Anda di halaman 1dari 3

Laporan Observasi Kebersihan Lingkungan SMKN 2 Kota Bima

Kebersihan lingkungan merupakan faktor penentu sehat tidaknya lingkungan tempat


tinggal. Di sekolah, kebersihan lingkungan mencerminkan kebersihan warga sekolah itu
sendiri. Warga sekolah bertanggung jawab penuh, karena merekalah yang setiap hari
memakai sarana dan prasarana sekolah. Alasan kami mengadakan observasi kebersihan
lingkungan sekolah adalah kami merasa prihatin dengan keadaan kebersihan lingkungan di
sekolah kita, SMKN 2 Kota Bima, yang akhir-akhir ini kurang dipedulikan oleh warga
sekolah. Di samping itu, kami ingin menyadarkan kepada warga sekolah tentang pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan terutama lingkungan sekitar sekolah.
Kami sebagai warga SMKN 2 Kota Bima merasa tergugah dalam menghadapi
masalah kebersihan lingkungan yang akhir-akhir ini semakin memprihatinkan. Kami
mencoba melakukan observasi lapangan untuk mendapatkan bukti-bukti keadaan kebersihan
lingkungan yang ada di sekolah. Hasil dari observasi lapangan yang kami lakukan, kami
mendapatkan fakta bahwa masih banyak warga sekolah, khususnya peserta didik, yang
kurang memperhatikan kebersihan lingkungan sekitarnya. Fakta yang kami temukan saat
observasi lapangan, antara lain:
1. Banyak peserta didik yang masih membuang sampah tidak pada tempatnya, dibuktikan
dengan adanya plastik atau bungkus-bungkus makanan di halaman sekolah yang
berserakan, bungkus makanan di pot tanaman dan ember pembuangan air AC;
2. Kurangnya perhatian warga sekolah terhadap selokan yang mampet atau tersumbat,
jika musim penghujan datang selokan yang tersumbat akan mengakibatkan belum
berfungsinya selokan secara maksimal, mengakibatkan air menggenang di halaman
sekolah;
3. Petugas piket harian yang bekerja kurang maksimal dalam membersihkan lingkungan
kelasnya, dibuktikan dengan selokan kecil yang terdapat di depan kelas tidak
dibersihkan atau dibuang sampah-sampahnya serta bekas permen karet atau benda
lengket lainnya yang menempel di lantai kemudian menghitam, dan menjadi alasan
bagi petugas piket tidak membersihkannya karena merasa jijik;
4. Penggunaan penghapus cair atau tipe-x yang tidak sesuai pada tempatnya, dibuktikan
dengan aksi jahil para peserta didik dengan corat-coret laci meja yang sebetulnya hal
ini telah merujuk pada perusakan atau vandalisme sarana sekolah;
5. Laci meja yang di dalamnya terdapat sampah atau benda-benda yang seharusnya tidak
dibawa saat KBM, salah seorang peserta didik mengatakan bahwa alasan dia tidak
segera membuang sampah yang ada di lacinya terutama sampah bungkus makanan
adalah rasa malas, menunggu sampah sampai banyak, dan baru akan dibuang jika
waktu istirahat telah tiba.
6. Penempelan stiker-stiker tidak jelas asal-usulnya yang kemudian mengganggu
pemandangan sarana sekolah, terutama pada papan tulis.
7. Sampah yang dibiarkan membusuk di dalam tempat sampah dan tidak dibuang ke
tempat pembuangan akhir.

Dari beberapa contoh di atas dapat kita simpulkan, bahwa masalah kebersihan
lingkungan yang terjadi di sekolah kita, rata-rata disebabkan oleh kurangnya kesadaran warga
sekolah dalam menjaga kebersihan lingkungannya sendiri. Untuk mencegah dan mengatasi
berbagai permasalahan di atas, hal-hal yang dapat kita lakukan antara lain:
1. Memberlakukan kembali sistem pemisahan sampah organik dan anorganik atau
sampah basah dan kering, termasuk sampah yang ada pada Tempat Pembuangan Akhir
(TPA).
2. Menggalakkan budaya menghindari atau melakukan tindakan seminimal mungkin
melanggar tata tertib sekolah, khususnya masalah kebersihan lingkungan.
3. Mengikutsertakan seluruh warga sekolah dalam kegiatan Jumat Terpadu Kerja Bakti,
mulai dari kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, sampai pedagang di kantin bekerja
membersihkan lingkungan sekolah.
4. Melakukan sosialisasi atau penyuluhan dan pendidikan lingkungan untuk
menumbuhkan kesadaraan warga sekolah tentang pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan.
5. Guru wajib menegur dan menasehati peserta didik yang membuang sampah
sembarangan, kalau perlu ada kebijakan dari sekolah untuk memberikan denda bagi
warga sekolah yang membuang sampah sembarangan.
6. Guru memberi contoh yang baik dalam menjaga kebersihan lingkungan.
7. Memperbanyak pemasangan slogan atau simbol-simbol yang berkenaan dengan
kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan sejak dini yang dimulai dari
lingkungan sekolah dan nantinya akan di pasang di tempat-tempat yang strategis,
termasuk di ruang kamar mandi/WC.
8. Membudayakan sikap gotong-royong dan saling bahu membahu.
9. Menegakkan hukum atau aturan tata tertib secara adil dan konsisten untuk menghidari
terjadinya pencemaran lingkungan.
Apabila kegiatan-kegiatan di atas dapat dilakukan nantinya akan berdampak pada
kebersihan lingkungan sekolah yang terjaga dan dapat membuat citra SMKN 2 Kota Bima
dalam hal kebersihan menjadi lebih baik.

Pada prinsipnya menjaga kebersihan lingkungan itu memiliki banyak manfaat, antara lain:
1. Terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kurang sehat.
2. Lingkungan menjadi lebih sejuk dan terasa indah.
3. Pemandangan sarana sekolah yang nyaman dipandang.
4. Lebih tenang dalam menjalankan aktivitas sehari-hari di sekolah.
5. Bebas dari polusi tanah, air, dan udara.
6. Kebersihan lingkungan yang terjaga dengan baik dapat mendorong semangat belajar
peserta didik.
7. Kebersihan lingkungan sekolah menjadi salah satu keunggulan sekolah.
8. Merupakan perilaku cerminan budaya sekolah.
9. Lingkungan yang bersih dan sehat dapat memperlancar kinerja otak manusia.
10. Lingkungan yang bersih dapat menciptakan suasana dan inspirasi baru.

Dari pembahasan mengenai kebersihan lingkungan di atas, kesimpulan yang dapat


kita ambil adalah kebersihan lingkungan sekolah menjadi tanggung jawab bersama seluruh
warga sekolah. Oleh karena itu, kebersihan harus dijaga agar situasi dan kondisi sekolah
nyaman untuk melakukan aktivitas kegiatan, khususnya kegiatan pembelajaran. Sistem
pemisahan sampah perlu digalakkan kembali yang didukung dengan kesadaran dan
kepedulian warga sekolah terhadap lingkungan. Para guru juga dapat memberikan contoh
kepada peserta didik untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah, seperti dengan
membuang sampah pada tempatnya dan juga memberi arahan atau teguran pada peserta didik
yang terlihat ataupun sering membuang sampah sembarangan. Jika sekolah itu bersih, jauh
dari kesan kotor atau kumuh, maka citra sekolah di masyarakat pun juga akan baik.

Anda mungkin juga menyukai