Anda di halaman 1dari 14

Daftar Obat dan Fungsinya

Merek Isi Fungsi Ket


Mazol salp Setiap 5 g. ERPHAMAZOL Anti jamur
CREAM mengandung 1 %
Clotrimazole.
Ambroxol Syr Amboxol Batuk
PCT PCT Fever
Alleron RA
Piroxicam Piroxicam RA,
Sediaan 20mg & Gout,Pegel-
10mg Pegel 2X
pemberian
Caviplek Vit C, As. Folat, Suplemen
Neurodex B1, B2, B6, B12 Suplemen
Antasida Antasida doen ↓ As. Lambung,
Dispepsia
OBH Syr Batuk berdahak
Dexa Dexamethason Anti Inflamasi
As. Mafenamat Anti Peuretik
Etaflusin Flu
Cipro Ciprofloxacin Antibiotik
2Xpemberian
Captopril Captopril Anti Hypertensi
Sediaan 12.5mg,
25mg, 50mg
Amoxilin Amoxilin Antibiotik 3X
pemberian
Ibuprofen Anti piuretik Dosis : dewasa
≠Asam 3X sehari,
Anak-anak
20mg/kg
BB/hari dibagi
menjadi
beberapa kali
pemberian
Komeron Dicofenak sodium, natrium (Pegel-Pegel) Mengurangi
diclofenak 2X pemberian efek
diuretika.
Dosis dewasa
75-150mg/ha
ri
CTM Clorpheniramide maleat Anti Alergi
klasik
(antihistamin)
Ranitidine 150mg Ranitidine Dispepsia, ↓ Kontra
As. Lambung, indikasi pada
tukak usus 12 wanita hamil
jari dan menyusui
Molagit Attapulgite 700 mg, pectin 50 mg Dispepsia, Dewasa dan
Diare tdk Anak > 12
spesifik tahun : 2
tablet tiap
kali sesudah
BAB.
Maksimal 12
tablet/hari.
Anak 6-12
tahun : 1
tablet tiap
kali sesudah
BAB.
Maksimal 6
tablet/hari.
Betason Betametasone, Neomicin Antibiotik
radang kulit
akut dan Sub
akut
Primadex sulfametoksazol 200 mg, dan Antibiotik
trimetoprim 40 mg.  untuk Diare,
OMA, ISK,
Influenza
Flumin Influenza
Domperidone Domperidone 10mg Anti Mual,
10mg dipepsisa
Metronidazol Antibiotik Flour
Albus
Grazeo Piroxicam RA,
Gout,Pegel-
Pegel 2X
pemberian
Erlamicetin Antibiotik mata
& telinga
Griseofulvin Griseofulvin 125 mg Antibiotik
Jamur
Furosemid Diuresis oedem
luka bakar,
oedem
kelainan
jantung,
Meringankan
kerja jantung
hiperensi
Metformin 500mg Metformin HCL 500mg DM, ↑insulin
Tyalisin Syr. Curcuma Suplemen
Hidrocortison Salp Antibiotik
urtikaria
Gom Sariawan
Hufabion FE Anemia
Vitazim Pancreatin 50 mg, papain 10 mg, kembung, mual,
ox bile 50 mg, curcuma rhizoma 35 perih lambung,
mg, liver extr 50 mg, vit minerals. sulit BAB.
Gangguan hati
dan empedu.
Merangsang
nafsu makan
dan
pertumbuhan
anak.
VitCur Curcuma Suplemen
Hufaxol Ambroxol Cough
Infalgin 500mg Antalgin 500mg Antipiuretik
Antalgin Antalgin Antipiuretik
Glibenclamide DM, ↑insulin
Acyclovir tab. & Antivirus
salp
Lerzyn Cetrizine diHCL Anti Alergi
Reco tts mata Chloramphenicol Conjungtivitis
bakterial
Novamag Antasida Dispepsia, C
As. Lambung
Molexflu PCT 500mg,Phenilpropanolamin Masuk angin,
HCL12.5mgclorphenilaminemaleat Flu, batuk,
e 2mg Nyeri
Loratadine Anti histamin Tidak
10mg/5mg gol. 2 (bersin- menyebabkan
bersin, gatal- kantuk, efek
gatal, mata samping :
berair, hidung lelah, sakit
meler). Dosis kepala,
dewasa :1X1 somnolensi,
anak-anak 2-12 mulut kering,
th : BB<30kg gangguan
½ tab 5mg/ hari pencernaan,
BB>30kg 1 tab nausea,
10mg/hari gastritis, dan
gejala alergi
yang
menyerupai
ruam
B6 Vitamin B6 Vitamin, anti
mual untuk ibu
hamil
Teosal Salbutamol Sulfate, Theophiline Asama Bronkial
150mg
Spasminal metampiron, pavaperin, dan ekstrak Pereda nyeri Tidak untuk
belladona. dan untuk ibu hamil,
melemaskan dan
otot polos usus, TD↓100mmh
otot saluran g
kemih, otot
saluran empedu
yang
menegang.
Betahistine Betahistine mesylate Vertigo
Griseofulvin Griseofulvin 125 mg pengobatan Dewasa, pada
antibiotik yang bersifat fungistatik infeksi jamur umumnya 4
(ring-worm) kali sehari 1
pada kulit, tablet sudah
rambut dan cukup. Untuk
kuku yang kasus
disebabkan tertentu
oleh mungkin
Microsporum, diperlukan
Epidermophyto dosis awal
n dan yang lebih
Trichophyton. tinggi yaitu 8
tablet sehari.
Anak-anak,
sehari 10 mg
per kg berat
badan.
Lama
pengobatan
dilakukan
paling sedikit
4 minggu.
Untuk kasus
tertentu
misalnya
infeksi kuku,
pengobatan
dapat
berlangsung
selama 6 - 12
bulan.
Terapi
dihentikan
sekurang-
kurangnya 2
minggu
setelah
infeksi hilang.
Guanistrep Kaolin986 mg , Pektin 40 mg, pengobatan Bayi: 6 - 12
Sadium citrate0.3 % simtomatik bln: 1 sendok
pada diare, takaran, 1
karena kali sehari
pencernaan Anak-anak: 1
yang tidak - 3 thn: 1
normal, dan sendok
diare karena takaran, 2
penyebab lain kali sehari
yang tidak 3 - 10 thn: 2
diketahui sendok
secara pasti takaran, 2 - 3
kali sehari
Dewasa: 2
sendok
takaran, 3 - 4
kali sehari
Pirantel pamoat Dosis tunggal Obat cacing Dosis
125mg 100mg/BB
Candistatin drops Nistatin Drop 100,000 iu/mL x 12 Pengobatan Dewasa : 4
mL x 1 kandidiasis kali sehari 1 -
pada rongga 2 mL. Anak :
mulut (oral 3 sampai 4
thrush), kali sehari 1
kandidiasis mL.
pada Profilaksis : 1
kerongkongan, kali sehari 1
dan sal cerna. mL
Diare non
spesifik pada
bayi atau anak.
Profilaksis oral
thrush pada
bayi baru lahir
Cefadroxil cefadroxil 500 mg Infeksi saluran
pernafasan :
tonsillitis,
faringitis,
pneumonia,
otitis media.
Infeksi kulit
dan jaringan
lunak.
Infeksi saluran
kemih dan
kelamin.
Infeksi lain:
osteomielitis
dan septisemia.
methilprednisolon Steroid
e

KUSTA
kusta atau lepra adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang sebelumnya, diketahui
hanya disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae,[1] hingga ditemukan bakteri
Mycobacterium lepromatosis oleh Universitas Texas pada tahun 2008, yang menyebabkan
endemik sejenis kusta di Meksiko dan Karibia, yang dikenal lebih khusus dengan sebutan
diffuse lepromatous leprosy. Sedangkan bakteri Mycobacterium leprae ditemukan oleh
seorang ilmuwan Norwegia bernama Gerhard Henrik Armauer Hansen pada tahun 1873
sebagai patogen yang menyebabkan penyakit yang telah lama dikenal sebagai lepra. Saat ini
penyakit lepra lebih disebut sebagai penyakit Hansen, bukan hanya untuk menghargai jerih
payah penemunya, melainkan juga karena kata leprosy dan leper mempunyai konotasi yang
begitu negatif, sehingga penamaan yang netral lebih diterapkan untuk mengurangi stigma
sosial yang tak seharusnya diderita oleh pasien kusta.

Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari saluran
pernapasan atas; dan lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari luar. Bila tidak
ditangani, kusta dapat sangat progresif, menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf,
anggota gerak, dan mata. Tidak seperti mitos yang beredar di masyarakat, kusta tidak
menyebabkan pelepasan anggota tubuh yang begitu mudah, seperti pada penyakit tzaraath.

Kusta/lepra, mengakibatkan luka pada kulit serta menimbulkan kerusakan syaraf. sangat
menular,

Penyebab

bakteri : Mycobacterium leprae, Anak-anak dan balita lebih rentan terhadap lepra jika
dibandingkan dengan orang dewasa.

kusta dibagi menjadi dua golongan : tuberkuloid dan lepromatosa. lepromatosa memiliki daya
rusak lebih kuat, biasanya muncul benjolan di area kulit.

Gejala  

 Otot melemah
 Mati rasa pada sebagian anggota tubuh seperti tangan dan kaki
 Bentuk dan warna luka yang lebih terang dibanding warna asli kulit
 Kehilangan sensitifitas pada daerah luka tersebut
 Luka akan tetap ada selama beberapa minggu ke depan hingga hitungan bulan

Langkah pengobatan
Minocycline, fluoroquinolones, makrolid, rifampisin, dapson dan clofazamine diberikan pada
pasien untuk menyingkirkan sekaligus membasmi kuman dan bakteri mycobacterium leprae.

untuk mengurangi efek peradangan yang terjadi akibat luka diberikan thalidomide, prednison
atau aspirin.
Vitamin A
Bulan vitamin A Februari dan Agustus

Kapsul biru (dosis 100.000 IU) untuk umur 6-11 bln

kapsul merah (dosis 200.000 IU) untuk anak umur 12-59 bln.

Vitamin A kapsul merah juga diberikan kepada ibu nifas.

Waktu Pemberian Suplementasi Vitamin A

 Untuk bayi umur 6-11 bulan pada bulan Februari atau Agustus

Pastikan anak belum menerima pemberian kapsul vitamin A dalam 1 bulan terakhir.

vitamin A untuk ibu nifas

berikan saat usia bayi (0- 42 hari).

Fungsi :

 1 kapsul Vitamin A merah untuk meningkatkan Vitamin A dalam ASI selama 60 hari
 Pemberian 2 kapsul Vitamin A merah untuk meningkatkan Vitamin A dalam ASI
sampai bayi berusia 6 bulan.
 Kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan
 Mencegah infeksi pada ibu nifas
1. Waktu pemberian bagi ibu nifas

Kapsul Vitamin A merah (200.000 SI) diberikan 2 kali yaitu  :

 1 (satu) kapsul segera setelah saat persalinan


 1 (satu) kapsul diminum 24 jam sesudah pemberian kapsul pertama

Catatan :

Jika sampai 24 jam setelah melahirkan ibu tidak mendapat vitamin A, maka kapsul Vitamin
A dapat diberikan  pada kunjungan ibu nifas atau  pada KN 1 (6-48 jam) atau saat pemberian
imunisasi hepatitis B (HB0)  pada KN 2 (bayi berumur 3-7 hari) atau  pada KN 3 (bayi
berumur 8 -28 hari).

Suplementasi Vitamin A juga diberikan pada Situasi Khusus

1. Bila ada Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan infeksi lain, maka suplementasi vitamin
A diberikan pada :

 Seluruh balita yang ada di wilayah tersebut diberi 1 (satu) kapsul Vitamin A dengan
dosis sesuai umurnya.
 Balita yang telah menerima kapsul Vitamin A dalam jangka waktu kurang dari 30 hari
(sebulan) pada saat KLB, maka balita tersebut tidak dianjurkan lagi untuk diberi
kapsul.
HERPES

Herpes zoster disebabkan oleh virus varicella-zoster.

virus akan memperbanyak diri (multiplikasi) dan membentuk bintil-bintil kecil berwarna
merah, berisi cairan, dan menggembung pada daerah sekitar kulit yang dilalui virus tersebut.
Herper zoster cenderung menyerang orang orang dewasa dan penderita imunosupresif (sistem
imun lemah) seperti penderita AIDS, leukemia, lupus, dan limfoma.

Penularan

Herpes zoster ditularkan melalui kontak langsung, melalui pernapasan.

Ciri-ciri

1. rasa sakit seperti terbakar dan kulit menjadi sensitif hingga 1 minggu.
2. Ruam shingles muncul dari lepuhan (blister) kecil di atas dasar kulit merah terus
muncul dalam 3-5 hari.
3. Bintil atau lepuh akan pecah dan berair, kemudian daerah sekitarnya akan mengeras
dan mulai sembuh. Gejala akan terjadi dalam selama 3-4 minggu.
4. Pada sebagian kecil kasus, ruam tidak muncul tetapi hanya ada rasa sakit.

Pengobatan

1. Antiviral dalam kurun waktu 72 jam setelah terbentuk ruam akan mempersingkat
durasi terbentuknya ruam dan meringankan rasa sakit akibat ruam tersebut.
2. Apabila ruam telah pecah, maka penggunaan antiviral tidak efektif lagi.
3. Antiviral yang biasa digunakan untuk perawatan herpes zoster adalah Acyclovir,
Famciclovir, dan Valacyclovir.
4. Untuk meringankan rasa sakit digunakan kortikosteroid oral (contoh prednisone).
5. Mengatasi neuralgia pascaherpes digunakan analgesik (Topic agents), antidepresan
trisiklik, dan antikonvulsan (antikejang). Contoh Phenytoin, carbamazepine, dan
gabapentin.
DISENTRI

Disentri, yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur
darah . Gejala-gejala disentri antara lain adalah:

 Buang air besar dengan tinja berdarah


 Diare encer dengan volume sedikit
 Buang air besar dengan tinja bercampur lender(mucus)
 Nyeri saat buang air besar (tenesmus)

Penanganan
1. Perhatikan keadaan umum anak, bila anak appear toxic, status gizi kurang, lakukan
pemeriksaan darah (bila memungkinkan disertai dengan biakan darah) untuk mendeteksi
adanya bakteremia. Bila dicurigai adanya sepsis, berikan terapi sesuai penatalaksanaan sepsis
pada anak. Waspadai adanya syok sepsis.

2. Komponen terapi disentri :

a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit.

b. Diet

c. Antibiotika

d. Sanitasi

a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit


Seperti pada kasus diare akut secara umum, hal pertama yang harus diperhatikan dalam
penatalaksanaan disentri setelah keadaan stabil adalah penilaian dan koreksi terhadap status
hidrasi dan keseimbangan elektrolit.

b. Diet

Anak dengan disentri harus diteruskan pemberian makanannya. Berikan diet lunak tinggi
kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi. Dosis tunggal tinggi vitamin A (200.000 IU)
dapat diberikan untuk menurunkan tingkat keparahan disentri, terutama pada anak yang
diduga mengalami defisiensi. Untuk mempersingkat perjalanan penyakit, dapat diberikan
sinbiotik dan preparat seng oral8,9. Dalam pemberian obat-obatan, harus diperhatikan bahwa
obat-obat yang memperlambat motilitas usus sebaiknya tidak diberikan karena adanya risiko
untuk memperpanjang masa sakit.

c. Antibiotika

• Pilihan utama untuk Shigelosis (menurut anjuran WHO) : Kotrimoksazol (trimetoprim


10mg/kbBB/hari dan sulfametoksazol 50mg/kgBB/hari) dibagi dalam 2 dosis, selama 5 hari.

• Alternatif yang dapat diberikan :

1. Ampisilin 100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis


2. Cefixime 8mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis
3. Ceftriaxone 50mg/kgBB/hari, dosis tunggal IV atau IM
4. Asam nalidiksat 55mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.

Dalam 2 hari

1. panas turun, sakit dan darah dalam tinja berkurang,


2. frekuensi BAB berkurang, dll.

Bila dalam 2 hari tidak terjadi perbaikan,

• Terapi yang dipilih sebagai antiamebik intestinal pada anak adalah Metronidazol 30-
50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Bila disentri memang disebabkan
oleh E. hystolistica, keadaan akan membaik dalam 2-3 hari terapi.
IMUNISASI DASAR

1. BCG diberikan 1 kali (pada usia 1 bulan)


2. DPT diberikan 3 kali (pada usia 2,3,dan 4 bulan)
3. Polio diberikan 4 kali (pada usia 1,2,3, dan 4 bulan)
4. Campak diberikan 1 kali (pada usia 9 bulan)
5. Hepatitis B diberikan 1 kali (pada usia 0-7 hari)

Efek Yang mungkin timbul

1. BCG = Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat
suntikan. Setelah 2-3 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil yang
menjadi luka dengan garis tengah sekitar 10 mm. Jangan diberi obat apapun, dan
biarkan luka tetap terbuka. Luka tersebut akan sembuh dengan sendirinya dan
meninggalkan parut yang kecil.
2. DPT = Kadang2 bayi menderita panas setelah mendapat vaksin ini. Tetapi panas ini
umumnya akan sembuh dalam 1-2 hari. Sebagian bayi merasa nyeri, sakit, merah atau
bengkak di tempat suntikan. sedangkan sebagian bayi lainnya tidak. Keadaan ini tidak
berbahaya dan tidak perlu pengobatan, akan sembuh sendiri.
3. Polio = Tidak ada efek samping
4. Campak = anak mungkin panas pada hari ke 5-12 sesudah suntikan. Kadang2 disertai
kemerahan pada kulit seperti campak. Hal ini adalah gejala penyakit campak ringan
dan umumnya setelah 1-2 hari akan hilang.
5. Hepatitis B = Tidak ada efek samping

apa yang perlu disampaikan kepada ibu yang anaknya demam setelah diimunisasi?

1. Lebih sering meneteki (ASI) dari biasanya, untuk menjamin bayi/anak menerima
cukup zat cair. Jika bayi berusia lebih dari 6 bulan boleh diberi tambahan air minum.
2. Memberikan obat penurun panas dengan dosis sesuai anjuran dokter.
3. Mengompres dahi bayi dengan menggunakan kain yang dibasahi air hangat.
4. Membawa bayi ke dokter atau layanan kesehatan jika demam berlanjut. 

5 macam Vaksin imunisasi dasar

Untuk imunisasi dasar yang harus diberikan pada bayi antara lain.


 Vaksin Polio; Bibit penyakit yang menyebabkan polio adalah virus, vaksin yang digunakan
oleh banyak negara termasuk Indonesia adalah vaksin hidup (yang telah diselamatkan) vaksin
berbentuk cairan. pemberian pada anak dengan meneteskan pada mulut. Kemasan sebanyak 1
cc / 2 cc dalam 1 ampul.
 Vaksin Campak; Bibit penyakit yang menyebabkan campak adalah virus. Vaksin yang
digunakan adalah vaksin hidup. Kemasan dalam flacon berbentuk gumpalan yang beku dan
kering untuk dilarutkan dalam 5 cc pelarut. Sebelum menyuntikkan vaksin ini, harus terlebih
dahulu dilarutkan dengan pelarut vaksin (aqua bidest). Disebut beku kering oleh karena
pabrik pembuatan vaksin ini pertama kali membekukan vaksin tersebut kemudian
mengeringkannya. Vaksin yang telah dilarutkan potensinya cepat menurun dan hanya
bertahan selama 8 jam.
 Vaksin BCG; Vaksin BCG adalah vaksin hidup yang berasal dari bakteri. Bentuknya vaksin
beku kering seperti vaksin campak berbentuk bubuk yang berfungsi melindungi anak
terhadap penyakit tuberculosis (TBC). Dibuat dari bibit penyakit hidup yang telah
dilemahkan, ditemukan oleh Calmett Guerint. Sebelum menyuntikkan BCG, vaksin harus
lebih dulu dilarutkan dengan 4 cc cairan pelarut (NaCl 0,9%). Vaksin yang sudah dilarutkan
harus digunakan dalam waktu 3 jam. Vaksin akan mudah rusak bila kena sinar matahari
langsung. Tempat penyuntikan adalah sepertinya bagian lengan kanan atas.
 Vaksin Hepatitis B; Bibit penyakit yang menyebabkan hepatitis B adalah virus. Vaksin
hepatitis B dibuat dari bagian virus yaitu lapisan paling luar (mantel virus) yang telah
mengalami proses pemurnian. Vaksin hepatitis B akan rusak karena pembekuan dan
pemanasan. Vaksin hepatitis B paling baik disimpan pada temperatur 2,8°C. Biasanya tempat
penyuntikan di paha 1/3 bagian atas luar.
 Vaksin DPT; Terdiri toxoid difteri, bakteri pertusis dan tetanus toxoid, kadang disebut
“triple vaksin”. Berisi vasin DPT, TT dan DT. Vaksin DPT disimpan pada suhu 2,8°C
kemasan yang digunakan : Dalam -    5 cc untuk DPT,   5 cc untuk TT,   5 cc untuk DT.
Pemberian imunisasi DPT, DT, TT dosisnya adalah 0,5 cc. Dalam pemberiannya biasanya
berupa suntikan pada lengan atau paha.

Anda mungkin juga menyukai