1
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(DASAR-DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)
UNTUK SEMESTER I
TIM PENYUSUN
2
KATA PENGANTAR PENULIS
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah Swt berkat Rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyusun buku Pendidikan Agama Islam yang berjudul
“Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam”, Buku ini disusun berdasarkan silabus
pendidikan agama Islam untuk mahasiswa semester I, tahun ajaran 2016-2017. pada
perguruan tinggi Universitas Islam Sumatra Utara. Dalam mata kuliah pendidikan
Agama Islam.
Buku ini dapat dijadikan sebagai buku pegangan mahasiswa dalam
mata kuliah pendidikan Agama Islam dan bagi dosen pengampu mata kuliah Dasar-
Dasar Pendidikan Agama Islam
Kami berharap semoga buku yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa khususnya dan para pembaca umumnya. Akhirnya kepada semua pihak
yang langsung maupun tidak langsung ikut berpartisipasi membantu penyelesaian
buku ini, kami mengucapkan terima kasih.
Kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan dari
semua pihak demi kesempurnaan buku ini. Semoga Allah Swt memberi petunjuk
kepada kami, dan dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf atas segala
kekurangan dalam penulisan buku ini.
Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca.
Wabillahi taufiq wal hidayah.
Wassalam
Team Penulis
3
KATA PENGANTAR KETUA LEPPAI UISU
4
SAMBUTAN REKTOR UISU
Prof.Dr.Ir.Mhd. Asaad,M.Si
5
DAFTAR ISI
H
al
TEAM PENYUSUN
KATAPENGANTAR PENULIS ............................................................
..
KATA PENGANTAR KETUA LEPPAI UISU ……………………
…….
KATA SAMBUTAN REKTOR ………………………………………
UISU ..
DAFT ………………………………………………………….........
ISI
PENDAHUL …………………………………………………………
UAN
BAB
ALAM SEMESTA ………………………………………….. 1
I
A. Pengertian Alam Semesta …………………………….. 1
B. Proses Kejadian Alam Semesta ………………………. 4
C. Alam Semesta Berjalan Menurut Peredaranya Masing- 1
Masing ……………………………………………… 2
BAB MANUSIA MENURUT ISLAM .…………………………... 1
II 6
A. Pengertian Manusia Manurut Islam ............................... 1
6
B. Proses dan Kejadian Manusia ………………………... 2
3
C. Fungsi dan Tugas Manusia …………………………… 2
8
D. Potensi Manusia …………………………………….... 3
3
BAB HAYAT HIDUP .................................................................... 4
III 1
A. Alam Nabati ................................................................... 4
3
B. Alam Hewani ................................................................. 4
4
C. Alam Insani ................................................................... 4
6
5
D. Alam Barzakh dan Alam Kubur .................................... 4
5
E. Surga dan Neraka .......................................................... 4
6
BAB AGAMA-AGAMA BESAR DI DUNIA ............................... 4
IV 8
A. Sejarah dan Pengertian Agama ...................................... 4
0
B. Sejarah dan Ajaran Agama Islam .................................. 5
1
C. Sejarah dan Ajaran Agama Yahudi ............................... 5
6
D. Sejarah dan Ajaran Agama Nasrani .............................. 5
8
E. Kerukunan Hidup Umat Beragama ............................... 6
0
BAB KEDUDUKAN AGAMA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA 6
V ............................................................................. 7
A. Agama : Arti dan Ruang Lingkupnya ........................... 6
7
B. Ciri-Ciri Agama ............................................................. 6
7
C. Hajat Manusia Akan Agama ......................................... 7
1
D. Hubungan Manusian dengan Agama ............................. 8
2
BAB HAKIKAT AGAMA ISLAM ............................................... 8
VI 6
A. Makna Kata Islam .......................................................... 8
6
B. Isalam dan Fitrah Manusia ............................................ 9
1
C. Ruang Lingkup Dinul Islam .......................................... 9
5
D. Tujuan Dinul Islam ........................................................ 1
04
E. Risalah Islam ................................................................. 1
06
F. Syariat Islam .................................................................. 1
16
G. Dua Warisan Kerja di Dunia ......................................... 1
21
H. Usaha Dakwah Rasulullah Saw ..................................... 1
22
BAB SUMBER-SUMBER AJARAN ISLAM .............................. 1
VII 26
A. Pengertian Sumber dan Dalil .........................................
B. Pengertian Kemukjizatan Al-Qur‟an .............................
7
C. Sejarah dan Kodifikasi Al-Qur‟an .................................
1 Pengertian Kodifikasi Al-Qur‟an ...........................
.
2 Kodifikasi Al-Qur‟an Pada Masa Rasulullah .........
3 Kodifikasi Al-Qur‟an Pada Masa Abu Bakar ........
4 Kodifikasi Al-Qur‟an Pada Masa Ustman bin Affan
.......................................................................
5 Perbedaan Kodifikasi Al-Qur‟an Pada Masa Abu
Bakar dan Utsman ..................................................
D. Kandungan Al-Qur‟an Sebagai Hidayah yang Sempurna
.......................................................................
1 Hidayah Kandungan Al-Qur‟an .............................
.
2 Kandungan dan Isi Al-Qur‟an ...............................
3 Klasifikasi Kandungan Al-Qur‟an .........................
4 Sejarah-sejarah atau Kisah-kisah ...........................
E. Ayat-Ayat Muhkam dan Mutasyabihat (Qot‟i dan
Zanny) ...........................................................................
1 Pengertian Muhkam dan Mutasyabihat ..................
.
2 Perbedaan Pandangan Ulama tentang Muhkan dan
Mutasyabihat dan efeknya ......................................
3 Rahasia Muhkam dan Mutasyabih .........................
F. Komitmen Terhadap Al-Qur‟an ....................................
1 Mengimani .............................................................
.
2 Membacanya ..........................................................
3 Mentaddaur ............................................................
4 Menghafal ...............................................................
5 Mengamalkan .........................................................
BAB SUNNAH
VIII
A. Pengertian Sunnah .........................................................
B. Macam-Macam Sunnah .................................................
1 Sunnah Qauliyah ....................................................
.
2 Sunnah Fi‟liyah ......................................................
3 Sunnah Taqririyah ..................................................
4 Sunnah Hammiyah .................................................
C. Kedudukan Sunnah dalam Syariat Islam ......................
1 Dalil-Dalil Untuk Mengikuti Sunnah
.
2 Dalil Hadits yang Memerintahkan Kita Mengikuti
Sunnah ....................................................................
D. Fungsi Sunnah Terhadap Al-Qur‟an .............................
E. Otoritas Hadits Sebagai Sumber Hukum Islam .............
F. Perbedaan Al-Qur‟an dan Hadits sebagai Sumber
Hukum ...........................................................................
G. Sejarah Perkembangan dan Kodifikasi Sunnah
1 Perkembangan Hadits Pada Masa Rasulullah Saw
.
8
2 Perkembangan Hadits Pada Masa Sahabat
3 Perkembangan Hadits Pada Masa Tabi‟in
BAB IJTIHAD .................................................................................
IX
A. Pengertian Fungsi dan Kedudukan Ijtihad ....................
1 Pengertian Ijtihad ...................................................
9
PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah Ta‟ala, Tuhan Pencipta Alam Semesta. Berikut
shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabat-sahabatnya.
Kewajiban setiap mahasiswa selaku intelektual muda Muslim terletak pada
pembentukan watak, mental, karakter, dari mahasiswa statis menjadi mahasiswa
dinamis, sesuai dengan tuntunan dan dinamika ajaran Islam. Pengungkapan tentang
kebenaran dan kebesaran ajaran Islam harus dilaksanakan secara meluas dan
mendalam dengan cara tekhnik yang penuh hikmah serta pesan-pesan yang bijak. Hal
ini sangat penting dikesinambungkan secara terus menerus agar misi Islam sebagai
rahmatan lil „alamin benar-benar dapat terpelihara dalam seluruh sendi kehidupan.
Islam sebagai sebuah agama tidak habis-habisnya dibahas karena
beberapa hal, pertama, Islam mencakup persoalan yang sangat luas, seluas bumi dan
langit,dan semua isinya, dan semua yang ada diantaranya. Malah, Islam bukan saja
berbicara tentang bumi dan langit tetapi juga tentang pencipta-Nya, Dengan cakupan
seperti itu maka wajar jika agama Islam menjadi sumber sekaligus objek kajian yang
tidak akan pernah habis sepanjang masa.
Islam sebagai sebuah agama wahyu, Islam mewakili kehendak Allah
Swt Bagi manusia. Islam menjadi semacam “perpanjangan tangan” Tuhan bagi para
pencipta-Nya. Dengan demikian, maka Islam merupakan fenomena ketuhanan
(ilahiyah) dan pada saat yang sama juga merupakan fenomena kemanusiaan
(insaniyah). Ini membuat range (persoalan) keagamaan menjadi sedemikian panjang.
Jika persoalan keagamaan ini dibiarkan sebagai sebuah garis vertikal maka salah satu
ujungnya berada di alam ketinggian, terselubung didalam misteri alam ilahiyah; lalu
ujung lainnya berada dialam dunia insaniyah yang rendah, meskipun juga tidak kalah
misteriusnya. Orang bisa saja berbicara tentang Islam dengan memfokuskan
perhatiannya pada titik manapun dalam kontinum garis vertikal itu.
10
Islam dipahami, ditafsirkan, dianut, dan diamalkan oleh umat manusia,
pada saat itu pula ia menjadi terikat oleh konteks sejarah kemanusiaan. Islam di sini
menjadi bagian dari sejarah yang mengitarinya. Islam menjadi bagian dari rasa
ketuhanan dan kepatuhan manusia; Islam menjadi objek rasa ingin tahu manusia;
Islam menjadi objek dari berbagai keterbatasan manusia. Lalu, dalam segala
kompeksitas manusia dalam memahami dan mengamalkan agamanya itu, sejarah
menjadi satu faktor yang sangat menentukan pula. Pada tataran ini Islam berinteraksi
dengan sejarah dan interaksi ini dapat menghasilkan aneka konfigurasi.
Begitulah fenomena penafsiran keagamaan berkembang, bervariasi
dan membentuk bermacam-macam kecendrungan. Jika kembali menggunakan
ilustrasi garis vertikal yang disebut di awal maka ada dua titik ujung-Tuhan dan
manusia- yang menjadi semacam pembatas bagi kecendrungan dalam menafsirkan
agama. Maka tidak mengherankan kalau banyak yang menganut pandangan bahwa
agama adalah sepenuhnya milik Tuhan. manusia juga terkadang begitu durhakanya
sehingga tidak melihat adanya relasi antara agama dan Tuhan. Ini misalnya, mewujud
dalam pandangan Karl Marx yang meyakini bahwa agam tidak lebih dari ilusi
manusia tertindas.
Membicarakan problem studi Islam di perguruan tinggi, setidaknya
terdapat sebuah pertanyaan yang perlu direnungkan bersama-sama adakah alam dikaji
sebagai obyek keilmuan sebagaimana disiplin ilmu yang lain, ataukah Islam dijadikan
rujukan pandangan hidup ataupun akidah untuk mempelajari dan menjalani
kehidupan? Yang ideal mestinya kedua aspek itu diintegrasikan manjadi satu
pendekatan yang utuh sekalipun pada prakteknya banyak kendala yang harus
diselesaikan karena setiap pilihan yang diambil akan berimplikasi pada metodologi
serta target akhir yang hendak dicapainya.
Dengan demikian, dosen agama Islam diperguruan tinggi dituntut
berijtihad menemukan metode yang tepat, bagaimana Islam diajarkan sebagai obyek
kajian ilmiah namun sekaligus mata kuliah Pendidikan Agama Islam memiliki tugas
11
pendidikan untuk membantu mahasiswa tumbuh menjadi sarjana yang berakhlak
mulia, relijius, dan memahami dasar-dasar ajaran Islam.
Dari semua agama yang ada di dunia ini, Islam adalah satu-satunya
agama samawi yang benar dan diridhai oleh Allah Swt, untuk dijadikan sebagai
pedoman hidup manusia hingga akhir zaman. Sebagai agama yang diharapkan
menjadi tuntunan hidup, Islam telah sempurna dan mencakup segala sesuatu yang
dibutuhkan oleh manusia.
Adapun yang dimaksud dengan sempurna adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan kehidupan manusia, telah diatur dalam Islam, baik yang terkait
dengan urusan dunia maupun akhirat. Hal ini tertuang dalam al-Qur‟an dan hadits
yang merupakan sumber utama pedoman hidup umat Islam, sehingga tidak ada alasan
untuk tidak menjadikan keduanya sebagai sumber rujukan dalam menghadapi
permasalahan hidup. Sebagai agama yang sempurna, Islam mengatur semuanya,
mulai dari hal-hal terkecil, seperti ketika masuk ke kamar mandi harus berdo‟a dan
mendahulukan kaki kiri, sehingga permasalahan yang berkaitan dengan negaa dan
pemerintahan.
Dari uraian-uraian yang tersaji didalam tulisan ini diharapkan setiap
mahasiswa nantinya mampu mengetahui dan memahami sejarah bagaimana Allah
SWT menciptakan alam semesta ini berikut dengan segala kehidupan makhluk-
makhluk didalamnya, hingga penciptaan manusia sebagai khalifahNya dimuka bumi
berikut kepentingannya terhadap agama.
Sebagai penulis, kami berharap mudah-mudahan tulisan ini nantinya memberi
manfaat kepada diri kami pribadi dan juga mahasiswa Universitas Islam Sumatera
Utara ( UISU) Medan
Akhir kata, karena keterbatasan ilmu yang dimiliki, pastinya tulisan ini
mempunyai kekurangan dan kelemahan-kelemahan. Oleh sebab itu saran dan kritik
dari seluruh pembaca sangatlah penulis harapkan demi penyempurnaannya. Semua
yang benar dalamtulisan ini datangnya dari Allah SWT serta kesalahan dan
kekurangan merupakan keterbatasan penulis.
12
BAB I
ALAM MESEMES
A. Pengertian Alam Semesta.
Alam semesta didefinisikan antara lain adalah segala sesuatu yang ada pada
diri manusia dan juga diluar dirinya (tanpa diketahui batas-batasnya) yang
merupakan suatu kesatuan sistem yang unik dan misterius. (Depag RI, 2001: 5)
(http://islamcssains.Blogspot.co.id/ 2013/01)
13
semesta ini “tidak ada”? Pertanyaan ini jelas menyiratkan, dalam kata-kata Arthur
Eddington, adanya fakta “yang tidak menguntungkan secara filosofis” (tidak
menguntungkan bagi kaum materialis), yaitu adanya „Sang Pencipta‟. Athony
Flew, seorang filsuf atheis terkenal, berkomentar tentang hal ini sebagai berikut:
“Banyak ilmuwan, yang tidak secara buta terkondisikan menjadi atheis, telah
mengakui keberadaan Yang Maha Pencipta dalam penciptaan alam semesta. Sang
Pencipta pastilah „Dia‟ yang menciptakan zat dan ruang/waktu, tetapi „Dia‟ tidak
bergantung pada ciptaannya. Seorang ahli astro-fisika terkenal bernama Hugh
Ross mengatakan: „Jika waktu memiliki awal yang bersamaan dengan alam
semesta, seperti yang dikatakan teorema-ruang, maka penyebab alam semesta
pastilah suatu wujud yang bekerja dalam dimensi waktu yang benar-benar
independen dari/dan telah ada sebelum dimensi waktu kosmos‟. Kesimpulan ini
sangat penting bagi pemahaman kita tentang siapakah Tuhan, dan siapa atau
apakah yang bukan Tuhan. Hal ini mengajarkan bahwa Tuhan bukanlah alam
semesta itu sendiri, dan Tuhan tidak berada di dalamnya. Zat dan ruang/waktu
diciptakan oleh Yang Maha Pencipta, yaitu „Dia‟ yang terlepas dari gagasan
tersebut. Sang Pencipta adalah “Allah”, „Dia‟ adalah Raja di surga dan di bumi..
Allah memberi tahu bukti-bukti ilmiah ini dalam Kitab-Nya yang „Dia‟ turunkan
kepada kita manusia empat belas abad lalu untuk menunjukkan keberadaanNya.
(Harun Yahya, text right, 2004)
Menurut pendapat Haidar Putra Daulay, dalam pandangan Islam, alam
semesta berasal dari tidak ada menjadi ada. “Allah Swt” lah yang
mengadakannya, karena itu Allah Swt disebut “Khaliq” dan alam semesta ini
disebut dengan “makhluk”. ( Daulay, 2014; 23-24)
Terkait hal itu, Haidar Putra Daulay merujuk kepada beberapa firman Allah
Swt seperti tertera dibawah ini;
14
Artinya:“Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu
hanyalah berkata; ”Jadilah” maka terjadilah ia”. (QS.Yaasin: 82)
Artinya:“„Dia‟ lah yang telah menjadikan bumi itu mudah bagimu, maka
berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian rezeki-Nya. Dan
hanya kepada-Nya lah kamu kembali setelah dibangkitkan”. (QS. Al-Mulk: 15)
15
Albert Einstein juga mengatakan tentang Allah, yakni:“ God reveals Himself in
16
paling bertanggung-jawab untuk menjaga keseimbangan alam adalah manusia,
karena kedudukannya sebagai „khalifah‟ dimuka bumi.
17
sebagaimana yang ditulisoleh George Politzer dalam bukunya Principes
Fundamentaux de Philosophia. Dimana dalam bukunya itu, ia mengatakan bahwa
alam semesta bukanlah sesuatu yang diciptakan . Sebab jika alam diciptakan maka
sudah pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan. Pandangan
kaum materialis tersebut tentu saja berseberangan dengan Islam, karena didalam
Alquran disebutkan ayat yang membahas penciptaan tentang alam ini
sebagaimana firman Allah Swt ;
Artinya :”dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang
menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah:
"Maka Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika
Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaKu, Apakah berhala-
berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak
memberi rahmat kepadaKu, Apakah mereka dapat menahan rahmatNya?.
Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". kepada- Nyalah bertawakkal orang-orang
yang berserah diri.”(QS.Az-zumar.A 38)
18
Artinya:“Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman.” (QS.Al-
anbiyaa‟A:30) .
19
Artinya: “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan
sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa”. (QS.Adz-dzaariyaat.A : 47)
Artinya: “Kemudian “Dia” menuju kepada penciptaan langit dan langit itu
masih merupakan asap, lalu “Dia” berkata kepadanya dan kepada bumi:
"Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau
terpaksa". Keduanya menjawab:"Kami datang dengan suka hati".
(Q.S.Fushshilat A: 11)
20
Dr.Maurice Bucaille mengatakan, sains memberitahu kepada kita bahwa
jika kita mengambil contoh (satu-satunya contoh yang sudah mungkin diketahui)
dari pembentukan matahari dan bumi, maka prosesnya itu melalui kondensasi
nebula (kelompok gas) beserta perpecahannya. Secara jelas, ini sesuai dengan
Firman Allah Swt seperti dikemukakan di atas, dimana proses awalnya berupa
asap samawi, lalu berubah menjadi kumpulan gas, kemudian gas tersebut pecah.
Artinya, disini juga kita dapatkan persatuan yang sempurna antara penjelasan Al-
quran dan sains. Lebih lanjut lagi, Dr.Maurice Bucaille menuliskan bahwa
tampak kesesuaian antara wujudnya asap pada permulaan terciptanya kosmos,
yaitu asap yang digambarkan oleh Aluran untuk menunjukkan gas yang banyak
dalam materi yang menjadi asal kosmos, dengan asap konsep sains modern
tentang nebula primitif (kelompok gas asli). Sekaligus pernyataan tersebut
menunjukkan bahwa penciptaan langit mengalami dua massa, yaitu terjadinya
Artinya: “Maka, Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan, Kami hiasi langit yang dekat
dengn bintang-bintang yang cemerlang serta Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui”. (Q.S. Fushilat A: 12)
Sebagai salah-satu upaya kita untuk memahami dengan tepat apa yang
dimaksud oleh Allah Swt dengan arti “Islam” itu, sebenarnya kita perlu mengulas
21
kembali proses terciptanya alam semesta ini berikut sifat-sifat dan ciri-ciri yang
dimiliki „alam secara keseluruhan. Apakah sifat „alam sudah berlaku sejak
terciptanya, walaupun sebahagian manusia tidak menyadarinya? Ataukah karena
berlaku tanpa keterlibatan kemauan manusia? ( Suhaili, 1975: 9).
Untuk itu, mari kita teliti salah-satu ayat berikut dibawah ini:
Artinya :”. Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa
yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan,
binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? dan
banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. dan Barangsiapa
yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang memuliakannya.
Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (Al-Hajj.A:18)
Dengan melihat ayat tersebut diatas, dapat difahami bahwa seluruh alam
ini, dari benda-benda langit, yaitu matahari, bulan, dan bintang-bintang, sampai
kepada isi bumi, gunung-gunung, flora dan fauna telah sujud kepada Allah.
Dengan demikian tampak sebagai korelasinya terhadap arti “Islam” adalah kata
“sujud” yang berarti merupakan sifat atau tabiat seluruh isi „alam terhadap Allah.
Sifat atau tabiat dimaksudkan adalah merupakan pengakuan “pasrah” atau
“patuh” kepada ketentuan hukum atau sistem nilai yang tetap, konsisten dan
terpadu, sehingga semuanya berjalan secara teeratur dan sangat harmonis. Oleh
karenanya, dapat disimpulkan bahwa “Islam” artinya “pasrah” atau “patuh”
kepada Allah Swt.(Imaduddin,2002; 4)
Pengertian pengakuan “pasrah‟ atau „patuh” kepada Allah Swt tersebut
diperkuat oleh ayat berikut ini;
22
Artinya: “Apakah selain agama Allah yang mereka cari, padahal kepadaNya
telah Islam segala sesuatu yang ada dilangit dan dibumi dengan tenang atau
terpaksa, dan kepada-Nya semua akan dikembalikan.” (Q.S. Ali Imran A: 83).
Selanjutnya, kelihatan bahwa ayat diatas menjelaskan 3 (tiga) hal, yakni:
1. Tunduk dan patuh atau „Islam‟ nya seluruh jagad raya kepada Allah ialah
berdasarkan dekrit-Nya, namun telah diterima oleh alam ini dengan patuh
(tha‟at). Sejak terciptanya alam ini, ketika bumi, matahari, bulan dan bintang
belum berbentuk, yakni masih merupakan particles (zarrah) yang bertaburan
(gas), mereka sudah Islam kepada Allah, tanpa kecuali.
2. Menurut Alquran, pada mulanya alam ini berbentuk gas, sama dengan teori
alam semesta yang diakui di zaman modern ini (Big Bang Theory atau
Expanding Universe) yang baru ditemukan pada tahun 1929 oleh Edwin
Hubble.
23
Dengan adanya kemerdekaan untuk menentukan pilihan itulah baru kita
mengerti mengapa Allah Swt pantas menciptakan „Jannah‟ dan „Neraka‟, dan
kehidupan didunia ini tiada lain melainkan masa untuk menguji manusia. Atau
juga dengan adanya „kemerdekaan‟ itulah baru dapat diterima akal kita
mengapa ada manusia yang baik ataupun jahat. Atau dengan istilah lainnya,
dapat dikatakan bahwa tanpa adanya „kemerdekaan‟ yang diberikan Allah Swt,
maka manusia akan sama dengan hewan (tiada mungkin dinilai apakah ia baik
atau jahat).
C. Alam Semesta Berjalan Menurut Peredaranya Masing-Masing
Segala sesuatu ciptaan Allah diawali dengan ketiadaan kemudian baru ada.
Dari ketiadaan itu menjadi ada diawali dengan adanya masa awal. Dan kemudian
sifat alam ini tidak kekal, karena itu mempunyai masa akhir. Masa awal sesuatu
diawali pada saat keberadaannya, sedangkan masa akhirnya pada saat ketidak
adaannya. (Daulay,2014:2
Sebagaimana firman Allah Swt yang berbunyi:
Artinya: “Semua yang ada di bumi ini akan binasa. Dan tetap kekal wajah
„Tuhan‟ mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (Q.S.ar-Rahman: 26-27)
24
gangguan di alam. Sebagai contoh, berkurangnya populasi ular di sawah akan
mengakibatkan populasi tikus meningkat tajam sehingga merusak hasil pertanian.
Adapun contoh proses keseimbangan lainnya yang terjadi di alam semesta yakni
seperti siklus air. Jumlah air yang menguap ke udara sama dengan jumlah air
hujan yang turun, sehingga jumlah air di bumi senantiasa tetap.
Menurut sebuah penelitian, diperkirakan dalam satu detik, ada sekitar 16
juta ton air menguap dari bumi atau sekitar 513 triliun ton air per tahun. Dan
ternyata, jumlah air yang turun ke bumi juga sejumlah air yang menguap
tersebut.( Susanto,2012; 61-62)
Khusus dalam hal ini, Allah Swt berfirman:
Artinya: “Maha Suci Allah yang telah menciptakan semuanya berpasang-
pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi, dari diri mereka sendiri,
maupun dari apa yang tidak mereka keahui”. (Q.S. Yaasin.A: 36)
25
Artinya :”dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah
malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, Maka dengan serta merta mereka
berada dalam kegelapan.” (QS.Yasin.A: 37
Artinya:”Dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti
bahtera itu.„ (Q.S.Yaasin.A: 42).
Ayat diatas sebahagian dari ayat-ayat yang berkenaan dengan hukum alam
yang telah ditetapkan oleh Allah Swt di alam ini, dan hal itu berlaku secara pasti
dan tidak berubah menurut ketentuan yang juga ditetapkan-Nya. Kiranya itu
pulalah yang dipelajari oleh ummat manusia sehingga bisa memahami dan
menguasainya. Dengan penguasaannya terhadap hukum alam semesta itu maka
jadilah manusia menguasai alam, atau bukan lagi alam yang menguasai manusia.
Penguasaan manusia terhadap alam semesta memang telah diprogram Allah Swt
sedemikian rupa dikarenakan manusia telah dirancang dan didesain sebagai
khalifahNya dimuka bumi. Sebagaimana firman Allah Swt;
26
Artinya :”ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:
"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."." (Al-
Baqarah.A:30)
Maka dari keseluruhan paparan yang telah disampaikan diatas kiranya kita
dapat mengambil kesimpulan, yakni: “bahwa di alam ini terdapat ayat-ayat dan
tanda-tanda yang tersebar disegala tiap penjurunya, yang menunjukkan akan
kekuasaan serta keagungan-Nya‟ (RububiyahNya)”.
“Lentera alam semesta yang kita yakini dan kita lihat berjalan secara kontinu
ini, tunduk kepada suatu sistem yang menyeluruh dan undang-undang yang tetap,
dimana menjadi saksi yang berbicara dengan sendirinya, bahwa “Penciptanya”
dan “Pengatur” urusan kesemuanya adalah “Penguasa Yang Maha Agung” yang
mempunyai kekuasaan dan kekuatan yang sangat maha besar, serta tidak satupun
yang ada di dalam alam semesta ini yang keluar dari pengaruh ke-kuasaan-Nya”.
27