Anda di halaman 1dari 16

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Forecasting (Peramalan)


Forecasting (Peramalan) merupakan sebuah proses untuk memperkirakan
berapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran
kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi
permintaan barang atau jasa. Peramalan merupakan suatu kegiatan
memperkirakan atau memprediksikan kejadian dimasa yang akan datang tentunya
dengan bantuan penyusunan rencana terlebih dahulu, dimana rencana ini dibuat
berdasarkan kapasitas dan kemampuan permintaan atau produksi yang telah
dilakukan di perusahaan (Lusiana dan Yuliarty, 2020).
Sebagaimana diketahui bahwa metode peramalan merupakan cara berpikir
yang sistematis dan pragmatis atas pemecahan suatu masalah. Dengan dasar ini,
maka metode peramalan merupakan cara memperkirakan apa yang akan terjadi
dimasa depan secara sistematis dan pragmatis melalui data yang relevan di masa
yang lalu, dari hal ini metode peramalan diharapkan dapat memberikan
objektivitas yang lebih besar.
Berdasarkan uraian tersebut maka didapatkan suatu gambaran bahwa
metode peramalan sangat berguna, karena akan membantu dalam mengadakan
pendekatan analisa terhadap tingkah laku atau pola dari data yang lalu, sehingga
dapat memberikan cara pemikiran, pengerjaan dan pemecahan yang sistematis dan
pragmatis, serta memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar atas ketetapan
hasil ramalan yang dibuat atau disusun (Robial, 2018).
aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha
memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk – produk itu
dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat. Dengan demikian peramalan merupakan
suatu dugaan terhadap permintaan yang akan datang berdasarkan pada beberapa
variabel peramal, misalnya berdasarkan data deret waktu historis. Peramalan dapat
menggunakan teknik – teknik peramalan yang bersifat formal maupun informal.
Aktivitas peramalan ini biasa dilakukan oleh departemen pemasaran dan hasil –
Kelompok XXV

hasil dari peramalan ini sering disebut sebagai ramalan penjualan (sales forecast)
(Samuel, dkk, 2020).
Lebih jauh dapat dikatakan bahwa fungsi forecasting (peramalan) adalah
sebagai suatu dasar bagi perencanaan. Seperti dasar bagi perencanaan kapasitas,
anggaran, perencanaan produksi dan inventori dan lain sebagainya. Aktivitas
peramalan hanya boleh dilakukan terhadap independent demand, sedangkan
dependent demand harus direncanakan atau dihitung (tidak diramalkan).
Peramalan berperan di beberapa bagian dalam organisasi, antara lain:
(Wirabhuana, dkk, 2001).
1. Menentukan kebutuhan sumber daya yang diperlukan. Semua organisasi harus
harus menentukan sumber apa saja yang diperlukan dalam jangka waktu
panjang. Keputusan ini tergantung pada peluang pasar, faktor lingkungan,
finansial, tenaga kerja, produk dan sumber teknologi.
2. Penambahan sumber daya. Waktu siklus (lead time) pembelian bahan baku,
rekrut tenaga kerja atau pembelian mesin dan peralatan dapat bervariasi dari
harian hingga tahunan. Peramalan dibutuhkan untuk menentukan kebutuhan
sumber daya dimasa yang akan datang.
3. Penjadwalan sumber daya yang ada. Penggunaan sumber daya membutuhkan
penjadwalan. Peramalan kebutuhan produk, material, 2 tenaga kerja, finansial
atau jasa merupakan masukan untuk melakukan penjadwalan.

2.1.1 Karakteristik Forecasting (Peramalan)


Adapun beberapa karakteristik forecasting peramalan yang baik sebagai
berikut: (Wirabhuana, dkk, 2001).
1. Keakuratan. Tujuan utama peramalan adalah menghasilkan prediksi yang
akurat. Peramalan terlalu rendah mengakibatkan kekurangan persediaan,
backorder, kehilangan penjualan atau kehilangan pelanggan. Peramalan yang
terlalu tinggi akan menghasilkan persediaan yang berlebihan dan biaya operasi
tambahan.
2. Biaya-biaya untuk mengembangkan model peramalan dan melakukan
peramalan akan menjadi signifikan jika jumlah produk dan data lainnya

Laporan Praktikum Terintegrasi II


II-2
2022
Kelompok XXV

semakin besar. Keakuratan peramalan dapat ditingkatkan dengan


mengembangkan model yang lebih komplek dengan konsekuensi biaya naik.
Jadi ada nilai tukar (trade-off) antara biaya dan keakuratan. Penyederhanaan.
3. Keuntungan utama menggunakan peramalan yang sederhana adalah
kemudahan untuk melakukan peramalan dan analisisnya.

2.1.2 Prinsip-Prinsip Peramalan


Adapun Beberapa prinsip - prinsip peramalan yang perlu dipertimbangkan
adalah sebagai berikut: (Wirabhuana, dkk, 2001).
1. Peramalan menyebabkan kesalahan (error). Peramalan hanya mengurangi
ketidakpastian tetapi tidak menghilangkannya.
2. Peramalan sebaiknya memakai tolak ukur kesalahan peramalan. Pemakai
harus tahu besar kesalahan, yang dapat dinyatakan dalam satuan unit atau
prosentase (peluang) permintaan aktual akan jatuh dalam interval peramalan.
3. Peramalan famili produk lebih akurat daripada peramalan produk individu
(item).
4. Peramalan jangka pendek lebih akurat daripada peramalan jangka panjang,
karena dalam jangka pendek kondisi yang mempengaruhi permintaan
cenderung tetap atau berubah lambat, sehingga peramalan jangka pendek
cenderung lebih akurat.
5. Jika dimungkinkan, hitung permintaan daripada meramal permintaan. 3
Teknik peramalan dibagi menjadi dua yaitu metode kuantitatif dan metode
kualitatif. Metode kuantitatif dibagi menjadi deret berkala (time series) dan
metode kausal. Metode time series memprediksi masa yang akan datang
berdasarkan data masa lalu. Tujuan peramalan deret waktu ini adalah untuk
menetukan pola data masa lalu dan mengextrapolasi pola tersebut untuk masa
yang akan datang.

2.1.3 Jenis-jenis Peramalan


Forecasting (Peramalan) biasanya diklasifikasikan berdasarkan horizon
waktu masa depan yang dilingkupinya. Peramalan biasanya diklarifikasikan

Laporan Praktikum Terintegrasi II


II-3
2022
Kelompok XXV

berdasarkan horizon waktu masa depan yang dilingkupinya. Horizon waktu


terbagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut: (Rachman, 2018).
1. Peramalan Jangka Pendek
Peramalan ini meliputi jangka waktu hingga satu tahun, tetapi umumnya
kurang dari tiga bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan
pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja, dan
tingkat produksi.
2. Peramalan Jangka Menengah
Peramalan jangka menengah atau intermediate umumnya mencakup hitungan
bulan hingga tiga tahun. Peramalan ini bermanfaat untuk 15 merencanakan
penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas, serta
menganalisis bermacam-macam rencana operasi.
3. Peramalan Jangka Panjang
Umumnya untuk perencanaan masa tiga tahun atau lebih. Peramalan jangka
panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal,
lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan
(litbang).
Peramalan diperlukan perhitungan yang akurat sehingga diperlukan peramalan
yang tepat. Pada dasarnya terdapat dua pendekatan umum untuk mengatasi semua
model keputusan untuk meramal sebagai berikut: (Rachman, 2018).
1. Peramalan Kualitatif
Peramalan yang menggabungkan faktor-faktor seperti intuisi pengambilan
keputusan, emosi, pengalaman pribadi, dan sistem nilai.
2. Peramalan Kuantitatif
Peramalan yang menggunakan satu atau lebih model matematis dengan data
masa lalu dan variabel sebab akibat untuk meramalkan permintaan.

Laporan Praktikum Terintegrasi II


II-4
2022
Kelompok XXV

2.1.4 Jenis Pola Peramalan


Jenis-jenis pola pada peramalan adalah sebagai berikut (Lusiana dan
Yuliarty, 2020)
1. Trend (T)
Trend terjadi apabila ada kenaikan atau penurunan dari data secara gradual
dari gerakan datanya dalam kurun waktu panjang

Gambar 2.1 Pola Peramalan Trend


(Sumber: Lusiana dan Yuliarti, 2020)
2. Seasonality (S)
Pola musiman terjadi bila pola datanya berulang sesudah suatu periode
tertentu

Gambar 2.2 Pola Peramalan Seasonality


(Sumber: Lusiana dan Yuliarti, 2020)
3. Cycles (C)
Siklus adalah pola data yang terjadinya setiap beberapa tahun biasanya
dipengaruhu oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang berkaitan dengan siklus
bisnis

Laporan Praktikum Terintegrasi II


II-5
2022
Kelompok XXV

Gambar pola peramlan siklus adalah sebagai berikut:

Gambar 2.3 Pola Peramalan Cycles


(Sumber: Lusiana dan Yuliarti, 2020)
4. Horizontal
Terjadi bila nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang tetap, stabil
atau disebut juag stasioner terhadap nilai rata-rata

Gambar 2.4 Pola Peramalan Horizontal


(Sumber: Lusiana dan Yuliarti, 2020)

2.1.5 Metode Forecsting (Peramalan)


Metode yang digunakan untuk menghitung peramalan adalah sebagai
berikut:
1. Moving Average
Rata-rata bergerak (Moving Average) adalah suatu metode peramalan yang
dilakukan dengan mengambil sekelompok nilai pengamatan, mencari nilai
rata-rata tersebut sebagai ramalan untuk periode yang akan dating. Metode
moving average mempunyai karakteristik khusus yaitu sebagai berikut:
(Rachman, 2018).
Mt=Ft+1 ...(2.1)

Laporan Praktikum Terintegrasi II


II-6
2022
Kelompok XXV

Keterangan:
Mt = Moving Average untuk periode t
Ft+1 = Ramalan Untuk Periode t + 1
Yt = Nilai Riil periode ke t
n = Jumlah batas dalam moving average
2. Weighted Moving Average
Metode perhitungannya sama dengan rata-rata bergerak sederhana hanya
diberi koefisien penimbang. Penetapan besar koefisien penimbang dapat
dilakukan secara sembarang, tetapi pada ummnya besaran koefisien
penimbang periode terakhir dari data historis adalah dua kali daripada
koefisien penimbang periode sebelumnya. Berikut adalah Model dari rata-rata
bergerak tertimbang adalah sebagai berikut: (Lusiana dan Yuliarty, 2020).
Y' t = W 1 At-1 + W 2 At-2 + ⋯ W n At-n ...
(2.2)
Keterangan :
A = Permintaan aktual pada periode t
W1 = Bobot (0 ≤ Wt ≤1) yang diberikan pada periode t-1 dsb
N = Jumlah periode
3. Exponentials Smoothing
Exponentials Smoothing merupakan pengembangan dari metode moving
average, dalam metode peramalan dilakukan dengan mengulang secara terus
menerus dengan menggunakan data terbaru, setiap data diberi bobot, dua data
yang lebih baru diberi bobot yang lebih besar (Wiranti dan Dhamayanti,
2020)
F t-1 = α X t + ( 1- α ) F t ...
(2.4)
Keterangan:
t = Periode saat ini.
α = konstanta pemulusan antara 0,1 sampai 0,9
Xt = permitaan periode t
Ft = peramalan periode t

Laporan Praktikum Terintegrasi II


II-7
2022
Kelompok XXV

α = konstanta perataan antara 0 dan 1.


X t +1 = peramalan periode t
4. Linear Regression
Analisis regresi merupakan perhitungan statistik untuk menguji seberapa erat
hubungan antar variabel, regresi linier merupakan salah satu perhitungan time
series metode kuantitatif dimana waktu digunakan sebagai dasar prediksi
(Almumtazah, dkk,2021)
Y = α + bX ...
(2.5)
Keterangan:
Y = Variabel terikat
a = intercept
b = Koefisien variabel X
X = variabel bebas
Selanjutnya digunakan persamaan berikut untuk mencari intercept dan
koefisien variabel:
( ∑ X 2) ( ∑ Y ) - ( ∑ XY )( ∑ X )
a= 2
n ( ∑ X ) - (∑ X )
2

...(2.6)

n ( ∑ XY ) - ( ∑ X )( ∑ Y )
b= 2 ...(2.7)
n ( ∑ X ) - (∑ X )
2

Jika kedua variabel Y dan t mempunyai hubungan (korelasi), maka perubahan


yang terjadi pada kedua variabel t menyebabkan perubahan pada variabel Y.

2.1.6 Uji Kesalahan Peramalan


Uji kesalahan peramalan digunakan dengan membandingkan hasil
peramalan dengan data aktual. makin kecil nilai kesalahan maka makin tinggi
tingkat ketelitian peramalan, demikian sebaliknya. Besarnya kesalahan peramalan
dapat dihitung dengan menggunakan beberapa metode perhitungan yaitu MAD
(Mean Absolute Deviation) adalah ratarata kesalahan mutlak selama periode

Laporan Praktikum Terintegrasi II


II-8
2022
Kelompok XXV

tertentu tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil
dari kenyataan. MAD mengukur ketepatan ramalan dengan merata-rata kesalahan
dugaan (nilai absolut masing-masing kesalahan) serta MAD memberikan bobot
yang sama pada setiap nilai selisih peramalan dan aktual dapat dilihat pada
persamaan berikut: (Lusiana dan Yuliarty, 2020).

MAD= ∑ |At+ Ft
n | ...

(2.8)
1. MSE (Mean Square Error)
rata-rata kuadrat kesalahan. Perhitungan eror ini memberikan pinalti pada
selisi yang lebih besar dibandingkan selisih yang kecil melalui perhitungan
kuadrat dapat dilihat pada persamaan berikut: (Lusiana dan Yuliarty, 2020).
( A t - Ft ) 2
MSE = …(2.9)
n
Keterangan:
At = Permintaan Aktual pada periode-t
Ft = Peramalan Permintaan pada periodet
N = Jumlah Periode Permintaan yang terlibat
2. MFE (Mean Forecast Error)
perhitungan eror ini dengan menjumlahkan semua kesalahan peramalan
selama periode dan membagi dengan jumlah periode. MFE sangat efektif
untuk mengetahui apakah suatu hasil peramalan selama periode tertentu
terlalu tinggi atau rendah, dapat dilihat pada persamaan berikut: (Lusiana dan
Yuliarty, 2020).
( At - F t )
MAD = ∑n ...(2.10)

3. MAPE (Mean Absolute Percentage Error)


merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu yang dikalikan
100% agar mendapatkan hasil secara persentase dan digunakan jika ukuran
variabel yang diramalkan sangat menentukan akurasi peramalan dapat dilihat
pada persamaan berikut: (Lusiana dan Yuliarty, 2020).

Laporan Praktikum Terintegrasi II


II-9
2022
Kelompok XXV

n ) |
(100 ∑ A -A |
Ft
𝑀𝐴𝑃𝐸 = t ...
t

(2.11)

2.1.7 Tracking Signal


Tracking signal merupakan suatu ukuran bagaimana baiknya suatu
ramalan memperkirakan nilai – nilai actual tracking signal dihitung sebagai
Running Sum Of The Forecast Errors (RSFE) dibagi dengan Mean Absolute
Deviation (MAD), rumus tracking signal adalah: (Samuel, dkk, 2020).
MAD
Tracking signal = ...
RSFE
(2.12)
data Tracking signal yang positif menunjukan bahwa nilai aktual permintaan
lebih besar dari pada ramalan, sedangkan tracking signal yang negatif berarti nilai
aktual permintaan lebih kecil daripada ramalan. Suatu tracking signal disebut baik
apabila memiliki RSFE yang rendah, dan mempunyai positive error yang sama
banyak atau seimbang dengan negative error, sehingga pusat dari tracking signal
mendekati nol. Apabila tracking signal telah dihitung, kita dapat membangun peta
control tracking signl sebagaimana halnya dengan peta– peta control dalam
pengendalian proses statistical, yang memiliki batas control atau (Upper Control
Limit) dan batas control bawah (Lower control Limit).

2.2 Perencanaan Produksi


Perencanaan produksi merupakan perencanaan dan pengorganisasian
sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-bahan, mesin-mesin, peralatan lain
serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang pada suatu
periode tertentu dimasa depan sesuai dengan yang diperkirakan atau diramalkan.
Adapun tujuan perencanaan adalah sebagai berikut (Idah dan Rahmadani, 2018):
1. Suatu perencanaan bertujuan untuk untuk memperkecil resiko yang akan
terjadi dikemudian hari. Termasuk meminimalisir berbagai biaya yang

Laporan Praktikum Terintegrasi II


II-10
2022
Kelompok XXV

dianggap tidak efisien yang mungkin timbul selama proses pekerjaan


berlangsung.
2. Suatu perencanaan yang dibuat harus didasarkan atas target-target atau
perioritas-perioritas yang ingin dibangun.
3. Suatu perencanaan yang dikonsep secara baik serta dijalankan dengan benar
mampu memberikan keyakinan kepada perusahaan.
4. Perencanaan yang baik mampu memberikan kekuatan kepada berbagai
peristiwa yang terjadi.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dalam perencanaan
produksi adalah sebagai berikut (Idah dan Rahmadani, 2018) :
1. Proses produksi yang terputus-putus (intermitent process/manufacturing)
Perencanaan produksi yang dibuat semata-mata tidak berdasarkan ramalan
penjualan (sales forecasting) tetapi terutama didasarkan atas pesanan yang
masuk.
2. Proses produksi terus-menerus (continous process) berdasarkan ramalan
penjualan ini hal ini karena, kegiatan produksi tidak dilakukan berdasarkan
pesanan akan teteapi untuk memenuhi pasar dan jumlah yang besar serta serta
berulang-ulang dan telah mempunyai blueprint selama jangka waktu yang
tertentu.

2.2.1 Kapasitas Produksi


Kapasitas merupakan sebagai jumlah output maksimum yang dapat
dihasilkan suatu fasilitas produksi dalam suatu selang waktu tertentu. Kapasitas
merupakan suatu tingkat keluaran dalam periode tertentu dan merupakan kuantitas
keluaran tertinggi yang mungkin selama periode itu. Kapasitas dapat disesuaikan
dengan tingkat penjualan yang sedang berfluktuasi yang dicerminkan dalam
jadual induk produksi (Master Production Schedule/MPS).
Ada dua jenis pengertian kapasitas yang dianggap penting yaitu kapasitas
yang tersedia dan kapasitas yang diperlukan. Kapasitas yang tersedia adalah
kapasitas dari suatu sistem yang ada untuk memproduksi suatu jumlah keluaran
dalam waktu tertentu, sedangkan kapasitas dibutuhkan adalah kapasitas dari suatu

Laporan Praktikum Terintegrasi II


II-11
2022
Kelompok XXV

sistem yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu jumlah keluaran dalam suatu
waktu tertentu. Istilah ketiga yang erat hubungannya dengan kapasitas dibutuhkan
adalah muatan (load). Load adalah jumlah pekerjaan yang ditugaskan atau
dibebankan pada suatu fasilitas untuk diselesaikan dalam suatu waktu tertentu
(Setiabudi, dkk, 2018)
Dalam kapasitas produksi, ada beberapa persamaan yang digunakan untuk
menghitung kapasitas produksi (Kusumaningrum, dkk,2018)
1. Kapasittas produksi waktu normal (reguler time)
tenaga kerja×hari kerja×jam kerja
Kapasitas Reguler time = ...
waktu baku

(2.13)

2. Kapasitas produksi waktu lembur (overtime)


tenaga kerja×hari kerja×jam kerja lembur
Kapastitas overtime = ...
waktu baku
(2.14)

2.2.2 Agregat Planning


Agregat planning atau perencanaan agregat merupakan kegiatan mengatur
kunatitas dan waktu pada kegiatan produksi untuk jangka waktu menengah,
perencanaan agregat bertujuan agar biaya dapat diminimumkan dengan mengatur
jumlah produksi, inventory, tenaga kerja, da faktor lainnya. fungsi dari
perencanaan agregat yaitu dapat menangani proses menyusun master producktion
schedule kemudian mengukur kinerja perencannan produksi tersebut sehingga
produksi mampu konsisten pada jadwal produksi.
Terdapat tiga strategi dasar dalam perencanan agregat berdasarkan trade
off antara biaya yang berkaitan dengan kapasitas produksi, biaya inventory, dan
biaya backlog, yaitu
1. Level strategy (Level producktion) adalah strategi yang ditempuh dengan cara
menjaga tingkat output produksi, dan tenaga kerja yang konstan, ciri- ciri
strategi ini adalah mempergtahankan tingkat produksi yang tetap dan
menfluktuasikan tingkat persediaan, order backlogs, dan lost sales

Laporan Praktikum Terintegrasi II


II-12
2022
Kelompok XXV

2. Chase strategy (chase demand) adalah strategi yang digunakan untuk


mencapai tingkat output bagi setiap periode yang memenuhi permalan untuk
periode tersebut. Ciri-ciri strategi ini adalah memadankan prouksi denga
tingkat permintaan, menambah atau mengurangi tenaga kerja sesuai dengan
tingkat permintaan dan jumlah tenaga kerja tetap, tetapi jam kerja tidak tetap.
3. Mixed strategy adalah kombinasi strategi antara level strategy dan chase
strategy, ciri-ciri strategi ini adalah menggabungkan tingkat produksi dengan
tingkat permintaan tetap dan menghubungkan dua dari metode level dan
chase tingkat persediaan, order backlogs, dan lost sales.

2.2.3 Master Producktion Schedule


Master Producktion Schedule merupakan suatu pernyataan tentang produk
akhir (termasuk parts pengganti dan suku cadang) suatu perusahaan industri
manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas
dan periode waktu. Aktivitas Master Production Scheduling (MPS) pada dasarnya
berkaitan dengan bagaimana menyusun dan memperbaharui jadwal produksi
induk (master production schedule), memproses transaksi dari MPS, dan
memberikan laporan evaluasi dalam periode waktu yang teratur untuk keperluan
umpan balik dan tinjauan ulang (Rahmawati dan Sholichah, 2018).

2.2.3.1 Istilah-Istilah dalam Master Producktion Schedule


Dalam penyusunan MPS, terlebih dahulu harus diketahui informasi-
informasi sebagai berikut (Rahmawati dan Sholichah, 2018):
1. Lead time, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau dalam
pembelian suatu item.
2. On-hand, merupakan posisi inventory awal yang tersedia dalam stok.
3. Lot size, merupakan jumlah item yang biasa dipesan.
4. Safety stock, merupakan item yang sengaja dibuat untuk dijadikan stok
sebagai langkah antisipasi terhadap perubahan yang terjadi pada peramalan
(forecast)
5. Demand time fence, merupakan periode mendatang dari MPS dimana
perubahan-perubahan yang terjadi pada MPS tidak diizinkan.

Laporan Praktikum Terintegrasi II


II-13
2022
Kelompok XXV

6. Planning time fence, merupakan periode mendatang dari MPS, dimana


perubahan yang terjadi pada MPS dievaluasi untuk mencegah ketidaksesuaian
dalam jadwal produksi.
7. Time periods for display, yaitu banyaknya periode waktu yang ditampilkan
dalam format MPS, bisa dalam satuan hari, minggu atau bulan.
8. Sales plan (forecasting), yaitu peramalan tentang permintaan yang akan
terjadi di masa mendatang.
9. Actual orders, merupakan permintaan yang diterima dan bersifat pasti.
10. Projected available balance (PAB), proyeksi on hand inventory dari waktu
ke waktu selama masa perencanaan.
11. Available to promise, merupakan data yang berkaitan dengan banyak produk
yang dijadwalkan untuk diproduksi sehingga bisa dipastikan dapat terpenuhi
atau tidaknya permintaan pelanggan.

2.2.4 Material Requirement Planning


MRP merupakan suatu metode yang digunakan untuk menentukan
barang/ bahan, waktu dan kuantitas komponen dan material yang dibutuhkan
untuk pemenuhan kebutuhan produksi dalam perencanaannya. MRP digunakan
untuk perencanaan pengadaan persediaan dari komponen komponen penyusun
produk yang akan diproduksi (Rahmawati dan Sholichah, 2018).
ada tiga iniput yang dibutuhkan dalam konsep MRP yaitu (Rahmawati
dan Sholichah, 2018).:
1. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule) merupakan suatu
rencana produksi yang menggambarkan hubungan antara kuantitas setiap
jenis produk akhir yang diinginkan dengan waktu penyediaannya.
2. Struktur Produk (Product Structure Record & Bill of Material) merupakan
kaitan antara produk dengan komponen penyusunnya. Informasi yang
dilengkapi untuk setiap komponen ini meliputi:
a. Jenis komponen
b. Jumlah yang dibutuhkan
c. Tingkat penyusunannya

Laporan Praktikum Terintegrasi II


II-14
2022
Kelompok XXV

3. Status Persediaan (Inventory Master File atau Inventory Status Record)


menggambarkan keadaan dari setiap komponen atau material yang ada dalam
persediaan, yang berkaitan dengan:
a. Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (on hand inventory)
b. Jumlah barang dipesan dan kapan akan datang (on order inventory)
c. Waktu ancang – ancang (lead time) dari setiap bahan.

2.2.4.1 Tujuan dan Manfaat Material Requirement Planning


Tujuan dan Manfaat dari Material Requirement Planning adalah sebagai
berikut (Rahmawati dan Sholichah, 2018):
1. Tujuan material requirement planning
Tujuan dari material requirement planning adalah sebagai berikut:
a. Meminimumkan persediaan
b. Meningkatkan efisiensi
c. Mengurangi risiko karena keterlambatan produksi atau pengiriman.
2. Sedangkan menurut Render dan Heizer (2006), manfaat dari MRP adalah
sebagai berikut:
a. Peningkatan pelayanan dan kepuasan konsumen.
b. Peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja.
c. Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik.
d. Tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar
e. Tingkat persediaan menurun tanpa mengurangi pelayanan kepada
konsumen.

2.2.4.2 Istilah – Istilah dalam Material Requirement Planning


istilahistilah yang biasa digunakan material requirement planning yaitu
(Rahmawati dan Sholichah, 2018) :
1. Gross Requirement (GR) atau Kebutuhan Kasar adalah total dari semua
kebutuhan, termasuk kebutuhan yang diantisipasi untuk setiap periode waktu

Laporan Praktikum Terintegrasi II


II-15
2022
Kelompok XXV

2. Schedule Receipts (SR)/ penerimaan yang dijadwalkan merupakan jumlah


item yang akan diterima pada suatu periode tertentu berdasarkan pesanan
yang dibuat
3. Begin Inventory (BI)/ Inventori Awal merupakan jumlah inventori di awal
periode.
4. Net Requirement (NR)/ kebutuhan bersih merupakan jumlah aktual yang
diinginkan untuk diterima atau diproduksi dalam periode bersangkutan
5. Planned Order Receipt (PORec)/penerimaan pemesanan yang direncanakan
adalah jumlah item yang diterima atau diproduksi oleh perusahaan
manufaktur pada periode waktu terakhir.
6. Planned Ending Inventory (PEI)/Rencana Persediaan Akhir Periode
merupakan suatu perencanaan terhadap persediaan pada akhir periode.
7. Planned Order Releases (PORel)/pelepasan pemesanan yang direncanakan
adalah jumlah itemyang direncanakan untuk dipesan agar memenuhi
perencanaan pada masa yang akan datang
8. Lead time adalah waktu tenggang yang diperlukan untuk memesan
(membuat) suatu barang sejak saat pesanan (pembuatan) dilakukan sampai
barang itu diterima (selesai dibuat)
9. Lot Size/ Ukuran Lot merupakan kuantitas pesanan dari item yang
memberitahukan MRP berapa banyak kuantitas yang dipesan, serta lot sizing
apa yang dipakai.

Laporan Praktikum Terintegrasi II


II-16
2022

Anda mungkin juga menyukai