkan teknologi baru dengan menggabungkan tenaga manusia dan ternak.
Contohnya, mereka mulai bercocok tanam dengan bantuan kerbau dan menggunakan bantuan
kuda atau keledai untuk menarik gerobak, yang sering dikenal dengan sebutan pedati.
Perkembangan teknologi ini membuat aktivitas bercocok tanam dan berternak jadi meningkat.
Masyarakat inilah yang kemudian disebut sebagai masyarakat agraris, masyarakat yang
mengutamakan sumber daya alam, khususnya lahan, sebagai sumber kekuatannya.
Seiring dengan meningkatnya aktivitas bercocok tanam dan berternak, hasil panen mereka pun
jadi meningkat dan melebihi kebutuhan hidup mereka. Kelebihan hasil panen ini kemudian mereka
jual ke kelompok masyarakat lain yang ada di sekitar mereka. Akhirnya mereka pun mempunyai
uang untuk membeli kebutuhan hidup yang tidak dapat mereka produksi sendiri. Pada saat inilah
terjadi lagi perubahan sosial dalam masyarakat, uang mulai menjadi alat nilai tukar.

• Industrial
Seiring waktu, teknologi yang dikembangkan manusia pun perlahan semakin canggih. Pada tahun
1750 muncul sebuah teknologi yang mengubah kehidupan manusia. Teknologi ini bernama mesin
uap. Dengan ditemukannya mesin uap, terjadi perubahan sosial dalam masyarakat dunia. Semua
aktivitas yang sebelumnya menggunakan tenaga manusia dan hewan, kini dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin. Berkat penggunaan mesin ini proses produksi berjalan lebih cepat dan hasil
produksi pun semakin meningkat. Jaman yang mengutamakan kekuatan mesin ini kemudian
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

disebut sebagai masa revolusi industri, sementara masyarakatnya disebut masyarakat industri.
Masa revolusi industri ini membuat interaksi dalam masyarakat semakin kompleks. Pertumbuhan
pabrik yang massif membuka banyak jenis pekerjaan baru. Nah, karena pabrik-pabrik tersebut
adanya di kota, maka terjadilah perpindahan masyarakat desa ke kota demi mendapatkan
pekerjaan dan penghasilan yang lebih besar. Mereka yang sebelumnya bertani di desa, akhirnya
pindah ke kota untuk menjadi buruh pabrik. Seiring berjalannya waktu, industri-industri ini semakin
berkembang dan inovasi teknologi terus berlanjut hingga ke masa berikutnya. Masa ketika
perkembangan komputer dan internet mulai mengubah lagi kehidupan sosial masyarakat dunia.

• Post Industri
Pada masa ini kemunculan internet di tahun 1980-an menggemparkan dunia. Melalui
perkembangan teknologi elektronik dan internet, masyarakat di dunia mampu menciptakan
suatu global village karena mereka dapat berkomunikasi satu sama lain di mana saja dan kapan
saja. Internet juga mendorong terjadinya ledakan ekonomi dan informasi yang menjadi ciri khas
masyarakat post-industri.
Pada masa ini, terjadi juga pergeseran pekerjaan sebagian besar masyarakat di dunia. Bila
sebelumnya banyak orang bekerja di industri, pada masa post-industri, bekerja dengan
menyediakan atau memanfaatkan informasi atau bekerja di bidang jasa. Kehidupan manusia
semakin mudah berkat adanya internet. Melalui internet kita dapat dengan memesan makanan
atau belanja apa saja atau bahkan memesan alat transportasi massa hanya melalui HP kita.
Berkomunikasi dengan siapa saja juga sekarang udah mudah banget.

1.3.
• Membuat Jera Pelaku Kejahatan
Tujuan hukum pidana yang pertama adalah untuk membuat jera orang-orang yang pernah
melakukan kejahatan. Selain itu, hukum dapat membatasi gerak seseorang dalam melakukan
berbagai aktivitas, sehingga hukum berperan penting dalam mencegah terjadinya perilaku yang
menyimpang. Dengan mematuhi serta menegakkan hukum secara baik, maka dapat menciptakan
ketertiban dan keteraturan masyarakat.

• Melindungi Kepentingan Bersama


Setiap manusia pada dasarnya membutuhkan perlindungan dari manusia lainnya. Sehingga,
tujuan hukum pidana juga untuk memberikan perlindungan terhadap kepentingan bersama.
Adanya rasa terlindungi dan berkeadilan ini dapat tercapai apabila manusia menegakkan hukum
dengan baik.
Sehingga dengan menegakkan hukum secara baik, manusia dapat terhindar dari berbagai
ancaman di sekelilingnya. Dengan mematuhi, menegakkan, serta melaksanakan hukum yang
berlaku, maka kepentingan bersama dapat terealisasikan.

• Mencegah Terjadinya Konflik


Tujuan hukum pidana lainnya yaitu mencegah gejala-gejala sosial yang tidak sehat. Hukum
diciptakan dalam rangka melindungi serta menjaga kepentingan bersama agar keadilan sosial
dapat terwujud. Selain itu, hukum juga bertujuan untuk mengatur hubungan manusia agar tercipta
ketertiban dan diharapkan mampu mencegah terjadinya gangguan kepentingan yang berpotensi
menimbulkan konflik.

1.4.
• Kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia, lapangan pekerjaan yang terdapat tidak seimbang
dengan jumlah penduduk yang ada dimana lapangan pekerjaan yang lebih sedikit dibandingkan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

dengan jumlah penduduknya. Dengan demikian banyak penduduk yang tidak memperoleh
penghasilan.
• Laju pertumbuhan penduduk, pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat di setiap 10
tahun menurut hasil sensus penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk membuat semakin
terpuruk dengan keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah penduduk yang berkerja tidak
seimbang dengan jumlah beban ketergantungan. Penghasilan yang minim ditambah dengan
banyaknya beban ketergantungan yang harus ditanggung membuat penduduk dibawah
kemiskinan.
• Angkatan kerja, penduduk yang berkerja dan penganguran, secara garis besar penduduk suatu
negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong sebagai
tenaga kerja ialah penduduk yangberumur di dalam batas usia kerja. Batas usia kerja berbeda-
beda di setiap negara yang satu dengan yang lain. Batas usia kerja yang dianut oleh Indonesia
minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi setiap orang atau semua penduduk
kesenjangan dikatakan lunak, distribusi pendapatan nasional dikatakan cukup merata.
Pendapatan penduduk yang dapat dihasilkan yang mereka lakukan relatif tidak dapat memnuhi
kebutuhan sehari-hari sedangkan ada sebagian penduduk Indonesia mempunyai pendapatan
yang berlebih.
• Tingkat pendidikan yang rendah, rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu
penyebab kemiskinan dan pengangguran di suatu negara, ini disebabkan karena rendahnya
tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi
terutama industri jelas sekali dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang mempunyai skiil atau
paling tidak dapat membaca dan menulis. Pada umumnya untuk memperoleh pendapatan yang
tinggi diperlukan pendiddikan yang tinggi pula atau minimal mempunyai keterampilan yang
memadai sehingga dapat memperoleh pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
sehingga kemakmuran penduduk dapat dilaksanakan dengan baik dan kemiskinan dapat
ditanggulangi.

2.1.
• Harus terdapat akibat-akibat tertentu yang nyata atau kerugian.
• Kerugian tersebut harus dilarang oleh Undang-Undang, harus dikemukakan dengan jelas
dalam hukum pidana.
• Harus ada perbuatan atau sikap membiarkan sesuatu perbuatan yang disengaja
atausembrono yang menimbulkan akibat-akibat yang merugikan.
• Harus ada maksud jahat (mens rea).
• Harus ada hubungan kesatuan atau kesesuaian persamaan suatu hubungan kejadian
diantara maksud jahat dengan perbuatan.
• Harus ada hubungan sebab akibat diantara kerugian yang dilarang Undang-Undang dengan
perbuatan yang disengaja atas keinginan sendiri.
• Harus ada hukuman yang ditetapkan oleh Undang-Undang.
2.2.
Penegakan Hukum (law enforcement) dalam arti luas mencakup kegiatan untuk melaksanakan
dan menerapkan hukum serta melakukan tindakan hukum terhadap setiap pelanggaran atau
penyimpangan hukum yang dilakukan oleh subjek hukum, baik melalui prosedur peradilan ataupun
melalui prosedur arbitrase dan mekanisme penyelesaian sengketa lainnya (alternative desputes or
conflicts resolution). Bahkan, dalam pengertian yang lebih luas lagi, kegiatan penegakan hukum
mencakup pula segala aktifitas yang dimaksudkan agar hukum sebagai perangkat kaedah normatif
yang mengatur dan mengikat para subjek hukum dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat
dan bernegara benar-benar ditaati dan sungguh-sungguh dijalankan sebagaimana mestinya.
Dalam arti sempit, penegakan hukum itu menyangkut kegiatan penindakan terhadap setiap
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

pelanggaran atau penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan, khususnya yang lebih


sempit lagi melalui proses peradilan pidana yang melibatkan peran aparat kepolisian, kejaksaan,
advokat atau pengacara, dan badan-badan peradilan. Penegakan hukum terpadu di Indonesia
telah membagi tugas masing-masing instansi dalam Law enforcement menjadi tiga bagian yaitu
penyelidikan dan penyidikan, penuntutan, dan terakhir pembuktian. Proses penyelidikan dan
penyidikan merupakan tugas dan tanggung jawab dari pihak Kepolisisan yang merupakan ujung
tombak dalam system penegakkan hukum, selanjutnya untuk proses penuntutan merupakan tugas
dan tanggung jawab Kejaksaan, dan yang terakhir adalah pada tahap pembuktian di persidangan
adalah tanggung jawab hakim yang merupakan pengambil keputusan terhadap perkara yang
diajukan.

2.3.
Secara praktis, mengenal adanya beberapa jenis norma dalam masyarakat antara lain norma
agama, kebiasaan, kesusilaan dan norma yang berasal dari adat istiadat. Pelanggaran atas norma
tersebut dapat menyebabkan timbulnya suatu reaksi, baik berupa hukuman, cemoohan atau
pengucilan.
Norma itu merupakan suatu garis untuk membedakan perbuatan terpuji atau perbuatan yang wajar
pada suatu pihak, sedang pada pihak lain adalah suatu perbuatan tercela. Perbuatan yang wajar
pada sisi garis disebut dengan kebaikan dan kebalikannya yang di seberang garis disebut dengan
kejahatan. Secara religius, mengidentikkan arti kejahatan dengan dosa.

2.4.
Dalam hukum pidana yang menjadi perhatian adalah unsur perbuatan-perbuatan yang bersifat
melawan hukum saja, perbuatan-perbuatan inilah yang dilarang dan diancam dengan
pidana.melarang perbuatan yang tidak bersifat melawan hukum, yang tidak dipandang keliru, itu
tidak masuk akal.
Mengenai ukuran daripada keliru atau tidaknya suatu perbuatan tersebut ada dua yaitu:
Pertama, apabila perbuatan telah sesuai dengan larangan yang ada dalam Undang-Undang maka
disitu ada kekeliruan. Letak perbuatan melawan hukumnya sudah terlihat nyata dari sifat
melanggarnya ketentuan Undang-Undang, kecuali jika termasuk perkecualian yang telah
ditentukan oleh undang-undang pula. Dalam pendapat pertama ini melawan hukum berarti
melawan Undang-Undang, sebab hukum adalah Undang-Undang. Pendirian yang demikian
disebut pendirian yang formal.
Kedua, bahwa belum tentu kalau semua perbuatan yang mencocoki larangan Undang-Undang
bersifat melawan hukum, karena menurut pendapat ini yang dinamakan hukum bukanlah Undang-
Undang saja, disamping Undang-Undang (hukum yang tertulis) ada pula hukum yang tidak tertulis
yaitu norma-norma atau kenyataan-kenyataan yang berlaku dalam masyarakat. Pendirian yang
demikian disebut pendirian yang materiil
Perlu ditegaskan kembali disini bahwa peraturan-peraturan hukum pidana kita sebagian besar
telah dimuat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan perundang-undangan lainnya, maka
pandangan tentang hukum dan sifat melawan hukum materiil diatas hanya mempunyai arti dalam
memper-kecualikan perbuatan yang meskipun masuk dalam perumusan undang-undang itu tidak
merupakan perbuatan pidana.
Akan tetapi jika kita mengikuti pandangan yang materiil maka bedanya dengan pandangan yang
formal adalah:
Pertama, pandangan yang materiil mengakui adanya pengecualian atau penghapusan dari sifat
melawan hukumnya perbuatan menurut hukum yang tertulis dan yang tidak tertulis, sedangkan
pandangan yang formal hanya mengakui pengecualian yang tersebut dalam Undang-Undang saja.
Kedua, pandangan yang materiil melihat sifat melawan hukum adalah unsur mutlak dari tiap-tiap
perbuatan perbuatan pidana juga bagi yang dalam rumusannya tidak menyebut unsur-unsur
tersebut, sedang bagi pandangan yang formal sifat tersebut tidak selalu menjadi unsur daripada
perbuatan pidana, hanya jika dalam rumusan delik disebutkan dengan nyata nyata barulah
menjadi unsur delik.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

3.1.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemiskinan berepngaruh positif dan signifikan
terhadap kriminalitas di Indonesia. Artinya, jika kemiskinan meningkat maka kriminalitas akan
meningkat di Indonesia dan sebaliknya jika kemiskinan mengalami penurunan maka kriminalitas
juga akan mengalami penrunan di Indonesia.
Kemiskinan yang signifikan terhadap kriminalitas di Indonesia dimana semakin menurunnya jumlah
penduduk miskin di Indonesia akan mengurangi tingkat kriminalitas. Menurunya jumlah penduduk
miskin berdampak baik bagi kehidupan masyarakat dan terjadi kenaika perekonomian dimana
masyarakat mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan tidak akan melakukan
tindakan kriminalitas seperti begal, pencopetan dan pencurian.
Menurut Badan Pusat Statistik (2018) kemiskinan di Indonesia saat ini mengalami penurunan.
Ketimpangan antara masyarakat kaya dan miskin pun berkurang. Hal ini diduga orang kaya
Indonesia menhana belanja karena khawatir dengan ketidakpastian kondisi ekonomi. Namun
ketimpangan kemiskinan di desa dan perkotaan belum mengalami kemajuan. Hal ini disebabkan
karena usaha pemerataan yang dilakukan pemerintah melalui dana desa belum bekerja secara
optimal karena birokrasi pencarian dana desa masih lambat. Pemberdayaan petani yang masih
kurang dan belum adanya kerja sama antara BUMN dan perusahaan swasta untuk menyerap hasil
pertanian yang lebih besar.

3.2.
Banyaknya tindak kriminalitas yang terjadi diberbagai tempat dan waktu yang berbeda
menyebabkan kesulitan tersendiri bagi pihak Kepolisian dalam menentukan tingkat kerawanan
kriminalitas disuatu daerah. Salah satu cara untuk menentukan tingkat kerawanan kriminalitas
yaitu dengan klasifikasi serta penyajian informasi kedalam bentuk peta. Pemetaan daerah rawan
kriminalitas bertujuan untuk menunjukkan dan menampilkan lokasi daerah tersebut, oleh karena itu
perlu adanya penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG).
Untuk membangun sistem informasi geografis untuk klasifikasi daerah rawan kriminalitas yang
dapat menentukan dan menampilkan lokasi dalam bentuk peta. Sistem ini diharapkan bermanfaat
untuk pihak Kepolisian dalam upaya peningkatan keamanan, pencegahan dan pemberantasan
serta meminimalisir tindak kriminalitas dengan melakukan patroli atau razia, menambah personel
dan menempatkannya di titik rawan tindakan kriminalitas dan melakukan sosialisasi kepada
masyarakat agar selalu koordinasi dan melaporkan jika terdapat kejadian kriminal maupun
menganggu ketertiban dan keamanan masyarakat itu sendiri. Pihak Kepolisian mengetahui
informasi untuk melakukan tindakan diatas berdasarkan dengan adanya peta lokasi daerah rawan
kriminalitas tersebut.

3.3.
Berdasarkan asumsi orang yang menganggur mengalami pengurangan atau kehilangan
pendapatan sehingga akan menyebabkan ekspektasi utilitas tindak kejahatan lebih besar dari
utilitas pendapatan legalnya. Biaya pemenjaraan berupa opportunity cost pendapatan legal yang
hilang juga sangat kecil bagi seorang pengangguran. Hal ini menimbulkan insentif bagi orang
tersebut untuk melakukan tindak kejahatan.
Indonesia saat ini mengalami fenomena dimana banyaknya pengangguran disebabkan beberapa
faktor seperti masih banyaknya lulusan baru perguruan tinggi yang memilih-milih pekerjaan,
banyaknya lulusan sarjana yang tidak mau melakukan pekerjaan sembarangan karena dianggap
tidak setara dengan kompetensi yang dimiliki. Alhasil para lulusan ini malah menganggur dan tidak
bekerja sama sekali.
Tidak sesuainya kompetensi ilmu dengan kebutuhan di dunia kerja dan kualifikasi yang dimiliki. Hal
ini berbeda dengan orang yang memiliki pendidikan rendah dalam arti pendidikan yang ditamatkan
hanya sebatas sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang cendrung menerima
pekerjaan apa saja untuk memnuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka tidak memikirkan
kualifikasi yang mereka miliki dan hanya memikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang. Ini
menjadi salah satu penyebab mengapa pengangguran di Indonesia dalam penelitian ini tidak
sesuai dengan teori yang ada teteapi masih menyebabkan hubungan yang langsung dan
signifikan.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

3.4.
Maraknya kejahatan yang terjadi akhir-akhir ini di berbagai daerah di Indonesia merupakan suatu
kenyataan sosial yang tidak hanya mencemaskan Pemerintah sebagai lembaga yang bertanggung
jawab terhadap ketertiban dan kedamaian hidup masyarakat, tapi juga mengancam rasa aman
maupun aktifitas setiap anggota masyarakat.
Kejahatan tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat, bahkan kejahatan itu merupakan
produk dari masyarakat. Sehubungan dengan hal ini aliran pemikiran kriminologi kritis,
berpendapat :Bahwa fenomena kejahatan sebagai konstruksi sosial, artinya manakala masyarakat
mendefinisikan tindakan-tindakan sebagai kejahatan, maka orang-orang tertentu dan tindakan-
tindakan tertentu mungkin pada waktu tertentu memenuhi batasan sebagai kejahatan. Ini berarti
bahwa kejahatan dan penjahat bukanlah fenomena yang berdiri sendiri yang dapat diidentifikasi
dan dipelajari secara obyektif oleh Ilmu Sosial, sebab dia ada karena hal itu dinyatakan demikian
oleh "masyarakat".
Bahwa masyarakat dan kejahatan tidak dapat dipisahkan.
Kejahatan sebagai suatu hasil interaksi antara kepentingan individu di satu pihak maupun
kelompok mengakibatkan terciptanya masyarakat kelas bawah dan kelas atas dan semua ini
bermuara pada kecemburuan sosial. Hal ini merangsang masyarakat yang hidup di daerah
(kumuh), pengangguran ataupun terdorong konsumerisme untuk bertindak menyimpang dengan
alasan menuntut keadilan serta pembagian secara merata dengan cara melanggar hukum.
Ada kesan dimasyarakat sekarang bahwa kejahatan dilakukan oleh orang-orang yang tidak
berpenghasilan atau penghasilan rendah. Pernahaman ini hampir melekat pada setiap petugas
maupun aparat Penegak Hukum. Padahal sebenarnya kejahatan itu banyak dilakukan oleh
individu yang secara ekonomis, segi pendidikan dikategorikan mampu. Kenyataan ini semakin
menggejala dan sulit dicegah.

4.1.
Pengertian teori kontrol atau control theory merujuk kepada setiap perspektif yang membahas
ihwal pengendalian tingkah laku manusia, pengertian teori kontrol sosial atau social control theory
merujuk kepada pembahasan delinkuensi dan kejahatan yangdikaitkan dengan variabel-variabel
yang bersifat sosiologis; antara lain struktur keluarga,pendidikan dan kelompok dominan. Dengan
demikian, pendekatan teori kontrol sosial iniberbeda dengan teori kontrol lainnya.
Pemunculan teori kontrol sosial ini diakibatkan tiga ragam perkembangan dalam kriminologi.
Pertama, adanya reaksi terhadap orientasi labeling dan konflik dan kembali kepada penyelidikan
tentang tingkah laku kriminal. Kedua, munculnya studi tentang criminal justice sebagai suatu ilmu
baru telah membawa pengaruh terhadap kriminologi menjadi lebih pragmatis dan berorientasi
pada sistem. Ketiga, teori kontrol sosial telah dikaitkan dengan suatu teknik riset baru khususnya
bagi tingkah laku anak/remaja, yakni self report survey.
Dalam teori kontrol sosial manusia dipandang sebagai mahluk yang memiliki moral murni, oleh
sebab itu manusia memiliki kebebasan untuk melakukan sesuatu. Jadi pada dasarnya, teori kontrol
sosial berusaha untuk mencari jawaban mengapa orang melakukan kejahatan. Berbeda dengan
teori lain, tetapi dalam teori kontrol sosial lebih berorientasi pada pertanyaan mengapa tidak
semua orang melanggar hukum atau mengapa orang taat pada hukum.

4.2.
Konflik merupakan gejala yang tidak bisa dihindarkan dari kehidupan manusia maupun
masyarakat. Meskipun tidak bisa dihindarkan, konflik tetap bisa diminimalkan, salah satunya
dengan membangun integrasi sosial.
Hal tersebut dilakukan berdasarkan nilai dan norma-norma dasar bersama guna mewujudkan
fungsi sosial-budaya yang lebih maju, tanpa mengorbankan ciri-ciri kebinekaan yang ada.
Integrasi sosial dibangun melalui tiga tingkatan, yaitu pada tingkat mikro (keluarga), meso
(kelompok sosial), dan makro (masyarakat bangsa).
Upaya mewujudkan integrasi sosial harus dilakukan secara kerja sama oleh seluruh anggota
masyarakat, mulai dari individu hingga pemerintah sehingga menghasilkan kesepakatan nilai yang
sama-sama dijunjung tinggi.
Integrasi sosial mutlak untuk diwujudkan guna membangun kehidupan masyarakat yang damai
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

dan harmonis. Dengan terciptanya integrasi sosial, berbagai lapisan masyarakat bisa hidup secara
berdampingan tanpa mempermasalahkan perbedaan yang ada.
Ketika masyarakat sudah bisa hidup secara berdampingan tanpa mempermasalahkan perbedaan
yang ada, pada saat itu pula konflik bisa diminimalisasi.
Seperti yang kita tahu bahwa konflik terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan dalam
kehidupan masyarakat. Syarat-syarat integrasi sosial, yaitu:
Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan mereka.
Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai nilai dan norma sosial yang
dijadikan sebagai pedoman kehidupan dan bertingkah laku.
Nilai dan norma sosial tersebut berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten oleh seluruh
anggota masyarakat.
Adapun yang mempengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi sosial yaitu dapat dilihat dari
masyarakatnya jika masyarakat dalam homogenitas kelompok, integrasi sangat mudah tercapai
dan sebaiknya dimiliki. Besar kecilnya suatu kelompok juga mempengaruhi cepat lambatnya
integrasi sosial karena masyarakat membutuhkan penyesuaian diri terhadap kelompok yang
hidupnya atau sekitarnya tempat tinggal mereka. Mobilitas geografis pengaruh lambat atau
cepatnya proses integrasi dapat dilihat dari semakin sering anggotanya satu kelompok datang dan
pergi semakin mempengaruhi proses integrasi sosialnya.
Efektivitas komunikasi menjadi salah satu yang mempercepat proses integrasi sosial yaitu dengan
cara berkomunikasi yang baik dan sesama kelompok maka semakin cepat pula integrasi sosial
tercapai.
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi
terbuka, di mana sebagian besar interaksi adalah antara Individu individu yang berada dalam
kelompok tersebut. Kata masyarakat sendiri berakar dari kata dalam bahasa inggris (society)
masyarakat. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antara etnik.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).
Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama
dalam satu komunitas yang teratur. Menurut Syaikh (2007) memberikan pengertian masyarakat
sebagai kumpulan orang yang telah terbentuk sejak lama serta memiliki sistem dan struktur sosial,
memiliki kepercayaan, sikap, dan prilaku yang memiliki bersama.

4.3.

Istilah (community) dapat diterjemahkan sebagai “Masyarakat setempat yang menujuh pada warga
sebuah desa, kota, suku atau bangsa”. Apabila anggot-anggota sesuatu kelompok, baik kelompok
itu besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok
tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, kelompok tadi disebut
masyarakat setempat. Sebagai satu perumpamaan, kebutuhan seseorang tidak mungkin secara
keseluruhan terpenuhi apabila dia hidup bersama-sama.

Dengan demikian, kriteria yang utama bagi adanya masyarakat setempat adalah adanya social
relationships antara anggota suatu kelompok, sehingga dapat dikatakan bahwa masyarakat
setempat menujukan pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di satu wilayah (dalam arti
geografis) dengan batas-batas tertentu dimana faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi
yang lebih besar di antara para anggotanya, dibandingkan dengan penduduk di luar batas
wilayahnya (Soemardjan dalam Soekanto 2009).

4.4.
Teori ini berada di bawah naungan paradigma positivis dimana asas kausalitas menjadi hal yang
paling dijunjung tinggi dalam upaya menjelaskan gejala sosial (kejahahatan) yang terjadi di dalam
masyarakat, seperti halnya ilmu alam.
Containment theory, pada intinya, menjelaskan tentang pertahanan diri yang
dimiliki individu dalam masyarakat. Setiap individu tidak terlepas dari tindak kejahatan. Sebab,
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

setiap orang berpeluang menjadi korban maupun pelaku kejahatan. Namun, dengan keberadaan
“sistem pertahanan diri” yang dimiliki setiap individu dalam masyarakat, individu tersebut akan
mencoba mempertahankan diri dari perilaku-perilaku yang dikonstruksikan sebagai perbuatan
menyimpang atau jahat oleh masyarakat.
“Sistem pertahanan diri” dalam diri setiap individu diperoleh dari hasil sosialisasi nilai dan norma
yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Sosialisasi nilai dan norma tersebut tentunya
dilakukan oleh agen-agen sosialisasi, yakni keluarga, sekolah, peer group, media massa, dan
agen sosial lainnya. Nilai dan norma yang disosialisasikan kemudian menginternalisasi ke dalam
diri individu.
Nilai dan norma yang telah terinternalisasi di dalam diri individu tersebut kemudian berfungsi
sebagai “penghalang” bagi dirinya sendiri ketika individu tersebut akan melakukan tindakan-
tindakan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial masyarakat. Namun, ketika halangan-
halangan dari dalam diri individu sudah tidak dapat lagi menjadi “penghalang”, maka institusi-
institusi sosial, terutama para agen sosialisasilah, yang memiliki peranan sebagai “penghalang”
bagi individu tersebut. Sehingga, individu tetap berada di “garis” nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat.
Sistem pertahanan diri individu tersebut kemudian dirumuskan oleh Reckless sebagai apa yang
disebut sebagai containment theory. Reckless mengasumsikan bahwa terdapat beberapa cara
pertahanan agar individu bertingkah laku selaras dengan nilai dan norma masyarakat, yaitu
dengan pertahanan internal dan pertahanan eksternal.
Pertahanan internal adalah mekanisme pertahanan individu yang berada di dalam diri individu
sendiri. Sedangkan pertahanan eksternal merupakan mekanisme pertahanan yang berada di luar
diri individu. Reckless juga menyebutkan apa saja yang termasuk dalam pertahanan diri eksternal
dan pertahanan diri internal.
Pertahanan diri eksternal:
• Struktur peran yang memberikan kesempatan bagi individu
• Batasan yang layak dan dapat dipertanggungjawabkan bagi individu sebagai anggota
• Kesempatan bagi setiap individu untuk meraih suatu status
• Adanya kohesi diantara para anggota, termasuk aktivitas bersama dan kebersamaan
• Perasaan memiliki (sense of belonging) (identifikasi diri terhadap kelompok)
• Identifikasi diri terhadap satu atau beberapa orang anggota dalam kelompok
• Menetapkan cara-cara alternatif pencarian kepuasan (apabila cara pemuasan sebelumnya telah
tertutup)
Pertahanan diri internal:
• Citra diri yang baik dalam berhubungan dengan orang, kelompok, dan institusi lain
• Kesadaran dalam diri sebagai orang yang mempunyai orientasi pada tujuan
• Toleransi yang tinggi terhadap keadaan frustasi
• Moral dan etika yang terinternalisasi secara kuat
• Perkembangan ego dan superego yang baik

Anda mungkin juga menyukai