Anda di halaman 1dari 2

Jessica Budiman

16722047
Mimpi Sepuluh Tahun Kedepan

Pada malam hari tadi, saya bermimpi kalau saya masih duduk di bangku SMA dan
sedang bercanda dengan teman sekelas. Namun angin pagi Kota Bandung yang bertiup kencang
dan sesekali terdengar bunyi suara kokokan ayam membuat mimpi saya buyar menghilang.
Mimpi semalam membuat saya tersadar bahwa waktu berjalan sangat cepat hingga tidak sadar
kalau waktu akan terbuang sia-sia jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Banyak orang bertanya,
“apa yang akan kamu lakukan di sepuluh tahun yang akan datang?” Pertanyaan yang singkat dan
tergolong mudah, tetapi kebanyakan orang merasa sulit untuk menjawabnya. Rasa menyesal
yang tak kunjung henti akan dirasakan jika saya salah memanfaatkan waktu apalagi jika itu akan
berdampak pada masa depan saya sendiri.

Sejujurnya masih belum terbesit di pikiran saya mengenai hal yang akan terjadi dan apa
yang akan dilakukan di 10 tahun kedepan. Tetapi di usia yang tergolong dewasa yaitu 27 tahun,
saya mungkin bisa membayangkan diri saya yang sudah mencapai setidaknya satu mimpi serta
cita-cita atau minimal proses yang saya lakukan sudah dekat dengan apa yang dicita-citakan.
Namun, apa saja mimpi saya untuk 10 tahun mendatang? Jawabannya mudah. Saya ingin
menjadi pebisnis wanita yang sukses dalam bidang wewangian. Bisa dalam bentuk sabun,
pelembab kulit, atau minyak wangi. Memang terdengar agak tidak relevan dengan fakultas
kuliah yang saya ambil sekarang namun, nantinya saya akan mengambil studi tingkat lanjut
jurusan bisnis agar saya bisa menjalankan usaha saya sendiri dengan baik.  

Kemudian, impian lain saya dalam 10 tahun kedepan adalah sudah bisa hidup mandiri
tanpa adanya bantuan finansial dari orang tua. Usia 27 tahun adalah usia dimana seseorang
harusnya sudah bisa mandiri secara finansial seperti menghasilkan dan mengelola uang sendiri
tanpa lagi bergantung pada orang lain. Lalu, dengan adanya penghasilan sendiri saya bisa
mengajak kedua orang tua saya berlibur bersama, entah di luar ataupun di dalam negeri. Alasan
saya menaruh mengajak kedua orang tua saya untuk berlibur bersama  di prioritas ketiga sebagai
cita-cita saya adalah karena selama ini, kedua orang tua saya sudah bekerja dengan sangat keras
dan penghasilan mereka juga bisa dibilang cukup atau pas untuk menyekolahkan kedua anaknya.
Mereka jarang memiliki waktu untuk berlibur, maka dari itu sudah sepantasnya saya sebagai
anak seharusnya bisa membahagiakan kedua orang tua saya.

Selanjutnya mimpi saya untuk 10 tahun kedepan adalah memiliki pasangan yang saling
mendukung, saling melengkapi, dan tentunya saling menyayangi satu sama lain. Manusia
merupakan makhluk sosial, dimana Tuhan menciptakan kita untuk tidak hidup sendiri. Kita
membutuhkan orang lain untuk menopang eksistensi masing-masing di dunia. Dengan kenyataan
ini, Tuhan menganugerahkan cinta kepada manusia untuk mencari dan menemukan
pasangannya. Makna pasangan bisa dalam arti sebagai sahabat, pasangan hidup, tempat berbagi
dan mendukung satu sama lain, dan masih banyak lagi. Dengan adanya teman atau pasangan
yang tepat, bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik secara jasmani maupun rohani.

Sebagai penutup, ini adalah mimpi saya, harapan saya, dan pemikiran saya untuk 10
tahun yang akan datang. Jika mimpi dan harapan ini terwujud, maka selamat datang di dunia
yang sesungguhnya dimana saya sudah bisa menjalankan hidup dengan baik dan sesuai kemauan
dan keinginan serta sesuai dengan cita-cita. Namun, jika masih belum tercapai jangan sedih
ataupun merenung tapi tetaplah berusaha karena bangkit dari kegagalan adalah hal yang mudah
untuk dikatakan namun sulit untuk dilakukan. Tak apa untuk jatuh berulang kali sebab jika
rencana tidak berhasil, ubah rencananya, tapi jangan ubah tujuan yang ingin dicapai.

Anda mungkin juga menyukai