Kel 5 Sosiologi Perkotaan
Kel 5 Sosiologi Perkotaan
DOSEN PENGAMPUN
DI SUSUN OLEH :
ROIMANSYAH (12040117494)
TAHUN : 2022
KATA PENGANTAR
Demikian makalah, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya
ketidak sesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf
kepada semuanya. Kami sebagai tim penulis sangat mengharapkan dan menerima
kritik dan saran seluas-luas nya dari pembaca agar kami bisa membuat karya
makaah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1
1.3 Maksud dan Tujuan.................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Pengertian Kemiskinan............................................................................................3
2.2 Indikator dan Ciri Kemiskinan.................................................................................4
2.2 Indikator Kemiskinan......................................................................................5
2.3 Karakteristik Kemiskinan...............................................................................6
2.4 Faktor Penyebab Kemiskinan............................................................................8
2.5 Penanggulangan Kemiskinan..........................................................................9
BAB III............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................11
B. Saran...................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
Dari permasalahan kemiskinan yang terjadi, penulis mencoba untuk
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dari kemiskinan?
2. Apa indikator terjadinya kemiskinan?
3. Faktor apa saja yang menjadi penyebab kemiskinan?
4. Bagaimanakah tingkat dan ciri kemiskinan di desa ?
5. Apa strategi penanggulangannya ?
1
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal
materi agar ikut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan di
Indonesia.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia untuk menghadapi
kemiskinan yang merupakan tantangan global dunia ketiga.
3. Untuk mengetahui sejauh mana upaya pemerintah dalam mengentaskan
kemiskinan di Indonesia.
4. Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang
berhubungan dengan permasalahan dan upaya penyelesaian kemiskinan di
Indonesia.
5. Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas
terstruktur dari mata pelajaran Sosiologi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
hilangnya generasi, serta suramnya masa depan bangsa dan negara. Negara-negara
maju yang lebih menekankan pada “kualitas hidup” yang dinyatakan dengan
perubahan lingkungan hidup melihat bahwa laju pertumbuhan industri tidak
mengurangi bahkan justru menambah tingkat polusi udara dan air, mempercepat
penyusutan sumber daya alam, dan mengurangi kualitas lingkungan. Sementara
untuk negara-negara yang sedang berkembang, pertumbuhan ekonomi yang relatif
tinggi pada Tahun 1960 sedikit sekali pengaruhnya dalam mengurangi tingkat
kemiskinan.
4
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah : petani
dengan luas lahan 500m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan,
buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan
pendapatan dibawah Rp 600.000,- per bulan
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah/tidak
tamat SD/tamat SD
14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan
minimal Rp 500.000,- seperti sepeda motor kredit/non kredit,
emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya
15.
2.2 Indikator Kemiskinan
Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara
detail indikator-indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator-indikator
kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistika, antara lain sebagai
berikut:
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan
dan papan).
2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,
pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi).
3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk
pendidikan dan keluarga).
4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya
alam.
6. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang
berkesinambungan.
8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
5
9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar,
wanita korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal
dan terpencil).
2.3 Karakteristik Kemiskinan
Dimensi kemiskinan yang dikemukakan oleh Chambers (2006) memberikan
penjelasan mengenai bentuk persoalan dalam kemiskinan dan faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kondisi yang disebut memiskinkan. Konsep kemiskinan
tersebut memperluas pandangan ilmu sosial terhadap kemiskinan yang tidak
hanya sekedar kondisi ketidakmampuan pendapatan dalam memenuhi
kebutuhan- kebutuhan pokok, akan tetapi juga kondisi ketidakberdayaan sebagai
akibat rendahnya kualitas kesehatan dan pendidikan, rendahnya perlakuan
hukum, kerentanan terhadap tindak kejahatan (kriminal), resiko mendapatkan
perlakuan negatif secara politik, dan terutama ketidakberdayaan dalam
meningkatkan kualitas kesejahteraannya sendiri.
1. Kemiskinan absolut
Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya
berada di bawah garis kemiskinan dan tidak cukup untuk menentukan kebutuhan
dasar hidupnya. Konsep ini dimaksudkan untuk menentukan tingkat pendapatan
minimum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik terhadap makanan,
pakaian, dan perumahan untuk menjamin kelangsungan hidup. Kesulitan utama
dalam konsep kemiskinan absolut adalah menentukan komposisi dan tingkat
kebutuhan minimum karena kedua hal tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh adat
kebiasaan saja, tetapi juga iklim, tingkat kemajuan suatu negara, dan faktor-
faktor ekonomi lainnya. Walaupun demikian, untuk dapat hidup layak, seseorang
6
membutuhkan barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
sosialnya.
2. Kemiskinan relatif
Seseorang termasuk golongan miskin relatif apabila telah dapat memenuhi
kebutuhan dasar hidupnya, tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan
keadaan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan konsep ini, garis kemiskinan akan
mengalami perubahan bila tingkat hidup masyarakat berubah sehingga konsep
kemiskinan ini bersifat dinamis atau akan selalu ada. Oleh karena itu,
kemiskinan dapat dari aspek ketimpangan sosial yang berarti semakin besar
ketimpangan antara tingkat penghidupan golongan atas dan golongan bawah,
maka akan semakin besar pula jumlah penduduk yang dapat dikategorikan selalu
miskin.
3. Kemiskinan Struktural
Kemiskinan struktural adalah bentuk kemiskinan yang disebabkan karena
rendahnya akses terhadap sumber daya yang pada umumnya terjadi pada suatu
tatanan sosial budaya ataupun sosial politik yang kurang mendukung adanya
pembebasan kemiskinan. Bentuk kemiskinan seperti ini juga terkadang memiliki
unsur diskriminatif. Bentuk kemiskinan struktural adalah bentuk kemiskinan
yang paling banyak mendapatkan perhatian di bidang ilmu sosial terutama di
kalangan negara-negara pemberi bantuan/pinjaman seperti Bank Dunia, IMF,
dan Bank Pembangunan Asia. Bentuk kemiskinan struktural juga dianggap
paling banyak menimbulkan adanya ketiga bentuk kemiskinan yang telah
disebutkan sebelumnya (Jarnasy, 2004).
7
5. Kemiskinan kultural.
Kemiskinan kultural adalah bentuk kemiskinan yang terjadi sebagai akibat
adanya sikap dan kebiasaan seseorang atau masyarakat yang umumnya berasal
dari budaya atau adat istiadat yang relatif tidak mau untuk memperbaiki taraf
hidup dengan tata cara modern. Kebiasaan seperti ini dapat berupa sikap malas,
pemboros atau tidak pernah hemat, kurang kreatif, dan relatif pula bergantung
pada pihak lain.
8
Politik ekonomi yang tidak sehat.
Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
1. Rusaknya syarat-syarat perdagangan
2. Beban hutang
3. Kurangnya bantuan luar negeri, dan
4. Perang
9
3. Dalam sektor pendidikan, sarana prasarana yang berhubungan dengan
proses belajar mengajar jauh dari standar pendidikan.
4. Untuk bidang kesehatan, jumlah tenaga kesehatan yang harus melayani
sampai ke pelosok pesisir masih kurang.
Secara teoritis, upaya pengentasan kemiskinan mensyaratkan adanya
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
dapat diwujudkan dengan kebijakan perluasan kesempatan kerja (mengurangi
tingkat pengangguran) dan memaksimalkan investasi yang produkif di berbagai
sektor ekonomi. Beberapa upaya yang telah dan yang akan dilakukan oleh
pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesejaheraan masyarakat adalah
melalui kebijakan penanggulangan kemiskinan yang diatur melalui Peraturan
Presiden Nomor 15 tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
Strategi percepatan penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan :
1.Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin
2.Meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin
3.Mengembangkan dan menjamin keberlajutan Usaha Mikro dan Kecil dan
4.Mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.
Sektor pertanian berperan penting terhadap upaya pengurangan kemiskinan di
wilayah perdesaan dibandingkan wilayah perkotaan. Sedangkan di wilayah
perkotaan, industri pengolahan berperan penting dalam upaya mengurangi
kemiskinan. Tidak hanya itu faktor pemberdayaan perempuan juga penting untuk
mengatasi kemiskinan. Karena kebanyakan perembuan (ibu rumah tangga) hanya
mendapatkan penghasilan dari sang suami maka cara untuk menanggulangi
kemiskinan melalui kegiatan perempuan diBentuk partisipasiPerempuan
(anggotaProgram P3EL) terhadap upaya pengentasan kemiskinan berbasis
pemberdayaan pada Program P3EL di KabupatenSidoarjo, Bisa diklasifikasikan
sebagai berikut (1) Partisipasi dalam bentuk tenaga (physical participation). (2)
Partisipasi yang berupa kerjasama atau networking antar anggota kelompok. (3)
Partisipasi berupa sumbangan pemikiran (Psychological participation).
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Yang mempengaruhi faktor kemiskinan di indonesia kebanyakan ialah karena
SDM yang kurang mendapatkan pendidikan atau pengetahuan, kurangnya
lapangan kerja dan kurang bisanya memanfaatkan potensi alam indonesia untuk di
jadikan sumber matapencaharian. Tidak hanya itu faktor di bidang kesehatan yang
minim di peroleh rakyat indonesia terutama di daerah pelosok juga salah satu
faktor yang menyebabkan kemiskinan di indonesia hal – hal tersebut
yangmengurangi kadar kesejahteraan bagi rakyat indonesi . mesjipun begitu
pemerintah sudah melakukan berbagai cara untuk menangani kemiskinan di
indonesia.
B. Saran
Melalui makalah ini penulis enyarankan untuk penulis selanjutnya dapat
mengembangkan makalah ini terkhusus pada bagian kemiskinan dari segi
keseluruhan dii Indonesia.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
Nizar, C., Abubakar, H., Sofyan, S. (2013). “Pengaruh Investasi Dan Tenaga
Kerja Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Serta Hubungannya Terhadap Tingkat Kemiskinan di
Indonesia”. Jurnal Ilmu Ekonomi (ISSN 2302-0172), Volume 1, No.2. Mei
2013. Hal: 1-8. Diunduh 12 Desember 2017. https://prodipps.unsiyah.ac.id
Rejekiningsih, T.W. (2011). “Identifikasi Faktor Penyebab Kemiskinan di
Kota Semarang
Dari Dimensi Kultural ”. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Volume 12, No.1.
Juni
2011. Hal: 28-44. Diunduh 12 Desember 2017.
https://eprin.undip.ac.id/32846/1/jurnal_.pdf
13