Anda di halaman 1dari 2

TUGAS JURNAL HARI KEDUA PELATIHAN IPCN PERSI APRIL 2023

Jurnal hari kedua dimulai dengan materi motivasi yg diberikan oleh Prof Budi Anna
Keliat. Disini kita di ajarkan menemukan sisi positif dari diri kita yang sudah kita capai dan
juga apa tujuan yang akan kita capai sebagai motivasi untuk diri kita agar terus belajar, bisa
bermanfaat untuk orang banyak dan tetap mengejar mimpi kita yang belum terwujud.
Materi kedua adalah tentang Role of IPCP disini dijelaskan terbentuknya komite PPI
bukan hanya semata untuk akreditasi tetapi komite PPI adalah cerminan standar pelayanan di
suatu Rumah Sakit dan Fasyankes, maka dari itu komite PPI memerlukan struktur organisasi
yang kuat dan saling mendukung satu sama lain. Komite PPI dipimpin langsung oleh direktur
RS dan salah satu anggotanya adalah IPCP yang merupakan kunci atau motor dalam
pencegahan infeksi dan bertanggung jawab tentang penyebaran informasi tentang prinsip-
prinsip PPI di rumah sakit. Di dalam materi ini juga dijelaskan tentang sejarah terbentuknya
IP (Infection Preventionist) dan pentingnya peran IPCP dalam pengendalian infeksi. IPCP di
dalam menjalani tugasnya harus mempunyai soft skill dan hard skill yang baik. Hal ini
dikarenakan IPCP dalam melaksanakan tugasnya selain memerlukan hard skill yaitu
pengetahuan tentang PPI yang bagus juga memerlukan soft skill yang bagus yaitu teknik
komunikasi yang baik.
Materi selanjutnya adalah tentang SSI (Surgical Site Infections) yang merupakan
salah satu kasus HAIs yang terjadi di Rumah Sakit. SSI adalah infeksi yang terjadi pada luka
operasi yang di dapatkan setelah 30-90 hari setelah dilakukan operasi. Banyak kerugian yang
terjadi karena kasus SSI seperti lama rawat yang meningkat, biaya yang meningkat, bahkan
sampai, menimbulkan kematian.
Materi yang keempat dan kelima adalah pembuatan program PPI dan pelaporan dari
program kerja yang sudah dilakukan oleh komite PPI. Disini kita diajarkan tentang langkah-
langkah pembuatan program PPI dengan target atau sasaran yang mungkin bisa kita ukur dan
realistis bisa kita capai sehingga dalam pelaporan dari program kerja lebih mudah dilakukan
evaluasi. Pelaporan dari program PPI dilaksanakan setiap bulan, triwulan dan tahunan kepada
ketua komite PPIRS dan Direktur RS
Materi selanjutnya adalah tentang penggunaan antibiotika yang bijak dimana
pengontrolan antibiotik yang bijak memerlukan 3 hal yang perlu disiapkan terlebih dahulu,
yang pertama adalah infrastruktur yaitu tim PPRA beserta 6 pilarnya, RAB dan laboratorium.
Kedua adalah implementasi yaitu sosialisasi tentang penggunaan antibiotika di rumah sakit
yang baik dan sistem pengumpulan data yang sistematis. Ketiga adalah evaluasi yaitu data-
data pemetaan pola kuman sehingga bisa diketahui peningkatan atau penurunan kasus
resisten antibiotika. Jika ketiga hal tersebut dapat dilaksanakan pengontrolan terhadap
pemberian antibiotika yang bijak dapat terlaksana. PPI dikatakan sebagai salah satu dari 6
pilar di dalam tim PPRA dalam pelaksaan penggunaan antibiotika yang bijak. PPI didalam
pelaksanaan penggunaan antibiotika yang bijak berperan dalam menurunkan resiko transmisi
dari host ke host lainya dimana tugas PPI menurunkan resiko infeksi dan PPRA menurunkan
resiko resistensi terhadap antibiotik sehingga menjadi satu kesatuan yang nantinya bisa
menurunkan angka resistensi antibiotika di rumah sakit.
Setelah pemberian materi, pertemuan terakhir kita diberikan praktek tentang spill kit,
APD dan kewaspadaan standar dimana kita diberikan video tentang penggunaan spill kit dan
APD serta diberikan contoh kasus kewaspadaan standar yang terjadi di rumah sakit. Hal ini
sangat bermanfaat bagi saya karena dengan praktek kita bisa lebih mampu untuk
mengaplikasikan materi yang sudah kita dapat sebelumnya. Sekian dan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai