Anda di halaman 1dari 1

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Tuberkulosis

Oleh : dr. Thomas Handoyo, Sp. PD, K-P

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycrobacterium


Tuberculosis yang menular melalui udara, penularan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
terutama kontak langsung dan erat. Ukuran kuman 1-5 mikron dapat bertahan di udara beberapa
jam.
Kasus TB di Indonesia termasuk nomor 2 di dunia, sangat diperlukan pencegahan dan
pengendalian infeksi penyakit TB terutama fasyankes yang melayani pasien TB, sensitive dan
atau resisten.
Keadaan TB Paru yang dapat meningkatkan risiko penularan yakni : batuk produktif, BTA
positif, kavitas, tidak menerapkan etika batuk, belum atau tidak mendapatkan OAT, dan saat
dilakukan tindakan intervensi seperti induksi sputum, bronkoskopi suction.
Terdapat 4 Pilar TB, yaitu,
1. Manajerial, komitmen dari pimpinan fasyankes/ kepala dinas untuk membuat kebijakan
pelaksanaan PPI TB yang merupakan bagian dari program PPI dengan mengeluarkan SK
penunjang tim/penanggung jawab serta memfasilitasi kegiatan atau program yang akan
dilakukan.
2. Pengendalian Administratif, upaya untuk mencegah pajanan M. Tb kepada petugas
kesehatan, pasien, pengunjung dan lingkungan dengan menyediakan, mensosialisasikan
dan memantau pelaksanaan standar prosedur dan alur pelayanan. Mempercepat
tatalaksana pelayanan sehingga waktu berada pasien di fasyankes sesingkat mungkin.
3. Pengendalian Lingkungan, upaya peningkatan dan pengaturan aliran udara/ventilasi
dengan mengutamakan teknologi sehingga mencegah penyebaran/menurunkan kadar
pernik kea rah tertentu. Jenis ventilasi yaitu alamiah, mekanik dan ventilasi hybrid
(campuran antara alamiah dan mekanik). Pertukaran udara yang memenuhi persyaratan
PPI-TB minimal 12x/jam, diupayakan lebih dari sama dengan 12 air change per hour atau
pertukaran udara dalam waktu 1 jam terpisah dengan pasien umum.
4. Pengendalian dengan perlindungan diri, bertujuan untuk mengurangi risiko terpajan,
menggunakan respirator (masker N-95) terutama saat melakukan prosedur yang berisiko
tinggi untuk petugas, serta masker bedah untuk pasien. Sebaiknya dilakukan pengecekan
fit test untuk mengetahui ukuran masker N-95.

Anda mungkin juga menyukai