Anda di halaman 1dari 40

Pengantar

Pondasi Bangunan
Sudah mengenal Pondasi batu kali pada sb2 yang sering di temui pada bangunan –
bangunan rumah tinggal. Pondasi ini masih di gunakan pada bangunan bertingkat, karena
selain kuat, pondasi ini masih termasuk murah. Bentuknya trapesium dengan ukuran tinggi
60 – 80 Cm, lebar pondasi bawah 60 – 80 Cm dan lebar pondasi atas 25 – 30 Cm.
Terdiri dari :
a) Pasangan Batu belah, dipasang dengan adukan 1 PC (semen) dan 5-7 pasir
b) Pas. Aan Stamping, tidak pakai adukan, hanya celahnya di isi pasir urug yang dipadatkan
c) Berap (Plester Kasar) di buat dari adukan 1 PC : 5 psr
d) Dinding mulai dari sloof s/d 20 cm di atas permukaan lantai harus dibuat dari adukan kedap air
(pc raam) yaitu 1 PC : 2 atau 3 psr ( dinding biasa 1 PC : 5-7 psr). Khusus untuk dinding
KM/WC/dapur tinggi raam s/d ±1,5 dari ± 0,00.
Bahan lainnya:
1. Portland cement / semen merupakan bahan perekat pada adukan yang selanjutnya di gunakan untuk
merangkai pasangan batu kali,
2. Pasir pasang untuk membuat adukan sebagai bahan perekat pasangan batu kali,
3. Batu kali atau batu belah sebagai bahan utama pondasi batu kali,
4. Kerikil untuk campuran adukan beton pada lantai kerja rabat beton,
5. Material bantu seperti paku, kawat bendrat, benang ukur, papan bow plank dll.
Komposisi pasangan:
• Urugan pasir , setebal 10 cm pada bagian bawah
• Pasangan aanstamping / batu kosong setebal 20-15 cm di atas urugan pasir
• Pasangan batu kali bentuk trapesium dengan campuran batu kali/gunung + pasir +
semen PC dan kapur, biasanya dipakai komposisi 1PC : 3KPR : 10 PSR dengan
ketinggian 1 m s/d 1,5 m ( bisa lebih tergantung kontur tanah )
• Lebar atas minimal 30 cm, lebar bawah tergantung ketinggian ( makin tinggi makin
lebar )
Tahapan dalam Pelaksanaan (dalam tanah normal/stabil – bukan daerah rawa / gambut) :
PEKERJAAN TANAH
1. Pembongkaran dan Pembersihan,
2. Pembersihan lapangan pekerjaan di lakukan dengan membuang rumput/tanah,
sampah atau bahan lainnya yang mengganggu, menebang pohon-pohon dan mencabut
akarnya serta membuang keluar lokasi,
3. Galian tanah untuk pondasi di sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai tanah
keras. Apabila di perlukan untuk memadatkan daya dukung yang baik, dasar galian harus
di padatkan / di tumbuk,
4. Jika galian melebihi batas kedalaman harus menimbun kembali dan dipadatkan sampai
kepadatan maksimum,
5. Hasil galian yang di pakai untuk penimbunan harus di angkat langsung ketempat yang
di rencanakan . Sedangkan hasil galian yang tidak dapat dipakai untuk penimbunan harus
disingkirkan.
6. Harga satuan pekerjaan harus sudah mencakup semua biaya pekerjaan-pekerjaan,
pembersihan, sewa alat, penimbunan dan pembuangan hasil galian.
PEKERJAAN PONDASI (dalam tanah normal / stabil – bukan daerah rawa / gambut) :
1. Pondasi bangunan yang di gunakan adalah pondasi batu kali / batu gunung yang memenuhi
persyaratan teknis atau sesuai keadaan di lapangan .
2. Tebarkan Pasir Urug dibagian permukaan galian tanah setebal 10 cm (atau yang disarankan).
3. Pasanglah terlebih dahulu Batu Kali bulat tanpa adukan semen (Aanstamping) diatas pasir urug.
4. Pasanglah pondasi Batu Kali Belah dengan adukan semen campuran, 1 : 5 atau 1 : 4 (Semen dan
Pasir), besarannya disesuaikan dengan ukuran pada Gambar Lapangan.
5. Pada posisi 20 cm bagian atas pasangan batu kali belah, sebaiknya dilakukan dengan campuran
semen kedap air 1 : 3, untuk menghindari terjadinya rembesan air tanah terhadap pasangan
dinding diatas dekat pondasi.
6. Celah–celah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya.
7. Pasangan pondasi batu kali tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya hinga
rapat.
8. Pada pasangan batu kali sudah harus disiapkan anker besi untuk kolom, kedalaman anker 30 cm
harus dicor dan panjang besi yang muncul diatasnya minimal 75 cm.
9. Setelah pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai bagian atas selesai, lakukan pengecekan kembali
untuk mengetahui permukaan Pondasi sudah rata (water pas)
Tips pekerjaan pondasi batu kali
1. Buat terlebih dahulu papan bowplank untuk mengukur perletakan pondasi, kesikuan
bangunan serta kedataran pondasi batu kali sehingga didapatkan sebuah hasil pekerjaan
yang rapid an memuaskan.
2. Buat spesi adukan dengan campuran yang benar, semakin banyak penggunaan semen
maka semakin besar pula daya rekat yang dihasilkan untuk menyatukan batu kali yang sudah
ditata sedemikian rupa membentuk pasangan pondasi batu kali.
3. Hitung terlebih dahulu kebutuhan dimensi pondasi yang dibutuhkan untuk menahan
beban rumah diatasnya, sehingga didapatkan dimensi batu kali yang kuat namun ekonomis.
4. Rencanakan metode kerja pemsangan pondasi batu kali dengan baik dan benar
sehingga didapatkan hasil pekerjaan dengan kualitas maksimal serta dengan biaya efisien.
5. Pemasangan pondasi batu kali dikerjaan oleh tukang bangunan yang ahli dalam bidang
tersebut, hal ini tentu akan mempengaruhi kecepatan penyelesaian pekerjaan serta hasil
pekerjaan yang bagus.
6. Dan berbagai hal lainya yang dapat digunakan untuk mempermudah pekerjaan ini
Pondasi Batu Kali yang di gunakan dalam bangunan bertingkat 2 atau 3 cukup berbeda
dalam dimensi tulangan atau hal lain ?
Penggambaran ?
1. Pondasi Batu Kali → (biasanya) dengan kode yaitu sbb :

Ukuran sloof dapat di


lihat berbeda ? Jenis
besinya pun berbeda
antara Sengkang dan
Ulir, kemudian ada stek
untuk pengikat – 50
dibagi 2, 1:5 artinya
campuran semen dan
pasir, tanah padat
distemper di bawah
batu kosongan

Kode detail Pondasi


Pondasi yang berbeda
di tepi

Kode detail Pondasi


Pondasi tepi, tidak ada
yang berbeda ? Tapi
jumlah tulangan utama
pada sloof ? – jelas ini
di letakkan pada
bidang yang tidak
bertingkat (misal :
taman).

Kode detail Pondasi


Tidak ada jauh
berbeda, hanya
dimensi besi ulir
sloofnya yang berubah
(yaitu daerah pagar
bangunan), biasanya
pagar bangunan untuk
perumahan elit cukup
tinggi

Kode detail Pondasi


Di tempatkan pada
area Carport untuk
menahan gaya tekan
kendaraan, sedangkan
sloof gantung artinya
dibawahnya tidak ada
pondasi hanya untuk
pengikat antar kolom
dan kolom (teras)
Kemudian ada pondasi
untuk kolam renang
(misal kasus ada kolam
renang)
1. Titik pondasi yang ditentukan dari as (dari pemasangan Bouwplank)
2. Galian, Urugan Pasir Urug yang dipadatkan
3. Pengecoran beton lantai kerja (1:2:3) ketebalan 5 cm
4. Masukkan besi ke lubang galian pondasi yang disediakan
5. lnjt ke pengecoran (biasanya 80x80 uk plat)
6. lnjt
pemasangan
bekisting untuk
kaki kolom
(Penahan sloof)
Besi 13 mm ulir 7. Setelah 2 hari dapat dicopot bekisting -uk 20x40,
atau 12 mm polos
12/13mm
8. Lanjut ke timbunan tanah Kembali sampai
ke batas pondasi menerus
Dilanjutkan galian tanah Kembali untuk
pondasi menerus
9. Pemasangan
Profil Pondasi
Batu Kali
10. Lanjut ke
urugan
Pasir urug yang
dipadatkan 10. Pemasangan
batu Kosongan

11. Pemasangan
Pondasi Batu
Belah

12. Instalasi Pipa Masuk (pipa Catatan pembuatan


bisa tembus pondasi) septictank sudah dibuat
13. Timbunan Tanah Kembali

14. Pemasangan Besi Sloof


(20x40) – besi 12 ulir,
Sengkang 8, jarak 12 cm 14. Pemasangan Bekisting
15. Terakhir pemasangan kolom dan
Pengecoran (1 hari bisa dicopot)
Pondasi Foot Plat (biasanya disebut Cakar Ayam)

Pondasi foot plat merupakan jenis pondasi yang sangat populer di Indonesia khususnya
untuk pondasi rumah tinggal bertingkat. Pondasi foot plat juga di sebut dengan pondasi
cakar ayam karena tulangan besi yang bentuknya mirip cakar ayam.

Pondasi foot plat adalah jenis pondasi beton yang di gunakan untuk kondisi tanah
dengan daya dukung tanah (sigma) pada : 1,5 – 2,00 kg/cm2. Pondasi foot plat ini
biasanya digunakan pada rumah atau bangunan gedung 2 – 4 lantai, dengan syarat
kondisi tanah yang baik dan stabil.
Bahan Pondasi Foot Plat

Bahan pondasi ini terbuat dari beton bertulang sama dengan bahan untuk pembuatan
balok atau plat lantai. Untuk menentukan dimensi pondasi ini perlu perhitungan
konstruksi beton bertulang oleh ahli struktur.

Untuk membuat pondasi foot plat, perbandingan campuran beton yang diperlukan
adalah 1 PC :2 pasir : 3 kerikil atau 1 PC : 3 pasir : 5 kerikil, sedang untuk beton yang
kedap air dapat menggunakan campuran dengan komposisi 1 PC : 1 ½ pasir : 2 ½ kerikil.
PC dalam hal ini maksudnya adalah Portland Cement atau semen biasa yang digunakan
pada bangunan.

Beton secara alami bisa mendukung tegangan tekan dan sedikit mendukung tegangan
tarik. Untuk itu agar dapat mendukung tegangan tarik dengan baik konstruksi beton
memerlukan tambahan besi sebagai tulangan yang dipasang sesuai area daerah tarik.
Konstruksi Pondasi Foot Plat

Konstruksi pondasi foot plat dengan beton bertulang digunakan


apabila bobot bangunan cukup besar. Jika daya dukung tanah kecil
dan untuk memperdalam dasar pondasi tidak memungkinkan, maka
pondasi foot plat beton bertulang bisa menjadi solusi.

Bentuk pondasi foot plat pada kedua tepinya menonjol ke luar dari
bidang tembok karena kedua sisinya mungkin akan melentur
disebabkan oleh tekanan tanah. Agar tidak melebar dan turun,
maka pada kaki pondasi diberi tulangan yang diletakkan tepatnya di
daerah tarik bagian bawah yang disebut dengan tulangan pokok.
Besar diameter tulangan pokok menggunakan besi Ø 13 – Ø 16 mm dengan jarak 10 cm
– 15 cm, sedangkan untuk arah memanjang dipasangi tulangan pembagi Ø 6 – Ø 8 mm
dengan jarak sekitar 20 cm – 25 cm. Campuran beton untuk pondasi foot plat ini adalah
1 PC : 2 pasir : 3 kerikil dan untuk lantai kerja sebagai peletakan tulangan dibuat beton
dengan campuran 1 PC : 3 pasir : 5 kerikil setebal 6 cm.
Luas bidang pelat beton sebagai telapak kaki pondasi berupa bujur sangkar atau
persegi panjang. Telapak kaki yang berbentuk bujur sangkar biasanya terletak di
bawah kolom bangunan bagian tengah. Sedangkan yang berbentuk persegi
panjang biasanya ditempatkan pada bawah kolom pinggir bangunan atau samping
agar lebih stabil.

Luas telapak kaki pondasi foot plat ini tergantung pada perhitungan beban
bangunan yang diterima dan daya dukung tanah (σ tanah) pada lokasi bangunan
yang diperkenankan. Apabila daya dukung tanahnya semakin besar, maka luas
pelat kaki pondasi foot plat dapat dibuat lebih kecil.
Kedalaman pondasi biasanya 2-4 meter, tergantung daya dukung tanah
Cara menentukan kedalaman pondasi pada bangunan vertikal adalah dengan
melakukan uji lapisan tanah atau disebut dengan soil test dan sering disebut dengan
test sondir. Dalam hasil test sondir kita akan mendapatkan beberapa hasil
(kesimpulan) yang direkomendasi, diantaranya;

Dapat diketahui historis kondisi tanah yang akan kita dirikan bangunan, apakah tanah
keras, tanah labil, tanah bekas urugan, tanah bekas rawa atau tanah berbatu.
Dapat diketahui jarak kedalam lapisan tanah terkeras yang diijinkan dari muka tanah,
sehingga diketahui kedalaman pondasinya.
Evaluasi karateristik kondisi tanah dan batuan.
Rekomendasi desain pondasi dan desain struktur bawah bangunan.
Dapat menentukan sistem struktur pondasi yang cocok, tepat serta baik dan benar.
Luas Pondasi = Beban / sigma tanah (beban total dibagi daya dukung tanah).
Misal : Tanah merah darat asli di DKI sendiri termasuk jenis tanah keras, dg sigma tanah lebih besar dari 0,5 kg/ cm2.
Rata-rata sigma tanah darat asli DKI sktr 0,7–0,8 kg/ cm2.
Beban terdiri dari beban mati DL (dead load), dan beban hidup LL (live load). Jadi jumlah Beban = DL + LL.
DL merupakan seluruh beban dari bangunan, seperti: genteng, kuda-kuda, ringbalok, dinding bata + plesteran, kusen
kayu, kaca, lantai keramik, plafond gypsum ….dst.
LL merupakan beban hidup yg meliputi beban manusia (penghuni), tukang saat bekerja, lemari, meja, dll perabotan.
Sekarang coba menghitung beban total ::
1. Beton (balok, plat lantai, kolom, dll) = 2.400 kg/ m3
2. — Pasangan bata = 250 kg/ m2
- Plester aci = 100 kg/ m2
3. Beban genteng, kuda-kuda baja, kusen, kaca, plafond, pasangan keramik, dst … (tidak ditampilkan di sini, silahkan
adik-adik mencari sendiri di internet/ literature lain)
4. Beban hidup utk rumah tinggal = 200 kg/ m2
Setelah total beban ketemu (taruhlah 140 ton), maka kita dapat menentukan luas pondasi total.
Luas Pondasi = 140.000 kg : 0,7 kg/ cm2 = 200.000 cm2
Jumlah pondasi ada 16, maka luas 1 pondasi = 200.000 : 16 = 12.500 cm2
Jika pondasi ini berbentuk bujur sangkar, maka panjang sisinya adalah akar dari 12.500 = 111,8 cm.
Untuk jaga-jaga, perlu kita berikan angka keamanan. Angka keamanannya 15%, maka ukuran pondasi menjadi 120 x
120 cm.
Konstruksi pondasi foot plat dan pondasi menerus
Kondisi Foot Plat
Dari samping
Tulangan mengikuti bentuk telapak pondasi, sedangkan beton decking adalah
beton atau spesi yang di bentuk sesuai dengan ukuran selimut beton yang di
inginkan
Detail Penulangan Pondasi
Tambahkan plat
Jika diberi beban lebih Tambahkan plat

Jika pondasi
Pondasi menerus
Footplat Penguatan double sloof
sudah tidak
lebih dalam Termasuk pada konstruksi
Diperlukan apa bila posisi plat lebih dalam
(perlu tambahan dinding) panggung
(pondasi setempat)
Contoh denah penggambaran bangunan bertingkat 2 pada rumah :
Gambar Struktur ?
▪ Rencana Pondasi
▪ Rencana Pola Lantai
▪ Rencana Plafond dan T. Lampu, beserta detail
▪ Rencana Kusen
▪ Rencana Atap, kuda-kuda, & Detail
▪ Detail Balok
▪ Detail Dinding
▪ Tangga dan Detail
▪ Detail lainnya (misal profil kolom, railing, beranda, overstek kanopi, ram, dsb)
Gambar Mekanikal & Elektrikal – Plumbing, termasuk septictank?
Gambar PRELIMINARY - Pendahuluan ?
▪ Denah ?
▪ Potongan ?
▪ Tampak ?
▪ Site Plan ?
▪ Layout Plan ?
▪ Tampak Atas.
▪ Perspektif - Eksterior.
▪ Interior.
▪ Detail Ruang / Detail Lainnya.
Berbagai pondasi
foot plat dengan
dimensinya
Bentuk telapak tergantung
daya dukung tanah, besarnya
kolom dan penempatannya
tergantung desain bangunan
Apakah akan kuat / tidak berbahaya?
Selama pembesiannya benar, betonnya bagus, dan pengecoran sloof bersamaan, maka
akan dihasilkan sub struktur yg solid dan rigid. Dg kata lain jika terjadi apa-apa, misal pd
satu titik ternyata ada beban yg lebih besar, atau ada bagian tanah yg turun, maka sub
struktur yg solid dan rigid ini akan bekerja bersama-sama. Jika terpaksa terjadi sedikit
penurunan pondasi, maka semua pondasi akan turun, dan oleh karenanya tidak
menyebabkan kerusakan dinding.

Anda mungkin juga menyukai