Anda di halaman 1dari 2

Asal Usul Danau Toba

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pria bernama Toba. Ia bekerja sebagai petani untuk
menghidupi dirinya. Toba tinggal di lembah yang subur di bagian utara Sumatera. Ia juga suka
memancing di sungai setelah Ia bertani di lading. 
Pada suatu hari, Ia pergi ke sungai untuk memancing. Tetapi tidak seperti biasanya, Toba
menunggu sangat lama ikan yang menyambar pancingannya itu sehingga Ia ingin segera pergi
dari sungai. Ketika Toba ingin pergi pulang ke rumah, tiba-tiba ada seekor ikan yang menyambar
pancingannya itu. 
Seketika senanglah hati Toba karena ikan yang menyambar pancingannya itu merupakan seekor
ikan yang sangat besar dan langsunglah Ia membawa ikan itu pulang ke rumah. Setelah sampai
di rumah,  Toba ingin memasak ikan itu untuk dimakan, tetapi waktu Ia mengambil ikan di
ember, ikan itu sudah hilang. 
Toba sangat bingung dengan apa yang terjadi, masuklah Ia ke kamar dan Toba melihat seorang
wanita yang sangat cantik. Toba sampai terpesona melihat kecantikan wanita itu, sehingga Ia
melamar wanita itu. Pada saat melamar, Toba diberi satu syarat yang tidak boleh dilanggar yaitu
tidak boleh menceritakan asal-usul wanita tersebut.
Setelah setahun pasangan suami istri tersebut dikaruniai seorang anak, anak itu bernama
Samosir. Anak itu mempunya sifat yang buruk karena terlalu dimanjakan oleh orang tuanya. 
Pada suatu saat, Samosir disuruh oleh ibunya untuk mengantarkan makanan ayahnya ke ladang.
Tetapi, anak itu malah memakan makanan ayahnya, sehingga pada saat Samosir memberikan
makanan kepada ayahnya hanya tinggal sisanya saja. Karena ayahnya sedang dalam kondisi hati
yang tidak baik, marahlah Ia kepada anaknya itu dengan berkata dasar anak keturunan ikan!"
Perkataan itu membuat Samosir menangis. Ia langsung pulang ke rumah dan menceritakan
semua yang terjadi kepada ibunya. 
Ibu Samosir sangat sedih mendengar bahwa suaminya telh melanggar janjinya. Wanita itu
menuyuruh anaknya pergi ke puncak bukit dan Ia pergi ke sungai dan berubah menjadi ikan.
Seketika meluaplah air sungai, lama-lama air yang meluap semakin besar sehingga membentuk
sebuah danau yang dikenal sebagai Danau Toba dan bukit yang berada di tengah danau tersebut
dikenal dengan bukit Samosir.

Nilai nilai yang terdapat dalam cerita diatas ada dua, yaitu nilai moral kita harus menepati janji
dan nilai sosial kita harus bias memaafkan orang lain ketika melakukan kesalahan.
Keterkaitan nilai nilai pada cerita tersebut dengan kehidupan sekarang yaitu, kita harus saling
memaafkan apabila ada yang berbuat salah apalagi dimasa dekarang dimana kualitas kehidupan
social sangat penting sehingga harus tetap dijaga. Kita harus bisa menjaga janji kita karna dimasa
sekarang moral sangat berpengaruh bagi kehiduapn sehari hari disemua lingkungan hidup kita
misalnya ketika di tempat kerja, di lingkungan sekolah atau di manapun kita berada.
Asal Usul Danau Toba

Pada zaman dahulu hiduplah seorang pemuda bernama Toba. Ia hidup sederhana dan tidak
memiliki keluarga, kegiatan sehari harinya hanya memancing ikan di sungai untuk ia makan.

Suatu hari saat memancing, Toba mendapat ikan yang sangat besar dan indah, sisiknya berwarna
emas. Toba sangat terkejut melihat ikan itu, akhirnya ia membawa pulang ikan besar itu dan
memutuskan untuk memeliharanya. Namun Toba dikagetkan lagi saat ikan itu berubah menjadi
wanita yang sangat cantik. Toba langsung jatuh hati pada wanita cantik tersebut.

Akhirnya toba menyampaikan kepada wanita itu bahwa ia mencintainya dan ingin menikah
dengannya. Wanita itu setuju untuk menikah dengan Toba, dengan syarat Toba harus berjanji
untuk tidak berkata kepada siapapun bahwa wanita itu adalah ikan. Toba menyetujui syarat itu,
dan akhirnya mereka menikah.

Toba dan istrinya hidup sederhana dan bahagia. Kebahagiaan mereka semakin lengkap setelah
mereka dikaruniai seorang anak laki laki yang diberi nama Samosir. Untuk memenuhi kebutuhan
hidup keluarganya, Toba harus bekerja di ladang yang tempatnya agak jauh dari rumah.

Suatu hari Samosir disuruh ibunya untuk mengantarkan makanan kepada ayahnya di ladang. Di
tengah perjalanan menuju ladang, Samosir merasa lapar dan haus karena memang jarak dari
rumah ke ladak cukup jauh. Akhirnya ia memutuskan untuk memakan sedikit makanan yang ia
bawa untuk ayahnya. Namun ia takut dimarahi sang ayah.

Dan benar saja, sesampainya di ladang Toba sangat marah karena melihat makanannya sudah
dimakan Samosir. Kemarahan Toba memuncak sampai ia membentak Samosir dan melontarkan
kata kata bahwa Samosir adalah anak ikan. Mendengar ayahnya berkata demikian Samosir
pulang ke rumah sambil menangis.

Sesampainya di rumah, ia menceritakan kejadian yang sudah dialaminya kepada ibunya. Ibu
Samosir sangat marah dan kecewa karena Toba sudah mengingkari janjinya. Akhirnya Samosir
disuruh sang ibu untuk naik ke atas bukit, dan menunggu disana.

Tiba tiba air meluap dari rumah Toba dan terus mengalir sampai ke bukit tempat Samosir berdiri,
dan membentuk danau. Hingga saat ini danau tersebut diberi nama Danau Toba dan pulau kecil
di tengahnya diberi nama Pulau Samosir

Anda mungkin juga menyukai