Anda di halaman 1dari 8

STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi) p-ISSN: 2527 - 9661

Vol. 6 No. 1 Agustus 2021 e-ISSN: 2549 - 2837

APLIKASI CHATBOT BERBASIS TEKS MENGGUNAKAN


ALGORITMA NAIVE BAYES CLASSIFIER FAQ GRABADS
Rena Cahya Hutama 1, Fauziah 2, Ratih Titi Komalasari 3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika, Universitas
Nasional
rnchyhtm@gmail.com , fauziah@civitas.unas.ac.id 2 , ratih.titi@civitas.unas.ac.id 3
1

Submitted June 14, 2021; Revised June 14, 2021; Accepted August 1, 2021

Abstrak
Hampir seluruh aspek dalam hidup manusia sudah tersentuh oleh perkembangan teknologi komunikasi
dan informasi. Apalagi di masa pandemi yang terjadi saat ini dimana interaksi tatap muka sangatlah
terbatas sehingga terkadang informasi tidak tersampaikan secara jelas dan tepat. Misalnya dalam hal
pekerjaan ketika ada pegawai baru yang kesulitan ketika ingin mendapatkan informasi atau pun
sekedar bertanya kepada teman kerja karna tidak bisa menyampaikan informasi dengan jelas.
Minimnya akses yang dimiliki dan sumber informasi yang berbeda beda untuk mendapatkan informasi
tertentu membuat para pegawai baru kesulitan dalam bekerja padahal pertanyaan yang ditanyakan
adalah pertanyaan yang sama dengan yang ditanyakan oleh pegawai satu dan lainnya. Chatbot adalah
hasil inovasi teknologi yang bertujuan untuk mempermudah proses pertukaran informasi dengan
menggunakan program interaktif. Dengan aplikasi Chatbot berbasis teks ini dapat meminimalisir
waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan karena sudah terotomatisasi. Algoritma Naive
Bayes Classifier digunakan dalam pembuatan Chatbot dalam penelitian ini dengan sebelumnya dibuat
kumpulan pertanyaan yang sering timbul (FAQ) berisi 10 pertanyaan beserta jawabannya yang akan
dijadikan sebagai dataset. Dengan menggunakan split ratio sebesar 0,8 dan total 60 pertanyaan maka
dihasilkan nilai akurasi sebesar 93,33 % dan nilai kesalahan sebesar 6,66 %.
Kata Kunci : Algoritma, aplikasi, chatbot, faq, naive bayes classifier

Abstract
Almost all aspects of human life has been touched by the development of information and
communication technology. Especially in the current pandemic where face-to-face interactions are
very limited, so sometimes information is not conveyed clearly and precisely. For example, in the case
of work when there are new employees who have difficulty getting information or just asking
colleagues because they cannot convey information clearly. The lack of access and the amount of
access needed to obtain certain information makes it difficult for new employees to work even though
the questions asked are the same questions asked by one employee or another. Chatbot is the result of
technological innovation that aims to facilitate the process of exchanging information by using
interactive programs. With this text-based Chatbot application, you can minimize the time needed to
answer questions because it is automated. The Naive Bayes Classifier algorithm was used in making
Chatbot in this study by previously creating a collection of frequently arising questions (FAQ)
containing 10 questions and their answers which will be used as a dataset. By using a split ratio of
0.8 and a total of 60 questions, the resulting accuracy value is 93.33% and the error value is 6.66%.
Key Words : Algorithm, application, chatbot, faq, naive bayes classifier

1. PENDAHULUAN untuk para karyawannya, yang


menyebabkan terbatasnya interaksi tatap
Larangan untuk bekerja di kantor di masa
muka. Hal ini sangat berpengaruh dalam
pandemi ini memaksa tidak sedikit dari
pekerjaan terutama bagi para pegawai baru
perusahaan untuk mengambil kebijakan
yang biasanya memiliki banyak pertanyaan
melakukan aktivitas bekerja di rumah atau
yang ditanyakan pada rekan kerja seputar
biasa disebut work from home (WFH)

90
STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi) p-ISSN: 2527 - 9661
Vol. 6 No. 1 Agustus 2021 e-ISSN: 2549 - 2837

pekerjaan yang baru dihadapi. Minimnya Chatbot terdahulu yang menonjol yaitu
akses yang dimiliki dan sumber informasi ELIZA dan ALICE [1].
yang berbeda beda untuk mendapatkan ALICE dan ELIZE sama-sama
informasi tertentu membuat para pegawai menggunakan teknik pattern matching dan
baru kesulitan dalam bekerja padahal representasi pengetahuan namun ALICE
pertanyaan yang ditanyakan adalah menggunakan algoritma pencocokan pola
pertanyaan yang sama dengan yang sederhana dan juga pola template yang
ditanyakan oleh pegawai satu dan lainnya. mudah untuk representasi masukan dan
Misalnya, para pegawai baru di GrabAds keluaran. Algoritma pencocokan pola yang
bingung bagaimana cara membuat laporan digunakan oleh ALICE mudah
mingguan, membuat laporan akhir, diimplementasikan dan bergantung pada
implementasi pixel, penyelesaian masalah pencarian pertama yang mendalam [1].
dan lain-lain. Pertanyaan tersebut Penelitian mengenai algoritma Naive
ditanyakan oleh orang yang berbeda Bayes Classifier untuk tujuan yang berbada
kepada orang yang sama tetapi jangka telah banyak dilakukan sebelumnya,
waktunya berbeda sehingga menyebabkan diantaranya adalah untuk mendeteksi
terbuangnya waktu karna menjawab malware yang dilakukan oleh Inda, Yesi
pertanyaan yang sama berkali-kali. Dalam dan Firdaus dimana algoritma Naive Bayes
penelitian ini dikembangkan aplikasi Classifier dipadukan dengan teknik
Chatbot menggunakan algoritma Naive binning (diskritasi) sehingga menghasilkan
Bayes Classifier yang diharapkan dapat tingkat akurasi yang lebih baik [2], untuk
menjawab pertanyaan yang sering timbul klasifikasi dokumen konten e-government
terkait pekerjaan di GrabAds. yang dilakukan oleh Akhmad dan Heru
Tujuan utama dari Chatbot adalah untuk dengan akurasi keseluruhan klasifikasi
berkomunikasi dengan manusia dan sebesar 85 % [3].
dengan bantuan itu membuat banyak Begitupula dengan penelitian mengenai
pekerjaan yang berlebihan menjadi lebih Chatbot juga sudah pernah dilakukan
mudah bagi manusia. Chatbot tidak sebelumnya, Super Agent Chatbot “3S”
dibatasi waktu dan karena itu dapat milik Herwin dan Khusaeri dengan tingkat
melayani pengguna kapan saja. Chatbot akurasi 70 % berhasil dirancang sebagai
menyediakan layanan pelanggan yang
media informasi [4]. Kemudian ada
efisien dan dengan demikian bermanfaat penelitian Chatbot untuk klasifikasi intent
bagi bisnis dan perusahaan. Oleh karena itu yang dilakukan oleh Muhammad Yusril,
Chatbot dapat meningkatkan efisiensi [1]. Rolly dan Safif dengan tingkat akurasi
Dalam penelitiannya Siddhi, Suyasha, 63,63 % [5].
Pranali, Manasi dan Anadkumar Moechammad Sarosa, Mochammad Junus
memperkenalkan beberapa teknik desain dan Mariana dalam penelitiannya
yang sudah banyak digunakan dalam menggunakan algoritma Naive Bayes dan
pembuatan Chatbot diantaranya yaitu Phase Reinforcement untuk membuat
sequence to sequence model (seq2seq), Chatbot yang mampu memberikan latihan
pattern matching, Long Short Term wawancara dalam bahasa inggris
Memory (LSTM), Hybrid Emotion khususnya pada wawancara kerja yang
Interference Model (HEIM), Naive Bayes, bertujuan sebagai solusi alternatif untuk
dan Natural Language Processing (NLP) para pelajar yang memiliki kemampuan
untuk mendapatkan gambaran tentang yang kurang dalam melakukan wawancara
bagaimana Chatbot dikembangkan serta kerja dalam bahasa inggris. Penelitian ini
membahas tentang dua hasil penelitian

91
STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi) p-ISSN: 2527 - 9661
Vol. 6 No. 1 Agustus 2021 e-ISSN: 2549 - 2837

menggunakan algoritma Naive Bayes 2. METODE PENELITIAN


untuk mengklasifikasi hasil dari sebuah
Studi Literatur
sesi wawancara kerja antara pengguna dan Sebelum melakukan penelitian, penulis
interviewer-bot. Terdapat tiga kategori dari mempelajari dan membaca penelitian yang
percakapan, yaitu minta, potensi dan bakat. sudah dilakukan sebelumnya dalam bentuk
Klasifikasi kategori dihasilkan dari jurnal ilmiah sebagai sumber informasi
kalkulasi kemungkinan menggunakan sekaligus referensi. Penulis juga membaca
Teorema Bayes. Penelitian tersebut buku mengenai teori-teori yang berkaitan
menghasilkan perangkat lunak yang dengan penelitian. Hal tersebut penulis
memiliki tingkat akurasi 86.93% [6]. jadikan fondasi dan dasar acuan dalam
Merry, Mohammad Syafrullah dan Hilman penelitian yang akan dilakukan.
juga menggunakan algoritma Naive Bayes
Teknik Pengumpulan Data
untuk mengembangkan aplikasi Chatbot Data yang digunakan dalam penelitian ini
yang mampu mencari informasi yang adalah kumpulan pertanyaan yang sering
dibutuhkan mengenai gangguan timbul (FAQ) yang didapatkan dari grup
pendengaran dengan menggabungkan Slack yang digunakan perusahaan.
algoritma tersebut dengan Natural Kumpulan pertanyaan yang serting timbul
Language Processing (NLP). NLP tersebut berbahasa inggris yang akan
digunakan untuk membantu Chatbot dalam diterjemahkan kedalam bahasa indonesia
menganalisa dan memahami bahasa alami untuk mempermudah penelitian. Data ini
manusia sementara algoritma Naive Bayes selanjutnya akan disebut sebagai dataset.
digunakan pada tahap pengklasifikasian
teks yang dilatih sehingga mampu Data Pre-processing
menangani permintaan pengguna dalam Data Pre-processing atau pra-pemrosesan
hal informasi tentang gangguan data adalah proses dimana data dalam
pendengaran secara akurat. Penelitian bentuk teks akan diolah sehingga dapat
tersebut menghasilkan Chatbot yang dimengerti oleh komputer. Teknik data
memiliki akurasi sebesar 88.75% [7]. pre-processing yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tokenization,
Darius dan Sophie dalam penelitiannya stopwords, lemmatization, stemming dan
tentang Chatbot menyebutkan bahwa di bag of words.
masa depan, Chatbot dapat melengkapi
atau bahkan menggantikan informasi Naive Bayes Classifier (NBC)
tradisional, komunikasi, dan saluran Algoritma Naive Bayes Classifier
penjualan seperti buletin, situs web, meja dikembangkan berdasarkan dari teorema
penjualan, atau hotline karna bisa Bayes dan termasuk kedalam kategori
digunakan kapanpun dan dimanapun, yang algoritma supervised learning. Algoritma
mana tidak mungkin dilakukan dengan ini menggunakan training dataset
saluran tradisional seperti situs web, (kumpulan data untuk dilatih) yang akan
buletin, atau hotline [8]. memandu komputer dalam menghasilkan
keluaran yang sesuai dengan harapan.
Dari hasil studi literatur yang sudah
dilakukan tersebut serta mengacu pada Teorema Bayes adalah sebuah teorema
keberhasilan penelitian sebelumnya maka yang terdiri dari dua penafsiran yang
peneliti menjadikannya sebagai referensi berbeda. Teorema Bayes menyatakan
dalam mengembangkan aplikasi Chatbot bagaimana seharusnya tingkat kepercayaan
menggunakan algoritma Naive Bayes subjektif dapat berubah secara wajar ketika
Classifier. diberikan petunjuk baru. Teorema ini
berasal dari penerapan teori probabilitas,

92
STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi) p-ISSN: 2527 - 9661
Vol. 6 No. 1 Agustus 2021 e-ISSN: 2549 - 2837

yaitu bagaimana mengetahui probabilitas Class : Salam


dari dua penafsiran yang berbeda [9]. ‘Salam sehat’
Algoritma Naive Bayes Classifier banyak ‘Salam sejahtera’
digunakan karena memiliki komputasi
yang lebih sederhana dalam ‘Halo selamat pagi’
implementasinya dibanding metode Class : Laporan
klasifikasi lainnya, meskipun mungkin
dalam hal akurasi masih lebih baik jika ‘Bagaimana cara mengerjakan
digunakan metode C4.5, K-Nearest laporan harian?’
Neighbors, dan Backpropagation Neural ‘Bagaimana cara mengerjakan
Network [10]. laporan mingguan?’
Teorema Bayes dirumuskan dengan : ‘Bagaimana cara mengerjakan
( | ) ( ) laporan bulanan?’
( | ) (1)
( )
Masukan pengguna: ‘Halo selamat pagi’
Dimana:
Istilah: Halo (cocok dengan class salam)
P(A|B) = Kemungkinan dari kejadian A
apabila terjadi kejadian B (event A given Istilah: selamat (cocok dengan class salam)
event B) atau disebut posterior probability. Istilah: pagi (cocok dengan class salam)
P(B|A) = Kemungkinan dari kejadian B Maka dihasilkan klasifikasi Salam dan skor
apabila terjadi kejadian A (event B given 3.
event A) atau disebut likelihood.
Naive Bayes Classifier dapat digunakan
P(B) = Probabilitas atau kemungkinan (B) untuk menyelesaikan permasalahan
atau disebut prior probability. Berlaku klasifikasi melalui pendekatan probabilitas
ketentuan dimana P(B) ≠ 0. dengan asumsi prediktor variabel saling
Langkah-langkah dalam proses Naive independen satu sama lain. Sehingga hasil
Bayes Classifier adalah sebagai berikut: dari model hanya bergantung pada
sekumpulan variabel independen dan tidak
 Hitung jumlah dari kelas (class) atau saling mempengaruhi [9].
label.
Kelebihan dari algoritma ini adalah apabila
 Menghitung jumlah dari kasus per kelas ada kelas yang telah didefinisikan
(class). sebelumnya maka akan menjadi mudah
untuk diprediksi. Namun apabila data yang
 Kalikan semua variabel dari kelas
(class). diberikan sebagai masukan (input) bukan
merupakan milik kelas yang telah
 Lakukan komparasi dari hasil per kelas ditentukan sebelumnya maka menjadi tidak
(class). mungkin untuk dapat memprediksi kalimat
Contohnya, pada kalimat “Halo selamat keluaran (output). Oleh karena itu, karena
pagi” maka kalimat tersebut akan dipecah kelemahan ini lah algoritma Naive Bayes
menjadi ‘Halo’,’selamat’,’pagi’. Kemudian Classifier memiliki kegunaan yang terbatas
diberikan data pelatihan yang nantinya [1].
akan disimpan dalam bentuk daftar atau
kamus yang memiliki kelas (class) dan
kalimat sebagai atribut. Misalnya terdapat
data latihan sebagai berikut :

93
STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi) p-ISSN: 2527 - 9661
Vol. 6 No. 1 Agustus 2021 e-ISSN: 2549 - 2837

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum dataset dapat diproses dengan


algoritma Naive Bayes Classifier, dataset
Dataset
akan melalui tahap pre-processing (pra-
Dataset harus disortir dan dirapihkan
pemrosesan) dimana tahap ini kalimat
terlebih dahulu sebelum dapat digunakan
pertanyaan yang ada pada dataset akan
yaitu dengan menghapus baris atau kolom
melalui 2 proses yaitu tokenization
yang kosong, menghapus symbol yang
(tokenisasi) dan penghapusan stopwords.
tidak memiliki arti, dan lain-lain.
Pada metode tokenization terdapat 2 proses
yang harus dilakukan yaitu merubah semua
huruf besar menjadi kecil (text to
lowercase) lalu membagi teks menjadi
kumpulan kata tanpa memperhatikan
keterhubungan diantara kata satu dengan
yang lain serta peran dan posisinya pada
Gambar 1. Dataset yang belum diolah kalimat, karakter diterima dalam kumpulan
Gambar 1 merupakan dataset frequently kata menurut abjad. Sementara pada
asked questions (FAQ) sebelum diolah metode stopwords jika kata pada dataset
dalam format .xlsx. Data ini berisi 56 terdapat pada stop word list maka kata
pertanyaan yang nantinya akan diolah dan akan dihilangkan. Tetapi jika tidak terdapat
dipilih 10 pertanyaan saja. di dalamnya maka proses akan berlanjut
tanpa menghilangkan kata [3].
Dalam pengolahan dataset dibagi kedalam
3 bagian dan dipisahkan dengan tanda
vertical bar (“|”) yaitu ; 1. Masukan
pengguna (input), 2. Category/class, 3.
Jawaban dari bot (output). Hasil dari data
tersebut akan disimpan dalam format teks
(.txt). Gambar 3. Proses Tokenization dan
Stopwords
Gambar 3 merupakan contoh data dalam
bentuk kalimat setelah dilakukan proses
tokenization dan stopwords, contoh
kalimatnya adalah “Are we able host GIF
ads? dan “Does fill rate tableau dashboard
include all inventory?(House + Paid + Self
Gambar 2. Dataset yang sudah diolah Serve)”.
Gambar 2 merupakan dataset frequently Kemudian tiap kata akan dilakukan
asked questions (FAQ) yang sudah diolah tagging agar dapat diekstrak kata kerja dan
sehingga dapat diproses dengan algoritma kata benda saja. Selanjutnya kata-kata
Naive Bayes Classifier. yang ada didalam kalimat akan melalui
Data Pre-processing proses lemmatization dan stemming. Proses
ini bertujuan untuk menghapus kata agar
Text Pre-processing merupakan cara
dapat mengetahui kata asalnya (stemming)
pemecahan teks ke dalam kata, yang mana
dan lalu akan dikelompokkan untuk
kata tersebut akan menjadi kata kunci.
menjadi satu item (lemmatization).
Serangkaian langkah yang masuk ke dalam
preprocessing diataranya adalah stemming, Pada metode stemming terjadi proses
stopword removal dan tokenisasi [11]. pemisahan antar imbuhan baik awalan,

94
STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi) p-ISSN: 2527 - 9661
Vol. 6 No. 1 Agustus 2021 e-ISSN: 2549 - 2837

akhiran dengan kata dasar. Seluruh kata- Antarmuka Aplikasi Chatbot


kata yang akan dihilangkan telah disimpan Antarmuka Aplikasi Chatbot dirancang
pada ruang stem list, lalu data akan menggunakan Tkinter. Tkinter adalah alat
dicocokkan dengan stem list. Data yang yang digunakan untuk menghubungkan
sama dengan stem list akan dianggap noisy grafis pada bahasa pemrograman Python.
dan hilang [12]. Tkinter merupakan salah satu library yang
paling sering digunakan untuk
mengembangkan atau merancang GUI
(Graphical User Interface). Dengan
Tkinter ini penulis berhasil merancang
antarmuka sesuai dengan rancangan
Gambar 4. Proses Lemmatization dan aplikasi chatbot yang diinginkan.
Stemming
Gambar 4 merupakan contoh data dalam
bentuk kalimat setelah dilakukan proses
lemmatization dan stemming. Hasilnya
diperoleh dengan meng-ekstrak fitur dari
sebuah kalimat.
Setelah itu, data akan dilakukan proses bag
of words. Secara sederhana, ini adalah
kumpulan kata untuk mewakili sebuah
kalimat, yang mana akan mengabaikan
urutan kemunculannya.
Training Data dan Testing Data
Data dibagi menjadi set pelatihan dan set
pengujian. Proses ini dilakukan berulang Gambar 5. Antarmuka Aplikasi Chatbot
kali untuk mendapatkan hasil pelatihan dan Gambar 5 merupakan tampilan antarmuka
pengujian yang paling tinggi. Berikut dari aplikasi Chatbot yang berhasil
adalah hasil dari pelatihan dan pengujian dirancang berdasarkan rancangan yang
data dengan rasio perpecahan yang diinginkan.
berbeda.
Pengujian Sistem
Tabel 1. Hasil Training Set dan Test Set
Berdasarkan hasil dari training set dan test
Training Most
Split Test Set set maka dalam penelitian ini digunakan
Set Informative
Ratio Accuracy
Accuracy Features split ratio sebesar 0,8 untuk kemudian
0.5 1.0 0.9 82 dilakukan pengujian dengan memberikan
0.6 1.0 0.75 90
0.7 1.0 0.83 94
pertanyaan kepada Chatbot melalui GUI
0.8 1.0 1.0 100 (Graphical User Interface) yang
0.9 1.0 1.0 100 sebelumnya telah berhasil dibuat sebanyak
60 pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan
Tabel 1 menunjukkan hasil dari training akan berbeda-beda namun memiliki
set dan test set dengan split ratio 0.5 konteks yang sama.
sampai 0.9. Berdasarkan dari tabel diatas
maka dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi split ratio maka training set dan test
set nya akan semakin akurat.

95
STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi) p-ISSN: 2527 - 9661
Vol. 6 No. 1 Agustus 2021 e-ISSN: 2549 - 2837

sudah dibuktikan dalam penelitian ini


kebenarannya. Setelah melakukan
penelitian ini penulis menyimpulkan
bahwa :
1) Penulis berhasil mengumpulkan
pertanyaan yang sering timbul (FAQ)
kedalam satu sumber untuk digunakan
dalam pengembangan Chatbot.
2) Penerapan algoritma Naive Bayes
Classifier memungkinkan Chatbot untuk
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh pengguna seperti yang ditunjukkan
pada pengujian sistem.
Gambar 6. Hasil Pengujian Sistem
3) Terdapat beberapa metode yang dapat
Gambar 6 merupakan contoh dari digunakan untuk meningkatkan akurasi
pertanyaan yang diajukan kepada Chatbot. dari jawaban seperti metode tokenization,
Dari total 60 pertanyaan yang diajukan, stop words, lemmatization, stemming dan
Chatbot berhasil menjawab sebanyak 56 bag of words.
pertanyaan dengan benar dan jawaban
yang salah sebanyak 4 pertanyaan. 4) Chatbot tidak dapat mengenali
persamaan kata dari pertanyaan yang
Untuk dapat mengetahui nilai akurasi dan diajukan sehingga mengakibatkan Chatbot
kesalahan dari jawaban Chatbot maka memberikan jawaban yang salah.
digunakan rumus sebagai mana yang
dijelaskan pada persamaan (2) dan (3) : Dengan menggunakan split ratio sebesar
0,8 dan total 60 pertanyaan maka
(2) dihasilkan nilai akurasi sebesar 93,33 %
dan nilai kesalahan sebesar 6,66 %.
(3)
Dengan menggunakan rumus tersebut DAFTAR PUSTAKA
maka nilai akurasi dan kesalahannya [1] S. Pardeshi, S. Ovhal, P. Shinde, M.
adalah : Bansode, and A. Birajdar, “A Survey
(4) on Consensus Algorithms used in
Blockchain Platforms,” Int. J. Adv.
(5) Trends Comput. Sci. Eng., vol. 9, no.
5, pp. 9155–9162, 2020, doi:
Dengan menggunakan split ratio sebesar 10.30534/ijatcse/2020/323952020.
0,8 dan total 60 pertanyaan maka dapat [2] I. Anggraini and Y. N. Kunang,
dilihat pada persamaan (4) dan (5) bahwa “Telematika Penerapan Naive Bayes
dihasilkan nilai akurasi sebesar 93,33 % pada Pendeteksian Malware dengan
dan nilai kesalahan sebesar 6,66 %. Diskritisasi Variabel,” vol. 13, no. 1,
pp. 11–21, 2020.
4. SIMPULAN [3] A. P. Wijaya and H. A. Santoso,
Salah satu kelebihan dari Algoritma Naive “Naive Bayes Classification pada
Bayes Classifier dalam pengembangan Klasifikasi Dokumen Untuk
Chatbot adalah kemudahannya dalam hal Identifikasi Konten E-Government,” J.
komputasi maupun implementasi dan itu Appl. Intell. Syst., vol. 1, no. 1, pp.

96
STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi) p-ISSN: 2527 - 9661
Vol. 6 No. 1 Agustus 2021 e-ISSN: 2549 - 2837

48–55, 2016, [Online]. Available: [8] D. Zumstein and S. Hundertmark,


https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/ “Chatbots : an interactive technology
jais/issue/view/76. for personalized communication and
[4] H. H. Herwin, “Super Agent Chatbot transaction,” IADIS Int. J.
‘3S’ Sebagai Media Informasi www/Internet, vol. 15, no. 1, pp. 96–
Menggunakan Metoda Natural 109, 2018.
Language Processing(NLP),” J. [9] R. Primartha, Algoritma Machine
Teknol. Dan Open Source, vol. 2, no. Learning. Informatika Bandung, 2021.
1, pp. 53–64, 2019, doi: [10] Z. Sari, M. Sarosa, and S. Suhari, “‘Si
10.36378/jtos.v2i1.144. Tole’ Chatterbot untuk Melatih Rasa
[5] M. Y. H. Setyawan, R. M. Awangga, Percaya Diri Menggunakan Naive
and S. R. Efendi, “Comparison Of Bayes Classification,” J. Nas. Tek.
Multinomial Naive Bayes Algorithm Elektro dan Teknol. Inf., vol. 7, no. 1,
And Logistic Regression For Intent pp. 64–71, 2018, doi:
Classification In Chatbot,” Proc. 2018 10.22146/jnteti.v7i1.402.
Int. Conf. Appl. Eng. ICAE 2018, no. [11] F. Fathoni, E. Afrianti, and R. I.
October, pp. 1–5, 2018, doi: Heroza, “Klasifikasi Teks dengan
10.1109/INCAE.2018.8579372. Naive Bayes Classifier (NBC) untuk
[6] M. Sarosa, M. Junus, M. U. Hoesny, Pengelompokan Keterangan Laporan
Z. Sari, and M. Fatnuriyah, dan Durasi Recovery Time Laporan
“Classification technique of Gangguan Listrik PT. PLN (Persero)
interviewer-bot result using naive WS2JB Area Palembang,” JSI J. Sist.
bayes and phrase reinforcement Inf., vol. 12, no. 1, pp. 1955–1961,
algorithms,” Int. J. Emerg. Technol. 2020, doi: 10.36706/jsi.v12i1.9586.
Learn., vol. 13, no. 2, pp. 33–47, [12] F. Handayani and S. Pribadi,
2018, doi: 10.3991/ijet.v13i02.7173. “Implementasi Algoritma Naive Bayes
[7] M. Anggraeni, M. Syafrullah, and H. Classifier dalam Pengklasifikasian
A. Damanik, “Literation Hearing Teks Otomatis Pengaduan dan
Impairment (I-Chat Bot): Natural Pelaporan Masyarakat melalui
Language Processing (NLP) and Layanan Call Center 110,” J. Tek.
Naive Bayes Method,” J. Phys. Conf. Elektro, vol. 7, no. 1, pp. 19–24, 2015,
Ser., vol. 1201, no. 1, 2019, doi: doi: 10.15294/jte.v7i1.8585.
10.1088/1742-6596/1201/1/012057.

97

Anda mungkin juga menyukai