Anda di halaman 1dari 4

Nama : Emalia Fitri

Nim : C1C018072

Mata Kuliah : Etika Bisnis Dan Profesi

Kelas : R-10 Akuntansi

BAB 14 - ETIKA BISNIS DALAM BUDAYA JAWA DAN ISLAM

A. Etika dalam Budaya Jawa

Berbicara etika, moral, maupun akhlak, dalam budaya Jawa dikenal banyak sekali ajaran
atau filosofi hidup yang mengajarkan tatanan kehidupan dalam masyarakatnya secara arif
dan bijaksana. Baik dalam melakukan kerukunan hidup bersama warga/tetangga, melakukan
perdagangan, maupun berhubungan dengan sang pencipta. Filosofi hidup orang jawa ini
tidak lepas dari etika dalam kehidupan yang berisikan norma dan nilai yang mengajarkan
kebaikan (biasa disebut dengan ajaran kejawen) . bisa dimaknai bahwa pada hakikatnya
ajaran tersebut berpulang pada apa yang diperbuat maka ituah yang akan dinikmati di
kemudian hari.

B. Etika dalam islam

Dalam kehidupan sehari-hari penafsiran tentang benar dapat digolongkan menjadi tiga
hal berikut ini:

1. Benar menurut diri sendiri, yaitu suatu pendapat yang menurut diri sendiri benar tapi
belum tentu menurut orang banyak dan Tuhan benar.
2. Benar menurut orang banyak, yaitu suatu pendapat yang menyatakan bahwa banyaknya
orang yang berpendapat sama, dan dengan demikian sudah dianggap dan diyakini benar,
walaupun belum tentu benar menurut Tuhan. Biasanya terdapat dalam satu kelompok
komunitas, ikatan, kasus, dan sebagainya.
3. Benar menurut Tuhan, yaitu kebenaran yang sejati, hakiki yang asalnya dari Allah Swt.
Sang maha Pencipta alam dunia dan seisinya (benar yang sebenar-benarnya/paling benar)

C. GCG dalam islam


Prinsip penting dalam aktivitas dan kehidupan seorang Muslim, jauh sebelum
perumusan dan juga implementasi good corporate government. Islam sangan intens dan
konsisten dalam mengajarkan untuk diterapkannya prinsip-prinsip kehidupan, seperti :
1. Adaalatun (keadilan)
2. Tawazun (keseimbangan)
3. Mas’uliyah (Akuntabilitas)
4. Akhlaq (moral)
5. Shiddiq (kejujuran)
6. Amanah (pemenuhan kepercayaan)
7. Fathanah (kecerdasan
8. Tabligh (transparansi, keterbukaan)
9. Hurriyah (independensi dan kebebasan yang bertanggung jawab)
10. Ihsan (professional)
11. Ghirah (militansi syariah)
12. Idarah (pengelolaan)
13. Khilafah (kepemimpinan)
14. Aqidah (keimanan)
15. Ijabiyah (berpikir positif)
16. Raqabah (pengawasan)
17. Qira’bah dan ishlah (organisasi yang terus belajar dan selalu melakukan perbaikan)

D. Pandangan islam tentang CSR

Etika dalam presepsi islam sering kali berkaitan dengan konsep CSR. Dikarenakan pada
dasarnya islam merupakan satu kode perilaku etik bagi seluruh kehidupan manusia, yang
didasarkan pada perintah dan petunjuk langsung dari ilahiyah. Etika islam meliputi seluruh
wilayah kehidupan manusia. Ia tidak hanya menetapkan prinsip etika/moral fundamental bagi
seluruh kehidupan manusia, namun juga memberikan garis petunjuk etika yang luas bagi setiap
aspek aktivitas manusia secara terpisah.

E. Perspektif islam Tentang Pasar Modal

Hal yang membedakan antara pasar modal konvensional dan syariah adalah bahwa pasar
modal syariah adalah pasar modal yang sesuai dengan syariah islam atau dengan kata lain
instrument yang digunakan berdasarkan pada prinsip syariah dan mekanisme yang digunakan
juga tidak bertentangan dengan prinsip syariah antara lain tidak boleh ada riba, gharar, dan
masyir. Sedangkan pasar modal konvensional tidak mengandung unsur tersebut.

1. Saham
Dalam prinsip syariah penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang
tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, antara lain :
a. Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa
b. Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu
c. Perjudian dan permainan yang tergolong judi
d. Bank berbasis bunga
e. Perusahaan pembiayaan berbasis bunga
f. Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi
(maisir), antara lain asuransi konvensional

2. Sukuk
Pasar modal syariah mengenal apa yang dinamakan sukuk. Istilah yang tidak ada
dalam pasar modal konvensional. Istilah sukuk merupakan hal baru yang dikenalkan
sebagai pengganti dari istilah obligasi syariah (Islamic bonds).
Pembagian jenis sukuk menurut Standar Syariah AAOFI No.17 tentang investment sukuk,
terdiri dari :
a. Sertifikat kepemilikan dalam asset yang disewakan
b. Sertifikat salam
c. Sertifikat istishna
d. Sertifikat murabahah
e. Sertifikat musyarakah
f. Sertifikat muzara’a
g. Sertifikat musaqa
h. Sertifikat mugharasa

3. Reksa Dana Syariah

Reksadana mengandung berbagai peluang risiko antara lain :


a. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (Saham, sukuk, dan surat
berharga syariah lainnya) yang masuk dalam portofolio reksadana tersebut.
b. Risiko likuiditas
Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh manajer investasi jika sebagian
besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas sebagian besar
unit.

Anda mungkin juga menyukai