NIM : 120190025
Program Studi : Teknik Industri
Mata Kuliah : KEWARGANEGARAAN RH
Kewarganegaraan
Jelaskan Yang Dimaksud Dengan Relasi Antara Pendidikan Kewarganegaraan Dengan
Program Studi Anda Dan Tujuan Negara Mencerdaskan Kehidupan Bangsa?
Kenakalan remaja mungkin sudah menjadi hal yang bahkan dapat dikatakan wajar jika
ditinjau di masa sekarang. Contohnya dapat seperti minum-minuman keras di bawah umur
yang banyak orang tua zaman dulu menandainya sebagai hal yang nakal. Tetapi, pada zaman
sekarang mungkin masih terdapat sebagian yang mengira hal tersebut nakal dan ada juga yang
menganggap lumrah. Contoh lain, seperti berhubungan intim di luar nikah yang sebelumnya
merupakan perilaku yang benar-benar nakal, tetapi sekarang banyak yang menganggap hal
tersebut lumrah. Sebetulnya masih banyak lagi kenakalan remaja yang lebih nakal dari yang
saya sebutkan, tetapi di sini kita akan membahas hanya dua itu saja.
Selanjutnya, untuk solusi dari kenakalan remaja secara mudahnya mungkin dapat saya
bilang dengan “sosialisasi kepada remaja”, “pembuatan kampanye agar tidak nakal kepada
remaja”, “memberitahu mereka agar tidak melakukan hal tersebut”. Secara lapangannya, perkataan
tersebut hanya melewati lubang telinga dan keluar lagi dari lubang yang lainnya, tetapi memang
ada yang dapat menangkap maksud dari sosialisasi, kampanye, atau pemberitahuan saja. Jika di
analisis secara sederhana menggunakan pertanyaan “mengapa?” mungkin akan menjadi seperti ini.
“Mengapa anak muda zaman sekarang suka minum-minuman keras di bawah umur?”, mungkin
jawabannya akan seperti “karena kalau tidak minum berarti tidak asik”. “Mengapa tidak minum
dapat dinyatakan sebagai tidak asik?”, jawabannya dapat berupa “Karena itu merupakan aturan di
pertemanan saya”. “Mengapa hal tersebut dapat dijadikan aturan dalam lingkungan pertemanan”,
jawabannya “karena lingkungan pertemanan tersebut tidak ingin berteman dengan orang yang
culun”. “Mengapa lingkungan pertemanan tidak ingin orang yang culun?”, jawabannya “karena
akan direndahkan oleh pertemanan lainnya”. “Mengapa lingkungan pertemanan tersebut tidak mau
direndahkan oleh lingkungan lainnya?”, jawabannya “karena mereka merasa tidak percaya diri
dengan diri mereka sendiri dan lingkungannya”. “Mengapa mereka dapat tidak percaya diri?”,
jawabannya “Mungkin karena pengalaman buruk yang pernah di alami”. “Mengapa dia bisa
mengalami pengalaman yang buruk sehingga membuat dia tidak percaya diri?”, jawabannya
“karena kurangnya perhatian dari orang terdekatnya”. “Mengapa orang terdekatnya kurang
memberikan perhatian?”, jawabannya “karena orang terdekatnya tidak menginginkannya?”,
“karena dia merupakan kesalahan (hamil di luar nikah dalam konteks orang tua)”. Dan terjadilah
looping yang terjadi.
Terkadang, saya sendiri berpikir kalau masalah kenakalan remaja bukan diakibatkan oleh
orang tua, karena sifat orang tua akan dicerminkan ke anak dan seterusnya. Saya malah percaya
bahwa dengan pembangunan fasilitas publik seperti taman skateboard, open library (fisik), dan
fasilitas gratis yang memanjakan remaja akan lebih baik dari pada sosialisasi dan semacamnya.
Memang akan menjadi senjata makan tuan jika memanjakan remaja, tapi tidak salahnya bukan
dicoba?. Dengan pemberian fasilitas gratis, pikiran dari seorang akan terfokus pada “gratis”-nya
dan itu juga akan menarik perhatian para remaja lainnya jika tempat itu ramai dikunjungi. Dalam
hal ini menarik para remaja yang memang tertarik dalam bidang di fasilitas tersebut, seperti kutu
buku akan menarik kutu buku yang lainnya, pembicara akan menarik pembicara lainnya, dan
seterusnya. Menciptakan lingkungan yang sehat lebih penting dan saya lebih percaya bahwa
lingkungan di luar keluarga akan lebih memberikan pengaruh lebih besar dibandingkan lingkungan
dalam keluarga. Tetapi, mungkin itu akan berbeda jika orang tuanya sangat skeptis tentang dunia
luar seperti majikan hewan peliharaan yang takut melepaskan ikan air tawar di laut.