Anda di halaman 1dari 3

19Share

Legenda Danau Toba

Legenda Danau Toba – Cerita rakyat memang sangat menarik untuk di ketahui kisahnya. Salah
satunya adalah Legenda Danau Toba, danau yang sangat luas nan indah. Cerita rakyat ini
berasal dari Sumatera Utara.

Pada zaman dahulu kala, ada seorang pemuda yang bernama Toba, ia yatim piatu dan bekerja
sebagai petani di bagian utara pulau Sumatera. Daerah tersebut sangatlah kering. Selain bertani
terkadang Toba suka memancing dan menangkap ikan (Dalam terminology orang Batak disebut
mandurung, yang artinya menangkap ikan dengan cara menjaring).

Hingga pada suatu hari ia pergi mandurung. Sudah setengah hari ia melakukan pekerjaan itu
namun tak satu pun ikan di dapatnya. Karena hari sudah mulai gelap maka Toba pun bergegas
hendak pulang ke rumah. Namun tanpa sengaja ia melihat seekor ikan yang besar dan indah, ikan
itu berwarna kuning emas.

Toba menangkap ikan besar itu dan dengan segera membawanya pulang. Sesampainya di rumah
karena sangat lapar maka ia hendak langsung memasak ikan itu, namun saat melihat ikan indah
itu, dia pun mengurungkan niatnya. Ia lebih memilih untuk memeliharanya. Lalu Toba
menaruhnya di sebuah wadah yang besar dan memberi ikan tersebut makanan.

Keesokan harinya seperti biasa, ia pergi bertani ke ladangnya, dan hingga tengah hari ia pun
pulang ke rumah dengan tujuan hendak makan siang. Tetapi alangkah terkejut dirinya, ketika
melihat didalam rumahnya telah tersedia masakan yang siap untuk dimakan dan tampak
terhampar beberapa keping uang emas. Ia sungguh terheran heran. Lama ia berpikir siapa yang
melakukan semua itu, tetapi karena perutnya sudah lapar akhirnya ia pun menyantap dengan
lahap masakan tersebut.
Kejadian ini pun terus berulang-ulang. Setiap kali ia pulang hendak makan, masakan demi
masakan telah terhidang di rumahnya. Hingga pemuda tersebut mempunyai siasat untuk
mengintip siapa yang melakukan semua itu.

Keesokan harinya Toba mulai menjalankan siasatnya. Seperti biasanya, dia berangkat dari
rumah, seakan mau pergi ke lading. Lalu, ia tiba-tiba melompat dan mulai bersembunyi diantara
pepohonan dekat rumahnya. Lama ia menunggu, hingga akhirnya begitu ia ingin keluar dari
persembunyiannya, ia melihat mulai ada asap di dapur rumahnya. Dengan perlahan ia berjalan
menuju kebelakang rumahnya untuk melihat siapa yang melakukan semua itu.

Toba sangat terkejut ketika ia melihat ada seorang wanita yang sangat cantik dan berambut
panjang sedang memasak didapur rumahnya. Toba menjadi sangat terpesona karena wajah
perempuan yang berdiri dihadapannya luar biasa cantiknya. Dia belum pernah melihat
perempuan secantik itu.

Diceritakan oleh perempuan itu bahwa dia adalah penjelmaan dari ikan besar yang telah didapat
oleh Toba disungai. Kemudian dijelaskan pula bahwa beberapa keping uang emas yang terletak
didapur itu adalah penjelmaan sisiknya.

Hingga pada suatu hari Toba si petani melamar perempuan tersebut untuk jadi istrinya.
Perempuan itupun ternyata menyatakan bersedia menerima lamarannya dengan syarat lelaki itu
harus bersumpah bahwa seumur hidupnya dia tidak akan pernah mengungkit asal-usul istrinya
penjelmaan dari ikan. setelah lelaki itu bersumpah demikian, kawinlah mereka.

Setahun kemudian, mereka dikarunia seorang anak laki-laki yang mereka berinama Samosir.
Anak itu sangat dimanjakan ibunya yang mengakibatkan anak itu bertabiat kurang baik dan
pemalas.

suatu hari, anak itu disuruh ibunya mengantarkan nasi keladang untuk ayahnya. Akan tetapi
ditengah jalan, sebagian nasi dan lauk-pauknya di makan sang anak. Setibanya diladang, sisa
nasi itu yang hanya tinggal sedikit dia berikan kepada ayahnya. Saat menerimanya, sang ayah
sudah merasa sangat lapar maka Toba jadi sangat marah ketika melihat nasi yang diberikan
kepadanya hanya sisa-sisa.

Amarah Toba semakin bertambah ketika anaknya mengaku bahwa dia yang memakan sebagian
besar dari nasi itu. Kesabarannya sang ayah jadi hilang dan dia pukuli anaknya sambil
mengatakan.”Anak yang tidak bisa diajar. Tidak tahu diuntung, Betul-betul kau anak keturunan
perempuan yang berasal dari ikan”

Sambil menangis, anak itu berlari pulang menemui ibunya dirumah. Kepada ibunya dia adukan
bahwa dia dipukuli ayahnya. Semua cercaan yang diucapkan ayahnya kepadanya dia ceritakan
pula. mendengar cerita anaknya itu, si ibu sedih sekali, terutama karena suaminya sudah
melanggar sumpahnya dengan kata-kata cercaan yang dia ucapkan kepada anaknya itu.

Si ibu menyuruh anaknya agar segera pergi mendaki bukit yang terletak tidak begitu jauh dari
rumah mereka dan memanjat pohon kayu tertinggi yang terdapat dipuncak bukit itu. tanpa
bertanya lagi, si anak Samosir segera melakukan perintah ibunya. dia berlari-lari menuju kebukit
tersebut dan mendakinya.

Lalu sang ibu berlari menuju sungai yang tidak begitu jauh letaknya dari dari rumah mereka.
Ketika dia tiba ditepi sungai itu kilat menyambar disertai bunyi guruh yang menggelegar. Sesaat
kemudian dia melompat kedalam sungai dan tiba-tiba berubah menjadi seekor ikan besar. pada
saat yang sama, sungai itupun banjir besar dan turun pula hujan yang sangat lebat.

Berselang beberapa waktu kemudian, air sungai itu sudah meluap kemana-mana dan
tergenanglah lembah tempat sungai itu mengalir. Pak Toba tidak bisa menyelamatkan dirinya, ia
mati tenggelam oleh genangan air. lama-kelamaan, genangan air itu semakin luas dan berubah
menjadi danau yang sangat besar yang kemudian hari dinamakan Danau Toba. Dan Pulau kecil
ditengah-tengahnya diberinama pulau samosir.

Anda mungkin juga menyukai