KAJIAN
KAJIAN
saya hanya menyampaikan saja ayat atau hadits yang pernah saya baca / dengar )
ADAB DALAM MAJELIS ILMU
ADAB DULU BARU ILMU
ORANG YANG BERADAB SUDAH PASTI BERILMU, ORANG YANG BERILMU BELUM TENTU BERADAB
ADAB DALAM BAHASA ARAB BERARTI BUDI PEKERTI, TATA KRAMA, ATAU SOPAN SANTUN, JADI ADAB DALAM
MAJELIS ILMU ADALAH BUDI PEKERTI, TATA KRAMA, ATAU SOPAN SANTUN YANG HARUS DIPERHATIKAN DAN
DILAKUKAN AGAR DAPAT MENGAMBIL MANFAAT DARI MAJELIS ILMU.
IMAM MALIK PERNAH BERKATA KEPADA MURIDNYA, “PELAJARILAH ADAB SEBELUM MEMPELAJARI ILMU.” BEGITU
PULA YANG DIPERINTAHKAN ULAMA-ULAMA LAINNYA.
ISLAM LEBIH MENINGGIKAN DAN MEMULIAKAN ORANG-ORANG YANG MEMILIKI ADAB / AKHLAK DARIPADA
MEREKA YANG BERILMU. INI JUGA YANG MENJADI MISI UTAMA KENABIAN RASULULLAH SAW.
RASULULLAH BERSABDA, “SESUNGGUHNYA AKU DIUTUS UNTUK MENYEMPURNAKAN AKHLAKUL KARIMAH.”
(HR. BUKHARI)
HADITS YANG LAIN YANG DIRIWAYATKAN OLEH IMAM BUKHARI, RASULULLAH BERSABDA, “SEBAIK-BAIK KALIAN
ADALAH YANG MULIA AKHLAKNYA.”
“TIDAK ADA SESUATU PUN YANG LEBIH BERAT DALAM TIMBANGAN SEORANG MUKMIN PADA HARI KIAMAT
DARIPADA AKHLAK YANG MULIA.” (HR. TIRMIDZI)
JADI, KUALITAS DIRI SESEORANG BUKAN DILIHAT DARI SEBERAPA BANYAK ILMU YANG DIMILIKI, TETAPI
BAGAIMANA AKHLAKNYA DALAM MEMANFAATKAN ILMUNYA.
2. BERSEGERA DATANG KE MAJELIS ILMU DAN TIDAK TERLAMBAT, BAHKAN HARUS MENDAHULUINYA DARI
SELAINNYA.
SESEORANG BILA TERBIASA BERSEGERA DALAM MENGHADIRI MAJELIS ILMU, MAKA AKAN MENDAPATKAN
FAIDAH YANG SANGAT BANYAK. MENCARI DAN BERUSAHA MENDAPATKAN PELAJARAN YANG ADA DI MAJELIS
ILMU YANG TIDAK DAPAT DIHADIRINYA.
TERKADANG SESEORANG TIDAK DAPAT MENGHADIRI SATU MAJELIS ILMU KARENA ALASAN TERTENTU. SEPERTI
: SAKIT DAN YANG LAINNYA. SEHINGGA TIDAK DAPAT MEMAHAMI PELAJARAN YANG ADA DALAM MAJELIS
TERSEBUT. DALAM KEADAAN SEPERTI INI HENDAKLAH IA MENCARI DAN BERUSAHA MENDAPATKAN PELAJARAN
YANG TERLEWATKAN ITU. KARENA SIFAT PELAJARAN ITU SEPERTI RANGKAIAN. JIKA HILANG DARINYA SATU
BAGIAN, MAKA DAPAT MENGGANGGU YANG LAINNYA.
3. MENCATAT
SIAPKAN BUKU TULISAN KHUSUS
(Imam As-Syafi’i) pernah berkata: Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruanmu dengan tali
yang kuat.Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang.Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja.
Ilmu adalah sesuatu yang tak ternilai harganya, sedangkan manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Maka
sangat penting untuk para penuntut ilmu untuk mencatat ilmu yang didapat.Lantas? Apakah saya mendapat
pahala dengan mencatat?
Jawabannya adalah ya. Menuntut ilmu sendiri sudah merupakan suatu keutamaan, apalagi menjaga keutamaan
tersebut. Sungguh mencatat banyak faedahnya. Tidak hanya untuk Sahabat, tapi juga untuk orang lain.
4. TENANG DAN TIDAK SIBUK SENDIRI DALAM MAJELIS ILMU, ora malah chatingan, dolanan hp atau ngobrol
dhewe
HTTPS://RUMAYSHO.COM/18611-ALLOHUMMA-BIKA-ASH-BAHNAA-WA-BIKA-AMSAYNAA-DZIKIR-PAGI-
PETANG.HTML
َ ِ َواَل ُيحِي ُطونَ ب، َي ْعلَ ُم َما َبيْنَ َأ ْيدِي ِه ْم َو َما َخ ْل َف ُه ْم،ِش َف ُع عِ ْندَ هُ ِإالَّ بِِإ ْذنِه
ٍش ْيء ِ ت َو َما فِي اَأْل ْر
ْ مَنْ َذا الَّذِي َي،ض َّ لَ ُه َما فِي، الَ َتْأ ُخ ُذهُ سِ َن ٌة َوالَ َن ْو ٌم،هَّللا ُ الَ ِإلَ َه ِإالَّ ه َُو ا ْل َح ُّي ا ْل َق ُّيو ُم
ِ الس َم َاوا
َ ت َواَأْل ْر
َوه َُو ا ْل َعل ُِّي ا ْل َعظِ ي ُم، َواَل َيُئو ُدهُ ِح ْف ُظ ُه َما،ض َّ َوسِ َع ُك ْرسِ ُّي ُه،اء
ِ الس َم َاوا َ شَ مِنْ عِ ْل ِم ِه ِإالَّ ِب َما
“ALLAH, TIDAK ADA ILAH (YANG BERHAK DISEMBAH) MELAINKAN DIA, YANG HIDUP KEKAL LAGI TERUS MENERUS
MENGURUS (MAKHLUK-NYA). DIA TIDAK MENGANTUK DAN TIDAK TIDUR. KEPUNYAAN-NYA APA YANG DI LANGIT
DAN DI BUMI. TIADA YANG DAPAT MEMBERI SYAFA’AT DI SISI-NYA TANPA SEIZIN-NYA. DIA MENGETAHUI APA-APA
YANG DI HADAPAN MEREKA DAN DI BELAKANG MEREKA. MEREKA TIDAK MENGETAHUI APA-APA DARI ILMU
ALLAH MELAINKAN APA YANG DIKEHENDAKI-NYA. KURSI ALLAH MELIPUTI LANGIT DAN BUMI. DIA TIDAK MERASA
BERAT MEMELIHARA KEDUANYA. DAN DIA MAHA TINGGI LAGI MAHA BESAR.” (QS. AL BAQARAH: 255) (DIBACA 1
X)
FAEDAH: SIAPA YANG MEMBACANYA KETIKA PETANG, MAKA IA AKAN DILINDUNGI (OLEH ALLAH DARI BERBAGAI
GANGGUAN) HINGGA PAGI. SIAPA YANG MEMBACANYA KETIKA PAGI, MAKA IA AKAN DILINDUNGI HINGGA
PETANG.
ِيم
ِ الرح َّ ِ بِ ْس ِم هَّللا
َّ الر ْح َم ِن
ِيم
ِ الرح َّ ِ بِ ْس ِم هَّللا
َّ الر ْح َم ِن
ِيم
ِ الرح َّ ِ ِب ْس ِم هَّللا
َّ الر ْح َم ِن
َوَأ ُعو ُذبِ َك، َر ِّب َأ ْسَأل ُ َك َخ ْي َر َما فِي َه ِذ ِه اللَّ ْيلَ ِة َو َخ ْي َر َما َب ْعدَ هَا،ش ْيءٍ َقدِي ٌر
َ ِّ َوه َُو َعلَى ُكل،ُ لَ ُه ا ْل ُم ْل ُك َولَ ُه ا ْل َح ْمد،ُش ِري َك لَه َ س ْي َنا َوَأ ْم
َ َ اَل ِإلَ َه ِإالَّ هللا ُ َو ْحدَ هُ ال،ِ َوا ْل َح ْم ُد هلل،ِسى ا ْل ُم ْل ُك هلل َ َأ ْم
ب فِي ا ْل َق ْب ِر
ٍ ار َو َع َذا ٍ َر ِّب َأ ُعو ُذبِ َك مِنْ َع َذا،س ِل َوسُوءِ ا ْل ِك َب ِر
ِ ب فِي ال َّن َ َر ِّب َأ ُعو ُذبِ َك مِنَ ا ْل َك،ش ِّر َما َب ْعدَ هَا
َ ش ِّر َما فِي َه ِذ ِه اللَّ ْيلَ ِة َو
َ ْمِن
AMSAYNAA WA AMSAL MULKU LILLAH WALHAMDULILLAH, LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH,
LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI-IN QODIR. ROBBI AS-ALUKA KHOIRO MAA FII
HADZIHIL LAILAH WA KHOIRO MAA BA’DAHAA, WA A’UDZU BIKA MIN SYARRI MAA FII HADZIHIL LAILAH WA SYARRI
MAA BA’DAHAA. ROBBI A’UDZU BIKA MINAL KASALI WA SUU-IL KIBAR. ROBBI A’UDZU BIKA MIN ‘ADZABIN FIN
NAARI WA ‘ADZABIN FIL QOBRI.
ARTINYA:
“KAMI TELAH MEMASUKI WAKTU PETANG DAN KERAJAAN HANYA MILIK ALLAH, SEGALA PUJI BAGI ALLAH. TIDAK
ADA ILAH (YANG BERHAK DISEMBAH) KECUALI ALLAH SEMATA, TIADA SEKUTU BAGI-NYA. MILIK ALLAH
KERAJAAN DAN BAGI-NYA PUJIAN. DIA-LAH YANG MAHAKUASA ATAS SEGALA SESUATU.WAHAI RABBKU, AKU
MOHON KEPADA-MU KEBAIKAN DI MALAM INI DAN KEBAIKAN SESUDAHNYA. AKU BERLINDUNG KEPADAMU DARI
KEJAHATAN MALAM INI DAN KEJAHATAN SESUDAHNYA. WAHAI RABBKU, AKU BERLINDUNG KEPADAMU DARI
KEMALASAN DAN KEJELEKAN DI HARI TUA. WAHAI RABBKU, AKU BERLINDUNG KEPADA-MU DARI SIKSAAN DI
NERAKA DAN SIKSAAN DI KUBUR.” (DIBACA 1 X)
FAEDAH: MEMINTA PADA ALLAH KEBAIKAN DI MALAM INI DAN KEBAIKAN SESUDAHNYA, JUGA AGAR TERHINDAR
DARI KEJELEKAN DI MALAM INI DAN KEJELEKAN SESUDAHNYA. DI DALAMNYA BERISI PULA PERMINTAAN AGAR
TERHINDAR DARI RASA MALAS PADAHAL MAMPU UNTUK BERAMAL, JUGA AGAR TERHINDAR DARI KEJELEKAN DI
MASA TUA. DI DALAMNYA JUGA BERISI PERMINTAAN AGAR TERSELAMATKAN DARI SIKSA KUBUR DAN SIKSA
NERAKA YANG MERUPAKAN SIKSA TERBERAT DI HARI KIAMAT KELAK.
ْ َوَأ ُب ْو ُء بِ َذ ْنبِ ْي َف، َأ ُب ْو ُء لَ َك بِن ِْع َمتِ َك َعلَ َّي، ُص َن ْعت
ِر ل ِْي َفِإ َّن ُه الَ َي ْغفِ ُرƒْ اغف َ ْ َأ ُع ْو ُذ ِب َك مِن، ُاس َت َط ْعت
َ ش ِّر َما ْ َوَأ َنا َعلَى َع ْه ِد َك َو َو ْع ِد َك َما،َ َخلَ ْق َتن ِْي َوَأ َنا َع ْب ُدك، َاَللَّ ُه َّم َأنْتَ َر ِّب ْي الَ ِإلَـ َه ِإالَّ َأنْت
اح َف ْظن ِْي مِنْ َب ْي ِن ْ اي َوَأهْ ل ِْي َو َمال ِْي اللَّ ُه َّم
ْ اَللَّ ُه َّم.اس ُت ْر َع ْو َراتِى َوآمِنْ َر ْو َعاتِى ƒَ اَللَّ ُه َّم ِإ ِّن ْي َأ ْسَأل ُ َك ا ْل َع ْف َو َوا ْل َعافِ َي َة فِي ِد ْين ِْي َو ُد ْن َي،ِاَللَّ ُه َّم ِإ ِّن ْي َأ ْسَألُ َك ا ْل َع ْف َو َوا ْل َعافِ َي َة فِي ال ُّد ْن َيا َو ْاآلخ َِرة
َوَأ ُع ْو ُذ بِ َع َظ َمتِ َك َأنْ ُأ ْغ َتال َ مِنْ َت ْحت ِْي، َومِنْ َف ْوق ِْي، َوعَنْ َي ِم ْين ِْي َوعَنْ شِ َمال ِْي، َومِنْ َخ ْلف ِْي،دَي
َّ َي
ALLAHUMMA INNII AS-ALUKAL ‘AFWA WAL ‘AAFIYAH FID DUNYAA WAL AAKHIROH. ALLAHUMMA INNII AS-ALUKAL
‘AFWA WAL ‘AAFIYAH FII DIINII WA DUN-YAAYA WA AHLII WA MAALII. ALLAHUMAS-TUR ‘AWROOTII WA AAMIN
ROW’AATII. ALLAHUMMAHFAZH-NII MIM BAYNI YADAYYA WA MIN KHOLFII WA ‘AN YAMIINII WA ‘AN SYIMAALII WA
MIN FAWQII WA A’UDZU BI ‘AZHOMATIK AN UGH-TAALA MIN TAHTII.
ARTINYA:
“YA ALLAH, SESUNGGUHNYA AKU MEMOHON KEBAJIKAN DAN KESELAMATAN DI DUNIA DAN AKHIRAT. YA ALLAH,
SESUNGGUHNYA AKU MEMOHON KEBAJIKAN DAN KESELAMATAN DALAM AGAMA, DUNIA, KELUARGA DAN
HARTAKU. YA ALLAH, TUTUPILAH AURATKU (AIB DAN SESUATU YANG TIDAK LAYAK DILIHAT ORANG) DAN
TENTERAMKANLAH AKU DARI RASA TAKUT. YA ALLAH, PELIHARALAH AKU DARI MUKA, BELAKANG, KANAN, KIRI
DAN ATASKU. AKU BERLINDUNG DENGAN KEBESARAN-MU, AGAR AKU TIDAK DISAMBAR DARI BAWAHKU (OLEH
ULAR ATAU TENGGELAM DALAM BUMI DAN LAIN-LAIN YANG MEMBUAT AKU JATUH).” (DIBACA 1 X)
FAEDAH: RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM TIDAKLAH PERNAH MENINGGALKAN DO’A INI DI PAGI
DAN PETANG HARI. DI DALAMNYA BERISI PERLINDUNGAN DAN KESELAMATAN PADA AGAMA, DUNIA, KELUARGA
DAN HARTA DARI BERBAGAI MACAM GANGGUAN YANG DATANG DARI BERBAGAI ARAH.
سلَّ َم َنبِ ًّيا َ َوبِ ُم َح َّم ٍد، َوبِاِْإل ْسالَ ِم ِد ْي ًنا،َرضِ ْيتُ بِاهللِ َر ًّبا
َ صلَّى هللا ُ َعلَ ْي ِه َو
RODHIITU BILLAAHI ROBBAA WA BIL-ISLAAMI DIINAA, WA BI-MUHAMMADIN SHALLALLAAHU ‘ALAIHI WA SALLAMA
NABIYYAA.
ARTINYA:
“AKU RIDHA ALLAH SEBAGAI RABB, ISLAM SEBAGAI AGAMA DAN MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA
SALLAM SEBAGAI NABI.” (DIBACA 3 X)
FAEDAH: BARANGSIAPA YANG MENGUCAPKAN HADITS INI SEBANYAK TIGA KALI DI PAGI HARI DAN TIGA KALI DI
PETANG HARI, MAKA PANTAS BAGINYA MENDAPATKAN RIDHA ALLAH.
شْأن ِْي ُكلَّ ُه َوالَ َت ِك ْلن ِْي ِإلَى َن ْفسِ ْي َط ْر َف َة َع ْي ٍن َأبَدً ا ْ َوَأ،ث
َ صل ِْح ل ِْي ُ َيا َح ُّي َيا َق ُّي ْو ُم بِ َر ْح َمتِ َك َأ ْس َت ِغ ْي
YAA HAYYU YAA QOYYUM, BI-ROHMATIKA AS-TAGHIITS, WA ASH-LIH LII SYA’NII KULLAHU WA LAA TAKILNII ILAA
NAFSII THORFATA ‘AININ ABADAN.
ARTINYA:
“WAHAI RABB YANG MAHA HIDUP, WAHAI RABB YANG BERDIRI SENDIRI (TIDAK BUTUH SEGALA SESUATU),
DENGAN RAHMAT-MU AKU MINTA PERTOLONGAN, PERBAIKILAH SEGALA URUSANKU DAN JANGAN DISERAHKAN
KEPADAKU SEKALI PUN SEKEJAP MATA (TANPA MENDAPAT PERTOLONGAN DARIMU).” (DIBACA 1 X)
FAEDAH: DZIKIR INI DIAJARKAN OLEH NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM PADA FATHIMAH SUPAYA
DIAMALKAN PAGI DAN PETANG.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah melakukan sujud yang sangat lama
sebagai wujud syukur hingga sahabatnya mengira bahwa Nabi telah wafat.
Peristiwa apakah yang membuat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melakukan hal itu?
Dikisahkan oleh Abdurrahman bin Auf, beliau melihat Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi berjalan ke arah tombaknya. Tak lama kemudian, beliau masuk ke dalam
masjid, menghadap Kiblat, dan melakukan sujud yang amat lama.
Setelah usai, sahabat Nabi yang terkenal dengan kekayaan dan kedermawanannya ini
berkata, “Wahai Rasulullah, engkau bersujud satu kali dengan sujud yang lama.”
Tanya sang sahabat penuh keheranan, “Saking lamanya, sampai-sampai aku mengira
bahwa Allah Ta’ala telah menyabut jiwamu.”
Rupanya, malaikat Jibril mengunjungi beliau untuk menyampaikan Firman Allah Ta’ala
terkait hamba dan Rasul-Nya ini.
Maha benar Allah Ta’ala dengan segala firman-Nya. Terpujilah Nabi dan Rasul-Nya
yang mulia. Dialah sosok kekasih nan terpilih. Dialah sosok yang saat dipuji, Allah
Ta’ala akan langsung membalas siapa yang memujinya.
Bahkan dalam riwayat lain disebutkan, satu shalawat akan berbalas sepuluh shalawat
dari Allah Ta’ala. Bukankah ini suatu tawaran pahala yang amat menggiurkan?
Pasalnya, memuji Nabi adalah kebutuhan kita, yang pasti dan tidak boleh tidak yang
harus kita amalkan bagi kita yang mencintainya. Namun, meski kita yang butuh, Allah
Ta’ala akan langsung membalas shalawat yang kita sampaikan.
Maka membiasakan bershalawat adalah amal shaleh yang bernilai unggul di sisi-Nya.
Tentu, bukan sekadar ucapan Melainkan dihayati dengan sepenuh hati, lalu berupaya
sekuat tenaga untuk mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah dalam kehidupan sehari-
hari.
Keutamaan Ilmu dari Ibadah
Bila kamu tak tahan penatnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya
kebodohan (Imam Syafii).
Alkisah, ada seorang ahli ibadah dari golongan Bani Israil yang beruzlah di gunung
(menyendiri untuk beribadah kepada Allah). Suatu ketika, ia pergi keluar dari tempat
ibadahnya untuk sekadar berjalan-jalan sambil merenungi kekuasaan Allah.
Saat dalam perjalanan, ia mendapati sesosok bangkai manusia yang telah membusuk.
Karena tidak tahan dengan baunya, ia kemudian pergi agar tidak terjebak dengan bau
bangkai yang menyengat tadi.
Saat ia pergi menghindar, setan mendatanginya dalam rupa laki-laki saleh dan berkata,
“Kebaikan yang telah kau lakukan kini sia-sia dan tidak ada satu pun yang tersisa.”
Mendengar hal itu, si ahli ibadah terkejut dan berkata, “Mengapa tuan bicara begitu?”
Dengan nada meyakinkan setan yang menjelma lelaki itu menjawab, “Itu karena engkau
bersikap sombong kepada bangkai manusia tersebut, padahal antara dirimu dan dia
(mayat) itu sama.”
Melihat wajah sedih si ahli ibadah, setan tersebut meneruskan hasutannya, “Jika dirimu
ingin diampuni Allah, aku nasihatimu agar engkau memburu tikus hutan. Setelah kau
mendapatkannya, maka bunuhlah ia, lalu kalungkan di pundakmu saat engkau beribadah
kepada Allah.”
Karena merasa bersalah dan ingin segera bertobat, si ahli ibadah itu mengiyakan saran
setan yang menjelma lelaki saleh tersebut. Segera ia ke hutan dan menangkap tikus.
Setelah mendapatkan tikus yang dicari, ia kemudian melaksanakan saran lelaki itu.
Disebutkan bahwa selama 60 tahun bahkan hingga akhir hayatnya, ia tetap beribadah
dengan mengalungkan tikus (najis) di pundaknya.
Betapa sia-sialah ibadah dan hidup si ahli ibadah itu. Ia hidup dalam kerugian, sebab
menjalankan sebuah ibadah dalam kebodohan.
Dalam Islam, wajib hukumnya melaksanakan sebuah ibadah berdasarkan ilmu. Sebab
ilmulah yang akan menuntun manusia melaksanakan ibadah dengan benar dan tepat.
Imam Nawawi pernah menceritakan bahwa jika Rasulullah ﷺmenjumpai dua majlis
dalam satu masjid; satu membahas tentang dakwah, yang satunya lagi membahas tema-
tema keilmuan, Rasulullah ﷺakan lebih memilih duduk bersama mereka yang
menyibukkan diri dengan ilmu pengetahuan—meski kedua majlis mengajak pada
kebaikan.
Dalam sebuah riwayat lain, Rasulullah ﷺpernah berkata, “Kalau kalian sedang dalam
perjalanan lalu menjumpai taman-taman surga, mampirlah barang sebentar.”
Sahabat pun bertanya, “Ya Rasul ﷺ, apa itu taman-taman surga?”
“Ia adalah majelis-majelis zikir,” jawab sang Rasul ( ﷺHR. At-Tirmidzi no. 3510).
Imam ‘Atha, sebagaimana dikutip Imam Nawawi, berpendapat bahwa yang dimaksud
dengan majlis-majlis zikir dalam hadis di atas adalah majlis ilmu yang di dalamnya
membahas tentang halal haram, tata cara berpuasa, nikah, haji, dan sebagainya.
Ibnu Umar ra. bahkan menegaskan, satu majelis ilmu jauh lebih baik daripada ibadah
selama enam puluh tahun.
Dalam Islam, menuntut ilmu adalah suatu keutamaan. Mereka yang serius menuntut ilmu
di jalan Allah adalah mereka yang lebih utama kedudukannya di sisi Islam. Allah
berfirman:
ِ قُ ْل َه ْل َيسْ َت ِوى الَّ ِذي َْن َيعْ َلم ُْو َن َوالَّ ِذي َْن اَل َيعْ َلم ُْو َن ۗ ِا َّن َما َي َت َذ َّك ُر اُولُوا ااْل َ ْل َبا
٩-ب
Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang
tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima
pelajaran (QS. Az-Zumar: 9).
Menyoal keutamaan ilmu dari ibadah, Ali bin Abi Thalib ra. mengatakan bahwa satu
orang berilmu itu jauh lebih besar pahalanya daripada orang yang berpuasa berdiri tegak
berperang di jalan Allah.
Bahkan, orang yang menuntut ilmu, sampai kemudian ia kembali ke tempat asalnya, ia
dihukumi sebagai orang yang sedang beribadah atau berjuang di jalan Allah. Dalam
sebuah hadist disebutkan:
يل هَّللا ِ َح َّتى َيرْ ِج َع
ِ ب ْالع ِْل ِم َفه َُو فِي َس ِب
ِ َمنْ َخ َر َج فِي َط َل
Orang yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sehingga ia kembali
ke rumahnya (HR. At-Tirmidzi no. 2647).
Amal Ibadah yang Paling Utama
Khalid Abu Syaadi
"Siapa yang mengisi malam bulan Ramadhan dengan keimanan dan ibadah, niscaya
baginya diampunkan dosa-dosanya yang telah lewat."(1)
Dan berderma, karena Rasulullah Saw: "beliau paling dermawan saat berada pada bulan
Ramadhan".(2) Jika masuk sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan, maka amal
ibadah yang paling utama adalah beri'tikaf dan tidak keluar dari masjid. Dan jika masuk
sepuluh hari pertama dari bulan Dzul Hijjah, maka amal ibadah yang paling utama adalah
amal saleh dan berlomba untuk berjihad, berdasarkan sabda Rasulullah Saw:
"Kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwanya, dan tidak menuntut
balasan dari dua hal itu."(3)
Amal ibadah yang paling utama pada bulan Muharram dan Sya'ban adalah puasa,
berdasarkan sabda Rasulullah Saw: "Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan
adalah puasa di bulan Muharram." (4) Dan perkataan A'isyah r.a.:
"Aku dapati Nabi Saw paling banyak berpuasa pada bulan Sya'ban." (5)
Amal ibadah yang paling utama saat mengajarkan orang yang ingin belajar adalah:
bersungguh-sungguh untuk mengajarkannya, dan meninggalkan pekerjaan yang lain. Dan
ibadah yang paling utama saat wuquf di Arafah adalah: berusaha untuk bermunajat,
berdo'a, dan berdzikir, serta tidak berpuasa yang dapat melemahkan tubuh untuk
melakukan semua ibadah tadi.
Ibadah yang paling utama pada waktu menjelang subuh adalah: shalat dan istighfar.
Berdasarkan firman Allah SWT:
dan amal ibadah yang paling utama saat berbuka adalah: berdoa. Berdasarkan sabda
Rasulullah Saw:
"Tiga kelompok orang yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa saat ia berbuka
puasa, ...".(6)
Amal ibadah yang paling utama saat mendengarkan adzan adalah, membalas ucapan
adzan tersebut.
2. Memperhatikan Tempat.
Ada beberapa tempat , yang jika dilakukan ibadah di situ, akan mendapatkan pahala dan
keutamaan yang lebih besar dibandingkan jika dilakukan di tempat lain. Seperti shalat di
Masjidil Haram, setara dengan seratus ribu shalat di tempat lainnya. Shalat di Masjid
Nabawi, setara dengan seribu shalat di tempat lainnya. Dan shalat di Masjid Aqsha, setara
dengan lima ratus kali shalat di tempat lainnya.
Shalat yang paling utama dilakukan di masjid adalah shalat wajib. Sementara untuk shalat
sunnah,yang paling utama adalah jika dillakukan di rumah. Berdasarkan sabda Nabi Saw:
"Shalat yang paling utama bagi seseorang adalah di rumahnya, kecuali shalat wajib."(7)
Dzikir dan berdoa di Shafa dan Marwa lebih utama dari shalat. Thawaf bagi orang yang
baru datang dari luar Mekkah lebih utama dari shalat, dan sebaliknya bagi orang Mekkah
sendiri. Do'a saat masuk rumah atau keluar dari rumah lebih diutamakan daripada
membaca Al Qur'an.
Jenis shalat lebih utama dari jenis membaca Al Qur'an. Jenis membaca Al Qur'an lebih
dibandingkan jenis dzikir. Jenis dzikir lebih utama dibandingkan jenis do'a. jenis jihad
lebih utama dari jenis ibadah hajji. Bahkan di antara satu jenis ibadah sendiri ada
perbedaan keutamaan antara satu macam dengan macam yang lain. Misalnya:
"Puasa (sunnah) yang paling utama adalah puasa nabi Daud, yaitu berpuasa satu hari dan
berbuka satu hari".(8) Dan
"Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah bagi sanak keluarga yang membenci kita."
(9)
Dan
"Syuhada yang paling utama adalah yang darahnya ditumpahkan musuh, dan
kendaraannya dirusak musuh"(10). Dan
"Dzikir yang paling utama adalah: la ilaha illah Allah, dan doanya yang paling utama
adalah: alhamdulillah." (11)
Dan
"Jihad yang paling utama adalah membela kebenaran di hadapan penguasa yang lalim."
(12)
"Jika Allah SWT kagum melihat seorang hamba, niscaya hamba itu tidak akan
dihisab."(13)
Kemudian beliau mengabarkan tentang sipat orang-orang yang membuat Allah SWT
tertawa. Beliau bersabda:
"Tiga kelompok manusia yang dicintai dan dikagumi oleh Allah SWT dan diberikan
kabar gembira oleh-Nya adalah: ..., seseorang yang mempunyai isteri cantik dan peraduan
yang nyaman nan indah, kemudian ia bangun di waktu malam untuk beribadah. Terhadap
orang tersebut Allah SWT berkomentar: "dia meninggalkan syahwatnya untuk beribadah
kepada-Ku, padahal jika ia mau ia dapat terus menikmati tidurnya." Dan orang yang
sedang berada dalam perjalanan bersama rombongan, kemudian ia tidak tidur malam
kecuali sedikit, dan ia isi akhir malamnya dengan ibadah, baik dalam kesulitan maupun
dalam kesenangan."(14)
Ini jika dalam kondisi negara aman. Sedangkan jika dalam kondisi perang, ukurannya lain
lagi, berbeda dengan sebelumnya. Oleh karena itu, perlu memperhatikan situasi dan
kondisi. Orang yang cerdik adalah orang yang mengetahui amal ibadah yang paling utama
di segala situasi dan kondisi. 'Auf bin Harits adalah salah seorang yang cerdik ini. Ketika
ia bertanya kepada Nabi Saw pada saat perang Badar, sebagai berikut: "Wahai Rasulullah
Saw, apakah yang membuat Rabb-ku tertawa? (maksudnya: apakah amal ibadah yang jika
dikerjakan oleh seseorang pada situasi saat ini mencukupi untuk membuat dirinya
terbebaskan dari perhitungan akhirat). Nabi Saw menjawab:
"Orang yang menerjang musuh dengan tanpa perisai". Maka dia pun melepaskan baju besi
yang ia pakai, kemudian mengambil pedangnya dan segera menyerang pasukan musuh,
hingga ia mendapatkan syahid.
Kami tambahkan: amal ibadah yang paling utama bagi orang yang dikuasai oleh sikap
masa bodoh terhadap siksaan Allah SWT dan yang tertipu oleh dirinya sendiri adalah:
dengan merasa takut kepada Allah SWT. Amal ibadah yang paling utama bagi orang yang
dikuasai oleh keputus asaan dan patah harapan dari rahmat Allah SWT adalah:
menumbuhkan sikap pengharapan kepada-Nya. Amal yang paling utama bagi orang yang
junub adalah: mandi besar. Amal yang paling utama bagi orang yang takut impoten
adalah: segera menikah. Amal yang paling utama saat kedatangan tamu adalah: melayani
dan menemuinya, dibandingkan wirid yang sunnah. Amal ibadah yang paling utama saat
membantu orang yang ditimpa kesulitan adalah: memfokuskan diri untuk membantunya
dan menolongnya, dan mementingkan hal itu dibandingkan wirid dan khalwatnya. Amal
ibadah yang paling utama saat seorang muslim sakit adalah: menjenguknya. Dan amal
ibadah yang paling utama saat kematiannya adalah: menyaksikan jenazahnya. Amal
ibadah yang paling utama ... dst.
Catatan kaki:
Aqidah merupakan sesuatu yang dipegang teguh dan tertancam kuat di dalam
hati dan tak dapat beralih dari padanya (M Hasbi Ash Shiddiqi).
Aqidah yaitu sesuatu yang diharuskan hati membenarkannya sehingga menjadi
ketentraman jiwa, yang menjadikan kepercayaan bersih dari kebimbangan dan
keragu-raguan (Syekh Hasan Al-Bannah).
Aqidah adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat
yang wajib tetap pada-Nya, juga membahas tentang Rasul-rasul-Nya,
meyakinkan mereka, meyakinkan apa yang wajib ada pada mereka, apa yang
boleh dihubungkan pada diri mereka dan apa yang terlarang menghubungkannya
kepada diri mereka (Syekh Muhammad Abduh).
Aqidah ialah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia
berdasarkan akal sehat, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia
di dalam hati serta diyakini keberadaannya secara pasti dan ditolak segala
sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu (Abu Bakar Jabir al-Jazairy).
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aqidah ialah
keteguhan iman terhadap Allah subhanahu wa ta’ala dengan melaksanakan
segala perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, sekaligus beriman kepada
malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, dan lain sebagainya.
Tauhid ( توحيد ) yaitu menyatakan keesaan Allah dalam hal-hal yang menjadi
kekhususan diri-Nya, diantaranya meliputi rububiyah, uluhiyah, dan asma’ wa
shifat (Al-Qaul Al-Mufid, 1:5).
Definisi tauhid terbilang luas. Hal ini dapat diketahui dari beberapa pendapat dari
para ulama berikut ini.